Anda di halaman 1dari 75

KUMPULAN SOAL TRY OUT KOMPETENSI DOKTER INDONESIA

FK-UNSYIAH BANDA ACEH TANGGAL 2 APRIL 2011

NEUROLOGI

Laki-laki 18 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak


sejak 3 jam yang lalu. Sebelumnya pasien mengalami th). GK: anak laki2 sering x jatuh.. serum
kesemutan dan kebas pada kedua tangan dan kaki. kreatinin kinase pada 1-10 th, lalu turun lagi.\
Keluhan ini disertai dengan kelemahan tungkai yang Neuropati: bisa akut/kronis,
menjalar ke tangan sejak 3 hari yang lalu. 2 minggu yang
lalu pasien mengalami infeksi saluran pernapasan. Dari 2. Apa mikroorganisme yang paling sering menjadi
pemeriksaan tidak dijumpai kelainan. Pernapasan 32 pemicu:
x/menit. Dari pemeriksaan motorik dijumpai kelumpuhan a. Helicobacteri pilori
keempat anggota gerak tanpa disertai kelainan reflek. b. Campylobacter jejuni (kalo bakteri: paling sering)
1. Apa diagnosa paling mungkin: c. Mikobakterium tuberkulosa
a. SGB d. Epstein barr virus
b. Pielomielitis e. Streptococcus aureus
c. Myastenia gravis
d. Distrofi muscular duchenne
e. Neuropati

Pembahasan:
SGB:
o GK: kelemahan (weakness), akut, progresif,
dimulai dr ekstremitas bawah atas;
o tetraparese LMN; ggn sensorik (kesemutan)
yg general, simetris, pada bag distal & proks
(stocking & glove sensory loss); didahului
ISPA.
o Lesi radiks post (sensorik) dan ant (motorik).
o Th/: steroid, plasmaparesis 3. Laki-laki 58 tahun dibawa ke IGD RS pada jam 08.00.
Pielomielitis: infx virus merusak motoneuron riwayat pada 06.00 tiba-tiba terjatuh dan diam saja.
Pada pemeriksaan dijumpai kesadaran sulit dinilai,
medspin. Akut. Lumpuh LMN, tungkai lbh
tekanan darah 190/110 mmHg, nadi 88 x/I, RR 32 x/I.
sering, lbh sering monoplegi. Nyeri otot nyata
kesan dijumpai hemiparese kanan dan pasien tidak
Myastenia gravis: autoimun, GK: ptosis &
dapat diajak bicara sama sekali. Dari alloanamnesa
strabismus, kdg2 meluas, ophtalmoplegia, cacat
didapatkan bahwa pasien hipertensi 10 tahun tidak
pada 1 atau kedua mata, diplopia, ggn otot faring
terkontrol, merokok 1 bungkus sehari. Apa penanganan
laring ditandai suara parau, disfonia & disfagia;
awal pada pasien ini: dx. Stroke hemoragik (ICH)
usia 20-30 thn, : = 2:1, berhub erat dg
a. pemasangan orofaringeal tube
tirotoksikosis, DM & timoma, ada faktor
b. pemasangan kanul intravena
herediter. Krisis miastenia: kelemahan otot
c. CT scan kepala
menyeluruh disertai paralisis otot pernapasan.
d. injeksi piracetam 2 gr IV
Th/: derivat asetilkolin esterase
e. pemberian antihipertensi
Distrofi muscular duchenne: herediter (ggn
resesif terkait X). Sering pada anak2 tu laki2 (3-5
1
media, sinus duramatis, diploe. GK: lucid
4. Wanita 60 tahun, datang dengan keluhan nyeri interval, pupil anisokor. Jarang pada > 60 th.
pinggang sejak 2 bulan lalu. Pekerjaan pasien SDH: antara arakhnoid dg dura. Ok laserasi a/v
mengangkat benda berat sambil membungkuk, tes cortical. CT: gbrn bikonkaf (bulan sabit). GK:
laseque < 70. Pemeriksaan awal radiologi apa yang defisit neurologis, pupil anisokor.
disarankan : o Hiperakut: < 24 jam
a. CT scan lumbal o Akut: 1-7 hari post trauma
b. MRI lumbal (gold standard) o Subakut: 8-30 hari post trauma
c. Foto lumbo-sacral o Kronis: > 30 ari post trauma
d. Foto thorac-abdomen
SAH: di daerah arakhnoid.CT: lesi hiperdens
e. Foto mielografi lumbal
mengikuti arah girus. Gak perlu op. Rangsang
meningeal (+).
Pembahasan:
ICH: di intraparenkim otak. CT: gbrn hiperdens
dx: HNP (tes laseqeu (+) (= konfirmasi ischialgia
homogen batas tegas.
akibat HNP) klo ischialgia bangkit sblm tungkai
mencapai kecuraman 700
6. Pasien laki-laki 32 tahun dengan kejang-kejang.Dosis
diazepam untuk pasien:
5. Pasien wanita 50 tahun dibawa ke igd dengan
a. 10 mg
penurunan kesadaran. Sebelumnya pasien bertengkar
b. 20 mg
dengan tetangganya dan setelah itu pasien mual,
c. 30 mg
muntah, nyeri kepala hingga tak sadarkan diri. Pada
d. 40 mg
pemeriksaan fisik dijumpai: GCS:6, TD:160/100
e. 50 mg
mmHg dan hemiparese ektremitas dextra. Dari hasil
CT-Scan dijumpai pergeseran midline. Diagnosanya:
7. Seorang wanita berumur 17 tahun datang ke IGD
a. Perdarahan epidural
dengan keluhan susah menggerakkan lututnya,
b. Perdarahan subdural
ekstensinya normal namun fleksinya sulit. Saraf
c. Perdarahan intraserebral
apakah yang mungkin menyebabkan kelainan ini:
d. Perdarahan subarachnoid
a. N. Tibialis: m.gastrognomeus & m.flexor
e. Perdarahan intracereberal
digitorum longus
b. N. Femoralis: m. Quadriceps femoris
Pembahasan:
c. N. Ischiadikus: m. Semitendineus, m.biseps
Beda stroke:
femoralis, m.semimembraneus
Perban Stroke Iskemik Stroke hemoragik
dingan Trombosis emboli ICH SAH d. N. fibularis
Frek 80-85% 15-20% 80-85% 15-20% e. N. Vagus
Kesadaran
KU Baik
8. Seorang laki-laki berumur 50 tahun, menderita stroke
TD 140-160 N/ >200 N/
Usia >60 th >40 th 60 30-40 sejak 1 tahun yang lalu dan dirawat di rumah tirah
Pagi hari baring. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kelemahan
Onset (bangun aktivitas Aktivitas aktivitas tungkai bawah unilateral, pada perabaan hangat dan
tidur) kemerahan serta bengkak. Apakah diagnosa yang
Nyeri
kepala
- +++ ++++ ++++ paling mendekati:
Ref. Pat - + + - a. Trombosis vena profunda
Kaku b.
- - -/+ +
kuduk c. Phlebitis
Ct scan Hipodens hipodens hiperdens hiperdens
d. Selulitis
Kel.
N +++ - - e.
Jantung
Muntah - + + +
Pembahasan:
EDH: antara tabula interna dg dura. CT: gbrn Trombosis vena profunda (=DVT):
bikonveks. Sumber perdarahan: a.meningea

2
o trombus terbentuk pada vena dalam tu Migraine klasik: nyeri kepala didahului dg aura
tungkai bawah & inguinal, yg dapat (gejala neurologis yg sifatnya sesaat). Aura yg
menghambat darah dari tungkai kembali ke paling umum: ggn visual & ggn pendengaran
jantung. (pd pasien ini ada kilauan di pandangan)
o Pat: (trias virchows: cedera vaskuler, statis Migraine tanpa aura: gak ada gejala neurologis
vena, aktivasi koagulasi darah) sesaat
o Komp: emboli paru Th/: ergotamin, sumatriptan
o Th/: heparin, warfarin Beda dg headache: kalo headache nyeri kepala
Selulitis: subkutan. eti: streptococcus gr A, tertekan
staphilococcus aureus. Didahului lesi sebelumnya
(ulkus/luka tusuk). GK: malaise, demam, 11. seorang pria datang dengan keluhan saat bangun pagi
menggigil. Daerah yg terkena mrpkn infiltrat pusing seperti berputar, mual, muntah, keringat
edematous teraba panas, merah, luas. Tepi tidak dingin, menolak untuk menoleh ke kanan, karena
menimbul/berbatas tegas. Th/; tirah baring merasa bertambah berat. Pemeriksaan apa yg
tinggiin tungkai, AB. dilakukan:
Phlebitis: infx PD. Biasa ec pemasangan infus a.
b.
9. Seorang laki-laki 36 tahun mengeluhkan sakit pada c. tes kalori
punggungnya. Dia bekerja sebagai seorang buruh di d.
pelabuhan. Nyeri bertambah saat aktivitas dan e. tes laseque
berkurang saat istirahat. Apakah diagnosa yang paling
mendekati Pembahasan: tes u vertigo: manuver nylen-
a. Hernia nucleus pulposus Barany/manuver Hallpike, tes kalori.

