Anda di halaman 1dari 8

NAMA: DILLA PUSPITA

Prodi: PGMI 2 B

Dosen: Khairul Fahmi, M.Pd.I

PERANG KHANDAQ

A. PENDAHULUAN

Perang Khandaq mendeskripsikan bagaimana sikap nabi dan kaum Muslimin pada
menghadapi pertempuran melawan kaum Quraisy yang memiliki pasukan yang sangat
akbar yaitu kurang lebih 10.000 pasukan. Perang ini merupakan sebuah ujian bagi kaum
Muslimin yang sangat berat, dimana belum pernah mengalami hal yang sama
sebelumnya. Perang Khandaq mengantarkan kaum Muslimin untuk berfikir kritis serta
inovatif pada menghadapi pasukan musuh yang begitu besar jumlahnya. ilham
cemerlang muncul dari sahabat nabi bernama Salman al-Farisi yang berpendapat buat
menggali sebuah parit yang dapat dijadikan menjadi benteng pertahanan kaum Muslimin.
kesepakatan tesebut disetujui seluruh pihak, dan menggunakan semangat juang yang
tinggi Rasulullah serta para teman bekerja keras menggali parit buat benteng pertahanan.
Pertempuran berlangsung dan kaum Quraisy terbelalak menggunakan apa yang ada
pada hadapannya yaitu sebuah parit yg dipergunakan kaum Muslimin menjadi seni
manajemen perang. di akhir peperangan kaum Muslimin menerima kemenangan dengan
bertahan di kota Madinah dan kaum Quraisy mundur menggunakan sendirinya tanpa
membawa kemenangan. sesuai latar belakang persoalan, peneliti tertarik buat melakukan
penelitian yang berjudul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK dalam PERANG
KHANDAQ.”

Pertama, Nu'Aim bin Mas'ud menghadap kepada suku Bani Quraidah, kemudian
menemui pembesar kafir Quraisy menyampaikan pendapat kepala suku Bani Quraidah.
Abu Sufyan segera merencanakan penyerangan kota Madinah secara serentak pada hari
Sabtu. tetapi, bagi Bani Quraidah, hari Sabtu merupakan hari yg terlarang buat
berperang. Abu Sufyan pun mengancam akan menyerang pulang Bani Quraidah Jika
mereka tidak mau bersekutu, tetapi kepala suku Quraidah tetap di pendiriannya yang
menyebabkan penyerangan atas kota Madinah pun batal. Pasukan kafir yg telah usang
tinggal pada kemah darurat pun terkena penyakit malaria ketika menunggu pada
seberang parit. sebab, cuaca kota Madinah yang sangat dingin serta tidak bersahabat.
dalam surat Al-Ahzab ayat 9, Rasulullah SAW bermunajat selama 3 hari dan turunlah
ayat tadi. Kaum muslimin pun berhasil memenangkan perang tadi atas diterimanya
munajat Rasulullah SAW. Allah SWT mengirimkan kemenangan menggunakan
sendirinya, yaitu dengan cara mengirimkan tentara malaikat serta angin kencang
yang1menggusur perkemahan pasukan adonan Quraisy serta Yahudi sebagai akibatnya
mereka lari tergopoh-gopoh.2
۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ‫وا ْٱذ ُكر‬
‫ُوا نِ ْع َمةَ ٱهَّلل ِ َعلَ ْي ُك ْم ِإ ْذ َجٓا َء ْت ُك ْم ُجنُو ٌد فََأرْ َس ْلنَا َعلَ ْي ِه ْم ِري ًح==ا َو ُجنُ==ودًا لَّ ْم ت ََروْ هَ==ا ۚ َو َك==انَ ٱهَّلل ُ بِ َم==ا‬ َ
ُ
ِ َ‫تَ ْع َملونَ ب‬
‫صيرًا‬

adalah: "Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang sudah
dikurniakan) kepadamu ketika tiba kepadamu tentara-tentara, kemudian Kami kirimkan
pada mereka angin topan serta tentara yang tidak bisa engkau melihatnya. serta
merupakan Allah Maha Melihat akan apa yang engkau kerjakan." (QS. Al-Ahzab:
9)dengan pulangnya pasukan Quraisy mengindikasikan bahwa perang Khandaq sudah
usai. Rasulullah SAW serta para sahabat merasa lega bisa mengundang musuh tanpa
wajib berperang

