Anda di halaman 1dari 5

sesak napas

Dispnea adalah:
Suatu istilah yang menggambarkan suatu persepsi subjektif mengenai ketidaknyamanan
bernapas yang terdiri dari berbagai sensasi yang berbeda intensitinya
Merupakan hasil interaksi berbagai faktor fisiologi, psikologi, sosial dan lingkungan dan
dapat menginduksi respons fisiologi dan perilaku sekunder
Menurut Comroe (1996)
bukan takipnea, bukan hiperkapnea dan bukan hiperventilasi tapi pernapasan yang sulit,
sejenis pernapasan yang tidak menyenangkan maupun menyakitkan
Sedangkan pengertian pada orang awam: tidak bisa menghirup cukup udara, udara tidak
masuk sempurna, rasa penuh di dada, dada terasa berat dan sempit, rasa tercekik, napas
pendek, napas berat
Beberapa sensasi pernafasan terkait keadaan patologis adalah:

Dispnea dibagi menjadi dua, yaitu akut dan kronik, disebut kronik jika sudah terjadi lebih
dari satu bulan. Mekanisme dispnea adalah aktivasi sistem sensorikpusat pernapasan di
otakrespiratory related signals kognitif, kontesktual, perilaku muncul sensasi dispnea

Pada pernapasan normal, kita hampir tidak menyadarinya, namun ada kondisi dimana kita
menyadari usaha bernapas itu. Rasa sadar akan hal itu dipercaya muncul dari sinyal yang
ditransmisikan dari korteks motorik ke korteks sensorik, secara bersamaa dengan perintah
motorik ke otot2 pernapasan. Panah dari batang otak ke korteks sensorik mengindikasikan
bahwa output motorik dari batang otak juga berkontribusi pada rasa usaha bernapas. Rasa
kekurangan udara juga dipercaya berasal dari meningkatnya aktivitas respirasi di batang otak
dan sensasi chest tightness yang muncul akibat stimulasi reseptor vagal. Walaupun informasi
aferen dari jalur nafas, paru, dan reseptor dinding dada melewati batang otak sebelum
mencapai korteks sensorik, garis putus2 keraguan apakah terdapat bypass langsung menuju
korteks sensorik atau tidak.
Beberapa reseptor yang ada pada sistem respirasi adalah:
Kemoreseptor :Hiperkapnia, Hipoksia
Mekanoreseptor
Saluran napas atas
Reseptor di paru
Reseptor di dinding dada
Afferent mismatch gangguan hubungan antara tension yang dibentuk otot pernapasan dan
dampak perubahan panjang otot dan volume parunya (ada ketidaksesuaian)
area kortikal yang terlibat dalam persepsi dispnea
Kemoreseptornya terdapat pada medulla oblongata

Tabel mekanisme dispnea yang terjadi pada beberapa kondisi patologis


Penilaian terhadap sesak napas dilakukan dengan beberapa kuesioner, yaitu:
Borg Scale
American Thoracic Society Scale
St George Respiratory Questionaire (SGRQ)
Visual Analogue Scale for dyspnea

Mekanisme dispnea
Organ dan sistem terkait dengan dispnea:
Sistem respirasi
Sistem neuromuskular
Sistem kardiovaskular
Sistem hematologi Hb rendah
Sistem ginjal / metabolik pada gagal ginjal
Sistem endokrin
Intoksikasi
Psikogenik
Obesiti
Kategorik fisiologik penyebab dispnea:
1. Gangguan mekanik terhadap proses ventilasi:
Obstruksi aliran napas (sentral atau perifer)
Asma, PPOK
Tumor endobronkial
Stenosis trakea / laring
Gangguan pengembangan paru (stiff lung)
Interstitial fibrosis
Gagal jantung kiri
Tumor linfangitik
Gangguan pengembangan dinding dada atau diafragma
Penebalan pleura, kifoskoliosis, obesiti, masa intraabdomen, kehamilan
2. Kelemahan pompa napas (respiratory pump)
Absolut :Riwayat poliomyelitis, Penyakit neuromuskular (Sindrom Guillain Barre, muscular
dystrophy, SLE, hipertiroidisme)
Relatif :Hiperinflasi ,Efusi pleura, Pneumotoraks
3. Peningkatan respiratory drive
Hipoksemia
Asidosis metabolik :Penyakit ginjal ,Anemia, hemoglobinopati ,Penurunan curah jantung
Stimulasi reseptor intrapulmoner : Infiltrative lung disease, hipertensi pulmoner, edem paru
4. Ventilasi rugi
Destruksi kapiler : Misal pada emfisema, interstitial lung disease
Obstruksi pembuluh darah besar :Misal emboli paru, vaskulitis pulmoner
5. Disfungsi psikologik: somatisasi, ansietas, depresi
Pendekatan diagnostic dan diagnosis banding mending diliat dari slide aja yahmap gw
ngeliatnya aja udh males,hehehee.
Dispnea pada penyakit paru dapat terjadi karena:
Abnormalitas mekanisme bernapas, paru2 menjadi kaku (stiff). Kelemahan otot2
pernapasan
Penyakit paru restriktif (gangguan ventilasi)
Penyakit paru obstruktif (gangguan ventilasi)
Gangguan difusi
Gangguan perfusi
Klasifikasi
Berdasarkan beratnya sesak (American Thoracic Society)
1. Tidak ada Normal
2. Ringan Dapat berjalan seperti orang lain sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Tetapi
tidak untuk menaiki tangga.
3. Sedang Tidak dapat seperti orang lain sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Tetapi
masih dapat berjalan jauh dengan kecepatan yang berbeda/lebih lambat.
4. Berat Tidak dapat berjalan > 100 meter, sesak membuat berhenti.
5. Tidak dapat berjalan lebih dari beberapa langkah tanpa sesak napas; bahkan sesak timbul
saat berpakaian atau mandi
Dispnea dpat dibedakan menjadi akibat penyakit paru: edema paru, asthma, COPD, efusi
pleura, pneumonia, pneumothoraks dan akibat penyakit jantung aritmia, MI akut, iskemia
miokard.
Perbedaan Dyspnea pada Sistem Kardiovaskular dan Respirasi:
Penyakit paru restriktif
Lung :
- atelectasis dibagi menjadi dua, yaitu
Obstruktif pada saluran antara trakea dan alveolus yang menyebabkan udara akan diserap
kembali dan paru menciut (kurang paham sih maksudnya, tapi begitulah kata dr.Budi)
Non-obstruktif karena adanya loss contact pleura, kurangnya surfaktan dan fibrosis
interstitial
Pada atelectasis dapat terjadi penarikan organ2 sekitar, misalnya trakea sehingga tidak berada
pada posisi normalnya dan juga dapat terjadi penyempitan sela iga
- fibrosis
- lung tumour
- bullae
- lung abscess
Mediastinum : - mediastinal tumour
- cardiomegali
- pericardial effusion

Pancoast tumor tumor pada apex paru yang bisa menembus keluar dan menghancurka iga,
vertebra, dan pleksus brakialis
Pleura :
- pleural effusion jantung bergeser dan mendesak iga serta paru kea rah sebaliknya
- pleural tumour
- pneumothorax gambaran vaskularisasi paru hilang, pada hidropneumothoraks ada
gambaran airfluid level, dimana merupakan perbatasan antara air dan udara.
Diaphragm : - hernia of diaphragm
- paralize of diaphragm
Bone : - rib fracture
- pectus excavatum kelainan congenital pada dinding anterior dada (dindingnya terlalu
masuk ke dalam
- scoliosis, kyphosis
Muscle : - miasthenia gravis

Penyakit paru obstruktif:


Asthma
COPD : - Chronic bronchitis dan Emphysema (merupakan suatu kelainan dimana elastisitas
paru berkurang sehingga paru akan berbentuk seperti tong meskipun dalam keadaan ekspirasi
karena elastisitasnya berkurang barrel chest
Bronchiectasis infeksi yang menyebabkan inflamasi, dilasi irreversible pada bronchial tree
dan menyebabkan bronchial tree gampang colaps
Lung tumour
Foreign body
Gangguan proses difusi
Dinding alveolar
ruanginterstitial
Dinding arteri
Plasma
Dinding sel darah merah
Gangguan perfusi emboli paru, CHF
Sindrom hiperventilasi
Biasa terjadi pada keadaan stress dan anxietas, pasien mengekshalasi CO2 lebih cepat
daripada memproduksinya, pembuluh darah pada otak konstriksi, anxietas, dizziness, kepala
terasa ringan, kejang dan tidak sadar, nyeri dada, dispnea, anesthesia, kebas pada jari-jari,
sekitar mulut dan hidung, spasme pad carpus dan kaki (carpopedal)

Gangguan pada saluran napas atas yang bisa menyebabkan dispnea adalah:
Obstruksi benda asing, edema faring, Croup, epiglotitis

Obstruksi benda asing bisa terjadi parsial atau complete. Diduga pada anak2 yang tiba2
dispnea, dan hilang kesadaran, dan pada orang dewasa bila dispnea dan hilang kesadaran
ketika makan

Edema faring pembengkakan jaringan lunak tenggorokan, akibat reaksi alergi atau bila ada
luka bakar. Menimbulkan Hoarseness, stridor, drooling

Epiglotidids disebabkan oleh infeksi sehingga menyebabkan edema pada epiglottis. Sering
terjadi pada anak usia 4-7 thaun dan juga pada orang dewasa. Biasanya onsetnya cepat,
demam tinggi, stridor, sore throat dan drooling.

Croup laryngothracheobronchitis akibat infeksi virus yang bisa menyebabkan edema pada
trachea dan laring. Sering terjadi pada usia 6 bulan-4 tahun. Onsetnya lambat, menyebabkan
hoarseness, batuk, stridor pada malam hari, dyspnea. Ketika ragu, tangani seperti epiglotitis

Pada saluran napas bawah


Asma dan COPD (emfisema dan bronchitis kronik)

Asma merupakan penyakit paru obstruktif yang reversible. Terjadi pada orang muda (80%
sebelum berumur 30 th. Terdapat hipersensitivitas saluran napas bawah pada allergen, stress
emosional, iritan dan infeksi.
Pada asma terjadi bronkospasme, edema bronchial, meningkatnya produksi mucus, sumbatan
sehingga akan meningkatkan resistensi aliran udara dan kerja pernapasan pun meningkat
Pada asma, penyempitan jalan napas mengganggu proses ekshalasi sehingga udara terjebak
pada dada dan mempengaruhi pertukaran gas. Pada orang asma gejala khasnya adalah
mengik (wheezing, batuk dan penekanan pernapasan). Namun, tidak semua mengik
merupakan asma, dapat juga disebabkan oleh keadaan patologis lain, seperti edema, emboli
paru, anafilaksis, aspirasi benda asing dan pneumonia.

COPD
Dipicu oleh infeksi pernapasan dan trauma pada dada. Tanda dan gejalanya adalah kesulitan
pernapasan, takipnea, batuk dengan sputum berwarna hijau hingga kuning
Bronkitis kronik inflamsi kronik pada saluran napas bawah yang meningkatkan produksi
mucus dan menyebabkan batuk, sering terjadi pada lelaki perokok perkotaan dengan usia >
30 th. Mukus dan pembengkakan yang ada akan menganggu pernapasan sehingga
meningkatkan CO2 dan menurunkan O2. Sianosis terjadi pada awal penyakit (blue bloater)
dan juga akan menyebabkan kerja ventrikel kanan meningkat sehingga dapat menyebabkan
gagal jantung kanan edema perifer.
Emfisema kehilangan elastisitas jalur napas kecil, destruksi dinding alveolar. Sering terjadi
pada perokok di daerah perkotaan dengan usia> 40-50 th. Paru kehilangan kemampuan untuk
kembali ke ukuran semula (elastic recoil), CO2 tertahan dan O2 norma. Sianosis tidak
langsung terjadi. Bentuk dada menjadi Barrel Chest (diameter antero-posterior meningkat).
Ekshalasi menjadi lebih lambat. Disebut juga pink puffer.
Ayam goreng suharti atau ayam goreng mbok berek. Ayam bakar wong solo juga

Gangguan Fungsi Alveolar


Edema paru cairan di dalam dan sekitar alveolus dan saluran napas kecil sehingga
menyebabkan gagal jantung kiri, toxic inhalants, aspirasi, drowning (suffocation karena paru
terisi cairan dan pertukaran gas tidak terjadi), Trauma
Tanda dan gejala yang ada:
Sukar dalam bernafas, batuk, rales (suara yang pendek pada saat inhalasi), ronki, wheezes,
sputum yang berwarna pink, sesak pada perubahan posisi, konsentrasi O2 yang tinggi, perlu
ventilasi bantuan, dispnea, nyeri dada, takikardia, takipnea, hemoptysis
Pada edema paru dapat terjadi sumbatan pada sirkulasi vena jantung kanan sirkulasi
pulmoner terganggu. Seringkali terasosiasi dengan keadaan: bedrest dan imobilisasi
berkepanjangan, traksi ortopedik, pemberdahan pelvis dan ekstremitas bawah, phlebitis.
Dyspnea mendadak tanpa adanya penyebab khusus emboli paru

Manajemen dispnea:
Hal terpenting adalah mengobati penyakit dasar serta komplikasinya, misalnya :
Pneumonia antibiotik
Asma bronkodilator dan pengontrol (kortikosteroid, LABA)
Tatalaksana simptomatik dispnea
Menurunan sensasi usaha napas dan meningkatkan fungsi otot
Energy conservation (e.g., pacing)
Breathing strategies (e.g., pursed-lip breathing)
Position (e.g., leaning forward)
Correct obesity or malnutrition
Inspiratory muscle exercise
Respiratory muscle rest (e.g., cuirass, nasal ventilation, transtracheal oxygen)
Medications (e.g., theophylline)
Menurunkan usaha pernapasan
Oxygen
Opiates and sedatives
Exercise conditioning
Vagal nerve section
Carotid body resection
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

Anda mungkin juga menyukai