Pembahasan: 12. Laki-laki, 53 tahun, datang dengan keluhan


Def: keluarnya nucleus pulposus dari discus kelemahan anggota gerak sebelah kanan, mendadak
melalui robekan annulus fibrosus -> menekan setelah bangun tidur. Pemeriksaan fisik kekuatan
medspin/saraf spinal extremitas superior dan inferior 0. Refleks patologis
Anam: nyeri pinggang bawah -> tungkai bawah. babinsky (+) kanan. Setelah diberi terapi
Nyeri bila mengejan, batuk, angkat barang medikamentosa, pasien segera mendapat fisioterapi
berat, bangkit dari tidur. Membaik jika awal setelah masuk bangsal, untuk tujuan :
berbaring. a. mencegah pneumonia (pneumoni ortostatik)
Laki2 lbh banyak b. mencegah herniasi
Sebagian besar pada L4-5, dan L5-S1. c. mencegah kontraktur
Gold standard: MRI d. mencegah dekubitus
Th/: NSAIDS, steroid, fisioterapi, op. e. mencegah edema serebri

10. Wanita 17 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala 13. Perempuan, 61 tahun, datang dengan keluhan lemah
sebelah yang dirasakan 4 bulan yll. Keluhan badan 2 jam yang lalu. Keluhan disertai mengantuk.
dirasakan berdenyut selama kurang lebih 4 jam. Sakit kepala (-), muntah (-). Pemeriksaan fisik:
Sebelum timbul serangan pasien melihat kilauan di Compos Mentis, membuka mata dengan perintah (3),
pandangannya selama kurang lebih 20 menit. Selain dapat menjawab pertanyaan sederhana (4), dapat
itu keluhan disertai mual dan muntah. Riwayat bergerak bebas (6). Berapa GCS :
keluarga disangkal. Diagnosanya adalah: a. 11
a. migraine klasik b. 12
b. migraine basiler c. 13
c. migraine tanpa aura d. 14
d. migraine hemiplegic e. 15
e. migraine ophtalmoplegik

Pembahasan:
3
14. Perempuan 25 tahun datang ke puskesmas dengan o Trigger faktor: makan, berbicara, mambasuh
keluhan pusing sejak 3 hari yang lalu. Keluhan wajah, menggosok gigi, mencukur kumis
disertai perasaan berputar yang berlangsung kurang 1
menit. 1 minggu sebelumnya pasien terjatuh dari o Serangan dapat berlangsung dalam beberapa
sepeda motor tetapi tidak berobat ke dokter, pada detik sampai semenit. Beberapa orang
pemeriksaan fisik didapatkan adanya nistagmus merasakan sakit ringan, kadang terasa
rotatoar, (-) penurunan pendengaran. Diagnosis: seperti ditusuk. Sementara yang lain
a. Menier disease merasakan nyeri yang cukup kerap, berat,
b. Cerebellar disfungtion seperti nyeri saat kena setrum listrik.
c. Acute vestibular
d. Perilabirinitis neironitis o Th/: karbamazepin, op.
e. Benign paroksimal posisional vertigo
16. Wanita, 40 tahun, wajah mencong setelah naik motor,
Pembahasan: sudut mata tertarik ke kanan, mata kiri tak menutup,
Menier disease: trias: tinitus, vertigao, ggn dahi tak mengkerut. Diagnosis: dx. Bells palsy
pendengaran a. paresis n. trigeminus dextra perifer
BPPV: b. paresis n. trigeminus sinistra sentral (kena bibir)
c. paresis n. facial dextra perifer
d. paresis n. facial sinistra perifer
15. Laki-laki 25 tahun ke praktek dokter umum dengan e. paresis n. facial sinistra sentral
keluhan mulut mencong ke kanan, tidak dapat
menutup mata kiri sejak 2 hari yang lalu dan 17. Laki 50 tahun. Tumor pankreas dengan keluhan nyeri
dirasakan makin berat, mulut meringis dan keluar air perut hebat walau telah dapat NSAID intravena. Obat
dari sudut mulut kiri. Kelainan saraf: dx. Bells palsy penghilang nyeri yang cocok :
a. Nervus trigeminus a. codein oral
b. Nervus abducens b. fentanyl patch
c. Nervus facialis c. morfin intravena
d. Nervus optikus d. NSAID suposituria
e. Nervus vestibulococlearis e. morphin oral sustained realese

Pembahasan: 18. Pasien wanita umur 55 tahun datang ke ugd diantar


Bells palsy: keluarganya dengan keluhan penurunan kesadaran.
o Def: kelainan saraf wajah kelemahan / Dari anamnesa pasien terjatuh di kamar mandi. Dari
kelumpuhan tiba2 otot satu sisi wajah pemeriksaan fisik dilakukan rangsangan nyeri pada
o Etio: ??, virus mata tidak membuka (1), tidak ada jawaban (tidak
o Sentral: 2/3 bawah (hanya di mulut saja). bersuara) (1), ekstensi (2). Berapa GCS pasien:
Kontralateral. Ex stroke a. 3
o Perifer: 2/3 atas atau semuanya. Ipsilateral b. 4
o Th/: prednison 60 mg/hari + asiklovir 5x800
mg c. 5

Neuralgia trigeminal: d. 6

e. 7
o keluhan serangan nyeri wajah satu sisi yang
berulang ok terganggunya fungsi
19. Wanita, 28 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala
N.trigeminal sesuai dengan daerah distribusi
sebelah kiri disertai mual dan muntah. Terkadang
persarafan salah satu cabang N.trigeminal
bila mendengar suara keras semakin memperberat
yang diakibatkan oleh berbagai penyebab.
keluhan hingga keadaan ini bertahan selama 4 jam.

