No Sifat Allah Besar jabariah Pahala dan siksa akan mengakui keberadaan al Qur`an dan didapat berdasarkan hujjahnya,tetapi mereka mengikuti Allah tidak amal perbuatan ayat-ayat mutasyabih dan memiliki sifat manusia, kalau itu mentakwilkannya, yang serupa sebuah paksaan maka dengan mahkluk tidak ada pahala dan dan sama persis 1 siksa,gugur pula janji dengan makhluk dan ancaman Allah, dan lainnya seperti tidak ada pujian bagi melihat, oaring yang baik dan bernafas, tidak ada celaan bagi berbicar dan orang yang berbuat mendengar dosa. Mu‘tazilah Mu’tazilah melihat al-Qur’an sebagai Tuhan tidak suatu perkataan yang terdiri dari huruf mempunyai sifat. dan suara, artinya disamakan dengan Allah Maha perkataan yang biasa dikenal. PerkataanPengasih, Maha menyatakan fikiran yang ada pada Pemurah, Maha dirinya, supaya diketahui orang lain. Mengetahui, dan Kalau al-Qur’an terdiri dari kata-kata, lain sebagainya itu sedang kata-kata itu baru, maka al- bukanlah sifat Qur’an itu pun baru. Selain itu sifat Allah akan tetapi kalam al-Qur’an bukanlah sifat zat, Zat Allah. orang yang berdosa tetapi adalah salah satu sifat perbuatan. Mu‘tazilah besar bukan kafir Karena itu al-Qur’an adalah makhluk. berargumen tetapi juga bukan Artinya Tuhan mengadakan perkataan bahwa jika Tuhan mukmin. Orang yang (kalam) pada Lauh Mahfuz, atau Jibril mempunyai sifat dan Zat Tuhan melakukan dosa besar atau utusan-Nya 2 berarti Allah mengambil posisi tersusun, jika antara mukmin dan demikian maka kafir yaitu fasiq yang bersifat kekal (Manzilah baina bukan satu, tetapi Manzilatain). banyak. Jika Tuhan itu mempunyai sifat-sifat maka akan menyebabkan paham ―banyak yang kekal‖ (ta‟adud al- qudama‟) yang dapat melahirkan paham syirik qodariyah mendahulukan akal sebagai rujukan Allah sama sekali utama, setelah itu menempatkan al tidak diberi sifat, Orang Islam yang Qur`an sebagai sumber berikutnya. Allah tidak kuasa melakukan dosa besar 3 untuk mengatur kafir dan harus kehidupan dibunuh. manusia, manusialah yang mengatur dan menjamin kehidupannya didunia ini. Asy‘ariyah Menurut asy’ariyah Al Qur’an adalah Sifat-sifat Tuhan qadim dan bukan makhluk kekal melalui kekekalan yang berpendapat apabila terdapat dalam perbuatan dosa itu esensi Tuhan. berkaitan dengan Sifat-sifat Allah tak keyakinan maka kafir, terhingga tapi apabila perbuatan jumlahnya. Ibarat dosa tersebut berkaitan matahari dengan dengan perbuatan sinarnya, sinar seperti meninggalkan matahari bukanlah 4 solat, zakat dan lain- matahari akan lain maka berakibat tetapi sinar bagi pelakunya tersebut tidak di menyandang gelar luar matahari. Mukmin Ashiy menurut Antara Zat dan ‗Asy‘ariah dan bergelar sifat Tuhan Mukmin Fasiq merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan