Anda di halaman 1dari 11

A.

Mounting of mill housing


Pembukaan housing membutuhkan pengelasan menurut instruksi berikut :
-

Pengelasan dilakukan oleh welder bersertifikat


Standar kualitas ada di instruksi workshop 520530
Gunakan shims dengan ketebalan 2-4 mm selama proses pengelasan komponen untuk

mengimbangi kontraksi yang terjadi selama proses welding


Gunakan besi penyetel/adjust iron, untuk menyetel ujung plat yang lebih

dahuluke pengelasan
Gerinda sisa pengelasan
Setelah pengelasan, adjusting iron harus di bakar/potong sekitar 5 mm di atas

housing wall
Tidak boleh ada sisa pengelasan di housing wall

(1) Erection check


- base flange dari mill housing terdapat lubang baut, untuk menetapkan posisinya
-

terhadap bracket
mill housing jg disediakan sekrup adjust pada bracket
taruh baut pondasi pada lubang dalam base flange
taruh mill housing di atas bracket, dengan baut pondasi menggantung dari lubangnya.

Baut tersebut menjadi acuan untuk menempatkan lubang pada base flange
pastikan antara housing dan gear unit benar-benar sepusat.
Jika sudah di pastikan semua fix, eratkan baut pondasi

(2) Erection Check (2)


- Baut tidak boleh di kencangkan sampai proses grouting dari base flange selesai.
- Untuk mendapatkan torsi yang benar, lihat drawing. Juga periksa lantai tengah
- Intermediate floor(lantai tengah) harus memiliki sudut sesuai perencanaan
(3) Erection check
- ukur jarak antara intermediate floor dari mill housing dengan plat gear
- jaraknya harus sama dengan gambar
- jika jaraknya tidak cukup, maka harus di adjust dengan menambahkan shim pad
dengan tebal yang sesuai.
(4) Erection check
- Penanaman part-part pondasi dan base mill housing harus di lakukan segera setelah
-

alignment terakhir.
Jika terdapat karat atau pelumas bersihkan dari ujung ke pangkal
Getarkan pondasi(concrete0 untuk memastikan cavity(rongga) terisi

Permukanaan concrete harus lebih rendah daripada fonundation rail. Untuk

mencegah bahan-bahan terlarang masuk ke gearbox


Seteah concrete diizinkan (sekitar3-4)hari untuk di setting, baut pondasi
dikencangkan ke torsi yang di tentukan pada assembly drawing

(5) Erection check


- Install/pasang DENSIT lining di atas lantai tengah (intermediate floor) sesuai assy
dwg, lihat separate instruction untuk instalasi.

B. Mounting Air Separator (Manual Instruction Terpisah)


- Periksa kondisi barang, apakah ada yg perlu di repair atau tidak
- Penutup bearing dibuka dan diangkat untuk mengecek pelumas bearing
- Periksa kondisi pelumas
- Instalasi harus berdasarkan gambar-gambar berikut :
1. Pondasi dan erection
2. Part list
3. Assy dwg
4. Instruction manual
Langkah Instalasi
-

Letakkan flange yang lebih rendah dari bottom cone (13) di atas flange mill pada
posisi yang benar, dengan orientasi yang tepat pada bagian yang telah di marking

antara flange dan casing dan berdasarkan gambar dari plant mill.
Mark(tandai) lubang baut dari flange melalui mill flange dan lubangi(drill)
Sesuaikan(fix) flange dari bottom cone ke bagian cone(kerucut) nya dengan

las(welding). Pastikan posisi flange sesuai marking


Periksa apakah expanded metal reinforcement dan closing ring untuk densit wear
sudah terinstal di tailings cone (14)

(1) Erection check


- Pasang wear-resistant densit lining di dalam tailings cone, sesuai dengan assy dwg.
(instruksi manual untuk instalasi, terpisah)
(2) Erection check
- Pasang rotor seal (17) di atas top section (04)
- Pasang wear-resistant linning di top section sesuai assy dwg. Instruksi manual untuk
instalasi, terpisah
(3) Erection Check
- Install wear resistant di dalam bearing housing pipe untuk sealing air
(separate instruction)
(4) Erection Check
- Letakkan Intermediate cone dan top section di atas support
- Gantungkan 3 dari guide vane (07), dengan di baut di atas wear plate(27) dari top
-

section, dan offset sekitar 120 derajat relative terhadap yang lain.
Pasang lock washer (24) pada saat yang bersamaan

