Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF

REKAM MEDIS DALAM MENGHADAPI AKREDITASI


RUMAH SAKIT DAN AKREDITASI JCI

Fitri Amalia Reksadiana, 2Suryo Nugroho Markus, 3Savitri Citra Budi


Program Studi D-III Rekam Medis Sekolah Vokasi, 2Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta,
3
Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada,
email:regzadiana@gmail.com1 , vi3ku@yahoo.com3
1

Abstract
The purpose of this study is to examine and review more about the accreditation standards group II chapter
5 the Qualifications and Education staff in the department Dr.Sardjito especially medical records staff. This
type of research is a descriptive study with a qualitative approach, and a cross-sectional study design. Subjects
examined in this design is the Head of the Medical Record, and personnel records are medis.Objek research
personnel file, the data kredensialing, document verification and STR diploma from the original source, and
document review staff when there is an indication of the findings related to hospital quality improvement efforts.
Dr.Sardjito Hospital has implemented a hospital accreditation and JCI accreditation in 2014 All medical
records are generally involved in the preparation of hospital accreditation and JCI accreditation, but only 3
were entered into a standard team. From a total of 101 medical records staff, there are 22 staff with education
past high school when registering as Dr.Sardjito Hospital staff and 20 staff who do not have the STR and
SIK. In addition, the medical records staff credentials already done once in 2012.
Keywords : Qualifications, Education, Credentials, Accreditation Standards
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan meninjau lebih dalam tentang standar akreditasi kelompok II
bab 5 yaitu Kualifikasi dan Pendidikan staf di RSUP Dr.Sardjito khususnya staf rekam medis. Jenis penelitian
adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek yang diteliti dalam perancangan ini adalah
Kepala Rekam Medis, dan petugas rekam medis.Objek penelitian adalah file kepegawaian, data kredensialing,
dokumen verifikasi ijasah dan STR dari sumber aslinya, dan dokumen review staf bila ada indikasi terkait
temuan pada upaya peningkatan mutu RS. RSUP Dr.Sardjito telah melaksanakan akreditasi rumah sakit dan
akreditasi JCI pada tahun 2014. Seluruh staf rekam medis umumnya terlibat dalam persiapan akreditasi rumah
sakit dan akreditasi JCI, namun hanya 3 yang masuk ke dalam tim standar. Dari total 101 staf rekam medis,
ada 22 staf dengan pendidikan terakhir SMA ketika mendaftar sebagai staf RSUP Dr.Sardjito dan 20 staf
yang belum memiliki STR dan SIK. Selain itu, proses kredensial staf rekam medis sudah dilakukan sekali
pada tahun 2012.
Kata Kunci: Kualifikasi, Pendidikan, Kredensial, Standar Akreditasi

PENDAHULUAN

sebagai pelayanan primer (misalnya Rumah Sakit).


Rumah sakit menurut Wolper dan Pena dalam
Azwar (2010) adalah tempat dimana orang sakit
member dan menerima pelayanan kedokteran serta
tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa
kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi
kesehatan lainnya yang diselenggarakan.Rumah
sakit membutuhkan cukup banyak orang dengan

Pada masa sekarang ini, kesehatan merupakan suatu


kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap individu.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, terdapat sarana
penunjang berupa fasilitas pelayanan kesehatan,
baik pelayanan primer (misalnya Puskesmas)
maupun pelayanan sekunder sebagai tindak lanjut
65

