Anda di halaman 1dari 20

PERANG AHZAB

A. Perang Ahzab

Ahzab adalah bentuk jama’ dari Hizb, artinya beberapa partai atau

golongan atau sekutu. Perang ini disebut perang Ahzab atau beberapa golongan

atau sekutu karena dalam perang ini, orang-orang kafir Quraisy membentuk

tentara gabungan atau sekutu dengan sebagian besar kabilah Arab dan juga

segolongan bangsa Yahudi untuk menyerbu kaum Muslimin di Madinah. Perang

ini terjadi pada bulan Syawwal tahun ke-5 H/627 H dan merupakan perang

terberat sepanjang sejarah.

Perang ini disebut juga Perang Khandaq atau Perang Parit. Parit karena

kaum Muslimin menggali parit di depan pintu masuk Madinah untuk menahan

serbuan pasukan kafir.

B. Sejarah Singkat Perang Ahzab

Peperangan-peperangan dan pelajaran keras (kaitannya dengan

pengendalian politik dalam negeri) yang diberikan Rasulullah saw. setelah perang

Uhud memiliki pengaruh besar dalam memperkokoh kewibawaan kaum

muslimin, mengosentrasikan Negara Islam, memperluas pengaruh kaum

muslimin, mengagungkan kekuasaan umat, dan menjadikan Semenanjung Arab

takut kepada
68 Islam.
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islan 1, 119- 122.
69
Khalil, Atlas of the Qur'an, 283.
Maka, jadilah bangsa Arab ketika mendengar kaum muslim dengan atas
nama Rasul hendak menyerang mereka dan menjadikan mereka takut, maka

mereka spontan berpaling dan lari mengundurkan diri sebagaimana yang terjadi

pada Bani Ghathfan dan peristiwa Daumah al-Jandal.

Demikian ini menjadikan kafir Quraisy bersikap pengecut dan takut

menghadapi kaum muslimin sebagaimana terjadi di perang Badar akhir. Semua

ini menjadikan kaum muslimin condong untuk menciptakan kehidupan di

Madinah lebih tenang dan stabil, membentuk sistem kehidupan mereka di atas

cahaya aturan baru yang menjadikan kaum Muhajirin memiliki banyak harta

ghanimah Bani Nadhir dan membagi-bagikan tanah, kebun kurma, rumah-rumah,

dan berbagai perkakas kepada mereka.

Meski demikian, hal ini tidak menjadikan mereka condong pada

kehidupan dunia dengan kecondongan yang memalingkan mereka dari kontinuitas

berjihad. Jihad wajib ditegakkan hingga hari kiamat. Keadaan kehidupan mereka

menjadi lebih baik, kokoh, dan aman daripada sebelumnya.

Rasulullah meski berada dalam ketenangan dan kestabilan, tetap terus

waspada terhadap tipudaya musuh, terus-menerus menyebarkan mata-mata dan

para intelnya di seluruh penjuru Semenanjung Arab. Para spionase ini akhirnya

berhasil mengirimkan berita-berita kepada Nabi tentang bangsa Arab dan hasil-

hasil muktamar mereka tentang penyusunan rencana menyerang kaum muslimin.

Demikian itu didasarkan atas pengetahuan garis-garis kebijakannya, uslub-

uslubnya, dan kesiapan menghadapinya. Apalagi musuh-musuh kaum muslimin


68
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islan 1, 119- 122.
menjadi
69
banyak
Khalil, Atlasdan
of thetersebar di Jazirah Arab, lebih-lebih setelah Nabi saw.
Qur'an, 283.
memiliki kekuasaan dan hasil rampasan dari suku-suku Arab, setelah mengusir

Yahudi bani Qainuqa’ dan bani Nadhir dari Madinah, dan setelah memukul

kabilah-kabilah Arab, seperti bani Ghathfan, Hudzail, dan yang lainnya dengan

pukulan-pukulan yang mematikan.Karena itu, Nabi saw. terus waspada mengikuti

berita-berita bangsa Arab hingga menerima kabar tentang kafir Quraisy dan

sebagian kabilah yang berkumpul untuk menyerang Madinah.

Rasulullah saw. segera menyiapkan pasukan untuk menyongsong mereka.

Demikian itu karena bani Nadhir setelah diusir Nabi saw. dari Madinah, jiwa

mereka menyimpan pikiran busuk untuk menghimpun suku-suku Arab yang benci

Rasul lalu diajak menuntut balas dendam kepadanya.

