Perancangan Jaringan Lokal Akses Fiber
Perancangan Jaringan Lokal Akses Fiber
Disusun oleh:
ABSTRAK
Permintaan terhadap layanan komunikasi dan hiburan berbasis koneksi internet yang
membutuhkan bandwidth besar meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah pengguna,
sehingga penulis membuat suatu perancangan FTTH. Perencanaan ini diawali dengan
melakukan survey pelanggan langsung ke lapangan. Dalam perancangan ini terdapat tiga buah
scenario yang digunakan, yaitu scenario passive splitter 1:4 1:8, passive splitter 1:2 1:16 dan
passive splitter 1:32. Pada ketiga scenario tersebut tidak jauh berbeda dalam hal tolal
redaman, yang menjadi perbedaannya adalah jumlah material yang digunakan. Jumlah
homepass yang di ambil sebagai sample pada perencanaan ini sebanyak 548 pelanggan. Pada
passive splitter 1:4 1:8 jumlah ODP yang di pergunakan sebanyak 69 ODP, pada passive
splitter 1:2 1:16 jumlah ODP yang di gunakan sebanyak 35 ODP, sedangkan pada passive
splitter 1:32 hanya menggunakan 18 ODP. Untuk ODC yang di gunakan ialah kapasitas 96
core.
Pada perancangan ini penulis membuat suatu kesimpulan akhir yang mana hasil akhirnya
berupa BoQ dan Link budget. Ada tiga buah BoQ yang diperoleh dari perencanaan tersebut
yang mana hasil dari BoQ tersebut berbeda satu dengan yang lain. Sama halnya dengan Link
budget, pada perhitungan linkbudget yang di peroleh masih termasuk dalam kategori baik
karena masih dibawah standart yaitu sebesar 28 dB.
Kata kunci: GPON, FTTH, Fiber Optik, ODP, ODC, Passive Splitter, BoQ, Link Budget
ABSTRACT
Demand for communications and entertainment services based on Internet connection that
requires a large bandwidth increases with the increase in the number of users, so that the
author makes a FTTH design. In the planning started from the customer to the STO. Planning
begins by conducting customer surveys directly to the field. In this design there are three
scenarios that are used, the scenario of passive splitter 1: 4 1: 8, passive splitter 1: 2 1:16
and 1:32 passive splitter. In the third scenario is not much different in terms of tolal damping,
the difference is the amount of material used. The number of passes are taken as samples in
this planning as many as 548 customers. In passive splitter 1: 4 1: 8 number of ODP is in use
by 69 ODP, the passive splitter 1: 2 1:16 ODP number which is in use by 35 ODP, while the
passive splitter uses only 18 ODP 1:32. For ODC in use capacity is 96 cores.
In this design the author makes a final conclusion which ultimately results in the form of BOQ
and link budget. There are three BOQ obtained from the planning which results from the
BOQ different from one another. Similarly, the link budget, the calculation of which was
obtained linkbudget still included in both categories because it is still below the standard that
is equal to 28 dB.
Keyword : GPON, FTTH, Fiber Optic.ODP, ODC, Passive Splitter, BoQ, Link Budget
PENDAHULUAN
Telekomunikasi merupakan suatu proses
penyampaian informasi jarak jauh dengan
transmisi
maupun melalui udara tanpa
menggunakan
kawat
penghantar,
tetapi
menggunakan gelombang radio. Perkembangan
teknologi saat ini semakin berkembang dengan
tidak lagi hanya berbasis kabel tembaga atau
gelombang radio sebagai media penghantar
komunikasi. Penggunaan perangkat penghantar
tembaga dan udara dianggap tidak lagi efektif dan
efisien menunjang kegiatan manusia. Selain itu juga
rentan terhadap gangguan (noise) dari berbagai
sumber seperti cuaca, bencana alam dan lain
sebagainya. Penggunaan perangkat tersebut juga
menimbulkan pembiayaan perawatan membengkak
dari alasan itulah muncul adanya sebuah layanan
komunikasi fiber optik.
