Anda di halaman 1dari 8

SIFAT-SIFAT MUJAHID

1. Niat Ikhlas Untuk Berjuang


a. QS. Al-Baqarah : 190

Artinya : Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi)
janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang melampaui batas.

 Tafsir Asbab Al-Nuzul oleh Al-Wahadi

(Dan perangilah di jalan Allah melawan mereka yang memerangi kamu ...) [2:190].
Said al-Kalbi> Abu Salih> Ibnu 'Abbas: "Ayat-ayat ini diturunkan mengenai perjanjian
dari Hudaybiyyah. Hal ini karena ketika Rasulullah, Allah memberkati dia dan
memberinya damai, dan para sahabat dilarang memasuki Rumah Suci, ia dikurbankan
persembahan korban di Hudaybiyyah. Dia kemudian menandatangani perjanjian dengan
orang musyrik yang menyatakan bahwa ia akan kembali ke Madinah dan kembali pada
tahun berikutnya. Mekah akan dikosongkan untuk dia selama tiga hari di mana ia dapat
tawaf di Rumah Suci dan lakukan di sana apa pun yang dia inginkan. Rasul Allah, Allah
memberkati dia dan memberinya damai, setuju untuk menandatangani perjanjian ini.
Pada tahun berikutnya, Rasulullah, Allah memberkati dia dan memberinya damai, dan
para sahabat bersiap-siap untuk melaksanakan haji kecil yang mereka tidak terjawab
tetapi, pada saat yang sama, takut bahwa Quraisy tidak akan menghormati perjanjian
mereka, bar mereka dari Rumah Suci dan melawan mereka. Para sahabat kenabian yang
memprihatinkan dari memerangi mereka selama bulan Suci dan di Precinct Suci. Dan
Allah, dimuliakan adalah Dia, terungkap (perangilah di jalan Allah melawan mereka
yang memerangi kamu), yaitu Quraish ".

 Tafsir Jalalayn

Setelah (s) Nabi dicegah dari [mengunjungi] DPR pada tahun pertempuran
Hudaybiyya, ia membuat perjanjian dengan orang-orang kafir bahwa ia akan diizinkan
untuk kembali pada tahun berikutnya, pada saat itu mereka akan meninggalkan Mekah
selama tiga hari. Setelah siap untuk berangkat untuk [umroh '] mengunjungi Elisabet, [dia
dan] orang-orang percaya khawatir bahwa Quraisy tidak akan terus untuk perjanjian dan
menghasut pertempuran. Kaum muslim enggan untuk menjadi terlibat dalam
pertempuran sementara dalam keadaan diganggu gugat ziarah dalam Lampiran Suci [al-
haram] dan selama bulan suci, dan begitu berikut terungkap: Dan perangilah di jalan
Allah, untuk mengangkat agama-Nya , dengan mereka yang memerangi kamu, orang-
orang kafir, tetapi aggress tidak, terhadap mereka dengan memulai peperangan; Allah
mencintai bukan agresor, orang-orang yang melampaui batas-batas yang Allah telah
ditetapkan untuk mereka: ketentuan ini adalah dibatalkan oleh ayat bara 'a,' kekebalan
'[Q. 09:01], atau dengan [Nya mengatakan di bawah ini]:

a. QS. Muhammad : 4

Artinya : Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir ( di medan perang) maka
pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka
maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima
tebusan sampai perang berhenti. Demikianlah, apabila Allah menghendaki niscaya Allah
akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebagian kamu dengan
sebagian yang lain. Dan orang-orang yang gugur pada jalan Allah, Allah tidak akan
menyia-nyiakan amal mereka.

