Anda di halaman 1dari 10

FAAL TRAKTUS GASTROINTESTINAL

Oleh : Agustin P. R (1650703011110130)

1. Proses yang terjadi


Makanan akan digerakkan mulai dari mulut hingga anus. Selama
pergerakan, makanan akan dicerna menjadi molekul kecil dan akan diabsorbsi
kemudian dialirkan dalam darah meuju seluruh tubuh. Molekul makanan
akan mengalami metabolisme yang akan menghasilkan energi,
karbondioksida, dan air. Seluruh aktifitas ini diatur oleh sistem hormonal dan
sistem saraf.

2. Proses pencernaan dasar


a. Motilitas
Proses kontraksi otot polos untuk mencampur makanan dengan getah pencernaan dan mendorong
isi saluran pencernaan dengan kecepatan berbeda tiap segmen bergantung pada fungsinya.
b. Sekresi
Kelenjar eksokrin yang mengandung banyak mitokondria mensekresi enzim, mukus, garam
empedu, gastrin, dll.
c. Pencernaan
Makanan berstruktur kompleks diurai menjadi molekul nutrien kecil yang mudah diserap melalui
proses hidrolisis enzimatik
d. Penyerapan
Sebagian besar diserap di usus halus

3. Saluran Pencernaan
3.1 Mulut
a. Kelenjar saliva
Dalam mulut terdapat 4 kelenjar ludah :
kelenjar parotis (terbesar, terdapat di depan bawah telinga)
kelenjar submandibularis (dibawah kedua sisi tulang rahang)
kelenjar sublingualis (dibawah lidah)
kelenjar bukal (dilapisan mukosa pipi)

Saliva terdiri dari 99,5 % air, dan 0,5 % protein (amilase,


mukus,lisozim) dan elektrolit. Saliva bersifat alkali, mengandung
mucin dan enzim ptialin, berperan anibakteri (lisozim), untuk higiene
mulut dan gigi, dan penyangga bikarbonat saliva.
b. Mengunyah

1
Mengunyah diperankan oleh gigi dibantu dengan
otot pengunyah yang dikontrol nukleus dalam batang
otak cabang motoris saraf kranial V yang merupakan
reflek mengunyah.
Mengunyah makanan penting karena :
Pemecah membran selulosa sayur buah
Memperkecil partikel makanan
Mencegah ekskoriasi GIT

3.2 Kerongkongan dan Esofagus saat Menelan


(Diglutisi)
Tahap :

a) T. Volunter : saat lidah menekan makanan


keatas dan belakang palatum masuk faring
b) T. Faringeal : bolus merangsang reseptor
menelan pada pintu faring dan tiang tonsil
menyebabkan kontraksi otot faringeal
c) T. Esofageal :
- P primer : lanjutan peristaltik faring
- P sekunder: peregangan esofagus untuk
menyapu isi esofagus

2
3.3 Lambung
Lambung memiliki tiga bagian (fundus,
korpus, dan pilorus). Gerak peristaltik lambung
:
1. Kontaksi pada fundus bag. Atas dan menyapu ke
sphincter pylorus
2. kontraksi meningkat saat mencapai antrum
3. kontraksi antral menyebabkan sedikit kimus
membuka sphincter dan masuk ke duodenum
4. saat kontraksi pilorus mencapai sphincter tertutup
rapat
5. kimus kembali meuju antrum untuk proses
pencampuran

Makanan dalam lambung dicampur dan dicerna oleh :


Enzim Pepsin : Protein pepton
Enzim rennin : membekukan susu dan membentuk kasein
Enzim Lipase : memecah dan mencerna lemak
Amilase : pencernaan karbohidrat
Mukosa lambung menghasilkan :
Sel goblet : mucus
Sel endokrin : gastrin
Sel parietal : asam lambung
Sel utama : pepsin
Sel argentaffin : Hormon gastrin
Pengososngan lambung ditentukan
oleh derajat aktifasi peristaltik pada
antrum yang disebut pompa pilorus
yang diatur signal L (meningkatkan)
dan signal D (menurunkan) dan juga
dihambat oleh resistenti sphincter
pilorus. Selain itu ada faktor dalam
lambung (volume kimus dan derajat
keenceran), di dalam duodenum ( adanya lemak, asam, hipertonisitas, peregangan), dan di luar GIT
(emosi, nyeri hebat, penurunan pemakaian glukosa di hipotalamus)

3.4 Usus Halus

3
Usus halus adalah tempat utama
pencernaan dan penyerapan. Usus
melakukan kontraksi tonik (kontinyu) dan
kontraksi ritmik (pencampuran makanan
dan dorongan peristaltik).
Persarafan usus terdiri dari lapisan
luar (pleksus auerbach sebagai fungsi
motoris) dan lapisan dalam (pleksus
meissner sebagai fungsi sensoris). Saraf
aferen dari usus dirangsang oleh iritasi
mukosa usus, peregangan usus berlebihan,
dan zat kimia tertentu.

Usus mengatatur motilitas secara hormonal :


Kolesistokinin : oleh
sel T dalam mukosa duodenum dan jejunum sebagai respon
terhadap pemecahan produk lemak, asam lemak, dan gliserol
Sekretin oleh sel S dalam mukosa duodenum sebagai respon
terhadap getah asam lambung berefek pada penurunan ringan
motilitas GI
Peptida yang disekresi
mukosa usus halus sebagai respon terhadap asam lemak dan
asam amino guna
menghambat
pengosongan lambung ke duodenum.

3.5 Pankreas dan Empedu


Pankreas merupakan kelenjar campuran eksokrin dan endokrin. Pankreas eksokrin sekresi
enzimatik poten :
Proteolitik :
tripsinogen,
kimotripsinogen,

prokarboksipeptidase
Amilase pankreas : polisakarida disakarida
Lipase pankreas : trigliserida monogliserida dan asam
lemak.
Selain itu juga menghasilkan NaHCO 3 untuk menetralkan suasana asam. Sedangkan empedu
berfungsi untuk membantu pankreas untuk pencernaan lemak dan penetralan suasana. Empedu
juga mengandung garam empedu yang berfungsi mengurangi tegangan permukaan isi usus dan
membantu membentuk emulsi lemak.
4
3.6 Usus Besar
Usus besar memiliki dinding
berotot dan lebih tebal (kolumna
morgagni) karena fungsi nya
untuk memekatkan dan
menyimpan sementara residu
makanan. Usus besar juga
berfungsi untuk absorbsi : air,
garam, glukosa, elektrolit ; sekrsi
musin; dan defekasi.

4. Defekasi

Defekasi adalah proses pengeluaran residu makanan


dalam bentuk feses melalui anus. Defekasi merupakan
reflek yang bisa diatur berdasarkan kebiasaan. Proses
defekasi yakni :
Feses menuju rektum dinding rektum meregang
reflek defekasi intrinsik gerak peristaltik kolon
desenden, sigmoid, dan rektum mendorong efses
menuju anus saraf ani internus relaksasi defekasi

5
GANGGUAN GIT

1. Konstipasi / Obstipasi / Sembelit


Konstipasi adalah pergerakan feses yang lambat melalui
usus besar sehingga menyebabkan feses keras dan kering
karena absorbsi cairan terus berlangsung.
Penyebab :
Defekasi tertuda dan tidak teratur
Kekurangan serat
Konsumsi pencahar
Spasme segmen sigmoid karena motilitas menurun

3. Peritonitis
Peritonitis adalah radang pada
peritoneum. Dengan gejala nyeri,
kembung, dan denyut nadi menurun

2. Stenosis pilorus
Stenosis pilorus adalah pengkerutan
pilorus.
Penyebab :
Komplikasi ulkus duodenum
Nyeri
Muntah-muntah nyemprot
sehingga menyebabkan
dehidrasi

6
4. Kolik 5. Nausea
Kolik adalah rasa sakit berselang-seling Nausea adalah rasa mual yang sering mendahului
akibat kontraksi kuat dinding berotot muntah
pada viscera berongga. Penyebab :
Peregangan atau iritasi duodenum sehingga
usus halus kontraksi dan lambung relaksasi
isi usus refluks masuk duodenum
nausea
Impuls iritatis saluran cerna
Impul dari otak terkait morning sickness
Impuls dari korteks yang merangsang
muntah
6. Vomitus / Muntah
Muntah adalah cara saluran cerna bagian atas
membuang isinya sendiri bila usus teriritasi, teregang,
atau terangsang kuat.
Rangsangan pada kemoreseptor Trigger Zone
medulla oblongata yakni :
Obat (apomorfin, morfin, digitalis)
Motion Sickness
Perubahan pergerakan tubuh merangsar
reseptor labirirn serebelum ovula dan
nodulus serebelum kemoreseptor trigger
zone pusat muntah menyebabkan muntah
Rangsangan langsung pada korteks muntah :
Faktor psikologis
Gelisah
Bau
Rangsangan tertentu daerah hipotalamus

