Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh sikap proaktif dan pola pikir optimis

terhadap toleransi menghadapi risiko dan


kemampuan perusahaan bertumbuh

Nur Agustinus Soedjatmiko

Surabaya 2016
Proaktif >< Reaktif

Proaktif
Bertindak di awal untuk menghadapi kesulitan yang diperkirakan akan terjadi; antisipatif.
Reaktif
Beraksi atas yang telah terjadi dibanding mengantisipasi masa depan, bukan
memprediksi.
Mengapa perlu reaktif
Manajemen reaktif mengacu pada situasi di
mana kita tidak bisa - atau tidak membuat
rencana ke depan untuk menghadapi masalah
atau peluang.
Manajemen reaktif yang baik adalah yang
dapat tenang, cepat menganalisis masalah,
memikirkan berbagai solusi dan segera
bertindak.
Mengapa perlu proaktif
Manajemen proaktif disebut juga manajemen
prediktif.
Beberapa teori tentang perubahan di mana
penting untuk bersikap proaktif:
Lewins Three-Step Model for Change
Bullock and Battens Phases of Planned Change
Kotters Eight Steps
Beckhard and Harriss Change Formula
Nadler and Tussmans Congruence Model
William Bridges Managing the Transition
Senges Systemic Model
Optimis >< Pesimis
Optimisme adalah cara berpikir yang positif dan realistis
dalam memandang suatu masalah. (Segerestrom, 1986)
Optimisme menunjukkan arah dan tujuan hidup yang
positif, percaya diri dan menghilangkan rasa takut yang
selalu menyertai individu. (Myers, 1999)
Optimisme adalah suatu harapan yang ada pada individu
bahwa segala sesuatu akan berjalan menuju ke arah
kebaikan. (Lopes dan Synder, 2003)
Pesimisme merupakan keadaan pikiran yang cenderung
mengharapka hasil yang tidak menyenangkan atau
keyakinan bahwa keburukan dan kesulitan dalam dunia ini
lebih dominan dari pada kebaikan dan kemudahan
(Seligman, 2005)
Mengapa orang berpikir pesimis?
Hukum Murphy:
Jika ada yang sesuatu yang berpotensi salah, maka hal itu akan menjadi
salah
Semuanya memakan waktu lebih lama dari seharusnya
Tidak ada yang sesederhana yang terlihat

Apakah pesimisme itu buruk bagi bisnis?


Seorang pesimis cenderung fokus pada keamanan dan keselamatan,
mencari tempat yang aman, membangun keunggulan yang jelas,
melindungi sumber daya, dan saat situasi berjalan sulit, seorang pesimis
terdorong untuk memperbaiki kesalahan. (Harvard Business School, 17
Nov 2014)
The Positive Power of Negative Thinking (Psychology Today, 2013)
Thinking, Fast and Slow (Daniel Kahneman, 2011)
Self-Employed Pessimists Earn More than Optimists (Christopher Dawson, dkk,
2015)
Toleransi menghadapi risiko
Toleransi risiko adalah istilah investasi yang berkaitan
dengan jumlah risiko pasar, terutama volatilitas (pasang
surut), di mana investor dapat mentolerir.
Toleransi risiko tinggi berarti investor yang agresif dan akan
menemukan kepuasan dalam mengambil tingkat risiko yang
lebih tinggi untuk kemungkinan imbalan yang lebih tinggi.
Ini juga berarti investor dapat mentolerir kerugian yang
lebih besar, mengetahui bahwa mungkin ada keuntungan
yang lebih besar nantinya.
Toleransi risiko rendah berarti investor yang konservatif dan
akan mengambil kenyamanan dalam menjaga kestabilan
dan likuiditas. Mengetahui bahwa investasi berisiko rendah
akan berarti keuntungan yang lebih rendah, namun lebih
aman.
Teori dan Rencana Penelitian
Teori dan Rencana Penelitian
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai