Anda di halaman 1dari 179

Laporan Akuntabilitas Kinerja

Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata


Tahun Anggaran 2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemerintah

Daerah

kabupaten/kota

wajib

menyusun

laporan

kinerja tahunan dan menyampaikannya kepada Gubernur, Menteri


Perencanaan

Pembangunan

Nasional/Kepala

Badan

Perencanaan

Nasional, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi, dan Menteri Dalam Negeri. Kewajiban menyusun laporan
kinerja

tahunan

ini,

merupakan

salah

satu

bentuk

pertanggungjawaban tertulis sebagaimana ditentukan dalam Pasal 22


Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sistem Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah (SAKIP) dimaksud meliputi:

Rencana Strategis,

Perjanjian Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pengelolaan data kinerja,


pelaporan Kinerja dan reviu dan evaluasi. Laporan Kinerja merupakan
salah satu bagian dari SAKIP yang

memuat ringkasan tentang

keluaran dari kegiatan dan hasil yang dicapai dari program selama satu
tahun, yang menyajikan infomasi tentang: Pencapaian Tujuan dan
Sasaran sesuai Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD), Realisasi Pencapaian Target Kinerja, Penjelasan yang
memadai atas pencapaian Kinerja dan Perbandingan capaian kinerja
kegiatan dan program sampai dengan tahun berjalan dengan target
kinerja dalam Dokumen RPJMD.
Melalui Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Daerah

diperoleh gambaran keberhasilan dan kegagalan untuk

kepentingan

reviu

dan

evaluasi

atas

implementasi

SAKIP

guna

menemukan strategi mengatasi permasalahan yang dihadapi, strategi


percepatan untuk mencapai target yang telah ditentukan.

Untuk itu,

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kabupaten Lembata, yang


selanjutnya disingkat LAKIP Bupati Lembata Tahun 2015 merupakan
kegiatan rutin yang wajib dilaksanakan setiap tahun berisi informasi
mengenai

rencana

kinerja,

Pelaksanaan

dan

capaian

kinerja

Pemerintah Kabupaten Lembata di Tahun 2015. Laporan Kinerja


Instansi

Pemerintah

pelaksanaan

kinerja

Kabupaten
Tahun

Lembata

Keempat

dari

merupakan

laporan

Rencana

Rencana
Page | 1

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lembata tahun


2011 2016. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Daerah
Kabupaten Lembata ini disusun berdasarkan amanat Peraturan
Perundang-Undangan sebagai berikut:
1.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang


Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme;

2.

Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan


Negara;

4.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan,


Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

5.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara;

6.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah;

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan


Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

8.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar


Akuntansi Pemerintah;

9.

Peraturan

Presiden

Nomor

29

Tahun

2014

tentang

Sistem

Aparatur

Negara

Nomor

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;


10. Peraturan

Menteri

Pendayagunaan

PER/09/M.PAN/5/2007

tentang

Panduan

Umum

Penetapan

Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;


11. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata
Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Nomor 1 Tahun 2008
tentang

Urusan

Pemerintahan

yang

menjadi

Kewenangan

Kabupaten Lembata; dan


13. Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Nomor 16 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Lembata
Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Lembata tahun 2011 2016.

Page | 2

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

B. Maksud dan Tujuan


Maksud

Penyusunan

Laporan

Kinerja

Instansi

Pemerintah

Kabupaten Lembata Tahun 2015 adalah untuk memberikan gambaran


kinerja penyelenggaraan pemerintahan yang jelas, transparan, dan
dapat dipertanggungjawabkan dan sebagai wujud pertanggungjawaban
keberhasilan/kegagalan pencapaian target sasaran dalam tahun 2015
serta sebagai wujud akuntabilitas kinerja yang dicerminkan dari hasil
pencapaian kinerja berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis
dan

indikator

kinerja

yang

telah

ditetapkan

dalam

Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lembata Tahun


2011 - 2016. Sedangkan tujuan penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah Kabupaten Lembata Tahun 2015 adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur Pemerintah Kabupaten
Lembata atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai; dan
2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Pemerintah
Kabupaten Lembata untuk meningkatkan kinerjanya; dan
3. Sebagai

upaya

Pemerintah

peningkatan

Kabupaten

kepercayaan

Lembata

masyarakat

dengan

kepada

menerapkan

azas

transparansi, sistematik dan akuntabel.


C. Gambaran Umum Organisasi Perangkat Daerah
A. Kedudukan Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata.
Kedudukan Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata Tahun 2015
masih berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah yaitu sebagai Daerah Otonom, yakni kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan

masyarakat

setempat

menurut

prakarsa

sendiri

berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan.


B. Tugas Pokok dan Fungsi Pemerintah Kabupaten Lembata
Berdasarkan Peraturan Daerah kabupaten Lembata Nomor 1 Tahun
2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan
Kabupaten Lembata, terdapat 26 (dua puluh enam) urusan wajib
yang dilaksanakan oleh 18 (delapan belas) Satuan Kerja Perangkat
Daerah dan 8 (delapan) urusan pilihan yang dilaksanakan oleh 8
(delapan) Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Page | 3

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Urusan

Pemerintahan

yang

Menjadi

Kewenangan

Kabupaten

Lembata dimaksud telah dijabarkan dalam tugas pokok dan fungsi


satuan kerja perangkat daerah. Adapun tugas pokok dan fungsi
satuan kerja perangkat daerah pada Daerah Kabupaten Lembata
adalah sebagai berikut:
a. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah Kabupaten Lembata mempunyai tugas dan
kewajiban membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan
mengoordinasikan

Dinas

Daerah,

Inspektorat,

Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah,


Sekretariat DPRD dan Staf Ahli Bupati, dengan fungsi sebagai
berikut:
1. Penyusunan kebijakan pemerintahan daerah;
2. Pengoordinasian
Inspektorat,

pelaksanaan

Badan

tugas

Perencanaan

Dinas

Daerah,

Pembangunan

Daerah,

Lembaga Teknis Daerah, Sekretariat DPRD dan Staf Ahli


Bupati;
3. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah
daerah;
4. Pelaksanaan administrasi ketatausahaan; dan
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya serta tugas dan kewajiban ex-officio
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Sekretariat

Dewan

Perwakilan

Rakyat

Daerah

Kabupaten

Lembata
Sekretariat Daerah Kabupaten Lembata mempunyai tugas dan
kewajiban

menyelenggarakan

administrasi

kesekretariatan,

administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan


fungsi DPRD dan menyediakan serta mengoordinasikan tenaga
ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan
keuangan daerah, dengan fungsi sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD;
2. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;
3. Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD;
4. Pelaksanaan administrasi ketatausahaan;

Page | 4

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

5. Penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan


oleh DPRD; dan
6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
tugas dan fungsinya serta tugas dan kewajiban ex-officio
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Dinas Daerah
Dinas Daerah mempunyai tugas dan kewajiban melaksanakan
urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan
tugas pembantuan sehingga untuk mengoptimalkan kinerja perlu
dibentuk

kelembagaan

yang

efisien,

efektif,

rasional

dan

proporsional sesuai dengan kebutuhan dan kemapuan keuangan


daerah, dengan fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan bidang tugasnya;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
sesuai dengan bidang tugasnya;
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan bidang
tugasnya;
4. Pelaksanaan administrasi ketatausahaan;
5. Pembinaan terhadap UPTD; dan
6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati.
d. Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah
Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah, merupakan unsur pengawas, unsur
perencanaan dan unsur pendukung tugas Kepala Daerah yang
mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
urusan pemerintah di daerah, melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik, sehingga
perlu dibentuk kelembagaan yang efisien, efektif, rasional dan
proporsional

sesuai

dengan

kebutuhan

dan

kemampuan

keuangan daerah, dengan fungsi sebagai berikut:


1. merumuskan kebijakan teknis di bidang tugasnya;
2. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan
daerah di bidang tugasnya;
3. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang tugasnya;
Page | 5

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

4. pelaksanaan administrasi ketatausahaan; dan


5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati.
e. Kecamatan dan Kelurahan
Kecamatan mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati
dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintahan, pembangunan
dan pelayanan kemasyarakatan, dengan fungsi sebagai berikut:
1. Mengoordinasikan kegiatana Pemberdayaan masyarakat;
2. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban umum;
3. Mengkoordinasikan

penerapan

dan

penegakan

peraturan

perundangundangan;
4. Mengkoordinasikan

pemeliharaan

prasarana

dan

fasilitas

pelayanan umum; dan


5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di
tingkat Kecamatan.
C. Personil/Pegawai
Salah satu instrumen pedukung terlaksananya tugas pokok dan
fungsi Organisasi Perangkat Daerah pada lingkup Pemerintah
Kabupaten Lembata adalah Pegawai Negeri Sipil.
Kebijakan moratorium Presiden Republik Indonesia membawa
dampak pada ketiadaan perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil
lingkup Pemerintah Kabupaten Lembata. Hal ini menyebabkan
semakin berkurangnya tenaga Pengawai Negeri Sipil yang berfungsi
sebagai instrumen pedukung terlaksananya tugas pokok dan fungsi
Organisasi Perangkat Daerah pada lingkup Pemerintah Kabupaten
Lembata.
Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata hanya terbantu dengan
penambahan personel/pegawai yang berasal dari Honorer Kategori
Satu (K1) dan Kategori Dua (K2). Sedangkan penerimaan pegawai
melalui jalur formasi dari Tahun 2011 hingga saat ini belum ada.
Pemerintah Kabupaten Lembata tetap melaksanakan tugas pokok
dan

fungsi

yang

telah

diamanatkan,

walaupun

mengalami

kekurangan pegawai. Sampai dengan akhir tahun 2015 Pemerintah


Kabupaten Lembata didukung oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS)
sebanyak 4318 orang.
Page | 6

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Untuk

mengatasi

kekurangan

Pegawai

Negeri

Sipil

maka

Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata memperpanjang Tenaga


Hnor Daerah yang telah diangkat pada tahun 2005 dan tidak
termasuk dalam tenaga honor K1 dan K2 karena tidak memenuhi
kriteria sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku sebanyak 129 orang. Sealin itu Daerah Kabupaten Lembata
melalui masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah telah
membuat perjanjian kerja dengan tenaga sukarela setiap tahun
anggaran untuk mengatasi kekurangan tenaga berdasarkan analisis
jabatan dan analisis beban kerja sebanyak 947 orang. Tenaga
Sukarela dengan Perjanjian Kerja tersebut diberikan honorarium
setiap bulan berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR) Propinsi
Nusa Tenggara Timur.
Adapun rincian mengenai keadaan Penagai Negeri Sipil dan
Tenaga Kontrak Daerah serta Tenaga Sukarela dengan Perjanjian
Kerja adalah sebaga berikut:
1. Jumlah Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Tingkatan Pendidikan
Grafik 1: Keadaan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Tingkat Pendidikan

Keadaan Pegawai Per 31 Desember 2015

S3
S2
S1
DIV
DIII
DII
DI
SLTA
SLTP
SD

Sumber: BKD Kab. Lembata

Page | 7

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

2. Jumlah Pegawai Berdasarkan SKPD.


2.1.

Jumlah Pegawai Negeri

1. Jumlah Pegawai pada Sekretariat Daerah dan Sekretariat


DPRD
Grafik 2: Keadaan Pegawai Negeri Sipil pada Sekretariat Daerah dan
Sekretariat DPRD

Keadaan Pegawai Negeri Sipil Per 31 Desember 2015

Sekretariat Daerah
Sekretariat DPRD

Sumber: BKD Kab. Lembata

2. Jumlah Pegawai pada Dinas Daerah.


Grafik 3: Keadaan Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Daerah

Keadaan PNS Per 31 Desember 2015


Dinkes
Dinsa PPO
Disdukcapil
Dinsosnakertrans
Dinas Koperindag
Dinas PU
Dishubkominfo
Dinas Kebudayaan dan
pariwisata
Dinas Kelautan dan
Perikanan
Dinas Pertaniand an
Kehutanan
Dispenda PKAD
Dinas ESDM

Sumber: BKD Kab. Lembata

Page | 8

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

3. Jumlah Pegawai pada Lembaga Teknis Daerah.


Grafik 4: Keadaan Pegawai Negeri Sipil pada Lembaga Teknis Daerah

Keadaan Per 31 Desember 2015

Inspektorat
Bappeda
BKD
Kesbangpol
BLH
BPMD
BKP3
BPPKB
BPBD
SatPol PP
Perpustakaan
KPPT
KPHL
RSUD
Sekretariat KORPRI

Sumber: BKD Kab. Lembata

4. Jumlah Pegawai pada Kecamatan.


Grafik 5: Keadaan Pegawai Negeri Sipil pada Kecamatan

Keadaan Per 31 Desember 2015


Atadei
Buyasuri
Ile Ape
Lebatukan
Nagawutung
Nubatukan
Omesuri
Wulandoni
Ile Ape Timur

Sumber: BKD Kab. Lembata

Page | 9

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

5. Jumlah Pegawai pada Kelurahan.


Grafik 6: Keadaan Pegawai Negeri Sipil pada Kelurahan

Keadaan Per 31 Desember 2015

Lewoleba
Lewoleba Utara
Lewoleba Selatan
Lewoleba Timur
Lewoleba Tengah
Lewoleba barat
Selandoro

Sumber: BKD Kab. Lembata

2.2.

Jumlah Tenaga Kontrak dan KSO


Jumlah

Tenaga

Kontrak

Daerah

dan

Tenaga

Kerja

Sama

Operasional pada lingkup Pemerintahan Kabupaten Lembata dapat


dirincikan berdasarkan masing-masing SKPD dalam grafik berikut
ini.
1. Jumlah

Tenaga

Kontrak

Daerah

dan

Tenaga

Kerja

Sama

Operasional pada Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD.


Grafik 7: Keadaan Tenaga Kontrak dan TSPK pada Sekretariat Daerah dan
Sekretariat DPRD

80
60

TKD

40

KSO

20
0
Setda

Setwan

Sumber: BKD Kab. Lembata

Page | 10

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

2. Jumlah

Tenaga

Kontrak

Daerah

dan

Tenaga

Kerja

Sama

Operasional pada Dinas Daerah.


Grafik 8: Keadaan Tenaga Kontrak dan TSPK pada Dinas Daerah

160
140
120
100
80
60
40
20
0

TKD
KSO

Sumber: BKD Kab. Lembata

3. Jumlah

Tenaga

Kontrak

Daerah

dan

Tenaga

Kerja

Sama

Operasional pada Lembaga Teknis Daerah.


Grafik 9: Keadaan Tenaga Kontrak dan TSPK pada Lembaga Teknis Daerah

140
120
100
80
60

TKD

40

KSO

20
KPHL

RSUD

KPPT

SatPol PP

Perpustakaan

BPBD

BKP3

BLH

BPPKB

BPMD

Kesbangpol

Bappeda

Inspektorat

Page | 11

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015
Sumber: BKD Kab. Lembata

4. Jumlah

Tenaga

Kontrak

Daerah

dan

Tenaga

Kerja

Sama

Operasional pada Kecamatan.


Grafik 9: Keadaan Tenaga Kontrak dan TSPK pada Kecamatan

14
12
10
8
6
4
2
0

TKD
KSO

Sumber: BKD Kab. Lembata

5. Jumlah Tenaga Kontrak pada Kelurahan.


Grafik 10: Keadaan Tenaga Kontrak dan TSPK pada Kelurahan

4
3.5
3
2.5
2
1.5

TKD

KSO

0.5
0

Sumber: BKD Kab. Lembata

Page | 12

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

D. Permasalahan Utama
Mengacu pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Organisasi
Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Kabupaten Lembata, masih
terdapat kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan
kegiatan dalam rangka pencapaian Sasaran Strategis dan Indikator
Kinerja

yang

tertuang

dalam

Rencana

Pembangunan

Jangka

Menegah Daerah Kabupaten Lembata Tahun 2011 2016. Kendala


itu antara lain:
1) Dari sisi Perencanaan Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Lembata Tahun 2011 2016 tidak sepenuhnya dijadikan sebagai
acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan

(RKT),

Perjanjian Kinerja (PK) dan Rencana Kerja Anggaran (RKA) serta


Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) sehingga pengukuran
kinerja (penyusunan LAKIP SKPD dan LAKIP Bupati Lembata)
tidak dapat dilakukan secara maksimal.
2) Dari sisi Pengukuran Kinerja, Indikator Kinerja Utama Satuan
Kerja Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Kabupaten Lembata
belum

sepenuhnya

penganggaran,

digunakan

penilaian

kinerja

dalam
dan

perencanaan
pengendalian

dan
serta

pemantauan kinerja secara berkala.


3) Dari

sisi Pelaporan Kinerja, pencapaian hasil kerja

yang

ditargetkan belum dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi


untuk menggambarkan prestasi kenerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah, yang kemudian menjadi prestasi kerja Pemerintah
Kabupaten Lembata.
4) Dari sisi Evaluasi Kinerja, evaluasi pelaksanaan progam dan
kegiatan yang mendukung sasaran Strategis dan indikator
kinerja untuk mengukur capaian kinerja yang termuat dalam
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Lembata tahun 2011 2016 masih terfokus pada
penggunaan anggaran dan pelaksanaan progam dan kegiatan,
belum terfokus pada hasil yang telah dicapai (outcme) dan
manfaat dari hasil yang telah dicapai tersebut.
5) Dari sisi capaian kinerja, belum adanya keselarasan antara
kinerja output dan kinerja outcome yang dicapai dari pelaksanaan
program/kegiatan

yang

mendukung

sasaran

strategis

dan

Page | 13

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

indikaor kinerja dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah Kabupaten Lembata tahun 2011 2016.
E. Sistematika Penyusunan
Sistematika

Penyusunan

LAKIP

Pemerintah

Kabupaten

Lembata sebagai berikut:


Bab I. Pendahuluan.
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi,
dengan menekankan aspek strategis organisasi serta
permasalahan utama yang sedang dihadapi organisasi.
Bab II. Perencanaan Kinerja.
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian
kinerja tahun yang bersangkutan.
Bab III. Akuntabilitas Kinerja.
Pada bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk
setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi
sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi serta
anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja
organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja.
Bab IV. Penutup.
Pada Bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian
kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang
akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja.
Lampiran I : Perjanjian Kinerja Tahun 2015.
Lampiran II: Target dan Realisasi Anggaran Tahun 2015.

Page | 14

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

BAB II
PERENCANAAN KINERJA

2.1. PERENCANAAN KINERJA


2.1.1. Visi
Visi Bupati dan Wakil Bupati Lembata yang tetapkan sebagai Visi
Pemerintah

Kabupaten

Lembata

Tahun

2011

2016

adalah

Terwujudnya Lembata yang Mandiri dan Produktif Berbasis Potensi


dalam Perspektif Tata Ruang.
2.1.2. Misi
Visi Pemerintah Kabupaten Lembata tahun 2011 2016
diwujudkan dalam Misi Kepala Darah Kabupaten Lembata 2011
2016 yang ditetapkan sebagai Misi Pemerintah Kabupaten Lembata
yang diwujudkan dalam 6 (enam) agenda perjuangan sebagai berikut:
1. Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah;
2. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia;
3. Recovery ekonomi Wilayah;
4. Peningkatan Pendapatan Daerah;
5. Percepatan Pembangunan Infrastruktur; dan
6. Penataan Ruang Berwawasan Lingkungan.
2.1.3 Tujuan dan Sasaran
Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan
dalam 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada
pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada permasalahan dan
isu-isu strategis. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk
kuantitatif akan tetapi dapat dinyatakan dalam bentuk kualitatif,
tetapi harus menunjukan suatu kondisi yang ingin dicapai pada
masa yang akan datang. Tujuan tersebut harus selaras dengan
Tujuan Pembangunan Nasional dan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang ingin
dicapai, diuraikan sebagai berikut:

Page | 15

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Misi Pertama

: Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah

Tujuan Pertama

: Meningkatkan efektifitas penyelenggaraan


Sistem Pengendalian

Internal

Pemerintah

Daerah.
Sasaran : 1. Meningkatnya kualitas SDM
aparatur pemerintah daerah.
2. Meningkatnya

efektifitas

penyelenggaraan

Sistem

Pengendalian

Internal

Pemerintah Daerah.
3. Meningkatnya

kualitas

Pelayanan Publik.
Tujuan Kedua

: Meningkatkan

Kepemimpinan

Pejabat

Karier yang berkualitas.


Sasaran : 1. Meningkatnya

kompetensi

PNS yang memenuhi standar


minimal
Eselon

Diklat
IV,

Jabatan

III,

II

kompetensi

dan

jabatan

fungsional.
2. Tertatanya

organisasi

perangkat daerah yang tepat


fungsi

dan

tepat

sesuai

dengan

ukuran

kebutuhan

daerah.
Misi Kedua

: Peningkatan

Kualitas

Sumber

Daya

Manusia
Tujuan Pertama

: Meningkatnya Kualitas Pendidikan


Sasaran : 1. Meningkatnya

akses

pelayanan

pendidikan

berkualitas.
2. Meningkatnya
pendidik

kualitas
dan

tenaga

kependidikan.

Page | 16

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

3. Meningkatnya

partisipasi

masyarakat dan desa dalam


pendidikan.
Tujuan Kedua

: Meningkatkan Kualitas Kesehatan


Sasaran : 1. Meningkatnya

sarana

dan

prasarana kesehatan.
2. Meningkatnya kualitas tenaga
kesehatan.
3. Meningkatnya

partisipasi

masyarakat dan desa dalam


bidang kesehatan.
Tujuan Ketiga

: Menurunkan Angka Kemiskinan


Sasaran : 1. Menurunnya jumlah rumah
tangga miskin.
2. Meningkatnya

kesejahteraan

keluarga.
Tujuan Keempat

Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja dan


Kesempatan Kerja
Sasaran : 1. Meningkatnya

kesempatan

kerja.
2. Meningkatnya

keterampilan

dan pengetahuan pekerja.


Tujuan Kelima

: Meningkatkan

kualitas

kehidupan

umat

beragama
Sasaran : 1. Meningkatnya kualitas iman
umat beragama.
2. Meningkatnya

sarana

dan

prasarana peribadatan.
Tujuan Keenam

: Meningkatkan kualitas keolahragaan dan


kebudayaan
Sasaran : 1. Meningkatnya

sarana,

prasarana olah raga, seni dan


budaya.
2. Meningkatnya kegiatan seni
dan budaya.
3. Terpeliharanya

benda/

situs/kawasan cagar budaya.


Page | 17

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Tujuan Ketujuh

: Meningkatkan sistem perlindungan sosial


Sasaran : 1. Meningkatnya

pendidikan

luar biasa.
2. Meningkatnya

sarana

prasarana

dan

perlindungan

sosial.
3. Meningkatnya jaminan sosial.
Misi Ketiga

: Recovery Ekonomi Wilayah

Tujuan Pertama

: Menumbuhkembangkan

ekonomi

wilayah

berbasis komoditas unggulan


Sasaran : 1. Peningkatan

penelitian

pengembangan

dan

komoditas

unggulan daerah.
2. Optimalisasi

komoditas

unggulan daerah.
3. Terbangunnya sentra sentra
ekonomi rakyat.
Tujuan Kedua

: Meningkatkan

iklim

usaha

dan

iklim

investasi daerah yang kondusif


Sasaran : 1. Meningkatnya
koperasi,

kegiatan

UMKM

berbasis

desa.
2. Meningkatnya iklim investasi
yang kondusif.
Tujuan Ketiga

: Meningkatkan

daya

saing

destinasi

pariwisata.
Sasaran :

1. Optimalisasi

pengelolaan

obyek-obyek wisata.
2. Terpromosinya

Obyek-obyek

Wisata Unggulan.
3. Meningkatnya

sektor

pendukung pariwisata.
Misi Keempat

: Peningkatan Pendapatan Daerah

Tujuan Pertama

: Mengembangkan

sumber

pendapatan

daerah
Page | 18

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Sasaran :

Meningkatnya

sumber-sumber

pendapatan daerah.
Tujuan Kedua

: Meningkatkan Investasi Daerah


Sasaran :

Meningkatnya investasi daerah.

Misi Kelima

: Percepatan Pembangunan Infrastruktur

Tujuan

: Meningkatkan

penyediaan

sarana

dan

prasarana wilayah
Sasaran : 1. Meningkatnya

infrastruktur

transportasi darat, laut dan


udara.
2. Meningkatnya

Infrastruktur

bidang ketenagalistrikan.
3. Meningkatnya

sarana

dan

prasarana permukiman dan


rumah layak huni.
4. Meningkatnya penyediaan air
bersih.
5. Meningkatnya

fasilitas

komunikasi dan informasi.


Misi Keenam

: Penataan Ruang Berwawasan Lingkungan

Tujuan Pertama

: Meningkatkan

penataan

wilayah

berwawasan lingkungan
Sasaran :

Meningkatnya

kualitas

lingkungan hidup.
Tujuan Kedua

: Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam


pembangunan berwawasan lingkungan
Sasaran :

Terbentuknya kelompok peduli


lingkungan.

Tujuan Ketiga

: Meningkatkan kualitas pemanfaatan ruang


Sasaran :

Meningkatnya

kualitas

tata

bangunan.

Page | 19

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

2.1.4

Indikator Kinerja
Target kinerja Tahun 2015 yang telah ditetapkan oleh Bupati

Lembata adalah melaksanakan 39 (tiga puluh sembilan) Sasaran


Strategis yang mencakup 92 (sembilan puluh dua) Indikator Kinerja.
Secara terperinci, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja yang akan
diwujudkan, sebagai berikut:

Misi I: Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah


Sasaran Strategis 1 :

Meningkatnya

Kualitas

Sumber

Daya

manusia Aparatur.
Indikator Kinerja :

Prosentase

Aparatur

yang

Mengikuti

Diklat PIM.
Sasaran Strategis 2 :

Meningkatnya

Efektifitas

Penyelenggaraan

Sistem

Pengendalian

Internal Pemerintah Daerah


Indikator Kinerja

1.

Prosentase

Penurunan

Temuan

Administrasi Keuangan.
2.

Prosentase Tenaga Pemeriksa dan


Aparatur

Pengawasan

yang

Mengikuti Diklat Profesi.


3.

Jumlah

Rapat

Koordinasi

Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan


Pembangunan Daerah.
Sasaran Strategis 3 :
Indikator Kinerja :
Sasaran Strategis 4 :

Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik.


Indeks Kepuasan Masyarakat.
Meningkatnya
Menenuhi

Kompetensi

Standar

PNS

Minimal

yang
Diklat

jabatan Eselon IV, III, II.


Indikator Kinerja :

Prosentase

Aparatur

yang

memiliki

Kompetensi Sesuai dengan Bidangnya.


Sasaran Strategis 5 :

Tertatanya Organisasi Perangkat Daerah


yang Tepat Fungsi dan Tepat Ukuran
sesuai dengan Kebutuhan Daerah.

Indikator Kinerja :

1.

Jumlah Perda/Perbup/Keputusan
Bupati

mengenai

Organisasi

Pemerintah Daerah.

Page | 20

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

2.

Jumlah Peraturan Bupati tentang


Tatalaksana Pemerintah Daerah.

3.

Jumlah

Dokumen

Akuntabilitas

Kinerja Pemerintah Daerah.


4.

Jumlah

Dokumen

Analisis

Jabatan, (Anjab) dan ABK.


5.

Jumlah

Dokumen

Pemerintah

Kebijakan

Daerah

di

Bidang

Organisasi dan Tatalaksana.


6.

Jumlah

Pembinaan

Penyelenggaraan

Pemerintahan

Wilayah Bawah.
Misi II: Peningkatan Kualitas Sumber Daya manusia
Sasaran Strategis 1 :

Meningkatnya

Akses

Pelayanan

Pendidikan yang Berkualitas.


Indikator Kinerja :

1.

Prosentase

Sekolah

Menerapkan

manajemen Pelayanan Pendidikan


yang Baik.
2.

Prosentase Penduduk Usia Dini


yang Mengenyam Pendidikan Anak.

3.

Prosentase Penduduk Usia Sekolah


yang

Mengenyam

Pendidikan

Dasar Sembilan Tahun.


4.

Prosentase Penduduk Usia Sekolah


yang

Mengenyam

Pendidikan

Menengah.
5.

Jumlah

Sarana

dan

Prasarana

Pendidikan Dasar Sembilan tahun


Dalam Kondisi baik.
6.

Jumlah

Sarana

Pendidikan

dan

Menengah

Prasarana
Dalam

Kondisi baik.
Sasaran Strategis 2 :

Meningkatnya

Kualitas

pendidik

dan

Tanaga Kependidikan.
Indikator Kinerja :

Jumlah Pendidik yang Memenuhi Syarat


Kompetensi.
Page | 21

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Sasaran Strategis 3 :

Meningkatnya

Partisipasi

Masyarakat

dan Desa dalam Pendidikan.


Indikator Kinerja :
Sasaran Strategis 4 :

Jumlah Perpustakaan Desa.


Meningkatnya

Sarana

dan

Prasarana

Kesehatan.
Indikator Kinerja :

1.

Prosentase Ketersediaan Obat dan


Perbekalan

Kesehatan

di

RS/Puskesmas/Pustu/Puskesdes.
2.

Jumlah Kasus Penyakit Menular.

3.

Frekuensi Pengawasan Obat dan


Makanan yang Beredar.

4.

Frekuensi

Pengawasan

dan

Pengendalian Kesehatan Makanan.


5.
Sasaran Strategis 5 :

Jumlah Kasus AKB/AKI.

Meningkatnya

Kualitas

Tenaga

Kesehatan.
Indikator Kinerja :
Sasaran Strategis 6 :

1.

Jumlah SOP Pelayanan Kesehatan.

2.

Jumlah Lembaga Kemitraan.

Meningkatnya

Partisipasi

Masyarakat

dan Desa dalam Bidang Kesehatan.


Indikator Kinerja :

1.

Prosentase Desa/Kelurahan STBM.

2.

Prosentase RTM yang memperoleh


Jamkesmas/Jamkesda/Jampersal
/Rujukan.

Sasaran Strategis 7 :

Menurunnya

Jumlah

Rumah

Tangga

Miskin
Indikator Kinerja :

1.

Prosentase PMKS.

2.

Prosentase

Lembaga

Kemasyarakatan yang Terfasilitasi.


3.
Sasaran Strategis 8 :
Indikator Kinerja :

Jumlah Kawasan Transmigrasi.

Meningkatnya Kesejahteraan.
Partisipasi

Perempuan

di

Lembaga

Swasta.
Sasaran Strategis 9 :

Meningkatnya Kesempatan Kerja.

Indikator Kinerja :

Prosentase Tanaga Kerja Terlatih.

Sasaran Strategis 10 :

Meningkatnya

Keterampilan

dan

Pengetahuan Pekerja.
Page | 22

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Indikator Kinerja :
Sasaran Strategis 11 :

Jumlah PJTKI yang Terfasilitasi.


Meningkatnya

Kualitas

Iman

Umat

Beragama.
Indikator Kinerja :

1.

Frekuensi

Kegiatan

Wawasan

Kebangsaan.
2.

Jumlah

Fasilitasi

Kegiatan

Keagamaan.
Sasaran Strategis 12 :

Meningkatnya

Sarana

dan

Prasarana

Rumah Ibadah.
Indikator Kinerja :

Jumlah

Sarana

Rumah

Ibadah

Terdampingi.
Sasaran Strategis 13 :

Meningkatnya

Sarana,

Prasarana

Olahraga, Seni dan Budaya.


Indikator Kinerja :

1.

Jumlah lapangan Olahraga.

2.

Jumlah Budaya yang Dilestarikan.

3.

Jumlah

Sanggar

Seni

Budaya,

Sekolah yang Aktif.


4.

Jumlah Budaya, Situs dan Cagar


Budaya yang Dilindungi

Sasaran Strategis 14 :

Meningkatnya Pendidikan Luar Biasa.

Indikator Kinerja :

Jumlah dan Jenis Sekolah Luar Biasa.

Sasaran Strategis 15 :

Meningkatnya

Sarana

dan

Prasarana

Perlindungan Sosial.
Indikator Kinerja :

Cakupan Pembinaan Panti Asuhan/Panti


Jompo.

Sasaran Strategis 16 :
Indikator Kinerja :

Meningkatnya Jaminan Sosial.


Jumlah Database PMKS.

Misi III: Recovery Ekonomi Wilayah


Sasaran Strategis 1 :

Meningkatnya
Pengembangan

Penelitian
Komoditas

dan
Unggulan

Daerah.
Indikator Kinerja :

1.

Jumlah

Penelitian

dan

Pengembangan Komoditas Unggulan


Daerah.
2.
Sasaran Strategis 2 :

Jumlah Kerja Sama Pembangunan.

Optimalitas Komoditas Unggulan Daerah.


Page | 23

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Indikator Kinerja :

1.

Prosentase

kenaikan

Produksi

Pertanian dan Perkebunan.


2.

Prosentase Kenaikan Produksi Hasil


Peternakan.

3.

Prosentase Kenaikan Hasil Hutan.

4.

Prosentase

Kenaikan

Ketahanan

Pangan.
5.

Jumlah

Kenaikan

Produksi

Ikan

Tangkap (Ton).

Sasaran Strategis 3 :

6.

Produksi Rumput Laut (Ton).

7.

Jumlah Pelaku UMKM yang terlatih.

Terbangunnya

Sentra-Sentra

Ekonomi

Rakyat.
Indikator Kinerja :
Sasaran Strategis 4 :

Jumlah Kelompok Binaan LKM.


Meningkatnya Kegiatan Koperasi, UMKM
Berbasis Desa.

Indikator Kinerja :
Sasaran Strategis 5 :

Jumlah Koperasi Aktif.


Meningkatnya

Iklim

Investasi

yang

Kondusif.
Indikator Kinerja :
Sasaran Strategis 6 :

Jumlah SITU yang ditetapkan.


Optimalisasi Pengelolaan Obyek-Obyek
Wisata.

Indikator Kinerja :

1.

Jumlah Obyek Wisata.

2.

Jumlah Frekuensi Promosi.

3.

Jumlah

Koordinasi

Perencanaan

Pembangunan Ekonomi.
Sasaran Strategis 7 :

Terpromosinya

Obyek-Obyek

Wisata

Unggulan.
Indikator Kinerja :
Sasaran Strategis 8 :

Jumlah Lembaga Mitra.


Meningkatnya

Sektor

Pendukung

Pariwisata.
Indikator Kinerja :

Jumlah

Perencanaan

Pembangunan

Ekonomi.
Misi IV: Peningkatan Pendapatan Daerah
Sasran Strategis 1:

Meningkatnya

Sumber-Sumber

Pendapatan Daerah.
Page | 24

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Indikator Kinerja :

1.

Jumlah Pendapatan Asli Daerah.

2.

Jumlah Investor.

3.

Nilai Kontribusi atas Investasi bagi


Pemerintah Daerah.

Sasran Strategis 2:
Indikator Kinerja :

Meningkatnya Investasi Daerah.


Jumlah

Optimalisasi

Pemanfaatan

Sarana dan Prasarana Publik.


Misi V: Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Sasran Strategis 1:

Meningkatnya Infrastruktur Transportasi


Darat, Laut dan Udara.

Indikator Kinerja :

1.

Prosentase Panjang Ruas Jalan yang


Menenuhi

Kriteria

terhadap

Seluruh

Keselamatan
Panjang

Jalan

yang Menghubungkan Semua Pusat


Kegiatan.
2.

Prosentase

Panjang

Jalan

yang

Memenuhi Kriteria Kondisi Jalan


terhadap

Seluruh

Panjang

Jalan

yang Menghubungkan seluruh PK


dalam Wilayah.
3.

Prosentase

Panjang

Memenuhi
terhadap

Jalan

Kriteria
Seluruh

yang

Kecepatan

Panjang

Jalan

yang Menghubungkan Seluruh PK


dalam Wilayah.
4.

Prosentase

Jumlah

Angkutan

Umum

yang Melayani Jaringan

Trayek

yang

Daerah

Tertinggal

dengan

Wilayah

Berkembang
Telah

Menghubungkan
dan
yang

pada

Tersedia

Terpencil
Telah

Wilayah

Jaringan

yang
Jalan

Kabupaten/Kota.
5.

Prosentase

Jumlah

Halte

pada

Setiap Kabupaten/Kota yang Telah


Dilayani Angkutan Umum dalam
Page | 25

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Trayek.
6.

Prosentase

Jumlah

Pelabuhan

penyeberangan

pada

Kabupaten/Kota
Pelayanan
berangan

yang

Memiliki

Angkutan

Penye-

yang

Lintas

Beroperasi

Penyeberangan

pada
dalam

Kabupaten/ Kota pada Wilayah yang


Memiliki Alur Pelayaran.
7.

Prosentase

Jumlah

Penyeberangan

yang

Kapal
Beroperasi

pada Lintas dalam Kabupaten/Kota


pada Wilayah yang Telah Ditetapkan
Lintas

Penyeberangan

dalam

Kabupaten/Kota.
8.

Prosentase

Jumlah

Angkutan

Umum yang Melayani Wilayah yang


Telah

Tersedia

Jaringan

Jalan

Kabupaten.
9.

Jumlah

Angkutan

Melayani

Umum

Trayek

di

yang
Dalam

Kabupaten/Kota yang Menerapkan


Standar Keselamatan.
Sasaran Strategis 2 :

Meningkatnya

Infrastruktur

Bidang

Ketenagalistrikan.
Indikator Kinerja :

1.

Jumlah

Rumah

Tangga

yang

menggunakan listrik.
2.

Jumlah

Lokasi

Izin

Usaha

Pertambangan.
Sasaran Strategis 3 :

Meningkatnya

Sarana

dan

Prasarana

Permukiman yang Layak Huni.


Indikator Kinerja :

1.

Persentase dari Pelayanan Sistem


Drainase yang Bersifat Struktural
dan Non Struktural.

2.

Prosentase dari Luasan Pemukiman


Kumuh
Akhir

yang
Tahun

Tertangani
Pencapaian

hingga
SPM
Page | 26

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

terhadap Total Luasan Permukiman


Kumuh yg Telah Ditetapkan.
3.

Cakupan

Pemenuhan

Kebutuhan

Rumah yang Memenuhi Persyaratan


Keselamatan

Bangunan

Kecukupan

Minimum

Bangunan

serta

dan
Luas

Kesehatan

Penghuninya.
Sasaran Strategis 5 :

Meningkatnya Fasilitasi Komunikasi dan


Informasi.

Indikator Kinerja :

1.

Prosentase
secara

Penyebaran
Timbal

Informasi

Balik

dari

Pemerintah, Pemerintahan Daerah


Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota

kepada

Masyarakat, baik Diminta maupun


Tidak

Diminta

Dilakukan

yang

Dapat

Media

Massa

melalui

maupun Bentuk Media Komunikasi


Lainnya

dan/atau

Lembaga-

Lembaga Komunikasi Masyarakat.


2.

Jumlah

Surat

Kabar

Nasional/Lokal.
3.

Jumlah Siaran Radio Lokal Aktif.

4.

Website milik Pemda.

5.

Jumlah

Informasi

Daerah

(IPD)

Pembangunan
dan

Jumlah

Konferensi Pers.
Misi Keenam : Penataan Ruang Berwawasan Lingkungan
Sasaran Strategis 1 :
Indikator Kinerja :

Meningkatnya Kualitas Lingkugan Hidup.


1.

Luas Hutan dan Lahan Kritis yang


Direhabilitasi.

2.

Luas Hutan dan Lahan Kritis yang


Dikonservasi.

Page | 27

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Sasaran Strategis 2 :

Terbentuknya

Kelompok

Peduli

Lingkungan.
Indikator Kinerja :

Jumlah

Kelompok

Peduli

Lingkungan

Hidup.
Sasaran Strategis 3 :

Meningkatnya Kualitas Tata Bangunan.

Indikator Kinerja :

1.

Jumlah Regulasi tentang Rencana


Tata Ruang.

2.

Penyelesaian Izin Lokasi.

3.

Jumlah

Dokumen

Pemerintah

Daerah

Kebijakan
di

Bidang

Administrasi Pertanahan.
2.1.5. Target Kinerja
Target Kinerja Pemerintah Kabupaten Lembata di Tahun 2015
dipaparkan sebagai berikut:
1.

Prosentase SDM Aparatur yang mengikuti Diklat PIM Sebesar


100%;

2.

Prosentase Penurunan Temuan dan Administrasi Keuangan


Sebesar 100%;

3.

Prosentase Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan yang


Mengikuti Diklat Profesional Sebesar 40%;

4.

Jumlah Rapat Koordinasi Pengendalan Pelaksanaan Kegiatan


Pembangunan Daerah Sebanyak 6 kali;

5.

Opini BPK Dengan Target WDP;

6.

Prosentase Aparatur yang memiliki kompetensi sesuai dengan


bidangnya Sebesar 100%;

7.

Jumlah

Peraturan

Bupati

tentang

Tatalaksana

Pemerintah

Daerah sebanyak 2 Peraturan Bupati;


8.

Jumlah Dokumen Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah


sebanyak 4 Dokumen;

9.

Jumlah

Dokumen

Kebijakan

Pemerintah

Derah

di

Bidang

Organisasi dan Tatalaksana sebanyak 2 dokumen;


10. Jumlah

Penyelenggaraan

Pemerintahan

Wilayah

Bawahan

Manajemen

Pelayanan

Sebanyak 43 kali;
11. Prosentase

sekolah

menerapkan

Pendidikan yang baik Sebesar 100%;

Page | 28

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

12. Prosentase Penduduk Usia Dini yang Mengenyam Pendidikan


Anak Usia Dini Sebesar 100%;
13. Prosentase Penduduk Usia Sekolah yang Mengenyam Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun Sebesar 100%;
14. Prosentase Penduduk Usia Sekolah yang Mengenyam Pendidikan
Menengah Sebesar 100%;
15. Jumlah Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar Sembilan tahun
dalam Kondisi Baik Sebanyak 168 sarana dan prasarana
pendidikan;
16. Jumlah Sarana dan Prasarana Pendidikan Menengah dalam
Kondisi Baik Sebanyak 17 sarana dan prasarana;
17. Jumlah Pendidik yang Memenuhi Syarat Kompetensi Sebanyak
438 pendidik;
18. Jumlah Perpustakaan Desa Sebanyak 12 Perpustakaan;
19. Prosentase Ketersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan di
RS/Puskesmas/Pustu/Puskesdes Sebesar 90%;
20. Frekuensi Pengawasan Obat dan Makanan yang Beredar Sebesar
12 kali;
21. Frekuensi Pengawasan

dan Pengendalian Kesehatan Makanan

Sebesar 12 kali;
22. Jumlah kasus AKB/AKI Sebanyak 30 kasus;
23. Jumlah SOP Pelayanan Kesehatan Sebanyak 2 SOP;
24. Jumlah Lembaga Kemitraan Sebanyak 1 lembaga kemitraan;
25. Prosentase Gizi Buruk Sebesar 0,97%;
26.

Prosentase Desa /Kelurahan STBM Sebesar 100%

27. Prosentase

RTM

yang

Memperoleh

JamKesmas/JamKesda/Jampersal/Rujukan Sebesar 20,19%;


28. Prosentase PMKS Sebesar 100%;
29. Prosentase Lembaga Kemasyarakatan yang Terfasilitasi Sebesar
100%;
30. Jumlah Kawasan Transmigrasi sebanyak 3 Kawasan;
31. Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta sebesar 100%;
32. Prosentase Tenaga Kerja Terlatih Sebesar 100%;
33. Jumlah PJTKI yang terfasilitasi sebanyak 3 PJTKI;
34. Frekwensi Kegiatan Wawasan Kebangsaan Sebanyak 3 kali;
35. Jumlah Fasilitasi Kegiatan Keagamaan Sebanyak 4 kali;

Page | 29

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

36. Jumlah Sarana Rumah Ibadah Terdampingi Sebanyak 30 Rumah


Ibadah;
37. Jumlah Budaya yang Dilestarikan sebanyak 5 Budaya;
38. Jumlah Sanggar Seni Budaya, Sekolah dan Masyarakat yang
Aktif sebanyak 12 Sanggar;
39. Jumlah

Benda,

Situs

dan

Kawasan

Cagar

Budaya

yang

Dilindungi sebanyak 14 Benda, Situs dan Kawasan Cagar


Budaya;
40. Jumlah dan Jenis Sekolah Luar Biasa sebanyak 1 Sekolah;
41. Data Base PMKS Sebanyak 1 Dokumen;
42. Jumlah Kerjasama Pembangunan Sebanyak 2 Kerja Sama;
43. Prosentase

Kenaikan

Produksi

Pertanian

dan

Perkebunan

Sebesar 100%;
44. Prosentase Kenaikan Produksi Hasil Peternakan sebesar 100%;
45. Prosentase Kenaikan Ketahanan Pangan sebesar 100%;
46. Jumlah Kenaikan Produksi Ikan Tangkap (Ton) sebanyak 5900
Ton;
47. Produksi Rumput Laut Sebanyak 7500 Ton;
48. Jumlah Pelaku UMKM yang Terlatih sebanyak 390 orang;
49. Jumlah

Lembaga

Pemberdayaan

Masyarakat

sebayak

kelompok;
50. Jumlah Koperasi Aktif sebanyak 2 Koperasi;
51. Jumlah SITU yang ditetapkan sebanyak 135 SITU;
52. Jumlah Obyek Wisata sebanyak 3 Obyek Wisata;
53. Frekuensi Promosi sebayak 6 Kali;
54. Jumlah

Koordinasi

Perencanaan

Pembangunan

Ekonomi

Perencanaan

Pembangunan

Ekonomi

sebanyak 1 Kali;
55. Jumlah

Koordinasi

sebanyak 1 Kali;
56. Jumlah Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 27,008,353,296;
57. Jumlah Investor sebanyak 1 Investor;
58. Nilai Kontribusi atas Ivestasi bagi Pendapatan Daerah sebesar
Rp. 32,465,122,358;
59. Jumlah

Optimalisasi

Pemanfaatan

sarana/prasarana

publik

sebanyak 1 Sarana dan Prasarana Publik;


60. Persentase panjang ruas-ruas jalan yang menghubungkan Pusat
Kegiatan pada akhir tahun pencapaian SPM Terhadap Panjang
Page | 30

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

jalan ruas-ruas jalan yang menghubungkan seluruh pusat


kegiatan dalam wilayah sebesar 100%;
61. Prosentase panjang jalan yang memenuhi kriteria kecepatan
terhadap seluruh panjang jalan yang menghubungkan seluruh
PK dalam wilayah sebesar 100%;
62. Prosentase Jumlah angkutan umum

yang melayani jaringan

trayek yang menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil


dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang telah
tersedia jaringan jalan Kabupaten/Kota sebesar 100%;
63. Prosentase Jumlah halte pada setiap Kabupaten/Kota yang telah
dilayani angkutan umum dalam trayek sebesar 100%;
64. Prosentase

Jumlah

pelabuhan

penyeberangan

pada

Kabupaten/Kota yang memiliki pelayanan angkutan penyeberangan yang beroperasi pada lintas penyeberangan dalam
Kabupaten/ Kota pada wilayah yang memiliki alur pelayaran
sebesar 100%;
65. Prosentase Jumlah kapal penyeberangan yang beroperasi pada
lintas dalam Kabupaten/Kota pada wilayah yang telah ditetapkan
lintas penyeberangan dalam Kabupaten/Kota sebesar 100%;
66. Prosentase Jumlah angkutan umum yang melayani wilayah yang
telah tersedia jaringan jalan Kabupaten Sebesar 100%;
67. Jumlah

angkutan

umum

yang

melayani

trayek

di

dalam

kabupaten/kota yang menerapkan standar keselamatan sebesar


100%;
68. Jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik Sebanyak 7295
rumah tangga;
69. Jumlah Lokasi Izin Usaha Pertambangan Sebanyak 15 lokasi;
70. Persentase

dari

pelayanan

sistem

drainase

yang

bersifat

struktural dan non structural Sebear 10%;


71. Cakupan

pemenuhan

kebutuhan

rumah

yang

memenuhi

persyaratan keselamatan bangunan dan kecukupan minimum


luas bangunan serta kesehatan penghuninya Sebesar 40%;
72. Prosentase Peningkatan Jumlah Mayarakat yang mendapatkan
akses terhadap air minum yang aman melalui SPAM dengan
jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi
pada akhir SPM terhadap total masyarakat sebesar 80%;
73. Jumlah Surat Kabar Nasional / Lokal sebanyak 10 Surat Kabar;
Page | 31

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

74. Website milik Pemda sebanyak 1 website;


75. Jumlah Informasi Pembangunan Daerah

(IPD) dan Jumlah

konferensi pers sebanyak 50 informasi;


76. Hutan dan Lahan Kritis yang direhabilitasi (ha) seluas 5112 Ha;
77. Luas hutan dan lahan kritis yang dikonservasi (Ha) seluas 3670
Ha;
78. Jumlah Kelompok Peduli Lingkungan sebanyak 9 Kelompok; dan
79. Jumlah

Dokumen

Kebijakan

Pemerintahan

Daerah

Bidang

Administrasi Pertanahan sebanyak 1 dokumen.


2.1.

PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja

tahunan yang akan dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Lembata.


Perjanjian kinerja ini menggambarkan capaian kinerja yang akan
diwujudkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/Unit Kerja di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Lembata dalam suatu tahun
tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya.
Adapun tujuan disusunnya Perjanjian Kinerja adalah :
1. Sebagai

wujud

nyata

komitmen

antara

Pemerintah

Daerah,

khususnya Pemerintah Kabupaten Lembata dengan Pemerintah


Pusat untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi,
dan kinerja Aparatur.
2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja
aparatur lingkup Pemerintahan Kabupaten Lembata.
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan
dan sanksi.
4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring,
evaluasi

dan

supervisi

atas

perkembangan/kemajuan

kinerja

Pemerintah Kabupaten Lembata.


5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai lingkup
Pemerintah Kabupaten Lembata.
Untuk itu, penyusunan Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten
Lembata Tahun 2015 merupakan sasaran dan target kinerja yang
sepenuhnya mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Lembata
Nomor 16 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten

Lembata

Nomor

Tahun

2012

tentang

Rencana
Page | 32

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lembata Tahun


2011 2016.
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang
efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Bupati
Lembata pada Tahun 2015 telah menetapkan Perjanjian Kinerja untuk
mewujudkan target kinerja

sesuai Program dan Kegiatan yang telah

ditetapkan (Perjanjian Kinerja terlampir).


Guna

mewujudkan kinerja yang telah diperjanjikan, maka

Pemerintah Kabupaten Lembata telah melaksanakan 76 program 172


kegiatan

yang didukung oleh APBD Kabupaten Lembata sebesar Rp.

716.360.533.149,00.
Gambaran keterkaitan antara Tujuan, Sasaran, Indikator dan Target
Kinerja tercantum pada Lampiran I.

Page | 33

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015

3.1.

CAPAIAN KINERJA ORGANISASI


Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Lembata diukur dalam 6

(enam) Misi Pemerintah Kabuaten Lembata tahun 2011 2016 yang


dijabarkan dalam 39 (tiga puluh sembilan) Sasaran Strategis dan 92
(sembilan puluh dua) Indikator Kinerja. Secara terperinci, capaian
kinerja Pemerintah Kabupaten Lembata dapat dipaparkan sebagai
berikut:
Misi Pertama: Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah
Reformasi birokrasi diarahkan pada penyelenggaraan pemerintahan
yang berkualitas dan bermartabat dalam pelaksanaan otonomi daerah yang
baik, bersih, efisien, efektif dan partisipatif (reformasi kepemimpinan dan
reformasi birokrasi/organisasi). Pelaksanaan pemerintahan akan berjalan
optimal apabila ditopang oleh aparatur yang profesional dengan struktur
pemerintahan yang solid dan kuat. Reformasi birokrasi dimaksudkan
menciptakan aparatur pemerintahan yang profesional, memiliki etos kerja
dan komitmen yang tinggi sehingga menghasilkan kinerja pemerintahan
dalam pelayanan publik yang transparan dan akuntabel. Adapun Target
dan Capaian Kinerja Misi Pertama: Reformasi Birokrasi Pemerintah
Kabupaten Lembata dijabarkan sebagai berikut:
I.

Sasaran Strategis Pertama

: Meningkatnya Kualitas SDM Aparatur


Pemerintah Daerah.

Ukuran Keberhasilan misi Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah,


dengan sasaran Meningkatnya Kualitas SDM Aparatur Pemerintah Daerah
terlaksana melalui program Pendidikan Kedinasan yang ditopang melalui
kegiatan Pendidikan Penjenjangan Struktural dan kegiatan Pemantauan
dan Evaluasi Penyelenggaran Pendidikan. Program ini bertujuan untuk
menjawab tuntutan Road Map Refomasi Birokrasi khususnya Area
Perubahan

Keempat

yaitu

Sumber

Daya

manusia,

dengan

hasil:
Page | 34

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

terciptanya Aparatur yang berkompeten, jujur, tertib dan disiplin serta


berkinerja tinggi. Program ini

dilaksanakan secara terpadu oleh Badan

Kepegawaian Daerah Kabupaten Lembata bersama Satuan Kerja Perangkat


Daerah tertentu yang mengalokasikan anggaran Diklat Kepemimpinan bagi
para pejabat struktural. Adapun Pengukuran capaian Kinerja Sasaran
Strategis Pertama, tersaji pada Tabel 3.1 berikut ini:
3.1. Tabel Pengukuran Capaian Sasaran Strategis Pertama
REALISASI
NO

1.

INDIKATOR KINERJA

Prosentase
yang

2012

Aparatur

Mengikuti

3%

2013

5%

TAHUN 2015

2014

Diklat

TARG

REALIS

ET

ASI

80

CAPAIAN
%
CAPAI
AN

21 Org

HINGGA

AKHIR

RPJMD

RPJMD

TAHUN
KE-4

26,25

Org

TARGET

14,49%

80%

PIM

Dari tabel 3.1 diketahui jumlah aparatur dalam jabatan


struktural yang mengikuti Diklat PIM pada tahun 2015 sebanyak 21
pejabat dari target 80 orang pejabat, sedangkan pada tahun 2014,
tidak ada alokasi anggaran untuk Diklat Kepemimpinan bagi pejabat
struktural Lingkup Pemerintah Kabupaten Lembata. Karena itu,
capaian kinerja pada sasaran strategis Meningkatnya Kualitas SDM
Aparatur

Pemerintah

Daerah

di

tahun

2015

tidak

dapat

dibandingkan dengan capaian kinerja di tahun 2014.


Selanjutnya, Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun
2015 dibandingkan dengan target akhir RPJMD Kabupaten Lembata
Tahun 2011 2016, maka jumlah pejabat struktural yang mengikuti
Diklat PIM sebanyak 108 atau 17,79% pejabat struktural dari target
akhir RPJMD sebanyak 486 orang pejabat atau sebesar 80%.
Rendahnya capaian atau realisasi sesuai target di tahun 2015 dan
target

akhir

RPJMD,

disebabkan

karena

tidak

konsistennya

Dokumen Perencanaan dan Dokumen Anggaran. Minimnya anggaran


yang dialokasikan untuk membiayai program Pendidikan Kedinasan
merupakan penyebab utama tidak terpenuhinya target sebagaimana
dimaksud dalam Dokumen RPJMD. Selain itu, penyebab lainnya
adalah Program Pendidikan Kedinasan masih tersebar pada seluruh
SKPD

pengusul

Kepegawaian

pelaksanaan

Daerah

Diklat

Kabupaten

PIM.
Lembata

Akibatnya,

Badan

sebagai

SKPD
Page | 35

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

penanggungjawab sesuai dokumen RPJMD,

mengalami kesulitan

guna melakukan koordinasi dan fasilitasi dalam rangka mengejar


target yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Lembata
tahun 2011 2016.
Memperhatikan capaian atau realisasi maka ke depan strategi
yang digunakan adalah:
1) Pelaksanaan Program Pendidikan Kedinasan pada tahun-tahun
mendatang terpusat pada SKPD yang melaksanakan tugas pokok
dan fungsi peningkatan kualitas SDM aparatur Pemerintah
Daerah yaitu Badan Kepegawaian Daerah.
2) Apabila memperoleh izin dari Lembaga Administrasi Negara
Republik

Indonesia

maka

dalam

rangka

penghematan

pengeluaran keuangan daerah, sedapat mungkin Pemerintah


Kabupaten Lembata menyelenggarakan Diklat PIM di Kabupaten
Lembata.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian target
program Pendidikan Kedinasan sebesar Rp 91.371.175,- atau 89%
dari total pagu sebesar Rp. 102.438.900.
II. Sasaran Strategis Kedua

: Meningkatnya Efektifitas Penyelenggaraan


Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
Daerah.

Ukuran Keberhasilan misi Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah,


dengan

sasaran

Meningkatnya

Efektifitas

Penyelenggaraan

Sistem

Pengendalian Internal Pemerintah Daerah terlaksana melalui Program


Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan Kepala Daerah (KDH), Program Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan, dan Program Koordinasi
Pengendalian

Pelaksanaan

Kegiatan

Pembangunan

Daerah.

Ketiga

Program ini bertujuan untuk menata menata dan membina semangat dan
mental aparatur negara untuk mewujudkan pelayanan publik yang efektif
dan efisien. Program ini

dilaksanakan secara terpadu oleh Inspektorat

Kabupaten Lembata dan Sekretariat Daerah Kabupaten Lembata. Adapun


Pengukuran capaian Kinerja Sasaran Strategis Kedua, tersaji pada Tabel
3.2 berikut ini:

Page | 36

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

3.2. Tabel Pengukuran Capaian Sasaran Strategis Kedua


REALISASI
NO
1.
2.

3.

INDIKATOR KINERJA
Prosentase Penurunan
Temuan Administrasi
dan Keuangan
Prosentasi
Tenaga
Pemeriksa
Aparatur
Pengawasan
yang
Mengikuti
Diklat
profesi
Jumlah
Rapat
Koordinasi
Pengendalian
pelaksanaan Kegiatan
Pembangunan Daerah

TAHUN 2015

2012

2013

2014

TARG
ET

REALI
SASI

%
CAPAIAN

268%

155%

177%

149

176

118%

CAPAIAN
HINGGA
TAHUN
KE-4
RPJMD
18,94%

TARGE
T
AKHIR
RPJMD

19%

19%

19%

43%

54%

125%

94,59%

70%

100%

18 Kali

36 Kali

30%

Dari tabel 3.2 diketahui:


1. Indikator

Kinerja

Prosentase

Penurunan

Temuan

Administrasi

Keuangan.
Prosentase penurunan temuan administrasi dan keuangan pada
tahun 2015 mengalami peningkatan dari target 149 temuan
100%

menjadi

118%

atau

176

temuan.

Realisasi

atau

temuan

administrasi dan keuangan mengalami peningkatan 18% dari yang


ditargetkan, sedangkan pada tahun 2014, prosentase penurunan
temuan dan administrasi keuangan sebesar 177% atau 359 temuan
dari target 203 temuan. Jika dibandingkan dengan tahun 2014,
presentase penurunan temuan administrasi dan keuangan tahun
2015 mengalami peningkatan.
Selanjutnya, Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015
dibandingkan dengan target akhir RPJMD Kabupaten Lembata
Tahun

2011

2016,

maka

Prosentase

Penurunan

Temuan

Administrasi dan Keuangan sebesar 193% atau sebanyak 1792


temuan dari target 929 atau 18,54 temuan dari tahun 2012-2015.
Berdasarkan data realitasi kinerja di atas, diketahui bahwa
rendahnya capaian atau realisasi sesuai target di tahun 2015. Hal ini
menunjukkan bahwa prosentase temuan administrasi dan keuangan
masih jauh dari yang ditargetkan pada akhir RPJMD, yaitu 30% atau
279 temuan dari 929 temuan administrasi dan keuangan yang
ditargetkan. Masih tingginya prosentase penurunan temuan dan
administrasi

keuangan

disebabkan

karena

masih

kurangnya

kepedulian obyek pemeriksaan untuk menindaklanjuti hasil temuan


Page | 37

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

pengawasan dan masih kurangnya koordinasi dan sinkronisasi


pengawasan yang lebih komprehensif antar lembaga pengawas serta
belum maksimalnya evaluasi secara berkala terhadap temuan hasil
pengawasan.
Memperhatikan capaian atau realisasi maka ke depan strategi
yang digunakan adalah:
1).

Penambahan Personil aparat fungsional auditor dan pengawas


urusan

pemerintahan

daerah

dengan

maksud

untuk

mempermudah proses pemeriksaan dan proses tindak lanjut


penyelesaian hasil pemeriksaan;
2).

Pemberian

Sanksi

kepada

obrik

yang

tidak

atau

menyampaikan tindak lanjut hasil temuan baik

lambat
temuan

administratif maupun material.


Pengunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Program
Peningkatan

Sistem

Pengawasan

Internal

dan

Pengendalian

Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah (KDH) sebesar Rp. 873. 654.


297,- atau 97% dari total pagu sebesar Rp. 903. 349. 900.2. Indikator Kinerja Prosentasi Tenaga Pemeriksa Aparatur Pengawasan
yang Mengikuti Diklat Profesi.
Prosentasi Tenaga Pemeriksa Aparatur Pengawasan yang Mengikuti
Diklat Profesi pada tahun 2015 berjumlah 28 orang atau 133% dari
target

21

orang

atau

100%.

Capaian

ini

melampaui

target,

sedangkan pada tahun 2014, jumlah tenaga pemeriksa aparatur


pengawasan yang mengikuti diklat profesi berjumlah 14 orang atau
19%. Jika dibandingkan dengan tahun 2014, maka pada tahun 2015
terjadinya peningkatan tenaga pemeriksa aparatur pengawasan yang
mengikuti diklat profesi. Melalui diklat Profesi ini, diharapkan
mampu menghasilkan tenaga Pengawas dan auditor yang profesional
untuk kepentingan peningkatan kualitas Pengawasan terhadap
penyelenggaran pemerintahan di Kabupaten Lembata. Selanjutnya,
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target akhir RPJMD Kabupaten Lembata Tahun 2011 2016,
maka

prosentase tenaga pemeriksa aparatur pengawasan yang

mengikuti diklat profesi sebesar 149% atau sebanyak 110 orang,


yang terdiri dari 54% atau 40 orang yang telah mengikuti diklat
profesi pada awal RPJMD dan 95% atau 70 orang yang telah
mengikuti diklat profesi dari Tahun Pertama RPJMD hingga Tahun
Page | 38

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Keempat RPJMD. Sementara target akhir RPJMD, prosentase tenaga


pemeriksa aparatur pengawasan yang mengikuti diklat profesi
sebesar 70% atau 52 orang dari total keseluruhan 74 aparatur atau
100%. Peningkatan prosentase aparatur pengawasan yang mengikuti
diklat profesi disebabkan adanya anggaran yang dialokasikan oleh
BPKP untuk Diklat Penjenjangan Auditor sebanyak 1 (satu) orang
aparatur serta Ujian Sertifikasi untuk Diklat Penjenjangan Auditor
sebanyak 6 (enam) orang.
Kendala yang dihadapi yaitu: penambahan jumlah tenaga pemeriksa
aparatur

pengawasan

yang

mengikuti

diklat

profesi

aparatur

pengawasan Auditor, tidak diikuti dengan penambahan jumlah


tenaga pemeriksa aparatur pengawasan P2UPD untuk mengikuti
diklat profesi.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk
Program

Peningkatan

Profesionalisme

pencapaian target

Tenaga

Pemeriksa

dan

Aparatur Pengawasan sebesar Rp. 332. 365. 400,- atau 96% dari
total pagu sebesar Rp. 345. 057. 000,3. Indikator

Kinerja

Jumlah

Rapat

Koordinasi

Pengendalian

Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Daerah.


Jumlah

Rapat

Koordinasi

Pengendalian

Pelaksanaan

Kegiatan

Pembangunan Daerah di tahun 2015 dilaksanakan sebanyak enam


kali, dengan rincian sebagai berikut:
1) Rapat Koordinasi dan Laporan Program/Kegiatan SKPD yang
dibiayai dana Dekonsentrasi dan Dana DAK dilaksanakan
sebanyak empat kali;
2) Rapat Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan APBD
dilaksanakan sebanyak dua kali;
Sedangkan pada tahun 2014,

Rapat Koordinasi Pengendalian

Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Daerah dilaksanakan sebanyak


empat kali dengan rincian sebagai berikut:
1) Rapat

Koordinasi

Pelaporan

Program/Kegiatan

SKPD

dilaksanakan sebanyak satu kali;


2) Rapat Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan APBD
dilaksanakan sebanyak satu kali;
3) Rapat Koordinasi Pelaksanaan Percepatan Realisasi APBD melalui
Sistem Montoring TEPA dilaksanakan sebanyak satu kali; dan

Page | 39

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

4) Rapat

Koordinasi

GEMALA

(Gerakan

Masuk

Laut)

Tingkat

Propivinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2014 di Kabupaten


Lembata dilaksanakan sebanyak satu kali.
Jika dibandingkan dengan tahun 2014, maka pada tahun 2015
terjadi

rapat

koordinasi

pengendalian

pelaksanaan

kegiatan

pembangunan daerah sebanyak 6 kali, sedangkan pada tahun 2014


rapat koordinasi dimaksud dilaksakana sebanyak 4 kali. Melalui
Rapat Kordinasi ini, diharapkan terlaksananya program dan kegiatan
untuk

kepentingan

peningkatan

kualitas

penyelenggaraan

pemerintahan di Kabupaten Lembata, terutama terkait pemanfaatan


Dana Alokasi Khusus, Dana Dekonsentrasi dan Dana Alokasi Umum
merupakan bentuk perhatian Pemerintah Pusat terhadap minimnya
alokasi dana pembangunan di daerah. Alokasi

dana dimaksud

bertujuan untuk meningkatkan kapasitas daerah dalam pelaksanaan


pembangunan, sekaligus untuk meningkatkan hubungan kerja
antara pemerintah pusat dengan propinsi dan Propinsi dengan
Kabupaten/Kota.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk
Program

Koordinasi

Pengendalian

pencapaian target

Pelaksanaan

Kegiatan

Pembangunan Daerah sebesar Rp. 243. 220. 292,- atau 95% dari
total pagu sebesar Rp. 255. 459. 400,III. Sasaran Strategis Ketiga

: Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik

Ukuran Keberhasilan misi Reformasi Birokrasi Pemerintah


Daerah, dengan sasaran Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik
terlaksana melalui

Program Peningkatan Sistem Pengawasan

Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah


yang

ditopang

melalui

kegiatan

Inventarisasi

Temuan

Hasil

Pengawasan, Koordinasi Pengawasan yang Lebih Komprehensif; dan


Evaluasi Berkala Temuan Hasil Pengawasan. Program ini bertujuan
untuk meningkatkan tertib pelaksanaan administrasi pemerintahan
dan tertib pengelolaan keuangan daerah dengan hasil: berkurangnya
temuan administratif dan material dari Aparat Pengawas Fungsional
Pemerintah dan Badan Pemeriksa Keuangan Negara. Program ini
dilaksanakan

Inspektorat

Kabupaten

Lembata

dan

Sekretariat

Daerah Kabupaten Lembata. Adapun pengukuran capaian kinerja


Page | 40

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik, tersaji


pada Tabel 3.3 berikut ini:
3.3

Tabel Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Ketiga


REALISASI

NO

1.

INDIKATOR KINERJA

Opini BPK

2012

2013

Discla

Discla

imer

imer

TAHUN 2015

2014

WDP

TARG

REALIS

ET

ASI

WDP

CAPAIAN
%
CAPAI

HINGGA

AKHIR

RPJMD

RPJMD

TAHUN

AN

Masih

TARGET

KE-4

WDP

WTP

7,5

7,9

dalam
Proses
Penilaian BPK

2.

Indeks

Kepuasan

7,0

7,5

Masyarakat (IKM)

Dari tabel di atas diketahui:


1. Indikator Kinerja Opini BPK.
Opini BPK di tahun 2015, belum dapat diketahui hasilnya karena
masih menunggu proses audit BPK RI. Dalam kurun waktu tiga
tahun ini Opini BPK bagi Pemerintah Kabupaten Lembata terus
mengalami peningkatan opini dari Discleimer ke Wajar Dengan
Pengecualian

(WDP).

Tahun

2014

Opini

BPK

mengalami

peningkatan dari disclaimer ke WDP. Sesuai target, maka opini


BPK ditahun 2015 sesuai Dokumen RPJMD adalah WTP.
Pemerintah

Kabupaten

Lembata

selalu

berbenah

dan

mengharapkan ke depannya Opini BPK terus dipertahankan,


bahkan meningkat menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
seperti yang ditargetkan dalam RPJMD. peningkatan Opini BPK
dari disclaimer ke WDP disebabkan karena Pemerintah Kabupaten
Lembata

telah

melakukan

pembenahan,

terutama

dalam

penatausahaan aset dan keuangan daerah. Perkembangan hingga


tahun 2014, penatausahaan keuangan telah sesuai dengan
tuntutan regulasi, sementara pengelolaan aset daerah masih
menjadi catatan bagi Pemerintah Kabupaten Lembata untuk
berbenah.
Walaupun Opini BPK mengalami peningkatan, namun
pelaksanaan

program

dan

kegiatan

yang

dalam

mendukung

terlaksananya Sasaran Strategis Ketiga Indikator Kinerja Kesatu


masih terkendala pada penataan aset daerah yang terkesan masih
Page | 41

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

sangat memprihatinkan. Aset daerah secara kelembagaan dalam


Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Nomor 3 Tahun 2008
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah,
telah terakomodir pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah dalam bentuk seksi Aset dan Investasi Daerah,
dimana Seksi ini berada di bawah Bidang Akuntansi. Secara
kelembagaan bahwa kelembagaan yang kecil akan mempengaruhi
keberadaan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan
melaksanakan pekerjaan atau beban kerja. Beban kerja Seksi
Aset

dan

Investasi

Daerah

pada

Bidang

Akuntansi

Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dengan


volume kerjanya sangat besar (overloaded). Hal ini dikarenakan
pekerjaan yang dibebankan pada Seksi Aset dan Investasi Daerah
mencakup pengelolaan asset dalam skala kabupaten. Tidak
sebandingnya

kelembagaan

dan

volume

beban

kerja

menyebabkan hasil kerja tidak maksimal.


Strategi yang dibangun untuk meningkatkan Opini BPK dalam
bidang aset daerah adalah dengan meningkatkan status Seksi
Aset Daerah menjadi Bidang Aset dan Investasi Daerah yang
sudah berjalan dalam Tahun 2015, sehingga Bidang Aset dan
Investasi Daerah dapat memfokuskan tugas fungsinya dalam
menata aset milik Pemerintah Kabupaten Lembata.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Strategis
Ketiga Indikator Kinerja Satu sebesar Rp. 337. 479. 297,- atau
98,90% dari total pagu sebesar Rp. 341. 224. 900,2. Indeks Kepuasan Masyarakat.
Dari tabel 3.3 diketahui bahwa pada tahun 2015 tidak dilaksanakan
Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Hal ini disebabkan
karena program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis
Ketiga Indikator Kinerja Kedua tidak dilaksanakan.
Pada Tahun 2014, dilaksanakan berdasarkan kerja sama antara
Pemerintah Kabupaten Lembata dengan Pihak Ketiga yaitu Fakultas
Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Unsur-unsur yang
disurvey
kejelasan

meliputi
petugas

prosedur

pelayanan,

pelayanan,

persyaratan

kedisiplinan

petugas

pelayanan,
pelayanan,

tanggung jawab petugas pelayanan, kemampuan petugas pelayanan,


kecepatan pelayanan, keadilan mendapatkan pelayanan, kesopanan
Page | 42

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

dan keramahan petugas, kewajaran biaya pelayanan, kepastian biaya


pelayanan, kepastian jadwal pelayanan, kenyamanan lingkungan
dan keamanan pelayanan. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
menjadi sampel Survey Indeks Kepuasan Masyarakat terdiri dari 9
SKPD dengan item Survey sebagaimana tersaji pada tabel berikut ini:

NO

NAMA SKPD

JENIS PELAYANAN

NILAI

MUTU

IKM

PELAYANAN

1.

Dinas Perhubungan dan Kominfo

Uji Kendaraan (KIR)

8,5

2.

PDAM

Air Minum

8,4

3.

Dinas

KTP, KK dan Akta Kelahiran

7,8

Rawat Inap, Poliklinik, KIA

7,4

Izin

7,3

Surat Izin Praktek

7,2

SITU dan HO

7,0

SIUP

6,9

6,8

7,5

Kependudukan

dan

Catatan Sipil
4.

RSUD

5.

Kantor

Pelayanan

Perizina

Terpadu

Reklame,

Industri,

Perusahaan, Gudang, Toko


Obat, Insidentil

6.

Dinas Kesehatan

7.

Bagian

Administrasi

Perekonomian, Pembangunan dan


SDA Sekretariat Daerah
8.

Dinas Koperasi, Perindustrian dan


Perdagangan

9.

Dinas Pekerjaan Umum

IMB
NILAI RATA-RATA

Sumber: Bagian Organisasi dan Tatalaksana Setda Kab. Lembata

Walaupun tidak dilaksanakan pada tahun 2015, namun pada tahun


2014, hasil survey indeks kepuasan masyarakat menunjukkan
bahwa pelayanan publik Pemerintah Kabupaten Lembata telah
mencapai nilai rata-rata indeks kepuasan B dengan nilai rata-rata
7,5. Pada tahun 2013 survey menunjukkan bahwa pelayanan publik
Pemerintah Kabupaten Lembata mencapai nilai rata-rata indeks
kepuasan B dengan nilai rata-rata 7. Terjadi peningkatan jumlah
nilai rata-rata indeks kepuasan masyarakat dari 7 ke 7,5
disebabkan karena SKPD atau unit pelayanan publik memiliki arah,
kebijakan, rencana maupun program dan kegiatan yang dirumuskan
dan dilaksanakan benar-benar mencapai sasaran yang diinginkan
oleh masyarakat sebagai obyek pelayanan publik.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011-2016, maka
nilai rata-rata indeks kepuasan masyarakat masih berada pada nilai
rata-rata 7,5, belum mencapai target RPJMD dengan nilai rata-rata
indeks kepuasan masyaratak 7,9.

Page | 43

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Hasil Survey Indeks Kepuasan masyarakat digunakan Pemerintah


Kabupaten Lembata sebagai acuan dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan publik. Hal ini sudah nampak dalam perbaikan
manajemen dan sistem pelayanan publik serta sarana-prasarana
yang digunakan dalam rangka mendukung pelayanan publik, seperti:
Pelayanan dokumen kependudukan secara gratis dan tepat waktu,
proses perizinan yang cepat dan tidak berbelit-belit, perluasan
jaringan Air minum, penambahan tanaga pelayanan publik dalam
bidang kesehatan, seperti bidan, perawat dan dokter.
Adapun kendala yang dihadapi, yaitu:
1. Masih terdapat aparatur Pemerintah Kabupaten Lembata yang
belum memahami dan menghayati semangat pelayanan publik
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
2. Walaupun

telah

terjadi

penambahan

fasilitas

dan

tenaga

pelayanan publik, seperti bidan, perawat, dokter, namun belum


menjawabi tuntutan kebutuhan masyarakat akan kesehatan.
Strategi yang dibangun untuk meningkatkan nilai rata-rata indeks
kepuasan

masyarakat

terhadap

pelayanan

publik

Pemerintah

Kabupaten Lembata adalah dengan jalan meningkatkan kualitas


SDM aparatur birokrat agar berkompeten dan disiplin dalam
melaksanakan pelayanan publik. Demikian pula fasilitas dan tenaga
pelayanan publik juga ke depannya ditingkatkan agar pelayanan
publik Pemerintah Kabupaten Lembata benar-benar menjawabi
tuntutan kebutuhan masyarakat.
Karena Program dan Kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis
Kedua Indikator Kinerja Kedua tidak dilaksanakan pada tahun
anggaran 2015, maka analisis atas efisiensi penggunaan sumber
daya keuangan tidak dapat direalisasikan.
IV. Sasaran Strategis Keempat

: Meningkatnya Kompetensi PNS yang


Memenuhi
Jabatan

Standar
Eselon

Minimal

IV,

III,

Diklat
II

dan

Kompetensi Jabatan Fungsional.


Ukuran Keberhasilan misi Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah,
dengan sasaran Meningkatnya kompetensi PNS yang memenuhi standar
minimal Diklat Jabatan Eselon IV, III, II dan kompetensi jabatan fungsional
Page | 44

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

terlaksana melalui Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur yang


ditopang melalui kegiatan Koordinasi Pelaksanaan Diklat. Program ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan aparatur melalui diklat teknis
dan fungsional. Program ini diharapkan mampu menghasilkan aparatur
yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas dalam jabatannya
sesuai bidang penugasan yang diberikan. Program ini dilaksanakan olah
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Lembata. Adapun Pengukuran
capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kompetensi PNS yang
memenuhi standar minimal Diklat Jabatan Eselon IV, III, II dan
kompetensi jabatan fungsional, tersaji pada Tabel 3.4 berikut ini:
3.4

Tabel Pengukuran Capaian Kinerja sasaran Strategis Keempat


REALISASI

NO

1.

INDIKATOR KINERJA

Prosentase

aparatur

yang

memiliki

kompetensi

2012

2%

2013

3%

TAHUN 2015

2014

TARG

REALI

ET

SASI

21

21

%
CAPAI
AN
100%

CAPAIAN

TARGET

HINGGA

AKHIR

TAHUN

RPJMD

KE-4
RPJMD
44%

87,9%

sesuai

bidangnya

Dari tabel 3.4 diketahui aparatur yang memiliki Kompetensi di


bidangnya pada tahun 2015 sebesar 3,5% atau 21 orang dari target 21
orang aparatur, sedangkan pada tahun 2014 tidak ada pelaksanaan
program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Keempat
Indikator

Kinerja

ini,

sehingga

prosentase

aparatur

yang

memiliki

kompetensi di bidangnya pada tahun 2014 tidak dapat dibandingkan


dengan prosentase aparatur yang memiliki kompetensi di bidangnya pada
tahun 2015.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011-2016, maka
prosentase aparatur yang memiliki kompetensi di bidangnya mencapai 78%
atau 476 aparatur yang terdiri dari 34,67% atau 210 aparatur yang
memiliki kompetesi di bidangnya pada awal RPJMD dan 44% atau 265
aparatur yang memiliki kompetensi di bidangnya dari tahun pertama
RPJMD hingga tahun keempat RPJMD. Prosentase ini belum mencapai
target RPJMD yaitu 87,9% atau 534 aparatur yang memiliki kompetensi
sesuai dengan bidangnya dari total keselurahan 607 Jabatan.
Page | 45

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Kendala yang dialami adalah minimnya keuangan daerah yang


dialokasikan untuk melaksanakan program dan kegiatan ini.

Selain itu,

pelaksanaan program dan kegiatan masih tersebar pada masing-masing


SKPD, sehingga Badan Kepegawaian Daerah sebagai pelaksana teknis
urusan ini mengalami kesulitan untuk mengejar target yang ditetapkan
pada akhir RPJMD.
Sesuai kendala yang dihadapi maka strategi peningkatan ke depan
adalah:
1. Pelaksanaan program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis
Keempat Indikator Kinerja ini terpusat pada SKPD yang melaksanakan
tugas pokok dan fungsi peningkatan kualitas SDM aparatur Pemerintah
Daerah, yaitu Badan Kepegawaian Daerah.
2. Penambahan alokasi anggaran dalam rangka mendukung pelaksanaan
program dan kegiatan untuk mendukung Sasaran Strategis dan
Indikator Kinerja dimaksud.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Keempat Indikator Kinerja ini sebesar Rp. 21. 355. 332,- atau
94,41% dari total pagu sebesar Rp. 22. 619. 500,V. Sasaran Strategis Kelima

: Tertatanya Organisasi Perangkat Daerah


yang Tepat Fungsi dan Tepat Ukuran
sesuai dengan Kebutuhan Daerah.

Ukuran Keberhasilan Misi Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah,


dengan sasaran tertatanya organisasi perangkat daerah yang tepat fungsi
dan tepat ukuran sesuai dengan kebutuhan daerah terlaksana melalui
Program Penataan Organisasi Pemerintah Daerah, Program Penataan
Tatalaksana Pemerintah Daerah, Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah Daerah, Program Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
Pemerintah Daerah, Program Peningkatan Kualitas Proses Kebijakan
Pemerintahan Daerah Bidang Organisasi dan Tatalaksana, dan Program
Peningkatan

Koordinasi

Penyelenggaraan

Pemerintahan

Pengembangan Wilayah. Program-program di atas

bertujuan

dan
untuk

menata organisasi satuan kerja perangkat daerah yang tepat fungsi dan
tepat

ukuran

untuk

selanjutnya

dipakai

penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten

sebagai

acuan

dalam

Lembata. Program ini

dilaksanakan secara terpadu oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Lembata


Page | 46

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

dan Kecamatan. Adapun pengukuran capaian kinerja tertatanya organisasi


perangkat daerah yang tepat fungsi dan tepat ukuran sesuai dengan
kebutuhan daerah, tersaji pada Tabel 3.5 berikut ini:
3.5.

Pengukuran Capaian Kinerja sasaran Strategis Kelima


REALISASI

NO
1.

2.
3.
4.
5.

6.

INDIKATOR KINERJA
Jumlah
Perda/Perbub/Keputusan
Bupati
mengenai
Organisasi
Perangkat
Daerah
Jumlah Peraturan Bupati
tentang
Tatalaksana
Pemerintah Daerah
Jumlah
Dokumen
Akuntabilitas
Kinerja
Pemerintah Daerah
Jumlah Dokumen Analisis
Jabatan (ANJAB) & ABK
Jumlah
Dokumen
Kebijakan
Pemerintah
Daerah Bidang Organisasi
dan Tatalaksana
Jumlah
Pembinaan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Wilayah
Bawahan

TAHUN 2015

2012

2013

2014

TARG
ET

REALIS
ASI

%
CAPAI
AN

11

12

0%

CAPAIAN
HNGGA
TAHUN
KE-4
RPJMD
25

TARGET
AKHIR
RPJMD

100%

100%

0%

100%

10

11

10

12

12

100%

43

200

15

Berdasarkan Tabel di atas diketahui:


1.

Indikator Kinerja Jumlah Perda/Perbub/Keputusan Bupati mengenai


Organisasi Pemerintah Daerah.
Di

tahun

2015

Perda/Perbub/Keputusan

tidak
Bupati

dilaksanakan
tentang

Organisasi

penyusunan
Perangkat

Daerah karena lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2015


tentang Aparatur Sipil Negara mengganti Undang Undang 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah. Hal ini membawa dampak pada
Perubahan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah. Hingga tahun 2015 belum ada
peraturan pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007,
menyebabkan pelaksanaan program Penataan Organisasi Pemerintah
Daerah tidak terlaksana. Sedangkan pada Tahun 2014 tersusunnya
12 Jumlah Perda/Perbub/Keputusan Bupati mengenai Organisasi
Pemerintah Daerah. Keduabelas

Perda/Perbub/Keputusan Bupati

mengenai Organisasi Pemerintah Daerah itu antara lain:


1. Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Nomor 2 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Lembata
Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembantukan Organisasi dan Tata
Page | 47

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan


Lembaga Teknis Daerah;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Nomor 3 Tahun 2014
tentang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit IX Wilayah
Kabupaten Lembata;
3. Peraturan Bupati Lembata Nomor 39 Tahun 2014 tentang
Penjabaran Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik Kabupaten Lembata;
4. Peraturan Bupati Lembata Nomor 40 Tahun 2014 tentang
Penjabaran Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Lembata;
5. Peraturan Bupati Lembata Nomor 41 Tahun 2014 tentang
Penjabaran Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Lembata;
6. Peraturan Bupati Lembata Nomor 42 Tahun 2014 tentang
Penjabaran Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Kantor Kesatuan
Pengelolaan Hutan Lindung Unit IX Wilayah Kabupaten Lembata;
7. Peraturan Bupati Lembata Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Penjabaran Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pertanian
dan Kehutanan Kabupaten Lembata;
8. Keputusan Bupati Lembata Nomor 623 Tahun 2014 tentang
Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional Umum
di Lingkungan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Unit IX
Wilayah Kabupaten Lembata;
9. Keputusan Bupati Lembata Nomor 627 Tahun 2014 tentang
Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional Umum
di Lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lembata;
10. Keputusan Bupati Lembata Nomor 628 Tahun 2014 tentang
Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional Umum
di Lingkungan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Lembata;
11. Keputusan Bupati Lembata Nomor 629 Tahun 2014 tentang
Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional Umum
di Lingkungan Dinas Pertanian dan Kehutanan

Kabupaten

Lembata;
12. Keputusan Bupati Lembata Nomor 652 Tahun 2014 tentang
Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional Umum
Page | 48

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

di

Lingkungan

Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

Kabupaten Lembata;
Akibat

disususunya

Perda/Perbub/Keputusan

Bupati

mengenai

Organisasi Pemerintah Daerah berdampak pada perubahan Struktur


Organisasi Perangkat Dearah sesuai dengan amanat regulasi, baik
regulasi pusat maupun daerah. Perubahan ini nampak dalam
perubahan

struktur

organisasi

perangkat

daerah

Inspektorat

Kabupaten Lembata sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam


Negeri Nomor 64

Tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Organisasi

dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota menyatakan


bahwa

apabila

jabatan

fungsional

pengawas

pemerintah

telah

ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, maka


jabatan struktural Eselon IV dihapus. Struktur Organisasi Perangkat
Daerah

Badan

Kesatuan

Bangsa

dan

Politik,

yang

semulanya

menangani urusan perlindungan masyarakat, kini beralih ke Satuan


Polisi Pamong Praja sesuai dengan amanat regulasi. Di samping itu,
terjadinya pengingkatan Status Satuan Polisi Pamong Praja dari Tipe
C dengan Kepala Satuan yang bereselonering III/a ke tipe B dengan
Kepala Satuan Bereselonering II/b. Peningkatan Status

Kepala

Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah dari Tipe C


dengan Kepala Pelaksana yang bereselonering III/a ke Tipe B dengan
Kepala Satuan Bereselonering II/b, terjadinya pembentukan Struktur
Organisasi Perangkat Daerah Baru, seperti Kantor Sekretariat Dewan
Pengurus KORPRI dan Kantor Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung
Unit IX Wilayah Kabupaten Lembata yang menangani urusan
kehutanan, khususnya hutan lindung di wilayah Kabupaten Lembata.
Perubahan struktur sebagaimana dipaparkan di atas berdampak pada
Perubahan tugas pokok dan fungsi serta uraian tugas jabatan pun
berubah sesuai dengan perubahan struktur organisasi dan tata kerja
yang diamanatkan oleh paraturan perundang-undangan.
Adapun kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung sasaran stretegis dan indikator kinerja ini
adalah

pembentukan

organisasi

perangkat

daerah

berdasarkan

amanat peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi kadang kala


tidak sesuai dengan kebutuhan daerah.
Strategi yang dibangun untuk memaksimalkan pelaksanaan urusan
pemerintahan yang ada di Daerah Kabupaten Lembata dengan cara
Page | 49

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

melakukan evaluasi kelembagaan pelaksanaan pemetaan urusan


pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah sehingga tugas pokok
dan fungsi satuan kerja perangkat daerah terlaksana secara efektif
dan efisien serta memenuhi tuntutan kebutuhan daerah.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011-2016, maka
Jumlah

Perda/Perbub/Keputusan

Bupati

mengenai

Organisasi

Perangkat Daerah telah melampaui target akhir RPJMD, yaitu 47


Perda/Perbub/Keputusan Bupati mengenai Organisasi Perangkat
Daerah,

yang

terdiri

dari

15

Perda/Perbub/Keputusan

Bupati

mengenai Organisasi Perangkat Daerah yang telah dibentuk pada awal


RPJMD dan 32 Perda/Perbub/Keputusan Bupati mengenai Organisasi
Perangkat Daerah yang disusun dalam tahun pertama hingga tahun
keempat RPJMD. Sedangkan target akhir RPJMD sebanyak 15
Perda/Perbub/Keputusan Bupati mengenai Organisasi Pemerintah
Daerah.
2. Jumlah Peraturan Bupati tentang Tatalaksana Pemerintah Daerah.
Pada tahun 2015, disusunnya 2 Peraturan Bupati Lembata tentang
Tatalaksana Pemerintah Daerah, yaitu Peraturan Bupati Lembata
tentang Standar Pelayanan Publik
tentang Lima Hari Kerja.

dan Peraturan Bupati Lembata

Pada Tahun 2014 disusunnya 2 Peraturan

Bupati tentang Ketatalaksanaan Pemerintah Daerah yaitu Peraturan


Bupati Lembata Nomor 7 Tahun 2014 tentang Disiplin Kerja Pegawai
Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lembata dan
Peraturan Bupati Lembata tentang Budaya Kerja.
Hal ini menunjukkan adanya penambahan Peraturan Bupati tentang
Tatalaksana

Pemerintah

Daerah.

Penambahan

Peraturan

Bupati

tentang Tatalaksana Pemerintah Daerah disebabkan karena adanya


tuntutan kebutuhan daerah dalam bidang ketetalaksanaan. Misalnya
Peraturan Bupati Lembata tentang Jam Kerja Pegawai Negeri Sipil
lingkup Pemerintah Kabupaten Lembata disebabkan karena adanya
perubahan jam kerja di daerah dari enam hari kerja seminggu ke lima
hari kerja seminggu.
Jika realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 apabila dibandingkan
dengan target jangka menengah maka Jumlah Peraturan Bupati
tentang Tatalaksana Pemerintah Daerah telah lampaui target RPJMD
yaitu 9 dokumen, yang terdiri dari 1 Peraturan Bupati tentang
Page | 50

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Tatalaksana Pemerintah Daerah yang disusun pada awal RPJMD dan 8


Peraturan Bupati Lembata yang disusun pada tahun pertama RPJMD
hingga tahun keempat RPJMD. Sedangkan targat akhir RPJMD jumlah
Peraturan Bupati tentang Tatalaksana Pemerintah Daerah ditargetkan
sebanyak 5 dokumen.
Peraturan Bupati tentang Tatalaksana Pemerintah Daerah yang telah
ditetapkan digunakan sebagai standar dalam penegakkan disiplin
Pegawai Negeri Sipil lingkup Pemerintah Kabupaten Lembata. Misalnya
Peraturan Bupati Lembata Nomor 1 Tahun 2014 Disiplin Pegawai
Negeri Sipil lingkup Pemerintah Kabupaten Lembata hingga saat ini
dijadikan sebagai dasar pemberlakuan jam kerja Pegawai Negeri Sipil
lingkup Pemerinah Kabupaten Lembata.
Adapun kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Kelima Indikator Kinerja
Kedua

adalah

bahwa

Pegawai

Negeri

Sipil

lingkup

Pemerintah

Kabupaten Lembata tidak mengetahui dan melaksanakan regulasi


dimaksud karena Peraturan Bupati tentang Tatalaksana Pemerintah
Daerah yang telah ditetapkan tidak diikuti dengan proses sosialisasi.
Terhadap kendala ini, maka solusi yang ditawarkan adalah perlu
adanya sosialisasi Peraturan Bupati tentang Tatalaksana Pemerintah
Daerah yang telah ditetapkan.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kelima Indikator Kinerja Kedua adalah sebesar Rp. 39. 026.
000,- atau 54% dari total pagu sebesar Rp. 71. 716. 500.- Terdapat
efisiensi penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan
yang mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Ketiga Indikator
Kinerja Kedua sesuai target, sementara masih terdapat sisa anggaran
yang direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Kelima Indikator Kinerja
Kedua

sesungguhnya

Penataan

Tatalaksana

tidak

terlepas

Pemerintah

dari

pelaksanaan

Program

Daerah

dengan

kegiatan

Penyusunan Peraturan Bupati tentang Ketatalaksanaan Pemerintah


Daerah.
3.

Jumlah Dokumen Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah.


Pada tahun 2015 tersusunnya 4 dokumen akuntabilitas kinerja, yaitu:
1. Dokumen LAKIP Bupati Lembata Tahun 2014;
2. Dokumen Perjanjian Kinerja;
Page | 51

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

3. Dokumen LAKIP Sekretariat Daerah Kabupaten Lembata; dan


4. Dokumen LAKIP SKPD.
Jumlah Dokumen Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah pada
Tahun 2014 sebanyak 4 Dokumen, yaitu:
1. Dokumen LAKIP Bupati Lembata Tahun 2013;
2. Dokumen Perjanjian Kinerja;
3. Dokumen LAKIP Sekretariat Daerah Kabupaten Lembata Tahun
2013; dan
4. Dokumen LAKIP SKPD.
Dari sisi jumlah, jumlah dokumen yang dihasilkan tiap-tiap tahun
tidak mengalami perubahan, namun hasil penilaian terhadap dokumen
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah, terutama Dokumen LAKIP
Bupati Lembata mengalami peningkatan Nilai setiap tahun. Walaupun
masih berpredikat penilaian C, namun nilai yang diperoleh untuk
akuntabilitas

kinerja

peningkatan

nilai.

Pemerintah

Dari

kelima

Kabupaten
komponen

Lembata

mengalami

(perencanan

kinerja,

pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan capaian


kinerja)

penilaian

Aparatur

Negara

mengalami

yang
dan

peningkatan

ditetapkan
Reformasi
sebagai

Kementerian
Birokrasi

berikut:

Pendayagunaan

Republik

tahun

Indonesia

2013,

Predikat

penilaian C dengan nilai hasil evaluasi 31,91, tahun 2014 predikat


penilaian C dengan nilai hasil evaluasi 37, 99. Sedangkan Tahun
2015 Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Lembata masih
dalam proses penilaian Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. Diharapkan pada Tahun
2015 akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Lembata mengalami
peningkatan.
Jika realisasi kinerja sampai tahun 2015 dibandingkan dengan target
jangka menengah maka Dokumen Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Kabupaten Lembata berjumlah 4 dokumen atau 133%, melampaui
target

yang

ditetapkan

dalam

Rencana

Menengah Daerah dengan jumlah

Pembangunan

Jangka

Dokumen Akuntabilitas Kinerja

Pemerintah Kabupaten Lembata 3 dokumen atau 100% .


