Anda di halaman 1dari 28

2. SISTEM DESALINATION.

Gambar 1. Sistem Desalination Plant PLTGU Cilegon.

1. Istilah-istilah pada MSF.

Sebelum memahami sistem desal ada baiknya kita mengenal istilah istilah pada MSF (Multi-
Stage Flash).

Blowdown : Air laut yang meninggalkan sistem


setelah menjadi tinggi konsentrasinya
akibat penguapan.

Condensate : Air kondensat dari


uap pemanas yang disalurkan ke Brine
Heater

Condenser : Bagian tempat kondensasi


pada setiap stage dari evaporator diatas
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
73
Demister dan tray kondensasi, dimana
terjadi kondensasi.

Conductivity : Daya hantar listrik dari air


laut, brine, distilate dll. Ada hubungan khusus antara
conductivity dan TDS (Total Dissolved Solid). Karenanya
dengan mengukur conductivity, TDS dari cairan dapat
dimonitor sebagai pengganti analisa sample di labor.

Demister : Peralatan untuk menjaga


agar titik-titik air laut ti- dak terbawa
(Carry over) bersama uap dalam
Evaporator. Bahannya dibuat dari material tahan korosi.

Desuperheater : Suatu spray nozzle yang terpasang


pada pipa uap ke Brine Heater. Air
pendingin dipancarkan kedalam uap melalui nozzle untuk
menurunkan temperaturnya.

Distilate : Air distilat hasil kondensasi


uap pada tiap-tiap stage yang ditampung dalam tray

Flash : Penguapan seketika, yang terjadi ketika


liquid diberi pengurangan tekanan.

Flash chamber : Bagian dari


evaporator tempat air terkondensasi, dibawah distillate tray
dan demister dimana air laut mengalir dan menguap.

Heat input section : Bagian dari penukar


panas dalam sistem desalinasi, ia adalah brine heater
dimana panas dari luar diberikan ke air laut.

Heat recovery section : Bagian dari penukar


panas dalam sistem desalinasi, ia adalah evaporator
dimana air laut dipanaskan oleh sumber internal
disebabkan uap yang dihasilkan air lut.

Maximum brine tem- : lihat Top brine temperature

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


74
perature

Performance ratio : Ratio antara sejumlah air


hasil (product) terhadap uap pemanas yang masuk brine
heater dengan beratnya, atau ratio sejumlah air hasil
terhadap total uap yang di pakai pada unit desalinasi

Scale : Endapan garam dari air laut/brine


yang menempel/ melekat pada pipa
penukar panas. Kerak mempengaruhi rate dari penukar
panas dalam brine heater atau evaporator.

Shell side : Ruangan atau konstruksi diluar pipa


pemindah panas dari evaporator atau stage.

Stage : Bagian dari eveporator yang terdiri


atas flash cham- ber, condenser, distilate
tray, demister dll.

TDS (Total Dissolved : Total zat padat yang terlarut


dalam air laut, brine,
Solid) air distilat, air kondensat dll. (Bandingkan dengan
conductivity)

Top brine temperature: temperatur air laut pada


outlet brine heater atau inlet tingkat pertama. Ini adalah
temperatur air laut tertinggi dalam sistem. Dimana
penguapan dimulai.

Tube side : Suatu ruang dibagian dalam pipa


penukar panas dari brine heater dan evaporator, atau
sering menunjuk kepada laluan air laut termasuk tubes,
water boxes dan penghubung pipa kerja.

Vapour : uap yang dihasilkan dari air laut yang


menguap dalam flash chamber. Umumnya kata vapour
mengacu pada apa yang dihasilkan dalam evaporator dan
steam dipasok dari sumber luar.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


75
2. Komponen Komponen Sistem Desalination.

Sebuah desalination unit terdiri dari satu flash evaporator, satu brine heater,satu venting
system, satu chemical injection system, pompa dan motor, pipa dan fitting instrumentation
dan control dlsb.

Sebuah on-load sponge ball cleaning system dan off-load acid cleaning system untuk
membuang scale (kerak) yang berakumulasi dalam tube penukar kalor diberikan.

Desalination plant digunakan untuk membuat air tawar (distilat) dari air laut.

Desalination Plant terdiri dari komponen-komponen berikut :

Siklus air laut

Siklus blowdown air laut

Pengolahan air laut

Siklus distilat

Siklus venting

Sistem ball cleaning

Sistem acid cleaning

Peralatan bantu.

(1). Siklus Air Laut

Air laut digunakan sebagai media pendingin Condenser dan alat bantu, tetapi ia juga
dapat dijadikan fresh water untuk keperluan penambahan air kedalam sirkit PLTU.

