Anda di halaman 1dari 14

Tinjauan Pustaka

Tumbuh dan Kembang

pada

Bayi

Nico Michael Muliawan

10-2010-194

12 Januari 2012

Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510

Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

Email: qq.lauwers@gmail.com

Pendahuluan

Istilah pertumbuhan dan perkembangan sebenarnya mencangkup 2


peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit
dipisahkan. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik,
sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ.
Tujuan dari ilmu tumbuh kembang adalah mempelajari berbagai hal yang
berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan
tumbuh kembang anak baik fisik, mental, dan sosial. Juga menegakkan
diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang dan kemungkinan

1
penanganan yang efektif serta mencari penyebab dan pencegahan
keadaan tersebut.

Kebutuhan Dasar Anak

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum di golongkan menjadi 3
kebutuhan dasar, yaitu :1

1. Kebutuhan Fisik-biomedis (ASUH)


Pangan/ gizi merupakan kebutuhan penting
Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit, dll.
Papan atau pemukiman yang layak
Hygiene perorangan dan sanitasi lingkungan
Sandang
Kesegaran jasmani, rekreasi
Dll

2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)


Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan erat, mesra, dan selaras antara
ibu/pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh
kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Berperannya kehadiran
ibu/pengganti ibu sedini dan selanggeng mungkin akan menjalin rasa aman bagi
bayinnya. Ini diwujudkan dengan kontak fisik dan psikis sedini mungkin, misalnya
dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah lahir. Kekurangan kasih
sayang ibu pada tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negative pada tumbuh
kembang anak baik fisis, mental, maupun sosial emosi. Kasih sayang orangtua akan
menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar.

3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)


Pemberian stimulasi kepada anak merupakan proses pembelajaran, pendidikan,
dan pelatihan kepada anak.
Hal ini harus dilakukan sedini mungkin, dan sangat penting pada 4 tahun pertama
kehidupan.
Stimulasi mental dini mengembangkan perkembangan mental psikososial yaitu
kecerdasan, budi luhur, moral dan etika, kepribadian, budi luhur, moral dan etika,
kepribadian, ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktivitas, dan
lain-lain.

Pengaruh Gizi pada Tumbuh Kembang


2
Secara umum terdapat 2 faktor berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu faktor
genetik dan faktor lingkungan.2

1. Faktor genetic

Merupakan faktor bawaan anak, yaitu potensi anak yang akan menjadi cirri khasnya.
Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap
rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik
antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik. Gangguan
pertumbuhan di Negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini. Sedangkan di
Negara berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga
faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang yang optimal, bahkan kedua
faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai usia balita.

2. Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan
yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan sendiri dibagi menjadi 4, yaitu :2-4

Lingkungan mikro : merupakan ekosistem terkecil tetapi berhubungan erat dengan


anak.
Lingkungan mini : dicerminkan oleh keluarga dan tempat tinggal yang merupakan
suatuunit dalam masyarakat.
Lingkungan meso : meliputi kelompok bermain, sekolah dan sarana lainnya.
Lingkungan makro : keadaan masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada didalamnya.

ASI pada bayi sebagai makanan dasar awal

Menyusui merupakan praktik pemberian makanan pada bayi yang dipengaruhi oleh
berbagai factor social, budaya, ilmiah, dan komersial, telah sangat bervariasi selama separuh
abad ini. Ketrsediaan makanan/susu formula bayi yang dari segi gizi cukup baik telah
member orang tua lebih banyak pilihan dan keleluasaan dalam member makan bayi mereka.
Namun bagaimanapun, keunggulan gizi, imunologik, dan psikologik ASI tetap tidak
tergoyahkan. Keputusan utnuk memberikan ASI atau susu botol biasanya dibuat sebelum bayi
lahir sehingga hal ini menjadi topic yang penting untuk didikusikan selama kunjungan
prenatal. Dokter harus mempromosikan manfaat menyusui dengan memberikan informasi,