B. PEMBAHASAN

1. SEBAB TERJADINYA PERANG

Menurut pendapat sebagian besar ulama, termasuk Ibnu Ishaq, Al-Waqidi dan para
pengikutnya, perang Al-Ahzab terjadi pada bulan Syawal tahun 5H. 299 Sedangkan
menurut Az-Zuhri, perang Malik bin Anas dan Musa bin Uqbah terjadi pada tahun ke
4300. Sebenarnya tidak ada perbedaan antara kedua pandangan tersebut, dan mereka
yang mengira perang terjadi pada tahun ke 4 memang demikian karena mereka Tanggal
dihitung dari bulan Hijriah setelah hijrah dan tidak termasuk bulan-bulan sebelumnya,
sampai bulan Rabi'ul Awal, maka perang Menurut mereka, perang Badr terjadi pada
tahun pertama, perang Uhud pada tahun kedua tahun, dan Khandaq Perang terjadi pada
tahun keempat. Hal ini bertentangan dengan pendapat jumhur yang menyatakan bahwa
penanggalan hiriyah dimulai dengan bulan Hijriah pada tahun hijrah Nabi. Jadi
pertempuran Khan Daq terjadi pada tahun ke-5 Hijriah, para sejarawan tidak membuat
perbedaan.Namun Ibnu Hazim memiliki pandangan yang berbeda, meyakini bahwa jarak
antara perang Uhud dan perang Kandagh hanya sekitar satu tahun. Perang sudah terjadi.
15 tahun. Namun, Al-Baihaqi, Ibn Qayyim, Adz-Dzahabi, dan Ibn Hajar berkomentar
bahwa Ibn Omar baru berusia 14 tahun selama perang Uhud, sedangkan dia berusia 15
tahun selama perang Khandaq, yang konsisten dengan pendapat kebanyakan sejarawan.
Pertempuran Ahzab di Madinah adalah salah satu siklus perjuangan militer antara
1
Allah SWT mengirimkan kemenangan menggunakan sendirinya, yaitu dengan cara mengirimkan tentara
malaikat serta angin kencang, Quranpustaka, Tafsir Ibnu Katsir Surah Al-Ahzab:9
2
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Sirah Nabawiyah, Jakarta timur: Pustaka As-sunnah,2010 hal.545
Muslim dan Quraisy, dengan genderang yang ditabuh di kedua sisi. Jadi tidak perlu
mencari penyebab perang, tapi hal-hal yang dapat menyebabkan perang bisa dijelaskan
disini.