Untuk melaksanakan rencana ini, beberapa orang dari bani Nadhir keluar

dari pengungsiannya dan menemui suku-suku yang hendak diajak bergabung

dengan rencananya. Di antara mereka adalah Huyyi bin Akhthab, Salam bin Abi

al-Haqiq, dan Kinanah bin Abi al-Haqiq.

Ikut bergabung pula beberapa orang dari bani Wail Hudzah bin Qayis dan

Abu ‘Ammar. Kemudian mereka berangkat menemui kafir Quraisy Makkah.

Penduduk Makkah bertanya kepada Huyyi tentang kaumnya.

Dia menjawab, “Saya meninggalkan mereka di antara Khaibar dan

Madinah. Mereka mondar-mandir di wilayah itu hingga kalian datang menemui

mereka, lalu kalian berangkat bersama mereka untuk menghancurkan Muhammad

dan kawan-kawannya.”
68
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islan 1, 119- 122.
69
Mereka kemudian
Khalil, Atlas ganti283.
of the Qur'an, bertanya tentang bani Quraizhah, lalu dijawab,
“Mereka masih tinggal di Madinah dengan membuat makar menyerang

Muhammad hingga kalian mendatangi mereka, lalu mereka condong dan

bergabung dengan kalian.”

Orang-orang Quraisy ragu-ragu antara apakah harus menerima kemudian

maju menyerang ataukah menolak. Antara mereka dan Muhammad sebenarnya

tidak ada perselisihan kecuali menyangkut dakwah yang menyerukan kepada

Allah. Apakah tidak mungkin menjadikannya di atas kebenaran? Karena itu, kafir

Quraisy perlu bertanya lebih dulu kepada Yahudi.

“Hai orang-orang Yahudi,” sapa mereka, “kalian adalah Ahlu Kitab yang

pertama dan mengetahui tentang apa yang membuat kami berselisih, antara kami

dan Muhammad. Apakah agama kami ataukah agamanya yang lebih baik?”

“Bahkan agama kalian lebih baik daripada agamanya,” jawab Yahudi

berbohong, “dan kalian lebih berhak atas kebenaran itu.”

Padahal Yahudi laknatullah yang beragama tauhid ini sebenarnya

mengetahui bahwa agama Muhammad adalah benar. Akan tetapi, karena mereka

didorong oleh ambisi dan rasa dendam, maka mereka harus menghimpun bangsa

Arab dan memposisikan mereka dalam keadaan sulit dan kesalahan yang keji. Ini

adalah aib yang abadi. Mereka meneriakkan kebohongan dengan mengatakan

bahwa para penyembah berhala lebih utama daripada para penyembah beragama

tauhid.

Mereka tetap melakukannya dan terus melakukanny. Puas berhasil


68
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islan 1, 119- 122.
meyakinkan
69
Khalil,kafir Quraisy
Atlas of dengan
the Qur'an, 283. pendapat mereka, kaum Yahudi ini pergi ke
Ghathfan dari kabilah Qis ‘Ailan, ke Bani Murrah, Bani Fuzarah, Bani Asyja’,

Bani Salim, Bani Sa’ad, Bani Asad, dan kepada siapa saja yang punya dendam

terhadap kaum muslimin.

Mereka secara bersama-sama terus-menerus mendorong kabilah-kabilah

yang dipengaruhi untuk membalas dendam terhadap kaum muslimin dan

mengingatkan pula kepada mereka keikutsertaan kafir Quraisy dalam memberi

dukungan terhadap pembalasan dendam mereka dengan memerangi Muhammad.

Yahudi penghasud ini juga memuji-muji dan menyanjung-nyanjung

mereka setinggi langit serta menjanjikan kemenangan terhadap mereka.Seperti

demikianlah yang mereka lakukan sehingga akhirnya mereka berhasil

menghimpun suku-suku Arab untuk memerangi Rasulullah. Kabilah-kabilah Arab

kemudian berkumpul dan keluar bersama-sama kafir Quraisy untuk meluruk

Madinah.

Kaum Quraisy keluar di bawah pimpinan Abu Sufyan dengan 4000

tentara, 300 pasukan kavaleri, dan 1500 pasukan penunggang unta. Bani Ghathfan

keluar di bawah pimpinan ‘Uyayyinah ibnu Hashan bin Hudzaifah dalam

rombongan yang terdiri dari banyak kaum pria bersenjata lengkap dan seribu

pasukan unta.

Asyja’ keluar dengan 400 jago perang di bawah pimpinan Mas’ar bin

Rakhilah. Bani Murrah keluar juga dengan 400 ahli perang di bawah kendali al-

Harits bin ‘Auf. Salim dan para penguasa Bi’ru Ma’unah datang dengan
68
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islan 1, 119- 122.
membawa
69
700Atlas
Khalil, laki-laki. Mereka
of the Qur'an, 283.berkumpul dan kemudian bani Sa’ad dan bani
Asad bergabung dengan mereka, maka jadilah jumlah keseluruhannya 10.000

pasukan.

Semuanya bergerak menuju Madinah di bawah komando Abu

Sufyan.Ketika berita keberangkatan pasukan gabungan musuh yang sangat besar

ini sampai kepada Rasul, beliau segera mengambil keputusan membentengi

Madinah.

Salman al-Farisi diberi isyarat untuk membuat benteng parit di seputar

Madinah dan di dalamnya dijadikan tempat perlindungan. Salman (dibantu para

sahabat lainnya) segera mulai membuat galian parit. Nabi saw. juga ikut bekerja

dengan tangannya yang mulia.

Beliau mengangkut pasir sambil memberi semangat kaum muslimin dan

mengajak mereka agar melipatgandakan perjuangan. Pembuatan parit akhirnya

rampung dalam enam hari. Tembok-tembok rumah yang menghadap arah

kedatangan musuh dijaga.

Rumah-rumah hunian yang berada di belakang parit dikosongkan. Kaum

wanita dan anak-anak dibawa dan dikumpulkan dalam rumah-rumah yang dijaga.

Rasulullah saw. kemudian keluar bersama 3000 pasukan.

Beliau menjadikan punggung anak bukit sebagai tempat perlindungan,

sementara parit dijadikan batas pemisah antara pasukannya dan pasukan musuh.

Di arah lain sebagian pasukannya memancangkan kemah-kemahnya.


68
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islan 1, 119- 122.
69
Kemah-kemah
Khalil, Atlas of theberdiri
Qur'an,tegak
283. dengan warna merah menyala.Tidak berapa
lama pasukan kafir Quraisy dan beberapa kesatuan pasukan gabungan hampir tiba.

Mereka sangat berharap segera bertemu dan melumat Muhammad.

Di bukit Uhud, mereka tidak menjumpai Muhammad. Pasukan musuh

terus bergerak ke arah Madinah, dan tiba-tiba mereka dikejutkan oleh parit-parit

yang melingkar menghadang. Mereka bingung karena belum pernah mengenal

jenis pertahanan model demikian. Mereka berhenti sejenak.

Kemudian pasukan Quraisy dan pasukan gabungan memasang kemah-

kemah di luar Madinah di belakang parit. Abu Sufyan dan para pasukannya yakin

bahwa mereka akan tinggal lama di depan parit tanpa bisa melakukan apa-apa,

termasuk mencebur ke parit.

Pada waktu itu cuaca sangat dingin di tengah angin badai yang terus-

menrus menerpa gurun. Dinginnya membeku. Maka, kelemahan lambat-laun

merayapi mereka (musuh). Banyak di antara mereka yang mengutamakan pulang

dan balik melalui jalur semula.

Huyyi bin Akhthab, tokoh Yahudi yang memprakarsai perang Ahzab,

selalu memperhatikan perkembangan pasukan gabungan yang direkasanya.

Matanya yang licik berputar-putar mencari akal. Otaknya penuh tipu muslihat

keji. Dia segera mendekati mereka dan mengajak bicara.

Di hadapan mereka, dia berjanji akan dapat meyakinkan Bani Quraizhah

(satu-satunya suku Yahudi yang masih tinggal di Madinah) agar merusak

perjanjian damai yang telah dibentuknya dengan Muhammad dan pasukannya,


68
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islan 1, 119- 122.
kemudian
69
diajak
Khalil, bergabung
Atlas of dengan pasukan gabungan kafir Quraisy. Jika
the Qur'an, 283.
Quraizhah mau melakukannya, maka bantuan kaum muslimin terputus dan jalan

memasuki Madinah terbuka lebar.

Kafir Quraisy dan Bani Ghathfan senang mendengar rencana itu. Maka,

Huyyi pun cepat-cepat pergi menemui Ka’ab bin Asad, pemimpin Bani

Quraizhah. Setelah memahami apa yang direncanakan Huyyi, Ka’ab segera

menutup pintu bentengnya dan Huyyi dibawa masuk ke dalam, kemudian pintu

dibuka kembali agar Huyyi segera keluar dan kembali ke pasukannya.

“Celakalah kau, hai Ka’ab!” kata Huyyi marah. “Aku datang kepadamu

dengan kemenangan abadi dan lautan kekayaan yang melimpah.” Matanya merah

mendelik sebelum akhirnya melanjutkan hasutannya, “Aku datang kepadamu

dengan kaum Quraisy di atas komando dan kepimimpinannya. Aku datang

kepadamu dengan Bani Ghathfan di atas komando dan kepemimpinannya.

Mereka berjanji dan mengikat kata sepakat kepadaku untuk tidak

meninggalkan medan perang hingga mereka berhasil mencabut Muhammad dan

orang-orangnya dari akar-akarnya.”

Ka’ab bimbang. Otak yahudinya berputar. Dia coba mengingat kejujuran

dan konsekwensi Muhammad dalam memenuhi janji. Tiba-tiba hatinya takut akan

akibat ajakan Huyyi. Akan tetapi, Huyyi tidak putus asa. Dia terus-menerus

mengingatkan peristiwa-peristiwa yang pernah menimpa kaum Yahudi akibat ulah

Muhammad. Dia mencoba membangkitkan rasa optimis Ka’ab dengan

menggambarkan betapa kuatnya pasukan gabungan kafir Quraisy.


68
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islan 1, 119- 122.
69
Huyyi terusof menggirng
Khalil, Atlas dan menghasut sehingga akhirnya Ka’ab luluh,
the Qur'an, 283.
melunak, dan menerima apa yang diminta Huyyi. Dengan demikian, Ka’ab telah

merusak perjanjiannya dengan Muhammad dan kaum muslimin.

Ka’ab kemudian mengajak sukunya (Bani Quraizhah) bergabung dengan

pasukan gabungan tanpa memberitahukan lebih dulu kepada Muhammad. Kabar

ini pun akhirnya sampai kepada Rasul dan kaum muslimin. Mereka goncang dan

takut akan tipudayanya. Rasulullah segera mengambil tindakan tegas. Dia

mengutus Sa’ad bin Mu’adz, pemimpin bani Aus dan Sa’ad bin ‘Ubadah,

pemimpin bani Khajraj.

Kedua tokoh ini ditemani ‘Abdullah bin Ruwahah dan Khawat bin Jabir

untuk mencari kejelasan berita pengkhianatan Bani Quraizhah. Beliau berpesan

kepada mereka jika benar Bani Quraizhah merusak perjanjiannya, hendaknya

mereka menyimpannya sehingga kejadian itu tidak sempat memecah-belah

masyarakat.

Mereka cukup memberitahukannya dengan isyarat. Ketika para utusan ini

datang, mereka berusaha menjinakkan Bani Quraizhah dengan mengatakan bahwa

apa yang mereka lakukan merupakan perbuatan paling kotor. Ketika mereka

berusaha mengembalikan Bani Quraizhah pada perjanjian semula, Ka’ab justru

menuntut mereka agar mengembalikan kawan-kawan mereka Bani Nadhir ke

rumah mereka. Sementara Sa’ad bin Mu’adz, dia adalah sekutu Bani Quraizhah,

berusaha meyakinkannya. Maka, jadilah mereka akhirnya mempertanyakan

keberadaan Muhammad dan menyerangnya.”Siapakah Rasulullah? Tidak ada


68
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islan 1, 119- 122.
perjanjian
69
danAtlas
Khalil, ikatan antara
of the kami
Qur'an, dan Muhammad!” tegas Ka’ab.
283.
Para utusan ini kembali dan mengabarkan kepada Rasul mengenai apa

yang mereka lihat. Kekhawatiran di kalangan kaum muslimin meningkat.

Sementara pasukan gabungan musuh semakin siap untuk berperang.

Adapun Bani Quraizhah minta tangguh pada pasukan gabungan selama

sepuluh hari untuk menyiapkan pasukan guna menyerang kaum muslimin

bersama-sama pasukan gabungan. Mereka menghimpun tiga kesatuan pasukan

tempur.

Kesatuan pertama yang di bawah pimpinan Ibnu al-A’war al-Sulamiy

datang dari atas tebing lembah. Kesatuan tempur kedua di bawah pimpinan

‘Uyayyinah bin Hashan menyerang dari sisi samping. Sementara Abu Sufyan

memperkuat dua kesatuan itu dengan menyerang dari depan parit.

Menyaksikan semua ini, kaum muslimin terkejut. Keterkejutannya

memuncak. Pandangan mata mereka kabur. Debar hati mereka bergemuruh

hingga sampai ke pangkal tenggorokan. Sementara di pihak lain, dukungan

terhadap pasukan gabungan semakin kuat.

Kekuatan mereka tampak sangat kuat. Jiwa mereka terangkat penuh

optimis. Dan tidak lama kemudian, mereka segera menghambur dan mencebur ke

dalam parit. Sebagian jago penunggang kuda kafir Quraisy terpacu untuk segera

menyerang. Di antara mereka terdapat ‘Amru bin ‘Abdu Wud, ‘Ikrimah bin Abu

Jahal, dan Dharar bin al-Khaththab. Mata mereka memandang tajam ke barisan

pasukan Islam. Mereka melihat sebuah celah yang mungkin bisa dipakai untuk
68
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islan 1, 119- 122.
melintas
69
dan membedah
Khalil, pertahanan
Atlas of the Qur'an, 283. kaum muslimin.
Mereka pun menggebrak kuda-kuda mereka agar melintasi celah itu.

Kuda-kuda itu berkeliling di antara lorong-lorong dan parit. ‘Ali bin Abi Thalib

ra. yang melihatnya segera keluar dari barisan kaum muslimin. Mereka memang

mengambil celah yang dijadikan tempat untuk menerjunkan kuda-kuda mereka.

Kemudian ‘Amru bin ‘Abdu Wud maju seraya berteriak-teriak menantang

duel. Ketika ‘Ali bin Abi Thalib menyambut ajakan duelnya dan turun ke

gelanggang, ‘Amru bin ‘Abdu Wud tertawa mengejek.”Wahai Putra saudaraku,

mengapa harus kamu yang turun?! Demi Allah, aku tidak ingin membunuhmu!”

bual Ibnu ‘Abdu Wud.

“Tetapi, demi Allah, aku sangat suka membunuhmu,” tukas ‘Ali keras.

Keduanya pun menghunus pedang dan bertarung, dan ‘Ali berhasil

membunuhnya. Akibatnya kuda-kuda pasukan Ahzab lari terpukul hingga

mencebur parit kemudian mundur ke induk pasukan. Akan tetapi, demikian itu

tidak melemahkan jiwa pasukan Ahzab, bahkan api semangat penyerangannya

semakin berkobar hingga sampai menggiriskan kaum muslimin. Pasukan bantuan

dari Bani Quraizhah mulai marah.

Mereka keluar dari benteng-benteng mereka dan turun ke pemukiman-

pemukiman Madinah di daerah yang dekat dengan mereka. Mereka hendak

mengancam penduduk Madinah. Akibatnya, suasana yang mencekam di tengah

kaum muslimin memuncak, ketakutan membesar, dan keterkejutan hampir merata.

Sementara Rasul justru semakin percaya dengan pertolongan Allah.


68
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islan 1, 119- 122.
Sejurus
69
kemudian,
Khalil, Atlas ofNu’aim bin283.
the Qur'an, Mas’ud, seorang Yahudi Bani Quraizhah yang
baru masuk Islam, datang kepada Rasul. Dia menawarkan usul kepada Rasul

untuk melemahkan semangat kaum kafir.

Nu’aim berangkat dengan perkara Rasul menemui Bani Quraizhah.

Mereka belum tahu bahwa Nu’aim sebenarnya sudah memeluk Islam. Mereka

hanya mengenal bahwa Nu’aim adalah teman lama mereka dalam kejahilian.

Nu’aim mengingatkan mereka tentang hubungan kasih sayang yang sudah lama

terjalin di antara dirinya dan mereka.

Kemudian dia juga mengingatkan mereka mengapa harus membantu kafir

Quraisy dan Ghathfan untuk menyerang Muhammad. Sangat mungkin sekali dua

kelompok pasukan itu (Quraisy dan Ghathfan) tidak akan lama menduduki

posisinya dan mereka akan segera pergi pulang. Mereka hanya mengkhayalkan

bencana menimpa Muhammad. Padahal mereka (dua kelompok pasukan itu)

justru hanya mengkhayalkan bencana yang akan menimpa mereka.

Nu’aim juga menasihatkan agar mereka tidak ikut memerangi Muhammad

bersama kaum Quraisy hingga mereka memperoleh jaminan dari mereka dengan

apa-apa yang berada di tangan mereka dan hingga kaum Quraisy dan Ghathfan

tidak tersingkir dari mereka. Bani Quraizhah akhirnya puas dan yakin tentang apa

yang dikatakan oleh Nu’aim.

Kemudian Nu’aim pergi ke kaum Quraisy. Dia memberitahukan kepada

mereka secara rahasia bahwa Bani Quraizhah menyesali perbuatan mereka yang

melanggar janji Muhammad. Mereka melakukan demikian untuk mencari


68
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islan 1, 119- 122.
keridaan
69
dan Atlas
Khalil, memperoleh cintanya
of the Qur'an, 283. dengan mendahulukan atau mengutamakan
tokoh-tokoh Quraisy yang akan memenggal leher mereka.

Karena itu, dia menasihati mereka bahwa orang-orang Yahudi diutus

kepada mereka untuk mencari jaminan dari kaum laki-laki mereka supaya tidak

mengutus seorangpun dari kalangan mereka. Nu’aim juga melancarkan serangan

politik demikian kepada Ghathfan sebagaimana yang telah dilakukannya kepada

kaum Quraisy.

Keraguan merayap dalam jiwa orang-orang Arab dan Yahudi. Abu Sufyan

mengirim surat kepada Ka’ab dan mengabarkan: “Sudah lama pendudukan dan

pengepungan kami pada laki-laki ini (Muhammad). Saya lihat kalian bersandar

kepadanya di waktu besok, sementara kami berada di belakang kalian.” Ka’ab

menjawab, “Besok hari Sabtu dan kami tidak dapat berperang dan melakukan

pekerjaan di hari Sabtu.” Abu Sufyan marah.

Dia membenarkan cerita Nu’aim. Kemudian dia meminta kembali utusan

itu untuk menemui Quraizhah dan mengatakan kepada mereka, “Jadikanlah hari

Sabtu [besok] menempati tempat hari Sabtu ini. Besok harus memerangi

Muhammad. Jika kami keluar untuk memerangi Muhammad dan kalian tidak

bersama kami, maka kami lepas dari persekutuan kalian dan kami pasti memulai

peperangan terhadap kalian sebelum menghadapi Muhammad.”

Mendengar ucapan Abu Sufyan semacam ini, Quraizhah kembali

menegaskan tekadnya bahwa mereka tidak bisa melanggar hari Sabtu. Kemudian

mereka memberi isyarat tentang pemberian jaminan sehingga mereka bisa tenang
68
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islan 1, 119- 122.
akan kepastian
69
tempat
Khalil, Atlas of the kembali mereka (akibat akhir). Abu Sufyan mendengar
Qur'an, 283.
jawaban demikian, di hadapannya tidak satupun keraguan yang tersisa dalam

cerita Nu’aim.

Malamnya dia berpikir apa yang harus dilakukan. Abu Sufyan akhirnya

memutuskan harus berbicara pada Ghathfan. Tiba-tiba dia mendapatkan bahwa

Ghathfan juga ragu-ragu untuk maju memerangi Muhammad.

Pada tengah malam, tiba-tiba Allah mengirimi mereka angin topan

bercampur gelegar petir dan hujan yang sangat lebat. Kemah-kemah mereka

menjadi tercabut dari pancang-pancangnya. Periuk-periuk dan perkakas dapur

mereka berbalik tumpang tindih. Ketakutan merasuki jiwa mereka.

Di pikiran mereka terbayang bahwa kaum muslimin pasti segera

mengambil kesempatan ini untuk menyeberangi parit lalu menyerang mereka.

Thalihah berdiri dan berteriak lantang, “Muhammad telah memulai menyerang

kalian dengan keburukan! Karena itu, selamatkan! Selamatkan!” Abu Sufyan juga

tidak mau diam.

Dia segera memberi komando pasukannya, “Hai orang-orang Quraisy,

kembalilah! Sesungguhnya aku juga kembali.” Kaum Quraisy merasa ringan

(tidak perlu bertanggung jawab atas kesatuan pasukannya) atas beban yang harus

dipikul dan mereka pun segera lari.

Kemudian Ghathfan dan pasukan Ahzab ikut menyusul pulang. Paginya

tidak satupun dari mereka yang tersisa. Ketika Rasul melihat demikian, beliau dan

kaum muslimin segera kembali ke perkampungan Madinah.


68
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islan 1, 119- 122.
69
Allah telah
Khalil, Atlas of thememenuhi
Qur'an, 283. janji-Nya dengan memenangkan kaum
mukminin.Hanya saja, setelah Rasul mendapatkan kelapangan (keluasan atau

ketenangan) dari ancaman serangan kafir Quraisy dan Allah telah memenangkan

perangnya, beliau melihat bahwa beliau harus menghentikan persoalan Bani

Quraizhah.

Mereka telah merusak perjanjian yang mereka bentuk dengan Rasul dan

ikut terlibat dalam memerintahkan menghukum kaum muslimin. Karena itu,

beliau memerintahkan salah seorang sahabat untuk mengumandangkan sabda

Rasul kepada manusia: “Barangsiapa mendengar dan taat, maka mereka tidak

salat asar kecuali dengan Bani Quraizhah.”