4
Penatalaksaan awal yang paling tepat adalah ; dx.
Migraine klasik (migraine with aura) pembahasan: pada stroke, semuanya kontralateral,
a. oksigen kecuali mata (ipsilateral)
b. sumatriptan: derivat serotonin pada pasien ini, parese di kanan, berarti lesi di kiri
c. diazepam otak. Lidah kanan lumpuh. Jadi pas dijulurkan lidah
d. amitriptilin -> lidah mencong ke kiri
e. asam palproat
23. Laki-laki 40 tahun buruh pelabuhan mengangkat beban
20. Laki-laki 18 tahun mengalami kejang selama 1 jam. berat dan mengalami nyeri di belakang punggung
Lama kejang 30 menit kemudian kejang lagi. Pasien kanan. Nyeri dirasakan menjalar sampai ke paha ke
tidak sadar antara dua kejang. Pasien memiliki bagian medial, kadang-kadang terasa kram dan
riwayat kejang 2 tahun dan 1 bulan berhenti makan kebas. Keluhan dirasakan memberat sudah 1 bulan.
obat anti kejang karena ketidaksediaan biaya. GCS: Nyeri memberat pada saat batuk dan mengejan.
11, TD: 140/90 mmHg, HR: 82x/menit, RR: Pemeriksaan neurologi apa yang dapat membantu
28x/menit, leukosit: 11.500/ul, KGDS: 210 mg/dl. menegakkan diagnosa: dx. HNP
Terapi apa yang pertama diberikan: dx. St. a. kernig sign
epileptikus b.
a. Antikonvulsan c. Laseque sign (+ jika < 70%)
b. Antibiotic
c. Prednisone 24. Perempuan 30 tahun datang dengan keluhan tidak
d. Antihipertensi dapat memejamkan matanya sebelah kanan. Riwayat
e. Antidiabetik trauma (-), demam (-), mual muntah (-). Dari
pemeriksaan fisik dalam batas normal. Tetapi dua
21. Pria 30 tahun, dibawa ke ugd dengan kondisi hari yang lalu pasien dibonceng mengendarai sepeda
gelisah. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapat motor pada malam hari. Terlihat sulkus nasolabialis
kondisi umum gelisah, kesadaran somnolen, reflek di kanan. Diagnosa yang mungkin adalah?
cahaya +/+, reflek cornea +/+, rx meningeal +, a. thick face
gangguan n.carnialis (n vii&xii umn), rx fisiologis b.
meningkat, reflek patologis (babinsky +) pada c. palsy bells, th/ prednison 60 mg/hari +
tungkai kanan, berapa gcs???? asiklovir 5x800 mg
a. GCS 2 2 2 d. lagoftalmus
b. GCS 1 2 3
c. GCS 1 2 2 25. Perempuan 50 tahun, keluhan nyeri pinggang bawah,
d. GCS 1 1 1 sering mengangkat berat. Laseq <70 %. Pemeriksaan
e. awal yang dilakukan adalah: dx HNP
a. MRI Lumbal
Somnolen:9 b. CT scan lumbal
Sopor:8-7 c. Foto lumbosacral
Koma; 6-3 d. Miliotorakal
e.
22. Laki-laki 24 tahun datang ke ugd mengalami
kelemahan anggota gerak sebelah kanan setelah 26. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dibawa ke UGD
sesaat bermain futsal. Dari pemeriksaan fisik dengan keluhan gangguan menelan sejak 1 hari
didapatkan keadaan umum dalam batas normal. Pada keluhan disertai kelumpuhan badan sebelah kanan
saat dilakukan pemeriksaan penjuluran lidah, terlihat: dengan tidak bisa kencing. Dari Pemeriksaan fisik
kontralateral didapatkan TD 170/100 mmHg, dan terdapat
a. lidahnya berdeviasi kekiri kelumpuhan UVULA dextra serta reflek muntah
b. atrofi lidah kekanan menghilang dan plegi dextra. Saraf kranial yang
c. lidah berdeviasi kekanan paling mungkin mengalami gangguan: saraf otonom
d. atrofi lidah kekiri a. N. Vagus
e. atrofi lidah dikedua sisi b. N. Trigeminus: sensorik wajah
5
c. N. Fasialis- motorik wajah lalu, diantara kejang pasien tidak sadar. Pasien
d. N. Abducen: mata adalah pasien epilepsi sejak 1 bulan yang lalu, pasien
e. N. Okulomotorius: mata sering tidak makan obat secara teratur. Dari
pemeriksaan fisik sulit dinilai. Diagnosa yang paling
27. Seorang laki-laki ditemukan dalam keadaan tidak cocok:
sadar. Dari hasil pemeriksaan didapatkan E3V3M3. a. Epilepsi Refrakter
Motorik yang dijumpai adalah: b. Reaksi Konversi
a. Tidak bergerak sama sekali (1) c. Status Epileptikus
b. Extensi abnormal (2) d. Epilepsi katamenial
c. Flexi abnormal (3) e. Epilepsi Umum Skunder
d. Melokalisir nyeri (4)
e. Mengikuti perintah (6) Pembahasan:
Status epileptikus: terjadinya dua atau lebih
rangkaian kejang tanpa adanya pemulihan
kesadaran diantara kejang atau aktivitas
kejang yang berlangsung lebih dari 30
28. Seorang perempuan usia 17 tahun dibawa ke UGD
menit
dengan keluhan kejang berulang sekitar 1 jam yang

PSIKIATRI
bisikan menyuruh bunuh diri. Apa gejala yang
muncul: dx: Skizofrenia paranoid th: haloperidol
29. Laki-laki 23 tahun dibawa keluarga ke tempat praktek a. ilusi
dokter umum karena merasa akan menjadi gila. b. halusinasi
Pasien merasa disekitarnya tidak nyata dan merasa c. idea of reference
bahwa hidupnya tidak di dalam dimensi waktu. d. depersonalisasi
Pasien menyangkal dirinya berhalusinasi. Pasien
tampak santai dan konjungtiva tampak merah. Dari e. derealisasi
alloanamnesa didapatkan bahwa pasien sering ke
diskotik. Apa pemeriksaan untuk menegakkan Pembahasan:
diagnose: ilusi kambing terlhat sapi
a. pemeriksaan fisik
b. pemeriksaan status mental
c. pemeriksaan toksikologi urine
d. pemeriksaan fungsi hati halusinasi gak ada kambing tp terlihat
e. pemeriksaan EEG
kambing
idea of reference pasien merasa org lain, surat
kabar or televesi membicarakan dirinya
depersonalisasi pasien merasa bagian
30. Perempuan usia 28 tahun dibawa IGD RS karena
tubuhnya bukanlah punyanya
mengamuk dan menyerang orang di sekitar. Dari
alloanamnesa pasien sering berkata kotor dan ingin
bunuh diri jika melihat mobil jenazah karena teringat derealisasi pasien merasa dunia
kematian anaknya 3 tahun yang lalu. Dari disekelilingnya seperti tdk dlm kenyataannya,,
autoanamnesa pasien tidak ingat kejadian tadi, tidur pasien merasa klo org2 disekitarnya dalam
pasien baik, merasa dikejar roh jahat, mendengar sandiwara

6
31. Seorang wanita umur 41 tahun datang ke praktek Clomipramin: anti obsesi konvulsif
dokter umum dengan keluhan nyeri dada. Dia Sindrom Psikosis
menduga kalau dia menderita sakit jantung. Dari Gejala Positif Gejala Negatif
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang tidak Inkoheren Afek tumpul
ditemukan adanya kelainan. Diagnosa yang tepat Waham Menarik diri
untuk pasien ini: Halusinasi Pasif
a. Gangguan jantung tersembunyi Gg perasaan Apatis
b. Gangguan nyeri psikis Perilaku yang aneh Lambat
Tidak ada inisiatif
c. Gangguan panic
Cenderung
d. Gangguan somatisasi menyendiri (abulya)
e. Hipocondriosis Th/ anti psikologi Atipikal : resperidone
atipikal: CPZ,
Pembahasan: haloperidol
Gangguan nyeri psikis : ditandai oleh gejala
nyeri yg semata-mata bhubungan dengan fator Ggn psikotik akut dan sementara: suatu perubahan
psikologis atau secara bermakna diekserbasi oleh dari keadaan tanpa gejala psikotik ke keadaan
factor psikologis psikotik dalam peiode 2 minggu atau kurang tanpa
dikeahui brp lama ggn ini akan berlangsung.
Gangguan panic : serangan panic 3 x atau lebih
dalam 3 minggu, serangan panic tsrb tdk
33. Seorang siswa usia 16 tahun sedang mengikuti UN.
dipresipitasi oleh ketakutan, ggn fisik, dan
Tiba-tiba ia berteriak-teriak, meronta-ronta.
merupakan gabungan dgn sedikita 4 gjl yg
Kemudian ia kemasukan. Suaranya berubah menjadi
meyertai yaitu : dyspneu, palpitasi, nyeri dada,
seperti suara lelaki tua yang mengaku sebagai
rasa terbekap (smouthring) dan rasa tcekik
penunggu sekolah itu. Dan ia mulai menceritakan
(chouking), dizziness, rasa tak nyata, parastesia,
tentang sekolah itu. Anak tersebut tidak ada riwayat
rasa panas atau dingin, berkeringat, menggigil
gangguan jiwa. Namun anak tersebut termasuk anak
atau tguncang
yang pendiam dan mudah cemas. Apakah
Gangguan somatisasi: bnyk keluhan fisik tanpa
diagnosanya:
dasar sedikitnya 2 thn, tdk menerima nasehat,
a. Amnesia dissosiasi
terdapat disabilitas dlm masyarakat
b. Fugue dissosiasi
Hipocondriosis: keyakinan yg menetap c. Trans dissosias (kesurupan)
sekurang2nya 1 penyakit fisik, tdk mau d. Konversi hysteria
menerima sehat. Preokupasi menetap. e. Depersonalisa