3
menyingkirkan kesalahan anggapan dan membatu orang tua memperjelas perasaan serta sikap
mereka mengenai pemberian makan bayi. 1

Pengisapan oleh neonates akan merangsang hipofisis ibu mengeluarkan prolaktin


serta oksitosin, yang kemudian merangsang produksi dan pelepasan ASI. Kadar prolaktin
dipertahankan oleh drainase payudara yang adekuat dan mungkin dipengaruhi secara negative
oleh berbagai factor misalnya pemakaian obat tertentu, kelelahan orang tua, dan stress.
Pengeluaran oksitosin dan reflex ejeksi susu selanjutnya terjadi sebagai respons terhadapap
pengisapan oleh bayi dan ditingkatkan oleh istirahat, rasa hangat, atmosfer yang tenang, dan
kesenangan ketika menatap dan mendengar suara bayi. Pengeluaran oksitosin mungkin
dihambat oleh rasa nyeri, malu, teralihnya perhatian, dan rasa lelah.

Selama beberapa hari pertama postpartum, bayi mendapat kolostrum dalam jumlah
sedikit tetapi kaya mengandung antibody. Rutinitas menyusui yang suboptimal selama
periode ini jarang menggangu keberhasilan akhir penyusuan. Orang tua yang ingin sekali-
sekali memberikan suplementasi penyusuan dengan susu botol sebaikknya menunggu
beberapa minggu sampai pola menyusui sudah terbentuk. Gerakan mulut dan lidah yang
digunakan dalam menyusui berbeda dan lebih intensif daripada ketika meminum susu dari
dot. 1

Pemberian makanan formula, vitamin, dan peningkatan ke makanan padat

Bagi orang tua yang memilih untuk tidak menyusui anaknnya, tersedia beragam susu/
makanan formula. Orangtua harus diberi tahu mengenai kemiripan serta perbedaan di antara
berbagai formula, penyiapan , dan penyimpanan yang benar, dan apa yang diharapkan dalam
hal frekuensi serta jumlah pemberian.

Sebagian besar formula komersial yang dirancang berasal dari susu sapi, yang terdiri
dari susu skim yang direkonstruksi atau susu sapi, yang terdiri atas susu skim dengan
tambahan protein whey. Sumber karbohidrat adalah laktosa, meskipun sebagian juga
menambahkan pati, atau karbohidrat kompleks. Kandungan lemak terdiri atas campuran
minyak nabati yang dapat dicernadan diserap secara lebih baik dibandingkan lemak alami
susu. Komposisi formula ini dianggap mampu menjadi alternative gizi yang adekuat terhadap
ASI.1

Seperti menyusui, orang tua didorong untuk member makan sesuai keinginan bayi.
Sebagian besar neonates akan meminum 60-90 gram pada setiap 2-3 jam dan jangan

4
dibiarkan lebih dari 5 jam tanpa minum. Bayi yang mendapatkan susu formula biasanya akan
kehilangan berat badan sebanyak kurang dari 8% berat lahirnya, dan kembali memperoleh
berat mereka pada hari ke tujuh sampai kesepuluh. Bayi pada usia enam bulan setidaknya
sudah meminum kurang dari 900 gram susu formula perhari dalam kombinasi dengan
makanan padat, dan kalori dari susu formula tidak boleh melebihi 65% jumlah asupan total.1

Bayi yang sehat tidak dianjurkan untuk mendapatkan suplementasi vitamin rutin
terlebih apabila bayi tersebut tidak memiliki factor risiko spesifik untuk defisiensi. Karena
formula komersial sudah diperkuat dengan vitamin dan mineral, bayi aterm yang mendapat
susu formula tidak memerlukan suplementasi tambahan. Secara alamiah, ASI kaya
mengandung vitamin A serta C. walaupun kadar vitamin D ASI rendah, rakitis jarang terjadi
pada bayi yang mendapat ASI. Suplementasi vitamin D dianjurkan pada bayi yang meminum
ASI apabila ibu kurang mengandung vitamin D atau bayi kurang terpajan pada sinar matahari
karena warna kulit yang sangat gelap atau pemajanan cahaya matahari yang tidak memadai.
Devisiensi vitamin B12 juga dapat terjadi pada bayi yang menapat ASI apabila ibu bayi
merupakan vegetarian yang ketat.1

