Anda di halaman 1dari 2

Taufiq Ismail

Sastrawan yang tak mengenal kata putus asa

Taufiq Ismail, berasal dari Bukit Tinggi Sumatera Barat. Beliau lahir pada
25 Juni 1935. Beliau sejak kecil tumbuh di lingkungan guru dan wartawan.
Memiliki riwayat sekolah SD yang berpindah-pindah dari Solo ke Semarang lalu
Yogyakarta, SMP di Bukit Tinggi dan SMA di Pekalongan

Menjadi seorang Sastrawan adalah mimpi beliau sejak SMA. Semasa itu,
beliau memiliki beberapa karya yang telah dimuat di majalah-majalah. Setelah
lulus SMA beliau melanjutkan pendidikan di FKHP-UI. Alasannya adalah ketika
beliau menjadi dokter hewan, beliau ingin memiliki bisnis peternakan untuk
mendapat pemasukan guna mempermudah jalannya menuju cita-cita beliau
yakni sastrawan. Taufiq Ismail termasuk aktifis di masa kuliahnya.

Beliau pernah gagal ketika ingin melanjutkan studi manajemen peternakan


di Florida. Tetapi ada hal lain yang membuat beliau dipercaya sebagai Ketua
Dewan Pembina Yayasan Bina Antarbudaya yakni yayasan penyelenggara
pertukaran pelajar antar bangsa selama 41 tahun. Tidak hanya itu saja, beliau
juga pernah menjadi rektor di Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta, menjadi
Ketua, Sekretaris, Guru dan Pendiri berbagai organisasi maupun suatu lembaga.

Sebagai seorang sastrawan yang hebat, karya-karya beliau telah


diterjemahkan kedalam beberapa bahasa, seperti Arab, Inggris, Perancis, Jerman
juga Jepang. Beliau juga seorang penyair yang telah membacakan puisinya baik
di dalam negeri maupun luar negeri. Tidak sedikit karya puisi beliau dinyanyikan
Himpunan Musik Bimbo. Beliau juga pernah menulis lirik untuk alm.Chrisye dan
Ucok Harahap. Berbagai Penghargaan juga telah beliau raih, diantaranya
Anugerah Seni dari Pemerintah (1970), Cultural Visit Award dari Pemerintah
Australia (1977), Sastrawan Nusantara dari Malaysia (1999) dan penghargaan-
penghargaan lainnya.

Pada tahun 1970-an beliau mendapat inisiatif untuk mengubah


kecenderungan puisi Indonesia yang teralu serius. Beliau menambahkan
sentuhan humor ke dalam puisi karya beliau. Sehingga beliau termasuk tokoh
yang memengaruhi perkembangan sastra di Indonesia.

Beberapa karya beliau adalah Karangan Bunga, Syair Orang Lapar, Malu
(Aku) Jadi Orang Indonesia dan masih banyak lagi. Puisi yang berjudul
Kerendahan Hati sempat dituduh sebagai plagiat dari puisi Be The Best of
What You Are karya Douglas Malloch tetapi beliau membantahnya.

Pelajaran yang dapat saya ambil dari perjalanan hidup Bapak Taufiq Ismail
adalah Menggapai terus mimpi yang dicita-citakan, ada banyak cara untuk
mewujudkannya. Jangan pernah merasa puas atas apa yang telah kita capai.
Karena itu bisa menghambat pencapaian mimpi kita yang lain. Selalu berusaha
dan bekerja keras.

Nama : Adila Akmaliyah Ramadhani


Kelas : XI D IPA

Anda mungkin juga menyukai