Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/338404489

RESUME DAN URAIAN SIRAH NABAWIYAH EPISODE PERANG UHUD (KARYA


IBNU ISHAQ, IBNU HISYAM, ALMUBARAKFURY, AL-BUTHY DAN AT-
THOBARY)

Method · January 2020


DOI: 10.13140/RG.2.2.34437.09448

CITATIONS READS

0 13,677

1 author:

Sri Widyastri
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta
24 PUBLICATIONS 25 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Sri Widyastri on 06 January 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


RESUME DAN URAIAN SIRAH NABAWIYAH EPISODE PERANG
UHUD (KARYA IBNU ISHAQ, IBNU HISYAM, AL-
MUBARAKFURY, AL-BUTHY DAN AT-THOBARY)
Resume dan uraian ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas II Mata Kuliah
Aproaches to and Methodology of Islamic Studies

Oleh:
Sri Widyastri
Nim 31191200000001
Rifqoh Qudsiah
Nim 21181200100043

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H.M. Atho Mudzhar, MSPD.
Prof. Dr. Suwito, M.A.
Prof. M. Arskal Salim GP, M.A., Ph.D.
Dr. Sudartono Abdul Hakim, M.A.
Dr. Yusuf Rahman, M.A.

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M
2

RESUME DAN URAIAN SIRAH NABAWIYAH EPISODE PERANG


UHUD (KARYA IBNU ISHAQ, IBNU HISYAM, AL-
MUBARAKFURY, AL-BUTHY DAN AT-THOBARY

Kekalahan di Badar meninggalkan kesan yang mendalam bagi kaum


kafir Quraisy di Mekkah. Para perempuan mereka setiap hari berduka, teringat
para suami, anak, bapak, dan kawan yang menjadi korban pada peperangan itu.
Sehingga para tokoh Quraisy yang selamat pada peperangan Badar bersepakat
untuk melanarkan balasa dendam. 1
Ibnu Ishaq berkata: cerita tentang perang uhud adalah sebagaimana
dituturkan kepadaku oleh Muhammad bin Muslim az-Zuhri, Muhammad bin
Yahya bin Hibban, Ashim bin Umar bin Qatadah, Al Husain bin Sa’ad bin
Muadz, dan ulama-ulama lainnya. Semua dari mereka menceritakan sebagian
cerita tentang perang uhud dan cerita mereka terkumpul menjadi satu dalam
kisah perang uhud yang saya akan sampaikan pada bahasan berikut ini.2
Para ulama tadi atau salah seorang dari mereka berkata: setelah orang-
orang kafir Quraisy mengalami kekalahan telak di sumur perang Badar, tokoh-
tokoh mereka yang masih hidup pulang ke Makkah. Abu Sufyan bin Harb tiba
di Makkah dengan kafilah dagangnya. Maka Abdullah bin Abu Rabi’ah,
Ikrimah Bin Abu Jahal dan Shafwan bin Umaiyyah berangkat bersama dengan
orang-orang Quraisy yang kehilangan ayah, anak dan saudara di Perang Badar
mendatangi Abu Sufyan bin Harb berkata kepadanya dan lepada para saudagar
Quraisy yang ikut bersamanya: “Wahai orang-orang Quraisy, sesungguhnya
Muhammad telah melakukan kekeliruan besar pada kalian dan membinasakan
orang-orang pilihan kalian. Oleh sebab itulah, bantulah kami dengan harta

1
Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah,
penerjemah:Kathur Suhardi, hal. 365.
2
Ibnu Ishaq dan Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah: Sejarah lengkap kehidupan
rasulullah saw. (Cet. 19; Jakarta Timur: Akbar media, 2017), hal. 486.
3