Teknologi fiber merupakan media yang
tidak diragukan untuk menyediakan bandwidth
yang besar, tidak dipengaruhi interferensi
gelombang elektromagnetik, bebas korosi dan
menyediakan rugi-rugi minimal untuk transportasi
data. Sekarang ini kebanyakan dari backbone
jaringan telah dikonstruksikan dengan fiber optik
tetapi hubungan terakhir ke rumah tangga
kelihatannya tidak mungkin bagi fiber. Alasan
utama untuk ini adalah usaha multimedia belum
matang untuk menjamin bahwa kenyataan yang ada
membutuhkan hubungan yang haus akan
bandwidth. Alasan lain adalah bahwa instalasi fiber
kelihatan sebagai usaha yang mahal yang tidak
dapat digantikan.
Keterbatasan jaringan akses tembaga yang di
nilai belum cukup dan belum dapat menampung
kapasitas bandwidth yang besar serta kecepatan
tinggi, maka PT. Telkom sendiri sesuai visi misi nya
meningkatan kualitas layanan untuk membuat
infrastruktur menggunnakan fiber optik sebagai
media transmisi nya. PT. Telkom sudah
menargetkan tahun 2013 akan merombak jaringan
akses tembaga menjadi jaringan akses fiber optik
sampai ke rumah-rumah yang di sebut Fiber optic
to the home (FTTH). Dalam pelaksanaan FTTH
tersebut, PT.Telkom merekomendasikan dan
menggunakan teknologi GPON untuk jaringan
FTTH. Gigabit Passive Optical Network (GPON)
adalah adalah salah satu teknologi dari beberapa
teknologi sistem komunikasi serat optik. GPON
bermula dari passive optical network (PON) yang
kemudian berevolusi dan berkembang hingga
sampai tahap sekarang..
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian yang digunakan
dalam pembuatan tugas akhir ini adalah:
1. Studi Kasus
II. DASAR TEORI
2.1 Kabel Fiber Optik
2.
3.
4.
5.
6.
Mela
Gambar
1.1FlowchartRencanaTugasAkhir.
Secara garis besar kabel serat
optik dibagi menjadi 3 bagian
[10]
[10]
homepass
yang
didapatsebanyak
3.619homepass.Kegiatansurvey inidilakukanpada
jam kerjayaitupukul 08.00
pagisampaidengan
16.00
sore.
Survey
sendiridibagimenjadiduateamseperti
yang
adadibawahini :
3.1.1 Team On Desk Survey
Team on desk surveymerupakanteam
yang
mempersiapkansegalakebutuhan
yang
dibutuhkanolehteam
on
site
surveysebelummelakukankegiatansurvey
kelapangan.
3.1.2 Team On Site Survey
Team on site survey merupakan tim
yang berada dilapang yang mempunyai
tugas untuk melakukan pelaksanaan
kegiatan survey langsung pada daerah
yang sudah ditentukan oleh Team on desk
survey , setelah diberikan peralatan yang
dibutuhkan oleh team on site survey
sehingga pelaksanaan kegiatan survey
dapat dilaksanakan.
3.2 TahapanPerencanaan Design Menggunakan
Google earth
Setelahmelakukankegiatansurvey
yang
dilakukanolehteam
on
site
surveymakadidapatkan
data
valid
daninformasitentang
area
kerja
yang
akandilakukanpergantianjaringanlokalaksestem
bagamenjadijaringanlokalakses fiber optik.
