Anda di halaman 1dari 2

1.

nilai ideal adalah nilai-nilai dasar yang mempunyai sifat tetap (tidak
berubah), nilai-nilai ini terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Nilai-nilai dasar
Pancasila (Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan
Sosial) kemudian dijabarkan menjadi nilai-nilai instrumental dan nilai praksis
yang lebih bersifat fleksibel dalam bentuk aturan atau norma-norma yang
berlaku dalam kehidupan bemasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai instrumental adalah penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar atau nilai
ideal secara lebih kreatif dan dinamis dalam bentuk UUD 1945 dan peraturan
Perundang undangan lainnya, dan dalam Tata Urutan Peraturan Perundangundangan Negara menurut UU No. 10 Tahun 2004. Nilai instrumental ini
dapat berubah atau diubah
Nilai Praksis adalah nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan
nyata sehari-hari baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Nilai praksis juga dapat berubah/diubah atau bisa juga dikatakkan
nilai praksis merupakan penerapan dari nilai instrumental dan nilai ideal pada
kehidupan sehari hari.
2. Kekuasaan legeslatif adalah kekuasaan untuk membuat atau membentuk
undang undang. Kekuasaan ini dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR)
Contoh :
Kekuasaan eksekutif yaitu kekuasaan utuk menjalankan undang undang dan
penyelenggara pemerintah negara. Kekuasaan ini dipegang oleh presiden.
Contoh:
Kekuasaan yudikatif atau disebut kekuasaan hakim yaitu kekuasaan untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum pancasila, yang di
pegang oleh Mahkamah Konstitusi.
Contoh :
Kekuasaan konstitutif yaitu kekuasaan untuk mengubah dan menetapkan
Undang Undang Dasar yang dijalankan oleh Majelis Permuyawaratan Dasar.
Contoh:
Kekuasaan inspektif adalah kekuasaan yang berhubung dengan
penyelenggaraan pemeriksa atas pengelolaan dan tanggung jawab tentang
keuangan negara, yang dijalankan oleh Badan Pemeriksa Negara.
Contoh :
Kekuasaan moneter adalah kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
serta memelihara kestabilan nilai rupiah.
Contoh :
3. Bhdvsdvahs
4. Pembagian kekuasaan pemerintahan seperti didapat garis-garis besarnya
dalam susunan ketatanegaraan menurut Undang-Undang Dasar 1945 adalah
bersumber kepada susunan ketatanegaraan Indonesia asli, yang dipengaruhi
besar oleh pikiran-pikiran falsafah negara Inggris, Perancis, Arab, Amerika

Serikat dan Soviet Rusia. Aliran pikiran itu oleh Indonesia dan yang datang
dari luar, diperhatikan sungguh-sungguh dalam pengupasan ketatanegaraan
ini, semata-mata untuk menjelaskan pembagian kekuasaan pemerintahan
menurut konstitusi proklamasi.
Pembagian kekuasaan pemerintah Republik Indonesia 1945 berdasarkan
ajaran pembagian kekuasaan yang dikenal garis-garis besarnya dalam
sejarah ketatanegaraan Indonesia; tetapi pengaruh dari luar; diambil
tindakan atas tiga kekuasaan, yang dinamai Trias Politica, seperti dikenal
dalam sejarah kontitusi di Eropa Barat dan amerika Serikat.
Ajaran Trias Politica diluar negeri pada hakikatnya mendahulukan dasar
pembagian kekuasaan, dan pembagian atas tiga cabang kekuasaan (Trias
Politica) adalah hanya akibat dari pemikiran ketatanegaraan untuk
memberantas tindakan sewenang-wenang pemerintah dan untuk menjamin
kebebasan rakyat yang terperintah

Anda mungkin juga menyukai