 Tafsir Jalalyn

Jadi ketika anda menemukan [dalam pertempuran] orang-orang kafir, maka


[menyerang mereka dengan] sebuah mencolok dari leher (fa-darba'l-riqābi adalah kata
benda verbal di tempat konstruksi [lengkap] verbal, artinya, riqābahum fa'dribū,
'kemudian mogok leher mereka'), dengan kata lain, membunuh mereka - referensi
dilakukan terhadap 'mencolok dari leher' karena penyebab dominan menjadi slayed
adalah disambar di leher. Kemudian, ketika Anda sudah membuat mereka benar-benar
hancur, mengikat, cadang mereka, mengambil mereka tawanan dan mengikat tegas,
obligasi (al-wathāq adalah apa yang digunakan untuk [yūthaqu] mengikat tawanan).
Setelah itu baik [membebaskan mereka] karena kasih karunia (mannan adalah kata benda
verbal di tempat konstruksi verbal [penuh]), artinya, baik menunjukkan kepada mereka
rahmat dengan membebaskan mereka tanpa syarat, atau dengan tebusan, menebus mereka
dengan pembayaran atau dengan tawanan Muslim, sampai perang, artinya, pesertanya,
berbaring beban nya, beban berat yang hal persenjataan dan lainnya, sehingga baik orang-
orang kafir menyerah atau masuk ke dalam perjanjian. Ini [ayat terakhir] merupakan
'tujuan' dari [memerintahkan kaum Muslim untuk] membunuh dan mengambil tawanan.
Jadi [wajib itu] (dhālika adalah predikat subjek tersirat, [seperti] al-amr, 'peraturan',
dengan kata lain, 'mengenai ketetapan [Allah] mereka adalah seperti yang disebutkan').
Dan telah Allah menghendaki, Dia bisa saja [sendiri] diambil dendam pada mereka, tanpa
pertempuran, tapi, Dia telah memerintahkan anda untuk [melakukan] itu, bahwa Dia
dapat menguji beberapa dari Anda dengan cara lain, dari antara mereka, dengan cara
pertempuran, sehingga dibunuh di hadapan kamu akan berakhir di surga, sedangkan
[terbunuh] di antara mereka [akan berakhir] dalam neraka. Dan orang-orang yang gugur
(qutilū: membaca varian memiliki qātalū, 'mereka yang memerangi') - ayat ini diturunkan
pada hari [pertempuran] Uhud, setelah mati dan terluka telah menjadi banyak di kalangan
umat Islam - di jalan Allah, Dia tidak akan membiarkan karya-karya mereka sia-sia, Dia
akan [tidak] membuat [mereka] tidak berlaku.