32. Pasien datang dibawa oleh keluarga karena ketakutan. Pembahasan:


Pasien merasa ada sindikat yang akan Amnesia dissosiasi : hilang daya ingat
mencelakainya. Maka dari itu Pasien merasa orang-
Fugue dissosiasi : mengambil identitas baru pada
orang di sekitarnya membicarakannya dan berniat
amnesia identitas lama, sering berkelana ke
menyakitinya. Terapi yg diberikan: (dx : skizofrenia
lingkungan baru
paranoid)
Trans dissosias (kesurupan): gangguan yang
a. Diazepam 2x2 mg (anti anxietas)
b. Haloperidol 2x1,5 mg (anti psikotik) menunjukkan adanya kehilangan sementara
c. Carbamazepin 2x200 mg ( anti mania) or penghayatan akan identitas diri dan kesadaran thd
Imipramin lingkungannya, mis: dikuasai oleh kekuatan gaib
d. THF 2x2 mg atau malaikat.
e. Amitriptylin 2x25 mg (anti depresan) Konversi hysteria :
Depersonalisa : pasien merasa bagian tubuhnya
Pembahasan: bukanlah punyanya
CPZ: anti psikosis Paramnesia : pemalsuan ingatan
Lithium carbonat: anti mania Supor disosiatif : hilang gerakan2 volunter
Fenobarbital: antiinsomnia

7
Motorik disosiatif : ketidakmampuan 36. Seorang pasien berumur 24 tahun dibawa keluarganya
menggerakkan sebagian atau slrh anggota gerak. karena mengamuk. Ia juga sering mengurung diri,
merasa takut, seperti ada yang mengejar dan akan
34. Seorang anak perempuan usia 18 tahun mengalami membunuhnya. Ia juga sering mendengar bisikan-
bicara kacau. 7 hari yang lalu mengalami demam dan bisikan suara tanpa wujud dan menjadi kehilangan
mengeluh nyeri kepala dan muntah. 2 hari yang lalu kontrol. Diagnosa :
ia mulai bingung dan bicara kacau. Pada pemeriksaan Psikotik akut:
GCS 9, kaku kuduk (+), meningeal sign (+). Skizofrenia
Diagnosanya: Waham menetap
a. Skizofrenia Skizoafektif
b. Amnesia Stress akut
c. Stres akut
d. Delirium Pembahasan:
e. Demensia Psikotik akut: onset akut (2 mgu/<), mengganggu
sedikitnya pekerjaan sehari, sind polimorfik
Pembahasan: (beragam2 dan berubah cepat), skizofrenia-like,
Skizofrenia: GK: tidak diketahu berapa lama ggn akan
through echo ( isi pikiran dirinya sendiri yg berlangsung, tdk ada gnn eps.manik/depresif,
berulang/bergema dalam kepalanya), tdk ada penyebab organic & intoksikasi alkohol
through insertion ( isi pikiran lain masuk ke Waham menetap: 3bulan, bersifat khas pribadi (bukan
pkirannya), budaya setempat), gejala depresif, halusinansi
through withdrawel (isi pikiran asing masuk auditorik (-)/kadang2/sementara, riwayat
kedalam pikirannya atau isi pikitannya diambil skizofren (-)
keluar o sesuatu dr luar dirinya), Skizoafektif: gjl skizofrenia & ggn afektif muncul
through broadcasting (isi pikirannya tersiar ke menonjol secara bersamaan
luar shg org lain/umum mengetahuinya),
delusion of control (waham ttg dirinya 37. Seorang laki-laki mempunyai kebiasaan mencuci
dikendalikan o suatu kekuatan tt dr luar), tangan berulang-ulang. ia merasa akan tercekik
delusion of influence (waham ttg dirinya apabila makan jika tangannya belum benar-benar
dipengaruhi o suatu ekuatan ttt dari luar), bersih. Hal ini dialaminya 3 bulan belakangan ini.
delusion of passivity (waham ttg drinya tdk Diagnosa :
berdaya dan pasrah thd suatu kekuatan dr luar), a. Gangguan afektif
delusion perseption (pengalaman indrawi tak b. Gangguan cemas menyeluruh
wajar yg bermakna sgt khas bagi dirinya, c. Gangguan obsesif kompulsi
bersifat mitik/mukjizat), d. Gangguan waham menetap
halusinasi auditorik, e. Stress pasca trauma
waham2 menetap jenis lainnya
Pembahasan:
35. Seorang perempuan usia 17 tahun mengeluh bahwa ia Gangguan afektif: perubahan suasan/mood/afek
takut melihat darah, walaupun itu hanya berupa biasanya ke arah depresi (dg/tanpa ansietas yg
gambar. Ia ingin sekali menghilangkan rasa takutnya menyertai) atau ke arah elasi (suasana perasaan
terhadap darah. Maka dari itu ia memutuskan untuk yg meningkat)
masuk FK dan merasa bahwa darah itu tidak perlu Gangguan obsesif kompulsi: harus ada hampir
ditakuti. Terapi untuk pasien tersebut : setiap hari selama sedikitnya 2 mgu berturut2.
a. Aktifitas kelompok Mengganggu aktivitas
b. Desensitisasi Ggn cemas menyeluruh: ps menunjukkan
c. Aktifitas kognitif ansietas sbg gjl primer setiap hari smp bbrp
d. Aktifitas Gestalt bulan yg tdk terbatas, atau hanya menonjl pada
e. Farmakoterapi keadaan situasi khusus ttt saja. GK: kecemasan,
ketegangan motorik (elisah, sakit kepala,

8
gemetar, gak bisa santai, over aktivitas Ggn panic: bila ditemukan ggn ansietas fobik,
otonomik (kpl ringan,jantung berdebar, serangan ansietas berat dlm 1 bl.
berkeringat, sesak napas, keluhan Ansietas: ex. Perasaan takut akan adanya penyakit
lambung,pusing kepala,mulut kering) (nosofobia), takut berubah bentuk badan
(dismorfofobia)
38. Wanita, 4 tahun, acuh dipanggil, tak mau menatap
orang, menarik diri, tak pandai bicara, bahasa aneh. 40. Wanita, 23 tahun, mudah marah sejak 3 bulan, cepat
Diagnosis: tersinggung, banyak bicara, gembira. Sering keluar
a. Autisme rumah dengan dandanan menor, dan menjumpai
b. delayed maturation banyak lelaki. Merasa dirinya orang hebat,dan ada
c. retardasi mental yang berbisik. 2 tahun lalu berobat dengan keluhan
d. gangguan bicara ekspresif yang sama. Diagnosis:
e. gangguan bicara represif a. gangguan skizofrenia
b. gangguan waham
Pembahasan: c. gangguan bipolar
RM: keadaan perkembangan jiwa terhenti/tdk d. gangguan manik
lengkap tu ditandai o hendaya, keterampilan e. gangguan psikotik akut
selama masa perkembangan, shg bpengaruh pd
tingkat kecerdasan menyeluruh, mis kemampuan
kognitif, bahasa, motorik, social. Ringan: IQ 50-
69. Sedang: IQ 35-49, berat: IQ 20-34. Sangat Pembahasan:
berat: IQ<20. Bipolar: bersifat berulang (sekurangnya 2
Autism: kelainan perkembangan muncul sblm episode), tdd peningkatan afek & aktivitas
usia 3 th. trias: gangguan komunikasi, (maniac) dan penurunan afek disertai
preokupasi (mengulang2), hiperaktif pengurangan energy dan aktiftas (depresi). Ada
Ggn berbicara ekspresif: ggn perkembangan penyembuhan diantara 2 episode.
kemampuan anak dlm mengekspresikan bahasa 41. Laki-laki 25 tahun datang ke rumah sakit dengan
dg bericara, jelas dibawah rata2 anak dlm usia keluhan bicara kacau, berlebihan, dan dengan kondisi
mentalnya, tetapi pengertian bahasa dbN, gaduh gelisah. Hal ini baru dialami pasien sejak dua
dg/tanpa ggn artikulasi. Muncul usia 2 th. Tdk hari ini. Dari amnanesa dari keluarga pasien,
ada kata2 yg muncul pd 2 th, gak mampu ngert sebelumnya pasien tidak pernah seperti ini.
kata majemuk sederhana pd 3 th. Perawatan diri masih baik, dan tidak ada masalah
Ggn berbicara represif: ggl merespon nama yg dengan keluarga dan tetangganya. Riwayat
familiar (1 th), gak mampu identifikasi objek penggunaan obat-obatan disangkal. Apakah diagnosa
sederhana (18 bl), gagal ikuti instruksi seerhana pasien tersebut:
(2 th)
a. Skizofrenia
39. Wanita, 28 tahun, otot tegang, sering bangun malam,
gelisah terhadap masa depan anak, biaya, dan b. Psykomatik akut
ekonomi, sejak 6 bulan lalu. Pasien mempunyai Anak
berusia 1 tahun, suami pengusaha sukses. Pada c. Psykomatik adiktif
Pemeriksaan tidak ada kelainan. Diagnosis:
a. gangguan panik d. Epilepsi
b. gangguan penyesuaian
c. gangguan insomnia e.
d. gangguan ansietas
e. gangguan stress 42. Laki-laki tersebut di atas diberikan terapi apa untuk
menenangkannya, jika tekanan darahnya 90/60
Pembahasan: mmHg:

