Anda di halaman 1dari 7

sKARAKTERISTIK SOSIODEMOGRAFI PASIEN PIODERMA

DI RSUP DR MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG


TAHUN 2010-2012

Famela1*), Sarah Diba2, Achmad Ridwan3


1,2,3
Fakultas Kedokteran Universitas Mummaddiyah Palembang

Abstrak
Infeksi bakterial pada kulit yang paling sering ditemui adalah pioderma.
Karakteristik sosiodemografi menjadi salah satu faktor risiko pioderma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sosiodemografi pasien
pioderma di RSUP DR. Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang tahun 2010-
2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif dengan
pendekatan potong lintang. Data diambil dari rekam medik rawat jalan di
poliklinik IKKK, jumlah populasi adalah 645 pasien. Jumlah sampel dari
penelitian ini dengan metode systematic random sampling adalah 110 pasien.
Hasil dari penelitian ini didapatkan proporsi kunjungan pasien pioderma tiap
tahunnya adalah 3,8%. Pioderma yang paling banyak ditemukan adalah impetigo
(39,1%), folikulitis (30,1%) dan abses (8,2%). Persentase laki-laki dan
perempuan adalah sama. Pioderma paling banyak terjadi pada kelompok usia
bayi dan anak. Proporsi yang menetap selama 3 tahun, memerlukan peningkatan
program pencegahan dan pemberantasan penyakit pioderma dan pengawasan
yang ketat diperlukan dalam penyelenggaraan program tersebut. Peneliti
menyarankan untuk meningkatkan lagi upaya pencegahan terjadinya pioderma
agar dapat menurunkan angka kejadian pioderma.

Kata Kunci: pioderma, karakteristik sosiodemografi, distribusi pioderma


Abstract
The most common bacterial skin infection is pyoderma. Sociodemographic
characteristics can play a role as a risk factor of pyoderma. The objective of this
study is to describe sociodemographic characteristics of pyoderma patient in Dr
Mohammad Hoesin General Hospital Palembang from 2010 to 2012. This is an
observational-descriptive study in cross-sectional design. The data was obtained
from medical record of inpatient in polyclinic of department dermatology, total
population is 645 patients. The sample of this study are 110 patients, with
systematic random sampling. The result of this study is the proportion of
pyoderma patients is 3,8%. The most common pyoderma were impetigo (39,1%),
folliculitis (30,1%) and abscess (8,2%). It is equal in both sex. Pyoderma were
mostly found in infant and children. The proportion who settled for 3 years,
requiring an increase in prevention programs and eradication pyoderma disease
and close supervision is needed role in the implementation of the program.
Researcher suggest further increase efforts to prevent the occurrence of pyoderma
in order to reduce the incidence of pyoderma.