kalian untuk memeranginya. Mudah-mudahn dengan itu kita bisa melakukan


balas dendam atas kematian orang-orang kita!” Abu Sufyan bin Harb dan para
saudagar Quraisy mengabulkan permintaan mereka.
Oleh sebab itu, mereka berusaha sekuat tenaga untuk membershkan
noda dan kehinaan yang melekat pada diri mereka. Mereka bertekad
mengumpulkan harta benda untuk memerangi Rasulullah SAW ketika mereka
kembali dari perang badar.3
Ibnu Ishaq berkata: sebagian ulama berkata kepadaku bahwa tentang
Abu Sufyan bin Harb dan kawak-kawan Allah menurunkan firman-Nya:
ُ ُ َ ُ َ ُ َ َّ
‫يل ٱّللِِۚ ف َسيُنفِقون َها ث َّم تكون‬ ‫ب‬ َ ‫ون أ َ ۡن َوَٰل َ ُه ۡم ِِلَ ُص ُّدوا ْ َعن‬
‫س‬
َ ُ ُ ْ ُ َ َ َ َّ َّ
‫إِن ٱَّلِين كفروا ينفِق‬
ِ ِ
َ ُ َ ۡ ُ َ َّ َ َ َٰ َ ْ ٓ ُ َ َ َ َّ َ َ ُ َ ۡ ُ َّ ُ ٗ َ ۡ َ ۡ ۡ َ َ
‫َشون‬ ‫علي ِهم حۡسة ثم يغلبونَۗ وٱَّلِين كفروا إَِل جهنم ُي‬

Ibnu Ishaq berkata: orang-orang Quraisy sepakat untuk memerangi


Rasulullah ketika Abu Sufyan bin Harb melakukan itu dan diikuti oleh
pedagang-pedagang Quraisy dan kabilah lain yang bergabung dengan Quraisy
dan kabilah-kabilah yang loyal kepada mereka seperti Kinanah dan orang-orang
Tihamah. Orang Quraish juga meminta Abu Azzah, seorang penyair ternama
pada masa itu, untuk menggugah banyak kabilah agar mau memerangi kaum
Muslimin. Mereka berjanji kepadanya akan memberikan banyak uang setelah
perang. Selain kepada Abu Azzah, mereka juga meminta hal yang sama kepada
Musafi bin Abdi Manaf Al-Jumahi, penyair lainnya.4
Ibnu Ishaq berkata: Abu Izzah Amr bin Abdullah Al-Jumahi adalah
seorang tawanan yang dibebaskan secara gratis oleh Rasulullah SAW di perang
Badar, ia berkata: “Wahai Rasulullah, aku seorang yang miskin dan mempunyai
tanggungan keluarga yang banyak, maka bebaskanlah aku mudah-mudahn Allah

3
Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah,
penerjemah:Kathur Suhardi, hal. 294
4
Al-Tabari, Tarikh al-Rusul wa al-Muluk: Volume 39, diterjemahkan ke bahasa
Inggris oleh Ella Landau-Tasseron (State University of New York Press: New York,
1998), hal. 30.
4

memberi shalawat dan salam kepadamu.” Rasulullah SAW lalu membebaskan


Abu Izzah Al-Jumahi.5
Beberapa hari sebelum perang uhud, Shafwan bin Umaiyyah berkata
kepada Abu Izzah Al Jumahi:” Wahai Abu Izzah, engkau adalah seorang
penyair, maka bantulah kami dengan lidahmu dan keluarlah bersama kami!”
Avu Izzah Al-Jumahi menjawab: “Sesungguhnya Muhammad telah
membebaskanku dan aku tidak ingin membantu orang-orang yang hendak
memeranginya.” Shafwab bin Umaiyyah berkatalah: “Bantulah kami dengan
kehadiran dirimu. Demi Allah jika aku kembali maka aku akan berjanji akan
membuatmu kaya dan jika engkau tidak terbunuh maka aku akan berjanji akan
membuatmu kaya namun jika engaku terbunuh maka kami akan jadikan anak-
anak perempuanmu mendapat jatah seperti anak –anak perempuanku yang pada
saat sulit dan mudah. Akhirnya Abu Izzah Al-Jumahi berangkat dalam
rombongan orang-orang Tihamah dan mengajak orang-orang Bani Kinan.
Al-Mubarakfuri meriwayatkan: pasukan ini diikuti pula oleh suku-suku
yang bersekutu dengan Quraisy, diantaranya suku Al-Habisy, Kinanah dan
penduduk Tihamah.6
Ibnu Ishaq berkata: Musafi’ bin Abdu Manf bin Wahb bin Hudzafah bin
Jumahi pergi ke Bani Malik bin Kinanah untuk menghasut dan meyeru mereka
memerangi Rasulullah SAW. Ibnu Ishaq berkata; Jubair bin Al-Muth’im
memanggil budak hitamnya, Wahsyi, seorang ahli melempar tombak asal
Habasyah dengan lemparan yang jarang sekali meleset dari sasaran. Jubair
berkata padanya,“ Berangkatlah jika engkau bersama-sama orang Quraisy. Jika
berhasil membunuh Hamzah, paman Muhammad, sebagai balasan atas kematian
pamanku, Thu’aimah bin Adi, maka engkau menjadi orang bebas merdeka.