9
a. Injeksi diazepam 10 mg im
44. Seorang wanita 35 th datang ke PKM dg keluhan
b. Injeksi diazepam 10 mg iv sering nyeri punggung, dari pemeriksaan tidak
ditemukan kelainan. Pasien mempunyai keluhan
c. Injeksi cpz 100 mg im: efek samping- hipotensi psikiatri yaitu memiliki beban pikiran yg
ortostatikb ditanggungnya sendiri. Terapi pada pasien ini yg
paling tepat:
d. Injeksi haloperidol 5 mg im: ki- a. ventilasi
b. terapi kerja berkelompok
e. Injeksi haloperidol 10 mg im c. anti depresan
d. anti analgesi local

43. Pasien datang dengan keluhan meracau, marah- 45. Seorang laki-laki umur 35 tahun datang ke puskesmas
marah.... sebelumnya pasien usahanya bangkrut, dua dengan keluhan batuk. pasien adalah penderita TB yang
bulan sebelum masuk rumah sakit pasien curiga menjalani terapi selama 1 tahun ini. selama seminggu ini
usahanya diguna-guna oleh tetangganya, kemudian pasien berhenti minum obat, pasien malas bekerja dan
pasien ke dukun... pasien juga merasa seperti ada mengurung diri karena pasien merasa putus asa akibat
orang yang hendak membunuhnya. Diagnosisnya: telah 1 tahun minum obat tetapi tidak sembuh. Terapi
a. episodemanik dan gejala psikotic untuk problem psikiatri pasien ini:
b. ggn afektif bipolar a. Anti depressan
c. ggn panik b. Anti psikotik
d. neurosis c. Ventilasi
e. skizoprenia d. Terapi kerja berkelompok
e. Sosialisasi dengan penderita TB lain

PEDIATRIK

46. Anak perempuan 10 tahun dibawa ibunya ke RS General: ada penurunan kesadaran
dengan keluhan utama sering pingsan disertai kejang Lokal: tdk ada penurunan kesadaran
yang sudah berjalan 1 tahun. Kejang bersifat kaku
tidak bergerak, berapa saat kemudian kaku tapi
bergerak-gerak. Sudah dibawa ke dokter dan diberi
obat dan membaik. Tidak kontrol teratur. Dari
anamnesa didapatkan bahwa kakak dari ayah pasien
menderita penyakit yang sama. Diagnosa yang
mungkin:
a. primery generalized tonix klonix seizure
b. secondery generalized convulsive seizure
c. primery generalized tonix seizure

d. primery generalized klonix seizure


e. ... non epileptic seizure (lupa pertamanya)

Pembahasan:
Primer: idiopatik, ada riw. Keluarga 47. Seorang anak laki-laki 2 tahun dibawa ibunya ke IGD
Sekunder: ada faktor penyebab RS dengan keluhan demam 3 hr, mencret 6-8x/hari,

10
rewel, air mata masih ada, turgor kembali lambat. HMD: resiko menurun apabila KPD dan stress
Pemeriksaan epitel 3/LP,.... penanganan yang paling intrauterin
tepat: dx: dehidrasi ringan sedang
a. Anti diare oral 50. Pasien laki-laki umur 3 tahun diantar ibunya ke
b. Natrium oral pukesmas dengan keluhan sesak nafas dan batuk
c. Kalium oral merongrong. 2 hari Sebelumnya pasien batuk pilek.
d. Natrium IV Pada pemeriksaan fisik didapatkan nafas bunyi saat
e. Kalium IV dalam NaCl 0,9% inspirasi dan retraksi dinding dada. Terapi yang tepat
pada pasien ini adalah: dx:bronkhitis
Pembahasan: Na harus diberikan bersamaan dg a. Antibiotik
glukosa agar terdistribusi. b. Antivirus
c. Anti histamine
48. Seorang anak laki-laki dibawa ibunya dengan keluhan d. Anti inflamasi steroid
BAK bercampur darah. Dari pemeriksaan urin e. Anti tusif
berwarna kuning kecoklatan, protein 3+, epitel (-),
mata sedikit udema, hipertensi. Diagnosa yang paling 51. Anak laki-laki 2 tahun datang dengan keluhan
tepat: penurunan kesadaran. Sebelumnya anak tersebut
a. sistisis mengalami BAB >10 x/hari sejak 3 hari yang lalu.
b. nefritis Muntah 5x/hari, demam (+). Pemeriksaan vital sign:
c. polisitis TD: 70/50 mmHg, N: 162 x/menit, RR: 45 x/menit,
d. glomerulonefritis T:370C, ekstremitas pucat dan dingin, kondisi lemah.
e. sindrom nefrotik Diagnosa yang mungkin:
a. syok septic
Pembahasan: b. Syok hipovolemik
glomerulonefritis: gross hematuri tanpa rasa sakit, c. Syok cardiogenik
udem, oliguri/anuri/HT, bisa kejang, n penurunan d. Syok dissosiatif/septik
kesadaran, tnd gagal ggl jntg kong. e.
Sindrom nefrotik:
o Proteinuria masif (40mg/m2/jam), 52. Seorang bayi dilahirkan dari ibu 38 tahun, G1P0A0,
hipoalbuminemia (2,5 g/dl), udem, gravida 38 minggu, KPD 18 jam dan fetal distress.
hiperkolesterolemi. Kadang hematuri, HT, Bayi dilahirkan tidak menangis. Setelah resusitasi
fs ginjal tahap awal diperoleh penilaian bayi: tidak bernapas,
o Anam: bengkak kelopak mata, tungkai, biru, lemah, DJ 90 x/i. Tindakan yg dilakukan...
a. Rangsangan taktil
skrotum/labia mayor, perut
b. Resusitasi jantung
o BAK , kadang campur darah
c. Ventilasi tekanan positif
o Th ; diet protein, prednison
d. Injeksi Na bikarbonat IM
e. Injeksi Epinefrin IV
49. Neonatus laki-laki gestasi 32 minggu, dengan BB 1600
gram, ibu KPD 5 hari yang lalu dengan cairan
Pembahasan:
ketuban berbau busuk, demam (+). Anak lahir dengan
Resusitasi BBL: apneu/DJ <100 & sianosis: VTP I
A/S: 9/10, sesak (+). Apa diagnosa yang paling tepat:
jika DJ <60 VTP II + kompresi dada jika < 60
a. NKB-SMK + sepsis
inj epinefrin
b. NCB-SMK + sepsis
53. Seorang anak bayi menangis bila buang air kecil.
c. NCB+ aspirasi mekonium
Ibunya mencebokkan dia dari belakang ke depan.Suhu
d. NKB-SMK + penyakit membrane hialin
38,50 c. penyebabnya: dx: ISK
e. NCB-KMK + penyakit membrane hialin

a. E. coli
Pembahasan:
Sepsis: prematur, KPD > 18 jam,
b. Proteus sp.