65

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Oktober 2014

berbagai keterampilan dan orang yang kompeten


untuk melaksanakan misi rumah sakit dan memenuhi
kebutuhan pasien. Pimpinan rumah sakit bekerja
sama untuk mengetahui jumlah dan jenis staf yang
dibutuhkan berdasarkan rekomendasi dari unit kerja
dan direktur pelayananan.
Sumber daya manusia merupakan faktor produksi
yang harus ada dan relatif lebih penting bagi rumah
sakit, karena hampir seluruh kegiatan operasional
rumah sakit bagi rumah sakit karena hampir seluruh
kegiatan operasional rumah sakit dilakukan oleh
manusia.Pencapaian visi dan misi rumah sakit
sangat bergantung pada kualitas sumber daya
manusia. Untuk mendapatkan sumber daya manusia
yang berkualitas, pemimpin rumah sakit harus
merancang sistem pengadaan staf yang tepat, salah
satunya adalah mengadakan proses seleksi. Setelah
proses seleksi selesai dilakukan, rumah sakit perlu
menempatkan para calon staf yang telah diterima
pada jabatan-jabatan yang dibutuhkan rumah
sakit sesuai dengan kemampuan mereka masingmasing sehingga para calon staf tersebut dapat
bekerja dengan maksimal. Sebelum menjalankan
proses seleksi, tentunya rumah sakit mengadakan
rekrutmen terlebih dahulu. Proses rekrutmen
dilakukan dengan tujuan mendapatkan persediaan
calon karyawan sebanyak mungkin sehingga
rumah sakit memiliki kesempatan lebih besar
untuk memilih calon staf yang dianggap memenuhi
standar kualifikasi. Sebelum staf dapat direkrut untuk
mengisi jabatan-jabatan tertentu, recruiter harus
memiliki gambaran yang jelas tentang tugas-tugas
dan kewajiban yang dipersyaratkan untuk mengisi
jabatan yang ditawarkan. Oleh sebab itu analisis
jabatan merupakan langkah pertama dalam proses
rekrutmen dan seleksi. Sekali suatu jabatan telah
dianalisis, maka uraian atau pernyataan tertulis
tentang jabatan atau posisi jabatan tersebut dalam
rumah sakit akan tertuang dengan jelas.
Uraian atau pernyataan tertulis tersebut dinamakan
uraian jabatan. Jika uraian jabatan telah tersusun
dengan baik maka spesifikasi jabatan akan mulai
dikembangkan. Spesifikasi jabatan didefinisikan
sebagai suatu uraian tertulis tentang pendidikan,
pengalaman dan keterampilan yang diperlukan
untuk dapat mengisi suatu jabatan tertentu sehingga
berfungsi efektif.Dalam spesifikasi, telah ditetapkan
persyaratan dan kualifikasi minimum dari orang yang
dapat menjabat atau melakukan pekerjaan tersebut.
Dasar ini harus betul-betul menjadi pedoman
pelaksaan seleksi, prinsipnya adalah the right man
66

on the right place and the right man behind the right
gun.Jadi titik tolak pemikiran seleksi hendaknya
kepada apa yang akan dijabat, baru siapa yang
akan menjabatnya: bukan siapa baru apa. Jabatan
atau pekerjaan apapun yang seharusnya dijadikan
informasi dasar untuk memulai proses rekrutmen,
seleksi dan penempatan.
Rekrutmen, evaluasi dan penugasan staf dapat
dilakukan sebaik-baiknya melalui proses yang
terkoordinasi, efisien dan seragam. Juga penting untuk
mendokumentasikan ketrampilan, pengetahuan,
pendidikan dan pengalaman sebelumnya dari
pelamar. Terutama sekali penting untuk secara
seksama mereview / melakukan proses asuhan
klinis dan bekerja langsung dengan pasien.Rumah
sakit harus memberikan kesempatan bagi staf
untuk belajar dan mengembangkan kepribadian
dan profesionalitasnya. Karenanya, pendidikan
in-service dan kesempatan pembelajaran lain
harus ditawarkan kepada staf. Tak terkecuali staf
rekam medis di rumah sakit. Dengan ditetapkannya
Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun
2009 dan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009
tentang rumah sakit maka rekam medis menjadi
salah satu kewajiban pencatatan sebagai informasi
pasien yang harus diselenggarakan dengan baik dan
benar. Hal tersebut telah diatur dalam Peraturan
Menteru Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.
Menurut Hatta (2008) rekam medis merupakan
kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang
dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan
sakit, pengobatan ssat ini dan saat lampau yang
ditulis oleh para praktisi kesehatan dalam upaya
mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien.Pelayanan rekam medis bukan pelayanan
dalam bentuk pengobatan, tetapi merupakan
bukti pelayanan, finansial, aspek hukum dan ilmu
pengetahuan.Peran rekam medis sangat dibuthkan
untuk mengelola bahan bukti pelayanan kesehatan
dengan aman, nyaman, efisien, efektif dan rahasia,
sehingga rekaman pelayanan kesehatan dapat
berfungsi sebaik-baiknya untuk tindakan pelayanan
yang diperlukan.Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan yang professional wajib memberikan
pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar
kompetensi dan kode etik profesi.Bagaimana
menjalankan visi dan misi masyarakat hidup mandiri
hidup sehat bila deteksi dini dan penyajian informasi
awal tidak cepat dan tepat dikelola melalui sistem
informasi terpadu. Tujuan pengelolaan rekam medis

Fitri Amalia Reksadiana, dkk. Analisis kualifikasi dan pendidikan staf ...