5
Ibnu Ishaq dan Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah: Sejarah lengkap kehidupan
rasulullah saw. (Cet. 19; Jakarta Timur: Akbar media, 2017), hal. 488.
6
Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah,
penerjemah:Kathur Suhardi, hal. 365.
5

Ibnu Ishaq Berkata: Orang-orang Quraisy berangkat dengan kekuatan


penuh, tokoh-tokoh, orang-orang yang pro mereka, dan para pengikutnya baik
orang-orang dari Bani Kinanah dan orang-orang Tihamah. Mereka juga
mengikut sertakan istri-istri mereka sebagai oenjaga agar mereka tidak
melarikan dari medang perang. Abu Sufyan bin Harb sang komandan perang
berangkat bersama istrinua, Hindun binti Utbah. Ikrimah bin Abu Jahl
berangkat bersama istrinya, ummu Hakim binti Al-Harits bin Hisyam bin Al-
Mughirah. Al-Harits bin Hisyam bin Al-Mughirah berangkat bersama istrinya,
Fathimah binti Al-Walid bin At-Mughirah. Shafwan bin Umaiyyah berangkat
bersama istrinya, Barzah binti Mas’ud bin Amr bin Umair Ats-Tsaqafi, ibu
Abdullah bin Shafwan bin Umaiyyah. Orang-orang Quraisy berjalan hingga
sampai di dua mata air di gunung di lembah Sabkhah dari saluran air di atas
tepian lembah yang menghadap Madinah.
Ibnu Ishaq berkata: pada saat orang-orang Quraisy sampai ditempat
tersebut, Rasulullah SAW dan kaum Muslimin mendengar kedatangan mereka.
Rasulullah SAW bersabda: “Demi Allah, aku melihat dalam mimpiku sesuatu
yang baik. Aku lihat sapi disembelih, salah satu sisi pedangku retak, dan aku
lihat diriku memasukkan tanganku ke dalah baju perang baja dan aku
menafsirkannya bahwa itu adalah Madinah.7
Ibnu Hisyam berkata: sebagian ulama berkata kepadaku bahwa
Rasulullah SAW bersabda: “Aku bermimpi melihat sapiku disembeli.” Adapun
tafsir sapi ialah b eberapaorang dari sahabt-sahabatku terbunuh. Sedang
keretakan yang aku lihat disalah satu sisi pedangku ialah bahwa salah seorang
dari keluargaku akan terbunuh”
Selanjutnya, dikeesokan harinya, Nabi SAW bermusyawarah dengan
para sahabatnya dan juga dihadiri kaum munafiq terkait tindakan yang akan
dilakukan dalam menghadapi pasukan itu. Diantara mereka yang memilih
pendapat pertama adalah Abdullah bin Ubay bin Salul yang diikuti oleh