11
c. klebsiella sp. turgor menurun. Penyebab hipertimpani pada kasus di
atas adalah:
d. neisseria gonorrhea a. Hiponatremia:
b. Hipernatremia: haus, kejang
e. pseudomonas aeroginosa c. Hipokalemia
d. Hiperkalemia
e. Dehidrasi
54. Seorang anak perempuan 5 tahun dibawa keluarga ke
puskesmas karena sering menabrak meja saat senja 57. Anak laki-laki umur 13 tahun mengeluh batuk dan
terutama bila ia baru bermain di luar. Dokter ingin sesak, pasien sering mengalami hal tersebut namun
memberi pengobatan dengan vitamin A. Bagaimana mereda tanpa pengobatan. Ayah pasien seorang
regimen yang paling tepat: perokok berat, ibu pasien rhinitis alergi. Pasien sering
a. kapsul merah saat pertama kunjungan sesak pada malam hari. Diagnosa pasien tersebut:
b. kapsul merah pada hari 1, 2, dan 15 a. Penyakit paru obstruksi menahun
c. kapsul biru saat pertama kunjungan b.
d. kapsul biru pada hari 1, 2 dan 15 c. Asma
e. kapsul merah 3x50.000 SI d. Pneumonia
e. Rhinitis alergi (bersin2 pagi hari)
Pembahasan:
6-11 bln: biru (100.000) 58. Bayi berumur 3 hari dengan keluhan kuning di seluruh
>1: merah (200.000) tubuh, Hb 16, Ht 49%, leukosit 15.000, trombosit
350.000. Tindakan yg dilakukan: dx: ikterus fisiologis
a. Fototerapi
55. Anak perempuan 8 tahun dibawa ibu ke puskesmas
b. antibiotik intravena
dengan keluhan sesak nafas. Serangan sesak ini
c. pemberian cairan sepsis
sudah berulang-ulang terutama pada saat perubahan
d. penanganan sepsis
cuaca. KU lemah, Nadi 92 x/I, RR 32x/I, t;37 C.
e.
Auskultasi thorak terdengar wheezing, ekspirasi lebih
panjang dari inspirasi. Apa diagnosa yang mungkin:
a. Bronkitis (batuk sesak Pembahasan: < 24 jam: ikterus patologis
b. Bronkopneumonia
c. Asma Bronkiale 59. Pria 2 tahun, keluhan mencret 2 hari yll, kompos
d. TBC Paru mentis, rewel masih ada air mata, perut cembung,
e. Bronkiolitis turgor kembali lambat, hipertimpani. Penanganan
untuk hipertimpani: hipokalemi
Pembahasan: a. Antasida
Asma: batuk/mengi berulang biasa malam hari, b. kalium oral (dehidrasi ringan sedang -> th/ oral)
reversibel, riw atopi (+). c. natrium oral
Bronkiolitis: < 2 th (tertinggi usia 6 bl), eti: RSV. d. natrium intravena
GK: didahului ISPA, subfebris, dispneu, wh (+), e. kalium intravena dalam NaCl 0,9%
expirasi memanjang, retraksi, NCH. Hipersonor,
Rh (+), batuk 60. Pasien anak laki-laki 11 bulan datang dibawa ibunya
BP: pneumonia lobaris. < 2 th. Trias: demam, dengan keluhan sesak. Pasien juga panas dan batuk
NCH, Rh (+). PF: perkusi pekak, ronki nyaring, pilek 4 hari sebelum sesak. Pada pemeriksaan
nafas bronkial. Ro: air bronkogram didapatkan pernafasan 56x/menit, cuping hidung,
ditemukan crackle di seluruh lapang paru dan retraksi
56. Seorang anak laki-laki, usia 2 tahun mengalami diare interkostal dan epigastrium. Untuk mendiagnosa
sejak 2 hari yang lalu dengan frekuensi 6-10 x/hari. yang sesuai WHO dan telah diadopsi Departemen
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos kesehatan RI adalah ditemukannya: dx:
mentis, anak rewel, air mata masih ada, abdomen bronkhopneumonia
cembung, peristaltik 20x/menit, hipertimpani, dan a. Demam,sesak

12
b. Demam,batuk pilek Def vit B2(riboplavin): mata merah, fotofobi,
c. Sesak,crackle/ronkhi peradangan mulut, bibir pecah-pecah. keriput,
d. Sesak,retraksi interkostal kuku pecah. Bila parah: anemia, gangguan
e. Sesak, nafas cuping hidung saraf, pembengkakan lidah. sering pada pecandu
alkohol.
61. Bayi lahir tidak segera menangis, fleksi sedikit, bila Biotin: mengantuk penurunan BB, dermatitis,
dirangsang batuk, badan kemerahan dengan cemas, mialgia, lelah, insomnia, rambut rontok
ekstremitas biru, denyut jantung 90 x/i. Apa yang
dilakukan berikutnya pada bayi tersebut: 64. Seorang bayi perempuan usia 11 bulan dibawa oleh
a. Memotong tali pusat ibunya ke puskesmas karena diare 3 hari. Konsistensi
b. Membersihkan lendir dari mulut dan hidung lembek cair, usia 2 bulan diberi nasi lembek 2x/hari.
c. Memberikan nafas bantuan Usia 4 bulan tidak minum ASI, imunisasi dilakukan 3
d. Injeksi Na.bikarbonat 7,5% dan D 40% bulan terakhir, BB 6 Kg. Pemeriksaan laboratorium
e. Memasukkan bayi tersebut ke inkubator tinja di jumpai mikroba, penyebab penurunan BB
Yaitu:
62. Anak 10 tahun datang dengan keluhan utama sakit a. Menderita diare 3 hari
tenggorokan sejak 2 hari yll. Pasien juga mengeluh b. Belum mendapat imunisasi
demam, nyeri menelan dan susah menelan sejak 2 c. Sudah tidak Asi lagi usia 4 bulan
hari yll. PF: anak lemah, takikardi, tampak membran d. Anak diberi makanan pengganti asi usia 4 bulan
keabu-abuan menutupi faring dan bull neck. Menurut e. asupan dari nasi tim < 100 kalori/KgBB
ibu pasien, riwayat imunisasi tidak lengkap. Apa
penyebab penyakit yang diderita anak tersebut? Pembahasan:
a. N.gonorrhoe BB ideal:
b. Treponema pallidum <1 th= (n+9)/2
c. Haemofilus influenza 1-6 th = 2N+8
d. Streptococcus pneumonia 6-12 th = (7N-5)/2
e. Corynebacterium diphteria >12 th = (TB-100)-10%

