Daftar Isi
A. Nama Perang
3
Perang ini cukup unik karena punya dua nama sekaligus, yaitu Perang
Ahzab dan Perang Khandaq.
Disebut Perang Ahzab yang bermakna gabungan dari banyak hizb yang
menjadi satu, karena pada perang ini semua pihak yang bermusuhan dengan
kaum muslimin bersatu padu. Nama Ahzab ini juga menjadi nama surat di
dalam Al-Quran, yaitu surat ke-33 dan memang banyak menyinggung hal-hal
yang terkait dengan perang Ahzab.
ُ ُ َ
ُ ُ َ َ ُ َّ َ َ َ َ ُ ُ َ َ ُ َّ َ َ َ َ َ َ ََٰ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ ُ ْ ُ ْ م َ َّ َ َ
ولما رأى المؤ ِ نون الأحزاب قالوا هذا ما وعدنا اَّلل ورسوله وصدق اَّلل ورسوله
Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang
bersekutu itu, mereka berkata: "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya
kepada kita". Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. (QS. Al-Ahzab : 22)
4
Sedangkan disebut Perang Khandaq yang berarti parit, karena strategi
bertahan yang digunakan oleh Nabi SAW berupa galian parit yang
memanjang sejauh beberpa kilometer. Parit atau khandaq ini tercatat
sebagai strategi yang belum pernah dikenal sebelumnya di tanah arab.
B. Waktu
1. Pendapat Jumhur : Tahun Kelima
Hampir seluruh ulama ahli tarikh sepakat bahwa Perang Khandak ini
terjadi pada bulan Syawwal tahun kelima hijriyah. Dua bulan setelah Perang
Bani Musthaliq, menurut pendapat yang paling rajih, dengan diselingi
peristiwa tersebarnya fitnah keji yang menimpa ibunda mukminin Aisyah
dalam kasus Haditsul Ifki.
Sementara pendapat lain misalnya Al-Waqidi di dalam klitab Al-Maghazi 5
mengatakan Perang Khandaq ini terjadi pada Hari Selasa, tanggal 8 bulan
DzulQa’dah tahun kelima hijriyah1. Sedangkan Ibnu Saad dalam Thabaqatnya
menyebutkan hasri dimana pasukan musuh dihancurkan adalah pada hari
Rabu bulan Dzulqa’dah tahun kelima hijriyah2.
2. Pendapat Lain : Tahun Keempat
Sedangkan pendapat lain ada yang mengatakan peristiwa itu terjadi pada
tahun keempat. Di antara yang mengatakan demikian adalah Az-Zuhri, Malik
1 Al-Maghazi, 2/440
2 Ath-Thabaqat, 2/65
bin Anas dan Musa bin Aqabah, sebagaimana disebutkan dalam Al-Bidayah
wa An-Nihayah.3
Namun pendapat ini sebenarnya tidak berbeda, kecuali dari cara 6
menghitungnya saja. Nabi SAW tiba di Madinah bukan di awal tahun hijriyah
tetapi di bulan ketiga yaitu bulan Rabiul-Awal. Namun mereka baru mulai
menghitung tahun pertama sembilan bulan kemudian, yaitu bulan
Muharram tahun depan. Sehingga sembilan bulan itu tidak mereka hitung.
Dan kalau seperti cara menghitungnya, benar bahwa Perang Khandaq itu
terjadi pada tahun keempat.
Namun cara menghitung seperti kurang lazim digunakan oleh
kebanyakan ulama. Mereka umumnya tetap menghitung bulan dimana Nabi
SAW tiba di Madinah yaitu bulan Rabiul Awal itu sebagai tahun pertama.
A. Diotaki Yahudi
Yang jadi otak perang Ahzab ini sebenarnya kelompok Yahudi Madinah,
yang semakin hari semakin merasa gerah dan blingsatan dengan
perkembangan kemajuan kaum muslimin. Mereka selalu memikirkan
bagaimana caranya memukul kaum muslimin dengan meminjam tangan
orang lain. Sebab kalau harus berhadap-hadapan langsung, nyali mereka
yang tidak seberapa itu memang tidak siap.
Setelah berhasil diusir dari Madinah, nampaknya kelompok Yahudi Bani
Nadhir masih sakit hati dan menyimpan dendam kesumat yang tidak
tertahankan. Mau melawan secara senjata, kalah jumlah, juga kalah
peralatan, sekaligus kalah mental. Maka yang mereka lakukan adalah
8
mencari-cari kesempatan melakukan serangan dengan membayar kelompok
Arab non muslim yang memang mudah diprovokasi untuk angkat senjata.
Ketika diusir dari Madinah, Yahudi Nabi Nadhir ini rupanya ditampung
oleh sesama Yahudi di beberapa wilayah yang terpisah. Sebagiannya pergi
ke Khaibar, wilayah yang memang banyak komunitas yahudinya, selain juga
wilayah subur penghasil kurma.
B. Menjalin Kekuatan
1. Musyrikin Mekkah
Langkah awalnya dimulai oleh beberapa orang dari Bani Nadhir dan dari
Bani Wa'il pergi mendatangi kaum Quraisy di Makkah. Mereka mengajak
kaum Quraisy untuk memerangi Nabi. Mereka adalah seperti Sallam bin abil
Huqaiq, Hayyi bin Akhtab, Kinanah bin abil Huqaiq, Hauzah bin Qais al-Wa’iliy
dan Abu Ammar al-Wa’iliy.