 Tafsir Ibnu Katsir

Allah SWT berfirman seraya memberikan bimbingan kepada orang-orang mukmin


tentang apa yang mereka tuju dengan peperangan mereka dengan orang-orang musyrik :
“Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir ( di medan perang) maka pancunglah
batang leher mereka.” Artinya jika kalian mendapati mereka, maka penggallah leher
mereka dengan pedang. “Sehingga apabila kalian mengalahkan mereka” maksudnya
menghancurkan mereka dengan membunuhnya.
“Maka tawanlah mereka”, yakni, para tawanan yang kalian tawan. Setelah selesai
perang dan berakhirnya pertempuran, kalian diberi pilihan mengenai keberadaan mereka;
jika kalian menghendaki, kalian boleh melepaskan tawanan itu secara cuma-cuma, dan
jika kalian mau, kalian juga boleh meminta tebusan harta dari mereka dan
maenjadikannya syarat bagi mereka. Yang jelas, ayat ini turun sejak terjadinya perang
Badar, dimana Allah mencela orang-orang yang beriman atas tindakan mereka atas
tindakan mereka memperbanyak tawanan pada hari itu, dengan tujuan supaya mereka
dapat mengambil tebusan, dan padaa hari yang sam mereka tidak banyak membunuh.
Oleh karena itu, dia berfirman :
Yang artinya : “ Tidak patut bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat
melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawi,
sedangkan Allah menghendaki pahala akhirat untukmu. Dan Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana. Kalau sekiranya tidak ada ketetapan terdahulu dari Allah, niscaya
kamu ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kamu ambil.”(QS. Al-Anfaal : 67-
68)
Ada sebagian ulama yang mengklaim bahwa ayat yang memberika pilihan antara
pengambilan tebusan atas tawanan atau melepaskannya secara cuma-cuma ini mansukh
(dihapus) oleh firman Allah Ta’ala :
“ Apabila sudah habis bulan-bulan haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrik itu
dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka, dan intailah ditempat pengintaian.” (QS.
At-Taubah: 5)
Demikian yang diriwayatkan oleh Al-‘Aufi dari Ibnu Abbas, Qtadah, ad-
Dhahhak, as-Saudi, dan Ibnu Juaraij berkata: “ulama lain yang merupakan kelompok
mayoritas mengatakan, bahwa ayat tersebut tidak mansukh”
Sebagian ulama lainnya mengatakan bahwa saeorang pemimpin (imam) hanya
diberi dua pilihan; membebaskan saecara Cuma-Cuma atau mengambil fidyah (tebusan),
tidak boleh membunuhnya.
Sedangkan ulama yang lain berpendapat bahwa jika menghendaki, seorang
pemimpin tersebut boleh membunuhnya. Hal itu didasarkan pada hadits yang
menceritakan pembunuhan yang dilakukan oleh Nabi SAW terhadap an-Nadhr bin al-
Harits dan Uqbah bin Abi Mu’ith, dua orang yang termasuk tawanan perang Badar.
Tsumammah bin Atsal pernah bertanya kepada Rasulullah, ketika beliau bertany a
kepadanya “Apa yang engkau miliki hai Tsumammah?” Ia menjawab :”Jika engkau
membunuh, maka engkau telah membunuh orang yang akan dituntut darahnya, dan jika
engkau membebaskan berarti engkau telah memberikan kebebaskan kepada orang yang
berterima kasih, Dan jika engkau menghendaki harta, maka mintalah, niscaya kami akan
berikan apa yang kamu kehendaki.”
Imam Syafi’I menambahkan dimana ia mengemukakkan: “Seorang imam
diberikan pilihan antara membunuh tawanan, membebaskannya atau meminta tebusan
dari para tawanan tersebut.” Masalah ini telah diuraikan dalam ilmu furu’ , Dan kami
telah kemukakkan maslah tersebut dalam kitab kami, al-Ahkaam. Walillahi al-Hamd wal
Minnah.
Dan firman Allah “Sampai perang berhenti”. Mujahid berkata “Sehingga Isa
putera Maryam turun”. Seolah-olah Mujahid mengambilnya dari sabda Rasulullah.
“Aka nada seanantiasa satu golongan dari umatku yang menjunjung tinggi
(menampakkan) kebenaran, sehingga orang-orang terakhir dari mereka memeramgi
Dajjal”.
Imam Ahmad meriwayatkan dari al-Walid bin Abdurrahman al-Jarasyi, dari
Jubair bin Nafair, ia berkata “Bahwa sesungguhnya Salamah bin Nufail pernah
memberitahu mereka bahwa ia pernah dating kepada Rasulullah SAW, lalu ia berkata:
‘Aku telah menambatkan senjata, meletakkan senjata, dan perang pun telah usai.’ Lalu
kukatakkan :’tidak ada perang lagi?’ lalu beliau bersabda kepadanya:
“Sekarang telah dating perang, akan ada segolongan dari umatku, yang muncul untuk
membela ummat manusia, dimana Allah memalingkan hati beberapa kaum, lalu mereka
memerangi kaum tersebut dan Allah pun memberikan rizki kepada mereka, sehingga
datang urusan Allah akan hal tersebut. Ketahuilah, Sesungguhnya pusat tempat tinggal
yang dijanjikkan kepada orang-orang mukmin adalah di Syam. Sedangkan kebaikan
adalah di kepala-kepala kuda sampai hari kiamat.”
Demikianlah yang diriwayatkan oleh Imam an-Nasa’i dari dua jalan, dari Jubair
bin Nufair, dari Salamah bin Nufail al-Sukuni.
Hal tersebut memperkuat pendapat, yang menyatakan ayat di atas tidak di nasakh.
Seolah-olah Rasulullah menetapkan hukum ini dalam perang, sehingga tidak ada lagi
perang.
Mengenai firman Allah “Sehingga perang selesai”, Qatadah berkata “Sehingga
tidak ada lagi kemusyrikan”. Hal itu sama dengan firman Allah ta’ala : “dan perangilah
mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan sehingga ketaatan itu semata-mata hanya
untuk Allah”. (QS. Al-Baqarah:193)
Kemudian sebagian ulama mengatakan: “’Sehingga perang selesai’, yakni,
sehingga pasukan-pasukan perang musyrik itu berhenti, Yaitu agar mereka bertaubat
kepada Allah SWT”. Ada juga yang menyatakan: “Yakni, menghentikan perlawanan atas
orang-orang yang diserang, yaitu dengan cara, mengerahkan tenaga untuk berbuat ta’at
kepada Allah Ta’ala”
Dan firman Allah “Demikianlah, apabila Allah menghendaki, niscaya Allah akan
membinasakan mereka” Maksudnya, jika Allah menghendaki, niscaya dia akan
menimpakan adzab dan siksaan dari sisinNya terhadap orang-orang kafir sebagai
hukuman dari sisiNya. “Tetapi Allah hendak mnguji sebagian dari kamu dengan
sebagian dari yang lain.” Artinya, justru Dia mensyariatkan kepada kalian jihad dan
perlawanan terhadap musuh untuk menguji kalian.
Kemudian, sebagaimana telah menjadi kelaziman, bahwa peperangan itu telah
menyebabkan terbunuhnya banyak orang-orang mukmin, maka Allah berfirman : “Dan
orang-orang yang gugur dijalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.”
Maksudnya Dia tidak akan mengabaikannya begitu saja, tetapi Dia akan memperbanyak
dan melipatgandakan. Bahakan diantara mereka ada yang pahalanya teruus mengalir
sealama di alam barzah.

2. Taat dan Patuh Pada Pemimpin


a. QS. An-Nisa : 59

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.

