25215005 25215007
Raden Muh. Amanda Catalonia , Padhang Harryndra , Tri Amartha
Wiranata 25215013
Abstrak
Alejandro Aravena adalah seorang arsitek asal Chili yang telah berhasil
menerapkan pola pikir sintesis dan desain partisipatoris melalui karya-karyanya.
Konsistensinya dalam menyelami dunia perumahan sosial telah banyak
membantu masyarakat dalam bidang-bidang kemanusiaan, terutama
perumahan. Makalah ini secara sistematis akan menguraikan biografi Alejandro
Aravena dan keseluruhan proses yang melatarbelakangi pemikirannya dalam
mengatasi permasalahan perumahan sosial. Selanjutnya akan dibahas juga
mengenai beberapa karya yang merepresentasikan pemikirannya, difokuskan
pada kasus perumahan sosial dan pengaruh relevansi serta implementasinya
pada masa kini, dan apabila diterapkan di Indonesia. Data-data terkait diperoleh
melalui beberapa sumber buku serta penelusuran internet. Saat ini, Alejandro
Aravena dengan jelas merespon tantangan kebutuhan sosial masyarakat yang
lebih besar.
Pendahuluan
1
Apa yang benar-benar membedakan Aravena dengan arsitek lainnya
adalah komitmennya pada isu-isu perumahan sosial. Sejak tahun 2000, ia dan
rekan-rekannya melalui Elemental telah secara konsisten menyadarkan
masyarakat melalui karya-karyanya dengan tujuan sosial yang jelas. Mereka
telah membangun lebih dari 2.500 unit hunian dengan menggunakan solusi
arsitektural yang imajinatif, fleksibel, dan secara langsung untuk rumah sosial
yang hemat biaya.
2
Los Hechos de la Arquitectura (Architectural Facts, 1999)
El Lugar de la Arquitectura (The Place in/of Architecture, 2002)
Material de Arquitectura (Architecture Matters, 2003)
Gambar 1. Kronologi daftar proyek-proyek yang pernah dikerjakan oleh Alejandro Aravena,
sebagai Principal Alejando Aravena Architects, dan ELEMENTAL.
3
problem solving architecture. Proses sintesis dalam problem solving architecture
ini mengadopsi pemikiran utama yang melibatkan sebuah komunitas ke dalam
konsepnya, dan lebih dikenal dengan salah satu prinsip participatory design :
bring the community into process.
The Power of Synthesis
Aravena berpendapat bahwa kekuatan sintesis (the power of synthesis)
merupakan kekuatan dalam penyelesaian desain. Semakin kompleks
problematika desain yang dihadapi, semakin dibutuhkan adanya sebuah
penyederhanaan (simplicity).
If there's any power in design, that's the power of synthesis. The more
complex the problem, the more the need for simplicity- Alejandro Aravena.
(http://www.ted.com/talks/alejandro_aravena/)
4
mendukung pembelajaran bersama secara multi-disiplin dalam tindakan kolektif.
Partisipan terdiri dari dua peran prinsip sebagai sang desainer dan sang
pengguna, di mana desainer berusaha untuk mempelajari realitas situasi dari
pengguna, sebaliknya sang pengguna berusaha untuk menafsirkan tujuan yang
diinginkan serta mempelajari sarana teknologi yang tepat untuk menyampaikan
hal tersebut. Dua peran prinsip utama mencerminkan dua aspek mendasar dari
Desain Partisipatoris.
Desain Partisipatoris menurut Sanoff (2011) merupaka suatu sikap tentang
suatu daya untuk mengubah dalam menciptakan dan mengolah lingkungan
binaan bagi manusia. Kekuatannya adalah sebuah pergerakan yang melintasi
batasan tradisional profesi dan kultur. Aktifitas dari partisipasi masyarakat
berprinsip bahwa lingkungan akan bekeja dengan baik apabila masyarakat-
penghuni aktif dan terlibat dalam menciptakan dan mengatur, dibanding hanya
diperlakukan sebagai konsumen yang pasif.