7
Ibnu Ishaq dan Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah: Sejarah lengkap kehidupan
rasulullah saw. (Cet. 19; Jakarta Timur: Akbar media, 2017), hal. 489.
6

sebagian besar sahabat nabi SAW. Akan tetapi sebagaian besar diantara mereka
yang pernah dan yang tidak akan merasakan atmosfir peperangan Badar
memilih untuk berangkat keluar. Mereka berkata “Ya Rasulullah, bawalah kami
keluar menghadapi musuh supaya mereka tidak memandang kita takut dan tidak
sanggup menghadapi mereka.8
Ibnu Ishaq berkata: Rasulullah SAW bersabda kepada para sahabat:
“Jika kalian mau, tetaplah tinggal di Madinah dan biarkan mereka di tempat
mereka kini berad. Jika mereka tetap di tempat itu, maka ia menjadi tempat
yang paling buruk bagi mereka. Jika masuk menyerbu kita, kita akan serang
balik mereka didalamnya” pendapat Abdullah bin Ubay bin Salul serupa dengan
pendapat Raulullah SAW, yaitu tidak usah keluar dari Madinah untuk berduel
dengan mereka, namun beberapa orang dari kaum Muslimin yang dimuliakan
Allah untuk gugur sebagai Syuhada’ di perang Uhud dan perang-perang lainnya
yang tidak ikut berkesempatan hadir di Perang Badar berkata: “Wahai
Rasulullah, keluarlah bersama kami untuk berduel melawan mereka agar
mereka tidak menganggap kami sebagai pengecut yang tidak berani berhadapan
dengan mereka.”
Abdullah bin Ubay bin Salul berkata:” Wahai Rasulullah, tetaplah
tinggal di Madinah dan jangalan engaku keluar menyerbu mereka, demi Allah
jika kita menyongsong musuh-musuh kita mereka pasti akan membunuh salah
seorang diantara kita dan apabila mereka masuk ketempat kita, kita pasti
berhasil mengalahkan mereka. Wahai Rasulullah biarkanlah mereka di tempat
kini mereka berada. Apabila menetap ditempat tersebut, mereka menetap di
tempat tahanan terburuk. Apabila masuk ke Madinah, mereka akan diperangi
orang laki-laki dan akan dilempari batu oleh kaum wanita dan anak-anak.

8
Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy, Sirah Nabawiyah (Jakarta Timur:
Robbani Press, 2016), hal. 214
7

Apabila pulang kembali ke negeri asalnya, mereka pulang dengan gagal seperti
halnya saat mereka datang.9
Para sahabat yang menginginkan berhadapan lansung dengan orang-
orang Quraisy tetap tidak beranjak dari tempat Rasulullah SAW sampai beliau
masuk rumah dan mengenakan baju besi perangnya. Pada saat itu merupakan
hari jumat dan itu terjadi ketika beliau usai memunaikan shalat jumat. Hari itu
juga salah seorang dari kaum Anshar, yang bernama Malik bin Amr dari Bani
An-Najjar meninggal dunia. Rasulullah SAW Mensalatkannya. Barulah
Rasulullah menemui sahabat-sahabatnya dan mereka menyesal atas apa yang
mereka lakukan. Mereka berkata: “Kita telah lancing memaksa Rasulullah SAW
untuk keluar dan itu tidak sepatutanya kita lakukan”. Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila seorang Nabi telah memakai baju besi, tidak patut baginya
mencopotnya kembali, hingga ia berperang.” Kemudian Rasulullah SAW
berangkat bersama seribu sahabatnya.
Ibnu Hisyam berkata: Rasulullah SAW menugaskan Ibnu Ummi
Maktum mejadi Imam sementara di Masjid Nabawi. Ibnu Ishaq berkata: Pada
saat Rasulullah SAW bersama para sahabatnya sampai di Asy-Syauth, kawasan
yang berada di antara Madinah dan Uhud, Abdullah bin Ubay bin Salul beserta
sepertiga pasukan memisahkan diri dari Rasulullah SAW. Abdullah bin Ubay
bin Salul berkata: “Muhammad SAW mentaati usulan sahabt-sahabatnya dan
tidak mau mengambil oendapatku. Whai manusia, kamu tidak mau bunuh diri di
tempat ini?” setekah itu, Abdullah bin Ubay bin Salul pulang ke Madinah
bersama para pengikutnya, yaitu orang-orang munafik dan orang-orang yang di
hinggapi penyakit keragu-raguan dalam hatinya. Mereka dikejar Abdullah bin
Amr bin Haram saudara Bani Salimah yang kemudian berkataa kepada mereka:
“Wahai Kamumku, aku ingatkan kalian tidak menelantarkan kaum dan Nabi
kalian ketika akan berhadapan dengan musuh.” Mereka berkata: “Andai kita