adalah untuk menunjang tertib administrasi dalam


rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan
di rumah sakit yang didukung oleh suatu sistem
pengelolaan rekam medis yang cepat, tepat, bernilai
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien
adalah kewajiban bagi setiap rumah sakit.Dan
standarisasi merupakan sarana yang sangat penting
bagi menggerakkan kegiatan organisasi dalam
meningkatkan produktivitas dan menjamin mutu
jasa sehingga dapat meningkatkan daya saing dan
melindungi konsumen, tenaga kerja dan masyarakat
baik keselamatannya maupun kesehatannya.
Perlunya peningkatan mutu rumah sakit, badan
KARS (Komisi Akeditasi Rumah Sakit) membuat
standar akreditasi baru yaitu standar akreditasi yang
mengacu pada akreditasi JCI (Joint Commision
International).Joint Comission Internatioanal
merupakan divisi dari JCHAO dari Amerika.Joint
Comission International berbasis pada kelompok
standar keselamatan berfokus pada pasien dan
manajemen rumah sakit.Rekam medis merupakan
data dasar yang ingin dicapai dalam Akreditasi
Joint Comission International, dimana rekam medis
memegang peranan penting dalam pendokumentasian
baaik untuk rumah sakit maupun pasien.Upaya
melindungi keselamatan untuk meningkatkan mutu
pelayanan dan melindungi keselamatan pasien terus
ditekankan dengan mengadakan akreditasi rumah
sakit dan Akreditasi Joint Comission International.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut maka diperlukan
staf-staf rekam medis yang kompeten sesuai standar
kualifikasi dan pendidikan yang telah ditetapkan.
Peneliti telah melakukan studi pendahuluan dan
sedikit wawancara informal dengan salah satu staf
rekam medis di RSUP Dr.Sardjito pada tanggal 24
Desember 2013. Peneliti memilih lokasi penelitian
di RSUP Dr.Sardjito dengan alasan bahwa rumah
sakit tersebut sedang dalam proses akreditasi ketika
peneliti melakukan studi pendahuluan. Proses
akreditasi yang sedang berlangsung adalah Akreditasi
Rumah Sakit. Dan berdasar wawancara informal,
setelah Akreditasi Rumah Sakit selesai maka akan
dilanjutkan dengan Akreditasi JCI. Hal lain yang
menjadi latar belakang penelitian ini adalah RSUP
Dr Sardjito memiliki staf rekam medis yang telah
lama mengabdi dan bekerja disana. RSUP Dr.Sardjito
Yogyakarta yang telah berdiri lama sejak perundangundnagan tentang rekam medis dan institusi perekam
medis ada, memiliki staf rekam medis yang latar
pendidikan non perekam medis.Selain itu, peneliti

ingin mengetahui tentang proses kredensial yang


telah dilakukan oleh RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta.
Hasil diskusi dengan dosen pembimbing membuat
peneliti semakin tertarik untuk menilik proses
kredensial yang dikhususkan untuk staf rekam medis.
Berdasar latar belakang dan studi pendahuluan
tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji dan
meninjau lebih dalam tentang standar akreditasi
Kelompok II Bab 5 yaitu Kualifikasi dan Pendidikan
Staf dan proses kredensial staf rekam medis di
RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta. Pada penelitian ini
Kualifikasi dan Pendidikan Staf dikhususkan hanya
staf rekam medis

METODE
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Subjek yang dalam penelitian
ini adalah Kepala Rekam Medis, dan petugas rekam
medis.Objek penelitian adalah file kepegawaian, data
kredensialing, dokumen verifikasi ijasah dan STR
dari sumber aslinya.

HASIL
1. Peran Staf Rekam Medis Berdasarkan Kualifikasi dan Pendidikan Staf dalam Menghadapi Akreditasi Rumah Sakit dan Akreditasi
JCI
Berdasarkan hasil wawancara informal yang
dilakukan kepada responden, diketahui
bahwa RSUP DR. Sardjito Yogyakarta telah
melaksanakan dua akreditasi yaitu akreditasi
rumah sakit dan akreditasi Joint Comission
International.Akreditasi rumah sakit yang
diselenggarakan KARS dilaksanakan RSUP
DR.Sardjito Yogyakarta pada Desember 2013.
Sedangkan akreditasi yang diselenggarakan oleh
badan akreditasi internasional Joint Comission
International pada Maret 2014.
Salah satu peran staf rekam medis dalam
menghadapi akreditasi secara umum adalah
mendukung rumah sakit dalam bentuk apapun.
Selain itu staf staf rekam medis harus bekerja
lebih ekstra ketika menghadapi dua akreditasi
tersebut.Staf rekam medis memiliki peran yang
sangat besar dalam menghadapi akreditasi rumah
sakit dan akreditasi JCI.Karena bukti pelayanan
yang diberikan kepada pasien oleh rumah sakit
adalah rekam medis. Dari rekam medis tersebut
67