5
Desain partisipatoris dalam konteks pembangunan perumahan sosial yang
diterapkan Aravena menciptakan sebuah sistem terbuka (open system) yang
mampu melibatkan semua sumber daya yang ada untuk dimanfaatkan dan
berpartisipasi dalam sebuah pembangunan. Seperti yang dikatakan Aravena:
Given the magnitude of the housing shortage, we wont solve this problem
unless we add peoples own resources and building capacity to that of
governments and market. That is why we thought of putting in place an
OPEN SYSTEM able to channel all the available forces at play. In that way
people will be part of the solution and not part of the problem.
(http://www.elementalchile.cl/en/projects/abc-of-incremental-housing/)
6
Aravena, dalam bukunya The force in architecture (2011) ingin mengubah
pendekatan dalam desain perumahan sosial (social housing), yang seringkali
dilihat sebagai sesuatu yang negatif, atau hal yang harus dilakukan karena
tidak ada jalan lain dan tidak adanya sumber daya. Pada dasarnya
pembangunan social housing merupakan suatu proyek yang memanfaatkan
sekecil apapun sumber daya yang tersedia dalam memulai, memfiltrasi sesuatu
yang tidak terlalu berguna, dengan sampai tepat pada inti permasalahannya.
7
Dengan kata lain, pastikan kita mampu menyeimbangkan ketiga aspek berikut :
Low-Rise high
density
Sumber : http://www.elementalchile.cl/en/projects/abc-of-incremental-housing.pdf
8
Quinta Monroy Housing (2004), Iquique, Chile
Sumber : http://www.archdaily.com/10775/quinta-monroy-elemental
Data Bangunan :
9
Proyek ini mengakomodasi 100 keluarga yang tinggal di daerah kumuh yang
telah berusia 30 tahun, menggunakan subsidi sebanyak USD $ 7500 ( 100 Juta
Rupiah) dengan luas yang diperbolehkan untuk tiap unitnya ialah 36 m 2 dan
akan dibangun di lahan seluas 5.000 m 2. Biayanya akan berkisar tiga kali dari
kemampuan penghuni social housing. Tujuan mempertahankan perumahan
adalah untuk menjaga jaringan sosial dan ekonomi keluarga mereka yang telah
diciptakan dekat dengan pusat kota, bukannya mengusir keluarga ke pinggiran.
Alejandro menginginkan keluarga keluarga tersebut untuk tinggal di rumah
yang sesuai standar kelas menengah. Tak ada satupun arsitek yang dapat
memecahkan masalah tersebut. Jadi Alejandro memikirkan tipologi bangunan
yang dapat membuat penggunaan tanah sangat efisien dan sebagai rumah yang
memungkinkan untuk ekspansi. Alejandro menyediakan tiap keluarga dengan
setengah atau sebagian rumah yang merupakan bagian yang sulit untuk mereka
bangun sendiri dan mereka diberi ruang untuk ekspansi dan menyelesaikan
rumah dengan daya mereka sendiri.
Untuk mengatasi masalah tersebut, diasumsikan 1 rumah = 1 keluarga =
1 lot, namun hanya mampu menampung 30 keluarga pada lahan. Untuk masalah
rumah-rumah yang terisolasi, mereka sangat tidak efisien dalam hal penggunaan
lahan. Itulah sebabnya perumahan sosial cenderung untuk mencari tanah yang
biaya sesedikit mungkin. Tanah yang jauh dari peluang kerja, pendidikan,
transportasi dan kesehatan yang biasanya kota tawarkan. Ini adalah cara untuk
mengatur dan lebih cenderung melokalisasi perumahan sosial di daerah kota
yang miskin, menciptakan kesenjangan, konflik sosial dan ketidakadilan.
Untuk membuat penggunaan tanah lebih efisien, Alejandro memulai
dengan sebaris rumah, jika dia banyak mengurangi lebar rumah, sehingga sama
dengan lebar rumah yang lain maka mereka hanya mampu mengakomodasi 66
keluarga. Masalah dengan tipologi seperti ini adalah setiap kali suatu keluarga
ingin menambahkan ruang baru, akses ke cahaya dan ventilasi akan terhalang
kamar sebelumnya. Selain itu pertimbangkan pula privasi penghuninya, karena
sirkulasi harus dilakukan melalui kamar yang lain. Menurut Alejandro itu
bukanlah efisiensi, namun kepadatan penduduk dan percampuran.
Gambar 5. Proses Partisipatoris, Berupa Workshop untuk komunitas setempat, untuk menampung
ide serta solusi desain.
Penerapan Konsep rumah tumbuh yang berkembang setelah ditempati selama 2 tahun. Sumber :
(2011). The Forces in Architecture.
10
Melalui proses partisipatoris Aravena menemukan solusi, berupa
penerapan tipologi bangunan bertingkat, tentunya dengan modifikasi. Hal ini
merupakan solusi yang sangat efisien dalam hal penggunaan lahan. Setiap
rumah memiliki setidaknya dua ruang yang dibangun awal.
Sumber : http://www.archdaily.com/10775/quinta-monroy-elemental
Hal pertama yang dilakukan Alejandro ialah menemukan cara baru dalam
memandang masalah, merubah pola pikirnya dengan mengalikan dana US $
7.500 (100 Juta Rupiah), yaitu biaya setiap unit sebanyak 100 kali, sehingga
dengan dana US $ 750.000 (10 Miliar Rupiah) akan dapat dibanguntanah yang
dapat menampung 100 keluarga serta kebutuhan ekspansinya.
Aravena berasumsi bahwa setiap bangunan akan melakukan ekspansi
kecuali pada lantai dasar dan lantai atas. Alejandro akan lebih memfokuskan
pada sebuah bangunan yang hanya memiliki lantai dasar dan lantai atas.
Alejandro berpikir bahwa social housing harus dilihat sebagai investasi, bukan
sebagai beban. Jadi Aravena harus membuat subsidi awal sehingga dapat
menambah nilai properti tersebut dari waktu ke waktu. Semua orang ketika
membeli sebuah rumah berharap untuk meningkatkan nilainya. Hal ini sangat
penting untuk diperhatikan, karena Chili akan menghabiskan 10 miliar dolar
dalam 20 tahun ke depan untuk mengatasi defisit perumahan. Namun pada
skala keluarga kecil atau menengah kebawah, bantuan berupa subsidi untuk
mereka merupakan bantuan terbesar yang pernah ada. Jadi apabila bantuan
subsidi untuk masyarakat tersebut dapat meningkat nilainya dari waktu ke
waktu, hal tersebut dapat menjadi titik balik untuk meninggalkan kemiskinan di
Chile.
Elemental telah mengidentifikasi suatu kondisi-kondisi desain di mana
unit perumahan dapat meningkatkan nilai dari waktu ke waktu tanpa harus
meningkatkan jumlah uang subsidi yang ada. Hal yang pertama di lakukan ialah
jumlah penduduk harus mencapai kepadatan yang sesuai dengan lahan, agar
mampu membayar lahan yang sangat mahal. Masyarakat harus menjaga
jaringan dari peluang yang ditawarkan kota untuk mempertahankan lahan. Hal
ini juga berpengaruh pada perkuatan ekonomi tiap keluarga, sebab lokasi yang
baik adalah kunci untuk meningkatkan nilai properti.
11
Kedua, penyediaan ruang fisik untuk penambahan anggota keluarga, telah
terbukti menjadi isu utama dalam mengembalikan kehidupan ekonomi dari
sebuah keluarga miskin. Di antara ruang privat dan publik, diperkenalkan ruang
kolektif pada sekitar 20 keluarga. Ruang kolektif merupakan ruang milik bersama
dengan akses terbatas, ruang bersosialisasi yang memungkinkan masyarakat
dapat hidup dalam kondisi sosial yang rapuh.
Ketiga, 50% dari masing-masing unit akan dibangun sendiri oleh pemilik
rumah, bangunan harus cukup berongga untuk memungkinkan setiap unit
memperluas strukturnya. Bangunan awalnya yang disediakan, harus
memberikan pendukung seperti tersedianya struktur ataupun kerangka untuk
menghindari efek negatif dari pembangunan oleh pemilik rumah, pada
12
Monterrey Housing (2010), Monterrey, Mexico
Sumber : http://www.archdaily.com/52202/monterrey-housing-elemental
Arsitek : ELEMENTAL
Lokasi : Monterrey, Meksiko
Luas Area : 6.591,0 m2
Proyek Tahun : 2010
Teknisi : Area of projects and technological
innovation, IVNL
Klien : Instituto de la Vivienda de Nuevo Len (IVNL)
Urbanisasi & Spesialisasi : Area of projects and technological innovation,
IVNL
Luasan Rumah Eksisting : 40 m2
Perluasan Luas Rumah : 58.75 m2
Luasan Area Duplex Eksisting : 40 m2
Perluasan Area Duplex : 76,60 m2
13
Rupiah) per hunian hampir dua kali lipat dari dana untuk proyek perumahan
yang dibangun di Chili. Namun standar pengerjaan konstruksi dan biaya tiap
material secara signifikan akan meningkatkan biaya konstruksi. Pada kasus ini
sangat erat kaitannya dengan anggaran negara dalam membangun perumahan,
sehingga perlu di kontrol biaya yang akan timbul dari pembangunan tersebut
maka dari itu diperlukannya melakukan ekspansi.