Perang Ahzab terjadi karena dipengaruhi oleh kegagalan kaum Quraisy membuka
jalur perdagangan ke Syam dalam perang Uhud. Mereka menimbulkan kerugian di pihak
Muslim dalam perang Uhud. Tapi mereka tidak bisa memusnahkan Muslim atau
memasuki negara mereka. Jalur perdagangan kaum Quraisy masih cukup rapuh, dan
aktivitas tentara Muslim pasca Perang Uhud, baik di Madinah maupun di pedalaman,
dapat menghapus jejak kekalahan mereka dalam Perang Uhud.Quraisy ingin melakukan
serangan besar-besaran untuk menghancurkan umat Islam di Madinah. Namun mereka
yakin bahwa mengandalkan kekuatan sendiri saja tidak dapat menyelesaikan tugas
tersebut. Mereka percaya bahwa jika Islam diserang oleh kekuatan yang bersatu atau
kelompok yang kuat di front yang sama, mereka akan dapat mewujudkan impian mereka.
Tokoh-tokoh Yahudi di semenanjung Arabia lebih menyadari pentingnya hal itu dari
pada yang lainnya. Oleh karena itu, mereka bersekongkol dengan kaum Musyrikin Arab
dalam memerangi Islam, dan hendak mengerahkan satu pasukan yang luar biasa
besarnya guna memukul kekuatan Muhammad dalam suatu peperangan yang dahsyat.
Kesempatan itu datang tatkala Rasul mengalahkan orang- orang Yahudi Bani Nadhir di
Madinah. Maka berangkatlah sejumlah pemimpin Yahudi menuju Khaibar, dan disana
mereka mulai membangun konsolidasi dengan orang-orang Quraisy dan kabilah- kabilah
yang lain, mengajak mereka untuk merebut kembali tanah kelahiran dan harta mereka di
Madinah. Demikianlah delegasi mereka keluar menuju Makkah diantaranya adalah
Sallam bin Abi Al-Haqiq An-Nadhiri dan Huyai bin Akhthab An-Nadhiri, laiu mereka
mengajak kaum Quraisy untuk memerangi kaum Muslimin dan mereka berjanji akan
bertempur bersama dan berdalih bahwa syirik (menyekutukan Allah) lebih baik dari pada
Islam.

Kemudian mereka keluar dari Makkah menuju Nejed untuk bersekutu dengan
kabilah Ghathafan yang besar untuk bersama- sama memerangi kaum Muslimin. Dengan
demikian, terbentuklah persekongkolan (Al-Ahzab) yang dimotori oleh orang-orang
Yahudi Bani Nadhir.Musa bin Uqbah menyebutkan bahwa delegasi Yahudi menjanjikan
kepada Ghathafan separuh hasil buah-buahan Khaibar, untuk menarik mereka supaya
ikut dalam persekongkolan tersebut. Tempat berkumpulnya tentara Quraisy dan sekutu-
sekutunya di Marru Dzahraan, yang letaknya sekitar 40 kilometer dari kota Makkah.
Adapun yang menghadiri persekutuan tersebut adalah sekutu mereka dari Bani Sulaim,
30 Kinanah, penduduk Tihamah, dan Al-Ahabisy. Kemudian mereka bergerak menuju
Madinah hingga sampai di tempat pertemuan sungai di daerah Ruumah antara Al- Jurf
dan Zaghabah. Sedangkan Ghathafan dan Bani Asad berhenti di Dzanbi Naqmah sampai
sisi Uhud. As-Suyuti mengatakan, kabilah- kabilah Nejed yang bersekutu, kebanyakan
mereka adalah pecahan. Perang Ahzab terjadi karena dipengaruhi oleh kegagalan kaum
Quraisy membuka jalur perdagangan ke Syam dalam perang Uhud.3 Mereka
menimbulkan kerugian di pihak Muslim dalam perang Uhud. Tapi mereka tidak bisa
memusnahkan Muslim atau memasuki negara mereka. Jalur perdagangan kaum Quraisy
masih cukup rapuh, dan aktivitas tentara Muslim pasca Perang Uhud, baik di Madinah
maupun di pedalaman, dapat menghapus jejak kekalahan mereka dalam Perang Uhud.
Quraisy ingin melakukan serangan besar-besaran untuk menghancurkan umat Islam di
Madinah. Namun mereka yakin bahwa mengandalkan kekuatan sendiri saja tidak dapat
menyelesaikan tugas tersebut. Mereka percaya bahwa jika Islam diserang oleh kekuatan
yang bersatu atau kelompok yang kuat di front yang sama, mereka akan dapat
mewujudkan impian mereka.