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Oktober 2014

dapat dilihat pelayanan kesehatan di RSUP


Dr.Sardjito seperti apa. Rekam medis yang baik
sudah pasti mendukung Patient Safety.Rekam
medis sebagai bukti catatan tertulis pelayanan
kesehatan sangat besar perannya dan efeknya.
secara umum semua staf rekam medis terlibat
dalam menghadapi akreditasi. Akan tetapi
hanya tiga orang staf rekam medis yang ditunjuk
dengan SK (Surat Keputusan) untuk masuk tim
standar akreditasi, salah satunya yaitu Kepala
Instalasi Catatan Medik RSUP Dr.Sardjito.
2. Menganalisis Kelengkapan Dokumen Standar Kualifikasi dan Pendidikan Staf Apa
Saja yang Terkait Staf Rekam Medis Sesuai
Elemen Penilaian Standar Akreditasi Rumah
Sakit dan Akreditasi JCI
terdapat minimal 17 standar dengan elemen
penilaian yang harus dipenuhi oleh RSUP
Dr.Sardjito Yogyakarta. Namun, dalam
penelitian ini tidak semua elemen penilaian
tidak masuk dalam ruang lingkup penelitian
ini.Dalam peneltian ini hanya elemen penilaian
yang terkait staf rekam medis yang dilakukan
penelitian. Terkait dua akreditasi yang dilakukan
RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta, dokumen
yang dipersiapakan untuk memenuhi elemen
penilaian standar KPS adalah sama. Standar
akreditasi dan akreditasi JCI hampir sama
namun tetap ada perbedaan. Penelitian ini tidak
mencakup dalam meneliti perbedaan apa saja
karena standar dua akreditasi itu hampir sama
namun tetap ada perbedaannya.
Berdasarkan hasil studi dokumentasi terhadap
dokumen standar Kualifikasi dan Pendidikan
Staf (KPS), berikut adalah analisis standar KPS
yang terkait dengan rekam medis:
a. Standar KPS 1
Dari 3 elemen penilaian pada standar
KPS 1, elemen penilaian nomor 2 yang
terkait rekam medis. Berikut dokumennya:
Keputusan Dirut RSUP Dr.Sardjito
Kebijakan Standar Kompetensi Minimal
Jabatan di RSUP Dr.Sardjito dan SPO
Pengelolaan Reorientasi Pegawai di RSUP
Dr.Sardjito.
b. Standar KPS 2
Dari 5 elemen penilaian pada standar KPS
2, elemen penilaian 2 yang terkait rekam
68

medis. Berikut dokumennya:SK Kebijakan


Pengembangan dan Implementasi Proses
Rekruitmen, Evaluasi, Pelatihan dan
Penugasan SDM RSUP Dr.Sardjito
c. Standar KPS 3
Dari 5 elemen penilaian pada standar
KPS 3, elemen penilaian 1, 2 dan 3 yang
terkait rekam medis. Berikut dokumennya:
Keputusan Dirut RSUP Dr.Sardjito tentang
Pengangkatan Pengurus Harian Sub Komite
Kredensial RSUP Dr.Sardjito(KPS 3; EP 1),
Keputusan Dirut RSUP Dr.Sardjito tentang
Pengelolaan Kredensial dan Rekredensial
bagi Staf Medis, Keperawatan, serta
Tenaga Profesi Kesehatan Lain di RSUP
Dr.Sardjito (KPS 3; EP 1dan KPS 3; EP 2),
Keputusan Dirut RSUP Dr.Sardjito tentang
Pengelolaan Kredensial dan Rekredensial
bagi Staf Medis, Keperawatan, serta
Tenaga Profesi Kesehatan Lain di RSUP
Dr.Sardjito (KPS 3; EP 3).
d. Standar KPS 4
Dari 5 elemen penilaian pada standar KPS 4,
elemen penilaian 1 dan 2 yang terkait rekam
medis. Berikut dokumennya: Undangan
kredensial (KPS 4; EP 1), Keputusan
Dirut RSUP Dr.Sardjito tentang Kebijakan
Pengembangan dan Implementasi Proses
Rekruitmen, Evaluasi Pelatihan dan
Penugasan Staf RSUP Dr.Sardjito(KPS 4;
EP 2) Keputusan Dirut RSUP Dr.Sardjito
tentang Kebijakan Monitoring dan Evaluasi
Praktek Profesional Bagi Staf Fungsional
Medis di RSUP Dr.Sardjito (KPS 4; EP
2), Keputusan Dirut RSUP Dr.Sardjito
tentang Kebijakan Evaluasi Sasaran
Kerja Pegawai di RSUP Dr.Sardjito dan
Lampiran Monitoring dan Evaluasi Staf
Medis Fungsional RSUP Dr.Sardjito (KPS
4; EP 2).
e. Standar KPS 5
Dari 7 elemen penilaian pada standar
KPS 5, elemen penilaian 1 sampai 7
terkait dengan rekam medis. Berikut
dokumennya: Kebijakan Pengembangan
SDM, SPO File Kepegawaian / Personal
File, Verifikasi ijazah dari poltekkes dan
Kebijakan pelimpahan kewenangan dari
dokter kepada tenaga keperawatan.

Fitri Amalia Reksadiana, dkk. Analisis kualifikasi dan pendidikan staf ...

f.