Elemental Monterrey terdiri dari tiga lantai bangunan berkelanjutan.
Rumah pada lantai pertama dengan apartemen dua lantai di atasnya. Bagian
yang pada tahap pertama ialah kedua unit apartemen dengan luasan sekitar 40
m2. Dalam hal ini, bagian-bagian penambahan seperti kamar mandi, dapur,
tangga, dan dinding pembagi dirancang untuk skenario Perluasan unitnya. Untuk
rumah lebih perluasannya kira kira lebih dari 58 m 2 dan apartemen tidak lebih
dari 76 m2.
14
Villa Verde Housing (2013), Constitucion, Chile
Sumber : http://www.archdaily.com/447381/villa-verde-housing-elemental
Arsitek : ELEMENTAL
Lokasi : Constitucin, Constitucin, Maule, Chile
Area : 5688.0 m2
Tahun Proyek : 2010
Collaborators : Philip Zurman
Structural Engineering : Patricio Bertholet
Konstruksi : Icafal
Civil And Plumbing Engineering : Fernando Montoya
Electrical Engineering : Ramn Prado
15
Gambar 11. Villa Verde Housing oleh perusahaan Elemental
Sumber : http://www.archdaily.com/447381/villa-verde-housing-elemental
Proyek ini diperuntukkan bagi perumahan rakyat dan perkotaan dengan
jumlah sekitar 10.000-20.000 jiwa. Dalam area ini perumahan memiliki dampak
yang besar bagi kawasannya. Umumnya sering ditemukan standar-standar urban
yang masih berada di bawah kelayakan, sehingga kontribusi dalam bentuk
apapun akan lebih diterima.
Bahwa arsitek tidak pernah mampu memikirkan hal yang sepenuhnya benar,
oleh karena itu Alejandro Aravena lebih memilih untuk mengembalikan kepada
masyarakat setempat sebagai participant untuk solusi desain yang
dianggapnya tepat guna. Aravena memberikan mereka suatu wadah ruang yang
fleksibel, di mana mereka lebih mampu untuk mengaktualisasikan diri,
memodifikasi, bahkan mengekspansi sesuai dengan kemampuan masing-
masing. Ini merupakan problem solving yang dinilai sangat efektif juga efisien
untuk menjawab tantangan perumahan sosial pada berbagai negara di masa
kini.
16
sangat masif, apabila tidak terpecahkan secara komprehensif akan
memunculkan daerah-daerah kumuh, dan perumahan informal-illegal. Apabila
solusi-nya tidak disikapi dengan bijak oleh pemerintah, bisa timbul konflik antara
masyarakat dan pemerintah. Pendekatan yang dilakukan Aravena untuk proyek-
proyek perumahan masyarakat di Chili dilakukan melalui pendekatan partisipasi
Instrumental, di mana proses partisipasi dilihat sebagai suatu cara untuk
mencapai sasaran tertentu (Mikkelsen,2011). Elemental, dengan Alejandro
Aravena sebagai prinsipal berkomitmen pada proyek sosial housing untuk
melakukan pendekatan partisipatoris terhadap warga. Warga yang berada di
lokasi eksisiting, dan tentunya akan menjadi calon pengguna-penghuni,
dilibatkan langsung dalam proses inisiasi desain dan dalam proses rencana
pengembangan di masa mendatang, sehingga warga memiliki keterikatan dan
peran terhadap hasil keputusan.
Akhir dari proses ini, ternyata menemukan suatu bentuk desain bangunan
hunian dengan tipologi yang baru. Dalam beberapa kasus di kota-kota Chili ini
berhasil membuahkan titik temu antara kebutuhan dari warga yang akan
direlokasi dan keinginan dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas lingungan
perumahan warga berpenghasilan rendah-nya, tanpa harus disertai konflik.