(5) Erection Check


- Fit kan nut(16) pada set screw pada guide vane, tapi jangan di fit kan ke lubang untuk
perpanjangan kelebihan dari tinggi nut
-

Instalation densit wear lining


- Masukkan silicon ke dalam gun
- Apply (gunakan) lapisan di atas densit wear
- Gunakan filler knife untuk menggapai lapisan seragam dari silicon (sekitar 3 mm)
- Press (tekan0 densit wear dengan perlahan sampai ke permukaan dan gerakkan naik
turun dengan pola zig-zag dan slide(iris/gerakkan) densit wear sampai berada tepat di
-

samping densit wear yang lain.


Temperature kerjanya +50C ke +400C
keluarkan sisa dari silicon pada gab(sela2) setelah densit line terpasang
setelah 24 jam, silicon di panaskan dan instalasi siap dipakai.

(6) Erection check


- Install wear-resistant lining di dalam bearing housings pipe system untuk sealing air
(56) dan venting system (40) sesuai assy dwg.
(7) Erection check
- Taruh intermediate cone (09) dan top section (04) di atas support agar bisa diakses
dari bawah

Gantungkan 3 guide vanes (07), dengan dibaut pada wear plates (27) dari top section,

offset kira-kira 1200 dari yang lainnya.


Kunci washer (24) antara guide vane dan top section
Fit/pasang nut (16) ke sekrup dari guide vane.
Attach (cantolkan/ikatkan) guide ring (20) pada ke3 guide vane, dan fix kan
cincinnya(ring) dengan memasang retaining ring (23) di atas pin yang paling rendah

dari ke-3 guide vane


Posisi guide ring harus tepat, agar ke-4 lubang ring untuk dowel pins (19) sesuai

dengan lubang tailing cones (14) saat taillinh di pasang.


Check orientasinya menuurt, main arrangement, bottom section dan separator

arrangement.
gantungkan guide vanes lainnya dari top section dan pasang (fit) retaining rings pin

yang paling rendah dari guide vanes di bawah guide ring (20)
- setel guide vanes, satu per satu, pada posisi awal yang terdapat pada assy dwg
(8) Erection check
- Posisinya dianggap(indicated) sebagai sudut yang terbentuk oleh wear plate dalam
arah tangensial. Slot (celah) grub screw dari guide vane sejajar dengan wear plate dan
-

bisa digunakan untuk menyetel jika bagian dalam separator tidak bisa di akses
Guide vane yang pertama harus disetel, agar wear plate bisa diposisikan dari rotor

sesuai assy dwg sebagai dimensi bantuan (dimensi b pada sketch 2).
Karena rotor belum dipasang, jarak dari rotor seal (17) harus diukur sebagai gantinya.
Ujung dalam guide way ring luar dari sealing (penutup) sepusat dengan rotor, dengan

radius 10 mm lebih besar


Oleh karena itu, ujung wear plate harus disetel dengan dimensi 10 mm lebih kecil dari

b, diukur dari ujung dalam guideway ring.


Fit up washer sesuai O-ring (18) dan locking washer (24) ke grub screw pin atas dari

guide vane dan kunci sekrupnya pada posisi awal dengan mengencangkan mur (16)
Dengan cara yang sama, setel dan kunci guide vane lainnya dengan jarak blok yang
lebar, yang mana sesuai dengan celah yang diinginkan antara 2 guide vane (lihat assy

dwg, a pada sketch 2)


Jarak antara wear plate dari single vane tunggal dan rotor harus dikontrol dari dekat,
berdasarkan dimensi bantuan yang digunakan untuk menyetel guide vane yang
pertama (dimensi b pada sketch 2)

(9) Erection check


- Angkat intermediate cone pada top section menjauh dari support (untuk sementara)
- Taruh rotor (09) di atas support agar bisa diakses dari bawah

Turunkan top section (04) dengan intermediate cone (09) dengan ke atas rotor dan

buat ke2nya sepusat (lakukan dengan hati2)


Jaangan sampai merusak rotor sealing part (17) ketika menurunkan top section

(10)
-

Erection check
Pasang bearing arrangement (05) di dalam top section (04). Bearing harus di putar

agar lubang untuk bracing stays (06) menunjuk ke arah lubang pertama top section
Ketika menurunkan poros melalui rotor coupling, lakukan dengan hati-hati
Pasang bracing stays (06) ke bearing housing dan kunci mur
Fit (tetapkan) heavy duty end disc (62) dan screw (63) ke ujung poros
Angkat rotor (08) dengan mengencangkan screw (63) sampai blade (bilah) dari rotor

menyentuh rotor seal (17)


Balikkan screw (63) 1 kali putaran penuhagar rotor turun sekitar 2mm, (lihat gambar
sectional pada sketch 1)

(11)
-

Erection check
Pastikan rotor sepusat dengan rotor seal, laukan dengan menyetel bracing stays, jika
penyetelan tidak bagus, bagian paling atas, tack-welded flange(22) pada top section
harus dilonggarkan (dilepas), dan ditempatkan ditempat lain sampai ,penyetelan

bagus/sesuai, dan flange dipasang kembali ke casing dengan tack-weld.


Pastikan sumbu rotor sejajar, periksa dengan mengukur jarak dari titik acuan diatas

upper plate ring dari rotor ke rotor seal sambil rotor diputar 1 putaran penuh.
Rotor harus bisa bergerak, naum tidak boleh berputar relative terhadap rotor coupling
(59).

(12)
-

Erection check
Antara rotor dan rotor seal, posisi rotor harus lebih rendah
Jika poros (shaft) berputar terhadap coupling, shrunk washer (61) harus
dikencangkan.
Periksa apakah bagian ujung atas dari rotor (08) dan rotor seal sudah sepusat
jika hal keduanya tidak sepusat, maka harus dibongkar dan dibetulkan
dan separator harus di assembly ulang seluruhnya

(13) Erection check


- untuk sementara, jepitkan(clamp) bearing housing flange (36) dan top section (04)
dengan cara membaut dan las baian atas flange (22) dari top section ke casing top
-

section.
Tetapkan (fix) bracing stays pada posisi yang tepat, dengan menggunakan torsi
spesifik yang ditentukan.

Periksa washers(25) dengan alur O-ring (26) sudah terpasang dengan benar, kunci
mur, kencangkan shrunk washer(25) dari rotor coupling. (lihat instruksi manual

terpisah)
Jika torsi menurut assy dwg dari FLS berbdeda dengan instruksi manual, gunakan

yang ada pada assy dwg.


Pasang keseluruhan separator yang telah di assembly ke base part (bagian dasar).

Periksa kerataan dari flange terhadap bagian lainnya


gap (celah) di antara flange harus diperkecil sedemikian rupa, agar celah bisa ditutup

dengan (packing cord).


Pasang semua baut dan kencangkan, gunakan torsi yang sesuai assy dwg.

(14)
-

Erection check
Pasang bagian yang paling rendah dari flexible coupling, ke atas journal bearing

arrangement agar ujung permukaan journal dan coupling (are made to flush)
Keluarkan sekrup antara bearing arrangement (05) dan top section (04)
Periksa apakah gear bracket lebih besar daripada diameter coupling. Jika tidak, gear

unit harus dipasang di atas bracket sebelum coupling dipasang pada gera unit.
Sebaliknya, coupling half (separuh bagian kopling) dipasang pertama di poros gear,
kemudian ke gear unit (02) di atas bracket (03). (lihat assy dwg untuk drive

arrangement)
Pasang gear unit dengan bracket dan couplingdi atas top section dan masukkan baut.

Baut tidak boleh ditekan penuh.


Periksa jarak antara bagian coupling.
Luruskan bagian coupling dengan hati-hati, agar sepusat (center) dengan bracket.
Pasang motor (01) dan luruskan di atas motor bracket yang merupakan bagian dari

gear unit (02)


Pasang access platform di atas separator sesuai assy dwg.
Separator tersedia dalam 2 versi, L dan R pada gambar. Letak gambar (layout
drawing) akan menunjukkan

C. Mounting of gear unit


(see the separate instruction for gear unit)
- Tempatkan gear di dekat mill housing
- Plastic penutup pipa dari gear tidak boleh di lepas
- Bersihkan permukaan gear dan gear plate (sebersih mungkin)
- Gear box di angkat ke atas gear plate

Sebagai opsi, kita bisa menggunakan steel rod berukuran kurang lebih 10 mm yang
diletakkan dibawah gear box, dimana setalah itu, gear box di tarik kedalam mill

housing.
Setelah masuk, gear unit diposisikan dengan benar, posisi gear harus tepat di centre

plate.
Lakukan alignment pada gear unit, centre dari (segmental thrust bearing)/bantalan
luncur, harus tepat pada centre vertical mill housing, centre line gear unit dan poros

motor (harus sepusat/centre)


Fix kan posisi ger unit, dan drill lubang untuk dowel pin, sesuai appendix 1, fig 1
Lalu bor lubang ke ukuran sebenarx (fig 2)
Lebarkan lubang dengan hati-hati dan masukkan dowel pin.(fig 3)

D. Mounting of grinding table and nozzle ring


Grinding table :
- Bersihkan permukaan antara grinding table dan gear unit.
- Sekrup 3 lifting eyebolts kedalam ubang di atas permukaan grinding table
- Masukkan bolt secara hati2 agar tegangan bending bisa di hindari
- Kencangkan baut flange antara gear unit dan grinding table pada torsi yang benar.

Erection Check

Lakukan penyetelan akhir dan kancing di sekeliling grinding table, pasang sealing
ring (19) untuk labyrinth seal (20)

Nozzle ring
- Assemble (rangkai) segmen untuk nozzle ring(30) dan supporting ring (31)
-

berpasangan.
Tempatkan rangkaian seggmen di atas flat iron flange (33) yang di las di dalam mill

housing
Posisi segmen relative ke grinding table untuk disesuaikan dengan memasukkan
shims antara nozzle ring dan grinding table sampai jarak sepanjang lingkar table
sesuai dengan assy dwg.

Erection Check
- Las supporting ring di atas mill husing sesuai dengan assy dwg, dan pindahkan shims
-

nya
Pasang bagian sisa dari nozzle ring, termasuk guide cone (29), sesuai dengan perintah
assy dwg.
Setel daerah alran (flow area) ke nilai yang diinginkan (lihat gambar/pasrt list, atau
diskusikan dengan oowner), dengan memasang adjusting plate (32) yang di sediakan
di nozzle ring.
Lakukan tack weld pada sdjusting plate ke nozzle ring vanes
Setelah mengoptimalkan operasi mill, las terakhir dapat dilakukan sesuai deskripsi
assy dwg.

E. Grinding track
Grinding track biasanya sudah di buat di workshop, jika belum lakukan langkah
-

assembly berikut
Pasang baut dalam dari grinding track untuk mem-fix kan wear segment dari bagian

dalam grinding table


Pasang locking nuts (28) pada grinding table, lihat appendix 4 untuk assy dwg
Pasang central cover (16) dan fix kan
Pasang locking pins (18) di grinding track
Gunakan alat yang disediakan untuk mengangkat grinding segment (17) ke atas
grinding track dan tarik secara bersamaan kea rah tepi dalam grinding table, dan
masukkan distance iron (27). Jika diperlukan, masukkan shims diantara table dan

clamp
!!bagian ini sangat rapuh dan mudah pecah jika tidak hati-hati!!
Periksa kesesuaian segmen bear terhadap grinding table di seluruh permukaan kontak

Dengan menggunakan feeler gauge


Jika permukaan kontak antara segment dan tepi dalam grinding table harus tidak
sesuai (harus di improve) , ini bisa dilakukan dengan menggulingkan segmen, (harus
ada izin FLS)
Proses grinding hanya dilakukan pada keadaan tertentu karena resiko crack, harus

seizing FLS
Proses grinding tidak boleh melibatkan pemanasan segmen
Perbaiki segmen dengan clamps(26), dari dalam maupun dari luar sesuai assy dwg.
Kencangkan kembali semua sekrup pada torsi yang benar sesuai assy dwg
Pasang dam ring di ujung atas grinding table. Pertama, pasang eight segment (25) dari

supporting ring di atas grinding table.


Tempatkan intermediate rings (23) dan dam rings (22) di atas support ring. Pastikan

semuanya terpasang melalui ikatan.


Variasi ketebalan dari bagian yang tersedia bisa saja terjadi, oleh karena itu,
ketinggian bisa di setel pada jarak 10mm. kemudian bolts(24) di kencangkan sesuai
assy dwg.
Kencangkan kembali bolts yang digunakan pada grinding table setelah 8 jam
dan lagi di setiap 24 jam operasi, ke torsi yang benar sampai torsinya konstan.

Scrapers
Pasang scraper (21) di bawah grinding table.
Padda Grinding table disediakan lubang untuk scrapper screws, yang mana ketika

dikencangkan, harus aman melalui tack-welding.


Periksa scraper skim di atas permukaan densit lining pada intermediate floor(lantai
tengah) tanpa menyentuh, ketika table berputar.

F. Mounting grinding rollers


(1) Erection Check (Pembukaan Barang)
- Bungkus barang dengan plastic ketika memindahkan ke tempat instalasi
- Semua bahan yang sifatnya kontaminan di lepaskan dari barang sebelum di mounting
- Jika diketahu i ada kontaminan, pembungkus grinding roller harus dibuka untuk
-

untuk mengecek dan jika perlu bersihkan bearing, seal dan lain2.
Roller di pindahkan ke tempat barang akan di pasang.
(attention)
Jika roller disediakan dengan wear segment shop fitted, laju pengencangan harus di
periksa sebelum mill di operasikan.
Jika wear segment tidak terpasang, pemasangan(mounting) bisa dilakukan sebelum
atau sesudah roller tepat di centre piece sesuai prosedur berikut
Memasang wear segment pada grinding rollers.

Gunakan screw (47) untuk merapatkan retainer clamps di roller hub.


Lumasi permukaan kerucut dari retainer clamp dengan gemuk
Pasang pin(37) pada permukaan silinder dar roller hub
Gunakan lifting gear yang cocok di posisi wear segment (36) di atas
permukaan silinder dari roller agar garis simetis retainer piece sejajar dengan

centerline dari segmen.


Periksa apakah posisi segmen terhadap permukaan silinder pada roller sudah

benar
(2) Erection check
- Pasang 2 rod screw (35) ke retainer clamp pada wear segment.
- Ujung screw harus pas dengan permukaan retainer clamp
(3) Erection check
- Sebelum clamp selesai, pasang kawat kaca di sekeliling rod screw untuk mencegah
jalan masuk dari rawmill ke dalam lubang bolt

Tempatkan retainer clamp di atas 2 rod screw. Lumasi permukaan kerucut retainer

clamp
Pasang mur pada sekrup dan kencangkan, gunakan kekuatan 50% dari level yang di

spesifikasikan/ditentukan
(4) Erection check
- Pasang semua wear segment di atas ke3 roller dengan cara yang sama. Segmen harus
-

didistribusikan/diletakkan secara merata di sepanjang lingkaran roller hub.


Kencangkan mur rod screw sekali lagi, kali ini gunakan kekuatan pengencangan
penuh dari level yang ditentukan. Dan periksa secara serentakapakah posisi segmen

terhadap roller hub sudah benar.


(5) Erection check
- Pasang protective caps (39) untuk mur setelah mengencangkan bolts secara penuh

G. Mounting of tensioning system


1. Spherical plai bearings
- Spherical plain bearings digunakan untuk hydraulic bracket connection.
H. Mounting of grinding roller to centre piece
1. Bersihkan roller dan centre piece sebelum instalasi
2. Permukaan yang bersentuhan harus kering dan tidak ada oli atau grease

3. Letakkan centre piece di atas support yang disediakan yang digunakan untuk
memfixkan ke grinding table. Fixkan centre piece ke support
4. Masukkan O-ring untuk sealing air, breather line dan oil connection di dalam flange
beralur pada roller shaft
5. Posisi journal harus sesuai, sehingga flange pada roller tepat masuk pada recess di
centre piece
6. Hindari pergerakan pada journal terhadap centre piece, ketika permukaan
bersinggungan, karena akan merusak bearing pada roller
7. Gunakan hydraulic bolt tensioner untuk mengunci flange pada level pengencanagn
yang benar sesuai assy dwg.

Anda mungkin juga menyukai