Apabila bayi tidak mendapat besi dari makanan, bayi aterm mulai kehilangan
simpanan besi mereka pada usia 4 bulan. Bagi semua bayi kecuali yang mendapat ASI
eksklusif, suplementasi besi dari satu atau lebih sumber, misalnya formula bayi, serealia yang
diperkuat besi, atau tetes fero sulfat, harus dimulai pada usia 4 sampai 6 bulan pada bayi
aterm dan 2 bulan pada bayi premature. Walaupun kandungan besi di dalam ASI lebih rendah
daripada dalam susu formula, bayi aterm yang mendapat ASI eksklusif tidak memerlukan
tambahan sumber besi karena sumber besi di dalam ASI memiliki bioavailibilitas yang lebih
besar. Namun, saat makanan padat dimulai dan asupan ASI berkurang, diindikasikan untuk
member makanan yang kaya mengandung besi, seperti pada anak yang mendapat susu
formula. Bayi premature yang mendapat ASI harus mendapat tetes besi setelah 2 bulan.1

Pada 4 bulan pertama, pemberian makanan padat tidak dianjurkan karena enzim-
enzim dalam saluran pencernaan belum cocok mencerna karbohidrat kompleks, pati, dan
protein, dan usus imatur yang memungkinkan melintasnya makromolekul menembus sawar
usus, mungkin menyebabkan bayi mudah alergi di kemudian hari.pada usia 406 bulan kepala
dan control oromotorik bayi sudah cukup berkembang untuk secara aktif ikut serta
menunjukkan kapan mereka lapar atau kenyang. Pada awalnya jumlah makanan yang

5
dikonsumsi kurang penting dibandingkan pengalaman makan. Waktu untuk makan haruslah
menyenangkan, aman, santai, dan interaktif.

Pada usia 6 hingga 9 bulan, sebagian bayi sudah dapat duduk, memasukkan makanan
ke dalam mulut mereka dan memeganng sendok serta cangkir. Dengan latihan, pemakaian
cangkir dan sendok yang terkontrol biasanya tercapai pada usia 15 sampai 18 bulan.

Imunisasi
Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara
memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia. Imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka
kematian dan kesakitan serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi5. Berikut daftar imunisasi
BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Mencegah TBC dan pemberiannya saat umur 2 bulan atau lebih.6.
DPT (Difteri-Pertusis-Tetanus)
Mencegah 3 penyakit tersebut. Pemberian diberikan 6 kali, yaitu saat umur 3bln ,
4bln ,5bln ,satu tahun setelah pemberian ke 3, 5tahun, dan pada umur 10-12tahun. 6
Polio
Mencegah poliomyelitis. Pemberian diberikan 6 kali, yaitu saat umur 2bln, 3bln ,
4bln ,5bln ,satu tahun setelah pemberian ke 4, dan umur masuk sekolah.6
Campak/Measles/Rubella
Mencegah penyakit campak. Pemberian ketika umur 9bulan.6
Hepatitis B
Mencegah hepatitis B. pemberian diberikan 3 kali, yaitu sesegera mungkin, satu bulan
setelah 1, dan 6bulan setelah 1.6
TIPA
Mencegah penyakit demam tifoid dan demam paratifoid. Umur pemberian yaitu saat
umur 21bulan, 2tahun, dan 5tahun.6
MMR (Measles-Mumps-Rubella)
Mencegah penyakit campak, gondong, dan campak jerman. Umur pemberian yaitu
15-24bulan atau lebih.6
Varicella (Cacar air)
Mencegah infeksi varisela. Umur pemberian yaitu lebih dari satu tahun dan ulangan
umur 18 tahun.6

