pada
Bayi
10-2010-194
12 Januari 2012
Email: qq.lauwers@gmail.com
Pendahuluan
1
penanganan yang efektif serta mencari penyebab dan pencegahan
keadaan tersebut.
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum di golongkan menjadi 3
kebutuhan dasar, yaitu :1
1. Faktor genetic
Merupakan faktor bawaan anak, yaitu potensi anak yang akan menjadi cirri khasnya.
Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap
rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik
antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik. Gangguan
pertumbuhan di Negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini. Sedangkan di
Negara berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga
faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang yang optimal, bahkan kedua
faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai usia balita.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan
yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan sendiri dibagi menjadi 4, yaitu :2-4
Menyusui merupakan praktik pemberian makanan pada bayi yang dipengaruhi oleh
berbagai factor social, budaya, ilmiah, dan komersial, telah sangat bervariasi selama separuh
abad ini. Ketrsediaan makanan/susu formula bayi yang dari segi gizi cukup baik telah
member orang tua lebih banyak pilihan dan keleluasaan dalam member makan bayi mereka.
Namun bagaimanapun, keunggulan gizi, imunologik, dan psikologik ASI tetap tidak
tergoyahkan. Keputusan utnuk memberikan ASI atau susu botol biasanya dibuat sebelum bayi
lahir sehingga hal ini menjadi topic yang penting untuk didikusikan selama kunjungan
prenatal. Dokter harus mempromosikan manfaat menyusui dengan memberikan informasi,
3
menyingkirkan kesalahan anggapan dan membatu orang tua memperjelas perasaan serta sikap
mereka mengenai pemberian makan bayi. 1
Selama beberapa hari pertama postpartum, bayi mendapat kolostrum dalam jumlah
sedikit tetapi kaya mengandung antibody. Rutinitas menyusui yang suboptimal selama
periode ini jarang menggangu keberhasilan akhir penyusuan. Orang tua yang ingin sekali-
sekali memberikan suplementasi penyusuan dengan susu botol sebaikknya menunggu
beberapa minggu sampai pola menyusui sudah terbentuk. Gerakan mulut dan lidah yang
digunakan dalam menyusui berbeda dan lebih intensif daripada ketika meminum susu dari
dot. 1
Bagi orang tua yang memilih untuk tidak menyusui anaknnya, tersedia beragam susu/
makanan formula. Orangtua harus diberi tahu mengenai kemiripan serta perbedaan di antara
berbagai formula, penyiapan , dan penyimpanan yang benar, dan apa yang diharapkan dalam
hal frekuensi serta jumlah pemberian.
Sebagian besar formula komersial yang dirancang berasal dari susu sapi, yang terdiri
dari susu skim yang direkonstruksi atau susu sapi, yang terdiri atas susu skim dengan
tambahan protein whey. Sumber karbohidrat adalah laktosa, meskipun sebagian juga
menambahkan pati, atau karbohidrat kompleks. Kandungan lemak terdiri atas campuran
minyak nabati yang dapat dicernadan diserap secara lebih baik dibandingkan lemak alami
susu. Komposisi formula ini dianggap mampu menjadi alternative gizi yang adekuat terhadap
ASI.1
Seperti menyusui, orang tua didorong untuk member makan sesuai keinginan bayi.
Sebagian besar neonates akan meminum 60-90 gram pada setiap 2-3 jam dan jangan
4
dibiarkan lebih dari 5 jam tanpa minum. Bayi yang mendapatkan susu formula biasanya akan
kehilangan berat badan sebanyak kurang dari 8% berat lahirnya, dan kembali memperoleh
berat mereka pada hari ke tujuh sampai kesepuluh. Bayi pada usia enam bulan setidaknya
sudah meminum kurang dari 900 gram susu formula perhari dalam kombinasi dengan
makanan padat, dan kalori dari susu formula tidak boleh melebihi 65% jumlah asupan total.1
Bayi yang sehat tidak dianjurkan untuk mendapatkan suplementasi vitamin rutin
terlebih apabila bayi tersebut tidak memiliki factor risiko spesifik untuk defisiensi. Karena
formula komersial sudah diperkuat dengan vitamin dan mineral, bayi aterm yang mendapat
susu formula tidak memerlukan suplementasi tambahan. Secara alamiah, ASI kaya
mengandung vitamin A serta C. walaupun kadar vitamin D ASI rendah, rakitis jarang terjadi
pada bayi yang mendapat ASI. Suplementasi vitamin D dianjurkan pada bayi yang meminum
ASI apabila ibu kurang mengandung vitamin D atau bayi kurang terpajan pada sinar matahari
karena warna kulit yang sangat gelap atau pemajanan cahaya matahari yang tidak memadai.
Devisiensi vitamin B12 juga dapat terjadi pada bayi yang menapat ASI apabila ibu bayi
merupakan vegetarian yang ketat.1
Apabila bayi tidak mendapat besi dari makanan, bayi aterm mulai kehilangan
simpanan besi mereka pada usia 4 bulan. Bagi semua bayi kecuali yang mendapat ASI
eksklusif, suplementasi besi dari satu atau lebih sumber, misalnya formula bayi, serealia yang
diperkuat besi, atau tetes fero sulfat, harus dimulai pada usia 4 sampai 6 bulan pada bayi
aterm dan 2 bulan pada bayi premature. Walaupun kandungan besi di dalam ASI lebih rendah
daripada dalam susu formula, bayi aterm yang mendapat ASI eksklusif tidak memerlukan
tambahan sumber besi karena sumber besi di dalam ASI memiliki bioavailibilitas yang lebih
besar. Namun, saat makanan padat dimulai dan asupan ASI berkurang, diindikasikan untuk
member makanan yang kaya mengandung besi, seperti pada anak yang mendapat susu
formula. Bayi premature yang mendapat ASI harus mendapat tetes besi setelah 2 bulan.1
Pada 4 bulan pertama, pemberian makanan padat tidak dianjurkan karena enzim-
enzim dalam saluran pencernaan belum cocok mencerna karbohidrat kompleks, pati, dan
protein, dan usus imatur yang memungkinkan melintasnya makromolekul menembus sawar
usus, mungkin menyebabkan bayi mudah alergi di kemudian hari.pada usia 406 bulan kepala
dan control oromotorik bayi sudah cukup berkembang untuk secara aktif ikut serta
menunjukkan kapan mereka lapar atau kenyang. Pada awalnya jumlah makanan yang
5
dikonsumsi kurang penting dibandingkan pengalaman makan. Waktu untuk makan haruslah
menyenangkan, aman, santai, dan interaktif.
Pada usia 6 hingga 9 bulan, sebagian bayi sudah dapat duduk, memasukkan makanan
ke dalam mulut mereka dan memeganng sendok serta cangkir. Dengan latihan, pemakaian
cangkir dan sendok yang terkontrol biasanya tercapai pada usia 15 sampai 18 bulan.
Imunisasi
Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara
memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia. Imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka
kematian dan kesakitan serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi5. Berikut daftar imunisasi
BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Mencegah TBC dan pemberiannya saat umur 2 bulan atau lebih.6.
DPT (Difteri-Pertusis-Tetanus)
Mencegah 3 penyakit tersebut. Pemberian diberikan 6 kali, yaitu saat umur 3bln ,
4bln ,5bln ,satu tahun setelah pemberian ke 3, 5tahun, dan pada umur 10-12tahun. 6
Polio
Mencegah poliomyelitis. Pemberian diberikan 6 kali, yaitu saat umur 2bln, 3bln ,
4bln ,5bln ,satu tahun setelah pemberian ke 4, dan umur masuk sekolah.6
Campak/Measles/Rubella
Mencegah penyakit campak. Pemberian ketika umur 9bulan.6
Hepatitis B
Mencegah hepatitis B. pemberian diberikan 3 kali, yaitu sesegera mungkin, satu bulan
setelah 1, dan 6bulan setelah 1.6
TIPA
Mencegah penyakit demam tifoid dan demam paratifoid. Umur pemberian yaitu saat
umur 21bulan, 2tahun, dan 5tahun.6
MMR (Measles-Mumps-Rubella)
Mencegah penyakit campak, gondong, dan campak jerman. Umur pemberian yaitu
15-24bulan atau lebih.6
Varicella (Cacar air)
Mencegah infeksi varisela. Umur pemberian yaitu lebih dari satu tahun dan ulangan
umur 18 tahun.6
6
Gambar 1. tabel imunisasi 2011-2012
Tabel 1. Imunisasi pada Anak Sekolah Dasar Kelas I-VI, Calon Pengantin dan Ibu Hamil7
Vaksin Pemberian Selang Waktu Umur Penyakit yang Bisa Dicegah
Pemberian
(Minimal)
DT 2 kali 4 minggu Anak SD Mencegah:
Kelas I Difteri (penyumbatan jalan napas)
Tetanus
TT 2 kali 4 minggu Anak SD Mencegah tetanus toksoid
Kelas VI
(wanita)
TT (Calon 2 kali 4 minggu Sebelum Mencegah tetanus toksoid
pengantin) menikah
TT (Ibu 2 kali 4 minggu Mencegah tetanus toksoid
hamil)
Antropometri
7
Secara umum antropometrik artinya ukuran tubuh manusia. ditinjau dari sudut
pandang gizi, maka antropometrik gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Hasil
pengukuran yang spesifik mengenai ukuran dan perubahan proporsi tubuh merupakan
indicator penting bagi status gizi. Pengukuran ini meliputi :8,9
1. Berat dan tinggi badan, dimana digunakan untuk menghitung indeks massa tubuh
pada orang dewasa ( berat/ tinggi 2), dan sebagai indicator tubuh kurus (wasting)
dan tubuh pendek (stunting) pada anak.
2. Lingkar bagian tubuh, dimana Lingkar lengan atas dapat menunjukkan gizi kurang
pada anak; rasio pinggang dan rasio panggul merupakan indicator adipositas
sentral pada orang dewasa.
3. Ketebalan lipatan kulit, merupakan ukuran jaringan adipose subkutan, dan jika
diukur pada tempat yang sesuai ( dipertengahan biseps, di pertengahan triseps,
subskapula, dan suprailiaka) dapat digunakan untuk menghitung persentase lemak
tubuh.
Ada juga factor-faktor yang mempengaruhi pengukuran antropometrik, yang dibagi menjadi
factor internal, yang terdiri dari factor genetic, obstrektik, dan gender. Ada juga factor
eksternal, seperti pola makan, obat-obatan, lingkungan, maupun penyakit
Denver II
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver
Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening
Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan
15-20 menit.
a. Aspek Perkembangan yang dinilai
- Terdiri dari 125 tugas perkembangan.
- Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas
- Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:
1. Personal Social (perilaku sosial)
=> Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Fine Motor Adaptive (gerakan motor halus)
8
=> Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
3. Language (bahasa)
=> Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah
dan berbicara spontan.
4. Gross motor (gerakan motor kasar)
=>Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.4,10
9
- 18-24 bulan
- 3 tahun
- 4 tahun
- 5 tahun
2. Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
diagnostik yang lengkap.
d. Penilaian
Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat
kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO).
10
d. Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.4
g. Interpretasi tes
Normal
Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan
Suspect
Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan.
Untestable
Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau pada
lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75% sampai
90%.11
Penyimpangan Tumbuh Kembang
Perkembangan dan tumbuh kembang anak perlu kita pantau secara terus menerus.
Dengan memperhatikan tumbuh kembangnya kita berharap dapat mengetahuinya secara dini
kelainan pada anak sehingga langkah-langkah penangannya dapat segera ditemukan.
Berikut 7 gangguan tumbuh kembang anak yang perlu kita ketahui :
11
1. Gangguan bicara dan bahasa.
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak.
Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan berbicara dan berbahasa
bahkan gangguan ini d [njapat menetap.
2. Cerebral palsy
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang
disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang
sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
3. Sindrom Down
Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya
dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang menjadi akibat adanya jumlah
kromosom 21 yang lebih. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital,
hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat
menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk
menolong diri sendiri.
4. Perawakan pendek
Penyababnya dapat karena variasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom,
penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
5. Gangguan autisme
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul
sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek
perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang
mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan
pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
6. Retardasi mental
Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah ( IQ<70)
yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi
terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
12
Sangat superior 130 atau lebih
Superior 120 129
Di atas rata-rata 110 -119
Rata-rata 90 110
Di bawah rata-rata 80 -90
R.M borderline 70 -79
R.M ringan (mampu didik dan latih) 52 69
R.M sedang (mampu latih) 36 51
R.M berat (severe) 20 35
R.M sangat berat (profound) Di bawah 20
Kesimpulan
Tumbuh kembang merupakan suatu proses yang sangat penting bagi setiap orang,
terutama anak-anak. Dengan optimalnya proses tumbuh kembang, anak akan memiliki fisik,
mental, emosi, dan intelektual yang baik dan sempurna. Proses tumbuh kembang pada anak
dipengaruhi beberapa hal yaitu status gizi, faktor sosial yaitu keluarga dan lingkungan sekitar,
serta imunisasi dasar dan ulangan. Salah satu aspek yang sangat penting ialah status gizi sang
anak. Terdapat beberapa cara dalam melakukan penilaian status gizi yaitu antropometri dan
denver II. Selain status gizi sang anak, pediatri sosial turut memberikan andil yang besar
dalam tumbuh kembang anak
Daftar Pustaka
1.Rudolph, AM. Buku ajar pediatric Rudolph. Jakarta : Penerbit EGC ; 2006. Hal 3-285
2.Latief A, Napitupulu M, Pudjiadi A, Ghazali MV, Putra ST. Ilmu kesehatan anak. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia jilid III; 2007.h.1035-63.
3.Depkes RI. Analisis situasi gizi dan kesehatan masyarakat. Jakarta: 2004.34-9.
5.Matondang CS, Wahidayat I, Sastroasmoro S. Diagnosis fisis pada anak. Edisi ke-2.
Jakarta: CV Sagung Seto; 2003.h.177-81.
13
7.Depaetemen Kesehatan RI. Buku kesehatan ibu dan anak. Departemen Kesehatan RI dan
Japan International Cooperation Agency, Jakarta 2009
8.Barasi ME. At a glance Ilmu gizi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007.h. 8-11.
9.Fatmah SKM. Gizi usia lanjut. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2010.h. 36-50
11.1Lynn SB, Peter GS. Bates-buku ajar pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. Ed 8.
Jakarta: EGC; 2008.h.665-71.s
13.Ibu dan balita. 8 Stimulasi umum yang berguna bagi tumbuh kembang-bayi. Edisi 25
November 2010. Diunduh dari http://ibudanbalita.com, 12 Januari 2011
14