Standar KPS 6
Dari 5 elemen penilaian pada standar KPS
6, elemen penilaian 3 terkait dengan rekam
medis. Berikut dokumennya: Usulan
Kebutuhan SDM tahun 2013. Berdasarkan
hasilwawancara dengan responden, yang
merekomendasi kebutuhan staf rekam
medis adalah Penanggung Jawab SDM di
Instalasi Catatan Medik

g. Standar KPS 7
Dari 4 elemen penilaian pada standar KPS
7, seluruh elemen penilaian terkait dengan
rekam medis. Berdasarkan penggabungan
hasil studi dokumentasi dan wawancara
yang dilakukan di Bagian Pendidikan dan
Pelatihan RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta,
telah terdapat dokumen yang memuat
elemen penilaian 1 sampai 4. Peneliti tidak
mendapat ijin untuk mencantumkan nama
dokumen.
h. Standar 8
Dari 4 elemen penilaian pada standar KPS
8, seluruh elemen penilaian terkait dengan
rekam medis. Berdasarkan penggabungan
hasil studi dokumentasi dan wawancara
yang dilakukan di Bagian Pendidikan dan
Pelatihan RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta,
telah terdapat dokumen yang memuat
elemen penilaian 1 sampai 4. Peneliti tidak
mendapat ijin untuk mencantumkan nama
dokumen.
i.

j.

Standar KPS 9
Dari 5 elemen penilaian pada standar
KPS 9, elemen penilaian 2, 3 dan 4
terkait dengan rekam medis. Berikut
dokumennya: SPO Kredensial RSUP
Dr.Sardjito, Keputusan Dirut RSUP
Dr.Sardjito tentang Pengangkatan
Pengurus Harian Sub Komite Kredensial
RSUP Dr.Sardjito dan Keputusan Dirut
RSUP Dr.Sardjito tentang Pengangkatan
Panitia Kredensial Profesi Kesehatan Lain.
Standar KPS 16
Dari 2 elemen penilaian pada standar KPS
16, elemen penilaian 1 terkait dengan
rekam medis. Berikut dokumennya:
Keputusan Dirut RSUP Dr. Sardjito tentang
Penugasan Kerja Klinis Staf Nutritionist di
RSUP Dr.Sardjito, Keputusan Dirut RSUP

Dr.Sardjito tentang Pengangkatan Panitia


Keselamatan Pasien dan Manajemen
Resiko Klinis Panitia Kepas Merak
RSUP Dr.Sardjito dan Surat Keputusan
Dirut RSUP Dr.Sardjito tentang Kebijakan
Pelatihan Wajib bagi Karyawan di RSUP
Dr.Sardjito.
k. Standar KPS 17
Dari 3 elemen penilaian pada standar KPS
17, elemen penilaian 1 terkait dengan
rekam medis. Berikut dokumennya:
Keputusan Dirut RSUP Dr Sardjito
tentang Penunjukan Pengangkatan
Tim Life Saving RSUP Dr.Sardjito,
Keputusan Dirut RSUP Dr.Sardjito
tentang Pengangkatan Panitia Panitia
Keselamatan Pasien dan Manajemen
Resiko Klinik Panitia Kepas Merak
RSUP Dr.Sardjito dan Keputusan Dirut
RSUP Dr.Sardjito tentang Pembentukan
Panitia Pelaksanaan Simulasi dan Survey
Akreditasi KARS versi 2012 Serta Mock
Survey Akreditasi Internasional Joint
Commision International (JCI) RSUP
Dr.Sardjito.
Berdasarkan hasil wawancara dengan
responden, peran staf rekam medis dalam
peningkatan mutu rumah sakit adalah
mendukung penuh upaya peningkatan
mutu yang dilakukan oleh rumah sakit.
3. Proses Kredensial Staf Rekam Medis Sesuai
Akreditasi Rumah Sakit dan Akreditasi JCI
RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta telah melakukan
kredensial terhadap staf Instalasi Catatan
Medik sebanyak satu kali pada tahun 2012.
Dalam pelaksanaan kredensial, acuannya
adalah standar kompetensi perekam medis.
dalamproses krensial akan dilihat apakah
masing-masing staf rekam medis sudah mampu
melakukan kegiatan yang ada di standar
kompetensi. Hasil wawancara triangulasi
mengutarakan bahwa yang melakukan
proses kredensial adalah Ketua Kelompok
Fungsional.Alasan diadakannya kredensial
adalah mengetahui kompetensi yang dimiliki
masing-masing tiap staf rekam medis dan
apakah fisiknya mampu melakukan pekerjaan
sesuai kompetensinya.

69

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Oktober 2014

Kredensial juga merupakan proses memverifikasi


pendidikan, surat ijin, registrasi, kompetensi,
pelatihan, dan pengalaman dengan sumber yang
mengeluarkan kredensial sebelum individu
tersebut mulai memberikan pelayanan kepada
pasien. Proses verifikasi jabatan staf rekam
medis RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta yaitu pihak
profesi rekam medis menghubungi institusi
pendidikan yang memberikan kelulusan.