 Tafsir Asbab An-Nuzul oleh Al-Wahadi

(Hai orang-orang beriman, taatlah kepadaAllah,! Dan taatilah utusan dan Anda
yang berada di otoritas ...) [04:59]. Abu Abd al-Rahman bin Abu Hamid al-'Adl
memberitahu kami> Abu Bakar bin Abi Zakariyya al-Hafiz> Abu Hamid ibn al-Sharqi>
Muhammad bin Yahya> Hajjaj bin Muhammad> Ibnu Jurayj> Ya'la bin Muslim> Sa
Abbas 'id bin Jubayr> Ibnu' bahwa dia berkata tentang firman Allah, ditinggikan adalah
Dia, (Hai orang-orang beriman, taatlah kepada Allah dan menaati Rasul dan Anda yang
berada di otoritas!): "Hal itu diungkapkan tentang Hudhafah Adiyy ibn Qays ibn 'yang
dikirim oleh Rasulullah, Allah memberkati dia dan memberinya damai, dalam sebuah
ekspedisi militer ". Hal ini diriwayatkan oleh Bukhari dari ibn Shadaqah al-Fadl dan juga
oleh Muslim dari ibn Harb Zuhayr dan kedua pemancar terkait dari Hajjaj. Abbas Said
Ibnu ', menurut narasi Badhan: "Rasulullah Allah, Allah memberkati dia dan memberinya
damai, mengutus Khalid bin Walid al-dalam ekspedisi militer ke salah satu klan Arab. Ia
disertai dalam ekspedisi oleh 'Ammar bin Yasir. Ketika ia menarik lebih dekat kepada
mereka di malam hari, ia berhenti ke kamp dalam rangka untuk mencoba menaklukkan
mereka keesokan paginya. Sementara marga ini memperingatkan tentang ekspedisi
militer mendekati yang membuat mereka melarikan diri daerah itu, kecuali satu orang
yang adalah seorang Muslim. Orang ini meminta keluarga untuk bersiap-siap untuk
bergerak dan kemudian ia pergi ke perkemahan Khalid dan masuk dalam pada 'Ammar.
Ia berkata kepadanya: "Hai Abu'l-Yaqzan! Saya salah satu dari Anda. Tetapi orang saya
melarikan diri ketika mereka mendengar Anda akan datang. Aku tinggal karena saya
Muslim. Apakah ini manfaat apapun untuk saya, atau saya melarikan diri sebagai rakyat
saya tidak '' Ammar berkata: '? Tetap, karena bermanfaat bagi Anda'. Orang itu kembali
ke keluarganya dan menyuruh mereka tinggal. Keesokan paginya, Khalid menyerbu klan
tetapi tidak menemukan satu kecuali orang ini, dan sehingga ia dipenjarakan dia dan
merampas harta bendanya. 'Ammar pergi kepadanya dan berkata: "Biarlah orang itu
pergi, karena ia adalah seorang Muslim dan saya telah memberinya amnesti dan
menyuruhnya untuk tinggal'. Khalid berkata: "Kamu memberikan perlindungan dari saya
kepada orang lain sementara saya pemimpin! 'Ammar berkata:" Ya, saya memberikan
perlindungan dari Anda kepada orang lain sementara Anda adalah pemimpin'.

b. QS. An-Nur : 48

Artinya : Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya, agar Rasul
mengadili diantara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang.

 Tafsir Asbab An-Nuzul oleh Al-Wahadi

(Dan ketika mereka banding kepada Allah dan Rasul-Nya untuk menghakimi antara
mereka ...) [24:48]. Ahli tafsir Al Qur'an berkata: "Ayat ini dan ayat setelah diturunkan
tentang Bishr, munafik, dan lawannya, orang Yahudi, mengenai sengketa mereka atas
sebidang tanah. Orang Yahudi terus menyeret Bishr kepada Rasulullah, Allah
memberkati dia dan memberinya damai, sehingga dia hakim di antara mereka sementara
munafik terus menyeret orang Yahudi untuk Ka'b al-Ashraf, mengatakan: "Muhammad
akan tidak adil dengan kami '"Kejadian ini telah disebutkan di atas berurusan dengan
kata-kata Allah (... bagaimana mereka akan pergi untuk penghakiman (dalam perselisihan
mereka) untuk dewa palsu ...) di QS. al-Nisa'! [4:60].

3. Sabar Saat Bertemu Musuh


 QS. Al-Anfal : 45
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh),
maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu
beruntung.

 QS. Al-Baqarah : 249-250

Artinya : Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya


Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum
airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk
seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali
beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman
bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak
ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." Orang-orang
yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi
golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan
Allah beserta orang-orang yang sabar."(29) Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak
oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah
kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap
orang-orang kafir."(250)

Anda mungkin juga menyukai