Air laut dipompa oleh Seawater feed pump di water intake dan memasok air laut ke
Desalination Plant. Air laut mengalir dalam Condenser tube evaporator.

Sebagian kecil dari air laut pada inlet evaporator ini dicabangkan dan digunakan
sebagai air pendingin untuk Ejector Condenser. Aliran air laut dikendalikan oleh Flow
Control Valve yang dipasang pada inlet Evaporator.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


76
Air laut kemudian mengalir melalui tingkat demi tingkat sambil dipanasi oleh Vapour
Condensing disetiap stage condenser. Selanjutnya dipanasi oleh brine heater sampai
mencapai temperatur yang ditetentukan. Air laut sekarang memasuki Flash chamber
tingkat pertama, tekanan dipertahankan sedikit lebih rendah dari tekanan jenuhnya.
Oleh karena itu, air laut akan menguap ketika memasuki flash chamber tingkat
pertama.

Tingkat kedua mempunyai tekanan yang sedikit lebih rendah dari tingkat pertama. Air
laut (brine) memasuki setiap tingkat melalui orifice sehingga ada perbedaan tekanan
diantara stage. Air laut akan menguap lagi sesuai dengan pengurangan temperatur
sesuai dengan tekanan jenuhnya. Air laut mengalir melalui tingkat-tingkat selanjutnya
dan menguap sampai keluar tingkat terakhir.

Desalination Plant dengan banyak flash evaporator ini disebut MSF (Multi-Stage
Flash)

Brine Heater adalah penukar kalor berbentuk cylindical shell dengan tube tegak lurus
yang dipasang berdekatan dengan evaporator tingkat pertama dalam jalur air laut.

Brine Heater dipasok dengan uap pemanas, dari aux steam power plant untuk
memanasi air laut yang melewatinya.

Jumlah uap pemanasnya dikendalikan oleh temperature control valve sehingga


temperatur air laut meninggalkan brine heater dapat dipertahankan konstan pada
harga yang ditentukan.

(2). Siklus Brine Blowdown

Dari tingkat terakhir air laut dikeluarkan oleh Brine Blowdown Pump dan dibuang ke
tempat keluar air laut. Jumlah dari blowdown ini secara otomatis diatur oleh level air
pada tingkat terakhir.

(3). Pengolahan Air Laut.

Pada Desalination plant ini dilengkapi dengan sistem injeksi kimia untuk pengolahan
air laut. Sistem pengolahan ini terdiri dari satu Chemical tank (tangki kimia) dengan
sebuah mixer, chemical injection pump, pemipaan, instrumentasi dan kontrol.
Merpakan sebuah skid.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


77
Kapasitas kerja tangki kimia lebih dari 7 hari, dipasok dengan service water
dihubungkan ke puncak bejana. Bahan kimia yang dipasok dalam drum dimasukkan
kedalam tangki lewat lubang diatas tangki. Mixer yang digerakan oleh listrik akan
melarutkan bahan kimia kedalam air. Larutan ini kemudian ditarik dan diinjeksikan oleh
Diaphragma displacement pump ke jalur air laut.

Besarnya aliran larutan secara otomatis dikontrol pada pompa dengan menggunakan
stroke controller yang mana sinyal dari air laut yang ditransfer lewat Ratio setting
Station.

Dua bahan kimia yang dipergunakan dan dicampur serta diencerkan didalam tangki :

a. Anti Scale Chemical (kimia anti kerak)

Bahan kimia anti kerak ini digunakan untuk menghalangi deposit kerak dalam tube-
tube pemindah kalor pada brine heater dan evaporator. Diantara pilihannya adalah :
belgard EVN, produk dari Biolab (UK) / atau KC-550, satu produk dari KAO (Jepang)
ditetapkan untuk digunakan dalam Desalination Plant ini.

b. Anti Foam Agent ( bahan anti busa)

Bahan anti busa ini digunakan untuk mengurangi pembusaan air laut ketika berada
dalam Flash Evaporator Chamber.

Pengendalian pembusaan ini menjamin tidak adanya brine carry-over yang dapat
mencemari produk air distilat.

Pemilihan , Belite M8, produk dari Biolab (UK) diterapkan untuk digunakan dalam
Desalination Plant ini.

(4). Siklus Distilat

Sebagaimana disebutkan diatas, air laut akan menguap (flash) berulang-ulang


didalam stage dan melepaskan uapnya. Uap dari setiap stage dimasukan kedalam
condenser section, didinginkan oleh air laut yang melewati condenser tube, dan
mengembun membentuk air distilat. Air distilat pada setiap tingkat dikumpulkan dalam
Distillate Tray yang dipasang dibawah bundel tube condenser. Kemudian mengalir
kedalam Distillate Trough (palung) yang mana adalah berupa rectangular duct (duct
berbentuk segiempat panjang) sepanjang evaporator dibawah distillate tray dan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


78
dikoneksi kesetiap stage Distillate Tray melalui sebuah lubang. Pada akhir dari stage,
trough dikoneksi ke sebuah kotak yang disebut Distillate Outlet Box.