Key words: pyoderma, sociodemographic characteristics, pyoderma distribution


Pendahuluan Kejadian pioderma di Rumah
Sakit Islam Sultan Agung tahun
Infeksi kulit bakterial 2011, menduduki peringkat ketiga
merupakan masalah kesehatan setelah acne dan dermatitis kontak,
masyarakat1. Infeksi bakterial pada dimana pengunjung terbanyak
kulit yang paling sering ditemukan berasal dari Semarang Utara dan
adalah pioderma2. Demak yang merupakan salah satu
Penyebab pioderma terutama daerah padat penduduk. Kondisi
Staphylococcus aureus (S. aureus) rumah yang padat menyebabkan
dan Streptococcus hemolyticus (S. keterbatasan dalam melakukan
hemolyticus). Pada daerah beriklim aktivitas mandi, cuci, kakus (MCK)
panas, S. aureus merupakan dan pembuangan sampah atau limbah
penyebab utama pioderma3. Infeksi cair5.
kulit dan jaringan ikat sering Jumlah pasien pioderma
disebabkan S. aureus termasuk berdasarkan laporan bulanan dari
impetigo bulosa dan non-bulosa, Dinas Kesehatan Kota Palembang
folikulitis, furunkel, karbunkel, dan untuk bulan Februari 2013 adalah
selulitis4. 2.566 pasien6.
Prevalensi pioderma di Insidensi pioderma meningkat
berbagai negara sangat bervariasi, pada kondisi penduduk yang padat
kisaran 0,2%-35%. Berdasarkan kebersihan yang buruk, higiene yang
studi di 3 desa tahun 1999, buruk, iklim yang lembab, dan
prevalensi pioderma di Indonesia abnormalitas kulit. Hal ini
adalah 1,4% pada dewasa dan 0,2% dikarenakan kebersihan yang buruk,
pada anak3. Angka morbiditas higiene yang buruk dan iklim yang
pioderma masih cukup tinggi. Data lembab mengakibatkan bakteri
menunjukkan jumlah kunjungan penyebab pioderma mudah
pasien ke poliklinik Divisi berkembang sehingga dapat
Dermatologi Anak Departemen Ilmu meningkatkan risiko pioderma.
Kesehatan Kulit dan Kelamin Abnormalitas yang terjadi pada kulit
(IKKK) Fakultas Kedokteran dapat merusak epidermis kulit
Universitas Indonesia/RS Dr. mengakibatkan fungsi kulit sebagai
Ciptomangunkusumo (FKUI/RSCM) pelindung terganggu sehingga mudah
selama tahun 2002 terdapat 328 mengalami infeksi7. Pioderma sering
kasus (16,72%) dari 1962 kunjungan terjadi pada anak dikarenakan sistem
baru. Menurut penelitian Vora, imunologi dan organ yang belum
Bodiwala, dan Patel (2012) di Anand sempurna sehingga anak mudah
Gujarat pada 48 sekolah (32 sekolah mengalami pioderma. Frekuensi pada
di perkotaan, 16 sekolah di pedesaan) laki-laki sama dengan perempuan8.
dari Januari 2006 sampai Desember Pendidikan dapat mempengaruhi
2010 dengan sampel sebanyak higiene dan lingkungan sehingga bisa
26.177 orang (laki-laki 15.248 orang, menjadi faktor risiko pioderma9.
perempuan 10.929 orang) didapatkan Untuk menurunkan insidensi
hasil kejadian pioderma sebanyak pioderma diperlukan edukasi ke
264 orang (6,54%), laki-laki 159 masyarakat mengenai pola hidup
(3,44%), dan perempuan 105 (2,6%). bersih dan sehat serta penyuluhan
mengenai pioderma dan Cara pengolahan dan analisis
pencegahannya. Kegiatan pokok data yang terkumpul menggunakan
program pemerintah dalam teknik pengolahan data editing,
pencegahan dan pemberantasan coding, entry, dan cleaning yang
penyakit kulit adalah pencegahan dan disajikan dalam bentuk tabel dan
penanggulangan faktor risiko serta grafik. Analisis data dibuat distribusi
peningkatan komunikasi, informasi, frekuensi dalam angka dan
dan edukasi (KIE) pencegahan dan persentase. Data deskriptif akan
pemberantasan penyakit. menggunakan teknik sampling
Angka morbiditas pioderma sedangkan proporsi menggunakan
masih cukup tinggi dan faktor teknik sensus. Data yang sudah
sosiodemografi mempunyai peran diolah akan disajikan dalam bentuk
penting dalam peningkatan insidensi grafik dan tabel. Grafik yang akan
pioderma. Pencegahan dan digunakan untuk perbandingan
penanggulangan faktor risiko adalah grafik batang. Penyajian data
merupakan salah satu kunci utama akan mengikuti etika penggunaan
untuk mencegah dan memberantas rekam medik dimana nama pasien
penyakit kulit. Ini menjadi alasan pioderma akan menggunakan nama
untuk dilakukan penelitian mengenai inisial. Proporsi pasien pioderma
karakteristik sosiodemografi pasien akan disajikan dalam bentuk
pioderma di RSUP Dr. Mohammad persentase.
Hoesin (RSMH) Palembang pada
tahun 2010-2012 untuk menjadi Hasil dan Pembahasan
masukkan dalam program
Hasil
pencegahan dan pemberantasan
penyakit kulit. Analisis data dari hasil penelitian
dipaparkan dalam proporsi dan
Tujuan Penelitian
empat tabel dibawah ini.
Untuk mengetahui karakteristik
Pada tahun 2010 jumlah
sosiodemografi pasien pioderma di
kunjungan pasien kulit adalah 8.806
RSMH Palembang tahun 2010-2012.
pasien, tahun 2011 jumlah kunjungan
pasien kulit adalah 3.961 dan tahun
Metode Penelitian
2012 jumlah kunjungan pasien kulit
Penelitian Karakteristik
adalah 4.297 pasien. Untuk
Sosiodemografi Pasien Pioderma di
pioderma, pada tahun 2010 jumlah
RSUP Dr. Mohammad Hoesin
kunjungan sebesar 334 pasien, tahun
Palembang Tahun 2010-2012
2011 sebesar 149 pasien dan tahun
merupakan penelitian observasional
2012 sebesar 162 pasien. Proporsi
deskriptif dengan pendekatan potong
kunjungan pasien pioderma per tahun
lintang. Jumlah populasi adalah 645
dari tahun 2010-2012 didapatkan
pasien. Sampel penelitian ini sebesar
menetap yaitu sebesar 3,8%.
110 pasien dengan menggunakan
teknik systematic random sampling.
Pada penelitian ini dilakukan
pengambilan data sekunder.
Tabel 1 Distribusi Jenis Pioderma Kategori Usia Frekuensi Persentase

Pioderma Frekuensi Persentase Bayi & anak 77 70%


(0-14 tahun)
Impetigo 43 39,1%
Dewasa (15- 18 16,4%
Folikulitis 34 30,9% 49 tahun)

Abses 9 8,2% Orangtua (>49 15 13,6%


tahun)
Selulitis 8 7,3%
Total 110 100%
Ektima 6 5,5%

Furunkel 5 4,5%
Dari tabel 3 dapat disimpulkan
Karbunkel 3 2,7% bahwa angka tertinggi kejadian
pioderma adalah kelompok usia bayi
Pionikia 2 1,8% dan anak (70%). Untuk usia yang
terbanyak tahun 2010 adalah usia 1
Total 110 100%
tahun (19,4%), usia 5 tahun (13,9%)
pada tahun 2011 dan usia 2 tahun
Dari tabel 1, didapat bahwa pada tahun 2012 (15,8%).
impetigo (39,1%) memiliki frekuensi Tabel 4 Distribusi Pendidikan Pasien
terbanyak pada pasien pioderma, Pioderma
folikulitis (30,9%) pada posisi kedua
dan abses (8,2%) pada posisi ketiga.
Pendidikan Frekuensi Persentase
Tabel 2 Distribusi Jenis Kelamin SD ke 45 40,9%
Pasien Pioderma bawah

SMP 33 30%
Jenis Jumlah Persentase
Kelamin SMA/SMK 20 18,2%
Laki-laki 55 50% D1/D2/D3 5 4,5%
Perempuan 55 50% S1/S2/S3 7 6,4%

Total 110 100% Total 110 100%

Dari tabel 2, dapat disimpulkan Dari tabel 4 didapatkan bahwa


bahwa angka kejadian pioderma pada
angka kejadian tertinggi pioderma
laki-laki (50%) dan perempuan
(50%) adalah sama. terjadi pada pendidikan SD ke bawah
(40,9%).
Tabel 3 Distribusi Usia Pasien Dari data hasil penelitian dapat
Pioderma disimpulkan bahwa proporsi
pioderma di RSMH Palembang
periode 2010-2012 adalah tetap. Hal
ini bisa mengindikasikan bahwa Pada Tabel 2 didapat bahwa
masih kurang program pencegahan angka kejadian pioderma laki-laki
dan pemberantasan penyakit (50%) dan perempuan (50%) adalah
pioderma sehingga menyebakan sama. Hasil ini sama dengan teori
proporsi yang menetap. Wollina,U (2003) yang mengatakan
Proporsi yang menetap selama bahwa tidak ada perbedaan angka
3 tahun, memerlukan peningkatan kejadian pioderma pada laki-laki dan
program pecegahan dan perempuan11. Hal ini berbeda dengan
pemberantasan penyakit pioderma penelitian yang dilakukan oleh
dan pengawasan yang ketat Rizky, A. (2009) yang mengatakan
diperlukan dalam penyelenggaraan bahwa penyakit infeksi lebih sering
program tersebut. Peneliti terjadi pada perempuan12. Peneliti
berpendapat bahwa peningkatan memiliki pendapat yang sama
promosi kesehatan diperlukan untuk dengan Wollina, U(2003)
menurunkan angka kejadian dikarenakan antara laki-laki dan
pioderma. perempuan memiliki kecenderungan
Pada Tabel 1 didapat distribusi yang sama untuk mengalami
pioderma tertinggi pada pasien pioderma. Perbedaan hasil dengan
pioderma adalah impetigo (39,1%), penelitian sebelumnya karena
folikulitis (30,1%) pada posisi kedua terdapat kecenderungan lain yang
dan abses (8,2%) pada posisi ketiga. mempengaruhi untuk kejadian
Hal ini sedikit berbeda dengan hasil pioderma.
penelitian Heragandhi, N. (2004) Distribusi jenis kelamin pada
yang mengatakan bahwa impetigo pioderma tahun 2010-2012 tidak ada
menduduki posisi kedua setelah perbedaan angka kejadian pioderma
furunkel. Peneliti berpendapat bahwa pada laki-laki dan perempuan.
impetigo merupakan pioderma yang Pada Tabel 3 dapat
terbanyak dikarenakan impetigo disimpulkan bahwa angka tertinggi
mudah sekali menular10. kejadian pioderma adalah kelompok
Dari data yang ada hanya usia bayi dan anak (70%). Untuk usia
delapan jenis pioderma yang yang terbanyak tahun 2010 adalah
ditemukan di RSMH periode 2010- usia 1 tahun (19,4%), usia 5 tahun
2012, yaitu, impetigo, folikulitis, (13,9%) pada tahun 2011 dan usia 2
furunkel, karbunkel, ektima, tahun pada tahun 2012 (15,8%).
pionikia, selulitis dan abses. Hasil ini sesuai dengan teori
Erisipelas, flegmon dan SSSS tidak Hubiche T. et al (2012) yang
ditemukan di penelitian ini. Menurut mengatakan bahwa pioderma sering
peneliti, kemungkinan yang terjadi pada anak usia kurang dari 5
menyebabkan hal ini terjadi karena tahun dikarenakan sistem imunologi
data yang diambil berasal dari rawat dan organ yang belum sempurna dari
jalan sehingga pasien rawat inap anak usia kurang dari 5 tahun
tidak terdaftar di rekam medik. Hasil sehingga lebih mudah terkena infeksi
ini belum bisa dibandingkan dengan bakterial seperti pioderma13. Hal ini
penelitian lain karena belum berbeda dengan hasil penelitian
ditemukan penelitian mengenai jenis Rizky, A (2009) yang mengatakan
pioderma. bahwa usia yang lebih berisiko
mengalami penyakit infeksi adalah terkait dapat membantu dalam hal
usia 60 tahun12. Peneliti memiliki pemberian penyuluhan mengenai
pendapat yang sama dengan Hubiche pola hidup bersih dan sehat serta
T. et al (2012) faktor imunologi dan pencegahan penyakit infeksi seperti
sistem organ mempunyai peran pioderma agar angka kejadian
penting dalam terjadinya pioderma. pioderma bisa menurun.
Peran orang tua untuk
mengajarkan pola hidup bersih dan Kesimpulan
sehat memiliki peran penting dalam Proporsi kunjungan pasien
mencegah pioderma pada anak. pioderma periode tahun 2010-2012
Perbedaan usia terbanyak yang pertahun adalah sama yaitu sebesar
mengalami pioderma bisa 0,38 (3,8%). Kasus pioderma
dipengaruhi oleh peran serta orang terbanyak adalah impetigo dengan 43
tua. Untuk bayi dan anak, orang tua kasus (39,1%). Persentase jenis
mempunyai peran penting dalam kelamin pasien pioderma antara laki-
menurunkan angka kejadian laki dan perempuan adalah sama
pioderma. Karena itu pendidikan yaitu 50%. Pioderma sering terjadi
orang tua dapat mempengaruhi angka pada kategori usia bayi dan anak (0-
kejadian pioderma pada bayi dan 14 tahun) yaitu sebanyak 77 kasus
anak. (70%). Pendidikan SD ke bawah
Pada Tabel 4 dapat memiliki angka kejadian pioderma
disimpulkan bahwa distribusi tertinggi yaitu sebesar 39,1%.
pendidikan pada pasien pioderma
yang tertinggi adalah pendidikan SD Daftar Pustaka
ke bawah (40,9%). Hasil ini sesuai 1. Djuanda, A., H. Mochtar, dan A.
dengan teori Jawetz, M. dan Siti. 2010. Ilmu Penyakit Kulit
Alderberg (2004) yang mengatakan dan Kelamin, Edisi 5. Bagian
bahwa tingkat pendidikan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
mempengaruhi angka kejadian FKUI, FKUI, Jakarta, Indonesia.
9
pioderma . Penelitian Rizky, A 2. Marwali, H. 2000. Impetigo
(2009) memiliki pendapat yang Bulosa dalam Ilmu Penyakit Kulit
sama. Dalam penelitiannya Rizky dan Kelamin, 1st Edition. Penerbit
mengatakan bahwa angka kejadian Hipokrates, Jakarta, Indonesia.
tertinggi penyakit infeksi adalah 3. WHO. 2005. Epidemiology and
pasien berpendidikan rendah12. Management of common Skin
Peneliti berpendapat bahwa Diseases in Children in
pendidikan untuk hidup bersih dan Developing Countries [discussion
sehat memiliki peran penting dalam paper]. WHO, Geneva, United
hal ini. Pioderma sering terjadi pada States of America.
bayi dan anak. Pendidikan orang tua 4. Ladhani, S. dan M. Garbash.
dapat mempengaruhi angka kejadian 2006. Staphylococcal Skin
pioderma pada bayi dan anak. Infections in Children Rational
Karena orang tua memiliki peran Drug Therapy Recommendations .
yang penting dalam mencegah Department of Pediatrics,
kejadian pioderma sehingga peneliti Newham General Hospital,
menyarankan agar pihak-pihak London, United Kingdom.
5. Adam, S. 1992. Hygiene pada anak, dan kepekaannya
Perseorangan. PT Bharatara terhadap beberapa antibiotik.
Niaga Medis, Jakarta, Indonesia. Tesis, jurusan ilmu kesehatan kulit
6. Dinkes Palembang. 2013. dan kelamin UI.
Laporan Bulanan Februari 2013. 11.Wollina, U. 2003. Pyoderma
(http://dinkes.palembang.go.id/ta gangrenosum. Orphanet
mpung/dokumen/dokumen-82- Encyclopedia, Germany.
110.pdf, diakses pada tanggal 3 12.Rizky, A. 2009. Hubungan
November 2013). karakteristik demografis dan
7. Hedrick, J. 2003. Acute Bacterial profil keluarga dengan penyakit
Skin Infections in Pediatric infeksi di Klinik Dokter Keluarga
Medicine Current Issues in Fakultas Kedokteran Universitas
Presentation and Treatment. Indonesia (KDK FKUI) tahun
Physicians to Children & 2006-2008. Skripsi, jurusan
Adolescents. 1: 35-46. kedokteran UI.
8. Siregar, R. S. 2002. Atlas 13. Hubiche T. et al. 2012. Mild
Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Staphylococcal Scalded Skin
Edisi 2. Penerbit Buku Syndrome: an Underdiagnosed
Kedokteran EGC, Jakarta, clinical disorder. Br J Dermatol.
Indonesia. 166(1): 213-5.
9. Jawetz, M. dan Adelberg. 2004.
Mikrobiologi Kedokteran, Edisi
23. Terjemahan Oleh: Hartanto,
H. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta, Indonesia.
10.Heragandhi, N. 2004. Kuman
penyebab pioderma superfisialis

Anda mungkin juga menyukai