7. Paralisis Mekanisme menelan


Penyebab :
Kerusakan saraf V, IX, X Terjadi :
Poliomelitis, encefalitis merusak pusat menelan Hilang reflex menelan
Distrofi otot menelan Kegagalan glotis menutup
Kegagalan transmisi neuromuskuler Kegagalan palatum mole dan
ovula menutup nares posterior

8. Akalasia dan Megaesofagus


Keadaan dimana sphincter esofagus inferior gagal
relaksasi dan membuka pada saat menelan.
Penyebab :
Gangguan 2/3 bawqah esofagus karena kerusakan
neuron post ganglioner saraf parasimpatis plexus
meinrikus menyebabkan makanan tertahan di esofagus
busuk infeksi ulserasi mukosa nyeri
ruptur kematian

7
10. Gatritis
Gastritis adalah peradangan mukosa lambung
yang dapat menyebabkan ekskoriasi dan ulserasi
mukosa lambung.
Penyebab :
Infeksi bakteri mukosa lambung kronis
Bahan perusak sawar mukosa pelindung lambung
(alkohol, aspirin,dll)

9. Ulkus Peptikum
Ulkus peptikum adalah daerah ekskoriasi mukosa
disebabkan oleh pencernaan cairan lambung
(getah lambung melukai lambung atau
duodenum)
Penyebab :
Kesalahan diet makan tak teratur dan ketegangan
jiwa

11. Crohn
Terdapat lesi pada bagian terpisah (skip lession)
yang dapat terjadi di seluruh GIT. Terdapat
peradangan transmural terutama di submukosa

13. Enteritis
Enteritis adalah Radang usus karena infeksi
bakteri / virus dalam saluran cerna (ujung
distal ilium dan usus besar).
Terjadi :
Mukosa teritasi
Kecepatan sekresi meningkat
Pergerakan dinding usus meningkat
membersihkan agen infeksi kearah anus
12. Apendisitis Akut dan mendorong cairan kedepan
Kondisi dimana apendiks mengeluarkan cairan
basa mengandung amilase, erepsin, dan musin.

8
14. Diare
Diare adalah pergerakan feses yang cepat melalui
usus.
Penyebab : enteritis dan perangsangan saraf
parasimpatis yang berlebihan.
a. Diare psikogenik
Disebabkan oleh rangsangan parasimpatis
kuat merangsang pergerakan dan sekresi
mukus pada kolon distal
b. Kolitis Ulserativa
Terdapat tukak pada dinding usus
besar
Ketegangan saraf
Pergeakan kolon yang bertukak
meningkat mass movement setiap
saat terjadi pergerakan usus
meningkat diare
c. Diare Khusus
Diare pada amoebiasis (desentri amoeba)
yang disebabkan oleh infeksi Entamuba
histolitika dalam usus besar trofozoit
menempel pada dinding usus ulserasi
d. Diare pada Kolera
Disebabkan oleh Enterotoxin kuman
vibriocho-larae (toksin kolera) merangsang
sekresi elektrolit dan cairan meningkat dari
kripte lieberkuhn pada ileum distal dan kolon
ion bikarbonat meningkat sekresi dalam
saluran cerna dehidrasi meninggal

9
HATI SEBAGAI SUATU ORGAN

H
A
T
I

A. Hati berfungsi sebagai :


1. Metabolisme karbohidrat , protein, lemak
a. Metabolisme Karbohidrat
Hati menyimpan glikogen dalan jumlah besar
Mengonversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa
Glukoneogenesis
Pembentukan senyawa kimia dari produk antara metabolisme karbohidrat
b. Metabolisme Lemak
Hati mengoksidasi asam lemak
Mensintesis kolestrol, fosfolipid, dan lipoprotein
Membentuk lemak dari protein dan karbohidrat
c. Metabolisme Protein
Pembentukan amonia dari asam amino
Sintesis ureum untuk ekskresi amonia dari tubuh
Membentuk protein plasma
Interkonversi bergam asam amino
2. Menyimpan vitamin A, D, B12
3. Menyimpan zat besi dalam bentuk ferritin (gabungan apoferitin dan zatbesi
4. Sintesis zat untuk koagulasi darah
5. Sekresi obat, hormon, dan zat lain

B. Ikterus Bilirubin
Ikterus adalah pewarnaan jaringan tubuh (kulit dan jaringan dalam) menjadi kekuningan.
a. Ikterus Hemolitik Meningkatkan hemolisis Bilirubin bebas meningkat
b. Ikterus Obstruktif Adanya sumbatan Bilirubin terkonjugasi meningkat

10

Anda mungkin juga menyukai