Air distilat yang dikumpulkan dalam Distillate Outlet box, ditarik/dikeluarkan oleh
Distillate Pump. Besarnya aliran air distilat secara otomatis dikontrol sesuai dengan
besarnya produk dengan jalan level control dalam Distillate Outlet Box.

Jalur keluar air distilat dan juga jalur percabangannya dilengkapi dengan pneumatic
valve. Daya hantar dari air distilat secara kontinyu dimonitor dan sinyal konduktivity
yang tinggi akan menswitch (merubah posisi saklar) dan katup akan membuang
produk tersebut. Air distilat didistribusikan ke raw water storage tank.

(5) Sistem Kondensat dan uap

Uap dengan tekanan rendah dipasok ke desalination plant dari jalur uap bantu (aux
steam line) power plant. Uap yang digunakan mempunyai dua tujuan yaitu
memanaskan iar laut dalam brine heater dan menggerakan ejector.

a. Uap pemanas ke brine heater

Besarnya uap yang mengalir ke brine heater dikendalikan oleh temperatur Control
Valve untuk mempertahankan temperatur keluar brine heater pada nilai yang
ditentukan.

Selanjutnya, pada inlet dari brine heater, uap diturunkan temperaturnya


(desuperheated) dengan menginjeksikan air kondensat untuk mencegah terbentuknya
kerak dalam tube pemindah kalor. Kemudian uap dimasukan kedalam Brine Heater
Shell dimana ia akan memanasi air laut dan uap akan mengembun.

b. Sirkit kembali air kondensat

Air kondensat hasil pengembunan uap pemanas, dikumpulkan didalam hotwell yang
ditempatkan dibawah Heater Shell, dan dikeluarkan oleh Condensate Pump. Besarnya
aliran air kondensat dikendalikan secara otomatis sesuai dengan besarnya jumlah
aliran uap dan level kondensat didalam hotwell. Jalur keluar dari Condensate pump
dipasangi katup dan kondensat yang tercemar , ketika terdeteksi oleh alat ukur
konduktivity, secara otomatis akan di drain. Air kondensat yang berkwalitas baik,
dikembalikan ke Condensate Water Tank. Air kondensat keluar Condensat pump
didinginkan oleh air laut melalui Drain Cooler.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


79
c. Uap penggerak Ejector

Uap bantu juga digunakan untuk penggerak Ejector. Uap melalui Ejector Nozzle dan
keluar bersama gas yang dihisap (sucked vapour) masuk kedalam Ejector Cooler
(inter / after condenser) dan mengembun.

Air Kondensat dari Inter Condenser ditarik oleh perbedaan tekanan, ke Flash Chamber
dari Evaporator tingkat terakhir. Air kondensat dari After Condenser, dibuang ke
sistem drain,

(6). Siklus Venting

Untuk sederetan condenser didalam Evaporator dan brine heater, adalah penting
untuk membuang non-condensabel gas (NCG) untuk mempertahankan unjuk kerja
perpindahan kalor yang baik. NCG yang muncul didalam Evaporator, adalah udara
dan Oxygen (O2) yang larut dan dilepaskan oleh air laut. Carbon dioxide (CO2) yang
dilepaskan oleh penguraian panas komposisi air laut dan juga kebocoran udara
kedalam vessel. Untuk membuang gas-gas ini, sistem venting secara kontinyu terbuka
sewaktu plant beroperasi.

(a) alat venting

Alat venting terdiri dari dua tingkat Ejector dan dikombinasikan dengan Ejector
Condenser yang tersusun dari Inter condenser dan after condenser. Dalam satu shell.
Ejector-ejector dipasok dengan uap bantu.

Gas dihisap dan ditekan oleh Ejector tingkat pertama lalu dimasukan kedalam Inter
Condenser. Uap yang menyertai gas mengembun dibawah kondisi vacuum. Vent dari
tingkat 1,2 dan 8 secara langsung dimasukkan kedalam condenser.

NCG berkumpul didalam inter condenser dan kemudian dikeluarkan dan ditekan oleh
Ejector tingkat kedua, lalu dibuang ke atmosfir melalui after condenser.

Air laut pendingin untuk Ejector Condenser diambil dari percabangan jalur air laut
pada inlet Evaporator.