No

Kegiatan

Pendidikan

PJ SDM ICM

S1 Pendidikan

Pendaftaran

SMA

D
3
Manajemen

D3 RM

27

D3 RM

22

Dokter

a. Pendidikan
diketahui bahwa total staf rekam medis
yang ada di di Instalasi Catatan Medik
adalah 101. Status kepegawaian staf rekam
medik dijabarkan dalam bentuk tabel
berikut:
Tabel 1

Hasil Wawancara Status


Kepegawaian Staf Rekam
Medis RSUP Dr.Sardjito
Status
Kepegawaian

No

Jumlah

CPNS

PNS

44

Non PNS (Pegawai


Tetap)

17

Tenaga Harian
Lepas

24

Diperbantukan

Total

No

101

70

Hasil Wawancara Pendidikan Staf ICM RSUP


Dr.Sardjito
Kegiatan

Kepala ICM

Pendidikan
Dokter

Gabung dan
Inaktif

D3 RM

Filing

SMA

D3 RM

Distribusi

SMA

Penelitian

D3 RM

A s s e m b l i n g SMA
dan Verifikasi D3 RM

S1 Sos

10

Pelaporan

D3 RM

11

SKM

D3 RM

12

Tata Usaha

S1

13

Logistik

D3 Komputer

S1 Sos

Total

Pendidikan terakhir staf rekam medis harus


D-III Rekam Medis. Di Instalasi Catatan
Medik tidak semua berpendidikan terakhir
D-III Rekam Medis. Perekrutan staf
disesuaikan dengan kebutuhan instalasi.
. Namun, kegiatan pokok rekam medis
sudah menjadi kewajiban bahwa staf yang
melakukan kegiatan pokok rekam medis
memiliki latar belakang pendidikan D-III
Rekam Medis. Pendidikan staf rekam
medic Instalasi Catatan Medik RSUP
Dr.Sardjito Yogyakarta dijabarkan dalam
bentuk tabel berikut:
Tabel 2

Koding

Jumlah

Jumlah
1

101

b. Surat Ijin dan Registrasi


Surat Tanda Registrasi dan Suran Ijin Kerja
masuk dalam kualifikasi dan pendidikan
staf rekam medis.
Tabel 3 Kualifikasi Staf Rekam Medis
No

Kualifikasi

Jumlah

Keterangan

81

Sudah memiliki
STR & SIK

Belum memiliki
20
STR & SIK

Total

Sedang dalam
proses

101

c. Pelatihan dan Pengalaman


Pelatihan menjadi salah satu cara apabila
staf rekam medis yang belum memenuhi
kualifikasi dan pendidikan elemen standar
KPS. Pelaksanaan pelatihan kerja untuk
staf rekam medis termasuk dalam program
pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM) di Instalasi Catatan Medik (ICM)
RSUP Dr.Sardjito.Pengembangan SDM
memiliki dua jalur, yaitu jalur formal dan

Fitri Amalia Reksadiana, dkk. Analisis kualifikasi dan pendidikan staf ...

informal. Jalur formal diberikan untuk


staf rekam medis yang akan menempuh
pendidikan dan jalur informal untuk
staf rekam medis yang akan menempuh
pelatihan. Ada dua jenis pelatihan untuk
staf rekam medis yaitu pelatihan internal
dan eksternal. Pada pelatihan internal
pihak ICM bekerja sama dengan organisasi
profesi. Sedangkan untuk pelatihan
eksternal, beberapa staf rekam medis
dikirim untuk mengikuti pelatihan yang
diadakan di luar ICM RSUP Dr.Sardjito

PEMBAHASAN
1. Peran Staf Rekam Medis Berdasarkan Kualifikasi
dan Pendidikan Staf dalam Menghadapi
Akreditasi Rumah Sakit dan Akreditasi JCI

Menurut Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2009 pasal 40, disebutkan
bahwa:
(1) Dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan
akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga)
tahun sekali.
(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan oleh suatu lembaga
independen baik dari dalam maupun luar
negeri berdasarkan standar akreditasi yang
berlaku.
(3) Lembaga independen yang dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan oleh Menteri
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti, RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta telah
melaksanakan dua akreditasi pada tahun 2014.
Akreditasi rumah sakit yang diselenggarakan
oleh KARS, dilaksanakan oleh RSUP
Dr.Sardjito Yogyakarta pada Januari 2014.
Setelah dinyatakan layak kemudian diadakan
akreditasi JCI pada bulan Maret 2014.RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta telah memenuhi UndangUndang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009.
2. Menganalisis Kelengkapan Dokumen Standar
Kualifikasi dan Pendidikan Staf Apa Saja yang
Terkait Staf Rekam Medis Sesuai Elemen
Penilaian Standar Akreditasi Rumah Sakit dan
Akreditasi JCI

Menurut hasil analisis terhadap isi standar
akreditasi yang ditetapkan oleh Direktorat
Jendral Bina Pelayanan Medik (2011), RSUP