Terjadinya peningkatan jumlah dokumen akuntabilitas Pemerintah
Kabupaten Lembata disebabkan karena adanya tuntutan kebutuhan
akan

penambahan

dokumen

atau

data

dukung

dalam

rangka

Page | 52

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

penyusunan dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja, baik instansi


pemerintahan maupun daerah.
Dokumen Akuntabilitas Kinerja yang telah dibuat digunakan sebagai
pedoman

dalam

penyusunan

Laporan

Akuntabilitas

Pemerintah

Kabupaten Lembata untuk tahun-tahun mendatang. Selain dokumen


akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Lembata yang telah
dihasilkan, hasil evaluasi dan akuntabilitas instansi Pemerintah
Kabupaten Lembata yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tahun-tahun berjalan pun
menjadi catatan penting dalam rangka perbaikan Laporan Akuntabilitas
Pemerintah Kabupaten Lembata pada tahun-tahun mendatang.
Adapun kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung tercapainya Sasaran Strategis Kelima
Indikator Kinerja Ketiga adalah partisipasi Satuan Kerja Perangkat
Daerah lingkup Pemerintah Kabupaten Lembata dalam memberikan
dukungan data dalam rangka penyusunan dokumen terkait sangat
rendah. Hal ini membawa dampak lanjut pada penyusunan dokumen
Laporan akuntabilitas Kinerja lingkup Pemerintah Kabupaten Lembata
tidak diselesaikan sesuai dengan target waktu yang ditetapkan.
Disamping itu, data yang diberikan untuk penyusunan dokumen
terkait

tidak

lengkap

sehingga

butuh

waktu

untuk

melakukan

koordinasi dengan masing-masing SKPD dalam rangka pelengkapan


data sesuai dengan kebutuhan penyusunan dokumen terkait.
Terhadap kendala ini, solusi yang diambil adalah dengan melakukan
koordinasi secara intensif dengan SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten
Lembata agar data yang diberikan tepat waktu sehingga penyusunan
LAKIP Bupati Lembata pun diselesaikan tepat waktu.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kelima Indikator Kinerja Ketiga sebesar Rp 99. 887. 200,- atau
59% dari total pagu sebesar Rp. 166. 041. 400. Terdapat efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang
mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Ketiga Indikator Kinerja
Ketiga sesuai target, sementara masih terdapat sisa anggaran yang
direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Ketiga Indikator Kinerja
Ketiga didukung oleh pelaksanaan Program

Penguatan Akuntabilitas

Kinerja Pemerintah Daerah dengan kegiatan antara lain:


Page | 53

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

1. Penyusunan Laporan Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah


(LAKIP); dan
2. Pendampingan Lakip SKPD.
4.

Jumlah Dokumen Analisis Jabatan (Anjab) dan Analisis Beban Kerja


(ABK).
Dokumen Analisis Jabatan (Anjab) dan Analisis Beban Kerja (ABK) baru
selesai disusun pada Tahun 2014. Dokumen ini merupakan luncuran
dari kegiatan Penyusunan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja
Tahun Anggaran 2013 dengan jumlah 1 dokumen, yaitu Dokumen
Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja dengan dokumen ikutan
sebagai berikut: 1) Dokumen Peta Jabatan, 2) Dokumen Daftar
Susunan Jabatan, 3) Dokumen Daftar Susunan Pegawai, 4) Dokumen
Perkiraan Perubahan Komposisi Pegawai, 5) Dokumen Perkiraan
Perubahan Komposisi Pegawai, 6) Dokumen Daftar Persediaan Pegawai,
7) Dokumen Redistribusi Tenaga Guru, 8) Dokumen Redistribusi
Tenaga Kesehatan, 9) Dokumen Proyeksi Kebutuhan Lima Tahun Ke
Depan dan 10) Dokumen Laporan Akhir Penyusunan Anjab-ABK.
Pada Tahun 2015 Dokumen Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja
belum bisa disusun karena Pemerintah Kabupaten Lembata masih
melakukan kegiatan Evaluasi Jabatan. Dalam rencana kerja, Kegiatan
ini akan terlaksana pada Tahun Anggaran 2016 mendatang.
Hingga tahun 2015, jumlah dokumen Anjab dan ABK sebanyak 1 (satu)
dokumen. Tidak terjadinya penambahan dokumen Anjab-ABK karena
lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara yang membawa dampak pada perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Pada
Tahun

Anggaran

memfokuskan

diri

2015
pada

Pemerintah
penataan

Kabupaten
organisasi

Lembata
perangkat

hanya
daerah

berdasarkan peraturan pengganti PP 41 Tahun 2007 sehingga untuk


alasan efisiensi anggaran kegiatan penyusunan Anjab-ABK sementara
waktu dihentikan sampai adanya penataan Organisasi Perangkat
Daerah yang baru.
Jika realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan
target jangka menengah maka jumlah dokumen Anjab dan ABK masih
mencapai 1 dokumen dan belum sesuai dengan target akhir RPJMD
yaitu 3 dokumen.

Page | 54

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Dokumen Analisisi Jabatan dan Analisis Beban Kerja Pemerintah


Kabupaten Lembata yang dihasilkan digunakan sebagai acuan atau
pedoman dalam penyusunan formasi Elektronik (e-formasi) Tahun
Anggaran 2015 oleh Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Lembata
dan digunakan sebagai dasar dalam perhitungan kebutuhan pegawai
lingkup Pemerintah Kabupaten Lembata.
Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program dan kegiatan
yang mendukung tercapainya Sasaran Strategis Ketiga Indikator
Kinerja

Keempat

adalah

partisipasi

SKPD

lingkup

Pemerintah

Kabupaten Lembata dalam memberikan dukungan data dalam rangka


penyusunan dokumen terkait sangat rendah. Hal ini membawa dampak
lanjut pada lambannya penyusunan Anjab-ABK lingkup Pemerintah
Kabupaten Lembata. Di samping itu, pemberian data dukung dalam
rangka penyusunan dokumen terkait tidak lengkap.
Terhadap kendala ini, solusi yang diambil adalah dengan melakukan
koordinasi secara intensif kepada semua SKPD agar data yang
diberikan tepat waktu agar penyusunan Dokumen Anjab-ABK lingkup
Pemerintah Kabupaten Lembata diselesaikan tepat waktu.
Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya keuangan tidak dapat
diukur karena pada Tahun Anggaran 2015 tidak ada anggaran untuk
membiayai program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis
Kelima Indikator Kinerja Keempat.
5.

Jumlah Dokumen Kebijakan Pemerintah Daerah Bidang Organisasi dan


Tatalaksana.
Pada tahun 2015, Jumlah Dokumen Kebijakan Pemerintah Daerah di
Bidang Organisasi dan Tatalaksana yang dihasilkan sebanyak 1 (satu)
dokumen yaitu Peraturan Bupati Lembata Nomor 43 Tahun 2015
tentang Standar Operasional Prosedur bagi Satuan Kerja Perangkat
Daerah Lingkup Pemerintahn Kabupaten Lembata.
Jumlah Dokumen Kebijakan Pemerintah Daerah di Bidang Organisasi
dan Tatalaksana pada Tahun 2014 sebanyak 2 (dua) dokumen yaitu
Dokumen Laporan Hasil Evaluasi Kebijakan Pemerintah Daerah di
Bidang Organisasi dan Tatalaksana dan Peraturan Bupati Lembata
Nomor 45 Tahun 2014 tentang Standar Operasional Prosedur bagi
Satuan

Kerja

Perangkat

Daerah

lingkup

Pemerintah

Kabupaten

Lembata.

Page | 55

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Apabila dibandingkan dengan tahun 2014, maka pada tahun 2015


Jumlah Dokumen Kebijakan Pemerintah Daerah Bidang Organisasi dan
Tatalaksana mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan karena
keterbatasan anggaran dalam melaksanakan program dan kegiatan
yang mendukung Sasaran Strategis Kelima Indikator Kinerja Kelima.
Jika realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan
target jangka menengah maka jumlah Dokumen Kebijakan Pemerintah
Daerah Bidang Organisasi dan Tatalaksana telah melampaui target
akhir RPJMD, yaitu 3 dokumen, sedangkan target akhir RPJMD
Jumlah Dokumen Kebijakan Pemerintah Daerah Bidang Organisasi dan
Tatalaksana tersusun sebanyak 2 dokumen.
Dokumen Kebijakan Pemerintahan Daerah Bidang Organisasi dan
Tatalaksana

yang

dihasilkan

bermanfaat

sebagai

pedoman

ketatalaksanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah lingkup Pemerintah


Kabupaten Lembata, terutama dalam rangka peningkatan kinerja
pelayanan publik. Dengan adanya Standar Operasional Prosedur (SOP),
SKPD pelaksana pelayanan publik dapat menjadikannya pedoman
dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat. Dengan adanya
Peraturan Bupati Lembata tentang Standar Operasional Prosedur SKPD
pelaksana pelayanan publik dapat memaksimalkan pelayanan kepada
masyarakat yang membutuhkan pelayanan dari Pemerintah Daerah.
Adapun kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Kelima Indikator Kinerja
Lima

adalah

keterbatasan

sarana

dan

prasarana

yang

dimiliki

Pemerintah Kabupaten Lembata dalam rangka peningkatan kinerja


pelayanan publik kepada masyarakat.
Dengan adanya kendala tersebut di atas, maka solusi yang diambil
adalah

penambahan

sarana

dan

prasarana

pada

SKPD

yang

menyelenggarakan pelayanan publik sehingga proses pelayanan publik


dapat memenuhi kepuasan masyarakat.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kelima Indikator Kinerja Kelima sebesar Rp 66. 838. 799,atau 80% dari total pagu sebesar Rp. 83. 081. 600. Terdapat efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan untuk membiayai program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Kelima Indikator Kinerja
Kelima.

Page | 56

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Kelima Indikator Kinerja


Kelima didukung oleh pelaksanaan Program Peningkatan Kualitas
Proses Kebijakan Pemerintah Daerah di Bidang Organisasi dan
Tatalaksana dengan

Kegiatan Evaluasi dan Pemgembangan SOP

Penyelenggaraan Pemerintah.
6.

Jumlah Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Wilayah Bawahan.


Pada tahun 2015, Jumlah Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan
Wilayah Bawahan dilakukan sebanyak 12 (duabelas) kegiatan. Jenis
pembinaan pemerintahan wilayah bawahan dimasud adalah:
1. LKPJ Kepala Desa untuk 114 desa dari 144 Desa;
2. Pelantikan Kepala Desa dan BPD untuk 42 desa dari 144 Desa;
3. Pendampingan APBD Desa dengan Perubahan APBD Desa untuk
144 desa dari 144 Desa;
4. Monitoring Program Anggur Merah dan Desa Tersenyum Anggur
Merah untuk 37 Desa dari 144 Desa;
5. Pembentukan BUMDES untuk 2 Desa dari 144 Desa;
6. Monitoring Program Pamsimas untuk untuk 2 Desa dari 144 Desa;
7. Pelaksanaan Lomba Kebersihan Desa untuk 111 Desa dari 144
Desa;
8. Pelaksanaan Musrembang Desa untuk 144 Desa dari 144 Desa;
9. Pelaksanaan Musrembang Kecamatan untuk 9 kecamatan;
10. Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat TK.Desa untuk 12 Desa
dari 144 Desa;
11. Sosialisasi Kamtibmas di Wilayah Kecamatan untuk 13 Desa dari
151 Desa/Kelurahan; dan
12. Keamanan

Hari

Raya

Nasional

dan

Daerah

untuk

151

Desa/Kelurahan.
Sedangkan Pada tahun 2014, Jumlah Pembinaan Penyelenggaraan
Pemerintahan Wilayah Bawahan dilakukan sebanyak 11 (sebelas)
kegiatan. Jenis pembinaan pemerintahan wilayah bawahan dimasud
sebagai berikut:
1. LKPJ Kepala Desa untuk 86 desa dari 144 Desa;
2. Pelantikan Kepala Desa dan BPD untuk 17 desa dari 144 Desa;
3. Pendampingan APBD Desa dengan Perubahan APBD Desa untuk
144 desa dari 144 Desa;
4. Monitoring Program Anggur Merah dan Tersenyum Anggur Merah
untuk 36 Desa dari 144 Desa;
Page | 57

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

5. Monitoring program Pamsimas untuk untuk 1 Desa dari 144 Desa;


6. Pelaksanaan Lomba Kebersihan Desa untuk 89 Desa dari 144 Desa;
7. Pelaksanaan Musrembang Desa untuk 144 Desa dari 144 Desa;
8. Pelaksanaan Musrembang Kecamatan untuk 9 Kecamatan;
9. Sosialisasi Kamtibmas di Wilayah Kecamatan untuk 39 Desa; dan
10. Keamanan

Hari

Raya

Nasional

dan

Daerah

untuk

151

Desa/Kelurahan.
Apabila dibandingkan dengan tahun 2014, maka jumlah pembinaan
penyelenggaraan pemerintahan wilayah bawahan pada tahun 2015
mengalami peningkatan dari 10 kegiatan pada tahun 2014 menjadi 12
kegiatan pada tahun 2015. Peningkatan ini disebabkan karena alokasi
anggaran untuk pelaksanaan program dan kegiatan yang mendukung
Sasaran Strategis Kelima Indikator Kinerja Keenam.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target jangka menengah

maka Jumlah

Penyelenggaraan

Pemerintahan Wilayah Bawahan sebanyak 68 kali, yang terdiri dari 25


kali pembinaan penyelenggaraan pemerintahan wilayah bawahan yang
terjadi pada awal RPJMD dan 43 kali pembinaan penyelenggaraan
pemerintahan wilayah bawahan yang terjadi pada tahun pertama
RPJMD hingga tahun keempat RPJMD. Sementara target akhir RPJMD,
jumlah pembinaan penyelenggaraan pemerintahan wilayah bawahan
dilakukan sebanyak 200 (dua ratus) kali.
Dampak yang dirasakan secara langsung terhadap pelaksanaan
program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Kelima
Indikator Kinerja Keenam adalah perkembangan pembangunan di desa
semakin pesat, seperti pembangunan ekonomi masyarakat karena
dengan

adanya

program

Anggur

Merah

dan

Pembangunan

Kemasyarakatan, seperti terciptanya hubungan kerja sama yang


sinergis antara pemerintah kecamatan dengan aparat kemasyarakatan
dan seluruh masyarakat melalui gerakan swadaya masyarakat dan
semangat gotong royong.
Kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan kegiatan yang
mendukung Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja ini, antara lain:
1. SDM aparatur

desa masih sangat

memprihatinkan, sehingga

pelaksanaan program dan kegiatan di desa tidak dapat dilaksanakan


dengan optimal. Hal ini terlihat dalam proses penyelesaian LKPj

Page | 58

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Kepala Desa dua tahun terakhir. Dari 144 Desa, hanya 60% Desa
yang menyusun LKPj.
2. Minimnya sarana dan prasarana kantor, sehingga pelaksanaan
tugas dan fungsi desa belum terlaksana secara maksimal.
Terhadap kendala ini, strategi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten
Lembata melalui Pemerintah Kecamatan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan SDM aparatur desa dengan mengiktuti bimtek
peningkatan kapasitas aparatur desa, baik tingkat kecamatan
maupun tingkat kabupaten.
2. Melengkapi sarana dan prasarana yang menghambat pelaksanaan
tugas dan fungsi pemerintahan desa.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kelima Indikator Kinerja Keenam sebesar Rp 3.180.448.019,atau 85% dari total pagu sebesar Rp. 2.694.835.336. Terdapat efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan untuk membiayai program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Kelima Indikator Kinerja
Keenam mencapai target, sementara masih ada sisa anggaran yang
direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Kelima Indikator Kinerja
Keenam sesungguhnya tidak terlepas dari pelaksanaan Program
Peningkatan

Koordinasi

Penyelenggaraan

Pembangunan

Wilayah

Bawah

Peneyelngaraan

Pemerintahan

dengan

Pembangunan

Pemerintahan
Kegiatan
dan

dan

Koordinasi

Pembangunan

Wilayah Bawah.
Misi Kedua: Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia.

Kualitas sumber daya manusia ditentukan dengan kualitas jasmaniah


dan rohaniah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dimaksudkan
menciptakan manusia Lembata yang berpendidikan, sehat, terpenuhi hakhak dasarnya secara jasmaniah maupan rohaniah. Peningkatan kualitas
sumber daya manusia menuju Lembata Baru yang mandiri dan produktif,
perlu dilakukan secara terus menerus. Peran pemerintah dalam kualitas
sumber daya manusia tahun 2011 2016 adalah mengembangkan dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, kehidupan sosial budaya,
pemuda dan olahraga serta penataan dan penegakkan hukum melalui
akselerasi peningkatan mutu pendidikan, kualitas pelayanan kesehatan,
Page | 59

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

penguatan

kearifan

lokal,

produktifitas

sumber

pendapatan

dan

harmonisasi sosial dan kerangka NKRI. Capaian Kinerja dalam rangka


mewujudkan Misi Kedua: Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
dapat dijabarkan sebagai berikut:
I. Sasaran Strategis Pertama

: Meningkatnya
Akses
Pendidikan Berkualitas.

Pelayanan

Sasaran Strategis Pertama dalam mewujudkan Misi Peningkatan


Kualitas Sumber Daya Manusia, yaitu Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Lembata Tahun 2011 2016 adalah
Meningkatnya Akses Pelayanan Pendidikan yang Berkualitas. Pencapaian
Sasaran Strategis ini didukung sepenuhnya oleh Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga. Bentuk Peningkatan Akses Pelayanan Pendidikan
yang Berkualitas tertuang dalam Indikator Kinerja yang termuat dalam
Tabel 3.6 berikut ini.
3.5

Tabel Pengukuran Capaian Kinerja Misi Kedua Sasaran Strategis


Pertama
REALISASI

NO
1.

2.

3.

4.

5.

6.

INDIKATOR KINERJA
Prosentase
Sekolah
Menerapkan
Manajemen
Pendidikan yang Baik
Prosentase Penduduk
Usia
Dini
yang
Mengenyam
pendidikan Anak Usia
Dini
Prosentase Penduduk
Usia
Sekolah
yang
Mengenyam
Pendidikan
Dasar
Sembilan Tahun
Prosentase Penduduk
Usia
Sekolah
yang
Mengenyam
Pendidikan Menengah
Jumlah Sarana dan
Prasarana Pendidikan
Dasar Sembilan tahun
Dalam Kondisi baik
Jumlah Sarana dan
Prasarana Pendidikan
Menangah
Dalam
Kondisi baik

TAHUN 2015

2012

2013

2014

TARG
ET

REALI
SASI

%
CAPAI
AN

95%

60

105

145%

CAPAIAN
HINGGA
TAHUN
KE-4
RPJMD
160%

TARGET
AKHIR
RPJMD

50%

2256

2256

100%

132%

50%

50%

55%

60%

65%

65%

100%

65%

70%

35%

40%

45%

50%

53%

105,7
7%

53%

60%

100

142

156

168

168

100%

168

97

12

13

15

17

17

100%

17

85% (18
sekolah)

70%

Dari Tabel di atas diketahui:


1. Indikator

Kinerja

Prosentase

Sekolah

Menerapkan

Manajemen

Pendidikan yang Baik.


Page | 60

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Pada tahun 2015 prosentase sekolah menerapkan manajemen


pendidikan yang baik terealisir 70% atau 105 sekolah dari target
40% atau 60 sekolah, sedangkan pada tahun 2014, prosentase
sekolah menerapkan manajemen pendidikan yang baik terealisir 95%
atau 142 sekolah.
Apabila dibandingkan dengan tahun 2014, maka prosentase sekolah
menerapkan manajemen pendidikan yang baik pada tahun 2015
mengalami penurunan sebesar 25%.
Selanjutnya, Apabila

realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015

dibandingkan dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun


2011-2016,

maka

jumlah

sekolah

yang

telah

menerapkan

manajemen pendidikan yang baik sebanyak sebanyak 240 sekolah


atau 160% dari target akhir RPJMD Kabupaten Lembata, yaitu 70%
atau 105 sekolah dari 150 sekolah yang ada di wilayah Kabupaten
Lembata.
Penyebab

terjadinya

peningkatan

signifikan

terhadap

Sasaran

Strategis Pertama Indikator Kinerja Kesatu disebabkan pelaksanaan


program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis dan
Indikator Kinerja ini tidak hanya berlaku untuk 150 sekolah negeri
yang ada di wilayah Kabupaten Lembata, melainkan berlaku juga
untuk sekolah-sekolah swasta yang turut berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan di wilayah Kabupaten Lembata. Selain
itu,

partisipasi

para

stakehoolder,

seperti

LSM

dalam

memperjuangkan manajemen pendidikan yang baik dengan jalan


Fasilitasi

Pembinaan

Kelembagaan

Sekolah,

Penerapan

Sistem

Informasi Manajemen Pendidikan, Evaluasi Diri Sekolah (EDS),


Penyelenggaraan

Gong

Belajar

dan

Rapat

Kerja

Perencanaan

Pendidikan Lintas Sektoral.


Adapun kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan
kegiatan ini adalah penerapan pendidikan yang baik masih terasa
pada

lembaga

pendidikan

negeri,

baik

dari

segi

manajemen

pelayanan pendidikan, maupun dari segi pengalokasian anggaran.


Padahal, sekolah-sekolah swasta pun turut berpartisipasi dalam
memajukan pendidikan di Kabupaten Lembata.
Dengan adanya kendala ini, maka solusi yang diambil adalah dengan
jalan pemerataan dalam penyelenggaraan pendidikan, baik dari segi
manajemen pelayanan pendidikan maupun pengalokasian anggaran
Page | 61

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

operasional sekolah baik sekolah negeri maupun sekolah swasta.


Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Strategis

Pertama Indikator Satu sebesar Rp. 2.547.893.868,- atau 94% dari


total pagu sebesar Rp. 2.724.284.500. Terdapat efisiensi penggunaan
sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang mendukung
pelaksanaan Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja Kesatu
melampaui target RPJMD, sementara masih terdapat sisa keuangan
yang direalisasikan.
Pencapaian Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja Kesatu
didukung

oleh

pelaksanaan

Program

Manajemen

Pelayanan

Pendidikan dengan kegiatan antara lain:


a) Penerapan Sistem dan Informasi Manjemen Pendidikan;
b) Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Kegiatan Tahunan;
dan
c) Operasional UPTD PPO Kecamatan.
2. Prosentase Penduduk Usia Dini yang Mengenyam pendidikan Anak
Usia Dini.
Pada tahun 2015 prosentase penduduk usia dini yang mengenyam
pendidikan anak usia dini terealisir 66% atau 2256 anak usia dini
dari target 50% atau 1710 anak usia dini yang layak sekolah,
sedangkan pada tahun 2014, prosentase penduduk usia dini yang
mengenyam pendidikan anak usia dini terealisir 50% atau 1710 anak
usia dini. Apabila dibandingkan dengan tahun 2014, maka pada
tahun 2015, prosentase penduduk usia dini yang mengenyam
pendidikan anak usia dini mengalami peningkatan sebesar 16% atau
546 anak usia dini yang bersekolah.
Selanjutnya, Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015
dibandingkan dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011
2016, prosentase penduduk usia dini yang mengenyam pendidikan
anak usia dini sebesar 132% atau 2256 anak usia dini dari target
akhir RPJMD Kabupaten Lembata, yaitu 50% atau 1710 dari 3420
anak usia dini yang layak sekolah.
Penyebab

terjadinya

peningkatan

signifikan

terhadap

Sasaran

Strategis Pertama Indikator Kinerja Kedua disebabkan karena


adanya kesadaran masyarakat akan pendidikan bagi anak sejak usia
dini.

Page | 62

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Penyelenggaraan
maupun

pihak

Pendidikan

Anak

swasta

menumbuhkembangkan

Usia

dengan

mental

dan

Dini

oleh

satu
sikap

pemerintah

tujuan,
anak

yaitu

agar

siap

mengenyam pendidikan yang sesungguhnya, yaitu pendidikan dasar,


pendidikan menengah dan perguruan tinggi. Kesadaran masyarakat
akan pentingnya pendidikan usia dini bagi anak dari tahun ke tahun
semakin meningkat, hal ini nampak dari jumlah anak usia dini yang
mengenyam pendidikan usia dini di Kabuaten Lembata. Walaupun
demikian, masih terdapat segelintir masyarakat yang beranggapan
bahwa anak usia dini tidak semestinya disekolahkan. Hal ini menjadi
kendala

dalam

mengakomodir

semua

anak

usia

dini

untuk

mengenyam pendidikan.
Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga telah mencanangkan program
pendidikan bagi anak usia dini agar semua anak usia dini berhak
pemperoleh pendidikan yang layak.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Pertama Indikator Kinerja Kedua sebesar Rp. 136. 998.


400,- atau 97,97% dari total pagu sebesar Rp. 139. 309. 400,Terdapat efisiensi penggunaan sumber daya keuangan karena
realisasi kegiatan yang mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis
Pertama Indikator Kinerja Kedua mencapai target, sementara masih
terdapat sisa keuangan yang direalisasikan.
Keberhasilan

pencapaian

Sasaran

Strategis

Pertama

Indikator

Kinerja Kedua didukung oleh pelaksanaan Program Pendidikan Anak


Usia Dini dengan kegiatan, yaitu:
a) Pelatihan Kompetensi Tenaga pendidik;
b) Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini; dan
c) Pengembangan Kurikulum, Bahan Ajar dan Model Pembelajaran
PAUD.
3. Prosentase Penduduk Usia Sekolah yang Mengenyam Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun.
Pada tahun 2015 prosentase penduduk yang mengenyam pendidikan
dasar sembilan tahun terealisir 65% atau 24.096 anak dari target
65% atau 24.096 anak, sedangkan pada tahun 2014, prosentase
penduduk yang mengenyam pendidikan dasar sembilan tahun
terealisir 60% atau 22. 242 anak.
Page | 63

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Jika dibandingkan dengan tahun 2014, maka pada tahun 2015,


prosentase penduduk usia sekolah yang mengenyam pendidikan
dasar sembilan tahun mengalami peningkatan sebesar 5% atau
1854 anak.
Selanjutnya, apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015
dibandingkan dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun
2011-2016,

prosentase

penduduk

anak

usia

sekolah

yang

mengenyam pendidikan dasar sembilan tahun sebesar 65% atau


24.096 anak usia sekolah yang mengenyam pendidikan dasar
sembilan tahun dari target akhir RPJMD Kabupaten Lembata, yaitu
70% atau 25. 949 dari 37. 071 penduduk usia pendidikan dasar
sembilan

tahun.

Penyebab

terhadap

Sasaran

Strategis

terjadinya
Pertama

peningkatan
Indikator

signifikan

Kinerja

Ketiga

disebabkan karena adanya kesadaran masyarakat akan pendidikan


bagi anak usia pendidikan dasar sembilan tahun.
Pendidikan Dasar Sembilan tahun digalakan, baik oleh pemerintah
maupun pihak swasta dengan tujuan untuk menumbuhkembangkan
ilmu pengetahuan dasar kepada penduduk usia sekolah pendidikan
dasar sembilan tahun sebelum mengenyam ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
Kendala yang menghalangi pelaksanaan program dan kegiatan yang
mendukung Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja Tiga ini
adalah cara pandang masyarakat tentang sekolah tidak menjadi
jaminan untuk mendapat kehidupan yang layak. Selain itu, kendala
lain yang dialami adalah bahwa kurang adanya kepedulian orang tua
untuk menghantar anak usia sekolah ke sekolah.
Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga telah mencanangkan program
pendidikan dasar sembilan tahun agar semua anak usia dini berhak
pemperoleh pendidikan dasar sembilan tahun.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Pertama Indikator Kinerja Ketiga sebesar Rp. 414. 601.


883,- atau 99% dari total pagu sebesar Rp.416. 784. 700. Terdapat
efisiensi penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi
kegiatan yang mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Pertama
Indikator Kinerja Ketiga mencapai target, sementara masih terdapat
sisa anggaran yang direalisasikan.
Page | 64

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Keberhasilan dalam pencapaian Sasaran Strategis Pertama Indikator


Kinerja Ketiga didukung oleh pelaksanaan Program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dengan kegiatan antara lain:
a) Penyelenggaraan Akreditasi Sekolah Dasar;
b) Pelaksanaan Ujian Sekolah dan Ujian Nasional SD/MI;
c) Seleksi Olimpiade MIPA Tingkat SD/MI;
d) Pendampingan Bantuan Operasional Sekolah ( BOS); dan
e) Pendampingan dan Try Out Mata Pelajaran UN.
4. Prosentase Penduduk Usia Sekolah yang Mengenyam Pendidikan
Menengah.
Pada tahun 2015 prosentase penduduk yang mengenyam pendidikan
menengah terealisir 53% atau 4541 anak dari target 50% atau 4293
anak, sedangkan pada tahun 2014, prosentase penduduk yang
mengenyam pendidikan menengah terealisir 45% atau 3864 anak.
Jika dibandingkan dengan tahun 2014, maka pada tahun 2015,
prosentase penduduk usia sekolah yang mengenyam menengah
mengalami peningkatan sebesar 8% atau 677 anak.
Selanjutnya, apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015
dibandingkan dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun
2011-2016, prosentase penduduk usia sekolah yang mengenyam
pendidikan menengah sudah mencapai 76,88% atau 6601 anak,
yang terdiri dari 40% atau 3434 penduduk usia sekolah yang
mengenyam pendidikan menengah pada awal RPJMD dan 53% atau
4541 anak usia sekolah yang mengenyam pendidikan menengah dari
tahun pertama hingga tahun keempat RPJMD. Sedangkan target
akhir RPJMD Kabupaten Lembata, yaitu 60% atau 5152 penduduk
usia sekolah yang mengenyam pendidikan menengah dari 8587
penduduk usia sekolah yang mengenyam pendidikan menengah.
Penyebab

terjadinya

peningkatan

signifikan

terhadap

Sasaran

Strategis Pertama Indikator Kinerja Empat disebabkan karena


adanya kesadaran masyarakat akan pendidikan bagi anak usia
pendidikan menengah.
Pendidikan digalakan, baik oleh pemerintah maupun pihak swasta
dengan tujuan untuk menumbuhkembangkan ilmu pengetahuan
dasar

kepada

penduduk

usia

pendidikan

menengah

sebelum

mengenyam ke jenjang perguruan tinggi.

Page | 65

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Walaupun demikian, masih terdapat kendala yang menghalangi


pelaksanaan program dan kegiatan yang mendukung Sasaran
Strategis Pertama Indikator Kinerja Keempat, yaitu masih banyak
siswa tamatan pendidikan menengah memilih untuk melanjutkan
pendidikan di luar Kabupaten Lembata. Selain itu, kendala lain yang
dialami adalah bahwa masih ada penduduk usia pendidikan
menengah yang putus sekolah karena alasan perbaikan kehidupan
ekonomi rumah tangga, sehingga banyak penduduk usia pendidikan
menegah terpaksa putus sekolah dan langsung mencari pekerjaan,
baik di dalam negeri maupun di luar negeri (merantau).
Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga telah mencanangkan program
pendidikan menengah agar semua penduduk usia pendidikan
menengah wajib memperoleh pendidikan menengah.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Pertama Indikator Kinerja Ketiga sebesar Rp. 277.496.997,atau 95% dari total pagu sebesar Rp.292.062.100. Terdapat efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang
mendukung

pelaksanaan

Sasaran

Strategis

Pertama

Indikator

Kinerja Keempat melampaui target, sementara masih terdapat sisa


keuangan yang direalisasikan.
Keberhasilan dalam pencapaian Sasaran Strategis Pertama Indikator
Kinerja Keempat didukung oleh pelaksanaan Program Pendidikan
Menengah dengan kegiatan antara lain:
a) Pra Olimpiade MIPA SLTA;
b) Pelaksanaan UN SMP/ MTS, SMA/ MA dan SMK;
c) Pendampingan dan Try Out Mata Pelajaran UN; dan
d) Olimpiade Sains Terapan Tingkat Nasional SMK.

5. Jumlah Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar Sembilan tahun


Dalam Kondisi Baik.
Pada tahun 2015 sarana dan prasarana pendidikan dasar dalam
kondisi baik berjumlah 168 Sarana Pendidikan, sedangkan pada
tahun 2014, jumlah sarana dan prasarana pendidikan dasar dalam
kondisi baik berjumlah 156 Sarana Pendidikan. Jika dibandingkan
dengan tahun 2014, maka pada tahun 2015, jumlah sarana dan
prasarana pendidikan dasar sembilan tahun dalam kondisi baik
mengalami peningkatan sebesar 5,26% atau

12 Sarana dan
Page | 66

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

prasarana. Penyebab terjadinya peningkatan signifikan terhadap


Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja Kelima disebabkan
karena adanya Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus dari
pemerintah pusat.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011 2016,
jumlah sarana dan prasarana pendidikan dasar sembilan tahun
dalam kondisi baik

sudah mencapai 168 sarana dan prasarana,

melampaui target akhir RPJMD Kabupaten Lembata, yaitu 97 sarana


dan prasarana dari 228 sarana dan prasarana pendidikan dasar
sembilan tahun yang berada di wilayah Kabupaten Lembata.
Sarana dan prasarana pendidikan, termasuk sarana dan prasarana
pendidikan dasar sembilan tahun merupakan salah satu faktor
utama

dalam

penyelenggaraan

pendidikan.

Oleh

karena

itu,

keberadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan kondisi yang


baik, sangat mendukung terselenggaranya pendidikan. Dengan
adanya sarana dan prasarana pendidikan yang berkondisi baik, anak
didik, maupun tenaga pendidik dan tenaga kependidikan merasakan
keamanan dan kenyamanan dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.
Kendala

dalam

melaksanakan

program

dan

kegiatan

yang

mendukung Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja Kelima yang


dirasakan hingga saat ini adalah terdapat beberapa sarana dan
prasarana pendidikan pendidikan dasar sembilan tahun yang telah
dibangun terkesan mubazir karena pembangunan sarana dan
prasarana pendidikan tersebut tidak diimbangi dengan jumlah
tenaga pendidik dan kependidikan serta jumlah murid pada wilayah
setempat.
Terhadap kendala ini, pada tahun-tahun mendatang Pemerintah
Kabupaten

Lembata

melalui

Olahraga

melakukan

Dinas

pemetaan

Pendidikan,
tenaga

Pemuda

pendidik,

dan

tenaga

kependidikan dan keadaan siswa sehingga pembangunan sarana dan


sarana pendidikan dasar sembilan tahun benar-benar menjawabi
tuntutan

kebutuhan

masyarakat

dalam

bidang

pendidikan,

khususnya pendidikan dasar sembilan tahun.


Pengunaan sumber daya keuangan untuk
Strategis

Pertama

Indikator

Kinerja

pencapaian
Ketiga

Sasaran

sebesar

Rp.

Page | 67

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

6.542.209.860,- atau 89% dari total pagu sebesar Rp. 7.370.542.690.


Terdapat efisiensi penggunaan sumber daya keuangan karena
realisasi kegiatan yang mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis
Pertama Indikator Kinerja Kelima melampaui target, sementara
masih terdapat sisa keuangan yang direalisasikan.
Keberhasilan dalam pencapaian Sasaran Strategis Pertama Indikator
Kinerja Kelima didukung oleh pelaksanaan Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana Pendidikan dengan kegiatan antara lain:
a) Pembangunan Ruang Kelas;
b) Pengadaan Mebeler Sekolah; dan
c) Rehabilitasi Sedang Berat Ruang Kelas Sekolah.
6. Jumlah Sarana dan Prasarana Pendidikan Menangah Dalam Kondisi
Baik.
Pada

tahun

2015

jumlah

sarana

dan

prasarana

pendidikan

menengah dalam kondisi baik berjumlah 17 sarana dan prasarana


pendidikan, sedangkan pada tahun 2014, jumlah sarana dan
prasarana pendidikan menengah dalam kondisi baik berjumlah 15
sarana dan prasarana pendidikan. Jika dibandingkan dengan tahun
2014, maka pada tahun 2015, jumlah sarana dan prasarana
pendidikan dasar sembilan tahun dalam kondisi baik mengalami
peningkatan sebesar 10% atau 2 Sarana dan prasarana pendiikan
menengah.

Penyebab

peningkatan

terhadap

Sasaran

Strategis

Pertama Indikator Kinerja Keenam juga disebabkan adanya Dana


Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus dari pemerintah pusat.
Selanjutnya, apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015
dibandingkan dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun
20112016, jumlah sarana dan prasarana pendidikan menegah
dalam kondisi baik mencapai 17 sarana dan prasarana, melampaui
target akhir RPJMD Kabupaten Lembata, yaitu 18 Sarana dan
prasarana atau 85,6% sarana dan prasarana dari 21 sarana dan
prasarana pendidikan menengah yang berada di wilayah Kabupaten
Lembata.
Dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan yang berkondisi
baik, anak didik, tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan
merasakan

keamanan

dan

kenyamanan

dalam

melaksanakan

kegiatan belajar mengajar.

Page | 68

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Kendala yang dihadapi program ini adalah terdapat sarana dan


prasarana pendidikan menengah yang telah dibangun namun
terkesan mubazir karena pembangunan sarana dan prasarana
pendidikan tersebut tidak diimbangi dengan jumlah tenaga pendidik
dan kependidikan serta jumlah murid pada wilayah setempat.
Terhadap kendala ini, pada tahun-tahun mendatang Pemerintah
Kabupaten Lembata melalui instansi teknis, dalam hal ini Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga melakukan pemetaan atau
database tenaga pendidik, kependidikan dan keadaan siswa sehingga
pembangunan sarana dan sarana pendidikan menengah benar-benar
menjawabi

tuntutan

kebutuhan

masyarakat

dalam

bidang

pendidikan, khususnya pendidikan menengah.


Pengunaan sumber daya keuangan untuk
Strategis

Pertama

Indikator

Kinerja

pencapaian
Ketiga

Sasaran

sebesar

Rp.

3.062.012.248,- atau 82% dari total pagu sebesar Rp. 3.712.472.572.


Terdapat efisiensi penggunaan sumber daya keuangan karena
realisasi kegiatan yang mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis
Pertama Indikator Kinerja Keenam melampaui target, sementara
masih terdapat sisa anggaran yang direalisasikan.
Keberhasilan dalam pencapaian Sasaran Strategis Pertama Indikator
Kinerja Kelima didukung oleh pelaksanaan Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana Pendidikan dengan kegiatan antara lain:
a) Pembangunan Ruang Kelas;
b) Pengadaan Meubeler Sekolah; dan
c) Rehabilitasi Sedang Berat Ruang Kelas Sekolah.
II. Sasaran Strategis Kedua

: Meningkatnya

Kualitas

Pendidik

dan

Tenaga Kependidikan.
Sasaran Strategis Kedua dalam mewujudkan Misi Kedua, yaitu
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia sebagaimana tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 20112016 Pemerintah
Kabupaten Lembata adalah Meningkatnya Kualitas Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. Pencapaian Sasaran Strategis ini didukung sepenuhnya oleh
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Bentuk peningkatan Kualitas
Pendidik dan Tenaga Kependidikan tertuang dalam Indikator Kinerja yang
termuat dalam Tabel 3.7 berikut ini.
Page | 69

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

3.7.

Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kedua


REALISASI

NO

INDIKATOR KINERJA

1.

Jumlah Pendidik yang


Memenuhi

2012

2013

TAHUN 2015

2014

543

TARG

REALI

ET

SASI

438

630

CAPAIAN
%

CAPAI
AN

TARGET

HINGGA

AKHIR

TAHUN

RPJMD

KE-4
RPJMD

144%

1173

Syarat

859
/51%

Kompetensi

Jumlah pendidik yang memenuhi standar kompetensi pada tahun


2015 sebanyak 630 orang dari target 438 orang, sedangkan pada tahun
2014, jumlah pendidik yang mengikuti syarat kompetensi sebanyak 543
orang.
Jika dibandingkan dengan tahun 2014 maka jumlah pendidik yang
memenuhi syarat kompetensi pada tahun 2015 meningkat sebesar 5% dari
tahun

2014.

Sedangkan

jumlah

pendidik

yang

memenuhi

syarat

kompetensi pada tahun 2012 dan tahun 2013 tidak dapat diukur karena
ketiadaan data dari SKPD, dalam hal ini Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga yang melaksanakan program dan kegiatan yang mendukung
Sasaran Strategi dan Indikator Kinerja ini.
Selanjutnya, apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015
dibandingkan dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011
2016, maka jumlah pendidik yang memenuhi syarat kompetensi sebanyak
sebanyak 1198 orang, yang terdiri dari 25 pendidik yang memenuhi syarat
kompetensi pada awal RPJMD dan 1173 pendidik yang menenuhi syarat
kompetensi pada tahun pertama RPJMD hingga tahun keempat RPJMD.
Sementara target akhir RPJMD, jumlah pendidik yang memenuhi syarat
kompetensi sebanyak 1751 orang pendidik yang ada di wilayah Kabupaten
Lembata.
Penyebab

terjadinya

peningkatan

Strategis Pertama Indikator

Kinerja ini

signifikan

terhadap

Sasaran

disebabkan adanya alokasi

anggaran daerah dalam rangka pelaksanaan pendidikan kompetensi untuk


tenaga pendidik dan pada level nasional tersedia alokasi anggaran untuk
pelaksanaan program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis
dan Indikator Kinerja dimaksud melalui program sertifikasi guru. Ditahun
Page | 70

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

2015 dialokasikan dana setifikasi guru diberikan untuk 150 orang guru
dan terlaksananya ujian kompetensi guru yang telah bersertifikasi
sebanyak 432 orang guru, Terselenggaranya sistem perencanaan dan
pengendalian profesi pendidik untuk 334 orang guru dan meningkatnya
kompetensi guru UN dan prosentase kelulusan siswa sebanyak 273 orang
guru dan Terlaksananya pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga
kependidikan sebanyak 3646 orang.
Kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan kegiatan
yang mendukung Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja ini adalah bahwa
walaupun kompetensi guru semakin meningkat dari tahun ke tahun dan
terjadi mutasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, namun masih
terdapat penumpukan guru pada sekolah-sekolah tertentu, terutama
sekolah-sekolah yang ada di dalam kota atau di sekitar pinggiran kota.
Oleh karena itu, pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga
kependidikan ke depannya dikuti dengan mutasi tenaga pendidik dan
tanaga kependidikan agar terjadi pemerataan jumlah tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan untuk semua sekolah yang berada di wilayah
Kabupaten Lembata.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis dan Indikator Kinerja ini sebesar Rp. 1.179.617.796,- atau 98%
dari total pagu sebesar Rp. 1.200.093.500. Terdapat efisiensi penggunaan
sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang mendukung
pelaksanaan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja ini melampaui target,
sementara masih terdapat sisa keuangan yang direalisasikan.
Keberhasilan dalam pencapaian Sasaran Strategis Pertama Indikator
Kinerja ini didukung oleh pelaksanaan Program Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan kegiatan antara lain:
a) Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik;
b) Pelaksanaan Uji Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
c) Pengembangan Mutu dan Kualitas Program Pendidikan dan Pelatihan
bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
d) Pengembangan Sistem Pendataan dan Pemetaan

Pendidikan dan

Tenaga Kependidikan;
e) Pengembangan Sistem Perencanaan dan Pengendalian Program Profesi
Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
f)

Peningkatan Kompetensi Guru Mata Pelajaran UN; dan

g) Penetapan Angka Kredit Guru.


Page | 71

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

III. Sasaran Strategis Ketiga

: Meningkatnya Partisipasi Masyarakat


dan Desa dalam Pendidikan.

Sasaran Strategis Ketiga yaitu Meningkatnya Partisipasi Masyarakat


dan Desa dalam Pendidikan diukur dengan satu indikator kinerja, yaitu
Indikator

Kinerja

Jumlah

Perpustakaan

Desa.

Pencapaian

Sasaran

Strategis ini didukung sepenuhnya oleh Kantor Perpustakaan dan


Kearsipan Daerah. Secara terperinci, pelaksanaan program dan kegiatan
yang mendukung Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja ini termuat
dalam Tabel 3.8 berikut ini.
3.8.

Tabel Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Ketiga


REALISASI

NO

1.

INDIKATOR KINERJA

Jumlah

Perpustakaan

Desa

2012

2013

TAHUN 2015

2014

TARGET

REALI
SASI

12

15

Perpu

Perpu

Perpu

Perpusta

staka

staka

staka

kaan

an

an

an

CAPAIAN
%

HINGGA

AKHIR

TAHUN

RPJMD

CAPAI

KE-4

AN
125%

TARGET

RPJMD
15

15

Perpu

Perpusta

Perpusta

staka

kaan

kaan

an

Berdasarkan Tabel di atas diketahui bahwa jumlah perpustakaan desa


pada tahun 2015 sebanyak 15 perpustakaan dari target 12 perpustakaan.
Sedangkan pada tahun 2014, terdapat 6 perpustakaan desa. Jika
dibandingkan dengan tahun 2014 maka jumlah perpustakaan desa pada
tahun 2015 mengalami penambahan sebesar 9 perpustakaan.
Selanjutnya, apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015
dibandingkan dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011
2016,

maka

terdapat

15

perpustakaan

desa,

yang

terdiri

dari

perpustakaan desa yang ada pada awal RPJMD dan 13 perpustakaan desa
yang ada pada tahun pertama RPJMD hingga tahun keempat RPJMD.
Sementara

target

akhir

RPJMD

Kabupaten

Lembata,

yaitu

15

Perpustakaan Desa. Dengan adanya perpustakaan desa, dampak yang


dirasakan pada saat ini adalah partisipasi masyarakat dan desa dalam
dunia pendidikan semakin meningkat.
Page | 72

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Adapun kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan


kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Ketiga adalah minat membaca
masyrakat, terutama masyarakat desa masih rendah. Terhadap kendala
ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Kantor Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah menerapkan sistem perpustakaan keliling supaya semua
masyarakat

Kabupaten

Lembata,

termasuk

masyarakat

desa

dapat

menikmati layanan perpustakaan.


Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis dan Indikator Kinerja ini sebesar Rp. 62.901.300,- atau 99% dari
total pagu sebesar Rp. 63.251.800. Terdapat efisiensi penggunaan sumber
daya keuangan karena realisasi kegiatan yang mendukung pelaksanaan
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja ini melampaui target, sementara
masih terdapat sisa keuangan yang direalisasikan.
Keberhasilan dalam pencapaian Sasaran Strategis Pertama Indikator
Kinerja ini didukung oleh pelaksanaan Program Peningkatan Kualitas
Pelayanan

Informasi

dengan

Kebiasaan

Membaca

untuk

Kegiatan

Pemasyarakatan

Mendorong

Terwujudnya

Minat

dan

Masyarakat

Pembelajar.
IV. Sasaran Strategis Keempat

: Meningkatnya Sarana dan Prasarana


Kesehatan.

Sasaran Strategis Keempat yang mendukung Misi Kedua Pemerintah


Kabupaten Lembata dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Tahun 2011 2016 adalah Meningkatnya Sarana dan Prasarana
Kesehatan.
Secara

terperinci,

pelaksanaan

program

dan

kegiatan

yang

mendukung Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja ini termuat dalam


Tabel 3.9 berikut ini.
3.9.

Tabel Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Keempat


REALISASI

NO
1.

2.

INDIKATOR KINERJA
Prosentase Ketersediaan
Obat dan Perbekalan
Kesehatan
di
RS/Puskesmas/Pustu/P
uskesdes
Frekuensi Pengawasan
Obat dan Makanan yang

TAHUN 2015

2012

2013

2014

TARG
ET

REALI
SASI

%
CAPAI
AN

35%

40%

70%

90%

60%

67%

CAPAIAN
HINGGA
TAHUN
KE-4
RPJMD
67%

12

12

12

12

12

100%

12

TARGET
AKHIR
RPJMD
90%

12

Page | 73

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015
REALISASI
NO

3.

4.

INDIKATOR KINERJA
Beredar
Frekuensi Pengawasan
dan
Pengendalian
Kesehatan Makanan
Jumlah Kasus AKB/AKI

TAHUN 2015

CAPAIAN
HINGGA
TAHUN
KE-4
RPJMD

TARGET
AKHIR
RPJMD

2012

2013

2014

TARG
ET

REALI
SASI

%
CAPAI
AN

12

12

12

12

11

92%

11

12

26

20

38

30

41

136%

125

128

Dari Tabel di atas diketahui:


1. Prosentase Ketersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan di Rumah
Sakit/Puskesmas/Pustu/Puskesdes.
Pada tahun 2015 prosentase ketersediaan obat dan perbekalan
kesehatan di Rumah Sakit/Puskesmas/Pustu/Puskesdes sebesar 67%
dari target 90%, sedangkan pada tahun 2014 prosentase ketersediaan
obat

dan

perbekalan

kesehatan

di

Rumah

Sakit/Puskesmas/Pustu/Puskesdes sebesar 70%.


Jika dibandingkan dengan tahun 2014 maka ketersediaan obat dan
perbekalan kesehatan di Rumah Sakit/Puskesmas/Pustu/Puskesdes
mengalami penurunan sebesar 3%. Penurunan ini disebabkan karena
prosedur pengadaan obat dan perbekalan kesehatan serta ketiadaan
beberapa jenis obat tertentu pada

pihak penyedia jasa obat dan

perbekalan kesehatan tersebut, sehingga pengadaannya dilakukan


pada tahun berikutnya.
Selanjutnya, apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015
dibandingkan dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011
2016, maka Prosentase Ketersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan di
Rumah Sakit/Puskesmas/Pustu/Puskesdes sebesar 147%, yang terdiri
dari 80% Ketersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan di Rumah
Sakit/Puskesmas/Pustu/Puskesdes

dan 67% Ketersediaan Obat dan

Perbekalan Kesehatan di Rumah Sakit/Puskesmas/Pustu/Puskesdes


pada tahun pertama RPJMD hingga tahun keempat RPJMD. Sedangkan
target akhir RPJMD Kabupaten Lembata, Ketersediaan Obat dan
Perbekalan Kesehatan di Rumah Sakit/Puskesmas/Pustu/Puskesdes
sebesar 90%.
Prosentase ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan hingga tahun
keempat RPJMD sudah mencapai 147% membawa dampak pada
peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit, puskesmas, puskesmas
pembantu dan puskesdes. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
nampak dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat atau pasien
Page | 74

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

yang membutuhkan layanan kesehatan, terutama obat dan perbekalan


kesehatan. Sesuai kondisi terkini maka sebagian besar pasien di
Kabupaten Lembata dapat menjangkau pelayanan obat dan perbekalan
kesehatan yang dibutuhkan.
Kendala program ini adalah prosedur pengadaan obat dan perbekalan
kesehatan terkait dengan sistem, serta ketidaktersediaan jenis dan
jumlah obat dan perbekalan kesehatan pada pihak penyedia, sehingga
kebutuhan akan jenis obat dan perbekalan kesehatan tertentu yang
tidak terpenuhi.

Solusinya: mengubah prosedur pengadaan obat dan

perbekalan kesehatan serta melakukan kerja sama dengan beberapa


pihak penyedia untuk mengatasi kendala ketidaktersediaan jenis obat
tertentu.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis dan Indikator Kinerja ini sebesar Rp. 1.037.031.232 atau 50%
dari total pagu sebesar Rp. 2.089.903.530. Dari target dan capaian
keuangan seperti yang telah digambarkan, maka analisis atas efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran
Strategis Keempat Indikator Kinerja Kesatu belum efisien karena
capaian pelaksanaan program baru mencapai 67%, sementara masih
tersedia

sisa

anggaran

yang

dialokasikan

untuk

membiayai

pelaksanaan progam dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis


dan Indikator Kinerja dimaksud.
Pencapaian Sasaran Strategis Keempat Indikator Kinerja Kesatu
didukung oleh pelaksanaan Program Pengadaan Obat dan Perbekalan
Kesehatan

dengan

kegiatan

Pengadaan

Obat

dan

Perbekalan

Kesehatan.
2. Frekuensi Pengawasan Obat dan Makanan yang Beredar.
Pada tahun 2015 frekuensi pengawasan obat dan makanan yang
beredar dilakukan sebanyak 12 kali atau setiap bulan dalam setahun,
sedangkan pada tahun 2014 frekuensi pengawasan obat dan makanan
yang beredar juga dilakukan sebanyak 12 kali atau setiap bulan dalam
setahun. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 maka pada tahun
2015 frekuensi pengawasan obat dan mekanan yang beredar tidak
mengalami perubahan, dalam hal ini pada tahun 2014 dan tahun 2015
pelaksanaan program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis
Keempat Indikator Kinerja Kedua dilakukan sebanyak 12 kali atau
setiap bulan.
Page | 75

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Selanjutnya, apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015


dibandingkan dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011
2016, maka frekuensi pengawasan obat dan makanan yang beredar
sudah mencapai target akhir RPJMD, yaitu 12 kali.
Pengawasan obat dan makanan yang beredar dilakukan dengan tujuan
untuk melakukan penyidikkan atau pemeriksaan terhadap makanan
kadaluwarsa agar masyarakat terhindar dari bahaya keracunan yang
disebabkan karena obat dan makanan kadaluwarsa yang beredar.
Terhadap keberhasilan ini, maka Pemerintah Kabupaten Lembata
melalui Dinas Kesehatan terus meningkatkan intensitas pengawasan
terhadap obat dan makanan yang beredar untuk mencegah terjadinya
bahaya keracunan yang disebabkan karena obat dan makanan
kadaluwarsa yang beredar di tengah masyarakat.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis dan Indikator Kinerja ini sebesar Rp. 62.866.500. atau 90%
dari total pagu sebesar Rp. 69.752.500. Terdapat efisiensi penggunaan
sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang mendukung
pelaksanaan Sasaran Strategis Keempat Indikator Kinerja ini sesuai
target, sementara masih terdapat sisa keuangan yang direalisasikan.
Pencapaian

Sasaran

Strategis

Keempat

Indikator

Kinerja

Kedua

didukung oleh pelaksanaan Program Pengawasan Obat dan Makanan


dengan kegiatan antara lain:
a) Peningkatan Pemberdayaan Konsumen/Makanan di Bidang Obat
dan Makanan;
b) Peningkatan

Pengawasan

Keamanan

Pangan

dan

Bahan

Berbahaya; dan
c) Pengadaan Obat dan Perbekalan.
3. Frekuensi Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan.
Pada tahun 2015 frekuensi pengawasan obat dan makanan yang
beredar dilakukan sebanyak 11 kali, sedangkan pada tahun 2014
frekuensi pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan beredar
dilakukan sebanyak 12 kali atau setiap bulan dalam kurun waktu
setahun.
Jika dibandingkan dengan tahun 2014 maka pada tahun 2015
frekuensi

pengawasan

dan

pengendalian

kesehatan

makanan

mengalami penurunan sebanyak 1 kali pengawasan. Penurunan ini


disebabkan karena ketiadaan anggaran dalam melaksanakan program
Page | 76

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Keempat Indikator


Kinerja Ketiga.
Selanjutnya, apabila

realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015

dibandingkan dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011


2016, maka frekuensi pengawasan obat dan makanan yang beredar
belum mencapai target akhir RPJMD, yaitu 11 kali, sementara target
akhir RPJMD, frekuensi pengawasan obat dan makanan yang beredar
sebanyak 12 kali. Pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan
dilakukan agar makanan yang beredar tidak menimbulkan efek yang
merugikan masyarakat, seperti makanan kadaluwarsa, penggunaan
makanan dengan manggunakan zat kimia berbahaya bagi tubuh,
seperti formalin dan zat kimia lainnya.
Walaupun

mengalami

penurunan

frekuensi

pengawasan,

namun

hingga saat ini, Daerah Kabupaten Lembata terhindar dari masalah


penggunaan makanan yang mengandung zat kimia dan makanan
kadaluwarsa.
Terhadap keberhasilan ini, maka Pemerintah Kabupaten Lembata
melalui Dinas Kesehatan terus meningkatkan intensitas pengawasan
terhadap kesehatan makanan agar terhindar dari

bahaya keracunan

yang disebabkan karena zat kimia dan makanan kadaluwarsa.


Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis dan Indikator Kinerja ini sebesar Rp. 17.916.500 atau 94,96%
dari total pagu sebesar Rp. 18.868.000. Penggunaan sumber daya
keuangan untuk pencapaian Sasaran Strategis Keempat Indikator
Kinerja Ketiga belum efisien karena capaian pelaksanaan program baru
mencapai 92%, sementara masih tersedia anggaran yang digunakan
untuk membiayai progran dan kegiatan yang mendukung Sasaran
Strategis dan Indikator Kinerja dimaksud.
Pencapaian

Sasaran

Strategis

Keempat

Indikator

Kinerja

Kedua

didukung oleh pelaksanaan Program Pengawasan dan Pengendalian


Kesehatan Makanan dengan kegiatan Pengawasan dan Pengendalian
Keamanan dan Kesehatan Makanan hasil Produksi Rumah Tangga.
4. Jumlah Kasus AKB/AKI.
Pada tahun 2015 jumlah kasus angka kematian bayi/kasus angka
kematian ibu sebanyak 41 kasus dengan rincian sebagai berikut: Angka
Kematian Ibu (AKI) sebanyak 5 kasus dan angka Kematian bayi (AKB)
sebanyak 36 kasus, sedangkan pada tahun 2014 jumlah kasus angka
Page | 77

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

kematian bayi/kasus angka kematian ibu sebanyak 38 kasus dengan


rincian sebagai berikut: Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 2 kasus
dan angka Kematian bayi (AKB) sebanyak 36 kasus.
Jika dibandingkan dengan tahun 2014 maka pada tahun 2015 jumlah
kasus AKB/AKI meningkat sebanyak 3 kasus, yaitu kasus kematian
ibu. Meningkatnya kasus AKI/AKB ini disebabkan karena rendanya
manajemen perencanaan pelayanan kesehatan di tingkat desa.
Selanjutnya, apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015
dibandingkan dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011
2016, maka jumlah kasus AKB/AKI mencapai 125 kasus, melampaui
target akhir RJMMD, yaitu 128 kasus. Kematian Ibu dan Kematian Bayi
di Daerah Kabupaten Lembata merupakan kasus yang terjadi setiap
tahun, bahkan meningkat dari tahun ke tahun. Kasus ini merupakan
persoalan serius yang harus ditanggapi oleh Pemerintah Kabupaten
Lembata melalui Dinas Kesehatan.
Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas
Kesehatan dengan progran Revolusi KIA dan Program 7H7 center
maupun sistem pencatatan dan pelaporan dan Sistem Informasi
Kesehatan Daerah (SIKDA), peningkatan keterampilan klinis petugas
lapangan seperti pelatihan APN dan MTBS

dengan tujuan untuk

menekan angka kematian Ibu dan angka kematian bayi.


Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis dan Indikator Kinerja ini sebesar Rp. 86.256.200. atau 97%
dari total pagu sebesar Rp. 88.631.200. Dari target dan capaian
keuangan seperti yang telah digambarkan, maka analisis atas efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran
Strategis Keempat Indikator Kinerja Keempat belum efisien karena
capaian pelaksanaan program belum mencapai target, sementara masih
tersedia anggaran yang digunakan untuk membiayai pelaksanaan
progam dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis dan Indikator
Kinerja dimaksud.
Pencapaian Sasaran Strategis Keempat Indikator Kinerja Keempat
didukung oleh pelaksanaan Program Peningkatan Keselamatan Ibu
Melahirkan dan Anak dengan kegiatan antara lain:
1. Penyuluhan Kesehatan bagi Ibu Hamil dengan Keluarga Kurang
Mampu;

Page | 78

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

2. Perawatan Berkala bagi Ibu Hamil dari Keluarga Kurang Mampu;


dan
3. Pertolongan Persalinan bagi Ibu Hamil dari Keluarga Kurang
Mampu.
V. Sasaran Strategis Kelima

: Meningkatnya

Kualitas

Tenaga

Kesehatan.
Sasaran Strategis Kelima yang mendukung Misi Kedua Pemerintah
Daerah

Kabupaten

Lembata

dalam

Rencana

Pembangunan

Jangka

Menengah Daerah Tahun 2011 2016 adalah Meningkatnya Kualitas


Tenaga Kesehatan. Pencapaian Sasaran Strategis ini didukung sepenuhnya
oleh Rumah Sakit Umum Daerah. Berikut, pengukuran kinerja Sasaran
Strategis Kelima dipaparkan dalam Tabel 3.10 berikut ini.
3.10. Tabel Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kelima
REALISASI
NO
1.
2.

INDIKATOR KINERJA

Jumlah
SOP
Pelayanan Kesehatan
Jumlah
Lembaga
Kemitraan

TAHUN 2015

CAPAIAN
HINGGA
TAHUN
KE-4
RPJMD

TARGET
AKHIR
RPJMD

2012

2013

2014

TARG
ET

REALI
SASI

%
CAPAI
AN

50%

50%

Dari Tabel di atas diketahui:


1. Jumlah SOP Pelayanan Kesehatan.
Standar Operasional Prosedural (SOP) yang dikukuhkan dengan
Peraturan Bupati Lembata di Tahun 2015 adalah Standar Operasional
Prosedur bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah
Kabupaten Lembata dari target 2 (dua) SOP. SOP mutlak dibutuhkan
oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lembata sebagai SKPD
yang menyelenggarakan pelayanan publik, sedangkan pada tahun 2014
tidak ada pelaksanaan program dan kegiatan yang mendukung Sasaran
Strategis Kelima Indikator Kinerja Kesatu, sehingga capaian kinerja
antara tahun 2015 dengan tahun 2014 tidak dapat dibandingkan.
Untuk

realisasi

kinerja

sampai

dengan

tahun

2015

apabila

dibandingkan dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011


2016, maka Jumlah SOP Pelayanan kesehatan sebanyak 5 SOP, belum
mencapai target akhir RPJMD, yaitu 8 SOP. Standar Operasional
Page | 79

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Prosedur dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan publik


dalam

bidang

kesehatan,

terutama

terhadap

masyarakat

yang

membutuhkan jasa pelayanan kesehatan. Manfaat, SOP bagi Rumah


Sakit Umum Daerah Kabupaten Lembata adalah meningkatnya sistem
pelayanan kepada masyarakat secara cepat, efektif dan efisien.
Kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan kegiatan yang
mendukung Sasaran Strategis Kelima Indikator Kinerja Kesatu adalah
belum adanya pemahaman dari masing-masing pihak, baik pihak
pemberi jasa layanan kesehatan (tenaga kesehatan) maupun penerima
jasa layanan kesehatan (masyarakat, pasien) tentang pentingnya SOP
Pelayanan Kesehatan sehingga penerapan SOP pelayanan kesehatan
belum berjalan optimal.
Terhadap kendala tersebut di atas, di tahun mendatang wajib
dilakukan sosialisasi terhadap SOP Pelayanan Kesehatan untuk
memberikan

pemahaman

kepada

pihak

pemberi

jasa

layanan

kesehatan maupun pihak penerima jasa layanan kesehatan agar kedua


pihak

mengerti dan memahami mekanisme dan alur SOP Pelayanan

Kesehatan.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kelima Indikator Kinerja Kesatu sebesar Rp 2.527.294.316,atau 95% dari total pagu sebesar Rp. 2.573.864.817. Dari target dan
capaian keuangan seperti yang telah digambarkan, maka analisis atas
efisiensi penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian
Sasaran Strategis Kelima Indikator Kinerja Kesatu belum efisien karena
capaian pelaksanaan program baru mencapai 50%, sementara masih
ada sisa anggaran dalam rangka pelaksanan program dan kegiatan
yang mendukung Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja dimaksud.
Pencapaian

Sasaran

Strategis

Kelima

Indikator

Kinerja

Kesatu

didukung oleh pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Masyarakat


dengan Kegiatan, yaitu:
a) Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan;
dan
b) Fasilitasi/ Pendampingan Rujukan Pasien Keluar Daerah.
2. Jumlah Lembaga Kemitraan.
Pada tahun 2015 terdapat 1 (satu) lembaga kemitraan, yaitu AIPMNH
(Australian Indonesia Patnership maternalitas and Neonatal Health).

Page | 80

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Sedangkan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 masih terdapat
1 (satu) lembaga kemitraan yaitu AIPMNH.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011-2016, maka
realisasi ini belum mencapai target akhir RPJMD, yaitu 2 lembaga
mitra.
Keberadaan

AIPMNH

di

Kabupaten

Lembata

sangat

membantu

Pemerintah Kabupaten Lembata dalam bidang kesehatan, khususnya


dalam manajemen klinik, manajemen kantor yang berorientasi pada
penanganan

obstetri neonatal emergency komprehensif

pada

ibu

melahirkan dan bayi. Kehadiran AIPMNH membawa dampak terhadap


penurunan angka kematian ibu dan bayi yang baru melahirkan dari
tahun ke tahun hingga tahun 2015.
Kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan kegiatan yang
mendukung Sasaran Strategis Kelima Indikator Kinerja Kedua adalah
masih rendahnya kesadaran masyarakat, khususnya Ibu hamil untuk
memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Terhadap kendala tersebut di atas, Pemerintah Kabupaten Lembata,
dalam hal ini Rumah Sakit Umum Daerah pada tahun-tahun
mendatang bisa melakukan sosialisasi tentang pentingnya persalinan
pada fasilitas kesehatan untuk ibu hamil.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kelima Indikator Kinerja Satu sebesar Rp 2.527.294.316,atau 98,19% dari total pagu sebesar Rp. 2.573.864.817. Sesuai target
penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran
Strategis Kelima Indikator Kinerja Kesatu belum efisien karena capaian
pelaksanaan program baru mencapai 50%, sementara masih ada sisa
anggaran dalam rangka pelaksanan program dan kegiatan yang
mendukung Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja dimaksud.
VI. Sasaran Strategis Keenam

: Meningkatnya Partisipasi Masyarakat


dalam Bidang Kesehatan.

Sasaran Strategis Keenam yang mendukung Misi Kedua Pemerintah


Kabupaten Lembata dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Tahun 2011 2016 adalah meningkatnya partisipasi masyarakat
dalam

bidang

kesehatan.

Capaian

Sasaran

Strategis

ini

didukung
Page | 81

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

sepenuhnya oleh Dinas Kesehatan. Berikut pengukuran kinerja sasaran


Strategis Keenam yang dipaparkan dalam Tabel 3.11 berikut ini.
3.11. Tabel Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Keenam
REALISASI
NO

INDIKATOR KINERJA

TAHUN 2015

2012

2013

2014

1.

Prosentase Gizi Buruk

1,14%

2.

Prosentase
Desa/Kelurahan STBM
Prosentase RTM yang
memperoleh
Jamkesmas/Jamkesda/
Jampersal/Rujukan

3,97%

4,63%

4,63%

6113

13%

13%

3.

TARG
ET

REALI
SASI

%
CAPAI
AN

0,97
%
100%

1,28%

131%

50%

20,19
%

19,81
%

53,33
%
98%

CAPAIAN
HINGGA
TAHUN
KE-4
RPJMD
1,23%

TARGET
AKHIR
RPJMD

0,86%

18,54%

100%

53,63%

52%

Dari Tabel di atas diketahui:


1. Prosentase Gizi Buruk.
Pada tahun 2015 prosentase gizi buruk sebesar 1,28% dari target
0,97%, sedangkan pada tahun 2014 prosentase gizi buruk sebesar
1,14%. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 maka prosentase gizi
buruk pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 0,14%.
Penurunan ini disebabkan karena tidak adanya pemberian makanan
tambahan untuk balita kurang gizi dan ibu hamil. Selain itu, asupan
makanan yang diberikan kepada ibu hamil dan balita juga kurang
mengandung energi protein (KEP) dan kurang mengandung energi
kronis (KEK).
Selanjutnya, apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015
dibandingkan dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011
2016, maka prosentase gizi buruk sudah mencapai 1,23% dari target
akhir RPJMD Kabupaten Lembata, yaitu 0,86%.
Asupan makanan bergizi bagi bayi dan ibu hamil sangat penting dalam
menekan prosentase gizi buruk di wilayah Kabupaten Lembata. Jika
dibandingkan dengan realitas awal RPJMD, dimana prosentase gizi
buruk mencapai 1,83%, maka prosentase gisi buruk pada tahun
keempat RPJMD mengalami peningkatan, dimana prosentase gizi buruk
ditekan hingga 1,23%.
Walaupun prosentese gizi buruk mengalami penurunan, namun masih
terdapat kendala dalam melaksanakan program dan kegiatan yang
mendukung Sasaran Strategis Keenam Indikator Kinerja Kesatu, yaitu
kurangnya pemahaman dan pengetahuan ibu dan keluarga tentang
Page | 82

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

jenis asupan makanan bergizi dan cara pengolahannnya sehingga


menyebabkan rendahnya minat konsumsi makanan bergizi bagi anak.
Dengan adanya kendala ini, maka solusi yang diambil Pemerinah
Kabupaten

Lembata,

melalui

Dinas

Kesehatan

adalah

dengan

melakukan sosialisasi pengolahan bahan makanan lokal dan non lokal


yang mengandung energi protein dan vitamin untuk meningkatkan gizi
ibu dan anak balita.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis dan Indikator Kinerja ini sebesar Rp. 122.272.700 atau 100%
dari total pagu sebesar Rp. 122.272.700. Dari target dan capaian
keuangan seperti yang telah digambarkan, maka analisis atas efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran
Strategis Keenam Indikator Kinerja Kesatu belum efisien karena
capaian

pelaksanaan

program

belum

mencapai

target

0,86%,

sementara anggaran yang dialokasikan untuk bembiayai pelaksanaan


progam dan kegiatan yang mendukung sasaran Strategis dan Indikator
Kinerja dimaksud telah terealisir 100%.
Pencapaian Sasaran Strategis Keempat Indikator Kinerja Kesatu
didukung oleh pelaksanaan Program Perbaikan Gizi Masyarakat dengan
kegiatan antara lain:
a) Penyusunan Peta Informasi Masyarakat Kurang Gizi; dan
b) Tambahan Makanan dan Vitamin; dan
c) Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencapaian Gizi Masyarakat.
2. Prosentase Desa/Kelurahan STBM.
Pada tahun 2015 prosentase desa/kelurahan STBM sebesar 5,29%
atau 8 desa STBM dari target 100% atau 151 Desa/Kelurahan di
wilayah Kabupaten Lembata, sedangkan pada tahun 2014 prosentase
desa/kelurahan STBM sebesar 0,66%. Peningkatan ini disebabkan
karena adanya penambahan alokasi anggaran untuk membiayai
program dan kegiatan yang mendukung Sasaran

Strategis dan

Indikator Kinerja dimaksud.


Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011-2016, maka
prosentase desa/kelurahan STBM mencapai 49,66% atau 75 Desa,
yang terdiri dari 31% atau 47 Desa/Kelurahan STBM pada awal RPJMD
dan 18,54% atau 28 Desa/Kelurahan STBM pada tahun pertama

Page | 83

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

RPJMD sampai dengan tahun keempat RPJMD. Sedangkan target akhir


RPJMD sebesar 100% atau 151 Desa/Kelurahan.
Sanitasi

Total

Berbasis

masyarakat

(STBM)

yang

dilaksanakan

bertujuan untuk menghindari masyarakat Kabupaten Lembata dari


penyakit-penyakit berbasis lingkungan, seperti malaria, diare, dan
penyakit-penyakit

berbasis

lingkungan

lainnya.

Dengan

adanya

Prorgam STBM, Daerah Kabupaten Lembata tidak lagi mengalami


wabah seperti diare, malaria dan muntaber karena sebagian besar
masyarakat sudah menerapkan gaya hidup sehat dalam rutinitas dan
kesehariannya.
Adapun kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Keenam Indikator Kinerja
Kedua adalah masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang
sanitasi total berbasis masyarakat.
Untuk mengatasi kendala tersebut, Pemerintah Kabupaten Lembata
melalui Dinas Kesehatan telah melaksanakan sosialisasi tentang
pentingnya sanitasi total berbasis masyarakat dalam rangka mencegah
penyakit/wabah menular. melalui sosialisasi ini pada tahun-tahun
mendatang, sanitasi total berbasis masyarakat sudah menjangkau
semua desa dan kelurahan di Kabupaten Lembata.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis dan Indikator Kinerja ini sebesar Rp. 130.698.700 atau 99%
dari total pagu sebesar Rp. 132.571.000. Dari target dan capaian
keuangan yang digambarkan, maka analisis atas efisiensi penggunaan
sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran Strategis Keenam
Indikator Kinerja Kedua belum efisien karena capaian pelaksanaan
program baru mencapai 50% dari target 100%, sementara masih ada
sisa anggaran yang dialokasikan untuk bembiayai pelaksanaan progam
dan kegiatan yang mendukung sasaran Strategis dan Indikator Kinerja
dimaksud.
Pencapaian Sasaran Strategis Empat Indikator Kinerja Kedua didukung
oleh pelaksanaan Program Pengembangan Lingkungan Sehat dengan
kegiatan antara lain:
a) Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat;
b) Sosialisasi Kebijakan Lingkungan Sehat; dan
c) Pembinaan dan Pengembangan UKS.

Page | 84

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

3. Prosentase

Rumah

Tangga

Miskin

yang

memperoleh

Jamkesmas/Jamkesda/Jampersal/Rujukan.
Pada tahun 2015 prosentase Rumah Tangga Miskin yang memperoleh
Jamkesmas/Jamkesda/Jampersal/Rujukan mencapai 19,81% atau
13.200 jiwa dari target 13.456 jiwa, sedangkan pada tahun 2014
prosentase

rumah

tangga

miskin

yang

memperoleh

jamkesmas/jamkesda/jampersal/rujukan mencapai 13% atau 8.578


jiwa.
Jika dibandingkan dengan Tahun 2014, maka pada tahun 2015
prosentase

rumah

tangga

miskin

jamkesmas/jamkesda/jampersal/rujukan

yang

memperolah

mengalami

peningkatan

sebesar 6,93%.
Peningkatan ini disebabkan karena semakin sadarnya masyarakat
tentang pentingnya jaminan kesehatan dan adanya sosialsasi dari BPJS
kesehatan kepada masyarakat.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011 2016, maka
prosentase

rumah

tangga

miskin

yang

memperoleh

jamkesmas/jamkesda/jampersal/rujukan mencapai 80,29% atau 53.


419 jiwa, yang terdiri dari 25. 314 atau 38% yang memperoleh
jamkesmas/jamkesda/jampersal/rujukan
53,63%

atau

36.726

pada

jiwa

awal

yang

RPJMD

dan

memperoleh

jamkesmas/jamkesda/jampersal/rujukan pada tahun pertama RPJMD


hingga tahun keempat RPJMD. Capaian ini melampaui target akhir
RPJMD Kabupaten Lembata, yaitu 52% atau 34.640 jiwa yang
memperoleh

jamkesmas/jamkesda/jampersal/rujukan

dari

66.617

penduduk miskin di Kabupaten Lembata.


Salah satu upaya Pemerintah dalam memperjuangkan hak ekonomi,
sosial dan budaya adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Hal ini nampak dalam kebijakan
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,
termasuk
program

Pemerintah

Kabupaten

Lembata

dalam

jamkesmas/jamkesda/jampersal/rujukan

masyarakat.

Dengan

adanya

program

ini

mencanagkan

kepada

seluruh

seluruh

masyarakat,

termasuk masyarakat Kabupaten Lembata dapat menikmati layanan


kesehatan.
Page | 85

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Walaupun telah melampaui target akhir RPJMD, namun masih ada


kendala yang menyebabkan masih ada segelitir masyarakat, terutama
rumah

tangga

miskin

belum

memahami

jamkesmas/jamkesda/jampersal/rujukan

pentingnya

sehingga

progam

belum

dapat

terakomodir menjadi peserta jamkesmas/jamkesda/jampersal/rujukan.


Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas
Kesehatan terus melakukan sosialisasi dalam rangka meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk masuk dalam kepesertaan Jaminan
Kesehatan Nasional pada tahun 2016 mendatang.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis dan Indikator Kinerja ini sebesar Rp. 5.337.541.913 atau 50%
dari total pagu sebesar Rp. 10.734.884.363. Dari target dan capaian
keuangan seperti yang telah digambarkan, maka analisis atas efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran
Strategis Keenam Indikator Kinerja Ketiga belum efisien karena capaian
pelaksanaan program baru mencapai 98% dari target 100%, sementara
masih terdapat sisa anggaran yang dialokasikan untuk bembiayai
pelaksanaan progam dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis
dan Indikator Kinerja dimaksud.
Pencapaian Sasaran Strategis Keempat Indikator Kinerja Kesatu
didukung oleh pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Masyarakat
dengan kegiatan antara lain:
a) Pelayanan

Kesehatan

Penduduk

Miskin

di

Puskesmas

dan

Jaringannnya; dan
b) Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan.
VII. Sasaran Strategis Ketujuh

: Menurunnya Jumlah Rumah Tangga


Miskin.

Sasaran Strategis Ketujuh yang mendukung Misi Kedua Pemerintah


Kabuaten Lembata dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Tahun 2011 2016 adalah Menurunnya Jumlah Rumah Tangga
Miskin. Capaian terhadap Sasaran Strategis ini didukung oleh Dinas
Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Berikut, pengukuran kinerja
Sasaran Strategis Ketujuh dapat dilihat dalam Tabel 3.12 berikut ini.

Page | 86

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

3.12. Tabel Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Ketujuh


REALISASI
NO

INDIKATOR KINERJA

TAHUN 2015

2012

2013

2014

TARG
ET

REALI
SASI
127
0rg
9

100%

CAPAIAN
HINGGA
TAHUN
KE-4
RPJMD
36%

100%

68%

100%

100%

10
kawasan

1.

Prosentase PMKS

9,91

0,91%

0,91%

2.

Prosentase
Lembaga
Kemasyarakatan yang
Terfasilitasi
Jumlah
Kawasan
Transmigrasi

22%

22%

24%

127
org
9

3
kawa
san

3.

%
CAPAI
AN

TARGET
AKHIR
RPJMD
13,75%

Dari Tabel di atas diketahui:


1. Prosentase PMKS.
Prosentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang
difasilitasi pada tahun 2015 sebanyak 127 orang atau 100% dari target
127 orang dari total PMKS, yaitu 5453 PMKS, sedangkan pada tahun
2014, prosentase PMKS yang difasilitasi pada sebanyak 50 orang atau
0,9%. Jika dibandingkan dengan tahun 2014, prosentase PMKS pada
tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar sebesar 1,51%.
Meningkatnya

prosentasi

PMKS

dari

tahun-tahun

sebelumnya

disebabkan karena adanya program dan kegiatan pemberdayaan


kepada PMKS.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011 2016, maka
prosentase PMKS sebesar 63,62% yang terdiri dari 26,73% atau 1458
PMKS yang diberdayakan pada awal RPJMD dan 36% atau 2012 PMKS
yang diberdayakan pada tahun pertama RPJMD hingga tahun keempat
RPJMD, melampaui target akhir RPJMD, yaitu 13, 75% atau 750 PMKS
dari total keseluruhan PMKS yang ada di wilayah Kabupaten Lembata
yaitu 5453 PMKS.
Dengan adanya pemberdayaan penyandang masalah kesejahteraan
sosial (eks narapidana, PSK, pecandu narkoba dan penyakit sosial
lainnya), dampak yang dirasakan saat ini adalah bahwa semakin
menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial dari
tahun ke tahun. Pemberdayaan eks penyandang penyakit sosial (eks
narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya) kurang
maksimal karena belum ada pendataan yang menyeluruh untuk
mengetahui jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

Page | 87

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Terhadap kendala tersebut di atas, Pemerintah Kabupaten Lembata,


melalui Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Kabupaten
Lembata pada tahun-tahun mendatang bisa melakukan kerja sama
lintas sektor (Misalnya kerja sama dengan Kantor BPS) dalam rangka
menyusun data base PMKS yang akurat, tepat dan menyeluruh.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Pertama Indikator Kinerja Kesatu sebesar Rp 145.898.700,atau 89% dari total pagu sebesar Rp. 164.091.700. Terdapat efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang
mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Ketujuh Indikator Kinerja
Kesatu sesuai target, sementara masih terdapat sisa keuangan yang
direalisasikan.
Pencapaian

Sasaran

Strategis

Ketujuh

Indikator

Kinerja

Kesatu

didukung oleh pelaksanaan Program Pemberdayaan Fakir Miskin,


Komunitas Adat Terpencil dan Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial Lainnya dengan Kegiatan Pelatihan Keterampilan bagi Keluarga
Miskin.
2. Jumlah Lembaga Kemasyarakatan yang Terfasilitasi.
Jumlah Lembaga Kemasyarakatan yang terfasilitasi pada tahun 2015
sebanyak 9 kelompok. Jenis kegiatan yang dilaksanakan adalah
pemberdayaan kelompok karang taruna. Sedangkan pada tahun 2014,
jumlah kelompok karang taruna yang difasilitas sebesar 24% atau 34
kelompok Karang Taruna.

Jika dibandingkan dengan tahun 2014,

prosentase kelompok Karang Taruna yang difasilitasi mengalami


penurunan sebesar 17%. Penurunan kelompok Karang Taruna yang
difasilitasi
dialokasikan

ini

disebabkan

untuk

kerena

melaksanakan

minimnya
program

anggaran

dan

yang

kegiatan

yang

mendukung Sasaran Strategis Ketujuh Indikator Kinerja Kedua.


Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011 2016, maka
prosentase

kelompok

lembaga

kemasyarakatan

yang

terfasilitasi

sebesar 68% atau 98 kelompok lembaga kemasyarakatan yang


difasilitasi mulai dari awal RPJMD hingga tahun keempat RPJMD,
belum mencapai target RPJMD yaitu 100% atau 144 kelompok lembaga
kemasyarakatan yang ada pada 151 Desa dan Kelurahan.
Fasilitasi Kelompok Karang Taruna dari awal RPJMD hingga Tahun
2015 dilakukan dengan tujuan untuk menekan angka kemiskinan yang
Page | 88

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

ada

di

wilayah

Kabupaten

Lembata.

Kelompok

lembaga

kemasyarakatan yang sudah dibentuk dan dibekali pengetahuan


kemudian

dimandatkan

untuk

menjadi

penggerak

peningkatan

kesejahteraan keluarga serta meningkatkan partisipasi masyarakat


dalam dunia usaha.
Namun kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Ketujuh Indikator Kinerja
Kedua adalah ketiadaan alokasi anggaran untuk monitoring dan
evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan, sehingga perkembangan
capaian program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis dan
indikator kinerja dimaksud sulit diukur.
Dengan adanya kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lembata pada
tahun-tahun mendatang mengalokasikan anggaran untuk monitoring
dan evaluasi program dan kegiatan yang telah dilaksanakan.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Ketujuh Indikator Kinerja Kedua sebesar Rp 87.930.200,atau 97% dari total pagu sebesar Rp. 90.505.900. Terdapat efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang
mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Ketujuh Indikator Kinerja
Kedua sesuai dengan yang ditargetkan, sementara masih terdapat sisa
anggaran yang direalisasikan.
Pencapaian

Sasaran

Strategis

Keenam

Indikator

Kinerja

Kedua

didukung oleh pelaksanaan Program Pemberdayaan Kelembagaan


Kesejahteraan Sosial dengan Kegiatan:
a) Peningkatan Peran Aktif Masyarakat dalam Dunia Usaha; dan
b) Pemutakhiran Data Base Sosial.
3. Jumlah Kawasan Transmigrasi.
Pada tahun 2015 tidak ada penambahan jumlah kawasan transmigrasi.
Pelaksanaan program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis
Ketujuh Indikator Kinerja Ketiga pada tahun ini terfokus pada
pemberdayaan masyarakat yang berada di wilayah transmigrasi berupa
penyuluhan tentang transmigrasi umum kepada 40 kepala keluarga
pada kawasan transmigrasi lokal dari 40 kepala keluarga yang
ditargetkan. Pada tahun 2014 juga tidak ada penambahan jumlah
kawasan transmigrasi. Pelaksanaan program dan kegiatan yang
mendukung Sasaran Strategis Ketujuh Indikator Kinerja Ketiga pada
Page | 89

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

tahun 2014 hanya terfokus pada pemberdayaan masyarakat yang


berada

di

wilayah

transmigrasi

berupa

penyuluhan

tentang

transmigrasi umum.
Untuk itu, jumlah wilayah transmigrasi antara tahun 2015 dengan
tahun 2014 tidak dapat diukur.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011 2016, maka
jumlah kawasan transmigrasi yang ada di wilayah Kabupaten Lembata
sebanyak 3 kawasan, belum mencapai target RPJMD yaitu 10 kawasan
transmigrasi.
Penyuluhan tentang transmigrasi kepada masyarakat di wilayah
transmigrasi

bertujuan

untuk

memberikan

masyarakat di wilayah transmigrasi

pemahaman

kepada

untuk memanfaatkan sumber

daya alam yang tersedia di kawasan transmigrasi untuk meningkatkan


taraf hidupnya.
Kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan kegiatan yang
mendukung Sasaran Strategis Ketujuh Indikator Kinerja Ketiga adalah
bahwa jumlah kawasan transmigrasi lokal di wilayah Kabupaten
Lembata tidak bertambah karena rasio kepadatan penduduk pada
wilayah Kabupaten Lembata belum memenuhi kriteria dibentuknya
kawasan transmigrasi lokal baru, sehingga indikator kinerja ini belum
urgen dilaksanakan.
Dengan adanya kendala ini, solusi yang diambil adalah pemberdayaan
masyarakat yang berada di wilayah transmigrasi untuk memanfaatkan
sumber daya alam yang tersedia di kawasan transmigrasi untuk
meningkatkan taraf hidupnya.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Strategis

Pertama Indikator Kinerja Ketiga sebesar 59.413.900,- atau 92% dari


total pagu sebesar Rp. 64.847.200. Terdapat efisiensi penggunaan
sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang mendukung
pelaksanaan Sasaran Strategis Ketujuh Indikator Kinerja Ketiga sesuai
target, sementara masih terdapat sisa keuangan yang direalisasikan.
Pencapaian
didukung

Sasaran
oleh

Strategis

pelaksanaan

Ketujuh
Program

Indikator

Kinerja

Pengembangan

Ketiga
Wilayah

Transmigrasi dengan Kegiatan Penyuluhan Transmigrasi Umum.


VIII. Sasaran Strategis Kedelapan

: Meningkatnya Kesejahteraan.
Page | 90

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Sasaran Strategis Kedelapan yang mendukung Misi Kedua Pemerintah


Kabupaten Lembata dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Tahun 2011-2016 adalah meningkatnya kesejahteraan. Pencapaian
Sasaran Strategis ini didukung sepenuhnya oleh Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana. Berikut Pengukuran Kinerja Sasaran
Strategis Kedelapan dijabarkan dalam Tabel 3.12 berikut ini.
3.12. Tabel Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kedelapan
REALISASI
NO

1.

INDIKATOR KINERJA

Partisipasi Perempuan

2012

2013

0,76

TAHUN 2015

2014

0,78

TARG

REALIS

ET

ASI

600

550

di Lembaga Swasta

%
CAPAI
AN
91,66

CAPAIAN

TARGET

HINGGA

AKHIR

TAHUN

RPJMD

KE-4
RPJMD
2,63

0,40

Pada tahun 2015 partisipasi perempuan dalam lembaga swasta


sebesar 0,92 atau 550 orang dari target 600 perempuan, sedangkan pada
tahun 2014, partisipasi perempuan dalam lembaga swasta berjumlah 397
orang atau 0, 78%. Jika dibandingkan dengan tahun 2014, pada tahun
2014, partisipasi perempuan di lembaga swasta mengalami peningkatan
sebesar 0,32%.
Terjadinya penambahan prosentase perempuan dalam lembaga swasta
disebabkan karena dampak dari pengarusutamaan gender, dimana terjadi
peningkatan derajat kaum perempuan menjadi setara dengan kaum lakilaki, sehingga perempuan merasa bahwa bukan hanya kaum pria yang bisa
bekerja atau menghasilkan uang, melaikan kaum perempuan juga bisa
bekerja dan menghasilkan uang.
Jika realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011 2016, maka
partisipasi perempuan dalam lembaga swasta sebesar 2,63 atau 1334
kaum perempuan, belum mencapai target RPJMD, yaitu 0,40 atau 20. 296
kaum perempuan dari total 50. 742 pekerja perempuan.
Walaupun

terjadinya

peningkatan

terhadap

partisipasi

kaum

perempuan dalam lembaga swasta, namun peran perempuan dalam


lembaga swasta masih dibatasi, misalnya dalam mengambil kebijakan dan
dalam hal menduduki jabatan, masih didominasi oleh kaum laki-laki.

Page | 91

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Terhadap

kendala

ini,

maka

solusi

yang

ditawarkan

adalah

pelaksanaan program dan kegiatan Pengarusutamaan Gender harus terus


dilaksanakan

secara

intensif,

sehingga

masyarakat

terutama

kaum

perempuan semakin sadar akan perannya.


Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Strategis

Kedelapan Indikator Kinerja ini sebesar 9.229.800,- atau 100% dari total
pagu sebesar Rp. 9.229.800. Dari target dan capaian keuangan seperti
yang telah digambarkan, maka analisis atas efisiensi penggunaan sumber
daya keuangan untuk pencapaian Sasaran Strategis Kedelapan Indikator
Kinerja ini belum efisien karena capaian pelaksanaan program baru
mencapai

91,66%,

sementara

anggaran

yang

dialokasikan

untuk

membiayaan program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis


dan Indikator Kinerja ini sudah mencapai 100%.
Pencapaian

Sasaran

Strategis

Kedelapan

Indikator

Kinerja

ini

didukung oleh pelaksanaan Program Keserasian Kebijakan Peningkatan


Kualitas Anak dan Perempuan dengan kegiatan Faslitasi dan Simulasi
Usaha bagi Perempuan.
IX.

Sasaran Strategis Kesembilan


Sasaran

Strategis

: Meningkatnya Kesempatan Kerja.

Kesembilan

yang

mendukung

Misi

Kedua

Pemerintah Kabuaten Lembata dalam Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah Tahun 2011 2016 adalah Meningkatnya Kesempatan
Kerja.

Capaian Sasaran Strategis ini didukung sepenuhnya oleh Dinas

Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lembata. Berikut,


pengukuran kinerja Sasaran Strategis Kesembilan dipaparkan dalam Tabel
3.13 berikut ini.
3.13. Tabel Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kesembilan
REALISASI
NO

1.

INDIKATOR KINERJA

Prosentase

Tenaga

Kerja yang Terlatih

2012

2013

TAHUN 2015

2014

0,060

0,060

0,068

TARG

REALI

ET

SASI

53

53

CAPAIAN
%

CAPAI
AN
100%

TARGET

HINGGA

AKHIR

TAHUN

RPJMD

KE-4
RPJMD
8,24%

6%

Prosentase tanaga kerja terlatih pada tahun 2015 sebesar 100% atau
53 tenaga kerja dari target 53 tenaga kerja, sedangkan pada tahun 2014,
Page | 92

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

jumlah tenaga kerja terlatih sebanyak 57 orang atau 0,068% dari jumlah
semua tenaga kerja yang ada di wilayah Kabupaten Lembata, yaitu 83.083
orang.
Jika dibandingkan dengan tahun 2014, pada tahun 2015, Jumlah
Tenaga Kerja yang Terlatih mengalami penurunan sebesar 0,004%.
Penurunan

jumlah

tenaga

kerja

terlatih

ini

disebabkan

karena

keterbatasan anggaran yang dialokasikan untuk membiayai program dan


kegiatan yang mendukung Sasasan Strategis Kesembilan Indikato Kinerja
ini.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011 2016, maka
prosentase tenaga kerja yang terlatih sebanyak 8,24% atau 6854 tenaga
kerja, yang terdiri dari 4% atau 3323 tenaga kerja terlatih pada awal
RPJMD dan 4,25% atau 3531 tenaga kerja terlatih dari tahun pertama
RPJMD hingga tahun keempat RPJMD, melampaui target akhir RPJMD,
yaitu 6% atau 4984 tenaga kerja.
Pelatihan tenaga kerja bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan
keterampilan kepada tenaga kerja dalam rangka menciptakan tenaga kerja
yang handal, terampil dan profesional. Tenaga kerja yang telah dibekali
dengan keterampilan, biasanya dilengkapi dengan peralatan keterampilan
yang memadai, sehingga setelah mendapatkan pelatihan, tenaga kerja
dimaksud siap untuk bekerja dan berusaha. Dengan adanya pelatihan
tenaga kerja, angka pengangguran di Kabupaten Lembata semakin
menurun dari tahun ke tahun.
Adapun kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Kesembilan Indikator Kinerja
ini adalah tenaga kerja yang telah mendapatkan pengetahuan dalam
bentuk pelatihan keterampilan, tidak mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya, bahkan semua peralatan yang diberikan
dalam rangka mendukung usaha dibiarkan mubazir atau terlantar.
Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas
Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengalokasikan anggaran dalam
rangka

monitoring

dan

evaluasi

terhadap

pelaksanaan

usaha

dan

pekerjaan tenaga kerja yang telah mendapatan bekal pelatihan dan


keterampilan

agar

terus

mengembangkan

bekal

pengetahuan

yang

dimilikinya dalam rangka mencari pekerjaan atau membuka usaha sendiri.

Page | 93

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Pertama Indikator Kinerja ini sebesar 100.382.200,- atau 98%


dari total pagu sebesar Rp. 101.926.400. Terdapat efisiensi penggunaan
sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang mendukung
pelaksanaan Sasaran Strategis Kesembilan Indikator Kinerja ini mencapai
target yang ditetapkan, sementara masih terdapat sisa anggaran yang
direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Kesembilan Indikator
Kinerja ini didukung oleh pelaksanaan Program Peningkatan Produktivitas
dan Kualitas Tenaga Kerja dengan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
Keterampilan bagi Pencari Kerja.
X. Sasaran Strategis Kesepuluh

: Meningkatnya Keterampilan dan


Pengetahuan Pekerja.

Sasaran

Strategis

Kesepuluh

yang

mendukung

Misi

Kedua

Pemerintah Kabuaten Lembata dalam Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah Tahun 2011 2016 adalah Meningkatnya Keterampilan
dan Pengetahuan Pekerja.

Pencapaian Sasaran Strategis ini didukung

sepenuhnya oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Berikut,


pengukuran kinerja Sasaran Strategis Kesepuluh dipaparkan dalam Tabel
3.14 berikut ini.
3.14. Tabel Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kesepuluh
REALISASI
NO

1.

INDIKATOR KINERJA

Jumlah

PJTKI

yang

2012

2013

TAHUN 2015

2014

TARG
ET
3

REALI
SASI
3

CAPAIAN
%

CAPAI
AN
100%

HINGGA

TARGET

TAHUN

AKHIR

KE-4

RPJMD

RPJMD
9

terfasilitasi

Pada tahun 2015 Jumlah Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia


(PJTKI) yang terfasilitasi sebanyak 3 PJTKI, yaitu PT Qafco, PT Intan Ayu
Lestari, dan PT Tisnama Argayana, sedangkan pada tahun 2014, PJTKI
yang terfasilitasi sebanyak 2 PJTKI, yaitu PT Pipi Yanne Gultom dan PT
Fajar Wantani. Jika dibandingkan dengan tahun 2014, pada tahun 2015,
Jumlah

PJTKI

yang

terfasilitasi

mengalami

penambahan

PJTKI.

Page | 94

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Penambahan ini disebabkan karena jumlah TKI yang bekerja di luar negeri
(malaysia, Kuala Lumpur, Brunei Darusalam dan sekitarnya) meningkat.
Jika realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011-2016, maka
Jumlah PJTKI yang terfasilitasi sebanyak 9 PJTKI atau 300%, melampaui
target RPJMD, yaitu 3 PJTKI. 9 JTKI itu antara lain: PT Citra Bina Tenaga
Mandiri, PT Intan Ayu Lestari, PT Tisnama Argayana, PT Sukses Mandiri
Utama, PT Anugerah Usaha Jaya, PT Lentera Bunga Bangsa Sejati, PT
Madrel Mitra Global, PT Mitra Sinergi Sukses dan PT Qafco.
Dengan adanya penambahan PJTKI yang sigifikan ini tidak menjamin
bahwa

semua

tenaga

kerja

yang

diberangkatkan

ke

luar

negeri

mengantongi Parspor atau visa sebagai dokumen resmi untuk menjamin


keamanan dalam bekerja di luar negeri.
Adapun kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Kesepuluh Indikator Kinerja
ini adalah jumlah tenaga kerja ilegal dari wilayah Kabupaten Lembata
masih tinggi. Hal inilah yeng menjadi permasalahan serius bagi Pemerintah
Kabupaten Lembata untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan terhadap tenaga kerja indonesia yang ada di luar negeri.
Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas
Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi terus melakukan sosialisasi kepada
masyarakat, khususnya pencari kerja untuk mengantongi dokumen resmi
seperti visa dan pasport ketika menjadi tenaga kerja di luar negeri.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Strategis Pertama
Indikator Kinerja ini sebesar 39.395.200,- atau 84% dari total pagu sebesar
Rp. 46.828.800. Terdapat efisiensi penggunaan sumber daya keuangan
karena realisasi kegiatan yang mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis
Kesepuluh Indikator Kinerja ini melampaui target RPJMD, sementara
masih terdapat sisa anggaran yang direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Kesepuluh Indikator
Kinerja

ini

didukung

oleh

pelaksanaan

Program

Perlindungan

Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan dengan kegiatan Peningkatan


Pengawasan, Perlindungan Penegakkan Hukum terhadap Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

Page | 95

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

XI. Sasaran Strategis Kesebelas

: Meningkatnya Kualitas Iman Umat


Beragama.

Sasaran

Strategis

Kesebelas

yang

mendukung

Misi

Kedua

Pemerintah Kabuaten Lembata dalam Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah Tahun 2011-2016 adalah Meningkatnya Kualitas Iman
Umat Beragama. Capaian Sasaran Startegis ini didukung oleh Sekretariat
Daerah Kabupaten Lembata. Berikut pengukuran kinerja Sasaran Strategis
Kesebelas dipaparkan dalam Tabel 3.15 berikut ini.
3.15. Tabel Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kesebelas
REALISASI
NO
1.
2.

INDIKATOR KINERJA
Frekuensi
Kegiatan
Wawasan Kebangsaan
Jumlah
Fasilitasi
Kegiatan Keagamaan

TAHUN 2015

2012

2013

2014

TARG
ET

REALI
SASI

%
CAPAI
AN

100%

CAPAIAN
HINGGA
TAHUN
KE-4
RPJMD
12

100%

16

TARGET
AKHIR
RPJMD

20

12

Dari Tabel di atas diketahui:


1. Frekuensi Kegiatan Wawasan Kebangsaan pada Tahun 2015 sebanyak
tiga

kali

kegiatan

dilaksanakan

untuk

masing-masing

triwulan.

Kegiatan dimaksud adalah: Fasilitasi HUT RI, Kegiatan Fasilitasi HUT


Otonomi Daerah dan Kegiatan Fasilitasi HUT Kenegaraan lainnya.
Pada tahun 2014, Frekuensi Kegiatan Wawasan Kebangsaan juga
dilaksanakan sebanyak tiga kali, yaitu Kegiatan Fasilitasi HUT RI,
Kegiatan Fasilitasi HUT Otonomi Daerah dan dan Kegiatan Fasilitasi
HUT Kegengaraan lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadinya penambahan atau
pengurangan frekuensi kegiatan wawasan kebangsaan. Tidak terjadinya
penambahan atau pengurangan kegiatan yang mendukung Sasaran
Strategis Kesebelas Indikator Kinerja Kesatu disebabkan karena
kegiatan dimaksud merupakan kegiatan rutin yang wajib diadakan
setiap tahun.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target jangka menengah maka Frekuensi Kegiatan Wawasan
Kebangsaan

melampaui

target

yang

ditetapkan

dalam

Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah dengan Frekuensi Kegiatan


Wawasan Kebangsaan sebanyak 18 kali, yang terdiri dari 6 (enam)
Page | 96

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

kegiatan wawasan kebangsaan yang terjadi pada awal RPJMD dan 12


(dua belas) kegiatan wawasan kebangsaan yang terjadi pada tahun
pertama RPJMD hingga tahun Keempat RPJMD, sementara target akhir
RPJMD, frekuensi kegiatan wawasan kebangsaan sebanyak 12 kali.
Dengan adanya program dan kegiatan yang mendukung Sasaran
Strategis Kesebelas Indikator Kinerja Pertama dapat meningkatkan
semangat nasionalisme dan patriotisme serta kecintaan akan tanah air
dan bangsa indonesia dalam diri Pegawai Negeri Sipil dan Masyarakat
Kabupaten Lembata.
Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program dan kegiatan
yang

mendukung

Sasaran

Strategis

Kesebelas

Indikator

Kinerja

Pertama nampak dalam partisipasi Pengawai Negeri Sipil lingkup


Pemerintah Kabupaten Lembata dalam menyongsong HUT RI, HUT
Otonomi Daerah dan HUT kenegaraan lainnya, seperti mengikuti
upacara bendera masih sangat rendah. Dengan adanya kendala ini,
solusi yang dilakukan adalah dengan memberikan sanksi kepada
pegawai negeri sipil lingkup Pemerinah Kabupaten Lembata yang tidak
berpartsipasi dalam upacara bendera menyongsong HUT RI, HUT
Otonomi Daerah dan HUT kenegaraan lainnya berupa teguran tertulis
atau teguran ringan serta pemotongan tambahan penghasilan bagi PNS
yang tidak mengikuti kegiatan dimaksud.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kesebelas Indikator Kinerja Kesatu sebesar Rp. 153.121.500,atau 93% dari total pagu sebesar Rp. 164.758.700. Terdapat efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang
mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Kesebelas Indikator Kinerja
Kesatu sesuai target, sementara masih terdapat sisa anggaran yang
direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Kesebelas Indikator Kinerja
Kesatu

sesungguhnya

tidak

terlepas

dari

pelaksanaan

Program

Peningkatan Pelayanan Pemerintahan Umum Lainnya dengan kegiatan


Fasilitasi HUT RI, HUT OTDA dan HUT Kenegaraan Lainnya.
2. Jumlah Fasilitasi Kegiatan Keagamaan pada Tahun 2015 dilakukan
terhadap empat kelompok keagamaan yang difasilitasi yaitu Kelompok
Agama Katolik, Kelompok Agama Islam, Kelompok Agama Kristen
Protestan dan Kelompok Agama Hindu. Fasilitasi kegiatan keagamaan
dilaksanakan sebanyak 9 (sembilan) kegiatan, yaitu:
Page | 97

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

1. Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pemda


di Bidang Kemasyarakatan dan Kesra;
2. Kegiatan Fasilitasi Dialog Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama;
3. Kegiatan Fasilitasi Lembaga FKUB Kabupaten Lembata;
4. Kegiatan Fasilitasi Manasiq Haji;
5. Kegiatan Fasilitasi Pembinaan Rohani Kelompok Kategorial;
6. Fasilitasi Prosesi Jumad Agung, Misa Syukur, Perayaan Perak,
Pancawindu, Emas dan Intan Hidup Membiara. Pada tahun 2015
Pemerintah
transportasi

Kabupaten
bagi

Lembata

hanya

umat/masyarakat

menganggarkan

Kabupaten

biaya

Lembata

yang

mengadakan prosesi Jumad Agung di Larantuka;


7. Kegiatan Fasilitasi MTQ/LPTQ;
8. Doa dan Hiburan Menyongsong Tahun Baru; dan
9. Fasilitasi Buka Puasa Bersama. Kegiatan ini dilaksanakan 2 kali di
kecamatan Nubatukan dan Kecamatan Lebatukan.
Pada tahun 2014, Fasilitasi Kegiatan Keagamaan terhadap sembilan
kegiatan fasilitasi kegiatan keagamaan terhadap empat kelompok
keagamaan yaitu Kelompok Agama Katolik, Kelompok Agama Islam,
Kelimpok Agama Kristen Protestan dan Kelompok Agama Hindu.
Kegiatan fasilitasi kelompok keagamaan yang dilaksanakan pada tahun
2014:
1. Fasilitasi

Dialog

Kerukunan

Hidup

Antar

Umat

Beragama,

dilaksanakan pada tiga wilayah Kecamatan, yaitu Kecamatan


Omesuri, Kecamatan Lebatukan dan Kecamatan Ile Ape;
2. Fasilitasi

Lembaga

FKUB

Kabupaten

Lembata.

Kegiatan

ini

merupakan kegiatan yang baru dilaksanakan pada Tahun Anggaran


2014. Kegiatan ini terlaksana di 5 kecamatan antara lain Kecamatan
Atadei, Kecamatan Ile Ape Timur, Kecamatan Lebatukan, Kecamatan
Nagawutung dan Kecamatan Wulandoni;
3. Fasilitasi Manasiq Haji. Pada tahun 2014 calon jemaah haji asal
Kabupaten

Lembata

berjumlah

11

orang

dan

semuanya

melaksanakan ibadah haji ke tanah suci;


4. Monitoring dan Evaluasi Bantuan Sarana Ibadah. Jumlah rumah
ibadat diberi bantuan oleh Pemerintah Kabupaten Lembata berupa
dana pembangunan rumah ibadat kepada 41 buah rumah ibadat,
namun realisasinya hanya sebesar 31 rumah ibadat;

Page | 98

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

5. Fasilitasi Pembinaan Rohani Kelompok Kategorial sebanyak 2


kelompok yang difasilitasi kegiatannya antara lain Kelompok St.
Anna Paroki Waikomo melakukan siara rohani ke Paroki Lamalera,
dan pembinaan rohani kelompok kategorial bagi OMK Paroki
Hadakewa;
6. Fasilitasi Prosesi Jumad Agung, Misa Syukur, Perayaan Perak,
Pancawindu, Emas dan Intan Hidup Membiara. Tahun 2014
Pemerintah
transportasi

Kabupaten
bagi

Lembata

hanya

umat/masyarakat

menganggarkan

Kabupaten

biaya

Lembata

yang

mengadakan prosesi Jumad Agung di Larantuka;


7. Fasilitasi MTQ/LPTQ yang terjadi di Kecamatan Lebatukan dengan
160 peserta dari 8 kecamatan dengan 6 cabang perlombaan antara
lain: Cabang Tilawatilquran tingkat Qori golongan kanak-kanak,
remaja dan desawa, Tingkat Qoriah golongan kanak-kanak, remaja
dan desawa, Cabang Tartil Quran tingkat Qori dan Qoriah, Cabang
Hifzhil Quran tingkat Qori dan Qoriah untuk golongan 3 juz dan 5
juz, Cabang Fahmil Quran ( Cerdas-cermat Al Quran), Cabang
Syariah Al Quran( Pidato Al Quran), Khat Al Quran (Kaligrafi) dan
Pelaksanaan LPTQ Tingkat Propinsi NTT terjadi di Labuan Bajo
Kabupupaten Manggarai Barat dengan

12 peserta, dari masing-

masing cabang perlombaan tersebut di atas;


8. Doa dan Hiburan Menyongsong Tahun Baru; dan
9. Fasilitasi Buka Puasa Bersama. Kegiatan ini dilaksanakan 2 kali di
kecamatan Nubatukan dan Kecamatan Lebatukan.
Jika dibandingkan dengan Tahun 2014, maka jumlah fasilitasi kegiatan
keagamaan terhadap empat kelompok keagamaan tidak mengalami
perubahan, karena kegiatan yang sama pada tahun 2014 dilaksanakan
pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan tidak terjadinya penambahan
dan pengurangan jumlah fasilitasi kegiatan keagamaan.
Tidak

terjadinya

penambahan

atau

pengurangan

kegiatan

yang

mendukung Sasaran Strategis Kesebelas Indikator Kinerja Kedua


disebabkan karena kegiatan dimaksud merupakan kegiatan rutin yang
wajib diadakan setiap tahun.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target jangka menengah maka Jumlah Fasilitasi Kegiatan
Keagamaan mencapai target sesuai dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah dengan jumlah fasilitasi kegiatan keagamaan
Page | 99

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

dilaksanakan sebanyak 20 (dua puluh) kali, yang terdiri dari 4 kali


fasilitasi kegiatan keagamaan yang dilaksanakan pada awal RPJMD dan
16 kali fasilitasi kegiatan keagamaan yang terjadi pada tahun pertama
RPJMD hingga tahun keempat RPJMD. Sedangkan target akhir RPJMD,
jumlah fasilitasi kegiatan keagamaan dilaksanakan sebanyak 20 (dua
puluh) kali.
Dengan adanya fasilitasi kegiatan keagamaan seperti yang telah
digambarkan di atas menyebabkan terjadinya peningkatan kerukunan
hidup antar umat beragama serta meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa di daerah Kabupaten
Lembata.
Bukti nyata dari fasilitasi kegiatan keagamaan adalah semakin
tingginya semangat toleransi dan kerukunan hidup antar umat
beragama, sehingga

isu SARA tidak pernah terjadi di wilayah

Kabupaten Lembata.
Minimnya anggaran yang dialokasikan untuk program dan kegiatan
yang mendukung Sasaran Strategis Kesebelas Indikator Kinerja Kedua
menyebabkan fasilitasi kegiatan keagamaan tidak dilaksanakan secara
maksimal.
Dengan

adanya

kendala

tersebut,

maka

Pemerintah

Kabupaten

Lembata melalui Sekretariat Daerah menawarkan solusi berupa


penambahan anggaran untuk pelaksanaan program dan kegiatan yang
mendukung Sasaran Strategis Kesebelas Indikator Kinerja Kedua.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kesebelas Indikator Kinerja Kedua sebesar Rp. 733.328.600,atau 75% dari total pagu sebesar Rp. 971.470.500. Terdapat efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang
mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Kesebelas Indikator Kinerja
Kedua sesuai target, sementara masih terdapat sisa anggaran yang
direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Kesebelas Indikator Kinerja
Kedua

sesungguhnya

tidak

terlepas

dari

pelaksanaan

Program

Peningkatan Pelayanan Pemerintahan Umum Lainnya, Peningkatan


Kualitas Proses Kebijakan Pemerintah Daerah Bidang Administrasi
Kemasyarakatan dan Kesra

dan

Program Peningkatan Pelayanan

Kehidupan Beragama dan Dialog Kerukunan Antar Umat Beragama,


dengan kegiatan:
Page | 100

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

a) Pemantauan

dan

Evaluasi

Pelaksanaan

Kebijakan

Pemerintah

Daerah di Bidang Kemasyarakatan dan Kesra;


b) Fasilitasi Dialog Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama;
c) Fasilitasi Lembaga FKUB Kabupaten Lembata;
d) Fasilitasi Manasiq Haji;
e) Fasilitasi Pembinaan Rohani Kelompok Kategorial; dan
f) Fasilitasi MTQ/LPTQ.
XII. Sasaran Strategis Keduabelas

: Meningkatnya

Sarana

dan

Prasarana Rumah Ibadah.


Sasaran

Strategis

Keduabelas

yang

mendukung

Misi

Kedua

Pemerintah Kabuaten Lembata dalam Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah Tahun 2011 2016 adalah Meningkatnya Sarana dan
Prasarana Rumah Ibadah. Pencapaian Sasaran Strategis ini didukung oleh
Sekretariat Daerah Kabupaten Lembata. Berikut pengukuran kinerja
Sasaran Strategis Keduabelas dapat tersaji dalam Tabel 3.16 berikut ini.
3.16. Tabel Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Keduabelas
REALISASI
NO

1.

INDIKATOR KINERJA

Jumlah Sarana Rumah

2012

63

2013

61

TAHUN 2015

2014

41

TARG

REALI

ET

SASI

30

27

%
CAPAI
AN
90%

CAPAIAN

TARGET

HINGGA

AKHIR

TAHUN

RPJMD

KE-4
RPJMD
191

75

Ibadah Terdampingi

Jumlah Sarana Rumah Ibadah yang Terdampingi pada tahun 2014


sebanyak 41 rumah ibadah. Pada tahun 2015, terdapat 27 rumah ibadah
yang diberi bantuan dari target 27 rumah ibadah. Bentuk pendampingan
yang diberikan terhadap rumah-rumah ibadah tersebut berupa uang tunai
yang akan digunakan dalam pembangunan rumah ibadah. Jika pada
tahun 2014, terdapat 31 rumah ibadah yang diberi bantuan, pada tahun
2015, hanya 27 rumah ibadah yang dibantu. Hal ini menunjukkan bahawa
ada penurunan jumlah bantuan terhadap rumah ibadah. Penurunan ini
disebabkan karena sarana rumah ibadat yang tersebar di 9 kecamatan
sudah mengalami peningkatan fisik karena usaha dan swadaya umat
maupun bantuan dari pemerintah dan lembaga lainnya.

Page | 101

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan


dengan target jangka menengah maka jumlah sarana rumah ibadah yang
terdampingi melampaui target RPJMD, yaitu 231 rumah ibadah, yang
terdiri dari 40 rumah ibadah yang terdampingi pada awal RPJMD dan 191
rumah ibadah yang terdampingi dari tahun pertama RPJMD hingga Tahun
Keempat RPJMD. Sedangkan target akhir RPJMD, jumlah sarana rumah
ibadah yang terdampingi sebanyak 75 rumah ibadah.
Tidak ada kendala dalam melaksaakan program dan kegiatan yang
mendukung Sasaran Strategis Keduabelas indikator Kinerja ini, terutama
dalam hal penggunaan keuangan dalam rangka pembangunan rumah
ibadah karena adanya pendampingan, monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan pembangunan rumah ibadah. Di samping itu, masing-masing
pemeluk agama yang dibantu dalam kegiatan pembangunan rumah ibadah
mempertanggungjawabkan realisasi keuangan dalam rangka pembangunan
rumah ibadah dimaksud.
Dengan adanya bantuan sarana rumah ibadah, terciptalah keamanan
dan kenyamanan dalam ibadah bagi umat beragama di Kabupaten
Lembata. Hal ini dapat dilihat dari semua rumah ibadah yang ada di
Kabupaten Lembata, semuanya layak digunakan untuk sarana untuk
beribadah.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Keduabelas Indikator Kinerja ini sebesar Rp. 13.796.550,- atau


99% dari total pagu sebesar Rp. 14.025.000. Dari target dan capaian di
atas maka efisiensi penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian
Sasaran Strategis Keduabelas Indikator Kinerja ini belum efisien karena
capaian pelaksanaan program baru mencapai 90% dan realisasi keuangan
hampir mencapai 100%.
Pencapaian

Sasaran

Strategis

Keduabelas

Indikator

Kinerja

ini

sesungguhnya tidak terlepas dari dilaksanakan Program Peningkatan


Pelayanan Kehidupan Beragama dan Dialog Kerukunan Antar Umat
Beragama dengan

kegiatan: Monitoring dan Evaluasi Bantuan Sarana

Ibadah.

Page | 102

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

XIII. Sasaran Strategis Ketigabelas

: Meningkatnya Sarana, Prasarana


Olahraga, Seni dan Budaya.

Sasaran

Strategis

Ketigabelas

yang

mendukung

Misi

Kedua

Pemerintah Kabuaten Lembata dalam Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah Tahun 2011 2016 adalah Meningkatnya Sarana,
Prasarana Olahraga, Seni dan Budaya. Pencapaian Sasaran Strategis ini
didukung oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata. Berikut pengukuran kinerja Sasaran Strategis
Ketigabelas tersaji pada Tabel 3.17 berikut ini.
3.17. Tabel Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Ketigabelas
REALISASI
NO
1.
2.
3.
4.

INDIKATOR KINERJA
Jumlah
lapangan
Olahraga
Jumlah Budaya yang
Dilestarikan
Jumlah Sanggar Seni
Budaya Sekolah dan
masyarakat yang Aktif
Jumlah Budaya, Situs
dan cagar Budaya yang
Dilindungi

TAHUN 2015

2012

2013

2014

TARG
ET

REALI
SASI

%
CAPAI
AN

0%

CAPAIAN
HINGGA
TAHUN
KE-4
RPJMD
12

TARGET
AKHIR
RPJMD

40%

14

16

12

12

12

100%

54

98

14

14

100%

27

18

25

Dari Tabel di atas diketahui:


1. Jumlah Lapangan Olahraga.
Dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 tidak ada pencapaian
terhadap Sasaran Strategis Keduabelas Indikator Kinerja Pertama. Hal
ini disebabkan karena ketiadaan anggaran yang dialokasikan untuk
melaksanakan program dan kegiatan yang mendukung Indikator kinerja
terkait. Untuk mengukur capaian terhadap indikator kinerja dimaksud,
Pemerintah Kabupaten Lembata masih menggunakan data target awal
RPJMD yaitu jumlah lapangan olahraga yang telah diinventarisir
sebanyak 12 lapangan olahraga dari 25 lapangan olahraga yang
ditargetkan pada akhir RPJMD.
2. Jumlah Budaya yang Dilestarikan.
Pada tahun 2015, terdapat 2 budaya yang dilstarikan dari target 5
budaya yang dilestarikan. Kedua Budaya itu adalah Budaya Kampung
Lama Lewohala dan Budaya Kampung Lama Lamawolo, sedangkan pada
tahun 2014 tidak ada budaya yang dilestarikan.
Page | 103

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

perbandingan capaian kinerja antara tahun 2014 dengan tahun 2015


tidak dapat dilakukan karena pada tahun 2014 tidak ada budaya yang
dilestarikan.
Hingga Tahun 2015 jumlah budaya yang dilestarikan sudah mencapai
target akhir RPJMD Tahun 2011 2016 yaitu 6 budaya, yang terdiri
dari 3 budaya yang dilestarikan pada awal RPJMD dan 3 budaya
dilestarikan pada awal RPJMD hingga tahun 2015. Keenam budaya itu
antara lain: Budaya Kampung Lama Lewohala, Budaya Kampung Lama
Lamariang, Budaya Kampung Lama Lamawolo, Budaya Kampung Lama
Lewotolok, Budaya Kampung Lama Leuhoe dan Budaya Kampung Lama
Jontona.
Budaya adalah salah satu gambaran jati diri dan identitas serta ciri
khas yang tercermin dalam sikap dan perilaku masyarakat Kabupaten
Lembata yang tercermin dalam semangat gotong royong, semangat
kebersamaan dan keleluargaan.
Adapun

kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan

kegiatan yag mendukung Sasaran Strategis Ketigabelas Indikator


Kinerja Kedua adalah ketiadaan kegiatan pendampingan dan monitoring
terhadap budaya yang telah dilestarikan.
Pemerintah

Kabupaten

Lembata

melalui

Terhadap kendala ini,


Dinas

Kebudayaan

dan

Pariwisata telah melakukan pendampingan dan monitoring terhadap


budaya yang telah dilestarikan sehingga tetap lestari.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Keduabelas Indikator Kinerja ini sebesar Rp. 129.255.300,atau 100% dari total pagu sebesar Rp. 129.255. 300. Dari target dan
capaian keuangan seperti yang telah digambarkan, maka analisis atas
efisiensi penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran
Strategis Ketigabelas Indikator Kinerja ini belum efisien karena capaian
pelaksanaan

program

baru

mencapai

40%,

sementara

realisasi

keuangan untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan yang


mendukung Sasaran Strategis Ketigabelas Indikator Kinerja ini telah
menapai 100%.
Pencapaian

Sasaran

Strategis

Ketigabelas

Indikator

Kinerja

ini

didukung oleh pelaksanaan Program Pengembangan Nilai Budaya


dengan kegiatan Pemberian Dukungan, Penghargaan dan Kerja Sama
di Bidang Budaya.

Page | 104

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

3. Jumlah Sanggar Seni Budaya Sekolah dan Masyarakat yang Aktif.


Pada tahun 2015, terdapat 12 sanggar seni budaya sekolah dan
masyarakat yang aktif dari target 12 sanggar seni budaya sekolah dan
masyarakat. Keduabelas Sanggar seni budaya sekolah dan masyarakat
itu antara lain:
1.

Sanggar Seni Sekolah Uyelewun di Desa Leuwayan;

2.

Sanggar Seni Don Bosco di SMA Don Bosco Lewoleba;

3.

Sanggar Seni Lepan Batan SMA PGRI Lewoleba;

4.

Sanggar Masyarakat Cipta Lembata di Lewoleba;

5.

Sanggar Masyarakat Lewohala di Desa Jontona;

6.

Sanggar Masyarakat Sonata di Desa Lamatokan;

7.

Sanggar Masyarakat Sedan Teka di Desa Amakaka;

8.

Sanggar Masyarakat Ina Karun di Desa Watuwawer;

9.

Sanggar Masyarakat Sembur Paus di Desa Lamalera B;

10. Paguyuban Etnis Flores Timur;


11. Paguyuban Etnis Toraja;
12. Paguyuban Etnis Alor.
Sedangkan pada tahun 2014 masih terdapat 12 sanggar seni budaya
sekolah dan masyarakat di atas yang aktif.
Jika dibandingkan dengan tahun 2014, maka pada tahun 2015 tidak
ada penambahan jumlah sanggar seni budaya sekolah dan masyarakat.
Hingga Tahun 2015 jumlah sanggar budaya sekolah dan masyarakat
yang aktif sudah melampaui target akhir RPJMD Tahun 2011 2016
yaitu 102 sanggar seni budaya, yang terdiri dari 48 sanggar seni budaya
yang aktif pada awal RPJMD dan 54 sanggar seni budaya yang aktif
pada awal RPJMD hingga tahun 2015. Sedangkan target akhir RPJMD,
jumlah sanggar seni budaya sekolah dan masyrakat yang aktif
berjumlah 98 sanggar seni budaya.
Sanggar seni budaya, baik sanggar seni sekolah dan sanggar seni
masyarakat

memiliki

karakteristik

tersendiri.

Karakteristik

yang

ditunjukkan melalui atraksi pentas menunjukkan cerminan kehidupan


budaya di daerah-daerah tertentu di Kabupaten Lembata. Selain itu,
sanggar seni budaya, baik sanggar seni sekolah maupun sanggar seni
masyarakat digunakan sebagai sarana promosi kekayaan budaya
daerah Kabupaten Lembata kepada dunia luar.
Adapun

kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan

kegiatan yag mendukung sasaran Strategis Ketigabelas Indikator Kinerja


Page | 105

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Ketiga adalah ketiadaan pembinaan terpadu terhadap kelompokkelompok sanggar budaya yang akif.
Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata telah melakukan pembinaan secara terpadu
dan berkelanjutan dalam bentuk:
a) Melibatkan kelompok sanggar budaya tersebut dalam festifal-festifal
kedaerahan, baik dalam daerah maupun keluar daerah.
b) Memberikan sumbangan faslitas berupa alat-alat musik tradisional
(gong, gendang, gitar, gambus, dll) dan bantuan pakaian adat sesuai
dengan kebutuhan masing-masing kelompok sanggar seni.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Ketigabelas Indikator Kinerja ini sebesar Rp. 560.838.900,atau 94% dari total pagu sebesar Rp. 594.732.900. Dari target dan
capaian keuangan seperti yang telah digambarkan, maka analisis atas
efisiensi penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran
Strategis Ketigabelas Indikator Kinerja ini efisien karena capaian
pelaksanaan program mencapai 100%, sementara masih ada sisa
realisasi

keuangan

untuk

membiayai

pelaksanaan

program

dan

kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Ketigabelas Indikator


Kinerja ini.
Keberhasilan
Kinerja

ini

pencapaian
didukung

Sasaran

dengan

Strategis

pelaksanaan

Ketigabelas
Program

Indikator

Pengelolaan

Keragaman Budaya dengan kegiatan antara lain:


a) Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Daerah;
b) Penyusunan Sistem Informasi Data Base Bidang Kebudayaan;
c) Penyelenggaraan Dialog Budaya; dan
d) Fasilitasi Penyelenggaraan Festifal Budaya Daerah.
4. Jumlah Budaya, Situs dan Cagar Budaya yang dilindungi.
Pada tahun 2015, terdapat 14 budaya, situs dan cagar budaya yang
dilindungi dari target 14 budaya, situs dan cagar budaya yang
dilindungi. Keempat belas budaya, situs budaya dan cagar budaya yang
dilindungi itu antara lan:
1) Situs Enaj Kepuser di Desa Lewokukung;
2) Situs Waibelen di Desa Jontona;
3) Situs Kampung Lama Lamalele;
4) Situs Rumah Adat Suku Atagorang di Desa Lamalera A;
5) Rumah Adat Suku Lelaona di Desa Lamalera A;
Page | 106

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

6)

Kampung Lama Lamatuka di Desa Lamatuka;

7) Kampung Lama Lelawerang di Desa Lelawerang;


8) Bunker Jepang di Desa Hadakewa;
9) Situs Ia Laru Lurin / Tulang Paus di Desa Atuqwalupang;
10) Situs Kampung Lama Atanila di Desa Nilanapo;
11) Kampung Lama Kolibuto di Desa Merdeka;
12) Situs Kampung Lama Kekar di Desa Lewolein;
13) Situs Nuba Peni Mata Mean di Desa Wuakerong; dan
14) Situs Kampung Lama Riangbao di Desa Petuntawa.
Sedangkan pada tahun 2014 terdapat 3 (tigabelas) budaya, situs dan
cagar budaya yang dilindungi. Jika dibandingkan dengan tahun 2014,
maka pada tahun 2015 jumlah budaya, situs dan cagar budaya yang
dilindungi mengalami peningkatan atau penambahan sebanyak 11
(sebelas) budaya, situs dan cagar budaya. Hal ini disebabkan karena
adanya penambahan anggaran untuk melaksanakan program dan
kegiatan dalam rangka mendukung pencapaian Sasaran Strstegis dan
Indikator Kinerja dimaksud.
Hingga Tahun 2015 jumlah budaya, situs dan cagar budaya yang
dilindungi sudah melampaui target akhir RPJMD Tahun 2011 2016
yaitu 45 budaya, situs dan cagar budaya yang dilindungi, yang terdiri
dari 18 budaya, situs dan cagar budaya yang dilindungi pada awal
RPJMD dan 27 budaya, situs dan cagar budaya yang dilindungi pada
tahun pertama RPJMD hingga tahun keempat RPJMD Sedangkan target
akhir RPJMD terdapat 18 budaya, situs dan cagar budaya yang
dilindungi. Keempat puluh lima budaya, situs dan cagar budaya yang
dilindungi dari awal RJMD hingga tahun 2015 antara lain:
1)

Kampung Lama Lewohala di Desa Jontona,

2)

Kampung Lama Lewotolok di Desa Amakaka,

3)

Kampung Lama Lamawara di Desa Lamawara,

4)

Kampung Lama Napaulun di Desa Bungamuda,

5)

Kampung Lama Atawatung di Desa Lamagute,

6)

Kampung Lama Lamariang di Desa Jontona,

7)

Kampung Lama Lamawolo di Desa Lamawolo,

8)

Kampung Lama Leutuan di Desa Hoelea II,

9)

Kampung Lama Leuwayan di Desa Leuwayan,

10) Kampung Lama Roma di Desa Roma,


11) Kampung Lama Meluwiting di Desa Meluwiting,
Page | 107

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

12) Kampung Lama Hobamatan di Desa Mahal,


13) Kuburan Tua Ome Buya di Puncak Gunung Uyelewun,
14) Kuburan Saguwowo di Desa Kalikur,
15) Kampung Lama Leutubung di Desa Tubungwalang,
16) Kuburan Tua Poloama di Desa Lewodoli,
17) Makam Tentara Belanda di Tiwa Ua di Desa Lewodoli,
18) Moting Watololon di Desa Lamawara,
19) Situs Kampung Lama Lamau di Desa Lamau,
20) Situs Istana Raja Lebala di Desa Leworaja,
21) Situs Makam Raja Mayeli di Desa Leworaja,
22) Situs Rumah Adat Suku Blikololong di Desa Lamalera A,
23) Situs Rumah Adat Suku Bataona di Desa Lamalera B,
24) Situs Sumur Tua Wailaba Suba di Desa Mingar,
25) Situs Kampung Lama Mingar di Desa Mingar,
26) Kampung Lama Lewogolok di Desa Lewublolong,
27) Kampung Lama Waibakul di Desa Wuakerong,
28) Rumah Adat Suku Lejab di Desa Watuwawer,
29) Rumah Adat Suku Wawin di Desa Watuwawer,
30) Rumah Adat Suku Lerek di Desa Watuwawer,
31) Rumah Adat Suku Unarajan di Desa Lusilame,
32)

Kampung Adat Lamanuna di Desa Lamanuna,

33) Situs Enaj Kepuser di Desa Lewokukung;


34) Situs Kampung Lama Lamalele;
35) Situs Rumah Adat Suku Atagorang di Desa Lamalera A;
36) Rumah Adat Suku Lelaona di Desa Lamalera A;
37) Kampung Lama Lelawerang di Desa Lelawerang;
38) Bunker Jepang di Desa Hadakewa;
39) Situs Ia Laru Lurin / Tulang Paus di Desa Atuqwalupang;
40) Situs Kampung Lama Atanila di Desa Nilanapo;
41) Kampung Lama Kolibuto di Desa Merdeka;
42) Situs Kampung Lama Kekar di Desa Lewolein;
43) Situs Nuba Peni Mata Mean di Desa Wuakerong;
44) Situs Kampung Lama Riangbao di Desa Petuntawa; dan
45) Rumah Adat Suku Balaor di Desa Namaweka.
Budaya, situs dan cagar budaya yang dilindungi Pemerintah Kabupaten
Lembata

bermanfaat

sebagai

pusat

kegiatan

budaya

komunitas

masyarakata adat setempat, seperti pelaksanaan ritual adat pemujaan


Page | 108

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

terhadap arwah leluhur yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu.


Selain itu, situs juga digunakan sebagai tempat penyimpanan bendabenda cagar budaya (BCB) peninggalan leluhur.
Adapun kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Ketigabelas Indikator
Kinerja Keempat adalah masih rendahnya upaya pelestarian budaya,
situs budaya, baik dari pihak pemilik situs maupun pihak pemerintah
daerah. Akibatnya banyak situs diterlantarkan dan tidak terpelihara.
Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata telah membangun kesepahaman antar
semua elemen/stakehoolder untuk melestarikan budaya, situs dan
cagar budaya sebagai pusat kebudayaan masyarakat Kabupaten
Lembata.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Ketigabelas Indikator Kinerja ini sebesar Rp. 193.844.941,atau 69% dari total pagu sebesar Rp. 279.773. 541. Dari target dan
capaian keuangan seperti yang telah digambarkan, maka analisis atas
efisiensi penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran
Strategis Ketigabelas Indikator Kinerja ini efisien karena capaian
pelaksanaan program mencapai 100%, sementara masih terdapat sisa
anggaran untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan yang
mendukung Sasaran Strategis Ketigabelas Indikator Kinerja dimaksud.
Keberhasilan

pencapaian

Sasaran

Strategis

Ketigabelas

Indikator

Kinerja ini didukung oleh pelaksanaan Program Pengelolaan Kekayaan


Budaya dengan kegiatan antara lain:
a) Fasilitasi

Partisipasi

Masyarakat

dalam

Pengelolaan

Kekayaan

Budaya;
b) Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata; dan
c) Pengawasan,

Monitoring,

Evaluasi

dan

Pelaporan

Pelaksanaan

Program Kekayaan Budaya.


XIV.

Sasaran Strategis Keempatbelas

: Meningkatnya Pendidikan Luar


Biasa.

Sasaran Strategis Keempatbelas ini merupakan salah satu upaya


untuk mencapai Misi Kedua Pemerintah Kabuaten Lembata dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011 2016 yaitu
Page | 109

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Peningkatan Sumber Daya Manusia.


didukung

oleh

Dinas

Pencapaian Sasaran Strategis ini

Pendidikan,

Pemuda

dan

Olahraga.

Berikut,

pengukuran kinerja sasaran Strategis Keempatbelas tersaji pada Tabel 3.18


berikut ini.
3.18. Tabel Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Keempatbelas
REALISASI
NO

1.

INDIKATOR KINERJA

Jumlah

dan

Jenis

2012

2013

TAHUN 2015

2014

TARG

REALI

ET

SASI

%
CAPAI
AN
0%

CAPAIAN

TARGET

HINGGA

AKHIR

TAHUN

RPJMD

KE-4
RPJMD
1

Sekolah Luar Biasa

Dari tahun 2012 hingga tahun 2015 tidak ada pencapaian terhadap
Sasaran Strategis Ketigabelas Indikator Kinerja ini. Hal ini disebabkan
karena dua faktor, yaitu:
Minimnya jumlah masyarakat usia sekolah yang berkebutuhan khusus
(catat mental dan fisik).
Masyarakat belum memahami akan pentingnya pendidikan bagi
masyarakat usia sekolah yang berkebutuhan khusus.
Untuk mengukur capaian terhadap indikator kinerja dimaksud,
Pemerintah Kabupaten Lembata masih menggunakan data target awal
RPJMD yaitu jumlah dan jenis sekolah luar biasa yang ada di wilayah
Kabupaten Lembata sebanyak 1 sekolah luar biasa, sesuai dengan target
akhir RPJMD yaitu 1 sekolah luar biasa.
Walaupun tidak terjadi penambahan jumlah dan jenis sekolah luar
biasa, Pemerintah Kabupaten Lembata tetap mengalokasikan anggaran
tip-tiap tahun untuk meningkatkan mutu dan kualitas

pendidikan

sekolah luar biasa dimaksud.


Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Keempatbelas Indikator Kinerja ini sebesar Rp.50.825.099,- atau


99.33% dari total pagu sebesar Rp.51.167.900.
Pencapaian

Sasaran

Strategs

Ketigabelas

Indikator

Kinerja

ini

didukung oleh pelaksanaan Program Pendidikan Luar Biasa dengan


kegiatan antara lain:
a) Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidik Inklusif; dan
b) Gebyar Seni SLB dan Olahraga SOINA SLB.
Page | 110

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

XV. Sasaran Strategis Kelimabelas

: Meningkatnya

Sarana

dan

Prasarana Perlindungan Sosial.


Sasaran Strategis Kelimabelas ini merupakan salah satu upaya
untuk mencapai Misi Kedua Pemerintah Kabuaten Lembata dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011 2016 yaitu
Peningkatan Sumber Daya Manusia.

Pencapaian Sasaran Strategis ini

didukung oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Berikut,


pengukuran kinerja Sasaran Strategis Kelimabelas tersaji pada Tabel 3. 19
berikut ini:
3.19. Tabel Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kelimabelas
REALISASI
NO

2.

INDIKATOR KINERJA

Cakupan
panti

Pembinaan

2012
-

2013
-

TAHUN 2015
2014
-

TARGET
-

REALIS
ASI
-

TARGET
%

AKHIR

CAPAI

RPJMD

AN
0%

Asuhan/Panti

Jompo

Dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 tidak ada pencapaian
terhadap Sasaran Strategis Kelimabelas Indikator Kinerja ini. Hal ini
disebabkan

karena

ketiadaan

anggaran

yang

dialokasikan

untuk

melaksanakan program dan kegiatan yang mendukung Indikator kinerja


dimaksud.
Untuk mengukur capaian terhadap indikator kinerja dimaksud,
Pemerintah Kabupaten Lembata masih menggunakan data target awal
RPJMD yaitu cakupan pembinaan panti asuhan/panti jompo sebesar 4
cakupan pembinaan dari target akhir RPJMD yaitu 6 cakupan pembinaan.
XVI. Sasaran Strategis Keenambelas

: Meningkatnya Jaminan Sosial.

Sasaran Strategis Keenambelas ini merupakan salah satu upaya


untuk mencapai Misi Kedua Pemerintah Kabuaten Lembata dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011 2016 yaitu
Peningkatan Sumber Daya Manusia.

Pencapaian Sasaran Strategis ini

didukung oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Berikut,

Page | 111

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

pengukuran kinerja Sasaran Strategis Keenambelas tersaji dalam Tabel


3.20 berikut ini.
3.20. Tabel Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Keenambelas
REALISASI
NO

INDIKATOR KINERJA

2.

Jumlah Database PMKS

2012
1

2013
1

TAHUN 2015
2014
1

TARGET
1

REALIS
ASI

TARGET
%

AKHIR

CAPAI

RPJMD

AN

100%

Pada tahun 2015 disusun 1 database PMKS. Pada tahun 2014 juga
disusun 1 database PMKS.
Target awal RPJMD yaitu 1 database PMKS sama dengan target akhir
RPJM

disebabkan

karena

database

PMKS

tersebut

dilakukan

pemuthakiran setiap tahun.


Untuk

realisasi

kinerja

sampai

dengan

tahun

2015

apabila

dibandingkan dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011


2016, maka jumlah database PMKS sebanyak 1 dokumen, mencapai target
akhir RPJMD yaitu 1 dokumen Database PMKS.
Database

PMKS

disusun

dalam

rangka

mengetahui

sekaligus

memberdayakan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di


wilayah Kabupaten Lembata. Dengan adanya database PMKS, kegiatan
pemeberdayaan terhadap kelompok ini terus dilakukan setiap tahun untuk
menekan laju penambahan penyendang masalah kesehateraan sosial yang
ada di wilayah Kabupaten Lembata.
Kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan kegiatan
yang mendukung Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja ini adalah
Jumlah Keluarga Miskin berbeda antara Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang melaksanakan tugas dan fungsi pemberdayaan bagi keluarga miskin.
Untuk mengatasi kendala tersebut, Pemerintah Kabupaten Lembata
melalui Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi menganjurkan solusi
kerja sama lintas sektor (antar SKPD yang melaksanakan tugas dan fungsi
pemberdayaan bagi keluarga miskin) dalam kegiatan penyusunan data
base keluarga miskin, sehingga tidak ada perbedaan jumlah keluarga
miskin di wilayah Kabupaten Lembata antara Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang melaksanakan tugas dan fungsi pemberdayaan bagi keluarga
miskin.
Page | 112

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Keenambelas Indikator Kinerja ini sebesar Rp 74.443.00,- atau


98% dari total pagu sebesar Rp. 75.730.800. Terdapat efisiensi penggunaan
sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang mendukung
pelaksanaan Sasaran Strategis Keenambelas Indikator Kinerja ini sesuai
target, sementara masih terdapat sisa anggaran yang direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Keenambelas Indikator
Kinerja

ini

didukung

oleh

pelaksanaan

Program

Pemberdayaan

Kelembagaan Kesejahteraan Sosial dengan Kegiatan Pemutakhiran Data


Base Sosial.
Misi Ketiga: Recovery Ekonomi Wilayah
Recovery pembangunan ekonomi wilayah dilakukan berbasis potensi
sumber daya ekonomi sektoral dengan mengembangkan investasi produksi
bagi pengolahan sumber kelautan, perkebunan, kehutanan, peternakan
serta

investasi

pariwisata.

Pengembangan

sektor-sektor

tersebut

ditekankan pada pengembangan komoditas unggulan daerah, untuk


mewujudkan branding daerah. Pembangunan sektor pariwisata menjadi
prioritas pembangunan sehingga pengelolaan sektor kelautan, perkebunan,
kehutanan dan peternakan serta sektor ekonomi lainnya, untuk dapat
menopang pengembangan pariwisata di Kabupaten Lembata. Peningkatan
kualitas sumber daya manusia dimaksudkan untuk menciptakan manusia
Lembata yang berpendidikan, sehat, terpenuhi hak-hak dasarnya secara
jasmaniah maupan rohaniah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
menuju Lembata Baru yang mandiri dan produktif, perlu dilakukan secara
terus menerus. Peran pemerintah dalam kualitas sumber daya manusia
tahun 2011 2016 adalah mengembangkan dan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, kehidupan sosial budaya, pemuda dan olahraga
serta penataan dan penegakkan hukum melalui akselerasi peningkatan
mutu pendidikan, kualitas pelayanan kesehatan, penguatan kearifan lokal,
produktifitas sumber pendapatan dan harmonisasi sosial dan kerangka
NKRI. Capaian Kinerja dalam rangka mewujudkan Misi Ketiga: Recovery
Ekonomi Wilayah dapat dijabarkan sebagai berikut:
I. Sasaran Strategis Pertama

: Meningkatnya

Penelitian

dan

Pengembangan Komoditas Unggulan


Daerah.
Page | 113

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Sasaran Strategis Pertama pada misi ketiga Recovery Ekonomi


Wilayah adalah Meningkatnya Penelitian dan Pengembangan Komoditas
Unggulan Daerah dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan daya saing dalam bidang ekonomi. Pencapaian Sasaran
Strategis ini didukung oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Berikut Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Pertama tersaji pada Tabel
3.21 berikut ini:
3.21. Tabel Pengukuran Capaian Sasaran Strategis Pertama
REALISASI
NO

INDIKATOR KINERJA

1.

Jumlah
Penelitian
dan
Pengembangan
Komoditas Unggulan
Daerah
Jumlah Kerja Sama
Pembangunan

2.

TAHUN 2015

2012

2013

2014

TAR
GET

REALI
SASI

%
CAPA
IAN
-

100
%

CAPAIAN
RPJMD
TAHUN
KE-4
-

TARGET
AKHIR
RPJMD
5

Berdasarkan tabel di atas diketahui:


1. Jumlah Penelitian dan Pengembangan Komoditas Unggulan Daerah
Sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 tidak ada pencapaian
terhadap Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja Kesatu dalam
mendukung Misi Kedua yaitu Recovery Ekonomi.

Hal ini disebabkan

karena ketiadaan anggaran yang dialokasikan untuk melaksanakan


program dan kegiatan yang mendukung Indikator kinerja terkait.
Untuk

mengukur

capaian

terhadap

indikator

kinerja

dimaksud,

Pemerintah Kabupaten Lembata masih menggunakan data target awal


RPJMD, dimana jumlah komoditas unggulan daerah hingga tahun
keempat belum mencapai mendekati atau mencapai target akhir RPJMD
yaitu 5 penelitian.
Ke

depannya,

Pemerintah

Kabupaten

Lembata

melalui

Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah mangalolasikan anggaran untuk


melaksanakan

program

dan

kegiatan

yang

mendukung

Sasaran

Strategis dan Indikator Kinerja ini untuk mengejar target akhir RPJMD.
2. Jumlah kerja sama pembanguan pada tahun 2015 sebanyak dua kerja
sama

yaitu

kerja

sama

dengan

Dunia

Usaha/Lembaga

yang

mengkoordinasikan, memfasilitasi dan mensinergikan program yang


dilaksanakan oleh NGO.
Page | 114

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Dua jenis kerja sama itu antara lain:


Kerja Sama dengan AIPMNH dalam bidang kesehatan, khususnya
dalam upaya untuk menurunkan angka kematian ibu bayi melahirkan
pada agenda peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Kerja Sama dengan PLAN International Cabang Lembata dalam bidang
pendidikan, khususunya dalam upaya untuk meningkatkan kualitas
penumbuhkembangan mental anak melalui pendidikan ramah anak.
Kedua jenis kerja sama ini dilaksanakan tiap-tiap tahun oleh kedua NGO
mitra Pemerintah Kabupaten Lembata dalam memajukan kesehatan dan
pendidikan di Indonesia, termasuk tahun awal RPJMD maupun Tahun
Akhir RPJMD.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011 2016, maka
terdapat 2 jenis kerja sama pembangunan yang dilaksanakan setiap
tahun mulai dari awal RPJMD hingga tahun keempat RPJMD, belum
mencapai target akhir RPJMD yaitu 3 jenis kerja sama pembangunan.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Keenambelas Indikator Kinerja ini sebesar Rp 97. 676. 925,atau 94% dari total pagu sebesar Rp. 103. 473. 400. Terdapat efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang
mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
Kedua

sesuai target, sementara masih terdapat sisa keuangan yang

direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
Kedua sesungguhnya tidak terlepas dari dilaksanakan Program Kerja
Sama Pembangunan dengan Kegiatan Fasilitasi Kerjasama dengan Dunia
Usaha/Lembaga.
II.

Sasaran Strategis Kedua

: Optimalitas Komoditas Unggulan Daerah.

Sasaran Strategis Kedua misi Recovery Ekonomi Wilayah adalah


Optimalitas

Komoditas

Unggulan

Daerah

dengan

tujuan

untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing dalam bidang


ekonomi. Pencapaian Sasaran Strategis ini didukung oleh Dinas Pertanian
dan Kehutanan, Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan,
Dinas Kelautan dan Perikanan dan Dinas Koperasi, Perindustrian dan

Page | 115

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Perdagangan.

Berikut Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Kedua

sebagaimana tersaji pada Tabel 3.22 Berikut ini:


3.22. Tabel Pengukuran Capaian Sasaran Strategis Kedua
REALISASI
NO

INDIKATOR KINERJA

1.
2.

3.
4.
5.
6.

TAHUN 2015
%
CAPA
IAN
186
%

CAPAIAN
RPJMD
TAHUN
KE-4
10%

TARGET
AKHIR
RPJMD
15%

TAR
GET

REALI
SASI
75.715
Ton

4%

66.4
57
Ton
4,47
Gra
m/k
apita

5,26
Gram/
kapita

87%

5%

6,21%

3%

4%

5%

5%

100%

16%

25%

1568

2202

3458

5900

5800

98%

5800

8709

255

7500

7375

98%

7375

8500

175

175

390

420

108
%

770

350

2012

2013

2014

Prosentase kenaikan
Produksi
Pertanian
dan Perkebunan
Prosentase Kenaikan
Produksi
Hasil
Peternakan

12%

Prosentase kenaikan
Ketanahan Pangan
Jumlah
kenaikan
Produksi
Ikan
tangkap (Ton)
Produksi
Rumput
Laut (Ton)

4%

Jumlah
Pelaku
UMKM yang terlatih

Berdasarkan Tabel di atas diketahui:


1. Prosentase kenaikan Produksi Pertanian dan Perkebunan.
Pada tahun 2015,

kenaikan produksi pertanian dan perkebunan

mencapai 14% atau 75.715 ton dari target 7% atau

66. 457 ton,

sedangkan pada tahun 2014, kenaikan produksi pertanian dan


perkebunan mencapai 12% atau 72.417 ton. Jika dibandingkan dengan
tahun 2014, maka prosentase kenaikan produksi tanaman pertanian
dan perkebunan mengalami peningkatan sebesar 2%. Peningkatan ini
disebabkan karena terjadi peningkatan volume pekerjaan pada kegiatan
peningkatan produksi pertanian dan perkebunan.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD, maka prosentase kenaikan produski pertanian
dan perkebunan mencapai 15%, yang terdiri dari 5% kenaikan produksi
pertanian dan perkebunan yang terjadi pada awal RPJMD dan 10%
kenaikan produksi pertanian dan perkebunan pada tahun pertama
RPJMD hingga tahun keempat RPJMD, mencapai target produksi
pertanian dan perkebunan sebesar 15 %.
Produksi pertanian dan perkebunan tidak mengalami peningkatan yang
signifikan karena keadaan iklim yang tidak menentu menyebabkan
produksi hasil pertanian dan perkebunan pun tidak maksimal.

Page | 116

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas


Pertanian dan Kehutanan dan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana
Penyuluhan menerapkan solusi berupa penyuluhan kepada masyarakat
untuk menyiapkan tanaman pertanian dan perkebunan yang bisa
bertumbuh dan berkembang pada dua musim, yaitu musim kemarau
dan musim hujan.
Penggunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kedua Indikator Kinerja Kesatu sebesar Rp. 3.064.161.043,atau 82% dari total pagu sebesar Rp. 3.724.740.942. Terdapat efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang
mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja
Kesatu melampaui target, sementara masih terdapat sisa anggaran
yang direalisasikan.
Pencapaian Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja Kesatu didukung
oleh

pelaksanaan

Program

Peningkatan

Produksi

Pertanian/Perkebunan dengan kegiatan antara lain:


a) Penyuluhan Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan;
b) Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/Perkebunan;
c) Pengembangan Bibit Unggul Pertanian/Perkebunan;
d) Sertifikasi Bibit Unggul Pertanian/Perkebunan;
e) Pembuatan Jalan Pertanian;
f)

Pengelolaan Lahan dan Air;

g) Peningkatan

Produksi,

Produktivitas

dan

Mutu

Produksi

Pertanian/Perkebunan;
h) Pengembangan Diversifikasi Tanaman;
i)

Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Teknologi


Pertanian;

j)

Pemantauan dan Pengawasan Peredaran Pupuk dan Pestisida; dan

k) Pengembangan Peramalan Serangan OPT.


2. Prosentase Kenaikan Produksi Hasil Peternakan.
Pada tahun 2015, kenaikan produksi peternakan mencapai 5% atau
4,47 gram/kapita dari target 6% atau

5,26 gram/kapita, sedangkan

pada tahun 2014, kenaikan produksi peternakan mencapai 4% atau


3,47 gram/kapita. Jika dibandingkan dengan tahun 2014, maka pada
tahun 2015 prosentase kenaikan produksi peternakan mengalami
peningkatan

sebesar

1%.

Peningkatan

ini

disebabkan

karena

permintaan dan kebutuhan masyarakat akan daging.


Page | 117

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan


dengan target jangka menengah maka prosentase kenaikan produksi
pertanian dan perkebunan sebesar 9,6%, yang terdiri dari 4,6%
kenaikan produksi hasil peternakan yang terjadi pada awal RPJMD dan
5% kenaikan produksi hasil peternakan terjadi pada tahun pertama
RPJMD hingga tahun keempat RPJMD, melampaui target akhir RPJMD.
Sedangkan target akhir RPJMD, prosentase kenaikan produksi hasil
peternakan sebesar 6,21 %.
Produksi peternakan tidak mengalami peningkatan yang signifikan
karena

keadaan

masih

rendahnya

minat

masyarakat

terhadap

konsumsi daging.
Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata memalui Dinas
Pertanian dan Kehutanan menciptakan strategi untuk melaksanakan
program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Kedua
Indikator Kinerja Kedua, seperti membuka pasar daging dengan harga
terjangkau, sehingga kebutuhan akan daging dapat dijangkau semua
kalangan masyarakat Kabupaten Lembata.
Penggunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kedua Indikator Kinerja Kedua sebesar Rp. 709.682.936,atau 84% dari total pagu sebesar Rp. 843.856.881. Dari target dan
capaian keuangan seperti yang telah digambarkan, maka analisis atas
efisiensi penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian
Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja Kedua belum efisien karena
capaian pelaksanaan program baru mencapai 89%, sementara masih
tersedia anggaran untuk membiayai program dan kegiatan yang
mendukung sasaran strategis dan indikator kinerja dimaksud.
Pencapaian Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja Kedua didukung
oleh pelaksanaan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
dengan kegiatan antara lain:
a) Pembibitan dan Perawatan Ternak;
b) Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat;
c) Penyuluhan Kualitas Gizi dan Pakan Ternak; dan
d) Pengembangan Agribisnis Peternakan.
3. Prosentase Kenaikan Ketahanan Pangan.
Pada tahun 2015,

prosentase kenaikan ketahanan pangan sebesar

100% dari target 5% dan terealisasi 5%, sedangkan pada tahun 2014,
prosentase kenaikan ketahanan pangan sebesar 4%. Jika dibandingkan
Page | 118

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

dengan tahun 2014, maka pada tahun 2015 prosentase kenaikan


ketahanan pangan mengalami peningkatan sebesar 1%. Peningkatan ini
disebabkan karena sistem dan metode pertanian dari tahun ke tahun
semakin berkembang dari sistem dan metode pertanian tradisional ke
sistem dan metode pertanian modern.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD maka prosentase kenaikan produski pertanian
dan perkebunan mencapai 26%, yang terdiri dari 10% kenaikan
ketahanan pangan yang terjadi pada awal RPJMD dan 16% kenaikan
ketahanan pangan yang terjadi pada tahun pertama RPJMD hingga
tahun Keempat RPJMD, melampaui target akhir RPJMD, yaitu 25 %.
Peningkatan ketahanan pangan membawa dampak pada Pemenuhan
kebutuhan pokok masyarakat Kabupaten Lembata akan pangan.
Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program dan kegiatan
yang mendukung Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja Ketiga
adalah terjadinya perubahan iklim (elnino) dan pemanasan global
(global warming) yang terjadi hampir setiap tahun membawa dampak
terhadap produksi dan produktivitas petani menurun.
Untuk mengatasi kendala tersebut, maka Pemerintah Kabupaten
Lembata melalui Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana penyuluhan
gencar malakukan kegiatan mitigasi dan adaptasi guna menekan laju
pemanasan global dan mengantisipasi risiko sekaligus mengurangi
biaya yang harus dikeluarkan akibat perubahan iklim.
Penggunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kedua Indikator Kinerja Empat sebesar Rp. 524.094.458,atau 96,80% dari total pagu sebesar Rp. 541.411.700. Terdapat
efisiensi penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan
yang mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Kedua Indikator
Kinerja

Keempat

sesuai

target,

sementara

masih

terdapat

sisa

keuangan yang direalisasikan.


Pencapaian

Sasaran

Strategis

Kedua

Indikator

Kinerja

Ketiga

sesungguhnya tidak terlepas dari pelaksanaan Program Peningkatan


Ketahanan Pangan dengan kegiatan antara lain:
a) Penanganan Daerah Rawan Pangan;
b) Pengembangan Cadangan Pangan Daerah;
c) Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan;
d) Pengembangan Kelembagaan KTNA Tingkat Kabupaten;
Page | 119

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

e) Penyuluhan dan Pendampingan Pelaku Agribisnis;


f) Pendampingan

Program

Pengembangan

Agribisnis

Perdesaan

(PUAP);
g) Optimalisasi Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Penyuluhan; dan
h) Penilaian Kemampuan Kelompok Tani.
4. Prosentase Kenaikan Produksi Ikan Tangkap.
Pada tahun 2015, kenaikan produksi ikan tangkap mencapai 98% atau
5.800 Ton ikan dari target 5. 900 Ton ikan ditangkap, sedangkan pada
tahun 2014, kenaikan produksi ikan tangkap mencapai 3458 Ton. Jika
dibandingkan dengan tahun 2014, maka jumlah kenaikan produksi
ikan tangkap mengalami peningkatan sebesar 2442 Ton. Peningkatan
ini

disebabkan

karena

meningkatnya

jumlah

permintaan

atau

kebutuhan akan ikan. Selain itu, kenaikan ini disebabkan pula karena
cara penangkapan ikan tidak lagi menggunakan cara tradisonal tetapi
telah menggunakan cara yang semakin modern.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD maka jumlah kenaikan produski ikan tangkap
pada tahun keempat RPJMD sudah mencapai 5800 Ton, belum
mencapai target akhir RPJMD dengan jumlah kenaikan produksi ikan
tangkap ditargetkan mencapai 8709 Ton.
Dalam melaksanakan program dan kegiatan yang mendukung Sasaran
Strategis Kedua Indikator Kinerja Keempat tidak mengalami kendala.
Hal ini disebabkan karena semakin sadarnya para nelayan akan
manfaat laut dan ikan sebagai tempat mata pencahariannya, sehingga
metode pengangkapan ikan dengan menggukanan Bom atau racun
sudah tidak digunakan lagi. Selain itu, SKPD pelaksana program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja
Kelima, dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan sudah memiliki
kapal patroli laut yang digunkan untuk mengawasi wilayah perairan
yang menjadi kewenangan Kabupaten Lembata.
Penggunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kedua Indikator Kinerja Keempat sebesar Rp. 3.787.352.


650,- atau 77% dari total pagu sebesar Rp. 4.908.702.700. Dari target
dan capaian keuangan seperti yang telah digambarkan, maka analisis
atas efisiensi penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian
Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja Keempat belum efisien
karena capaian pelaksanaan program baru mencapai 98%, sementara
Page | 120

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

masih tersedia sisa anggaran yang direalisasikan dalam melaksanakan


program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis dan
Indikator Kinerja dimaksud.
Pencapaian Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja Kelima didukung
oleh pelaksanaan Program Pengembangan Perikanan Tangkap dengan
kegiatan:
a) Pembangunan PPI/TPI;
b) Pengadaan Sarana Penangkapan Ikan; dan
c) Pendampingan DAK Program Pengembangan Perikanan Tangkap.
5. Produksi Rumput Laut (Ton).
Pada tahun 2015, jumlah produksi rumput laut mencapai 98% atau
7375 Ton rumput laut dari target 7500 Ton rumput laut, sedangkan
pada tahun 2014, jumlah produksi rumput laut hanya mencapai 255
Ton. Jika dibandingkan dengan tahun 2014, maka prosentase kenaikan
produksi
hingga

yang signifikan ini disebabkan karena sejak awal RPJMD


tahun

manfaatnya.

2014,

Rumput

komoditas
laut

yang

rumput

laut

diproduksi

belum

dirasakan

digunakan

sebagai

konsumsi lokal. Sedangkan pada saat ini, rumput laut sudah dirasakan
sebagai satu hasil komoditas perdagangan.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD maka produksi rumput laut hingga tahun
keempat RPJMD sudah mencapai 7375 Ton, belum mencapai target
akhir RPJMD dengan taerget produksi rumput laut mencapai 8500 Ton.
Rumput laut merupakan salah satu bahan komoditi yang tengah
dikembangan

di

Kabupaten

Lembata.

Karena

itu,

Pemerintah

Kabupaten Lembata melalui Dinas Kelautan dan Perikanan tengah


mengembangkan budidaya rumput laut agar menjadi hasil komoditi
yang unggul di daerah ini.
Kendala yang dirasakan dalam melaksanakan program dan kegiatan
yang mendukung Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja Kelima
adalah masyarakat di sekitar pesisir pantai belum memanfaatkan
sumber daya laut secara maksimal, termasuk dalam megembangkan
budidaya rumput laut.
Pada tahun-tahun mendatang, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui
Dinas Kelautan dan Perikanan dapat memberdayakan masyarakat di
wilayah pesisir pantai untuk memanfaatkan sumber daya laut dengan
membudidayakan rumput laut.
Page | 121

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Penggunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kedua Indikator Kinerja Kelima sebesar Rp. 1.364.300.820,atau 90% dari total pagu sebesar Rp. 1.500.099.760. Dari target dan
realisasi keuangan seperti yang telah digambarkan, maka analisis atas
efisiensi penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian
Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja Kelima belum efisien karena
capaian pelaksanaan program baru mencapai 98%, sementara masih
terdapat sisa anggaran dalam melaksanakan program dan kegiatan
yang mendukung Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja ini.
Pencapaian
didukung

Sasaran
oleh

Strategis

pelaksanaan

Kedua

Indikator

Program

Kinerja

Pengembangan

Keenam
Budidaya

Perikanan dengan kegiatan :


a) Budidaya Ikan Air Tawar;
b) Optimalisasi Budidaya Rumput Laut;
c) Pengembangan Budidaya Keramba Jaring Apung; dan
d) Pendampingan DAK Program Pengembangan Budidaya Perikanan.
6. Jumlah Pelaku UMKM yang Terlatih.
Pada tahun 2015, jumlah pelaku UMKM yang terlatih sebanyak 420
orang dari target 390 pelaku UMKM, sedangkan pada tahun 2014,
jumlah pelaku UMKM yang terlatih sebanyak 175 orang. Jika
dibandingkan dengan tahun 2014, maka pada tahun 2015 jumlah
pelaku UMKM yang terlatih mengalami penambahan sebesar 245
pelaku UMKM.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD maka jumlah Pelaku UMKM yang terlatih
mencapai 770 orang, melampaui target akhir RPJMD dengan target
jumlah pelaku UMKM yang terlatih sebanyak 350 orang.
Peningkatan yang signifikan ini disebabkan karena semakin banyaknya
jumlah

koperasi,

baik

berskala

makro

maupun

mikro.

Untuk

melakukan pembenahan koperasi agar bertumbuh sehat dan aktif,


maka para pelaku koperasi diberi pelatihan agar dapat mengelola
koperasi secara aktif dan sehat. Sejauh ini, semua koperasi yang ada di
wilayah Kabupaten Lembata dikelola secara sehat dan baik, sehingga
belum ada koperasi aktif yang pailit atau bangkrut karena kredit macet.
Kendala yang dirasakan dalam melaksanakan program dan kegiatan
yang mendukung Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja Keenam
adalah masyarakat di sekitar pesisir pantai belum memanfaatkan
Page | 122

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

sumber daya laut secara maksimal. Masyarakat belum sadar akan


pentingnya

koperasi

dalam

menopang

kehidupan

perekonomian,

sehingga lebih memilih menyimpan uangnnya di rumah atau di bank


ketimbang di koperasi.
Ke depannya, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas Koperasi
UMKM,

Perindustrian

dan

Perdagangan

dapat

memberdayakan

masyarakat untuk masuk menjadi peserta koperasi dalam rangka


meningkatkan taraf hidupnya.
Penggunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis dan Indikator Kinerja ini sebesar Rp 186.810.700,- atau


96,55% dari total pagu sebesar Rp. 193.485.700. Terdapat efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang
mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja
Keenam melampaui target, sementara masih terdapat sisa anggaran
yang direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja
Keenam sesungguhnya tidak terlepas dari pelaksanaan Program
Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif dengan
kegiatan antara lain:
a) Penyelenggaraan Kewirausahaan;
b) Pelatihan Manajemen Pengelolaan Koperasi/KUD; dan
c) Penilaian Kelayakan Usaha.
III. Sasaran Strategis Ketiga

: Terbangunnya Sentra-Sentra Ekonomi


Rakyat.

Dalam mewujudkan Recovery Ekonomi, Sasaran Strategis Ketiga


yang ingin dicapai Pemerintah Kabuapten Lembata adalah Terbangunnya
Sentra-Sentra Ekonomi Rakyat dengan tujuan untuk meningkatkan
kehidupan

ekonomi

masyarakat.

Pencapaian

Sasaran

Strategis

ini

didukung oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten


Lembata.

Berikut

Pengukuran

Kinerja

Sasaran

Strategis

Ketiga

sebagaimana tersaji pada Tabel 3.23 Berikut ini:

Page | 123

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

3. 23. Tabel Terbangunnya Sentra-Sentra Ekonomi Rakyat


REALISASI
NO

INDIKATOR KINERJA

1.

Jumlah

Kelompok

2012

2013

TAHUN 2015
2014

TARG

REALIS

ET

ASI

CAPAIAN

TARGET

RPJMD

AKHIR

CAPAI

TAHUN

RPJMD

AN

KE-4

0%

173

Binaan LKM

Pada tahun 2015, tidak ada program dan kegiatan yang mendukung
Sasaran Strategis Ketiga Indikator Kinerja ini, sedangkan pada tahun 2014
dan tahun-tahun sebelumnya

tidak ada program dan kegiatan yang

mendukung Sasaran Strategis Ketiga Indikator Kinerja ini. Capaian


terhadap Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja ini bisa terlaksana jika
ada pemekaran desa baru. Ketiadaan pelaksanaan program dan kegiatan
yang mendukung Sasaran Strategis Ketiga Indikator Kinerja ini disebabkan
karena

adanya

moratorium

Menteri

Dalam

Negeri

Nomor

140/418/10/BPMPD/2012 perihal Moratorium Pemekaran Desa dan


Kelurahan yang menegaskan bahwa dalam rangka penataan desa dan
kelurahan maka seluruh daerah harus mempedomani ketentuan yang
berlaku tentang pemekaran desa secara saksama dan atau melakukan
penudaan

sementara

(moratorium)

terhadap

pemekaran

desa

dan

kelurahan di wilayah masing-masing sampai ada ketentuan lebih lanjut.


Untuk

itu,

Pemerintah

Kabupaten

Lembata

melalui

Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa menyiapkan alokasi anggaran untuk


pelaksanaan program dan kegiatan untuk mendukung Sasaran Strategis
dan Indikator Kinerja ini dalam rangka antisipasi terhadap ketentuan lebih
lanjut mengenai moratorium dimaksud.
Karena

ketiadaan

pelaksanaan

program

dan

kegiatan

yang

mendukung Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja dimaksud, maka


maka

realisasi

anggaran

dan

pelaksanaan

program

dan

kegiatan

pendukung tidak dapat direalisasikan pada tahun 2015. Diharapkan pada


tahun-tahun

mendatang

moratorium

tentang

pemekaran

desa

dan

kelurahan dicabut sehingga pelaksanaan program dan kegiatan yang


mendukung

Sasaran

Strategis

dan

Indikator

Kinerja

ini

dapat

dilaksanakan.

Page | 124

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

IV.

Sasaran Strategis Keempat

: Meningkatnya Kegiatan Koperasi,


UMKM Berbasis Desa.

Dalam mewujudkan Recovery Ekonomi, Sasaran Strategis Keempat


juga

memainkan

peran

penting

dalam

meningkatkan

pertumbuhan

ekonomi dan daya saing dalam bidang ekonomi. Pencapaian Sasaran


Strategis ini didukung oleh Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan
Perdagangan. Berikut Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Keempat
tersaji pada Tabel 3.24 berikut ini:
3.24. Tabel Pengukuran Capaian Sasaran Strategis Keempat
REALISASI
INDIKATOR

NO

1.

TAHUN 2015

KINERJA
Jumlah

2012

Koperasi

2013
3

2014
3

TARG

REALIS

ET

ASI

CAPAIAN

TARGET

RPJMD

AKHIR

CAPAI

TAHUN

RPJMD

AN

KE-4

100

11

114

Aktif

Pada tahun 2015, jumlah Koperasi Aktif sebanyak 2 koperasi, yaitu


Leurlewayang dan Koperasi Labalekang, sedangkan pada tahun 2014,
jumlah koperasi aktif sebanyak 3 koperasi. Jika dibandingkan dengan
tahun 2014, maka pada tahun 2015, jumlah koperasi aktif berkurang. Hal
ini disebabkan karena minimnya anggaran yang dialokasikan dalam
program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis dan Indikator
Kinerja ini.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD maka jumlah koperasi aktif sebanyak 53 Koperasi,
yang terdiri dari 42 koperasi aktif pada awal RPJMD dan 11 Koperasi Aktif
dari tahun pertama RJMD hingga tahun keempat RPJMD, belum mencapai
target akhir RPJMD. Sedangkan target Akhir RPJMD, jumlah Koperasi aktif
ditargetkan sebanyak 11 koperasi aktif.
Koperasi merupakan salah satu lembaga usaha keuangan yang
didirikan dengan tujuan untuk mensejahterakan anggota. Dengan kata
lain, berkembang aktifnya koperasi bergantung pada keaktifan anggotanya
dalam mengelola koperasi.
Namun kedala yang dihadapi dalam melakasanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Keempat Indikator Kinerja ini
adalah

bahwa

masyarakat

Kabupaten

Lembata

belum

semuanya
Page | 125

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

memahami manfaat koperasi sehingga lembaga koperasi didirikan tidak


sesuai dengan tujuannya.
Terhadap

kendala

ini,

maka

solusi

yang

diambil

Pemerintah

Kabupaten Lembata melalui Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan


Perdagangan adalah dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat
tentang manfaat koperasi bagi masyarakat Kabupaten Lembata.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Keempat Indikator Kinerja ini sebesar 159.991.050,- atau 98,56%


dari total pagu sebesar Rp. 162.327.200. Terdapat efisiensi penggunaan
sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang mendukung
pelaksanaan Sasaran Strategis Keempat Indikator Kinerja ini mencapai
target, sementara masih terdapat sisa keuangan yang direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Keempat Indikator Kinerja
ini sesungguhnya tidak terlepas dari pelaksanaan Program Penciptaan
Iklim Usaha Kecil yang Kondusif dengan kegiatan antara lain:
a) Sosialisasi Kebijakan tentang Usaha Kecil Menengah;
b) Perencanaan, Koordinasi, Pengembangan Usaha Kecil Menengah; dan
c) Fasilitasi Pengembangan Usaha Kecil Menengah.
V. Sasaran Strategis Kelima

: Meningkatnya Iklim Investasi yang


Kondusif.

Dalam mewujudkan Recovery Ekonomi, Sasaran Strategis Kelima


yang diusung Pemerintah Kabuapten Lembata adalah Meningkatnya Iklim
Investasi yang Kondusif. Sasaran Strategis Kelima ini bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing dalam bidang
ekonomi.
Berikut Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Kelima tersaji pada Tabel
3.25 berikut ini:
3.25. Tabel Pengukuran Capaian Sasaran Strategis Kelima
REALISASI
NO

1.

INDIKATOR KINERJA

Jumlah

SITU

Ditetapkan.

yang

2012
-

2013
-

2014
135

TAHUN 2015
TAR

REALI

GET

SASI

135

209

CAPAIAN

TARGET

RPJMD

AKHIR

CAPA

TAHUN

RPJMD

IAN

KE-4

155

344

250

Page | 126

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Berdasarkan tabel diatas diketahui pada tahun 2015 jumlah SITU


yang ditetapkan sebanyak 209 buah dari target 135 SITU, sedangkan pada
tahun 2015 jumlah SITU yang diterbitkan sebanyak 135 buah. Jika
dibandingkan dengan tahun 2014, maka jumlah SITU yang diterbitkan
pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 30% dari tahun 2014.
Penambahan jumlah SITU yang ditetapkan disebabkan karena semakin
sadarnya masyarakat dalam memperbaiki kehidupan ekonomi dengan cara
membuka usaha sendiri sehingga perlu mengantongi izin usaha.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD maka jumlah Penerbitan SITU belum mencapai
target RPJMD dengan jumlah Penerbitan SITU 344 buah atau 138%, dari
target RPJMD sebanyak 250 SITU atau 100%.
Penerbitan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dengan tujuan untuk
memberikan

kenyamanan

(legalitas)

kepada

pemilik

usaha

dalam

menjalankan usahanya, sesuai dengan yang diamanatkan dalam Peraturan


Daerah Kabupaten Lembata Nomor 5 Tahun 2011 tentang Retribusi
Perizinan Tertentu.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kelima Indikator Kinerja Kesatu sebesar Rp 92.644.100,- atau


97% dari total pagu sebesar Rp. 94.828.600,Keberhasilan

pencapaian

Sasaran

Strategis

Keempat

Indikator

Kinerja ini sesungguhnya tidak terlepas dari pelaksanaan Program


Peningkatan Pelayanan Administrasi Perekonomian dengan

kegiatan

antara lain:
a) Koordinasi Penyaluran Raskin dan BBM; dan
b) Koordinasi Penertiban dan Penerbitan Izin Gangguan/ SITU.
VI. Sasaran Strategis Keenam

: Optimalisasi Pengelolaan Obyek-Obyek


Wisata.

Dalam mewujudkan Recovery Ekonomi, Sasaran Strategis Keenam


yang

diusung

Pemerintah

Kabuapten

Lembata

adalah

Optimalisasi

Pengelolaan Obyek-Obyek Wisata. Sasaran Strategis Keenam bertujuan


untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing dalam bidang
ekonomi.

Pencapaian

Sasaran

Strategis

ini

didukung

oleh

Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata dan Badan Perencanaan Pembangunan

Page | 127

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Daerah. Berikut Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Keenam tersaji


pada Tabel 3.26 berikut ini:
3.26. Tabel Pengukuran Capaian Sasaran Strategis Keenam
REALISASI
NO

INDIKATOR KINERJA

1.
2.

Jumlah Obyek Wisata


Jumlah
Frekuensi
Promosi
Jumlah
Koordinasi
Perencanaan
Pembangunan
Ekonomi

3.

TAHUN 2015

2012

2013

2014

TAR
GET

REAL
ISASI

3
9

3
9

2
8

3
6

3
6

%
CAPAI
AN
100%
100%

CAPAIAN
RPJMD
TAHUN
KE-4
11
32

100%

TARGET
AKHIR
RPJMD
82
34

Berdasarkan Tabel di atas diketahui:


1. Jumlah Obyek Wisata.
Pada tahun 2015, terdapat 3 obyek wisata, yaitu obyek wisata Bukit
Wolor Pas, Kampung Adat Lamagute dan Kampung Adat Lamalera.
Bentuk perhatian Pemerintah Kabupaten Lembata terhadap obyekobyek wisata ini berupa pembenahan sarana dan prasarana pada
obyek-obyek wisata tersebut, sehingga semakin menarik dan layak
dikunjungi, sedangkan pada tahun 2014 terdapat 2 obyek wisata yaitu
wisata alam Pantai Rekreasi dan Taman Laut Tanah Tereket dan Pantai
Pasir Putih Bean. Bentuk perhatian Pemerintah Kabupaten Lembata
terhadap obyek-obyek wisata ini juga masih berupa pembenahan sarana
dan prasarana obyek-obyek wisata tersebut, sehingga semakin menarik
dan layak dikunjungi.

Jika dibandingkan dengan tahun 2014, maka

pada tahun 2015 terjadi penambahan satu obyek wisata. Hingga Tahun
2015 jumlah obyek wisata di wilayah Kabupaten Lembata sebanyak 67
obyek wisata, yang terdiri dari 56 obyek wisata pada awal RPJMD dan
11 obyek wisata pada awal RPJMD hingga tahun 2015, sementara target
akhir RPJMD, jumlah obyek wisata berjumlah 82 buah. Kesebelas
Obyek Wisata pada awal RPJMD hingga tahun 2015 antara lain: Obyek
Wisata Alam Pantai Rekreasi dan Taman Laut Tanah Tereket, Pantai
Mingar, Pantai Pasir Putih Bean, Pantai Pedan Petuntawa, Pantai
Lewolein, Wisata Budaya Bahari Perburuan Ikan Paus Tradisional
Lamalera, Pulau Awalolong, Pantai Bour, Rumah Adat dan Ritus Pesta
Kacang di Kecamatan Ile Ape.
Pembenahan obyek wisata yang ada di wilayah Kabupaten Lembata
merupakan salah satu upaya mewujudkan visi dan misi Pemerintah
Page | 128

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Kabupaten Lembata Periode 2011 2016, dimana sektor pariwisata


merupakan

liding

sektor

dalam

melaksasnakan

program

dan

pembangunan untuk mendukung pelaksanan visi dan misi Pemerintah


Kabupaten Lembata Periode 2011 2016. Hingga sat ini, Pemerintah
Kabupaten

Lembata

terus

melakukan

eksplorasi

dalam

sektor

pariwisata terus dengan berbagai cara, di antaranya:


1. Melakukan promosi daerah wisata Kabupaten Lembata melalui
media online dengan melakukan redesign Website Pariwisata
Kabupaten Lembata;
2. Melakukan penerbitan majalah Pesona Lembata, Kalender Event
dan Guide Book Pariwisata Kabupaten Lembata; dan
3. Melakukan jalinan kerja sama promosi pariwisata melalui Media
Cetak, yakni Surat Kabar Harian Pos Kupang, Kabar NTT, Fortuna,
Trans Nusa, Holiday, Lion Mag, Paradiso dan Destinasi Kompas.
Adapun

kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan

kegiatan yag mendukung Sasaran Strategis Keenam Indikator Kinerja


Kesatu adalah redesign Website pariwisata sukses dilakukan dan sudah
dimanfaatkan, namun link promosi belum

maksimal karena website

Pemerintah Kabupaten Lembata belum diredesign.


Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata telah melakukan upaya redesign Website
milik Pemerintah Kabupaten Lembata agar link promosi pariwisata di
Kabupaten Lembata dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Keenam Indikator Kinerja Kesatu sebesar Rp. 867.643.700,atau 73% dari total pagu sebesar Rp. 1.189.635.381. Dari target dan
realisasi keuangan seperti yang telah digambarkan, maka analisis atas
efisiensi penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran
Strategis Keenam Indikator Kinerja Kesatu efisien karena pelaksanaan
program mencapai 100%, sementara masih terdapat sisa anggaran
untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan yang mendukung
Sasaran Strategis Keenam Indikator Kinerja ini.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Keenam Indikator Kinerja
ini sesungguhnya didukung oleh pelaksanaan Program Pengembangan
Destinasi Pariwisata dengan kegiatan antara lain:
a) Pengembangan Obyek Pariwisata Unggulan;
b) Peningkatan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pariwisata; dan
Page | 129

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

c) Pengembangan Daerah Tujuan Wisata.


2. Jumlah Frekuensi Promosi.
Pada tahun 2015, frekuensi promosi pariwisata dilaksanakan sebanyak
8 (delapan) kali. Bentuk dan jenis promosi yang dilakukan antara lain:
1. Promosi melalui Media Online dengan melakukan Redesign Website
Pariwisata Kabupaten Lembata;
2. Penerbitan Majalah Pesona Lembata, Kalender Event dan Guide
Book Pariwisata Kabupaten Lembata, Buku Lembata Underwater
dan Coloring Lembata;
3. Jalinan Kerjasama Promosi Pariwisata melalui Media Cetak yakni
SKH POS Kupang, Kabar NTT, Fortuna, Trans Nusa Holiday, Lion
Mag, Paradiso dan Destinasi, Kompas;
4. Menjalin Kerjasama Promosi Pariwisata melalui Televisi Nasional
yakni Kompas TV, Trans 7, ANTV, MNC TV, TV One dan Metro TV;
5. Menyelenggarakan Event-Event Pariwisata yang berskala Nasional
dan Internasional yakni : Tour Tenun Ikat Lembata, Festival Bahari
Nuhanera, Tour Fotografi, Lomba Foto Bawah Laut Internasional,
Wonderful Sail 2 Indonesia, Atadei Lamalera Explore, Ekspedisi
Batutara dan Tracking Gunung Ile Lewotolok, Lembata Exploring,
Festival Tenu Ikat Lembata dan Festival Adventure Uyelewun; dan
6. Pameran Foto CINTA LEMBATA PESONA INDONESIA di Gedung
Kementerian Pariwisata dan Art Hotel Jakarta.
Sedangkan pada tahun 2014 terdapat 6 kali promosi pariwisata di
Kabupaten Lembata. Jika dibandingkan dengan tahun 2014, maka pada
tahun 2015 terjadi penambahan frekuensi promosi pariwisata sebanyak
2 (dua) kali. Hingga Tahun 2015

frekuensi promosi pariwisata

dilaksanakan sebanyak 53 kali, yang terdiri dari 21 kali promosi


pariwisata pada awal RPJMD dan 32 kali promosi pariwisata pada awal
RPJMD hingga tahun 2015, sementara target akhir RPJMD, jumlah
frekuensi promosi pariwisata dilaksanakan sebanyak 34 kali.
Promosi obyek pariwisata dilaksanakan dalam rangka menampilkan
potensi-potensi pariwisata di daerah Kabupaten Lembata. Dengan
adanya promosi yang dilakukan oleh Pemerinah Kabupaten Lembata
melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, semua obyek wisata yang
ada di daerah ini dikenal dan diketahui, sekaligus mengundang minat
para wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan

Page | 130

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

domestik untuk menikmati keindahan pariwisata di daerah Kabupaten


Lembata.
Adapun

kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan

kegiatan yag mendukung Sasaran Strategis Keenam Indikator Kinerja


Kedua adalah kondisi infrastruktur di Kabupaten Lembata belum
memungkinkan

bagi

para

wisatawan

untuk

menjangkau

daerah

pariwisata di daerah ini.


Terhadap kendala tersebut di atas, Pemerintah Kabupaten Lembata
melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Dinas Pekerjaan Umum
telah melakukan pembenahan infrastruktur, terutama infrastruktur
jalan raya agar para wisatawan dapat menjangkau daerah pariwisata di
wilayah kabupaten ini.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Keenam Indikator Kinerja Kedua sebesar Rp. 1.064.357.200,atau 98,89% dari total pagu sebesar Rp. 1.076.307.200. Dari target dan
realisasi

yang

penggunaan

telah

sumber

digambarkan,
daya

maka

keuangan

analisis

untuk

atas

efisiensi

pencapaian

Sasaran

Strategis Keenam Indikator Kinerja Kedua efisien karena capaian


pelaksanaan program mencapai 100%, sementara masih tersedia sisa
anggaran untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan yang
mendukung Sasaran Strategis Keenam Indikator Kinerja Kedua.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Keenam Indikator Kinerja
Kedua didukung oleh pelaksanaan Program Pengembangan Pemasaran
Pariwisata dengan kegiatan antara lain:
a) Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Pemasaran
pariwisata;
b) Pengembangan jaringan Kerja Sama Promosi Pariwisata; dan
c) Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara di Dalam dan di Luar
Negeri.
3. Jumlah Koordinasi Perencanaan Pembangunan Ekonomi.
Pada tahun 2015, dilaksanakan satu jenis kerja sama pembangunan di
bidang ekonomi, dengan pelaksanaan kegiatan berupa koordinasi
penanggulangan kemiskinan daerah dan pelaksanaan program desa
mandiri anggur merah. Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan
agenda recovery ekonomi, salah satu misi Pemerintah Kabupaten
Lembata

Tahun

2011

2016.

Pada

tahun

2014,

juga

masih

dilaksanakan jenis kerja sama pembangunan di bidang ekonomi yang


Page | 131

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

sama, yaitu pelaksanaan kegiatan berupa koordinasi penanggulangan


kemiskinan daerah dan pelaksanaan program desa mandiri anggur
merah. Jika dibandingkan dengan tahun 2014, maka pada tahun 2015
masih dilaksanakan kegiatan dengan jumlah dan bentuk yang sama.
Hingga Tahun 2015 jumlah koordinasi perencanaan pembangunan
ekonomi mencapai 1 kegiatan koordinasi, mencapai target RPJMD, yaitu
1 jenis koordinasi perencanaan pembangunan ekonomi. Koordinasi
perencanaan pembangunan ekonomi dilaksanakan dengan tujuan
untuk menanggulangi kemiskinan daerah.
Adapun kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Ketiga Indikator Kinerja
Ketiga adalah hasil koordinasi perencanaan pembangunan di bidang
ekonomi dan koordinasi pelaksanaannya belum ditindaklanjuti secara
optimal karena sumber daya manusia (SDM) masyarakat Kabupaten
Lembata belum siap untuk diubah sehingga program penanggulangan
kemiskinan daerah yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten Lembata
berjalan lamban.
Terhadap kendala ini, maka solusi yang ditawarkan Pemerintah
Kabupaten Lembata melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
adalah menyiapkan SDM masyarakat Kabupaten Lembata sehingga
betul-betul

siap

menghadapi

tuntutan

perubahan

ekonomi

dari

kemiskinan menuju ke kehidupan yang lebih layak dan memadai.


Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Keenam Indikator Kinerja Ketiga sebesar Rp. 150.356.999,atau 86,70% dari total pagu sebesar Rp. 173.413.400. Dari target dan
capaian seperti yang telah digambarkan, maka analisis atas efisiensi
penggunaan

sumber

daya

keuangan

untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Keenam Indikator Kinerja Ketiga efisien karena capaian


pelaksanaan program mencapai 100%, sementara masih tersedia sisa
anggaran untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan yang
mendukung Sasaran Strategis Keenam Indikator Kinerja Ketiga.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Keenam Indikator Kinerja
Ketiga didukung oleh pelaksanaan Program Perencanaan Pembangunan
Ekonomi dengan kegiatan antara lain:
a) Koordinasi Perencanaan pembangunan Bidang Ekonomi; dan
b) Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah.

Page | 132

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

VII.

Sasaran Strategis Ketujuh

: Terpromosinya Obyek-Obyek Wisata


Unggulan.

Dalam mewujudkan Recovery Ekonomi, Sasaran Strategis Ketujuh


yang ingin dicapai Pemerintah Kabuapten Lembata adalah Terpromosinya
Obyek-Obyek Wisata Unggulan. Sasaran Strategis Ketujuh ini masih
memiliki tujuan yang sama dengan sasaran strategis yang lain dalam Misi
Ketiga, yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing dalam
bidang ekonomi. Pencapaian Sasaran Strategis ini didukung oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lembata.

Berikut Pengukuran

Kinerja Sasaran Strategis Ketujuh tersaji pada Tabel 3.27 Berikut ini:
3.27. Tabel Pengukuran Capaian Sasaran Strategis Ketujuh
REALISASI
NO

3.

INDIKATOR KINERJA

Jumlah

2012

Lembaga

2013
-

TAHUN 2015

2014
-

TAR

REAL

GET

ISASI

CAPAIAN
%

RPJMD

TARGET

CAPA

TAHUN

AKHIR

IAN

KE-4

RPJMD

0%

Mitra

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sampai dengan tahun


2015 tidak ada lembaga mitra yang melakukan kerja sama dengan
Pemerintah

Kabupaten

Lembata

dalam

rangka

memajukan

bidang

pariwisata. Hal ini disebabkan karena selain kendala sarana dan prasarana
transportasi untuk menjangkau daerah Kabupaten Lembata, di sisi lain
kondisi infrastruktur terutama jalan raya belum memadai, sehingga belum
ada

pihak

lembaga

mitra

yang

mengembangkan

usaha

di

bidang

kepariwisataan di daerah ini.


Walaupun

demikian,

Pemerintah

Kabupaten

Lembata

terus

melakukan promosi atau pemasaran pariwisata agar dapat dikenal secara


nasional maupun internasional. Untuk mengembangkan promosi dan
pemasaran

pariwisata

tersebut,

Pemerintah

Kabupaten

Lembata

melakukan kerja sama dengan lembaga mitra yang bergerak di bidang


publikasi dan informasi, seperti surat kabar dan media elektronik seperti
televisi, untuk melakukan promosi pariwisata. Kerja sama dalam rangka
promosi dan pemasaran pariwisata tersebut dilakukan dengan SKH Pos
Kupang, Media NTT, Majalah Fortuna, Trans Nusa, Majalah Lion Mag,
Paradiso, Destinasi dan Kompas.

Diharapkan dengan adanya publikasi


Page | 133

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

dan pemasaran pariwisata daerah Kabupaten Lembata, pada tahun-tahun


mendatang lembaga mitra yang bergerak di bidang pariwisata dapat
berminat untuk mengembangkan usaha pariwisata di Kabupaten Lembata.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Ketiga Indikator Kinerja Ketiga sebesar Rp. 37.083.000,- atau


81,23% dari total pagu sebesar Rp. 45.653.400. Dari target dan capaian
seperti yang telah digambarkan, analisis atas efisiensi penggunaan sumber
daya keuangan untuk pencapaian Sasaran Strategis Keenam Indikator
Kinerja Ketiga tidak efisien karena capaian pelaksanaan program masih di
bawah target, yaitu 0%, sementara anggaran yang direalisasikan untuk
melaksanakan pogram dan kegiatan yang mendukung sasaran Stregetis
Ketiga Indikato Kinerja Ketiga telah mencapai 81%.
Kegagalan pencapaian Sasaran Strategis Keenam Indikator Kinerja
Ketiga didukung oleh pelaksanaan Program Pengembangan Kemitraan
dengan

kegiatan Pelaksanaan Koordinasi Pembangunan Kemitraan

Pariwisata.
VIII. Sasaran Strategis Kedelapan

: Meningkatnya

Sektor

Pendukung

Pariwisata.
Dalam mewujudkan Recovery Ekonomi, Sasaran Strategis Kedelapan
yang diusung Pemerintah Kabuapten Lembata adalah Jumlah Koordinasi
Perencanaan Pembangunan Ekonomi. Sasaran Strategis ini masih memiliki
tujuan yang sama dengan sasaran strategis yang lain dalam Misi Ketiga,
yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing dalam bidang
ekonomi.

Pencapaian

Perencanaan

Sasaran

Pembangunan

Strategis

Daerah

ini

didukung

Kabupaten

oleh

Badan

Lembata.

Berikut

Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Kedelapan sebagaimana tersaji


pada Tabel 3.27 berikut ini:
3.27. Pengukuran Capaian Sasaran Strategis Kedelapan
REALISASI
NO

4.

INDIKATOR KINERJA

Jumlah Perencanaan
Pembangunan

2012
1

2013
1

2014
1

TAHUN 2015
TAR

REALI

GET

SASI

CAPAIAN

TARGET

RPJMD

AKHIR

CAPA

TAHUN

RPJMD

IAN

KE-4

100

Ekonomi

Page | 134

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa

pada tahun 2015,

terdapat 1 (satu) bentuk perencanaan pembangunan ekonomi.


kegiatannya

berupa

koordinasi

penyusunan

dokumen

Jenis

perencanaan

terutama dukumen Rencana Kerja (Renja) SKPD yang menangani bidang


ekonomi untuk mewujudkan agenda recovery ekonomi yang indikator
kinerjanya menyebar pada beberapa urusan dengan masing-masing
indikator dan target kinerja, sedangkan pada tahun 2014, juga masih
terdapat 1 perencanaan pembangunan ekonomi dengan jenis kegiatan yang
sama.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target RPJMD Kabupaten Lembata tahun 2011 2016, maka
terdapat 4 (empat) bentuk

Perencanaan pembangunan Ekonomi, belum

mencapai target akhir RPJMD Kabupaten Lembata, yaitu 6 bentuk


perencanaan pembangunan ekonomi.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kedelapan Indikator Kinerja Kedelapan sebesar 93.524.599,- atau


83%

dari

total

pagu

sebesar

Rp.

112.620.100.

Terdapat

efisiensi

penggunaan sumber daya keuangan dalam mencapai Sasaran Stretegis


dan Indikator Kinerja ini karena realisasi kegiatan yang mendukung
pelaksanaan Sasaran Strategis Kedelapan Indikator Kinerja ini mencapai
target, sementara masih terdapat sisa keuangan yang direalisasikan.
Pencapaian Sasaran Strategis Kedelapan Indikator Kinerja ini didukung
oleh pelaksanaan Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi dengan
kegiatan Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang Ekonomi.
Misi Keempat: Peningkatan Pendapatan Daerah
Pencapaian Misi Keempat, yaitu Peningkatan Pendapatan Daerah
dilakukan melalui upaya meningkatkan sumber pendanaan, sumber
pendapatan dan kemitraan dengan dunia usaha (lokal, regional dan global),
serta ketepatan alokasi bidang pembangunan.

Peningkatan sumber

pendapatan didorong selaras dengan peningkatan investasi daerah,


pengembangan industri rumahan serta pemanfaatan potensi dan sumber
daya alam Kabupaten Lembata, sebagai loncatan dalam pembangunan
ekonomi

yang

meningkatkan

mengarah
pendapatan

kepada
daerah.

salah

satu

Capaian

sasaran
Kinerja

akhir,

dalam

yaitu
rangka

Page | 135

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

mewujudkan Misi Keempat: Peningkatan Pendapatan Daerah sebagaimana


dijabarkan sebagai berikut:
I. Sasaran Strategis Pertama

: Meningkatnya

Sumber-Sumber

Pendapatan Daerah.
Dalam mewujudkan Misi Keempat Rencana Pembangunan Jangka
Menegah Daerah Kabupaten Lembata Tahun 2011-2016, Sasaran Strategis
Pertama

yang

ingin

dicapai

adalah

Meningkatnya

Sumber-Sumber

Pendapatan Daerah. Pencapaian Sasaran Strategis Pertama didukung


sepenuhnya oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah

dan

Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah.