Di Indonesia kasus-kasus relokasi perumahan warga belakangan ini
seringkali diwarnai dengan konflik antara masyarakat dan pemerintah. Konflik
terjadi terutama di kota-kota padat penduduk di Indonesia, akibat relokasi
dengan cara dipindah paksa atau penggusuran. Pendekatan Partisipatoris ini
mungkin bisa menjadi salah satu solusi untuk kondisi di Indonesia. Sebagai
catatan, apabila metode ini akan diterapkan di indonesia diperlukan studi
terpisah yang lebih mendalam mengingat ada perbedaan antara kebijakan
pemerintah, kultur dan budaya penduduk Chili dengan penduduk di Indonesia.
17
Gambar 12. Diagram Kerangka Penanganan Perumahan kumuh, dan Peran Pemerintah Daerah
Sumber: Rencana Teknokratik RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) sub Bidang
Perumahan untuk tahun 2015-2019. Bappenas
18
Gambar 13 Skema permasalahan sektor Perumahan, dan strategi pengembangan
Sumber: Rencana Teknokratik RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) sub Bidang
Perumahan untuk tahun 2015-2019. Bappenas
Gambar 14 Skema Alternatif strategi dan Inisiasi untuk reformasi Kebijakan sektor Perumahan.
19
Sumber: Rencana Teknokratik RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) sub Bidang
Perumahan untuk tahun 2015-2019. Bappenas
Kesimpulan
Kita mengenal metode desain partisipatori dalam konteks kota melalui
literatur yang sudah terbit sejak beberapa dekade, namun hanya beberapa karya
arsitektur yang berhasil mempertemukan antara kebutuhan-kepentingan
masyarakat. Bermula dari kebutuhan sosial masyarakat hingga kepada
kepentingan pemerintah. Salah satu contoh kasusnya adalah perumahan rakyat
(Low-cost housing) yang didesain oleh Alejandro Aravena. Dalam karya-karyanya
kita dapat menemukan beberapa pendekatan solusi baru untuk permasalahan
perumahan rakyat di kota-kota besar di negara berkembang di dunia. Karya-
karya perumahannya, bukan saja memecahkan permasalahan desain, sosial,
anggaran yang terbatas, tapi yang terpenting juga menciptakan ruang hidup,
serta lingkungan hidup yang layak bagi setiap warga negara-nya.
Daftar Pustaka
Sanoff, Henry .(2011). Multiple Views of Participatory Design. Focus: Vol. 8: Iss. 1, artikel
7.
Sanoff, Henry. 2005. Origins of Community Design. Progressive Planning 166, 14-17.
Sanoff, Henry. 2000. Community Participation Methods in Design and Planning. New York:
Wiley.
Sumber Internet
http://www.archdaily.com/10775/quinta-monroy-elemental diakses pada Kamis 12 Mei
2016 pukul 14.30 WIB
20
http://www.archdaily.com/52202/monterrey-housing-elemental diakses pada Kamis 12
Mei 2016 pukul 14.00 WIB
http://www.dezeen.com/2016/01/13/alejandro-aravena-interview-pritzker-prize-laureate-
2016-social-incremental-housing-chilean-architect/, diakses pada Kamis 12 Mei 2016
pukul 13.30 WIB
http://www.grya.co.id/stories/architect-termuda-dalam-sejarah-penerima-pritzker-prize-
alejandro-aravena/, diakses pada Rabu 11 Mei 2016 pukul 12.00 WIB
http://www.majalahsketsa.com/sketsas-perspective/pemenang-hadiah-pritzker-prize-
2016-alejandro-aravena, diakses pada Rabu 11 Mei 2016 pukul 12.00 WIB
http://www.pritzkerprize.com/sites/default/files/file_fields/field_files_inline/2016-Pritzker-
Prize- Image_Book_0.pdf, diakses pada Rabu 11 Mei 2016 pukul 12.00 WIB
http://www.ted.com/talks/alejandro_aravena_my_architectural_philosophy_bring_the_com
munity_into_the_process/transcript?language=en#t-69180, diakses pada Rabu 11 Mei
2016 pukul 12.00 WIB
21