Dengan benderanya, ‘Ali bin Abi Thalib ra. segera berangkat perang

menghadapi Bani Quraizhah. Kaum yang berangkat di belakang ‘Ali merasa

ringan dalam keadaan riang gembira.

Mereka terus bergerak hingga mendatangi Bani Quraizhah dan mengepung

mereka dengan ketat selama 25 malam berturut-turut (terus-menerus). Maka

mereka mengutus utusan kepada Rasul, lalu berunding dengan beliau, kemudian

mendelegasikan perintah kepada Sa’ad bin Mu’adz untuk menghukum musuh,

lalu Mu’adz menghukumi mereka dengan perintah membunuh musuh yang

memerangi, membagi harta benda mereka, dan menawan anak-cucu dan wanita-

wanita mereka.

Lalu hukuman dilaksanakan, menghukum kabilah, dan Madinah menjadi

kota yang suci dan bersih dari kabilah-kabilah tersebut.Dengan kehancuran tentara
68
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islan 1, 119- 122.
Ahzab69 (gabungan),
Khalil, Atlas ofmaka upaya283.
the Qur'an, perlawanan akhir yang dilakukan kafir Quraisy
untuk menghadapi dan memerangi Rasul berakhir.

Dengan menghukum Bani Quraizhah, maka beliau berhasil menghabisi

(qadha’) tiga kabilah Yahudi yang bercokol di sekitar Madinah dan mereka telah

mengikat perjanjian dengan Nabi lalu merusaknya. Dengan demikian, persoalan

Rasul dan kaum muslimin di Madinah dan sekitarnya menjadi stabil. Hal itu

menjadikan bangsa Arab takut dan segan kepada mereka.

Sejarah Perang Ahzab di salin dan diterjemahkan dari buku al-Daulah al-

Islaamiyyah karangan Taqiyyuddin al-Nabhani

C. Peristiwa Penting Usai Perang Ahzab/Khandaq

Setelah usai Perang Ahzab Rasulullah kembali pulang ke Madinah, beliau

kedatangan Jibril dan memerintahkan beliau untuk bangkit kembali melakukan

penyerangan ke Bani Quraizhah. Rasulullah bersama sahabat dengan jumlah tiga

ribu orang pergi ke Quraizhah. Pasukan berkuda berjumlah tiga puluh orang.

Meraka mendekati benteng Bani Quraizhah dan berniat untuk mengepungnya.

Pengepungan kepada Bani Quraizhah dilakukan secara ketat oleh pasukan,

dalam kondisi seperti itu pemimpin mereka yaitu Ka‟ab bin Asad menawarkan

suatu pilihan kepada kaumnya (kaum Yahudi), di antara pilihan itu:

a. Mereka masuk Islam dan masuk agama Nabi Muhammad. Dengan begitu

mereka mendapatkan jaminan keamanan atas darah, harta, anak-anak, dan

wanita
Syalabi,mereka.
68 Dalam
Sejarah dan hal ini
Kebudayaan Islandia berkata
1, 119- 122. kepada mereka, “Demi Allah,
69
Khalil, Atlas of the Qur'an, 283.
kalian sudah tahu sendiri bahwa memang dia adalah nabi yang diutus. Dia
pula yang namanya kalian baca di dalam kitab kalian.”56 Orang Yahudi

menjawab, “Kami tidak akan meninggalkan hukum-hukum dalam Taurat

untuk selamanya.”

b. Mereka membunuh anak-anak dan wanita-wanita mereka dengan tangan

mereka sendiri, lalu mereka berperang melawan Muhammad dengan pedang

terhunus hingga meraih kemenangan atau biar saja mereka terbunuh semua

dan tidak ada seorang pun yang tersisa. Orang Yahudi menjawab, “Apakah

kita akan menyerang orang-orang miskin itu? Apakah ada perbaikan

kehidupan setelah mereka itu?.”

c. Langsung menyerang Rasulullah saw dan para sahabat dan melanggar

larangan berperang pada hari Sabtu. Hari suci mereka, karena menurut

perhitungan hari itu kaum Muslimin akan lengah karena mengira kaum

Yahudi tidak akan melakukan serangan pada hari itu. Hingga pilihan yang

terkahir ini orang Yahudi tetap menolaknya.

Kaum Yahudi menolak semua tawaran dari Ka‟ab, hingga Ka‟ab marah

kepada mereka dan berkata, “Apa yang menjadikan kalian semua keras kepala

setelah dilahirkan ibu kalian!.” Kaum Yahudi pasrah dengan semua ini kepada

keputusan Rasulullah, hingga mereka menginginkan untuk mengutus Abu

Lubabah agar menemuinya dan ia akan meminta pendapat darinya. Abu lubabah

bin „Abdul-Mundzir adalah salah seorang sahabat Rasulullah saw yang menjadi

teman mereka sebelumnya, untuk datang dan musyawarah dengan mereka.