Dalamperencanaandesign
inimenggunakan
total jumlahhomepasssebanyak 3.505. Total
3.505
inidibagimenjadilimaboundarypadadaerahnolo
gaten area kerjatelkomaksesyogyakarta. Ada
beberapatahapdalam
Proses
selanjutnyadalam
design
menggunakangoogle
earth
iniadalahmelakukanpenarikankabeldari
ODC menuju ODP yang biasa disebut
dengan kabel distribusi. Untuk membuat
jalur distribusi tersebut menggunakan
memilih pembuatan jalur yang ada pada
status bar google earth tersebut, dalam
penentuan jalur dstribusi ini memliki batas
maksimum yaitu 2 KM, jadi jarak dari
proses
perencanaandesignmenggunakangoogleearth
yaitu :
3.2.1 Input HasilSurvey Homepass
Setelahmendapatkan
data
valid
daninformasitentang area kerjamakateam
on
desk
survey
melakukanpenginputanhasil
survey kedalamgoogle
earth.Tahapanpertamaadalahmembuatulan
g polygondaerah yang akan diinput sesuai
dengan data yang ada dari lapangan,
3.2.2 Penempatan ODC
Penempatan
ODC
adalahlangkahselanjutnyadalamdesign
perencananini
3.2.3 PenarikanKabeldari ODC
Menuju ODP
redamanpadasambungankabel
feeder,
distribusidan
drop,
jugadenganredamanpadakonektor
yang
dipakai. Perhitunganinidilakukandari OLT
menuju ONT
Setelah selesai melakukan perhitungan
link budget terdekat, menengah dan terjauh
yang mulai dari 1:4 1:8, 1:2 1:16, dan
1:32. Maka dapat dilihat total loss dari
keseluruhan. Pada hasil dari semua total
loss tersebut penulis melihat tidak terdapat
perbedaaan yang paling menonjol. Untuk
total loss setiap kategori hanya dibedakan
kurang lebih 0.5 -1 dB.
Pada perencaan penulis merancang 2
bagian yaitu kategori one stage dan two
stage. One Stage ialah perencanaan yang
hanya menggunakan 1 buah spliter dan
dicatu langsung dari STO. Keuntungan
V. DAFTAR PUSTAKA
1. Yusanto, Mohamad David (.t.thn) . Fiber
To
Home
[Online]
http://www.scribd.com/document_downlo
ads/direct/81400784?extension=pdf&ft=14
00817961<=1400821571&user_id=1304
92069&uahk=mQ3DUkOWBplWJQkHeR
r2RtrRrIA [Diakses 21 Mei 2014]
2.
Prasetia,dwi.
Palembang:
2009.
Fakultas
Serat
Ilmu
Universitas
Optik.
komputer
Sriwijaya.
[Olnine]http://www.unsri.ac.id/upload/arsi
p/Serat%20Optik [Diakses 21 Mei 2014]
3.
Ensiklopedia,
Digital
LibrariITT.
[Online]http://digilib.ittelkom.ac.id/index.
php?option=com_content&view=article&i
d=410:serat-optik&catid=23:sistemkomunikasi-optik&Itemid=14 [Diakses 4
Oktober 2013]
The
content/uploads/2012/05/L2F009128_MK
Utara.
[Online]http://repository.usu.ac.id/bitstrea
m/123456789/31342/4/Chapter%20II.pdf
http://elearning.amikom.ac.id/index.php/d
5.
ownload/materi/555136-st014-9/2011/09/
FTTH
Jaringan
di
Universitas
Indonesia
[Online]http://lontar.ui.ac.id/file?
file=digit al/20311709-S43360Perencaan%20desain.pdf [Diakses 30
Mei 2014]
6.
dan
Implementasi
FTTx.
8.
Harja,
Lestari.
Sri
%2BZjX3VExzAeuVkqa0d%2B ylak
2011.
JaringanOptikUntukLayanan Triple
9.
Play
Akhir
DenganMenggunakanTeknologiGygab
itPa ssive
Optical
Network
(GPON).
Analisis
Telkom
Kualitas
Purwokerto.
Jaringan
Purwokerto:
[Online]http://s3.amazonaws.com/acad
emi
Telkom Purwokerto.
a.edu.documents/33173716/BAB_I.do
cx?
AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRT
Council
Europe.
[Online]
WS
http://www.ftthcouncilmena.org/docume
MTNPEA&Expires=1403360939&Sig
nt s/Reports/FTTH-Handbook-2012-
nat ure=ClGy