(b) Venting dari Evaporator dan Brine Heater

Ketika air laut dipanasi dan menguap, ia membebaskan sejumlah Carbon Dioxide
karena penguraian oleh panas. Karena itulah Evaporator tingkat 1 dan tingkat 2
secara langsung di venting ke inter condenser.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


80
Tingkat 3 sampai tingkat 8 di venting secara kaskada melalui stage condenser dan
tingkat 8 diventing ke inter condenser. Tingkat ke 9 sampai ke tingkat ke 13 juga
diventing secara kaskade dan tingkat ke 13nya di venting ke tingkat 20 (terakhir).

Tingkat ke 14 sampai tingkat ke 20 juga diventing secara kaskade sedang tingkat


terakhir diventing ke Ejctor tingkat pertama.

Brine Heater juga diventing melalui sistem venting Evaporator.

(8). Sistem Ball Cleaning

Sistem pembersihan dengan menggunakan sponge ball (bola spons) diberikan untuk
membersihkan tube-tube pemindah kalor dari Evaporator dan Brine Heater sementara
plant dalam pelayanan.

Sistem ball cleaning dibahas tersendiri.

(9). Sistem Acid Cleaning

Dengan dosing scale inhibitor (penghambat kerak) dan operasi yang baik dari ball
cleaning dan acid cleaning, maka desalination plant dapat mempertahankan unjuk
kerja perpindahan kalornya.

Sistem Acid cleaning dibahas tersendiri.

(10). Alat-alat bantu

(a) Perapat (sealing) pompa dan air pendingin

service water dipasok ke See water Feed Pump, Distillate Pump dan Brine Blowdown
Pump untuk perapat porosnya. Ia juga dipakai untuk jacket cooling dari Condensate
Pump.Untuk perapat poros Condensate Pump, sebagian kecil dari air demineral
dipasok kepadanya.perapat poros Distillate Pump dan Condensate Pump dikerjakan
oleh air keluaran pompa itu sendiri.

(b) Air penambah ke chemical tank

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


81
Sewaktu desalination beroperasi, air distilat dicabangkan dan dipasok kedalam
Chemical tank untuk membuat larutan. Untuk membuat larutan awal, service water
dicabangkan dan dipasok kedalam chemical tank.

(c) Acid Cleaning Unit

Air distilat dipasok ke Acid Cleaning Tank untuk mengencerkan hydrochloric acid untuk
digunakan sebagai pembersih.

(d) Safety Shower dan Eye Washer

Potable water (air minum) dipasok ke Safety Shower dan Eye Washer untuk
membersihkan zat kimia.

(e) Pengawetan Evaporator untuk shutdown yang lama

Sebelum shutdown yang lama, gas nitrogen (N2) harus diisikan kedalam shell
Evporator sehingga dapat mencegah korosi.

Komponen Utama Desalination Plant.

Evaporator

- Recovery inlet temperature = 39.5 oC

- last stage temperature = 39.5 oC

- Cooling seawater at heat rejection inlet = 33 oC

- Cooling seawater at heat rejection outlet = 39.5 oC

Brine Heater

- Auxiliary steam = 20 kg/cm2.G

- B/H steam condensate = 100 oC

- B/H shell steam = 100 oC

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


82
Blowdown Pump

Distillate Pump

- Distillate water = 37.8 oC

- Distillate water = 131.25 m3/h

- Conductivity = 38 S/cm

Condensate Pump

- brine heater condensate = 16.14 m3/h

Brine Recirculation Pump

- Recirculation brine = 1570 m3/h

- Recirculation brine at B/H outlet = 90 oC

- Recirculation brine at B/H inlet = 84 oC

- Recirculation brine at heat = 39.5 oC

Seawater Supply Pump

- Seawater supply = 1587 m3/h

- seawater supply = 3.5 kg/cm2.

- make-up water = 400 m3/h

Ejector tingkat 1 dan 2 & Hogging (Starting) Ejector

- Ejector steam = 800 kg/h

Ejector Condenser

Drain Cooler

Polyphosphate Injection Pump

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


83
Polyphosphate (anti-scale) Tank

- anti-scale chemical level = 13,9 mm

Anti-foam Injection Pump

Anti-foam Tank

- anti-foam chemical level = 10,6 mm

Desuperheater

- Heating steam after Desuperheater = 100 oC

- Auxiliary steam = 245 oC

Komponen Bantu.

Acid-cleaning Installation (tangki, pompa, selang).

Ball-cleaning Installation (pompa, ball collector, V-Piece, ball strainer)

Isolation Valve dan Control Valve

Filter

3. Macam Jenis Thermal Desalination Plant

Ada dua macam Sistem Desalination Plant yaitu :

1. Multi Stage Flash (MSF)

2. Multiple Effect Distillation

1. Multi Stage Flash (MSF)


Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
84
Ada dua macam Sistem MSF yaitu :

1. One Through Multiple Stage Flash (MSF) Evaporator

2. Brine Recirculation Multiple Stage Flash (MSF) Evaporator

One Through Multiple Stage Flash ( MSF ) Evaporator.

Gambar 2.

Air laut dipompakan ke Unit Desal masuk kedalam tube-tube kondensor evaporator,
mengkondensasikan uap yang dihasilkan dalam tiap stage, sementara air laut tersebut

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


85
dipanaskan oleh panas laten dari uap pemanas dalam Brine Heater.

Air laut kemudian masuk keruang penguap pertama (First stage flash chamber), sebagaian
air laur menguap dan sebagian meneruskan ke ruang berikutnya sampai ke ruang terakhir (Last
stage flash chamber), terus blowdown, atau disirkulasikan lagi.

Sebagian air laut digunakan sebagai air pendingin untuk ejektor kondensor.

Uap air laut dalam flash chamber akan tersaring oleh demister dan terkondensasi, kemudian
tertampung dalam tray kondensasi, mengalir ke destilat tank untuk dialirkan ke service water
tank melalui distilate water pump.

Sistem venting terdiri atas ejektor dan kondenser, yang menjaga vakum dalam eveporator
untuk menghilangkan non condensable gasses dan untuk menguapkan brine, serta
mengurangi akumulasi uap dalam evaporator.

Uap pemanas yang masuk ke Brine Heater diambil dari auxiliary steam atau dari bleed
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
86
steam. Panas yang diberikan kedalam Brine Heater dikontrol oleh spray desuperheater; air
yang terkondensasi dikembalikan ke sistem, bila kualitasnya memenuhi syarat.

Untuk meningkatkan efisiensi panas, maka sistem one through ditingkatkan menjadi sistem
brine circulation, yaitu mengalirkan kembali air brine yang masih panas dengan pompa
sirkulasi ke tingkat berikutnya, sedangkan kepekatannya brine diencerkan oleh air make up.

Unjuk kerja dari Desal dapat dilihat dari gain/ratio antara air distilat dan air kondensat,
sedangkan kualitashya dapat dilihat dari total disolve solid atau conductivity air distilat.

Contoh One Through MSF Evaporator adalah Desalination Plant Muara Karang dan Cilegon
Combined Cycle. Keduanya sangat mirip. Gambar menunjukan Desali-nation Plant
kepunyaan Cilegon Combined Cycle.

Brine Recirculation Multiple Stage Flash ( MSF ) Evaporator.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


87
Gambar 3.

Sistem ini terdiri dari dua seksi Evaporator, yaitu Heat Recovery Section dan heat
Rejection Section. Air laut yang dipasok ke Heat Rejection section Evaporator no. 20,
diteruskan ke no. 19 dan 18. Kemudian dikembalikan ke no. 20 melalui sebuah filter self
cleaning atau dibuang ke Discharge Culvert.

Selanjutnya dipompa oleh Brine Recirculation Pump ke Heat Recovery Section


Evaporator mulai dari tingkat ke 17 dan seterusnya sampai mencapi tingkat no.1. Keluar
menuju Brine Heater, mendapat pemanasan dari uap bantu setelah temperaturnya
diturunkan oleh desuperheater, keluar menuju Ball Strainer masuk kembali ke
Evaporator no.1. selanjutnya menuju ke no. 20. Air Distillate yang dihasilkan akan
ditransfer oleh pompa Distillate ke penampung dan demikin juga air kondensat yang
dihasilkan akan dipompa oleh Pompa Kondensate. Contoh Brine recirculation MSF
Evaporator seperti pada desalination Unit Suralaya dibawah ini :

3. Multiple Effect Distillation

Ga
mbar 4
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
88
Proses destilasi Dengan metode multi effect

Proses destilasi dengan metode multi effect berlangsung dalam beberapa tahap
penguapan, dimana konsentrasi larutan (cairan) diatur secara seri, dari effect yang
bersuhu lebih tinggi ke effect yang selanjutnya yang bersuhu lebih rendah. Pada proses
ini hanya effect yang pertama yang menggunakan uap pemanas dari ketel, pada effect
selanjutnya, penguapan terjadi karena berulang-ulang sesuai dengan jumlah effect
evaporator, sampai larutan semakin pekat, dengan daya guna produksi air tawar
(efficiency) yang tinggi. Suatu plant yang menggunakan sistem tersebut diatas, disebut
destilasi dengan metode multi effect. Pada proses tersebut, tiaptiap effect evaporator,
tekanannya diturunkan sampai dibawah tekanan uap jenuh pada suhu brine, dan
evaporator yang bersuhu paling rendah dihubungkan dengan condensor dan peralatan
hampa. Prinsip operasinya dapat dilihat pada gambar 4

Sebagian air laut yang mengambil panas pada sisi effect condensor yang paling bawah
dipompakan ke plant, melewati pemanas awal tiap-tiap effect. Sebagian air laut dibuang
keluar. Suhu air laut akan naik dengan cepat oleh pemanasan pemanas awal
(preheater) pada tiap-tiap effect. Penguapan terjadi pada pipa-pipa penguapan oleh
pemanasan uap yang datangnya dari luar. Sisa air laut dikumpulkan pada bagian
bawah effect pertama, untuk selanjutnya disemprotkan lagi pada pipa-pipa penguapan
effect tingkat kedua, sebagian air laut menguap kembali, karena mendapatkan
pemanasan oleh uap air yang berasal dari penguapan air laut effect tingkat pertama
pada pipa-pipa penguapan (evaporating tubes).

Hasil penguapan dari uap akan menjadi pangsa air tawar. Siklus ini akan berulang-
ulang sampai tingkat terakhir. Uap yang terjadi pada tingkat terakhir diembunkan oleh
heat rejection condensor.

4. Pembentukan Kerak pada MSF dan Pencegahannya.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


89
Pembentukan /terjadinya Kerak.

Ketika air laut dipanasi, menguap dan terkonsentrasi, beberapa komponen yang larut
cenderung mengendap dan membentuk scale (kerak). Kerak ini diklasifikasikan menjadi
dua group, yaitu hard scale (kerak keras) dan soft scale (kerak lunak). Kerak keras
adalah non-alkaline scale misalnya calcium sulphate sedang kerak lunak adalah
alkaline scale misalnya : calcium carbonate dan magnesium hydroxide.

Hard Scale ( Alcaline Scale).

Calcium sulphates adalah larutan yang perlu dipertimbangkan adanya dalam air laut.
Ada enam bentuk kristal dari calcium sulphate, tetapi hanya 3 buah yang terdapat dalam
larutan air yaitu : anhydrite CaSO4; dihydrate (gypsum) CaSO4.2H2O dan hemihydrate
(Plaster of Paris) CaSO4-1/2H2O.

Pembentukan anhydrite scale jarang terjadi dibawah kondisi non-boiling. Ini disebabkan
oleh laju anhydrite nucleation yang lambat dimana ia perlu waktu yang banyak untuk
terjadinya pengendapan. Karena itu, jika air laut yang diumpankan itu dipanasi diatas
anhydrite limit, scale mungkin tidak terbentuk jika waktu pemanasannya singkat.

Berbeda dengan anhydrite, dihydrate dan hemihydrate mengendap sangat cepat ketika
melebihi batas pengendapan. Oleh karena itu, adalah tidak mungkin mengoperasikan
proses desalinasi diatas batas tersebut.

Non-alkaline scale tidak dapat dibuang dengan metoda acid cleaning yang biasa. Ia
dibuang dengan menggunakan Ethylene Diamin Tetra Acetic Acid (EDTA) atau
mechanical cleaning.

Bicarbonat bila dipanaskan dalam desalinasi akan terurai seperti reaksi berikut.

2 HCO3- CO2 + CO3-- + H2O (1)

Selanjutnya :

Ca++ + CO3-- CaCO3 (2)

CO3-- + 2 H+ CO2 + H2O (3)

Mg++ +
2 HO+ Mg(Oh)2 (4)

Dari reaksi diatas, terjadilah kerak CaCO3 dan Mg(OH)2 serta pH air naik.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


90
Gambar 4 : Batas Pengendapan dari Calcium Sulphate (CaSO4)

Soft Scale. ( Non Alcaline Scale ).

Alkaline scale terdiri dari calcium carbonate, CaCO3, dan Magnesium hydoxide
Mg(OH)2. komponen calcium carbonate berada dekat dengan batas pengendapan
didalam air laut dan karenanya pengendapan terjadi sangat cepat ketika air laut dipanasi
atau dikonsentrasikan. Pengendapan Magnesium hydroxide tergantung pada pH air,
yaitu pH yang tinggi dari air laut dengan mengurai bicarbonate ion secara panas.

dipanasi

Ca(HCO3)2 -- CaCO3 + CO2 + H2O

dipanasi

Mg(HCO3)2 ---- Mg(OH)2 + 2CO2

Alkaline scale dapat dengan mudah dibuang dengan melarutkannya dalam air yg
diasamkan, yaitu acid cleaning.

Kerak non alkalin adalah CaSO4 yang dapat timbul dalam proses desalinasi.

Ca++ + so4-- CaSO4

Kerak ini timbul pada daerah temperatur tinggi dan konsentrasi brine tinggi.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


91
Lihat gambar solubility of Calcium and Magnesium compound in water.

Gambar 5.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


92
Pencegahan Kerak.

Injekasi Bahan Kimia.

Pada sistem Desalination Plant, untuk mencegah terjadinya kerak diinjeksikan bahan
kimia yaitu anti scale pada sisi masuk air laut ke tube-tube condenser.

Penginjeksian bahan kimia ini pada sisi air laut yang masih rendah temperaturnya, agar
calsium yang terkandung belum sempat menjadi kerak karena panas. Lihat titik
penginjeksian bahan kimia pada flow diagram desalination Plant.

Gambar 6.

Pada Desalination plant ini dilengkapi dengan sistem injeksi kimia untuk pengolahan air
laut. Sistem pengolahan ini terdiri dari satu Chemical tank (tangki kimia) dengan

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


93
sebuah mixer, chemical injection pump, pemipaan, instrumentasi dan kontrol.
Merupakan sebuah skid.

Kapasitas kerja tangki kimia lebih dari 7 hari, dipasok dengan service water
dihubungkan ke puncak bejana. Bahan kimia yang dipasok dalam drum dimasukkan
kedalam tangki lewat lubang diatas tangki. Mixer yang digerakan oleh listrik akan
melarutkan bahan kimia kedalam air. Larutan ini kemudian ditarik dan diinjeksikan oleh
Diaphragma displacement pump ke jalur air laut.

Besarnya aliran larutan secara otomatis dikontrol pada pompa dengan menggunakan
stroke controller yang mana sinyal dari air laut yang ditransfer lewat Ratio setting
Station.

Dua bahan kimia yang dipergunakan dan dicampur serta diencerkan didalam tangki :

Anti Scale Chemical ( Kimia Anti Kerak).

Bahan kimia anti kerak ini digunakan untuk menghalangi deposit kerak dalam
tube-tube pemindah kalor pada brine heater dan evaporator. Diantara pilihannya
adalah : belgard EVN, produk dari Biolab (UK) / atau KC-550, satu produk dari
KAO (Jepang) ditetapkan untuk digunakan dalam Desalination Plant ini.

Laju Injeksi : 6 ppm untuk make-up water

Aliran normal Make-up : 409 ton/hr

Penurunan level tangki normal : 333 mm/hari/unit

(10% larutan)

Catatan :

Figur-figur ini tergantung pada type dan merek dari bahan kimia dan juga mode
operasi. Dosis yang tidak cukup akan menyebabkan bangkitnya alkaline scale
yang tidak normal didalam brine heater dan bagian pemulihan panas, yang
mengakibatkan menurunnya performance ratio.

Anti Foam Agent.

Bahan anti busa ini digunakan untuk mengurangi pembusaan air laut ketika
berada dalam Flash Evaporator Chamber.

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


94
Pengendalian pembusaan ini menjamin tidak adanya brine carry-over yang dapat
mencemari produk air distilat. Pemilihan Belite M8, produk dari Biolab (UK)
ditetapkan untuk digunakan dalam Desalination Plant ini.

Laju Injeksi : 0.1 ppm untuk make-up water

Aliran normal Make-up : 409 ton/hr

Penurunan level tangki normal : 255 mm/hari/unit

(1.0 % larutan)

Dosis yang tidak cukup akan menyebabkan pembusaan didalam flash chamber
dan produk air mungkin terkontaminasi (tercemar).

Catatan :

Figur-figur ini tergantung pada type dan merek dari bahan kimia dan juga mode
operasi.

Sistem Ball Cleaning.

Sistem sponge ball cleaning disediakan untuk membersihkan pipa-pipa pemindahan


panas pada evaporator Heat Recovery Section dan Brine Heater, ketika dalam keadaan
service unit

Sejumlah air laut disalurkan pada inlet evaporator dan ditekan oleh pompa ball cleaning,
air laut tersebut kemudian membawa bola-bola spon yang telah ditaruh dalam ball
collector, lalu masuk kedalam aliran air laut pada inlet evaporator

Bola-bola spon mengalir secara turbulen, masuk dan membersihkan permukaan


sebelah dalam pipa-pipa penukar panas dari kerak lunak dan lumpur.

Bola-bola tersebut mengalir dari stage satu ke lainnya, kemudian ke Brine Heater, dan
ditangkap oleh Ball Strainer pada brine heater outlet, akhirnya mengalir dan berkumpul
kembali ke ball collector.

Sistem pengoperasian ball cleaning ini dijalankan dengan automatic mode.

Secara detail dapat dilihat pada gambar flow diagram Desalination Plant sebagai
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
95
berikut.

Gambar 7.

Acid Cleaning.

Sistem Acid Cleaning pada Muara karang dan Cilegon Combined Cycle

Bila dengan inhibitor kerak dan pengoperasian ball cleaning tidak mampu
menghilangkan kerak, atau efisien termal turun terus dibawah desain, maka
Desalination Plant disarankan untuk shut down dan melaksanakan acid cleaning.

Untuk menentukan waktu acid cleaning, desain berikut perlu diteliti selama operasi:

1. Performance ratio ............................6,0 kg. destilate/kg heating steam

(Brine Heater inlet steam )

2. Brine Heater Shell pressure ............ 1,0 Bar G.

3. Condensate temperature ............ 120 C

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


96
Gambar 8.

Jika performance unit turun terus menerus dibawah desain tersebut meskipun ball
cleaning, kotoran tube-tube penukar panas akan terakumulasi dengan kerak lunak, dan
unit perlu acid cleaning.

Kondisi tersebut adalah :

1. Performance ratio turun dari harga batas dan Brine Heater Condensate
Temperature atau Brine Heater Shell Pressure lebih tinggi dari harga batas,
maka acid cleaning perlu dilaksanakan untuk membersihkan evaporator dan
Brine Heater.

2. Performance ratio lebih tinggi dari harga batas dan Brine Heater
Condensate Temperature atau Brine Heater Shell Pressure lebih tinggi dari harga
batas, maka acid cleaning perlu untuk Brine Heater.

Satu unit acid cleaning terdiri atas satu acid cleaning tank dan satu pompa injeksi.
larutan HCl dalam acid cleaning tank ditransfer dengan pompa dan dimasukkan
kedalam pipa air laut melalui nozzle pada Brine Heater outlet, lalu mengalir kedalam
pipa-pipa penukar panas dalam Brine Heater, evaporator dan melarutkan kerak-kerak,
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
97
kemudian keluar ke nozzle lainnya kembali lagi ke cleaning tank.

Sirkulasi cleaning diteruskan sambil diadakan pengecekkan pH larutan kadar Cu dan


Ca.

Proses cleaning akan selesai bila pH larutan menunjukkan menurun lagi sampai 2,
dan pada saat munculnya Cu dalam larutan ( Lihat grafik proses cleaning )

Gambar 9.

Acid Cleaning pada Cilegon Combined Cycle seperti dibawah ini :

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


98
Gambar 10.

Kontrol Scale pada Brine Heater dan Bagian Pemulihan Panas.

Plant didisain untuk melaksanakan kontrol scale dengan memberikan dosis kimia anti-
scale kepada make-up seawater.

Bahan kimia tersebut akan beraksi pada endapan alkaline scale sehingga laju
pengendapannya diperlambat. Ia juga beraksi pada scale yang mengendap
mempertahankannya dalam kondisi amorphous (non-crystaline) sehingga ia tidak akan
tumbuh dan melekat pada permukaan tube pemindah panas. Akan tetapi, tipe scale ini
tidak dapat dicegah seluruhnya seperti dengan metode acid dosing (pH control). Oleh
karena itu, scale akan berakumulasi secara berangsur-angsur pada permukaan tube
pemindah panas bersama dengan jam operasinya. Akumulasi semacam ini akan
menyebabkan berkurangnya unjuk kerja di heat exchanger dan mengurangi thermal
efficiency dari plant.

Sistem pembersihan dengan menggunakan bola spons pada kondisi berbeban


digunakan untuk mencegah tube-tube dari akumulasi yang berlebihan dari alkaline
scale.

Pada sisi lain, untuk mencegah pembentukan non-alkaline scale, konsentrasi air laut
akan dikontrol agar tidak melebihi batas pengendapan. Anhydride calcium sulphate
scale, bagaimanapun mungkin mengendap didalam tube yang akan diblokade oleh
sampah (debris) atau material asing secara mendadak karena waktu retensinya yang
panjang dalam kondisi supersaturated.

Pengerakan Pada Heat Rejection Section.

Pada umumnya, tube dari bagian pembuangan panas (Heat Rejection) Evaporator
bebas dari scale karena temperaturnya cukup rendah. Tetapi disana ada kecenderungan
untuk pengendapan alkaline scale ketika komponen scale didalam air laut menjadi
supersaturated oleh konsentrasi.

Oleh karena itu, ketika plant di-shutdown, air laut didalam tube diseksi ini harus didrain
sempurna. Selanjutnya, jika plant keluar dari operasi untuk waktu yang lama, bagian
dalam dari tube harus dibersihkan dengan pembilasan (flushing) air tawar

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


99
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
100

Anda mungkin juga menyukai