2. STRATEGI-STRATEGI PERANG KHANDAQ

Ketika secara serantak dari arah selatan mengalir pasukan yang terdiri dari Quraisy,
Kinanah dan sekutu-sekutu mereka dari penduduk Tihamah dibawah komando Abu
Sufyan. Jumlah mereka ada empat ribu prajurit. Abu sulaiman di Marr Azh-Zhahran juga
ikut bergabung bersama mereka sedangkan dari arah timur ada kabilah-kabilahGhathafan,
yang terdiri dari Bani Fazahan yang dipimpin Uyainah bin Hishn, Bani Murah yang
dipimpin Al-Harist bin Auf, Bani Asyja’ yang dipimpin Mis’ar bin Rukhailah, Bani
As’ad dan lainnya. Semua golongan tersebut bergerak kearah Madinah secara serentak
seperti yang telah disepakati sebelumnya. Dalam beberapa hari saja disekitar madinah
telah menjadi lautan pasukan musuh, jumlahnya mencapai 10.000 prajurit.

Jika pasukan itu melakukan serangan secara tiba-tiba dan serentak, maka sulit
dibayangkan apa yang akan terjadi dengan eksistensi kaum muslim. Tatapi model
kepemimpinan Madinah tak pernah terpejam sekejap pun. Segala faktor dipertimbangkan
secara masak dan segala gerakan tidak lepas dari pantauan. Sebelum pasukan musuh
beranjak dari tempatnya, informasi tentang rencana mereka telah terdengar di Madinah.

3
Abdullah Khairi,Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah, Jakarta: Pustaka As-sunnah,2015 hal.393
Berdasarkan informasi tersebut Rasulullah swa segera menyelengarakan majelis tinggi
permusyawaratan untuk menampung rencana pertahanan di Madinah. Setelagh berdiskusi
panjang diantara anggota majelis permusyawaratan mereka sepakat menlaksanakan
usulan yang disampaikan seorang sahabat yang bernama Salman Al-Farisi. Dia berkata “
wahai Rasulullah dulu jika kami orang-orang Persia sedang dikepung musuh, maka kami
membuat parit di sekitar kami”. Ini merupakan langkah yang bijaksana yang sebelumnya
belum dikenal orang-orang Arab. Maka Rasulullah dan para sahabat segera melaksanakan
rencana tersebut untuk mengali parit sepanjang empat puluh hasta. Pasukan Quraisy yang
berkekuatan 4.000 personil tiba di Mujtama’ul Asyal bilang Rumat tepatnya antara Juruf
dan Za’abah. Sedangkan kabilah Ghathafan dan penduduk Najd yang berkekuatan 4.000
personil tiba di Dzanab di dekat Uhud.

Rasulullah keluar rumah dengan kekuatan 3.000 personil. Dibelakang punggung


mereka ada gunung Sal’un dan dapat dijadikan pelindung. Sedangkan parit membatasai
posisi mereka dengan pasukan musuh. Madinah diwakilkan kepada Ibnu Ummi Maktum.
Para wanita dan anak-anak ditempatkan dirumah khusus sebagai pelindung bagi mereka.
Pada saat orang-orang musyrik yang hendak melancarkan serangan untuk menyerang
Madinah, ternyata mereka harus berhadapan dengan parit. Karena itu mereka
memutuskan untuk mengepung Madinah. Mereka hanya bisa berputar-putar didekat parit
dan terus menerus mencari titik lemah yang bisa dimanfaatkan. Sedangan kaum Muslim
terus mengawasi gerak-gerik mereka dan juga melontarkan anak panah agar mereka tidak
mendekati parit apalagi melewatinya ataupun menimbun parit untuk dijadikan jalan
penyeberangan. Ketika kaum Muslim sibuk mengatasi serangan dari kaum Quraisy,
ketika itu juga orang-orang Yahudi yang berada di Madinah bangkit untuk menyerang
orang-orang Muslim. Itu merupakan posisi yang sangat rawan yang pernah mereka hadapi
antara Kaum Muslim dan Yahudi Bani Quraizhah tidak ada penghalang sedikitpun
andaikan mereka menyerang dari belakang. Sementara itu didepan mereka terdapat
pasukan musuh yang tidak mungkin ditinggalkan. Sementara tempat penampungan
wanita dan anak-anak tidak jauh dari posisi Bani Quraizhah yang berkhianat, tanpa
pasukan penjaga.