63. Laki-laki 6 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan 65. Seorang anak laki-laki 2 tahun mengalami ISPA dan
nyeri otot yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. diare sejak usia 11-12 bulan. Pasien sampai sekarang
Sudah 1 bulan terakhir ibunya memberikan telur masih mengkonsumsi ASI. Usia 1 bulan pasien
setengah matang. Pada pemeriksaan fisik dijumpai mengkonsumsi pisang lumat, usia 4 bulan diberi nasi
kulit kering, rambut jarang dan mudah rontok. bubur, usia 7 bulan diberi nasi tim, usia 10 bulan
Kekurangan vitamin apa yang diderita anak tersebut: diberi nasi lengkap dewasa. Apa yang paling efektif
a. Tiamin pada pemberian makanan di atas:
b. Niasin a. Pemberian nasi pelengkap tidak tepat waktu
c. Piridoksin (B6): b. Pemberian asi eksklusif tepat waktu
d. Riboflavin c. Pemberian makanan dewasa tidak sesuai umur
e. Biotin d. Pemberian MT-ASI tidak tepat
e. ..
Pembahasan:
Def B1 : ggn SSP (memori /hilang, nistagmus, 66. Laki-laki berumur 4 tahun datang ke rumah sakit
optalmoplegia, dan ataksia). Ggn SSTepi diantar orang tuanya dengan keluhan timbul bercak
(neuropati perifer). kelemahan, kehilangan merah pada tubuh. 2 minggu sebelumnya demam,
fungsi sensorik, motorik dan reflek kaki. beri- awalnya didiagnosa dengan infeksi virus. Ptechie (+)
beri jantung (jantung membesar, aritma, pada tubuh dan ekstremitas. Pemeriksaan lab
hipertensi, odema, gagal jantung) dijumpai: leukosit (dbn), Hb (dbn), hitung jenis
Def Niasin (B3); peny. Piegra, riwayat leukosit (dbn), tidak ada pembesaran hepar,
pemberian susu, makanan pokok jagung Gjl: limfadenopati dan splenomegali (-). Trombosit:
dermatitis 15.000. Kemungkinan diagnosa:
a. von willeberant
13
b. leukemia akut e. Kalsium
c. Anemia aplastik
d. ITP Pembahasan:
e. TTP (trombotik trombositopeni purpura) Nilai normal :
MCV 80-100: MIKROSITIK
Pembahasan: NORMOSITIKMAKROSITIK
MCHC 32-36:HIPOKROM NORMOKROM HIPERKROM
von willeberant: kekurangan factor pembekuan
MCH 27-32:
VIII
leukemia akut: leukosit , yg lainnya 70. Seorang bayi laki-laki yang baru lahir pada usia
Anemia aplastik: pansitopenia (semuanya turun) kehamilan 6 bulan setelah 6 jam kemudian bayi tadi
TTP (trombotik trombositopeni purpura) mengalami sesak nafas. Pada pemeriksaan fisik
terbentuk bekuan-bekuan darah kecil di seluruh didapatkan takikardi, takipneu, sianosis serta retraksi
tubuh, yang menyebabkan penurunan tajam dinding dada. Pada pemeriksaan laboratorium
jumlah trombosit dan sel-sel darah merah, demam ditemukan hipoksia, pada pemeriksaan radiografi
dan kerusakan berbagai organ thorak ditemukan gambaran ground grass
appearance(+). Diagnosis: air bronkogram (+)
67. Bayi laki-laki berumur 1 tahun datang ke praktek a. Hyaline membrane disease
dokter umum dengan keluhan tidak BAB disertai b. Aspiration pneumonia
perut kembung dan muntah. Pemeriksaan fisik: c. Bronchopulmonary dysplasia
letargi, T: 40 C, RR: 32 x/menit, BB: 10 kg, urine: 12 d. Sepsis
ml/ 3 jam kuning pekat, Hb: 10 gr/dl, albumin: +2, e. Apneu of prematurity
K+ : 2 meq (N 3,5-4,5), trombosit: 50.000. terapi
cairan yang tepat pada kasus di atas adalah: 71. Seorang bayi lahir di puskesmas dengan BB: 3150
a. Dextrose 5% gram, PB: 49 cm, lahir dengan tidak segera
b. RL menangis. Apa tindakan yang akan dilakukan:
c. NaCl 0,9% (tidak mengandung K) a. Memberikan air hangat ke tubuh bayi
d. Asam amino b. Memercikkan air dingin ke tubuh bayi
e. Plasma c. Membalikkan tubuh bayi dengan kepala ke
bawah
68. Wanita, 7 tahun, mudah lelah. PF: sakit ringan, TD: d. Menggosok badan bayi sambil dikeringkan
90/60 mmHg, Nadi: 100 x/menit, RR: 20 x/menit,. e. Menberikan O2
Konjungtiva pucat (+), Hb: 10 gr/dl. Diagnosa:
(hipokrom mikositer) 72. Anak 1 tahun dibawa ibu dengan keluhan batuk sejak 2
a. Anemia pernisiosa: def:Vit B12,: makrositik minggu yll, ibu sedang dalam pengobatan DOTS.
b. Anemia def. besi (mikrositik hipokrom) Pemeriksaan fisik pembesaran KGB (+) rhonki basah
c. Anemia hemolitik (normositik normokrom) (+), BB/usia (-1 XB). Pemeriksaan apa yang
d. Anemia megaloblastik def: B12: makrositik dilakukan selanjutnya pada anak tersebut:
e. Anemia aplastik hipokrokrom normo/makrositik a. Tuberkulin test
b. Pewarnaan gram
69. Balita perempuan, 3 tahun, pucat, lesu, mudah lelah c. Foto thorak
sejak 1 bulan yang lalu, susah makan dan minum d. Pewarnaan ZN (pewarnaan BTA)
susu sejak disapih. PF: kes: CM, pucat, Vital sign : N, e. LED
BB: 10 kg, TB: 90 cm, konjungtiva dan mukosa
mulut pucat: (+), ikterus (-), Hb: 8 gr/dl. MCV: 76, Pembahasan:
MCHC: 30, MCH: 25, RDW: 15, trombosit: 200.000. Anak dg imunisasi BCG: + bila diameter indurasi >
Dx anemia mikrositik hipokrom 15cm
a. Sianokobalamin Anak dg kontak TB: + bila diameterindurasi > 5 cm
b. Asam folat 5-9 cm: meragukan
c. Besi 73. Laki-laki 13 tahun, dengan keluhan panas yang
d. dirasakan sejak 6 hari yang lalu, mula-mula panas

14
dirasakan pada malam hari namun di hari ke 7 panas
dirasakan di malam hari maupun pagi hari, tidak
BAB sejak 7 hari yang lalu, jajan sembarangan,
pasien juga mengeluhkan nyeri kepala, nyeri perut,
mual, muntah, nafsu makan berkurang. Apa
diagnosanya:

a. Demam dengue

b. Malaria

c. Bronchitis

d. Tifoid

e. Tuberculosis

Seorang anak dibawa ibunya karena mengalami


perdarahan dari hidungnya yang dialami sejak tadi malam.
Anak ini mengalami demam sejak 3 hari yang lalu. Dari
dss: 10-20 cc/kg/jam selama 30 -> perbaikan ->
pemeriksaan fisik didapatkan HR: 150 x/menit, TD :
10cc/kg/jam. Jika tdk teratasi: 15-20 cc/kg/jam.
6o/palpasi dan dijumpai bintik- bintik merah di lengannya.
Hasil lab menunjukkan : Hb: 15 g/dl, Ht: 47 %, trombosit
76. Gambaran yang dapat terlihat pada parunya adalah
25.000, leukosit 3000.
a. atelektasis
74. Diagnosa :
b. Lung edema
a. Demam dengue
c. Bronkopneumonia
b. DHF grade 1
d.
c. DHF grade 2
e. lupa
d. DHF grade 3, tek nadi sempit, nadi terukur
e. DHF grade 4, Syok
77. Bayi lahir di kamar bersalin, 32 minggu dengan suhu
lahir 20 C, diletakkan di lantai. yang mungkin terjadi:
75. Penatalaksanaan :
a. peningkatan frekuensi pernafasan
a. KRISTALOID 2100cc/24jam
b. wajah kemerahan
b.
c. Menggigil
c. kristalod 210 cc90---
d. hipertensi
d.
e. alkalosis metabolik

Pembahasan:
78. Wanita, 3 tahun, ke igd, sulit menelan 3 hari, tak bisa
tidur, suhu 38 C, wajah kaku, rahang rapat, tangan
ekstensi dan dikepal, kaki ekstensi, opistotonus,
riwayat terinjak paku. Penyebab:
a. streptokokus
b. clostridium tetani
c. bordetella pertusis
d. b. buldorferi
e. hemophilus influenza