9
Ibnu Ishaq dan Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah: Sejarah lengkap kehidupan
rasulullah saw. (Cet. 19; Jakarta Timur: Akbar media, 2017), hal. 504.
8

tahu kalian akan diperangi, kita pasti tidak akan meninggalkan kalian, namun
kami memandang bahwa perang tidak mungkin terjadi.”
Ketika Abdullah bin Ubay bin Salul dan kawan-kawannya bersikukuh
membangkang dengan pulang ke Madinah, Abdullah bin Amr bin Haram
berkata: wahai musuh-musuh Allah, mudah-mudahan Allah mengutuk kalian
dan dia jadikan Nabi-Nya tidak lagi membutuhkan kalian. Ibnu Hisyam berkata:
Beberapa orang selain Ziyad berkata: dari Muhammad bin Ishaq dari Az-Zuhri
bahwa orang-orang Anshar berkata kepada Rasulullah SAW sebelum perang
uhud:”Wahai Rasulullah, mengapa kita tidak meminta bantuan sekutu-sekutu
dari orang-orang Yahudi? Rasulullah SAW bersabda: kita tidak membutuhkan
mereka. Ziyad berkata: Muhammad bin Ishaq berkata kepadaku bahwa
Rasulullah SAW terus berjalan hingga melewati Harrah Bani Haritsah. Di sana
ada seekor kuda mengibaskan ekornya hingga mengenai besi di gagang pedang
salah seorang sahabat hingga membuat pedang itu terhunus.10
Ibnu Hisyam mengatakan: Kilab al-Saif (paku di ujung pedang). Ibnu
Ishaq berkata: Rasulullah SAW yang terbiasa optimis dan tidak pesimis
bersabda kepada sahabat pemilik pedang: “Sarungkanlah pedangmu kembali,
karena pada hari ini aku lihat semua pedang akan terhunus.”11
Ibnu Ishaq berkata: setelah itu, Rasulullah SAW bersabda kepada para
sahabat-sahabatnya: “siapa diantara kalian yang bisa membawa kita dekat
dengan musuh melalui jalan lain yang tidak bisa dilalui mereka?”Abu
Khaitsamah dari Bani Haritsah bin Al-Haritsah berkata: “Aku, wahai
Rasulullah.” Kemudian Abu Khaitsamah membawa Rasulullah SAW melewati
antara tanah hitam berbatu (harrah) Bani Haritsah dengan kebun-kebun mereka
hingga melewati kebun milik Mirba’ bin Qaidhi. Ia adalah seorang munafik
bermata buta. Ketika mendengar gerak Rasulullah SAW bersama para

10
Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy, Sirah Nabawiyah (Jakarta Timur:
Robbani Press, 2016), hal. 214
11
Ibnu Ishaq dan Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah: Sejarah lengkap kehidupan
rasulullah saw., hal. 739.
9

sahabatnya, ia berdiri untuk melemparkan tanah ke muka mereka, ia berkata:


“Seandainya engkau memang benar sebagai utusan Allah, tetap saja aku tidak
akan mengizinkanmu memasuki kebunku.”
Ibnu Ishaq berkata: ada yang menuturkan kepadaku bahwa Mirba’ bin
Qaidhi memegang segenggam tanah, seraya berkata: “demi Allah, hai
Muhammad, jika aku tahu tanah ini tidak akan mengenai orang selain dirimu,
pastilah aku lemparkan semuanya kepadamu.” Kaum Muslimin spontan
bergerak ingin menghabisi Mirba bin Qaidhi, namun Rasulullah SAW
bersabda: “Jangan! Orang buta ini, buta hati dan matanya.” Namun, Sa’ad bin
Zaid dari Bani Abdul Asyhal berhasil mendekati Mirba sebelum Rasulullah
SAW melarang membunuhnya, lalu menghantam kepalanya dengan busur
panah hingga bersimbah darah.
Ibnu Ishaq berkata: Rasulullah SAW terus melanjutkan perjalanannya
hingga sampai di jalan menuju Gunung Uhud, di sebuah ngarai yang dekat
dengan gunung Uhud, dan Rasulullah jadikan ngara itu memunggunginya dan
menghadapkan pasukannya ke gunung Uhud. Beliau berkata: Janganlah salah
seorangdari kalian berperang tanpa perintah dariku.” Orang-orang Quraisy
melepas unta dan kuda mereka di rerumputan Ash-Shamgah dekat dengan
saluran kaum muslimin. Ketika Rasulullah SAW melarang kaum muslimin
berperang hingga beliau memerintahkannya, salah seorang dari kaum Anshar
berkata: “Pantaskah tanaman-tanaman Bani Qailah dijadikan padang gembala
sementara kami tidak mendapatkan bagian?”
Ibnu Ishaq berkata: Rasulullah SAW siaga perang bersama tujuh ratus
sahabatnya dan menunjuk Abdullah bin Jubair dari Bani Amr bin Auf sebagai
komandan pasukan pemanah. Saat itu, Abdullah bin Jubair diberi sandi pakaian
putih dengan jumlah pasukan pemanah sebanyak lima puluh orang. Rasulullah
SAW bersabda kepada Abdullah bin Jubair: ”Cegah pasukan berkuda mereka
dari kami dengan anak panah kalian agar tidak akan menyerang ke tempat kita
dari belakang kita. Baik kita menang atau kalah, engkau harus tetap berada pada
posisimu semula. Kita tidak akan diserbu dari depanmu! Rasulullah SAW
10

merapatkan kedua baju besinya dan menyerahkan panji perang kepada Mush’ab
bin Umair dari Bani Abduddar.
Ibnu Hisyam berkata: Rasulullah SAW mengijinkan Samurah bin
Jundab al-Fazari dan Rafi bin Khadij saudara Bani Haritsah ikut ikut dalam
medang perang. Kedua sahabat tersebut baru berusia lima belas tahun.
Saat peperangan berlansung, Ath-Thabari meriwayatkan: ditengah-
tengah kami ada orang asing yang tidak diketahui dari mana ia berasal. Dia
berperang dengan sengit dan berhasil membunu tujuh atau delapan orang
musyrikin, lalu iapun bunuh diri dengannya.12
Akan tetapi di perang uhud ini, kaum muslimin mengalami kekalahan
yang sangat tragis, Hamzah bin Abdul Muthalib terbunuh dengan sobekan di
perutnya dan hatinya di cincang-cincang. Hal ini membuat Nabi SAW sangat
bersedih dan begitupun dengan kaum muslimin yang lainnya.

12
Imam Ath-Thabari dalam Tarikhnya pada jilid 2 halaman 73 dari jalur ibnu
Ishaq dengan sanad Mursal.
11

DAFTAR PUSTAKA

Ishaq, Ibnu dan Ibnu Hisyam. Sirah Nabawiyah: Sejarah lengkap


kehidupan rasulullah saw. Cet. 19; Jakarta Timur: Akbar media,
2017.

Al-Mubarakfury, Syekh Shafiyurrahman, Rahiq al-Makhtum, Riyad:


Maktabah al-Tadmuriyah Mamlakah al-Arabiyah al-Su’udiyah
Rabitah Alam Al-Islami, 2015/ 1426 H.

Al-Buthy, Muhammad Said Ramadhan. Sirah Nabawiyah, Jakarta Timur:


Robbani Press, 2016.

Al-Tabari, Tarikh al-Rusul wa al-Muluk: Volume 39, diterjemahkan ke bahasa


Inggris oleh Ella Landau-Tasseron (State University of New York Press:
New York, 1998

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai