Nama Peneliti
(Tahun) Judul
Penelitian
Senderina Malak
(2015) Profil
dermatitis
seboroik di
Poliklinik Kulit dan
Kelamin RSUP
Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado
periode Januari
Desember 2015
Variabel Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil
Penelitian ini
menggunakan
metode
deskriptif
retrospektif
dengan
menggunakan catatan
rekam medik
pasien
dermatitis
seboroik yang
tercatat di
Poliklinik Kulit
Hasil penelitian
ini menunjukkan
bahwa dari 91
kasus dermatitis
seboroik (2,2%),
penyakit ini
sering terjadi
pada kelompok
umur 45-64
tahun (40,7%),
jenis kelamin
laki-laki (67,0%),
pensiunan
(28,5%), lokasi
lesi wajah
(39,5%) dan
pengobatan
kombinasi
kostikosteroid,
antihistamin dan
antijamur
(59,3%).
Luis J. Borda
(2015) Seborrheic
Dermatitis and
Dandruff: A
Comprehensive
Review
Variabel pada
penelitian ini adalah
Presentasi klinis,
Deferential diagnosis,
pengobatan,
Roza Olina,
Soenarto, Athuf
Thaha (2015)
Hubungan
Kepadatan
Spesies
Malassezia dan
Keparahan Klinis
Dermatitis
Desain yang
digunakan
adalah
pendekatan
potong
lintang,
dengan
penelitian
observasional
serta
menandatangan
i lembar
informed
consent. Pasien
dilakukan
pemeriksaan
fisik dan
penilaian
Ke
t
Seboroik di
Kepala
analitik
laboratorik
keparahan klinis
menggunakan
Seborrhea Area
and Severity
Index (SASI)
serta
pemeriksaan
laboratorium
biakan
CHROMagar.
Hasil penelitian
didapatkan
delapan satu
dari 92 pasien
didapatkan
biakan positif
spesies
Malassezia
terdiri pria 43
orang (46.7%)
dan wanita 49
orang (53.3%).
Terdapat
hubungan
bermakna
antara
kepadatan
spesies
Malassezia
terhadap
keparahan klinis
DS. Pada
analisis regresi
ganda
menunjukkan
tipe kulit
berminyak dan
kepadatan
spesies
Malassezia
merupakan
faktor risiko
yang
mempengaruhi
Desain yang
digunakan
adalah
pendekatan
potong
lintang,
dengan
analitik
observasional
keparahan klinis
DS (p=0.000).
Spesies
Malasesezia
paling banyak
ditemukan
M.globosa
(44,6%) diikuti
dengan
M.obtosa
(7,6%),
M.sloofiae
(5,4%),
M.dermatis
(3,3%), M.furfur
(2,2%), M.
Pachydermatis
(1,1%),
M.japonica 1
(1,1%)
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa dari 32
responden,
dermatitis
seboroik tidak
berpegaruh
signifikan
terhadap
kualitas hidup
pada pasien di
RSUD Abdul
Moeleok
Lampung.