Kar
Di mana:
B = Behaviour
f = fungsi
BI = Behaviour Intention
SS = Social Support
AI = Accessebility of Information
PA = Personal Autonomy
AS = Action Situation
Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku
merupakan fungsi dari:
1. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatan
(behaviour intention)
2. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (sosial support)
3. Ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (Accessebility of
Information)
4. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau keputusan
(personal autonomy)
5. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak (action situation)
Contoh seorang ibu yang tidak mau KB, hal ini dikarenakan:
Karr seorang staf pengajar Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Universitas Kalifornia di Los Angeles, mengidentifikasi adanya 5 determinan perilaku, yaitu:
1. Adanya niat (intention) seseorang untuk bertindak sehubungan dengan objek atau
stimulus di luar dirinya. Misalnya, orang mau membuat jamban/ WC keluarga di
rumahnya, apabila dia mempunyai niat untuk itu.
2. Adanya dukungan dari masyarakat sekitar (social support). Di dalam kehidupan seseorang
di masyarakat, perilaku orang tersebut cenderung memerlukan legitimasi dari masyarakat
di sekitarnya. Apabila perilaku tersebut bertentangan atau tidak memperoleh dukungan
dari masyarakat, maka ia akan merasa kurang atau tidak nyaman. Demikian pula, untuk
berperilaku kesehatan orang memerlukan dukungan masyarakat sekitarnya, paling tidak,
tidak menjadi gunjingan atau bahan pembicaraan masyarakat.
3. Terjangkaunya informasi (accessibility of information), adalah tersedianya informasi-
informasi terkait dengan tindakan yang akan diambil oleh seseorang. Sebuah keluarga mau
ikut program keluarga berencana, apabila keluarga ini memperoleh pejelasan yang lengkap
tentang keluarga berencana: tujuan ber KB, bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi
yang tersedia), akibat-akibat sampingan ber-KB dan sebagainya.
4. Adanya otonomi atau kebebasan pribadi (personal autonomy) untuk mengambil
keputusan. Di Indonesia, terutama ibu-ibu, kebebasan pribadinya masih terbatas, terutama
lagi di pedesaan. Seorang istri, dalam pengambilan keputusan masih sangat tergantung
kepada suami. Contoh, untuk membawa anaknya yang sakit ke Puskesmas harus
menunggu setelah suaminya pulang kerja. Demikian pula, untuk periksa hamil, seorang
istri harus memperoleh persetujuan dari suami, dan kalo suami tidak setuju maka tidak
akan ada pemeriksaan kehamilan.
5. Adanya kondisi dan situasi yang memungkinkan (action situation). Untuk bertindak apa
pun memang diperlukan suatu kondisi dan situasi yang tepat. Koondisi dan situasi
mempunyai pengertian yang luas, baik fasilitas yang tersedia serta kemampuan yang ada.
Untuk membangun rumah yang sehat misalnya, jelas sangat bergantug pada kondisi
ekonomi dari orang yang bersangkutan. Meskipun faktor yang lain tidak ada masalah,
tetapi apabila kondisi dan situasinya tidak mendukung, maka perilaku tersebut tidak akan
terjadi.
B = Behavior
F = Fungsi
Bi = Behavior intention
Ss = Social support
Ai = Accessibility information