6
Gambar 1. tabel imunisasi 2011-2012

Tabel 1. Imunisasi pada Anak Sekolah Dasar Kelas I-VI, Calon Pengantin dan Ibu Hamil7
Vaksin Pemberian Selang Waktu Umur Penyakit yang Bisa Dicegah
Pemberian
(Minimal)
DT 2 kali 4 minggu Anak SD Mencegah:
Kelas I Difteri (penyumbatan jalan napas)
Tetanus
TT 2 kali 4 minggu Anak SD Mencegah tetanus toksoid
Kelas VI
(wanita)
TT (Calon 2 kali 4 minggu Sebelum Mencegah tetanus toksoid
pengantin) menikah
TT (Ibu 2 kali 4 minggu Mencegah tetanus toksoid
hamil)

Antropometri

7
Secara umum antropometrik artinya ukuran tubuh manusia. ditinjau dari sudut
pandang gizi, maka antropometrik gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Hasil
pengukuran yang spesifik mengenai ukuran dan perubahan proporsi tubuh merupakan
indicator penting bagi status gizi. Pengukuran ini meliputi :8,9

1. Berat dan tinggi badan, dimana digunakan untuk menghitung indeks massa tubuh
pada orang dewasa ( berat/ tinggi 2), dan sebagai indicator tubuh kurus (wasting)
dan tubuh pendek (stunting) pada anak.

2. Lingkar bagian tubuh, dimana Lingkar lengan atas dapat menunjukkan gizi kurang
pada anak; rasio pinggang dan rasio panggul merupakan indicator adipositas
sentral pada orang dewasa.

3. Ketebalan lipatan kulit, merupakan ukuran jaringan adipose subkutan, dan jika
diukur pada tempat yang sesuai ( dipertengahan biseps, di pertengahan triseps,
subskapula, dan suprailiaka) dapat digunakan untuk menghitung persentase lemak
tubuh.

Ada juga factor-faktor yang mempengaruhi pengukuran antropometrik, yang dibagi menjadi
factor internal, yang terdiri dari factor genetic, obstrektik, dan gender. Ada juga factor
eksternal, seperti pola makan, obat-obatan, lingkungan, maupun penyakit

Denver II
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver
Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening
Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan
15-20 menit.
a. Aspek Perkembangan yang dinilai
- Terdiri dari 125 tugas perkembangan.
- Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas
- Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:
1. Personal Social (perilaku sosial)
=> Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Fine Motor Adaptive (gerakan motor halus)

8
=> Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
3. Language (bahasa)
=> Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah
dan berbicara spontan.
4. Gross motor (gerakan motor kasar)
=>Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.4,10

b. Alat yang digunakan


Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, peralatan makan,
peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/
kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna
(tergantung usia kronologis anak saat diperiksa).
Lembar formulir DDST II
Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan
tes dan cara penilaiannya.11

Gambar 2. Lembar Uji Denver II (sumber: google.com)

c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:


1. Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:
- 3-6 bulan
- 9-12 bulan

9
- 18-24 bulan
- 3 tahun
- 4 tahun
- 5 tahun
2. Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
diagnostik yang lengkap.

d. Penilaian
Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat
kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO).

e.cara pemeriksaan Denver II


Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa.
Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama
dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST.
Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F.
Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal,
Meragukan dan tidak dapat dites.
a. Abnormal
=> Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih. Bila
dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor
atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak
ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia .
b. Meragukan
=> Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih. Bila pada 1 sektor
atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada
yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
c. Tidak dapat di test
=> Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal
atau meragukan.

10
d. Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.4

f. Interpretasi dari nilai Denver II


Advanced
Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada
kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)
OK
Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara
persentil ke-25 dan ke-75
Caution
Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di
atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90
Delay
Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis;
penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena
alasan untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas
tertentu.11

g. Interpretasi tes
Normal
Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan
Suspect
Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan.
Untestable
Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau pada
lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75% sampai
90%.11
Penyimpangan Tumbuh Kembang
Perkembangan dan tumbuh kembang anak perlu kita pantau secara terus menerus.
Dengan memperhatikan tumbuh kembangnya kita berharap dapat mengetahuinya secara dini
kelainan pada anak sehingga langkah-langkah penangannya dapat segera ditemukan.
Berikut 7 gangguan tumbuh kembang anak yang perlu kita ketahui :

11
1. Gangguan bicara dan bahasa.
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak.
Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan berbicara dan berbahasa
bahkan gangguan ini d [njapat menetap.
2. Cerebral palsy
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang
disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang
sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
3. Sindrom Down
Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya
dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang menjadi akibat adanya jumlah
kromosom 21 yang lebih. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital,
hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat
menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk
menolong diri sendiri.

4. Perawakan pendek
Penyababnya dapat karena variasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom,
penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
5. Gangguan autisme
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul
sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek
perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang
mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan
pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
6. Retardasi mental
Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah ( IQ<70)
yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi
terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.

Tabel 2. Klasifikasi Kecerdasan (kognitif) (sumber: google.edu.com)


Kriteria IQ

12
Sangat superior 130 atau lebih
Superior 120 129
Di atas rata-rata 110 -119
Rata-rata 90 110
Di bawah rata-rata 80 -90
R.M borderline 70 -79
R.M ringan (mampu didik dan latih) 52 69
R.M sedang (mampu latih) 36 51
R.M berat (severe) 20 35
R.M sangat berat (profound) Di bawah 20

7. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas ( GPPH )


Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan
perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.4,12,13

Kesimpulan

Tumbuh kembang merupakan suatu proses yang sangat penting bagi setiap orang,
terutama anak-anak. Dengan optimalnya proses tumbuh kembang, anak akan memiliki fisik,
mental, emosi, dan intelektual yang baik dan sempurna. Proses tumbuh kembang pada anak
dipengaruhi beberapa hal yaitu status gizi, faktor sosial yaitu keluarga dan lingkungan sekitar,
serta imunisasi dasar dan ulangan. Salah satu aspek yang sangat penting ialah status gizi sang
anak. Terdapat beberapa cara dalam melakukan penilaian status gizi yaitu antropometri dan
denver II. Selain status gizi sang anak, pediatri sosial turut memberikan andil yang besar
dalam tumbuh kembang anak

Daftar Pustaka

1.Rudolph, AM. Buku ajar pediatric Rudolph. Jakarta : Penerbit EGC ; 2006. Hal 3-285

2.Latief A, Napitupulu M, Pudjiadi A, Ghazali MV, Putra ST. Ilmu kesehatan anak. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia jilid III; 2007.h.1035-63.

3.Depkes RI. Analisis situasi gizi dan kesehatan masyarakat. Jakarta: 2004.34-9.

4.Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC; 1995.1-139

5.Matondang CS, Wahidayat I, Sastroasmoro S. Diagnosis fisis pada anak. Edisi ke-2.
Jakarta: CV Sagung Seto; 2003.h.177-81.

6.Klikdokter. Jadwal imunisasi 2008. Edisi 14 Januari 2011. Diunduh dari


http://www.klikdokter.com, 12 Januari 2012.

13
7.Depaetemen Kesehatan RI. Buku kesehatan ibu dan anak. Departemen Kesehatan RI dan
Japan International Cooperation Agency, Jakarta 2009

8.Barasi ME. At a glance Ilmu gizi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007.h. 8-11.

9.Fatmah SKM. Gizi usia lanjut. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2010.h. 36-50

10.Ahmad D. Pertumbuhan dan perkembangan pada individu. Edisi 15 Desember 2010.


Diunduh dari http://galeryrakyat.blogspot.com, 12 Januari 2012.

11.1Lynn SB, Peter GS. Bates-buku ajar pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. Ed 8.
Jakarta: EGC; 2008.h.665-71.s

12.Hayati AW. Gizi bayi. Jakarta: EGC; 2009.23-7

13.Ibu dan balita. 8 Stimulasi umum yang berguna bagi tumbuh kembang-bayi. Edisi 25
November 2010. Diunduh dari http://ibudanbalita.com, 12 Januari 2011

14

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 3-1
    Bab 3-1
    Dokumen14 halaman
    Bab 3-1
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Dita Erlina.n
    Skripsi Dita Erlina.n
    Dokumen129 halaman
    Skripsi Dita Erlina.n
    irvan syahmil
    Belum ada peringkat
  • Miniproject Gabung
    Miniproject Gabung
    Dokumen33 halaman
    Miniproject Gabung
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Blok 13 Guweh
    Blok 13 Guweh
    Dokumen20 halaman
    Blok 13 Guweh
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Bab6 Gizi Kesling
    Bab6 Gizi Kesling
    Dokumen2 halaman
    Bab6 Gizi Kesling
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Blok 10!!!!!!!!!!!
    Blok 10!!!!!!!!!!!
    Dokumen16 halaman
    Blok 10!!!!!!!!!!!
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Blok 11!!
    Blok 11!!
    Dokumen15 halaman
    Blok 11!!
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Laporan Dokter Kecil
    Laporan Dokter Kecil
    Dokumen23 halaman
    Laporan Dokter Kecil
    maulana rifky
    Belum ada peringkat
  • Blok 12...................
    Blok 12...................
    Dokumen20 halaman
    Blok 12...................
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Bab6 Gizi Kesling
    Bab6 Gizi Kesling
    Dokumen2 halaman
    Bab6 Gizi Kesling
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Blok 11 - .
    Blok 11 - .
    Dokumen11 halaman
    Blok 11 - .
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • BAB V - Submit
    BAB V - Submit
    Dokumen17 halaman
    BAB V - Submit
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Bblok 24
    Bblok 24
    Dokumen1 halaman
    Bblok 24
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • BLOk 9
    BLOk 9
    Dokumen12 halaman
    BLOk 9
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Blok 10!!!!!!
    Blok 10!!!!!!
    Dokumen17 halaman
    Blok 10!!!!!!
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Beneficence
    Beneficence
    Dokumen1 halaman
    Beneficence
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Bagaimana Mengetahui Bahwa Dengan Visus 6
    Bagaimana Mengetahui Bahwa Dengan Visus 6
    Dokumen1 halaman
    Bagaimana Mengetahui Bahwa Dengan Visus 6
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Bab IV Done
    Bab IV Done
    Dokumen12 halaman
    Bab IV Done
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • BAB 2 - Submit
    BAB 2 - Submit
    Dokumen32 halaman
    BAB 2 - Submit
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • BAB 3 - Fix
    BAB 3 - Fix
    Dokumen18 halaman
    BAB 3 - Fix
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Case
    Case
    Dokumen34 halaman
    Case
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • STATUS GIZI BALITA
    STATUS GIZI BALITA
    Dokumen15 halaman
    STATUS GIZI BALITA
    Fitriana Kurniasari
    Belum ada peringkat
  • Bacterial Food Poisoning
    Bacterial Food Poisoning
    Dokumen42 halaman
    Bacterial Food Poisoning
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Bimbingan Cairan
    Bimbingan Cairan
    Dokumen1 halaman
    Bimbingan Cairan
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • BAB I Done
    BAB I Done
    Dokumen7 halaman
    BAB I Done
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Case IPD
    Case IPD
    Dokumen45 halaman
    Case IPD
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Case Sulit Ablatio
    Case Sulit Ablatio
    Dokumen22 halaman
    Case Sulit Ablatio
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Case Report
    Case Report
    Dokumen3 halaman
    Case Report
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat
  • Case Anak 2
    Case Anak 2
    Dokumen10 halaman
    Case Anak 2
    Rionaldo Sanjaya
    Belum ada peringkat