Dalam situasi seperti itu kemudian ada seorang dari Ghathafan yang bernama
Nu’aim bin Mas’ud bin Amir Al Asyja’i yang menemiu Rasulullah seraya berkata
“Wahai Rasulullah sesungguhnya aku telah masuk islam. Sementara kaum ku tidak
mengetahui keislamanku ini. Maka peraintahkan kepadaku apa yang engkau kehendaki.”
“Engkau adalah orang satu-satunya” sabda beliau “berilah pertolongan kepada kami
menurut kesangupanmu karena peperangan ini adalah tipu muslihat.”Kemudian Nu’aim
bin Mas’ud bin Amir Al Asyja’i pergi memperdayai Bani Quraizhah dan kaum Quraisy
untuk menciptakan perpecahan diantara mereka dan usahanya pun berhasil, sehingga
Bani Quraizhah kembali memihak kepada kaum Muslim. Allah mendengar doa
Rasulullah dan kaum Muslim. Setelah muncul perpecahan di barisan orang-orang
musyrik dan mereka bisa diperdayai, Allah mengirimkan pasukan berupa angin taupan
kepada mereka hingga kemah-kemah mereka porak-poranda. Tiada satu pun yang tegak
melinkan ambruk, tiada yang menancap melaikan tercabut dan tidak ada suatu yang bisa
berdiri tegak ditempatnya. Allah juga mengirimkan pasukan malaikat yang membuat
mereka menjadi gentar dan kacau, menyusup ketakutan kedalam hati mereka. Pada
keesokan harinya Rasulullah mendapati musuh sudah diusur oleh Allah dan hengkang
dari tempatnya tanpa membawa keuntungan apapun

3. FAKTA FAKTA DALAM PERANG KHANDAQ

Perang Khandaq artinya perang umat Islam melawan pasukan sekutu yang terdiri
berasal Bangsa Quraisy, Yahudi, serta Gatafan. Perang ini melibatkan strategi perang yg
begitu apik sang kaum Muslimin terutama srategi pembuatan parit atas usulan dari teman
Salman al-Farisi, sebagai akibatnya perang ini diklaim perang parit (khandaq).
PerangKhandaq disebut jua Perang Ahzab, yg merupakan Perang gabungan. Proses
ekskavasi parit dilakukan dengan usaha keras seluruh kaum Muslimin di Madinah, juga
melibatkan kaum non-Muslim di Madinah meskipun mereka lalu meninggalkan secara
membisu-membisu sebelum terselesaikan ekskavasi. Berkat strategi parit tadi, dengan
sangat kecewa serta menunda marah, serangan sekutu yg menyerbu kaum Muslimin di
Madinah tidak bisa mencapai pasukan muslimin, dan menyeberangi parit akbar tadi.
dalam masa penyerbuan Khandaq ini, terjadi penghianatan Bani Qurayzhah yakni
melanggar perjanjian serta membantu musuh-musuh islam buat menghancurkn kaum
Muslimin.Selain, menggunakan strategi parit asal sahabat Salman, peristiwa ini juga
menggunakan seni manajemen asal Nu'aym bin Mas'ud, seorang yg baru memeluk agama
Islam dan tidak terdapat seorangpun yg mengetahui keislamannya, menggunakan tipu
muslihat yg sangat sempurna buat memecah belah ketiga pihak suku asal sekutu. Kaum
sekutu pun semakin mengalami kemunduran, apalagi dengan terpaan angin badai dan
cuaca yang dingin, menghasilkan mereka balik pulang ke tempat tinggal , sementara Bani
Quraizhah harus mendapatkan hukuman dari kaum Muslimin sebab telah melakukan
penghianatan. sebagai akibatnya di akhirnya perang ini berakhir tanpa terjadinya perang
akbar.

Strategi dalam perang Khandaq diusulkan oleh Salman Al-Farisi yang diputuskan
oleh Rasulullah setelah melalui perdebatan yang panjang. Perang Khandaq juga
dijelaskan dalam Al-Qur'an dalam surah Al-Ahzab, Hud, Ar-Rad, Maryam, Shad,
Ghafir, dan Az-Zukhruf.Dalam perang tersebut, Salman Al-Farisi mengusulkan untuk
menggali parit di sekitar kota Madinah dengan panjang parit kurang lebih 5,544
meter, lebar kurang lebih 4,62 meter, dan kedalaman parit 3,324 meter. Perang
khandaq juga disebut sebagai perang Parit.4

4. DAMPAK AKIBAT TERJADINYA PERANG KHANDAQ


Perang Khandaq menyampaikan beberapa akibat, di antaranya artinya menjadi
berikut. Seni manajemen menghasilkan parit yang memanfaatkan kontur geografis
menghasilkan pasukan koalisi tak bisa memasuki kota Madinah. Taktik perang parit ini
menghasilkan pasukan koalisi hanya bisa mengepung pasukan kaum muslimin dari banyak
sekali arah. Taktik ini juga membentuk mental bertempur kaum muslimin sempat
mengendur sebab pengepungan yang dilakukan pasukan koalisi membentuk mereka tidak
dapat melakukan apapun selain bertahan.

Praktek adu domba yang dilakukan Nu’aim bin Mas’ud bin ‘Amir al-Ghathafani
radhiyallahu ‘anhu terhadap pasukan koalisi berhasil memecah belah pasukan koalisi
sebagai akibatnya pasukan kaum Yahudi urung melakukan penyerangan ke Madinah

PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Perang Khandaq merupakan peristiwa peperangan yang dimenangkan oleh kaum
Muslimin. Faktor kepemimpinan menjadi salah satu penyebab kemenangan. Rasulullah
sebagai pemimpin perang memiliki kemampuan untuk menyusun dan melaksanakan
strategi yang efektif dan efisien. Strategi peperangan terdiri dari pertahanan dan
penyerangan. Faktor penyebab kemenangan lainnya adalah sifat-sifat mulia yang
ditunjukkan pemimpin perang dalam peristiwa Perang Khandaq. Sifat-sifat mulia tersebut
4
Abdullah Khairi,Sejarah Hidup dan Perjuangan Rasulullah, Jakarta: Pustaka As-sunnah,2010 hal.393
antara lain adalah pemimpin yang memberikan teladan, memberi semangat, ikut
merasakan penderitaan serta mampu memberikan ketenangan kepada kaum Muslimin
dalam kondisi genting.
2. Nilai-nilai kepemimpinan dalam Perang Khandaq dapat dilihat dari segi agama dan
sosial. Nilai kepemimpinan dari segi agama adalah taqwa kepada Allah. Nilai-nilai
kepemimpinan dari segi sosial adalah amanah dan tanggungjawab, adil, tegas, terbuka dan
suka bermusyawarah, dan visioner.

3. Nilai-nilai kepemimpinan dalam peristiwa Perang Khandaq dapat menjadi


materi pengayaan mata kuliah Sejarah Islam pada materi pokok eksistensi Islam pada
masa Rasulullah di Madinah. Pembahasan yang relevan adalah sub kajian peperangan-
peperangan yang dipimpin oleh Rasulullah. Hal tersebut dikarenakan dua hal, yaitu
pertama, Perang Khandaq mampu menunjukkan konsistensi Rasulullah sebagai pemimpin
dan masyarakat Muslimin sebagai anggota yang tetap memegang teguh hubungan baik
dengan Tuhan (hablun minallaah) dan menjunjung tinggi hubungan baik dengan sesama
manusia (hablun minannaas) dalam segala keadaan. Kedua, nilai-nilai kepemimpinan
dalam Perang Khandaq selaras dengan sikap bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
sikap toleransi yang relevan dengan pembahasan materi eksistensi Islam masa Rasulullah
di Madinah.

Anda mungkin juga menyukai