9
Padahal kaum Quraisy sudah pernah mencobanya, menyalakan api
peperangan, tetapi mereka kalah dan jera, lalu meninggalkannya. Utusan
kaum Yahudi menggambarkannya sebagai sesuatu yang indah dan mudah
dilakukan dan mereka mengatakan: "Kami pasti akan ikut bersama kalian,
sehingga kita dapat menghabiskan musuh hingga ke akar-akarnya."
Ucapan ini membuat kaum Quraisy tersanjung dan dengan penuh
semangat mereka menyambut ajakan kaum Yahudi. Mereka juga
meyakinkan kaum Quraisy dengan mengatakan, “Agama kalian itu lebih baik
daripada agama Muhammad.”
Tentang orang-orang inilah, Allah SWT berfirman
ُ َ
ُ َ َ َ َّ َ ُ ُ َ َ ُ َّ َ ْ ْ َ ُ ْ ُ َ ْ َ ً َ ُ َ َّ َ َ َ ْ َ
وت ويقولون ِلل ِذين كفروا ِ اب يؤ ِمنون ِب
ِ الجب ِت والطاغ ِ ألم تر ِإلى ال ِذين أوتوا ن ِصيبا ِمن ال ِكت
ً َ ُ َ َ َّ َ َٰ َ ْ َ َ ُ ََٰ
اء أهدى ِمن ال ِذين آمنوا س ِبيلا ِ هؤل 10
Apakah kamu tidak memperthatikan orang orang yang diberi bagian dari
kitab, mereka mengimani sesembahan selain Allah dan thagut, serta
mengatakan kepada orang kafir(musyrik Mekah) bahwa jalan mereka
lebih benar dari pada orang orang beriman. (QS. An-Nisa’:51)
2. Melebar ke Ghatafan
Kemudian berangkatlah delegasi tersebut mendatangi Ghathfan dan
mengajak mereka untuk rencana tersebut. Delegasi itu berkeliling ke
perkampungan suku-suku Arab dan memaparkan rencana penyerangan
Madinah dan persetujuan Quraisy terhadap rencana tersebut.
Kesepakatan militer tersebut akhirnya sempurna. Suku Quraisy, warga
Yahudi dan Suku Ghathfan merupakan anggota utamanya. Mereka sepakat
untuk beberapa persyaratan; di antaranya yang terpenting adalah:
11
Pertama : Suku Ghathfan bergabung pada Jaisyul Ittihád (Pasukan
Gabungan) atau Askarul Hulafo (Pasukan Sekutu) dengan 6.000 prajurit.
Kedua : Warga Yahudi membayar kepada Suku Ghathfan seluruh hasil
panen kurma Khaibar dalam waktu satu tahun.
3. Penggabungan Dua Kekuatan
Ibnu Ishaq menyebutkan bahwa jumlah pasukan sekutu adalah sepuluh
ribu pasukan yang terdiri dari kaum musyrik Quraisy, qabilah Gathafan
beserta qabilah-qabilah yang ikut bergabung bersama mereka.
Oleh karena pasukan orang-orang kafir ini terdiri dari berbagai kelompok,
maka peperangan ini disebut juga dengan perang Ahzab (beberapa
kelompok).
12
Komando tertinggi dipegang oleh Abu sufyan. Sementara pasukan kaum
Muslimin hanya berjumlah tiga ribu saja dan bisa jadi jumlah musuh melebihi
jumlah seluruh Madinah kala itu. Suku Quraisy mengumpulkan 4.000 prajurit
dan Suku Ghathfan 6.000 prajurit, sehingga jumlah keseluruhan adalah
10.000 prajurit. Pasukan dipimpin oleh Abu Sufyan.
Bab 3 : Pihak Muslimin
َ ْ َ َ ْ َ َ َْ ْ ْ ّ َ َ َََْ ًَ ْ َ ََْ
َ
فأن ِزلن س ِكينة علينا وثبت الأقدام إن لاقينا 22
َ َ
ََْ ً َ ْ ُ َ ْ َ َََْ ْ ََ ّ
إنا الألى قد بغوا علينا و ِإن أرادوا ِفتنة أبينا
اج َر ِة َ ُهّللا إَّن ُه َلا َخ ْي َر إَّلا َخ ْي ُر الآخ َرة َف َبار ْك في الأَ ْن َصار َو ْال ُم
ه َُّ
َّ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
Ya, Allah sesungguhnya tiada kebaikan kecuali kebaikan akhirat maka
berikanlah berkah kepada kaum Anshar dan Muhajirin[9]
F. Penyelesaian Penggalian
Karena keikut-sertaan seluruh kaum muslimin Madinah yang dengan
serius dan sungguh-sungguh bekerjanya, akhirnya dalam waktu singkat
penggalian parit sepanjang 5 km itu bisa diselesaikan. Beberapa pengamat
sejarah menyebutkan penggalian bisa dikebut dalam waktu enam hari.
Namun sebagian lain mengatakan bahwa waktu penggalan jauh lebih lama
dari itu, yaitu sekitar 24 hari.4
24
Sehingga ketika tiba saatnya pasukan Ahzab tiba di Madinah pada 31
Maret 627 Masehi, mereka dikejutkan dengan parit-parit yang mengelilingi
wilayah utara hingga selatan kota Madinah.
Pasukan sekutu tidak mampu menembus parit yang telah dibuat kaum
Muslimin. Selama 27 hari mencari cara untuk menembusnya, akhirnya
mereka menyerah.