Anda di halaman 1dari 3

M.

FARHAN HABIBURRAHMAN /3C

KUDO-KUDO PERMAINAN TRADISIONAL DARI SUMATERA BARAT

Permainan tradisional sangatlah populer sebelum teknologi masuk ke Indonesia. Dahulu, anak-anak
bermain dengan menggunakan alat yang seadanya. Namun kini, mereka sudah bermain dengan
permainan-permainan berbasis teknologi yang berasal dari luar negeri dan mulai meninggalkan
mainan tradisional. Seiring dengan perubahan zaman, permainan tradisional perlahan-lahan mulai
terlupakan oleh anak-anak Indonesia. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang sama sekali belum
mengenal permainan tradisional.

Meskipun permainan tradisional sudah jarang ditemukan, masih ada beberapa anak-anak Indonesia
di daerah-daerah terpencil yang memainkan permainan ini. Bahkan, permainan tradisional juga
digunakan oleh para psikolog sebagai terapi pengembangan kecerdasan anak. Melihat banyaknya
manfaat yang ada dalam permainan tradisional, tidak ada salahnya jika kita melestarikan dan
memperkenalkan kembali permainan tradisional kepada generasi muda Indonesia dan dunia sebagai
bentuk kepedulian anak bangsa kepada warisan budaya Indonesia.

Peralatan yang digunakan untuk permainan Kudo-kudo adalah sebuah pelepah daun pisang yang
panjangnya lebih kurang 70 cm. Bagian pangkal dari pelepah ini dibentuk menyerupai kepala kuda
dan bagian ujungnya juga dibentuk menyerupai ekor kuda. Jumlah pemain dua orang atau lebih
anak laki-laki berumur 5 sampai 11 tahun.

Sifat permainan edukatif, rekreatif dan kompetitif. Peralatan yang telah dibuat/dibentuk kemudian
diletakkan di antara kedua paha secara memanjang bagian kepala kuda arah ke depan dan dipegang
dengan kedua tangan. Kemudian dimainkan dengan cara melompat-lompat dan berlari-lari kecil,
berdua atau berkelompok. Permainan ini dilakukan di lapangan terbuka. Permainan ini mirip
dengan permainan kuda lumping. Selain sebagai hiburan permainan ini adakalanya juga
dipertandingkan, siapa yang cepat larinya dialah yang menang.
M.FARHAN HABIBURRAHMAN /3C
PERMAINAN TRADISIONAL YANG BERASAL DARI BIAK (PAPUA)

KAYU MALELE

Permainan Kayu Malele merupakan salah satu permainan tradisional yang berasal dari
Kabupaten Biak Numfor. Permainan ini selain menyenangkan juga melatih anak dalam beritung
milai dari 1 sampai 1000 atau 5000. Permainan Kayu malele dapat di kategorikan sebagai
permainan yang cukup berbahaya. Pemainan ini berbahaya bagi anak-anak yang belum
mengetahui cara bermainnya. Permainan ini dapat di mainakan di halaman rumah atau juga di
lapangan.
Untuk dapat memainkan permainan ini di butuhkan
Kayu berukuran 20 cm 1 batang
Kayu berukuran 50 cm 1 batang
Lubang sedalam 10 cm, lebar lubang 4 cm dan panjang lubang 15 cm

Cara bermain:
Sebelum memainkan permainan ini, terlebih dahulu di bentuk kelompok yang masing-
masing terdiri dari 3-5 orang. Untuk menentukan kelompok yang bermain pertama, di lakukan
undian yang biasa di sebut suten. Suten di lakukan oleh kedua ketua kelompok. Kelompok yang
kalah dalam suten, bertugas mejaga kayu yang akan di ayung dan di pukul oleh kelompok yang
bermain. Dalam memainkan permainan ini ada dua tahap bermain yaitu:

Langkah Pertama,
Kayu berukuran 20 cm di letakan melintang di atas lubang. kemudian, kedua tangan
memegang salah satu ujung kayu yang berukuran 50 cm, ujung yang satunya lagi di letakan di
belakang kayu berukuran 20 cm lalu, ayunglah sekuat tenaga. Tugas dari kelompok yang
menjaga adalah menangkap kayu tersebut. jika tidak berhasil menangkap kayu tersebut maka,
mereka harus melempar kayu tersebut ke arah lubang atau mengenah kayu berukuran 50 cm. jika
tidak berhasil masuk di lubang maupun tidak mengenah kayu tersebut maka, Kelompok yang
sedang bermain melanjutkan permainan lagi ke langkah yang kedua.

Langkah kedua, terdiri dari dua cara


1. Letakan kayu berukuran 20 cm melintang di atas lubang,
2. Letakan Kayu yang berukuran 20 cm di dalam lubang

Kelompok yang bermain berhak memilih salah satu di antara dua cara di atas . Jika mereka
memilih cara yang pertama maka, cara bermainnya sebagai berikut :
Gunakan kayu berukuran 50 cm untuk mengangat kayu berukuran 20 cm, lalu memukul kayu
tersebut sejahu- jahunya. Kelompok yang bertugas menjaga berusaha untuk menangakap kayu
yang di pukul oleh salah satu anggota dari kelompok yang bermain. jika tidak berhasil
menangakap tersebut maka, kelompok yang bermain membawah kayu yang tadi digunakan untuk
memukul lalu mulai menghitung dari tempat dimana kayu berukuran 20 cm itu jatuh hingga, ke
lubang tempat di mulai pemukulan. Cara menghitungnya, kayu berukuran 50 cm di lankah-
langkahkan. Setiap langkah memiliki nilai 5 atau 10 sesuai dengan kesepakatan kelompok
sebelum bermain.Kedua langkah di atas di lakukan berulang-ulang oleh setiap anggota kelompok.
Permainan dapat berakhir jika skor nilai dari salah satu kelompok sudah mencapai 1000 atau 5000
dan kelompok itu yang di nyatakan menang.

Anda mungkin juga menyukai