Dr. Sardjito Yogyakarta telah menyediakan


dokumen yang dibutuhkan untuk memenuh
standar KPS 1, KPS 2, KPS 3, KPS 4, KPS 5,
KPS 6, KPS 7, KPS 9, KPS 16, dan KPS 17. Hal
ini sudah memenuhi standar akreditasi rumah
sakit dan standar akreditasi JCI.
3. Proses Kredensial Staf Rekam Medis Sesuai
Akreditasi Rumah Sakit dan Akreditasi JCI

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 755 Tahun 2011, kredensial
adalah proses evaluasi terhadap staf medis
untuk menentukan kelayakan diberikan
kewenangan klinis (clinical privilege). Elemen
penilaian pada standar akreditasi Kualifikasi
dan Pendidikan Staf yang memuat hal tentang
kredensial terdapat pada:
a. Elemen Penilaian 9
1) Dibutuhkan kredensial (antara lain
: pendidikan, izin, registrasi) sesuai
peraturan dan kebijakan rumah sakit
bagi setiap anggota staf medis fungsional yang disalin oleh rumah sakit
dan disimpan dalam file kepegawaian
atau dalam file kredensial yang terpisah bagi setiap anggota staf medis
fungsional.
2) Semua kredensial (antara lain : pendidikan, izin, registrasi) diverifikasi
dengan sumber yang mengeluarkan
kredensial sebelum individu tersebut
memulai memberikan pelayanan kepada pasien.
3) Semua kredensial (antara lain : pendidikan, izin, registrasi) terkini dan
terupdate sesuai persyaratan.
b. Elemen Penilaian 15
1) Rumah sakit memiliki standar prosedur untuk mengumpulkan kredensial
setiap staf kesehatan professional lainnya.
2) Rumah sakit mempunyai proses untuk
memastikan bahwa staf lainnya yang
bukan pegawai rumah sakit tetapi
mendampingi dokter memiliki kredensial yang sahih yang sebanding dengan
persyaratan kredensial rumah sakit.

RSUP Dr. Sradjito telah melaksanakan satu
kali kredensial terhadap staf rekam medis
pada tahun 2012.Hal ini sudah memenuhi
standar akreditasi Bab V Kelompok Standar
Manajemen Rumah Sakit yaitu Kualifikasi
dan Pendidikan Staf. Proses kredensial
71

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Oktober 2014

juga merupakan verifikakasi pendidikan,


surat izin, registrasi dengan sumber yang
mengeluarkan kredensial sebelum individu
tersebut mulai memberikan pelayanan
kepada pasien.
a. Pendidikan
Kualifikasi dan pendidikan staf rekam
medis dimuat dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
55 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan Perekam Medis. Di dalam pasal
3 berbunyi:
1) Standar kelulusan Diploma tiga sebagai ahli madya Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan;
2) Standar kelulusan Diploma empat
sebagai Sarjana Terapan Rekam Medis
dan Informasi Rekam Medis;
3) Standar kelulusan Sarjana sebagai
Sarjana Rekam Medis dan Informasi
Rekam Medis;
4) Standar kelulusan Magister sebagai
Magister Sarjana Rekam Medis dan
Informasi Rekam.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 pasal 9
menyebutkan bahwa:
Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat
Perekam Medis yang sesuai dengan jenjang
jabatannya untuk melaksanakan kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat
(1) atau ayat (2), maka Perekam Medis
yang berada di atas atau di bawah jenjang
jabatannya dapat melakukan kegiatan
tersebut berdasarkan penugasan tertulis
dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan.
Sedangkan pasal 38 menyebutkan:
(1) Pegawai Negeri Sipil yang pada saat
ditetapkan Peraturan Menteri ini
telah dan masih melaksanakan tugas
di bidang pelayanan rekam medis informasi kesehatan berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang, dapat
disesuaikan/ inpassing dalam jabatan
fungsional Perekam Medis Ahli, harus
memenuhi syarat:
a) Berijazah paling rendah Sarjana
(S1) atau DIV program studi
72

Rekam Medis dan Informasi Kesehatan/ rekam Medik/ Manajemen Informasi Kesehatan/
Informatika Rekam Medik dan
Kesehatan Masyarakat dengan
latar belakang D3RMIK;
b) Pangkat paling rendah Penata
Muda, golongan ruang III/a;
c) Memiliki Surat Regristasi Perekam Medis yang masih berlaku;
dan
d) Nilai prestasi kerja paling kurang
bernilai baik dalam 1 (tahun)
terakhir
(2) Angka kredit kumulatif untuk penyesuaian/ inpassing dalam jabatan fungsional Perekam Medis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebagaimana
tercantum dalam Lampiran VII yang
merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
(3) Angka kredit kumulatif sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), hanya berlaku
selama masa penyesuaian/ inpassing.
(4) Untuk menjamin keseimbangan antara beban kerja dan jumlah Pegawai
Negeri Sipil yang akan disesuaikan/
diinpassing sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), maka pelaksanaan
penyesuaian/ inpassing harus mempertimbangkan formasi jabatan
Berdasarkan hasil penelitian peneliti melalui
wawancara dengan beberapa responden
dan studi dokumentasi terdapat 22 staf
rekam medis yang belum D-III Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan. Namun,
berdasarkan wawancara triangulasi, 22 staf
rekam medis tersebut telah diusahakan agar
bisa memenuhi kualifikasi sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 55
Tahun 2013 dan tuntutan akreditasi.