Berikut

Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Pertama tersaji pada Tabel 3.28


berikut ini:
3.28. Tabel Pengukuran Capaian Sasaran Strategis Pertama
REALISASI
NO

1.

INDIKATOR KINERJA

Jumlah

Pendapatan

Asli Daerah

2012

2013

TAHUN 2015

2014

TAR

REALIS

GET

ASI

%
CAPA
IAN

CAPAIA

TARGET

AKHIR

RPJMD

RPJMD

TAHUN
KE-4

21.30

22.49

28.60

27.00

28.892.6

106,9

28.892.6

35.000.0

8.269

9.236

3.504

8.353

62.673,4

7%

62.673

00.000

.969,

.777,

.695,

.296,

02

36

73

00
100%

2.

Jumlah Investor

3.

Nilai Kontribusi atas

31,52

31,84

32,15

32,46

38.632.2

118,9

38.632.2

2602

Investasi

8,628

0,793

2,957

5,122

65.628

9%

65.628

juta

,444

,082

,720

,358

bagi

Pemerintah Daerah

Berdasarkan Tabel di atas diketahui:


1. Jumlah Pendapatan Asli Daerah
Pada Tahun 2015 jumlah pendapatan asli daerah Kabupaten Lembata
sebesar

Rp.

sedangkan
Kabupaten

28.892.662.673,-

pada

tahun

Lembata

2014,
sebesar

dari

tagret

jumlah
Rp.

Rp.

27.008.353.296,-

pendapatan

asli

daerah

28.603.504.695,73,-

Jika

dibandingkan dengan Tahun 2014, maka pada tahun 2015, jumlah


pendapatan asli daerah Kabupaten Lembata mengalami peningkatan
sebesar Rp. 289.157.977,74,- Peningkatan ini diebabkan karena

Page | 136

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

adanya pembenahan dan penertiban obyek pajak yang selama ini tidak
terakomodir menjadi obyek pajak daerah Kabupaten Lembata.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target jangka menengah maka Jumlah Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Lembata sebesar Rp. 28.892.662.673,47,- belum mencapai
target akhir RPJMD Kabupaten Lembata, yaitu Rp. 35. 000. 000. 000,Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan
daerah

yang

pemerintahan

digunakan
dan

untuk

pembangunan

membiayai
daerah

penyelenggaraan

sebagai

wujud

dari

pelaksanaan otonomi daerah. Dalam mengajar Pendapatan Asli Daerah,


Pemerintah Kabupaten Lembata mengalami kendala yaitu penetapan
target pendapata asli daerah pada dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lembata tahun 2011 2016
terlampau besar dan tidak memperhitungkan potensi daerah yang ada.
Terhadap kendala ini, solusi yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten
Lembata melalui Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah, sebagai berikut:
1. Upaya ekstensifikasi, yaitu dengan melakukan penggalian potensi
sumber-sumber

pendapatan

daerah

yang

baru

dan

upaya

intensifikasi, yaitu dengan mengoptimalkan sumber pendapatan


daerah yang ada guna meningkatkan pendapatan asli daerah.
2. Mendorong optimalisasi fungsi pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan pungutan pendapatan asli daerah secara berjenjang.
3. Pembinaan dan peningkatan kesadaran wajib pajak dan wajib
retribusi daerah melalui sosialisasi peraturan daerah tentang pajak
daerah dan retribusi daerah.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Pertama Indikator Kinerja Kesatu sebesar Rp. 4.266.489.200,atau 60% dari total pagu sebesar Rp. 2.566.367.613,- Terdapat efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang
mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
Kesatu melampaui target RPJMD, sementara masih terdapat sisa
keuangan yang direalisasikan.
Pencapaian

Sasaran

Strategis

Pertama

Indikator

Kinerja

Kesatu

didukung oleh pelaksanaan Program Peningkatan dan Pengembangan


Pengelolaan Keuangan Daerah dengan kegiatan antara lain:

Page | 137

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

a)

Intensifikasi

dan

ekstensifikasi

Sumber-Sumber

Pendapatan

Daerah; dan
b)

Pengelolaan Administrasi Keuangan Daerah.

2. Jumlah Investor.
Pada tahun 2015, jumlah investor di wilayah Kabupaten Lembata
sebanyak 1 (satu) investor, yakni PT. Emas Ikan Samudra Indonesia
(EISINDO), sedangkan pada tahun 2014, Jumlah Investor di wilayah
Kabupaten Lembata sebanyak 1 (satu) investor, yakni PT. West Atadei
Geotermal.
Jika dibandingkan dengan tahun 2014, maka pada tahun 2015 jumlah
investor di Kabupaten Lembata bertambah satu investor.

Terjadinya

penambahan investor ini disebabkan karena adanya peluang usaha di


wilayah Kabupaten Lembata, sehingga para investor dapat menjalankan
peluang usaha di wilayah ini.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target jangka menengah, maka hingga tahun keempat RPJMD,
terdapat 4 (empat) investor, belum mencapai target akhir RPJMD yaitu
6 investor.
Dengan

adanya

investor

yang

menanamkan

modal

di

wilayah

Kabupaten Lembata maka dampak yang terasa hingga saat ini adalah:
1)

Adanya

penambahan

Pendapatan

Asli

Daerah;

2)

Memacu

pertumbuhan ekonomi; dan 3) Menciptakan lapangan kerja baru.


Adapun kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
Kedua adalah media promosi peluang dan potensi investasi Kabupaten
Lembata yang belum memadai, belum mengenali secara keseluruhan
potensi

sumber

daya

alam

yang

bisa

dipromosikan,

kondisi

infrastruktur pendukung investasi belum memadai dan rendahnya


daya tarik investasi.
Adapun solusi yang telah dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah
melakukan promosi melalui website, buku/booklet/brosur/ leaflet dan
mengikuti even pameran/expo, melakukan koordinasi dengan berbagai
pihak

untuk

menyamakan

presepsi

tentang

upaya

peningkatan

penanaman modal di Kabupaten Lembata serta menyepakati potensi


unggulan/produk unggulan daerah.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Pertama Indikator Kinerja Kedua sebesar Rp 261.433.933,Page | 138

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

atau 97% dari total pagu sebesar Rp. 268.554.900,- Terdapat efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang
mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
Kedua sesuai target, sementara masih terdapat sisa anggaran yang
direalisasikan.
Pencapaian
didukung

Sasaran
oleh

Strategis

pelaksanaan

Pertama
Program

Indikator
Peningkatan

Kinerja

Kedua

Promosi

dan

Kerjasama Investasi dengan kegiatan:


a) Promosi dan Kerjasama Investasi; dan
b) Koordinasi Perencanaan dan Pengembangan Penanaman Modal.
3. Nilai Kontribusi atas Investasi bagi Pemerintah Daerah.
Pada tahun 2015, nilai kontribusi dan investasi bagi Pemerintah
Kabupaten Lembata sebesar Rp. 38.632.265.628,- sedangkan pada
tahun 2014, nilai kontribusi dan investasi bagi Pemerintah Kabupaten
Lembata sebesar Rp. 32.152.957.720,- Jika dibandingkan dengan
tahun 2014, maka pada tahun 2015 nilai kontribus dan investasi bagi
Pemerintah

Kabupaten

6.479.307.908,-

Terjadinya

Lembata

bertambah

Peningkatan

investasi

sebesar
ini

Rp.

disebabkan

karena nilai investasi untuk masing-masing perusahaan mengalami


peningkatan.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target akhir RPJMD maka nilai kontribus dan investasi bagi
Pemerintah Kabupaten Lembata Sebesar Rp. 38.632.265.628,- belum
mencapai target akhir RPJMD, dengan nilai kontribus dan investasi
bagi Pemerintah Kabupaten Lembata sebesar Rp. 26. 201 Juta.
Dengan adanya penambahan nilai kontribusi atas investasi bagi
Pemerintah Daerah maka Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lembata
semakin meningkat.
Dalam melaksanakan investasi, tidak ada kendala yang dihadapi para
investor karena Kabupaten Lembata memberikan jaminan keamanan
dan kemudahan proses pelayanan perizinan serta kenayaman kepada
para investor, kemudahan proses perizinan antara lain lama proses
perizinan, jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah, infrastruktur
serta kebijakan yang mendukung investasi.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Pertama Indikator Kinerja Ketiga sebesar Rp 50.084.950,atau 92% dari total pagu sebesar Rp. 54.177.300. Terdapat efisiensi
Page | 139

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

penggunaan sumber daya keuangan dalam melaksanakan program dan


kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
Ketiga karena realisasi kegiatan yang mendukung pelaksanaan Sasaran
Strategis Pertama Indikator Kinerja Ketiga sesuai target, sementara
masih terdapat sisa anggaran yang direalisasikan.
Pencapaian

Sasaran

Strategis

Pertama

Indikator

Kinerja

Ketiga

sesungguhnya tidak terlepas dari pelaksanaan Program Peningkatan


Iklim Investasi dan Realisasi Investasi dengan kegiatan Pengembangan
Sistem Informasi Penanaman Modal.
II. Sasaran Strategis Kedua

: Meningkatnya Investasi Daerah.

Dalam mewujudkan Misi Keempat Rencana Pembangunan Jangka


Menegah Daerah Kabupaten Lembata Tahun 2011 2016, Sasaran
Strategis Kedua yang ingin dicapai adalah Meningkatnya Investasi Daerah.
Pencapaian Sasaran Strategis ini didukung oleh Sekretariat Daerah
Kabupaten Lembata. Berikut Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Kedua
tersaji pada Tabel 3.29 berikut ini:
3.29. Tabel Pengukuran Capaian Sasaran Strategis Kedua
REALISASI
NO

1.

INDIKATOR KINERJA

Jumlah

Optimalisasi

Pemanfaatan

Sarana

2012
1

2013
1

2014
1

TAHUN 2015
TAR

REALI

GET

SASI

CAPAIAN

TARGET

RPJMD

AKHIR

CAPA

TAHUN

RPJMD

IAN

KE-4

100

dan Prasarana Publik

Berdasarkan tabel 3.29, diketahui Jumlah Optimalisasi Pemanfaatan


Sarana dan Prasarana Publik pada Tahun 2015 yaitu Jober merupakan
satu sarana dan prasarana publik yang dioptimalkan. Pada tahun ini,
Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana publik hanya sebatas
pada kegiatan pemeliharaan terhadap asset / fasilitas Depot BBM/Jobber,
sedangkan pada Tahun 2014 jumlah sarana dan prasarana yang
dioptimalkan sebanyak 1 buah, yaitu Depot Mini BBM atau Jober. Hal ini
menunjukkan bahawa tidak terjadi penambahan jumlah optimalisasi
pemanfaatan sarana/prasarana publik. Hingga Tahun 2015, Pemerintah
Kabupaten Lembata masih memfokuskan program dan kegiatan revisi
Page | 140

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

perencanaan teknis Dermaga Depot BBM, ini menindaklanjuti salah satu


point rekomendasi dari pihak Pertamina yaitu kolam labuh dermaga yang
ada tidak dapat disandari Kapal Pertamina dengan bobot diatas 3000Dwt.
Jika realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target akhir RPJMD, maka masih terdapat 1 buah sarana dan
prasarana publik atau 20%, belum mencapai target akhir RPJMD yaitu 5
buah sarana dan prasarana publik atau 100%.
Sarana/prasarana publik atau Depot Mini BBM yang dimaksud
sebagai tempat pemasok BBM untuk wilayah Kabupaten Lembata. Namun
sejak dibangun, Depot Mini ini belum dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya karena kolam labuh dermaga yang ada tidak dapat
disandari Kapal Pertamina dengan bobot diatas 3000Dwt, sehingga hasil
dari pelaksanaan program dan kegiatan yang mendukung Sasaran
Strategis Ketujuh Indikator Kinerja ini belum bisa dirasakan manfaatnya.
Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program dan kegiatan
yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja ini
adalah kolam labuh yang ada tidak dapat disandari Kapal Pertamina
dengan bobot di atas 300Dwt. Terhadap kendala ini, hingga sekarang depot
mini BBM atau Jober semenjak selesai dikerjakan belum berfungsi.
Terhadap kendala ini, Pemerinah Kabupaten Lembata berupaya
melakukan revisi perencanaan teknis dermaga Depot Mini BBM/Jober
sehingga pada tahun-tahun mendatang sarana publik ini dapat bermanfaat
sebagai pemasok bahan bakar minyak (BBM) bagi masyarakat Kabupaten
Lembata.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kedua Indikator Kinerja ini sebesar Rp. 154.990.400,- atau 49%
dari total pagu sebesar Rp. 914.828.600. Terdapat efisiensi penggunaan
sumber daya keuangan dalam melaksanakan program dan kegiatan yang
mendukung Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja ini karena realisasi
kegiatan

tercapai,

sementara

masih

terdapat

sisa

keuangan

yang

direalisasikan.
Pencapaian Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja ini didukung
oleh pelaksanaan Program Optimalisasi Pemanfaatan Sarana/Prasarana
Publik dengan kegiatan Koordinasi pelaksanaan Operasional Depot Mini
BBM/Jober.
Misi Kelima: Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Page | 141

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Percepatan pembangunan infrastruktur berupa infrastruktur jalan,


listrik, air, sarana ibadah serta sarana sosial. Pembangunan infrastruktur
tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan Lembata Benderang dan
Lembata Bersimbur Air 2014. Di samping untuk pemenuhan kebutuhan
dasar,

pembangunan

infrastruktur

juga

diarahkan

pada

destinasi

pariwisata guna mendukung pembangunan pariwisata di Kabupaten


Lembata. Capaian Kinerja dalam rangka mewujudkan Misi Kelima:
Percepatan Pembangunan Infrastruktur dapat dijabarkan sebagai berikut:
I.

Sasaran Strategis Pertama : Meningkatnya

Infrastruktur

Transportasi

Darat, Laut dan Udara.


Dalam mewujudkan Misi Kelima Rencana Pembangunan Jangka
Menegah Daerah Kabupaten Lembata Tahun 2011 2016, Sasaran
Strategis Pertama yang diusung adalah Meningkatnya Infrastruktur
Transportasi Darat, Laut dan Udara. Pencapaian Sasaran Strategis ini
didukung

sepenuhnya

oleh

Dinas

Pekerjaan

Umum

dan

Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. Berikut Pengukuran Kinerja


Sasaran Strategis Pertama sebagaimana tersaji pada Tabel 3.30 berikut ini:
1.30. Tabel Pengukuran Capaian Sasaran Strategis Pertama
REALISASI
NO
1.

2.

3.

4.

INDIKATOR KINERJA
Prosentase
Panjang
Ruas
Jalan
yang
Menenuhi
Kriteria
Keselamatan
terhadap
Seluruh Panjang Jalan
yang
Menghubungkan
Semua Pusat Kegiatan
Prosentase
Panjang
Jalan yang Memenuhi
Kriteria Kondisi Jalan
terhadap
Seluruh
Panjang
Jalan
yang
Menghubungkan
seluruh
PK
dalam
Wilayah
Prosentase
Panjang
Jalan yang Memenuhi
Kriteria
Keselamatan
terhadap
Seluruh
Panjang
Jalan
yang
Menghubungkan
Seluruh
PK
dalam
Wilayah
Prosentase
Jumlah
angkutan umum yang
melayani jaringan trayek
yang
menghubungkan
daerah tertinggal dan

TAHUN 2015
TARG
ET

REALIS
ASI

50%

58,81
%

58,81%

%
CAPAI
AN
100%

10,8%

(11,1
%

7,4%

10,6%

144%

16,41
%

120,8
Km

95,35
Km

29,10
%

29,10
%

37,31
%

2012

2013

2014

41%

45%

10,4%

CAPAIAN
RPJMD
TAHUN
KE-4
58,81%

TARGET
AKHIR
RPJMD
50%

43%

60%

7,35
%

10,6%

144,2
0%

58,81%

50%

3 Unit

1 Unit

33%

97%

100%

Page | 142

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015
REALISASI
NO

5.

6.

7.

8.

9.

INDIKATOR KINERJA
terpencil dengan wilayah
yang telah berkembang
pada wilayah yang telah
tersedia jaringan jalan
Kabupaten/Kota
Prosentase Jumlah halte
pada
setiap
Kabupaten/Kota
yang
telah dilayani angkutan
umum dalam trayek
Prosentase
jumlah
pelabuhan
penyeberangan
pada
Kabupaten/Kota
yang
memiliki
pelayanan
angkutan
penyeberangan
yang
beroperasi pada lintas
penyeberangan
dalam
Kabupaten/ Kota pada
wilayah yang memiliki
alur pelayaran
Prosentase jumlah kapal
penyeberangan
yang
beroperasi pada lintas
dalam Kabupaten/Kota
pada wilayah yang telah
ditetapkan
lintas
penyeberangan
dalam
Kabupaten/Kota
Prosentase
jumlah
angkutan umum yang
melayani wilayah yang
telah tersedia jaringan
jalan Kabupaten
Jumlah angkutan umum
yang melayani trayek di
dalam kabupaten/kota
yang
menerapkan
standar keselamatan

TAHUN 2015
REALIS
ASI

%
CAPAI
AN

CAPAIAN
RPJMD
TAHUN
KE-4

TARGET
AKHIR
RPJMD

2012

2013

2014

TARG
ET

2 Unit

0%

0%

100%

10%

26%

18

14

77%

76%

50%

20%

100%

60%

75%

60%

43%

58, 125%

300

484

484

100%

784

1821

Berdasarkan Tabel di atas diketahui:


1. Prosentase Panjang Ruas Jalan yang Menenuhi Kriteria Keselamatan
terhadap Seluruh Panjang Jalan yang Menghubungkan Semua Pusat
Kegiatan.
Pada Tahun 2015 prosentase panjang ruas jalan yang menenuhi
kriteria

keselamatan

terhadap

seluruh

panjang

jalan

yang

menghubungkan semua pusat kegiatan sebesar 58,81% atau 400 Km.


Terjadinya peningkatan prosentase panjang ruas jalan yang menenuhi
kriteria

keselamatan

terhadap

seluruh

panjang

jalan

yang

menghubungkan semua pusat kegiatan disebabkan karena adanya


bantuan anggaran multiyears dari pemerintah pusat. Pada tahun 2014
prosentase panjang ruas jalan yang menenuhi kriteria keselamatan
terhadap seluruh panjang jalan yang menghubungkan semua pusat
kegiatan sebesar 50% atau 340 Km. Jika dibandingkan dengan tahun
2014, pada tahun 2015 prosentase panjang ruas jalan yang menenuhi
kriteria

keselamatan

menghubungkan

semua

terhadap
pusat

seluruh
kegiatan

panjang
mengalami

jalan

yang

peningkatan
Page | 143

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

sebesar 8,81% atau 60 Km. Hingga Tahun 2015 prosentase panjang


ruas jalan yang menenuhi kriteria keselamatan terhadap seluruh
panjang jalan yang menghubungkan semua pusat kegiatan sebesar
58,81% atau 400 Km dari target akhir RPJMD yaitu 50% atau 340 Km
dari keseluruhan panjang ruas jalan di wilayah Kabupaten Lembata
sebesar 679,9 Km.
Dengan adanya perbaikan panjang jalan agar menenuhi kriteria
keselamatan, maka jumlah kasus kecelakaan lalu lintas di wilayah
Kabupaten Lembata menurun. Di samping itu,

adanya kondisi jalan

sepeti ini, mobilisasi masyarakat terjamin aman dan bebas dari


kecelakaan lalu lintas.
Adapun kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
Kesatu adalah:
1. Jadwal pelelangan pengerjaan jalan yang selama ini dilaksanakan
pada akhir tahun anggaran bersamaan dengan musim hujan
sehingga badan jalan yang sudah dibuat mudah rusak.
2. Ketiadaan anggaran untuk pemeliharaan jalan.
Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas
Pekerjaan Umum menawarkan solusi untuk mengatasi kendala yang
ada, yaitu:
1. Merencanaan jadwal pelelangan pengerjaan jalan terjadi pada
pertengahan tahun, sehingga kualitas jalan memenuhi kriteria
keselamatan.
2. Pengalokasian anggaran dalam rangka pemeliharaan badan jalan
yang sudah ada.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk
Strategis

Pertama

Indikator

36.604.450.759,-

atau

47%

77.413.131.614,-

Terdapat

Kinerja
dari

efisiensi

total

pencapaian
Kesatu
pagu

penggunaan

Sasaran

sebesar

Rp.

sebesar

Rp.

sumber

daya

keuangan karena realisasi kegiatan yang mendukung pelaksanaan


Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Kesatu mencapai target,
sementara masih terdapat sisa keuangan yang direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
Kesatu

sesungguhnya

tidak

terlepas

dari

pelaksanaan

Program

Pembangunan Jalan dan Jembatan dengan kegiatan antara lain:


a) Pembangunan Jalan;
Page | 144

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

b) Pembangunan Jembatan; dan


c) Peningkatan Jalan.
2. Prosentase Panjang Jalan yang Memenuhi Kriteria Kondisi Jalan
terhadap Seluruh Panjang Jalan yang Menghubungkan seluruh Pusat
Kegiatan dalam Wilayah.
Pada Tahun 2015 prosentase panjang ruas jalan yang menenuhi
kriteria

kondisi

jalan

terhadap

seluruh

panjang

jalan

yang

menghubungkan seluruh pusat kegiatan dalam wilayah sebesar 10,6%


atau 72, 1 Km dari target 50 atau 7,4 Km. Sedangkan pada Tahun 2014
prosentase panjang ruas jalan yang menenuhi kriteria kondisi jalan
terhadap seluruh panjang jalan yang menghubungkan seluruh pusat
kegiatan

dalam

wilayah

sebesar

11,1%

atau

75,7

Km.

Jika

dibandingakn dengan tahun 2014, maka pada tahun 2015 prosentase


panjang ruas jalan yang menenuhi kriteria kondisi jalan terhadap
seluruh panjang jalan yang menghubungkan seluruh pusat kegiatan
dalam wilayah mengalami penurunan sebesar 0,5%. Penurunan ini
disebabkan

karena

pelaksanaan

program

dan

kegiatan

yang

mendukung Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja Kedua karena


proses penyelesaian proyek jalan tidak sesuai dengan target yang
ditetapkan.
Hingga Tahun 2015 prosentase panjang ruas jalan yang menenuhi
kriteria

kondisi

jalan

terhadap

seluruh

panjang

jalan

yang

menghubungkan seluruh pusat kegiatan dalam wilayah sebesar 43%


atau 292,3 Km dari target akhir RPJMD yaitu 60% atau 407,9 Km dari
keseluruhan panjang ruas jalan di wilayah Kabupaten Lembata sebesar
679,9 Km. Dengan adanya perbaikan panjang jalan agar memenuhi
kriteria keselamatan, maka jumlah kasus kecelakaan lalu lintas di
wilayah Kabupaten Lembata menurun. Di samping itu, dengan adanya
kondisi jalan seperti ini, mobilissasi masyarakat terjamin aman dan
bebas dari kecelakaaan lalu lintas.
Adapun kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
Kedua adalah:
1. Jadwal pelelangan pengerjaan jalan yang selama ini dilaksanakan
pada akhir tahun anggaran bersamaan dengan musim hujan
sehingga badan jalan yang sudah dibuat mudah rusak.
2. Ketiadaan anggaran untuk pemeliharaan jalan.
Page | 145

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas


Pekerjaan Umum menawarkan solusi untuk mengatasi kendala yang
ada, yaitu:
1. Merencanaan jadwal pelelangan pengerjaan jalan terjadi pada
pertengahan tahun, sehingga kualitas jalan memenuhi kriteria
keselamatan.
2. Pengalokasian anggaran dalam rangka pemeliharaan badan jalan
yang sudah ada.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk
Strategis

Pertama

Indikator

36.604.450.759,-

atau

47%

77.413.131.614,-

Terdapat

Kinerja
dari

efisiensi

total

pencapaian Sasaran
Kedua
pagu

penggunaan

sebesar

Rp.

sebesar

Rp.

sumber

daya

keuangan untuk mencapai Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja


Kedua karena realisasi kegiatan sesuai target, sementara masih
terdapat sisa anggaran yang direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
Kedua tidak terlepas dari pelaksanaan Program Pembangunan Jalan
dan Jembatan dengan kegiatan antara lain:
a) Pembangunan Jalan;
b) Pembangunan Jembatan; dan
c) Peningkatan Jalan.
3. Prosentase Panjang Jalan yang Memenuhi Kriteria Kecepatan terhadap
Seluruh Panjang Jalan yang Menghubungkan Seluruh Pusat Kegiatan
dalam Wilayah.
Pada tahun 2015, prosentase panjang jalan yang memenuhi kriteria
kecepatan terhadap seluruh panjang jalan yang menghubungkan
seluruh pusat kota dalam wilayah sebesar 10,6% atau 72,1 Km dari
terget 50 Km, sedangkan pada tahun 2014, prosentase panjang jalan
yang memenuhi kriteria kecepatan terhadap seluruh panjang jalan
yang menghubungkan seluruh pusat kota dalam wilayah sebesar
14,02% atau 95,35 Km. Jika dibandingkan dengan tahun 2014, pada
tahun 2015, prosentase panjang jalan yang memenuhi kriteria
kecepatan terhadap seluruh panjang jalan yang menghubungkan
seluruh pusat kota dalam wilayah mengalami penurunan sebesar
3,41% atau 23,25 Km. Penurunan ini disebabkan karena beberapa
paket jalan yang dikerjakan belum memenuhi target yang ditentukan.
Hingga Tahun 2015 prosentase panjang jalan yang memenuhi kriteria
Page | 146

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

kecepatan terhadap seluruh panjang jalan yang menghubungkan


seluruh pusat kota dalam wilayah sudah mencapai 58,81% atau atau
399,84 Km, melampaui terget akhir RPJMD yaitu 50% atau 339,95 Km
dari keseluruhan panjang ruas jalan di wilayah Kabupaten Lembata
sebesar 679,9 Km.
Dengan adanya perbaikan panjang jalan agar menenuhi kriteria
keselamatan, maka jumlah kasus kecelakaan lalu lintas di wilayah
Kabupaten Lembata menurun. Di samping itu, dengan adanya kondisi
jalan sepeti ini, mobilissasi masyarakat terjamin aman dan bebas dari
kecelakana lalu lintas.
Adapun kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
Ketiga adalah:
1. Paket pelelangan jalan tidak selesai tepat waktu.
2. Kualitas jalan tidak sesuai dengan harapan masyarakat (cepat
rusak dan tidak bertahan lama); dan
3. Ketiadaan anggaran untuk pemeliharaan jalan.
Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas
Pekerjaan Umum menawarkan solusi untuk mengatasi kendala yang
ada dengan cara:
1. Mengambil tindakan tegas terhadap kontraktor yang mengerjakan
jalan tidak sesuai dengan target yang ditetapkan;
2. Pengadaan alat uji kualitas jalan; dan
3. Pengalokasian anggaran dalam rangka pemeliharaan badan jalan
yang sudah ada.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk
Strategis

Pertama

Indikator

36.604.450.759,-

atau

47%

77.413.131.614,-

Terdapat

Kinerja
dari

efisiensi

total

pencapaian
Ketiga
pagu

penggunaan

Sasaran

sebesar

Rp.

sebesar

Rp.

sumber

daya

keuangan karena realisasi kegiatan yang mendukung pelaksanaan


Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja ini melampaui target RPJMD,
sementara masih terdapat sisa keuangan yang direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
Ketiga didukung oleh pelaksanaan Program Pembangunan Jalan dan
Jembatan dengan kegiatan antara lain:
a) Pembangunan Jalan;
b) Pembangunan Jembatan; dan
Page | 147

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

c) Peningkatan Jalan.
4. Prosentase Jumlah Angkutan Umum yang Melayani Jaringan Trayek
yang Menghubungkan Daerah Tertinggal dan Terpencil dengan Wilayah
yang Telah Berkembang pada Wilayah yang Telah Tersedia Jaringan
Jalan Kabupaten/Kota.
Pada tahun 2015, prosentase jumlah angkutan umum yang melayani
jaringan trayek yang menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil
dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang telah
tersedia jaringan jalan Kabupaten/Kota sebesar 33% atau 1 unit
angkutan umum dari 3 unit angkutan umum yang ditargetkan.
Sedangkan pada tahun 2014, prosentase jumlah angkutan umum yang
melayani jaringan trayek yang menghubungkan daerah tertinggal dan
terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang
telah tersedia jaringan jalan Kabupaten/Kota sebesar 37,31% atau 50
unit angkutan umum.
Jika dibandingkan dengan tahun 2014, pada tahun 2015 , prosentase
Jumlah angkutan umum

yang melayani jaringan trayek yang

menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang


telah berkembang pada wilayah yang telah tersedia jaringan jalan
Kabupaten/Kota mengalami penurunan sebesar 36,56% atau 49
Angkutan umum. Penurunan ini disebabkan karena hampir semua
desa terpencil telah terlayani oleh angkutan umum sehingga alokasi
anggaran untuk melaksanakan program dan kegiatan yang mendukung
Sasaran

Strategis

Pertama

Indikator

Kinerja

Keempat

hanya

diperuntukkan pada beberapa desa yang belum terjangkau angkutan


umum.

Selain itu, penurunan pencapaian Sasaran Strategis dan

Indikator Kinerja ini juga disebabkan karena perencanaan teknis


pengadaan tidak tepat waktu, seperti rencana pengadaan dua unit bus
sekolah pada tahun 2015 yang tidak dapat direalisasikan.
Hingga Tahun 2015 prosentase jumlah angkutan umum yang melayani
jaringan trayek yang menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil
dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang telah
tersedia jaringan jalan kabupaten/kota sudah mencapai 97% atau 130
unit angkutan umum, belum mencapai target akhir RPJMD yaitu 100%
atau 134 Unit angkutan umum.

Page | 148

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Dengan adanya angkutan umum yang melayani jaringan trayek ke


daerah terpencil, semua daerah terpencil yang berada di wilayah
Kabupaten Lembata telah terjangkau oleh angkutan umum.
Adapun kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
Keempat adalah rencana teknis pengadaan angkutan umum yang
menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dilakukan pada akhir
tahun anggaran sehingga pengadaan angkutan umum tidak sesuai
dengan target waktu.
Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika menawarkan solusi untuk
mengatasi

kendala

perencanaan

teknis

tersebut

dengan

pengadaan

cara

menetapkan

dilaksanakan

pada

awal

proses
tahun

anggaran.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Pertama Indikator Kinerja Keempat sebesar Rp. 366.600.


000,- atau 31% dari total pagu sebesar Rp. 1. 175.709.000. Dari target
dan capaian keuangan seperti yang telah digambarkan, maka analisis
atas efisiensi penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian
Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja Keempat belum efisien
karena capaian pelaksanaan program baru mencapai 33%.
Kegagalan pencapaian Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja ini
didukung oleh pelaksanaan Program Pembangunan, Pengadaan dan
Pemeliharaan Sarana dan Fasilitas Perhubungan dengan kegiatan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Perhubungan Desa.
5. Prosentase Jumlah Halte pada Setiap Kabupaten/Kota yang Telah
Dilayani Angkutan Umum dalam Trayek.
Pada tahun 2015, prosentase jumlah halte pada setiap Kabupaten/Kota
yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek sebesar 0% dari 2
unit halte yang ditargetkan pada tahun 2015. Pada tahun 2014, tidak
ada pelaksanaan program dan kegiatan yang mendukung Sasaran
Strategis Pertama Indikator Kinerja Kelima.
Apabila realisasi sampai dengan tahun 2015 dibandingkan dengan
target akhir RPJMD Kabupaten Lembata Tahun 2011 2016, maka
prosentase jumlah halte yang dibangun belum mencapai target akhir
RPJMD yaitu 100% atau 4 halte yang ditargetkan. Hal ini disebabkan
karena

ketidakmampuan

kontraktor

atau

pihak

ketiga

untuk
Page | 149

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

menyelesaikan pembangunan halte sesuai dengan waktu yang telah


ditetapkan. Oleh karena itu, pelaksanaan program dan kegiatan yang
mendukung

Sasaran

Strategis

Pertama

Indikator

Kinerja

Lima

diluncurkan ke Tahun Anggaran 2016.


6. Prosentase Jumlah Pelabuhan Penyeberangan pada Kabupaten/Kota
yang Memiliki Pelayanan Angkutan Penyeberangan yang Beroperasi
pada Lintas Penyeberangan dalam Kabupaten/ Kota pada Wilayah yang
Memiliki Alur Pelayaran.
Pada tahun 2015, prosentase jumlah pelabuhan penyeberangan pada
Kabupaten/Kota yang memiliki pelayanan angkutan penyebrangan
yang beroperasi pada lintas penyeberangan dalam Kabupaten/Kota
pada wilayah yang memiliki alur pelayaran sebesar 77% atau 14 unit
pelabuhan dari 18 unit pelabuhan yang ditargetkan. Sedangkan pada
tahun 2014, prosentase jumlah pelabuhan penyeberangan pada
Kabupaten/Kota yang memiliki pelayanan angkutan penyebrangan
yang beroperasi pada lintas penyeberangan dalam Kabupaten/ Kota
pada wilayah yang memiliki alur pelayaran sebesar 26% atau 10 unit
pelabuhan. Jika dibandingkan dengan tahun 2014, pada tahun 2015,
prosentase

mengalami

pelabuhan.

Peningkatan

peningkatan
ini

sebesar

disebabkan

10%

karena

atau
adanya

unit

alokasi

anggaran untuk melaksanakan program dan kegiatan yang mendukung


Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja Keenam. Hingga Tahun
2015

prosentase

jumlah

pelabuhan

penyeberangan

pada

Kabupaten/Kota yang memiliki pelayanan angkutan penyebrangan


yang beroperasi pada lintas penyeberangan dalam Kabupaten/Kota
pada wilayah yang memiliki alur pelayaran mencapai 76% atau 28 unit
pelabuhan, melampaui target akhir RPJMD yaitu 50% atau 19 Unit
Pelabuhan dari 100% unit pelabuhan atau 38 unit pelabuhan.
Pelabuhan laut yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Lembata
bermanfaat sebagai sarana atau tempat penyebrangan antar pulau dan
bermanfaat sebagai sarana pendukung sektor pariwisata di Kabupaten
Lembata.
Adapun kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
Keenam adalah jumlah paket pengerjaan pelabuhan laut pada tahun
2015 melampaui waktu pengerjaan yang ditetapkan sehingga 4
pelabuhan tidak dapat dikerjakan, seperti pelabuhan jeti waijarang,
Page | 150

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Pembangunan Fasilitas Darat Jeti Nuhanera, Pembangunan Pagar BRC


Pelabuhan Laut Lewoleba dan Perluasan Jaringan Listrik di Pelabuhan
Laut Lewoleba.
Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Infomatika menawarkan solusi untuk
mengatasi kendala tersebut dengan cara:
1. Melakukan survey lokasi yang cermat sehingga tidak terjadi kendala
teknis pembangunan pelabuhan laut yang dimaksud; dan
2. Peningkatan Sumber Daya Manusia di bidang perhubungan.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk
Strategis

Pertama

Indikator

Kinerja

pencapaian
Keenam

Sasaran

sebesar

Rp.

1.179.559.000,- atau 69% dari total pagu sebesar Rp. 1.686.593.600,Dari target dan capaian keuangan seperti yang telah digambarkan,
maka analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya keuangan untuk
pencapaian Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja Keenam belum
efisien karena capaian pelaksanaan program baru mencapai 77%,
sementara masih tersedia anggaran untuk membiayai program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
dimaksud.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
ini Didukung oleh pelaksanaan Program Pembangunan, Pengadaan dan
Pemeliharaan Sarana dan Fasilitas Perhubungan dengan kegiatan
Pengadaan Sarana dan Fasilitas Pelabuhan Laut.
7. Prosentase Jumlah Kapal Penyeberangan yang Beroperasi pada Lintas
dalam Kabupaten/Kota pada Wilayah yang Telah Ditetapkan Lintas
Penyeberangan dalam Kabupaten/Kota.
Pada tahun 2015, prosentase kapal penyeberangan

yang beroperasi

pada lintas dalam Kabupaten/Kota pada wilayah yang telah ditetapkan


lintas penyeberangan dalam Kabupaten/Kota sebesar 100% atau 2
jenis kapal penyebrangan dari 2 unit kapal penyebrangan yang
ditargetkan. Sedangkan pada tahun 2014, tidak ada penambahan
Jumlah kapal penyeberangan
Kabupaten/Kota

pada

yang beroperasi pada lintas dalam

wilayah

yang

telah

ditetapkan

lintas

penyeberangan dalam Kabupaten/Kota. Capaian kinerja pada tahun


2015 tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2014 karena pada tahun
2014 tidak ada pelaksanaan program dan kegiatan yag mendukung
Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja Kedelapan. Hingga Tahun
Page | 151

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

2015 prosentase jumlah kapal penyeberangan

yang beroperasi pada

lintas dalam Kabupaten/Kota pada wilayah yang telah ditetapkan lintas


penyeberangan dalam Kabupaten/Kota mencapai 60% atau

3 jenis

kapal penyebrangan, belum mencapai target akhir RPJMD yaitu 50%


atau 3 jenis kapal penyebrangan.
Kapal penyebrangan sebagai satu sarana transportasi laut di wilayah
Kabupaten Lembata berfungsi sebagai sarana angkutan penumpang
antar pulau, baik dalam wilayah Kabupaten Lembata maupun di luar
wilayah Kabupaten Lembata. Adanya kapal penyebrangan, tingkat
mobilisasi mayarakat Kabupaten Lembata meningkat dan pertumbuhan
ekonomi semakin berkembang.
Adapun kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
Kedelapan adalah minimnya anggaran untuk membiayai pelaksanaan
program dan kegiatan yang mendukung

Sasaran Strategis dan

Indikator Kinerja dimaksud.


Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Infomatika menawarkan solusi untuk
mengatasi kendala tersebut dengan cara penambahan anggaran untuk
membiayai pelaksanaan program dan kegiatan yang mendukung
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja dimaksud.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kedua Indikator Kinerja Kedelapan sebesar Rp. 161.400.000,atau 44% dari total pagu sebesar Rp. 363.575.000,- Dari target dan
capaian keuangan seperti yang telah digambarkan, maka analisis atas
efisiensi penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian
Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja Delapan belum efisien
karena

capaian

pelaksanaan

program

sudah

mencapai

100%,

sementara penyerapan anggaran untuk mebiayai program dan kegiatan


yang mendukung Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja ini baru
mencapai 44%.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
ini

sesungguhnya

tidak

terlepas

dari

dilaksanakan

Program

Peningkatan Pengelolaan Sarana dan Fasilitas Perhubungan dengan


kegiatan Peningkatan Pengelolaan Terminal Angkutan Sungai, Danau
dan Penyebrangan.

Page | 152

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

8. Prosentase jumlah angkutan umum yang melayani wilayah yang telah


tersedia Jaringan Jalan Kabupaten.
Pada tahun 2015, prosentase jumlah angkutan umum yang melayani
wilayah yang telah tersedia jaringan jalan Kabupaten sebesar 60% atau
3 unit angkutan umum dari 5 unit kapal penyebrangan yang
ditargetkan, sedangkan pada tahun 2014, tidak ada penambahan
jumlah angkutan umum yang

melayani wilayah yang telah tersedia

jaringan jalan Kabupaten. Capaian kinerja pada tahun 2015 tidak


dapat dibandingkan dengan tahun 2014 karena pada tahun 2014 tidak
ada pelaksanaan program dan kegiatan yag mendukung Sasaran
Strategis Pertama Indikator

Kinerja Kedelapan.

Hingga Tahun 2015

prosentase jumlah angkutan umum yang melayani wilayah yang telah


tersedia jaringan jalan Kabupaten mencapai 43% atau 3 unit angkutan
umum, belum mencapai target akhir RPJMD yaitu 58, 125% atau 4
jenis kapal penyebrangan dari 100% atau 7 unit angkutan umum.
Angkutan Umum sebagai satu sarana transportasi darat di wilayah
Kabupaten Lembata berfungsis sebagai sarana angkutan penumpang
antar desa, antar kelurahan dan antar kecamatan, dalam wilayah
Kabupaten

Lembata.

Dengan

adanya

angkutan

umum,

tingkat

mobilisasi mayarakat Kabupaten Lembata meningkat dan kebutuhan


masyarakat akan sarana transportasi darat terpenuhi.
Adapun kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
Kedelapan adalah penetapan izin trayek untuk angkutan umum, baik
angkutan pedesaan maupun angkutan bukan penumpang (seperti puck
up) masih terkesan morat marit sehingga angkutan penumpang
beroperasi belum sesuai dengan izin trayeknya.
Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Infomatika telah melakukan penataan
izin trayek, sehingga semua angkutan umum dapat beroperasi sesuai
dengan izin trayeknya.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kedua Indikator Kinerja ini sebesar Rp. 485.997.000 atau


95% dari total pagu sebesar Rp. 510.235.400,- Dari target dan capaian
keuangan seperti yang telah digambarkan, maka analisis atas efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran
Strategis Pertama Indikator Kinerja ini belum efisien karena capaian
Page | 153

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

pelaksanaan program masih menapai 60%, sementara penyerapan


anggaran untuk mebiayai program dan kegiatan yang mendukung
Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja ini masih mencapai 95%.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
ini

didukung oleh

Angkutan

dengan

pelaksanaan
kegiatan

Program Peningkatan

Pengendalian

Disiplin

Pelayanan

Pengoperasian

Angkutan Umum di Jalan.


9. Jumlah

Angkutan

Umum

yang

Melayani

Trayek

di

Dalam

Kabupaten/Kota yang Menerapkan Standar Keselamatan.


Pada tahun 2015, jumlah angkutan umum yang melayani trayek di
dalam kabupaten/kota yang menerapkan standar keselamatan sebesar
100% atau 464 unit angkutan umum dari 464 unit angkutan umum
yang ditargetkan, sedangkan pada tahun 2014, jumlah angkutan
umum

yang

melayani

trayek

di

dalam

kabupaten/kota

yang

menerapkan standar keselamatan sebesar 300 unit angkutan umum.


Jika dibandingkan dengan tahun 2014, maka pada tahun 2015 jumlah
angkutan umum yang melayani trayek di dalam kabupaten/kota yang
menerapkan standar keselamatan mengalami peningkatan sebanyak
184 unit. Peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya minat
masyarakat Kabupaten Lembata dalam membuka usaha di bidang jasa
angkutan, terutama angkutan umum.

Hingga Tahun 2015 jumlah

angkutan umum yang melayani trayek di dalam kabupaten/kota yang


menerapkan standar keselamatan mencapai 784 angkutan umum,
belum mencapai target akhir RPJMD yaitu 1821 angkutan umum.
Angkutan Umum yang melayani trayek di dalam kabupaten atau kota
bermanfaat untuk memberikan jasa transportasi dan mobilisasi dalam
wilayah kabupaten atau kota. Dengan adanya angktan umum di dalam
kota, masyarakat Kabupaten Lembata dapat menikmati layanan
transportasi dan mobilisasi.
Adapun kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
Kesembilan adalah volume muatan melebihi kapasitas angkutan.
Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas
Perhubungan,

Komunikasi

dan

Informatika

selalu

melakukan

pemeriksaan kapasitas angkutan umum agar muatan tidak melebihi


kapasitas.

Page | 154

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kedua Indikator Kinerja Kesembilan sebesar Rp. 155.341.000


atau 99% dari total pagu sebesar Rp. 156. 606. 000. Dari target dan
capaian keuangan seperti yang telah digambarkan, maka analisis atas
efisiensi penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian
Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja Kesembilan efisien karena
capaian pelaksanaan program mencapai 100%, sementara masih
tersedia sisa anggaran dalam melaksanakan program dan kegiatan
yang mendukung Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja dimaksud.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
ini

didukung

oleh

pelaksanaan

Program

Peningkatan

Kelaikan

Pengoperasian Kendaraan Bermotor dengan kegiatan Pelaksanaan Uji


Petik Kendaran Bermotor.
II. Sasaran Strategis Kedua

: Meningkatnya

Infrastruktur

Bidang

Ketenagalistrikan.
Dalam mewujudkan Misi Kelima Rencana Pembangunan Jangka
Menegah Daerah Kabupaten Lembata Tahun 2011 2016, Sasaran
Strategis Kedua yang diusung adalah Meningkatnya Infrastruktur Bidang
Ketenagalistrikan. Sasaran ini juga didukung secara penuh oleh Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral. Berikut Pengukuran Kinerja Sasaran
Strategis Kedua sebagaimana tersaji pada Tabel 3.26 Berikut ini:
3.26. Tabel Pengukuran Capaian Sasaran Strategis Kedua
REALISASI
NO

1.

INDIKATOR KINERJA

Jumlah

Rumah

Tangga

yang

2012
4608

2013
4709

2014
5238

TAHUN 2015
TAR

REALI

GET

SASI

7295

7295

CAPAIAN

TARGET

RPJMD

AKHIR

CAPA

TAHUN

RPJMD

IAN

KE-4

100

21. 850

20.004

menggunakan listrik.
2.

Jumlah

Lokasi

Izin

10

15

Usaha Pertambangan

26,7

27

36

Berdasarkan tabel di atas diketahui:


1. Jumlah Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik.

Page | 155

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Pada Tahun 2015 jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik


sebanyak 7295 dari terget 7295 rumah tangga, sedangkan pada Tahun
2014 jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik sebanyak 5238
rumah tangga.

Jika dibandingakn dengan tahun 2014, maka pada

tahun 2015 jumlah rumah tengga yang menggunakan listrik mengalami


penignkatan. Peningatan ini disebabkan karena adanya perluasan
jaringan listrik, baik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) maupun
Perusahaan Listrik Daerah (PLTD). Hingga Tahun 2015 jumlah rumah
tangga yang menggunakan listrik sebanyak 21.850 rumah tangga,
melampaui target akhir RPJMD yaitu 20.004 rumah tangga.
Dengan adanya listrik, baik listrik negara maupun listrik daerah,
masyarakat Kabupaten Lembata bisa merasakan penerangan. Selain
itu, dengan adanya listrik, masyarakat Kabupaten Lembata bisa
beraktifitas pada malam hari. Listrik merupakan satu kebutuhan pokok
masyarakat Kabupaten Lembata yang harus terpenuhi karena hampir
sebagian besar masyarakat Kabupaten Lembata telah melakukan
aktivitas atau pekerjaan pada malam hari.
Adapun kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja
Kesatu adalah keadaan geografis Kabupaten Lembata yang berbukit,
serta jarak antar desa tidak memenuhi kriteria untuk perluasan
jaringan listrik sehingga mempersulit PT Perusahaan Listrik Negara
memperluas jaringan hingga ke desa-desa.
Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral telah menambah jaringan listrik
dengan melalui Perusahaan Listrik Daerah. Diharapkan pada akhir
RPJMD, semua desa di wilayah Kabupaten Lembata telah berlistrik.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kedua Indikator Kinerja Kedua sebesar Rp. 6.742.067.608,atau 91,83% dari total pagu sebesar Rp. 7.341.695.032. Terdapat
efisiensi penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan
yang mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja
ini mencapai target yang ditetapkan, sementara masih terdapat sisa
keuangan yang direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja ini
didukung oleh pelaksanaan Program Pembinaan dan Pengembangan
Bidang Ketenagalistrikan dengan kegiatan antara lain:
Page | 156

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

a) Koordinasi Pengembangan Ketanagalistrikan;


b) Fasilitasi dan Stimulasi Operasional PLTD;
c) Perluasan Jaringan Listrik;
d) Interkoneksi Jaringan Listrik; dan
e) Uji Laik Operasi Ketenagalistrikan.
2. Jumlah Lokasi Izin Usaha Pertambangan.
Pada Tahun 2015 terdapat 4 lokasi izin usaha pertambangan dari
target 25 izin usaha pertambangan. Sedangkan pada tahun 2014
terdapat 4 lokasi izin usaha pertambangan baru. Jika dibandingkan
dengan tahun 2015, pada tahun 2014 terdapat penambahan lokasi izin
usaha pertambangan baru. Hal ini menunjukan bahwa terjadinya
penambahan lokasi izin usaha pertambagan baru sebanyak 2 lokasi.
Hingga Tahun 2015 jumlah lokasi izin usaha pertambangan sebanyak
27 lokasi, belum mencapai target akhir RPJMD, yaitu 36 lokasi izin
usaha pertambangan.
Izin usaha lokasi pertambangan dibuat untuk melegalkan usah
pertambangan yang ada di Kabupaten Lembata. Dengan adanya izin
usaha pertambangan, selain mendongkrak Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Lembata, juga mempunyai nilai tambah pada pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan daerah secara berkelanjutan.
Walaupun ada izin usaha lokasi pertambangan, namun kendala yang
dirasakan adalah kegiatan pertambangan berpotensi menimbulkan
kerusakan lingkungan.
Terhadap kendala ini, maka Pemerintah Kabupaten Lembata memalui
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan satu pendekatan
pengelolaan pertambangan yang baik, berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Nomor 4
Tahun 2014 tentang Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan.
Dengan adanya Peraturan Daerah ini semua pihak, baik pemerintah
daerah

maupun

masyarakat

dapat

mengembangkan

usaha

pertambangan dengan pemerhatikan etika lingkungan hidup.


Penggunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kedua Indikator Kinerja Kedua sebesar Rp. 26.778.700,- atau


98% dari total pagu sebesar Rp. 27.103.700,- Dari target dan capaian
keuangan seperti yang telah digambarkan, maka analisis atas efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran
Strategis Kedua Indikator Kinerja Kedua belum efisien karena capaian
Page | 157

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

pelaksanaan program baru mencapai 26,7% sementara penggunaan


anggaran untuk membiayai rogram dan kegiatan dimaksud hampir
mencapai 100%.
Kegagalan pencapaian Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja ini
didukung oleh pelaksanaan Program Pembinaan dan Pengawasan
Bidang Pertambangan dengan Kegiatan Pengukuran Calon Lokasi Izin
Usaha Pertambangan.
III.

Sasaran Strategis Ketiga

: Meningkatnya Sarana dan Prasarana


Permukiman yang Layak Huni.

Dalam mewujudkan Misi Kelima Rencana Pembangunan Jangka


Menegah Daerah Kabupaten Lembata Tahun 2011 - 2016, Sasaran
Strategis Ketiga yang diusung adalah Meningkatnya Sarana dan Prasarana
Permukiman yang Layak Huni. Sasaran ini juga didukung secara terpadu
oleh Dinas Pekerjaan Umum. Berikut Pengukuran Kinerja Sasaran
Strategis Kedua sebagaimana tersaji pada Tabel 3.26 Berikut ini:
3.26. Tabel Pengukuran Capaian Sasaran Strategis Ketiga
REALISASI
NO

1.

INDIKATOR KINERJA

Persentase

dari

pelayanan

sistem

2012
-

2013
-

2014
-

TAHUN 2015
TAR

REALI

GET

SASI

10%

11%

CAPAIAN

TARGET

RPJMD

AKHIR

CAPA

TAHUN

RPJMD

IAN

KE-4

101

50%

75%

44,15%

82,7%

drainase yang bersifat


struktural

dan

non

struktural
2.

Cakupan pemenuhan
kebutuhan
yang

rumah

40%

44,15

110,

37%

memenuhi

persyaratan
keselamatan
bangunan

dan

kecukupan minimum
luas bangunan serta
kesehatan
penghuninya

Berdasarkan tabel di atas diketahui:

Page | 158

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

1. Persentase dari Pelayanan Sistem Drainase yang Bersifat Struktural


dan Non Struktural.
Pada Tahun 2015 Persentase dari pelayanan sistem drainase yang
bersifat struktural dan non struktural mencapai 11% atau 74,78 Km
drainese dari target 10% atau 67,99 Km drainase. Sedangkan dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 prosentase dari pelayanan
sistem drainase yang bersifat struktural dan non struktural tidak dapat
dianalisa karena SKPD pelaksanan teknis program dan kegiatan yang
mendukung Sasaran Strategis Keempat Indikator Kinerja di atas, dalam
hal ini Dinas Pekerjaan Umum, tidak memiliki data untuk mengukur
indikator kinerja dimaksud. Hingga Tahun 2015 Prosentase pelayanan
sistem drainase yang bersifat struktural dan non struktural baru
mencapai 50% atau 339, 95 Km drainase, belum mencapai target akhir
RPJMD yaitu 75% atau 509, 92 Km Drainase dari total keseluruhan
panjang drainase sebesar 679,9 Km drainase.
Drainase yang dibuat

dengan tujuan untuk menyalurkan atau

mengarahkan air (limbah atau banjir) agar mengalir ke tempat yang


semestinya untuk mencegah terjadinya banjir dan melindungi badan
jalan dari bahaya kerusakan karena air. Dengan adanya drainase,
Wilayah

Kabuaten

Lembata

terhindar

dari

bencana

banjir

dan

mencegah terjadinya kerusakan badan jalan akibat air atau banjir.


Kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan kegiatan yang
mendukung sasaran Strategis Ketiga Indikator Kinrja Kesatu adalah
ketiadaan biaya pemeliharaan drainase yang sudah dibuat, sehingga
drainase yang telah dibangun tereksan tidak berfungsi sesuai dengan
peruntukannya.
Terhadap kendala ini, solusi yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten
Lembata melalui Dinas Pekerjaan Umum adalah dengan penambahan
alokasi anggaran untuk biaya perawatan drainase serta penambahan
tenaga kebersihan untuk perawatan drainase yang ada dalam wilayah
kota.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Keempat Indikator Kinerja ini adalah sebesar Rp. 1.031.614.


200,- atau 75,38% dari total pagu sebesar Rp. 1.368.588.000. Terdapat
efisiensi penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan
yang mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Ketiga Indikator

Page | 159

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Kinerja Kesatu melampaui target, sementara masih terdapat sisa


keuangan yang direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Ketiga Indikator Kinerja ini
didukung

oleh

pelaksanaan

Program

Pembangunan

Saluran

Drainase/Gorong-Gorong dengan kegiatan antara lain:


a. Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong; dan
b. Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong.
2. Cakupan Pemenuhan Kebutuhan Rumah yang Memenuhi Persyaratan
Keselamatan Bangunan dan Kecukupan Minimum Luas Bangunan
serta Kesehatan Penghuninya.
Pada Tahun 2015 cakupan pemenuhan kebutuhan rumah yang
memenuhi

persyaratan

keselamatan

bangunan

dan

kecukupan

minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya mencapai 44%


dari target 40%. Sedangkan dari tahun 2012 sampai dengan tahun
2014

cakupan

pemenuhan

kebutuhan

rumah

yang

memenuhi

persyaratan keselamatan bangunan dan kecukupan minimum luas


bangunan serta kesehatan penghuninya tidak dapat dianalisa karena
SKPD pelaksanan teknis program dan kegiatan yang mendukung
Sasaran Strategis Keempat Indikator Kinerja di atas, dalam hal ini
Dinas Pekerjaan Umum, tidak memiliki data untuk mengukur indikator
kinerja dimaksud. Hingga Tahun 2015 Persentase dari pelayanan
sistem drainase yang bersifat struktural dan non struktural baru
mencapai 44, 15%, belum mencapai target akhir RPJMD yaitu 82, 7%.
Bangunan rumah yang memenuhi persyaratan keselamatan bangunan
dan

kesehatan

pembangunan

penghuninya
sebuah

merupakan

rumah.

Walaupun

syarat

utama

demikian,

dalam

Kabupaten

Lembata tidak pernah dilanda bencana yang terjadi akibat runtuhnya


bangunan rumah, baik rumah masyarakat maupun rumah atau
bangunan

fasilitas

umum.

Hal

ini

disebabkan

karena

semua

masyarakat Kabupaten Lembata memegang prinsip keselamatan dan


kesehatan dalam membangun rumah.
Adapun kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Ketiga Indikator Kinerja
Kedua adalah bahwa SKPD teknis, dalam hal ini Dinas Pekerjaan
Umum

belum

memberlakukan

Injin

Pembangunan

(IMB)

secara

maksimal, termasuk syarat keselamatan bangunan dan luas bangunan


sehingga pembangunan rumah, baik rumah masyarakat maupun
Page | 160

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

bangunan atau fasilitas umum terkesan mengabaikan prinsip penataan


kota yang diterapkan.
Terhadap kendala ini, Pemerintah Kabupaten Lembata melalui SKPD
teknis, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum tengah membentuk
Peraturan Daerah mengenai izin membangun, baik bangunan rumah
maupun bangunan gedung dalam rangka penataan kota.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Keempat Indikator Kinerja ini adalah sebesar Rp. 1.882.379.


500,- atau 51,04% dari total pagu sebesar Rp. 3.688.311.770. Terdapat
efisiensi penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan
yang mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Ketiga Indikator
Kinerja Kedua melampaui target, sementara masih terdapat sisa
anggaran yang direalisasikan.
Pencapaian Sasaran Strategis Ketiga Indikator Kinerja ini didukung
oleh pelaksanaan Program Lingkungan Sehat Perumahan dengan
kegiatan Pembangunan Sanitasi.
IV.

Sasaran Strategis Keempat

: Meningkatnya Penyediaan Air Bersih.

Dalam mewujudkan Misi Kelima Rencana Pembangunan Jangka


Menegah Daerah Kabupaten Lembata Tahun 2011 2016, Sasaran
Strategis Keempat yang diusung adalah Meningkatnya Penyediaan Air
Bersih. Sasaran ini didukung secara terpadu oleh Dinas Pekerjaan Umum.
Berikut Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Kedua tersaji pada Tabel
3.26 Berikut ini:
3.26. Tabel Pengukuran Capaian Sasaran Strategis Keempat
REALISASI
NO

1.

INDIKATOR KINERJA

Prosentase peningkatan

2012
-

2013
-

TAHUN 2015
2014
-

TARG

REALI

ET

SASI

80%

97%

CAPAIAN

TARGET

RPJMD

AKHIR

CAPAI

TAHUN

RPJMD

AN

KE-4

121%

97%

80%

jumlah masyarakat yang


mendapatkan
terhadap
yang

akses

air

minum

aman

melalui

SPAM dengan jaringan


perpipaan

dan

jaringan

bukan

perpipaan

terlindungi pada akhir


SPM

thd

total

masyarakat

Page | 161

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Berdasarkan tabel ini diketahui pada Tahun 2015

Prosentase

peningkatan jumlah masyarakat yang mendapatkan akses terhadap air


minum yang aman melalui SPAM dengan jaringan perpipaan dan bukan
jaringan perpipaan terlindungi pada akhir SPM thd total masyarakat
sebesar 97% atau 109.837 jiwa. Sedangkan dari tahun 2012 sampai
dengan tahun 2014 Prosentase peningkatan jumlah masyarakat yang
mendapatkan akses terhadap air minum yang aman melalui SPAM dengan
jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi pada akhir
SPM thd total masyarakat tidak dapat dianalisa karena SKPD pelaksanan
teknis program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Keempat
Indikator Kinerja di atas, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum tidak
memiliki data untuk mengukur indikator kinerja dimaksud. Hingga Tahun
2015 Prosentase peningkatan jumlah masyarakat yang mendapatkan akses
terhadap air minum yang aman melalui SPAM dengan jaringan perpipaan
dan bukan jaringan perpipaan terlindungi pada akhir SPM terhadap total
masyarakat sebesar 97% atau 133.178 jiwa, melampaui target akhir
RPJMD yaitu 80% atau 109.837 jiwa dari total penduduk Kabupaten
Lembata sebanyak 137.297 jiwa.
Air bersih merupakan tuntutan kebutuhan masyarakat Kabupaten
Lembata. Hingga

dewasa ini, masyarakat Kabuaten

Lembata telah

mengkonsumsi air bersih berkat adanya Perusahaan Daerah Air Minum


(PDAM) untuk masyarakat di daerah perkotaan dan gerakan swadaya
masyarakat untuk pengadaan instalasi air bersih berupa air ledeng dan air
sumur

(untuk

masyarakat

di

daerah

pesisir

pantai).

Sedangkan

masyarakat di daerah pegunungan masih mengkonsumsi air kali.


Dari

sisi

kesehatan,

air

bersih

yang

dikonsumsi

masyarakat

Kabupaten Lembata memenuhi syarat kesehatan karena adanya perhatian


pemerintah daerah maupun pihak swasta, seperti LSM dengan adanya
progam Pamsimas dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dimana
air bersih menjadi prioritas utama dalam program ini.
Kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan kegiatan
yang mendukung Sasaran Strategis Keempat Indikator Kinerja ini adalah
keadaan geografis Kabupaten Lembata yang berbukit dan berlembah, serta
jarak antar desa tidak memenuhi kriteria untuk pembukaan dan perluasan
jaringan air minum.

Page | 162

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Terhadap kendala ini, solusi yang diambil Pemerintah Kabupaten


Lembata melalui Dinas Pekerjaan Umum adalah dengan pengadaan tangki
septik untuk masyarakat daerah pegunungan yang sulit terjangkau air
bersih dan pengadaan sumur bor yang memenuhi kriteria kesehatan.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Keempat Indikator Kinerja ini adalah sebesar Rp. 18.461.100,atau 20,44% dari total pagu sebesar Rp. 90.331.700. Analisis atas efisiensi
sumber

daya

keuangan

serta

analisis

program

yang

menunjang

keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian tidak dapat diukur karena


pada Tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 tidak terdapat program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Keempat Indikator Kinerja ini.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Keempat Indikator Kinerja
ini didukung oleh pelaksanaan Program Penyediaan Air Baku dengan
kegiatan antara lain:
a) Pengembangan Distribusi Air Minum; dan
b) Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum.
V. Sasaran Strategis Kelima

: Meningkatnya Fasilitas Komunikasi


dan Informasi.

Dalam mewujudkan Misi Kelima Rencana Pembangunan Jangka


Menegah Daerah Kabupaten Lembata Tahun 2011 2016, Sasaran
Strategis Kelima yang diusung adalah Meningkatnya Fasilitas Komunikasi
dan Informasi. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh bagian
Hubungan

Masyarakat

dan

Teknologi

Informasi

Sekretariat

Daerah

Kabupaten Lembata dan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi.


Berikut Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Kelima tersaji pada Tabel
3.27 Berikut ini:
3.27. Pengukuran Capaian Sasaran Strategis Kelima
REALISASI
NO

INDIKATOR KINERJA

1.

Prosentase
penyebaran informasi
secara timbal balik
dari
Pemerintah,
Pemerintahan Daerah
Provinsi,
dan
Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota

TAHUN 2015

2012

2013

2014

TAR
GET

REALI
SASI

%
CAPA
IAN
0%

CAPAIAN
RPJMD
TAHUN
KE-4
-

TARGET
AKHIR
RPJMD
3/7/306
02

Page | 163

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015
REALISASI
NO

INDIKATOR KINERJA

TAHUN 2015

2012

2013

2014

TAR
GET

REALI
SASI

Jumlah surat kabar


nasional / lokal
Jumlah siaran radio
lokal aktif
Website milik Pemda

10

Jumlah
Informasi
Pembangunan Daerah
(IPD) dan
Jumlah
konferensi pers

87

87

87

50

65

%
CAPA
IAN

CAPAIAN
RPJMD
TAHUN
KE-4

TARGET
AKHIR
RPJMD

kepada
masyarakat
baik diminta maupun
tidak dlminta yang
dapat
dilakukan
melalui media massa
maupun
bentuk
media
komunikasi
Iainnya
dan/atau
lembaga-lembaga
komunikasi
masyarakat
2.
3.
4.
5.

108
%
0%

13

10%

0%

7%

100
%
149
%

325

250

Berdasarkan Tabel di atas diketahui:


1. Prosentase Penyebaran Informasi secara Timbal Balik dari Pemerintah,
Pemerintahan

Daerah

Provinsi,

dan

Pemerintahan

Daerah

Kabupaten/Kota kepada Masyarakat baik Diminta maupun Tidak


Diminta yang Dapat Dilakukan melalui Media Massa maupun Bentuk
Media Komunikasi Lainnya dan/atau Lembaga-Lembaga Komunikasi
Masyarakat.
Pada Tahun 2014 tidak ada program dan kegiatan yang mendukung
Sasaran Strategis

Kedelapan Indikator

Kinerja Kesatu, sehingga

capaian kinerja yang mendukung Sasaran Strategis

dan Indikator

Kinerja ini tidak dapat diukur, sedangkan pada Tahun 2015 juga tidak
ada program dan

kegiatan yang

mendukung Sasaran Strategis

Kedelapan Indikator Kinerja Kesatu, sehingga capaian kinerja yang


mendukung Sasaran Strategis

dan Indikator Kinerja ini tidak dapat

diukur.
Dari tahun awal RPJMD sampai tahun 2015 tidak ada pelaksanaan
program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Kelima
Indikator Kinerja Kesatu sehingga capaian kinerja untuk mengukur
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja ini tidak dapat dihitung.
Demikian pula efisiensi atas penggunaan sumber daya keuangan tidak
dapat dihitung dengan alasan tersebut di atas.
Ke depannya, program dan kegiatan yang mendukung
Strategis

Kelima

Indikator

Kinerja

Kesatu

diakomodir

Sasaran
dalam
Page | 164

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

pelaksanaan program dan kegiatan agar dapat menjawabi target yang


ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Lembata Tahun 2011-2016.
2. Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal.
Pada Tahun 2015 jumlah surat kabar nasional/lokal yang ada di
wilayah Kabupaten Lembata berjumlah 10 surat kabar. Sedangkan
pada Tahun 2014 jumlah surat kabar nasional/lokal yang ada di
wilayah

Kabupaten

dibandingkan

dengan

Lembata
tahun

sebanyak
2014,

maka

surat

kabar.

jumlah

surat

Jika
kabar

nasional/lokal mengalami penambahan. Hal ini disebabkan semakin


bertambahnya jumlah surat kabar, baik lokal maupun nasional.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target jangka menengah, maka hasil yang dicapai dalam
program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Kelima
Indikator Kinerja Kedua sudah melampaui target RPJMD Kabupaten
Lembata yaitu 13 buah surat kabar nasional/lokal atau 130%.
Sementara Target akhir RPJMD berjumlah 10 surat kabar atau 100%.
Surat kabar, baik lokal maupun nasional yang ada di daerah
Kabupaten

Lembata

bermanfaat

sebagai

media

publikasi

perkembangan informasi pembangunan di Kabupaten Lembata.


Tidak ada kendala yang berarti dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Kelima Indikator Kinerja
Kedua.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kelima Indikator Kinerja Kedua sebesar Rp. 136.579.200,atau 99,96% dari total pagu sebesar Rp. 136.634.800. Terdapat
efisiensi penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan
yang mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Kelima Indikator
Kinerja Kedua melampaui target, sementara masih terdapat sisa
keuangan yang direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Delapan Indikator Kinerja
Ketiga didukung oleh pelaksanaan Program Peningkatan Kualitas
Pelayanan Informasi Pembangunan dengan

Kegiatan Kerja Sama

dengan Mass Media dan Media Elektronik.


3. Jumlah Siaran Radio Aktif.
Indikator Empat yaitu Jumlah Siaran Radio Lokal Aktif dalam
rencana awal RPJMD sudah mencapai 5 siaran radio lokal. Namun
dalam perkembangannya kelima siaran radio lokal ini tidak aktif karena
Page | 165

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

alasan izin opersional. Dengan demikian maka Pelaksanaan program


dan Kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Kelima Indikator
Kinerja Ketiga tidak dapat diukur, baik dari segi

realisasi kinerja

maupun dari segi analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya


keuangan yang mendukung Sasaran Strategis Kelima Indikator Kinerja
Ketiga.
4. Jumlah Website Milik Pemda.
Pada Tahun 2014 terdapat 1 Website Milik Pemerintah Kabupaten
Lembata dengan domain www.lembatakab.go.id.
Pada Tahun 2015 Website milik Pemerintah Kabupaten Lembata masih
berjumlah 1 buah dengan domain yang sama. Wapaupun sudah
memenuhi target yang ditetapkan pada akhir RPJMD, namun masih
ada program dan kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung
Sasaran Strategi Kelima Indikator Kinerja Keempat. Fokus pelaksanaan
program dan kegiatan berupa berupa pemeliharaan website Pemda
yang telah ada.
Website milik Pemerintah Kabupaten Lembata digunakan untuk
mempublikasikan informasi pembangunan daerah, seperti siaran pers.
Selain itu, melalui sarana website juga menunjang pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa secara elektronik (LPSE) yang telah berjalan
selama

tahun

2015

dan

mempermudah

akses

internet

untuk

mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sekretariat Daerah


Kabupaten Lembata. Ke depannya masih dibutuhkan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Kelima Indikator Kinerja
Keempat yaitu pengembangan jaringan internet ke seluruh SKPD dan
ke tempat-tempat umum lainnya agar aparatur pemerintahan dan
seluruh

komponen

mengikuti

masyarakat

perkembangan

dapat

mengakses

pembangunan,

internet

guna

pemerintahan

dan

kemasyarakatan secara terbuka dan transparan di Daerah Kabupaten


Lembata. Selain itu, diharapkan ke depannya dengan adanya website
milik Pemerinah Kabupaten Lembata, semua informasi pembangunan,
pemerintahan

dan

kemasyarakatan

dapat

dipublikasikan

secara

transparan dan dapat diakses oleh semua kalangan.


Adapun kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program dan
kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Kelima Indikator Kinerja
Keempat yakni Website milik Pemerintah Kabupaten Lembata ini belum
sepenuhnya

mempublikasikan

informasi

pembangunan

daerah
Page | 166

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Kabupaten Lembata. Hal ini disebabkan karena usia website ini belum
mencapai lima tahun, sehingga saat ini Pemerintah Kabupaten Lembata
sedang dalam proses pempublikasian semua program dan kegiatan
penyelenggaraan pembangunan, pemerintahan dan kemasyarakatan
Daerah Kabupaten Lembata.
Terhadap kendala ini, solusi yang diambil adalah dengan melakukan
koordinasi dengan semua pihak, baik pemerintah daerah, dalam hal ini
semua SKPD pendukung dan pihak swasta untuk mempublikasikan
semua

program

dan

kegiatan

penyelenggaraan

pembangunan,

pemerintahan dan kemasyarakatan Daerah Kabupaten Lembata secara


terbuka

dan

transparan

agar

semua

pihak

dapat

mengikuti

penyelanggaraan pemerintahan di Daerah Kabupaten Lembata.


Untuk

realisasi

kinerja

sampai

dengan

tahun

2015

apabila

dibandingkan dengan target jangka menengah maka hasil yang dicapai


dalam program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis
Kelima Indikator Kinerja Keempat sudah mencapai 100% atau satu
website, sesuai dengan target RPJMD Kabupaten Lembata yaitu 1
website.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kelima Indikator Keempat sebesar Rp. 316.132.340,- atau


95% dari total pagu sebesar Rp. 333.596.000. Terdapat efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang
mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Kelima Indikator Kinerja
Keempat mencapai target, sementara masih terdapat sisa anggaran
yang direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Kelima Indikator Kinerja
Keempat didukung oleh pelaksanaan Program Pengelolaan Data Serta
Pengembangan Sumber Daya Komunikasi dan Informasi dengan
kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Komunikasi dan
Informasi.
5. Jumlah Informasi Pembangunan Daerah dan Konferensi Pers.
Pada Tahun 2014 terdapat 87 informasi pembangunan daerah dan
konferensi pers.
Bentuk informasi pembangunan dan konferensi pers yang dibuat
adalah pengadaan kerja sama dengan Media Cetak Pos Kupang untuk
memuat siaran pers Pemerintah Kabupaten Lembata setiap hari
Page | 167

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

terbitannya. Pada Tahun 2015 terdapat 65 informasi pembangunan


daerah dan konferensi pers. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
pengurangan Informasi pembangunan darah dan konferensi Pers.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target jangka menengah maka hasil yang dicapai dalam
program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Kelima
Indikator Kinerja Kelima melampaui target RPJMD, yaitu 325 informasi
pembangunan daerah dan konferensi pers atau 130%. Sedangkan
target RPJMD Kabupaten Lembata yaitu 250 informasi dan siaran pers
atau 100%.
Untuk

menyebarluaskan

informasi

pembangunan,

Pemerintah

Kabupaten Lembata bekerja sama dengan Media Harian Pos Kupang


untuk memuat siaran pers pemerintah. Tujuannya agar masyarakat
Kabupaten Lembata maupun siapa saja bisa mengakses perkembangan
pembangunan yang ada di wilayah Kabupaten Lembata. Hal ini
menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Lembata sudah secara
obyektif dan transparan mempublikasikan semua perkembangan
pembangunan yang telah dibuat. Diharapkan, dengan adanya publikasi
Informasi pembangunan daerah dan konferensi/siaran pers semua
kalangan bisa mengikuti perkembangan pembangunan, pemerintahan
dan

kemasyarakatan

yang

ada

di

Kabupaten

Lembata

dan

berpertisipasi dalam memberikan kritik dan saran untuk Pembangunan


Kabupaten Lembata.
Sejak

awal

Pemerintah

mempublikasikan

Kabupaten

informasi

Lembata

pembangunan

berencana

pada

semua

untuk
media,

terutama media cetak surat kabar yang ada. Namun karena kendala
anggaran, maka Pemerintah Kabupaten Lembata hanya menggunakan
satu

media

masa

untuk

mempublikasikan

semua

program

pembangunan, sehingga informasi pembangunan ini tidak bisa diakses


oleh semua masyarakat Kabupaten Lembata, hanya diakses oleh orangorang tertetu.
Terhadap kendala ini, solusi yang diambil adalah dengan penambahan
anggaran untuk mempublikasikan semua program pembangunan yang
dilaksanakannya. Selain itu, media website Pemerintah Kabupaten
Lembata pun ke depannya digunakan untuk mempublikasikan semua
program pembangunan yang dilaksanakannya.

Page | 168

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kelima Indikator Kinerja Kelima sebesar Rp.238.459.500,atau 99% dari total pagu sebesar Rp. 241.389.500. Terdapat efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang
mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Kelima Indikator Kinerja
Kelima melampaui target, sementara masih terdapat sisa anggaran
yang direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Kelima Indikator Kinerja
Kelima didukung oleh pelaksanaan Program Peningkatan Kualitas
Pelayanan Informasi Pembangunan dengan kegiatan:
a) Pengumpulan

Informasi

Penyelenggaraan

Pemerintahan,

Pembangunan dan Kemasyarakatan; dan


b) Penyediaan Publikasi dan Kehumasan.
Misi Keenam: Penataan Ruangan Berwawasan Lingkungan
Pengembangan, pemanfaatan dan pemeliharan sumber daya alam
secara optimal harus dilakukan secara bijaksana dan berkelanjutan
dengan

memperhatikan

kelestarian

dan

keseimbangan

lingkungan.

Pengelolaan potensi unggulan daerah dilakukan secara efektif dan efisien


sesuai dengan daya dukung lingkungan. Capaian Kinerja dalam rangka
mewujudkan Misi Keenam: Penataan ruang Berwawasan Lingkungan
dijabarkan sebagai berikut:
I. Sasaran Strategis Pertama : Meningkatnya

Kualitas

Lingkungan

Hidup.
Dalam mewujudkan Misi Kenam Rencana Pembangunan Jangka
Menegah Daerah Kabupaten Lembata Tahun 2011 2016, Sasaran
Strategis Pertama yang diusung adalah Meningkatnya Kualitas Lingkungan
Hdup. Sasaran Strategis ini didukung secara terpadu oleh Dinas Pertanian
dan kehutanan dan Badan Lingkungan Hidup. Berikut Pengukuran Kinerja
Sasaran Strategis Pertama tersaji pada Tabel 3.28 Berikut ini:
3.28. Tabel Pengukuran Capaian Sasaran Strategis Pertama
NO

INDIKATOR KINERJA

REALISASI

TAHUN 2015

CAPAIAN

TARGET

Page | 169

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

2012
1.

Hutan

dan

Kritis

Lahan

3208

2013
3208

2014
3208

yang

RPJMD

AKHIR

CAPA

TAHUN

RPJMD

IAN

KE-4

TAR

REALI

GET

SASI

5112

10597

192

Ha

Ha

3670

3690

101

20220 Ha

6000 Ha

7343 Ha

3690 Ha

Direhabilitasi
2.

Luas
Lahan

Hutan

dan

Kritis

yang

3653

Ha

Dikonservasi

Berdasarkan Tabel di atas diketahui:


1. Hutan dan Lahan Kritis yang Direhabilitasi
Pada Tahun 2015 terdapat 10.597 Ha hutan dan lahan kritis yang
direhabilitasi. Pada Tahun 2014 terdapat 3208 Ha hutan dan lahan
kritis yang direhabilitasi. Jika dibandingkan dengan Tahun 2014, maka
pada tahun 2015 hutan dan lahan kritis yang direhabilitasi mengalami
peningkatan.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target jangka menengah maka hasil yang dicapai dalam
program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Pertama
Indikator Kinerja Kesatu sudah melampaui target RPJMD, yaitu 20.220
Ha lahan kritis yang direhabilitasi, sedangkan target RPJMD Kabupaten
Lembata yaitu 6000 Ha lahan kritis yang direhabilitasi.
Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis yang dilakukan selama ini adalah
dengan mengadakan penghijauan atau reboisasi. Dengan adanya
penghijauan,

Jumlah

lahan

kritis

yang

diterlantarkan

semakin

berkurang. Selain itu dengan adanya rehabiitasi hutan dan lahan kritis
melalui reboisasi atau penghijaian, maka semakin bertambah kawasan
hijau yang ada di wilayah Kabupaten Lembata.
Kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan kegiatan yang
menunjang Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja Kesatu adalah
bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan masih
sangat minim, sehingga kebakaran hutan terjadi pada hampir semua
wilayah kecamatan.
Terhadap kendala ini maka Pemerintah Kabupaten Lembata melalui
Dinas Pertanian dan Kehutanan telah melakukan sosialisasi tentang
manfaat hutan dan lahan bagi kepentingan masyarakat.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Pertama Indikator Kinerja Kesatu sebesar Rp.952.688.500,Page | 170

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

atau 95% dari total pagu sebesar Rp. 1.002.478.375. Terdapat efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang
mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
Kesatu melampaui target, sementara masih terdapat sisa anggaran
yang direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
Kesatu didukung oleh pelakanaan Program Rehabilitasi Hutan dan
Lahan dengan kegiatan:
a) Pembuatan Bibit/Benih Tanaman Kehutanan; dan
b) Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Rehabilitasi Hutan dan
Lahan.
2. Luas Hutan dan Lahan Kritis yang Dikonservasi.
Pada Tahun 2015 terdapat 3690 Ha hutan dan lahan kritis yang
dikonservasi. Pada Tahun 2014 terdapat 3653 Ha hutan dan lahan
kritis yang direhabilitasi.

Jika dibandingkan dengan Tahun 2014,

maka pada tahun 2015 hutan dan lahan kritis yang dikonservasi
mengalami peningkatan.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target jangka menengah maka hasil yang dicapai dalam
program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Pertama
Indikator Kinerja Kedua melampaui target RPJMD, yaitu 7343 Ha lahan
kritis yang kinservasi, sedangkan target RPJMD Kabupaten Lembata
yaitu 3690 Ha lahan kritis yang direhabilitasi.
Konservasi Hutan dan Lahan Kritis yang dilakukan selama ini adalah
cara pelaksanaan patroli hutan oleh polisi hutan.
Kendala yang dialami dalam melaksanakan program dan kegiatan yang
menunjang Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja Kedua adalah
keterbatasan tenaga pengawas kehutanan, dalam hal ini polisi hutan,
tidak sebanding dengan luas hutan yang ada di wilayah kabupaten
Lembata.
Terhadap kendala ini maka Pemerintah Kabupaten Lembata melalui
Dinas Pertanian dan Kehutanan dan kantor Kesatuan Pengelolaan
Hutan Lindung Unit IX Wilayah Kabupaten Lembata telah mengirim
tenaga fungsional untuk melakukan bimtek Polisi Hutan. Selain itu,
Pemerintah Kabupaten Lembata juga melakukan penyuluhan kepada
masyarakat mengenai Dampak Kerusakan Hutan.

Page | 171

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Pertama Indikator Kinerja Kedua sebesar Rp. 95.415.800,00,atau 57% dari total pagu sebesar Rp. 166.148.900,00. Terdapat
efisiensi penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan
yang mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Kelima Indikator
Kinerja Kedua melampaui target, sementara masih terdapat sisa
keuangan yang direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja
Kedua

didukung

Konservasi

oleh

Sumber

pelaksanaan

Daya

Hutan

Program

dengan

Perlindungan

kegiatan

dan

Penyuluhan

Kesadaran Masyarakat Mengenai Dampak Kerusakan Hutan.


II. Sasaran Strategis Kedua

: Terbentuknya

Kelompok

Peduli

Lingkungan.
Dalam mewujudkan Misi Kenam Rencana Pembangunan Jangka
Menegah Daerah Kabupaten Lembata Tahun 2011 2016, Sasaran
Strategis Kedua yang diusung adalah Terbentuknya Kelompok Peduli
Lingkungan. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Badan
Lingkungan Hidup. Berikut Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Pertama
tersaji pada Tabel 3.29 Berikut ini:
3.29. Tabel Pengukuran Capaian Sasaran Strategis Kedua
REALISASI
NO

1.

INDIKATOR KINERJA

Jumlah
Peduli

Kelompok
Lingkungan

2012
-

2013
-

2014
-

TAHUN 2015
TAR

REALI

GET

SASI

CAPAIAN

TARGET

RPJMD

AKHIR

CAPA

TAHUN

RPJMD

IAN

KE-4

100

Hidup

Dari tabel ini, maka Jumlah Kelompok Peduli Lingkungan Hidup pada
Tahun 2015 terdapat 9 kelompok peduli lingkungan hidup.

Sedangkan

pada tahun 2012 sampai dengan 2014, tidak ada pelaksanaan program
dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja
ini sehingga jumlah capaian dalam rentang tahun ini tidak dapat diukur.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target jangka menengah, maka hasil yang dicapai dalam program
Page | 172

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja


ini sudah melampaui target RPJMD, yaitu terbentuknya 9 kelompok peduli
lingkungan hidup, sedangkan target akhir RPJMD capaian terbentuknya
kelompok peduli lingkungan hidup sebanyak 8 kelompok.
Kelompok peduli lngkungan hidup yang telah dibentuk ini menjadi
sponsor dalam aksi peduli lingkungan hidup.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kedua Indikator Kinerja ini sebesar Rp.145.527.549,- atau 98%


dari total pagu sebesar Rp. 147.839.250. Terdapat efisiensi penggunaan
sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang mendukung
pelaksanaan Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja ini mencapai
target, sementara masih terdapat sisa keuangan yang direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Pertama Indikator Kinerja
ini didukung oleh pelaksanaan Program Peningkatan Kualitas dan Akses
Informasi Sumber Daya Alam dengan Kegiatan Pengembangan Data dan
Informasi Lingkungan.
II. Sasaran Strategis Ketiga

: Meningkatnya Kualitas Tata Bangunan.

Dalam mewujudkan Misi Kenam Rencana Pembangunan Jangka


Menegah Daerah kabupaten Lembata Tahun 2011 2016, Sasaran
Strategis Ketiga adalah Meningkatnya Kualitas tata bangunan. Sasaran ini
juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pekerjaan Umum dan dan Bagian
Administrast Pertanahan Sekretariat Daerah Kabupaten Lembata. Berikut
Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Pertama tersaji pada Tabel 3.30
Berikut ini:
3.30. Tabel Pengukuran Capaian Sasaran Strategis Kedua
REALISASI
NO

1.

INDIKATOR KINERJA

Jumlah

Regulasi

2012

2013

2014

TAHUN 2015
TAR

REALI

GET

SASI

CAPAIAN

TARGET

RPJMD

AKHIR

CAPA

TAHUN

RPJMD

IAN

KE-4

0%

100

Izin

0%

240

Dokumen

100

tentang Rencana Tata


Ruang
2.

Penyelesaian
Lokasi

3.

Jumlah

Kebijakan Pemerintah

Page | 173

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015
REALISASI
NO

INDIKATOR KINERJA

Daerah

di

2012

2013

TAHUN 2015

2014

TAR

REALI

GET

SASI

CAPAIAN

TARGET

RPJMD

AKHIR

CAPA

TAHUN

RPJMD

IAN

KE-4

Bidang

Administrasi
Pertanahan

Berdasarkan Tabel di atas diketahui:


1. Jumlah Regulasi tentang Rencana Tata Ruang.
Pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 tidak ada regulasi daerah
tentang rencana tata ruang yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten
Lembata. Hal ini disebabkan karena ketiadaan alokasi anggaran untuk
melaksanakan program dan kegiatan yang mendukung Sasaran
Strategis Kedua Indikator Kinerja Kesatu. Oleh karena itu, untuk
mengukur capaian kinerja terhadap Sasaran Strategis dan Indikator
Kinerja ini masih menggunakan target awal RPJMD yaitu 5 regulasi
dari total 100 regulasi yang ditargetkan pada akhir RPJMD.
2. Penyelesaian Izin Lokasi.
Pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 tidak ada penyelesaian
izin lokasi. Hal ini disebabkan karena ketiadaan alokasi anggaran
untuk program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Stretegis Ketiga
Indikator Kinerja Kedua. Oleh karena itu, untuk mengukur capaian
kinerja terhadap Sasaran Stretegis dan Indikator Kinerja ini masih
menggunakan target akhir RPJMD, yakni 240.
3. Pada Tahun 2014 Jumlah Dokumen Kebijakan Pemerintahan Daerah
Bidang Administrasi Pertanahan sebanyak 1 dokumen yaitu Peraturan
Bupati Lembata Nomor 15 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pemanfaatan
dan Penyelesaian Masalah Tanah Kosong.
Pada tahun 2015 terdapat 1 Dokumen Kebijakan Pemerintahan Daerah
Bidang Administrasi Pertanahan yaitu: Peraturan Bupati Lembata
Nomor 40 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Persiapan
dan Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum yang Luasnya Tidak Lebih Dari 5 (lima) Hektar di
Kabupaten

Lembata.

Selain

penyusunan

Dokumen

Kebijakan

Pemerintahan Daerah Bidang Administrasi Pertanahan, juga terdapat


kegiatan bimtek pengembangan kapasitas untuk 3 orang aparatur.

Page | 174

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

Jika dibandingkan dengan tahun 2014, maka Jumlah Dokumen


Kebijakan Pemerintahan Daerah Bidang Administrasi Pertanahan tidak
mengalami penambahan atau pengurangan.
Apabila realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dibandingkan
dengan target jangka menengah, maka hasil yang dicapai dalam
program dan kegiatan yang mendukung Sasaran Strategis Kesembilan
Indikator Ketiga belum mencapai target RPJMD, yaitu 33% atau 2
dokumen

kebijakan

Pemerintah

Daerah

Bidang

Administrasi

Pertanahan atau 33%, sementara target RPJMD Kabupaten Lembata


sebanyak 6 dokumen atau 100%.
Kegiatan

ini

baru

dilaksanakan

ditahun

2014

dalam

rangka

meningkatkan kualitas dan kapasitas aparatur pemerintah dalam


memahami peraturan perundang-undangan yang terkait dibidang
pertanahan.

Pemahaman

akan

peraturan

perundang-undangan

tersebut kemudian menjadi pengetahuan untuk melaksanakan tugas


dan fungsi di Bidang Pertanahan. Selain itu tersusunnya peraturan
Bupati sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
Pengunaan sumber daya keuangan untuk

pencapaian

Sasaran

Strategis Kesembilan Indikator Kinerja Kelima sebesar Rp 56.182.524,atau 73,36% dari total pagu sebesar Rp. 76.589.200. Terdapat efisiensi
penggunaan sumber daya keuangan karena realisasi kegiatan yang
mendukung pelaksanaan Sasaran Strategis Kedua Indikator Kinerja
Ketiga sesuai target, sementara masih terdapat sisa anggaran yang
direalisasikan.
Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis Kesembilan Indikator
Kinerja Kelima sesungguhnya tidak terlepas dari dilaksanakan Program
Peningkatan Kualitas Proses Kebijakan Pemerintahan Daerah Bidang
Administrasi Pertanahan dengan Kegiatan:
a) Perumusan Kebijakan Pemda Bidang Administrasi Pertanahan serta
Pemantauan

dan

Evaluasi

Pelaksanaan

Kebijakan

Bidang

Administrasi Pertanahan dan Revisi Kebijakan Pemerintah Daerah


Bidang Administrasi Pertanahan yang menjadi Kewenangan Pemda;
dan
b) Kegiatan

Pelaksanaan

Bimbingan

Teknis/Bimtek

Masalah

Kebijakan Bidang Pertanahan.

Page | 175

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

B. REALISASI ANGGARAN
Dalam rangka mendukung pelaksanan tugas pokok dan fungsi
Satuan Kerja Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Kabupaten Lembata,
pada tahun 2015 didukung dengan anggaran sebesar Rp. 851. 734. 635.
317, 07,- Secara rinci komposisi penggunaan anggaran sebagai berikut:

JENIS BELANJA

PAGU

Belanja Pegawai

REALISASI

268.859.300.777,-

129.100.816.121,64,-

26. 292.174.500,-

10.425.012.500,00,-

101301.908.240,80,-

39.537.515.616,20,-

Belanja Modal

113.801.243.870,33,-

10.583.086.134,20,-

Belanja Hibah

1.380.000.000,00,-

11.799.931.730,-

242.500.000.000,00,-

295.395.215,00,-

81.796.226.006,37,-

60.769.888.950,00,-

3.396.780.000,-

7.500.000.000,00,-

(BTL)
Belanja Pegawai (BL)
Belanja Barang dan
Jasa

Belanja Bantuan
Sosial
Belanja Bagi Hasil
Belanja Bantuan
Keuangan
Belanja Tidak
Terduga
Belanja Pembiayaan

Pagu Anggaran tersebut digunakan untuk membiayan semua


program dan kegiatan yang tersebar pada 34 (tiga Puluh empat) Satuan
Kerja

Perangkat

Daerah.

Penggunaan

anggaran

tersebut

apabila

diperinci dalam mendukung dalam pencapaian sasaran dapat dilihat


dalam Lampiran II.

Page | 176

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

BAB IV
PENUTUP

4.1.

TINJAUAN UMUM
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lembata atau

disingkat

LAKIP

Pemerintah

Kabupaten

Lembata

Tahun

2015

merupakan laporan capaian kinerja selama tahun 2015. Dengan kata


lain Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini bermaksud untuk
menyajikan

satu

informasi

yang

utuh

atas

upaya

pelaksanaan

pembangunan yang telah dilakukan dilihat dari tingkat capaian dan


target sasaran strategis, selain itu juga mengungkapkan keberhasilan
dan atau kegagalan pelaksanaan program, kegiatan, hambatanhambatan/ kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan maupun strategi
pemecahan masalah yang akan dilaksanakan di masa mendatang agar
sasaran strategis dan indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lembata
tahun 2011 2016 dapat tercapai sesuai yang direncanakan.
Secara garis besar terlihat bahwa capaian kinerja Pemerintah
Kabupaten Lembata selama tahun 2015 menunjukkan keberhasilan
untuk mewujudkan misi dan tujuan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lembata Tahun 2011 2016
yang telah diukur dalam 37 (tiga puluh tujuh) Sasaran Strategis dan 92
(sembilan

puluh

dua)

Indikator

Kinerja.

Dalam

konteks

pengklasifikasian tingkat keberhasilan yang diukur dari tingkat capaian


yang

telah

ditetapkan,

maka

secara umum

kinerja

Pemerintah

Kabupaten Lembata dapat dinyatakan BERHASIL.


Hal ini dapat dilihat dari pencapaian target dari 92 (sembilan puluh
dua) indikator kinerja, 1 (satu) indikator kinerja belum dapat diukur,
yaitu Indikator Opini BPK karena indikator tersebut masih dalam
proses penilaian BPK RI. Di samping itu, ada 12 (dua belas) indikator
kinerja tidak dapat diukur karena pada tahun 2015 tidak ada program
dan

kegiatan

yang

mendukung

pelaksanaan

indikator

kinerja

dimaksud. Keduabelas indikator kinerja itu antara lain:


1. Indeks Persepsi Korupsi (IPK);
2. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM);

Page | 177

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

3. Jumlah Perda/Perbup/Keputusan Bupati mengenai Organisasi


Pemerintah Daerah;
4. Jumlah Dokumen Analisis Jabatan (ANJAB) dan ABK;
5. Jumlah Lapangan Olahraga;
6. Cakupan Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo;
7. Jumlah Penelitian dan Pengembangan Komoditas Unggulan Daerah;
8. Cakupan Bina Kelompok Pengrajin;
9. Jumlah Lembaga Mitra (dalam bidang pariwisata);
10. Prosentase

Penyearan

Informasi

secara

Timbal

Balik

dari

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan


Daerah Kabupaten/Kota kepada Masyarakat baik Diminta maupun
Tidak Diminta yang Dapat Dilakukan melalui Media Massa maupun
Bentuk Media Komunikasi Lainnya dan/atau Lembaga-Lembaga
Komunikasi Masyarakat;
11. Jumlah Siaran Radio Lokal Aktif; dan
12. Jumlah Penyelesaian Izin Lokasi.
Sedangkan 81 (delapan puluh satu) indikator kinerja dapat diukur
dengan capaian kinerja seperti yang telah digambarkan pada BAB II.
4.2.

STRATEGI
Dalam rangka meningkatkan kinerja Pemerintah Kabupaten

Lembata di masa yang akan datang, maka disarankan agar:


1. Pemerintah Kabupaten Lembata pada tahun-tahun mendatang
harus menrapkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP)
agar pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat
diukur secara efektif dan efisien;
2. Pemerintah Kabupaten Lembata perlu meningkatkan kapasitas
SDM Aparatur tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
untuk mempercepat proses penyusunan dokumen-dokumen kinerja
pemerintah Kabupaten Lembata.
3. Pemerintah Kabupaten Lembata pada tahun-tahun ke depan perlu
meningkatkan pendapatan asli daerah guna membiayai program
dan kegiatan yang mendukung sarasan stategis dan indikator
kinerja dalam rangka mengejar target kinerja yang ditetapkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah Kabupaten
Lembata tahun 2011 2016.

Page | 178

Laporan Akuntabilitas Kinerja


Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata
Tahun Anggaran 2015

4. Pemerintah Kabupaten Lembata pada tahun-tahun mendatang


diharapkan agar mempublikasikan dokumen kinerja terutama
dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten
Lembata guna mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
5. Pemerintah Kabupaten Lembata pada tahun-tahun mendatang
diharapkan agar menerapkan sistem pengendalian dan evaluasi
rencana pembangunan daerah baik terhadap kebijakan rencana,
pelaksanaan rencana maupun hasil rencana harus dilakukan
secara berkala sebagai sumber data dan informasi perencanaan
pembangunan.
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten
Lembata

Tahun

2015

semoga

dapat

menjadi

bahan

pertimbangan/evaluasi untuk kegiatan/kinerja yang akan datang.

BUPATI LEMBATA,

ELIASER YENTJI SUNUR, ST

Page | 179

Anda mungkin juga menyukai