68
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islan 1, 119- 122.
69
Khalil, Atlas
Dengan of the
kata Qur'an,
lain, dalam283.menentukan nasibnya orang Yahudi itu lebih
percaya dan memilih orang di luar mereka untuk bermusyawarah daripada ketua

mereka sendiri. Dan sikap ini sangat tercela karena sama artinya dengan

meremehkan pemimpin sendiri. Namun hal itu sudah menjadi karakter bangsa

Yahudi, jangankan terhadap pemimpin mereka yaitu Ka‟ab bin Asad yang hanya

manusia biasa, para Rasul juga mereka hina dan dustakan, bahkan banyak yang

mereka bunuh.

Abu Lubabah datang di tempat mereka, mereka semua menangis di

hadapan Abu Lubabah dan bertanya, “Wahai Abu Lubabah, bagaimana

pendapatmu jika kami menyerah dengan keputusan hukum Muhammad.” Ia

menjawab, “Iya.” Sambil memberi isyarat hukuman mati. Abu Lubabah

menyadari kesalahannya dan ia pergi ke Masjid Madinah untuk mengikat dirinya

di tiang Masjid. Dia bersumpah tidak akan melepaskan ikatan itu kecuali

Rasulullah saw ia juga bersumpah untuk tidak menginjakkan kakinya lagi di

tempat Bani Quraizhah selama-lamanya. Maka Allah menerima taubat Abu

Lubabah, dan Rasulullah segera melepaskan tali ikatannya dengan tangan beliau.

Rasulullah mengutus Sa‟ad bin Mu‟adz untuk memberikan keputusan

hukum kepada Bani Quraizhah. Sa‟ad memutuskan untuk membunuh seluruh

laki-laki Bani Quraizhah dan menjadikan tawanan untuk anak-anak dan wanita

serta harta benda mereka dibagi rata. Keputusan Sa‟ad adalah keputusan yang

tepat dan adil. Karena selain melakukan penghianatan yang keji, kaum Quraizhah

sudah menyiapkan 1500 pedang, 2000 tombak, 300 baju besi, dan 500 perisai
68
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islan 1, 119- 122.
untuk 69 menghancurkan kaum 283.
Khalil, Atlas of the Qur'an, Muslimin. Rasulullah menginstruksikan untuk
mengeksekusi setiap laki-laki yang telah tumbuh bulu kemaluanya, sedangkan

yang belum supaya dikumpulkan bersama anak-anak dan kaum wanita.

Sa‟ad dalam memutuskan hukum tersebut sudah mempertimbangkan

semuanya, dan tentu ia sudah memperhitungkan fakta-fakta di bawah ini:

1. Kaum Muslimin telah memberi izin kepada Bani Nadzir meningalkan

Madinah. Balasanya kaum Muslimin mereka perangi, dan hampir saja Islam

dan kaum Muslimin ditimpa bahaya besar. Bani Nadzir kemudian

menghasut suku-suku bangsa Arab, dan menggembleng mereka untuk

memerangi kaum Muslimin, lalu menyerbu kota Madinah. Berdasarkan

fakta ini tidak lah layak penghianatan Bani Quraizhah dimaafkan begitu

saja.

2. Dosa Bani Nadzir memanglah besar. Kalau tidak pertolongan Tuhan telah

tumpaslah kaum Muslimin.

3. Sa‟ad telah menyaksikan bagaimana Bani Quraizhah menghinakannya, dan

menghinakan temannya, waktu mereka berdua menemui Bani Quraizhah

untuk menyampaikan pengharapannya, serta memperingatkan mereka

betapa besar penghianatan yang mereka lakukan.

4. Bani Quraizhah sekiranya diberi ampun untuk meninggalkan Madinah, tentu

akan menggabungkan diri kepada Bani Nadzir . Dengan demikian akan

bertambah besarlah bahaya bagi kaum Muslimin.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut wajar kalau Sa‟ad


68
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islan 1, 119- 122.
69
Khalil, Atlas
memutuskan untukof the Qur'an, 283.kepala orang laki-laki Bani Quraizhah dan
memenggal
menjadikan tawanan bagi anak-anak dan wanitanya.

Gambar peta Perang Ahzab:

68
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islan 1, 119- 122.
69
Khalil, Atlas of the Qur'an, 283.

Anda mungkin juga menyukai