SIMPULAN
1. RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta telah melakukan
akreditasi rumah sakit pada tahun 2013 dan
akreditasi JCI pada tahun 2014. Hal ini telah
sesuai dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 pasal 40.
Seluruh staf rekam medis umumnya terlibat
dalam persiapan akreditasi rumah sakit dan

Fitri Amalia Reksadiana, dkk. Analisis kualifikasi dan pendidikan staf ...

akreditasi JCI, namun hanya 3 yang masuk ke


dalam tim standar
2. Dari total 17 standar akreditasi rumah sakit
dan akreditasi JCI, terdapat 11 standar dan
28 elemen penilaian yang berkaitan dengan
rekam medis. RSUP Dr.Sardjito telahmemiliki
dokumen-dokumen untuk memenuhi 28 elemen
penilaian tersebut.
3. Kredensial terhadap staf rekam medis sudah
dilakukan sekali pada tahun 2012. Hal ini
sudah memenuhi standar akreditasi Bab V
Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit
yaitu Kualifikasi dan Pendidikan Staf. Dari
total 101 staf rekam medik di ICM RSUP
Dr.Sardjito Yogyakarta, terdapat 22 staf yang
lulusan SMA ketika masuk sebagai staf rekam
medis. Dari total 101 staf rekam medik di ICM
RSUP Dr.Sardjito, masih terdapat 20 staf yang
belum memiliki STR dan SIK. Namun, hal
tersebut tidak menjadi masalah karena STR dan
SIK sedang dalam proses pembuatan. Ini sudah
memenuhi Permenkes RI Nomor 55 Tahun 2013
dan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011.

Kedokteran, Konsil. (2006). Manual Rekam Medis.


Jakarta: Tim Penyusun Konsil Kedokteran.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.755/MENKES/


PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan
Komite Medik di Rumah Sakit.Diakses dari
www.depkes.go.id pada tanggal 29 Desember
2013.

Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta
Azwar, Asrul. (2010). Pengantar Administrasi
Kesehatan.Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. 2011.
Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Hamalik, O. (2000). Pengembangan Sumber
Daya Manusia, Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan, Pendekatan Terpadu.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu .(2001) Manajemen Sumber Daya
Manusia.Jakarta : Penerbit PT BumiAksara.
Hatta, Gemala. (2008). Pedoman Informasi
Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan.
Jakarta: Universitas Indonesia
Huffman, E. K. (1994). Health Information
Management. Illyonis: Physician Record
Company.

Maarif, M. Syamsul. (2003). Strategi Peningkatan


Kompetensi Aparatur Negara Guna
Mengantisipasi Kebutuhan Pelayanan Sektor
Publik.Bandung: STIA LAN
Menteri Kesehatan RI. (2007). Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
377/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar
Profesi Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan. Jakarta: Menteri Kesehatan
Republik Indonesia.
Moleong, Lexy J. (2011).Metodologi Penelitian
Kualitatif.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Notoadmodjo, S. (2005).Metode Penelitian
Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta
______________. (2010). Metode Penelitian
Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.269/MENKES/
PER/II/2008 tentang Rekam Medis.Diakses
dariwww.depkes.go.idpada tanggal 19
Desember 2013.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.55 Tahun 2013


tentang Penyelenggaraan Komite Medik di
Rumah Sakit. Diakses dari www.depkes.go.id
pada tanggal 25 April 2013.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi RI No.30 Tahun 2013
tentang Jabatan Fungsional Perekam Medis
dan Angka Kreditnya.Diakses dari www.
menpan.go.id pada tanggal 25 April 2013.
Republik Indonesia.(2003). Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Diakses
dari www.menkokesra.go.id pada tanggal 23
Mei 2014.
Republik Indonesia.(2004). Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran.Diakses dari
bpkp.go.id pada tanggal 12 Desember 2013.

73

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.3, No.1, Oktober 2014

Republik Indonesia.(2009). Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan.Diakses dari bpkp.go.id
pada tanggal 12 Desember 2013.
Republik Indonesia.(2009). Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit.Diakses dari bpkp.go.id
pada tanggal 12 Desember 2013.
Spencer, Lyle M. and Signe M. Spencer. (1993).
Competence Work: Model For Superior
Performance John and Wileys Sons. Inc

74

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dan


Kuantitatif dari R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Tanzeh, Ahmad. 2009. Pengantar Metodologi
Penelitian. Yogyakarta : Teras.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus
Bahasa Indonesia.Jakarta: Pusat Bahasa
***

Anda mungkin juga menyukai