79. Anak perempuan 9 tahun didiagnosa faringitis akut


tanpa diberikan antibiotik, 3 minggu kemudian

15
kembali dengan sendi bengkak. pemeriksaan fisik b. Ancylostoma duodenale
ada nodul pada kulit, gerakan khorea dan bising
jantung auskultasi dada.: Dx: PJR c. Tricuris tricura
a. streptococcus B hemoliticus grup A
b. Cytomegalo virus d. O. vermicularis
c. Neisseria meningitidis
d. candida albican e.
e. eipsten bars virus
83. Seorang ibu membawa anak laki-laki berumur 6 tahun
ke rumah sakit dengan keluhan sering melamun sejak
5 bulan belakangan ini. Anak ini juga sering tidak
80. Seorang anak laki-laki, 5 tahun, mengeluhkan lemas sadarkan diri, walaupun tidak sampai jatuh. Pasien
sejak 1 minggu yang lalu. Demam. Batuk sejak 1 sering melamun dengan tatapan mata kosong dan
tahun yang lalu. Anak pucat, lemas, konjungtiva pucat. Jika tidak sadarkan diri matanya sering
anemis. Hb 7 gr/dl, Leukosit 11.000/mm3. terpejam-pejam dan hanya berlangsung beberapa
Pemeriksaan darah tampak eritrosit hipokrom menit. Lalu pasien melanjutkan aktifitasnya kembali.
mikrositer. Diagnosa yang tepat adalah: Apakah diagnosanya:

a. Anemia hemolitik (px. Comb tes. Normositik a. Epilepsy fisikomotor


normokrom)
b. Epilepsy Granma
b. Anemia aplastik
c. Epilepsy Lena
c. Anemia defisiensi asam folat
d. Epilepsy
d. anemia defisiensi besi

e. Anemia defisiensi piridoksin


Pembahasan: Epilepsy Lena: (absence/petit mal) ->
GK ; kegiatan yg sedang dkerjakan terhenti, muka
81. Seorang anak laki-laki,7 tahun dibawa orang tuanya bengong, bola mata memutar ke atas, tidak bereaksi
karena BAB encer tidak berlendir dan berdarah. jika diajak bicara, blgsg -1/2 menit
Dari hapusan feces ditemukan bakteri negatif, dan
terdapat gambaran berbentuk sayap. Mikroorganisme
yang mungkin adalah :
a. E coli 84. Pasien 2 tahun, wheezing, stridor, batuk hebat,
b. H pylori mengeluarkan sekret kental, demam tinggi.
c. Campilo jejuni a. Asma bronkial
d. B. fragilis b. Bronkopneumonia
e. salmonella typii c. Bronkitis
82. Seorang anak kecil dibawa ibunya ke puskesmas d.
dengan keluhan sering gatal-gatal di daerah anusnya. e.
Menurut pengakuan ibu pasien akhir-akhir ini anak
tersebut sering terlihat lemah dan penurunan nafsu 85. Anak-anak usia 8 tahun datang diantar ibunya
makan. Dari pemeriksaan fisik ditemukan: luka bekas mengalami BAB cair sehari 10 kali, 1 kali sebanyak
garukan di sekitar anus. Apakah parasit yang 1gelas, dari pemeriksaan didapatkan HR: 132x/menit
menginfeksi: RR: 20x/menit. Anak terlihat lemah, mata cekung,
turgor kembali lebih dari 2 detik. Tindakan awal yang
a. Necator americanus dilakukan : dx. Dehidrasi berat
a. rehidrasi oral

16
b. rehidrasi intravena. > 12 bln:
c. o 30cc/kg/jam selama 30 menit
d. Rujuk ICU o 70cc/kg/jam selama 2,5 jam

Pembahasan: 86. Seorang anak laki-laki 9 tahun dibawa ibunya dalam


Dehidrasi berat: GK: letargi (penurunan keadaan tidak sadar. 3 jam SMRS pasien mengalami
kesadaran), mata cekung, tdk bs atau malas kejang. Pasien juga mengalami demam tinggi disertai
minum, turgor sangat lambat 2 dtk mengigil sejak 10 hari yll. Hasil pemeriksaan
Dehidrasi ringan sedang : GK: gelisah, mata didapatkan Berat badan 40kg, TD 90/60mmHg, Nadi
cekung, kehausan, turgor kembali lambat 100x/i. pada pemeriksaan retina ditemukan papil
Penatalaksanaan Dehidrasi berat: edema, kaku kuduk tidak dijumpai. Penyebab:
<12 bl: a. Toxoplasmosis
o Jam 1: 30 cc/kg/jam b. TB serebral
o Selanjutnya:70 cc/kg/jam c. Meningeal aseptic
selama 5 jam
d. Malaria serebral HR 90 x/menit. Apgar skornya yang paling tepat
e. Neurosifilis adalah:
f. a. 0-2
g. 87. Seorang bayi berusia 3 bulan dibawa ke PKM b. 3-4
dgn keluhan menangis setiap kali buang air kecil c. 5-6
sejak 5 hari yg lalu, keluhan disertai dengan warna d. 7-8
e. 9-10
air kencing kuning bening, ibu mengaku mencebok
j.
bayi dari belakang ke depan, pada pemeriksaan fisik
k. 89. Pasien bayi berumur 11 bulan, dibawa
didapatkan suhu 38,5 C, pemeriksaan lain dalam
orang tuanya ke Poliklinik mengeluh sakit diare I
batas normal
hari. Konsistensi air dan ampas positif. Awalnya tidak
a. E.coli
pernah mengalami sakit seperti ini. Riwayat
b. proteus sp
c. klebsiella sp imunisasi tidak ada. Berhenti memberikan ASI sejak
d. neisseria gonorhoe usia bayi 4 bulan. Nasehat apa yang dapat diberikan
e. pseudomonas aerugisiosa kepada ibu tersebut:
h. a. Menjaga kebersihan badan dan lingkungan
i. 88. Bayi perempuan pada menit pertama serta menjaga kebersihan sebelum makan
kelahirannya tidak segera menangis, extremitas dan minum.
sedikit flexi, saat dirangsang bayi batuk, warna b. Memberikan imunisasi lengkap
tubuhnya kemerahan namun exteremitas biru dengan c. Memberikan makanan yang sesuai selera anak
l. p.
m. q.
n. r.
o.
s. OBSTETRI & GENEKOLOGI
t. v.
u.
w. 90. Wanita 22 tahun datang ke dokter c. Posisi trendelenberg
dengan penurunan kesadaran. Pasien baru saja d. Tranfusi darah
melahirkan ditolong oleh bidan 2 jam yang lalu. Dari e. Terapi uterotonika
hasil pemeriksaan : kesadaran somnolen, TD : 90 x.
mmHg, nadi 120 x/menit , lambat dan lemah, akral y. Pembahasan:
dingin. Bagaimana penatalaksanaan awal pasien z. Dx : syok hemoragik e.c. early PPH
tersebut : aa. Perdarahan post partum:
a. Bersihkan jalan nafas Early : < 24 jam ; etio : atonia uteri, reensi
b. Resusitasi cairan intravena pasenta, laserasi jalan lahir
17
Late : > 24 jam ; etio : plasenta rest Tumor Hipofisa: usia 20-50 tahun. Gejala: nyeri
ab. kepala, ggn lapang pandang, kelumpuhan N III,
ac. 91. Wanita 28 tahun GP0A0 datang ke dokter untuk IV, V (1 dan 2), VI, amenore. Gejala PUD
memeriksakan kehamilannya. Dari pemeriksaan aq.
diperoleh : TD 150/90 mmHg, proteinuria +2, edema ar. 93. Wanita 31 tahun, G1P0A0 dengan
tungkai +/+. Saat ini pasien hamil 8 bulan. Saran apa keluhan perdarahan dari kemaluan dengan sedikit
yang dapat diberikan ke pasien : dx. PER jaringan. Pasien sudah terlambat haid selama 2 bulan.
a. Rawat inap untuk diobservasi Pada pemeriksaan fisik ditemukan: OUE terbuka.
b. Rawat jalan dengan obat antihipertensi Penanganan apa yang paling tepat : dx. Ab.
c. Rawat jalan dengan magnesium sulfat inkomplit
d. Pertahankan kehamilan a. Pertahankan kehamilan
b. Dexametason untuk pematangan paru b. Rawat untuk diobservasi
ad. c. Rujuk untuk dilakukan operasi
ae. Pembahasan: d.
af. Dx : PER e. Kuretase
ag. Penatalaksanaan PER : rawat jalan dengan obat
antihipertensi as. 94. Wanita 37 tahun P1A2 post partum spontan lahir
ah. Indikasi rawat inap : hidup dengan BBL 3400 gram, terdapat perdarahan
ai. - TD sistole 140 atau lebih, diastole 90 atau lebih aktif pervaginam, TFU setinggi pusat, kontraksi
aj. - penambahan udem secara berlebihan secara uterus baik, luka episiotomy dalam keadaan baik.
tiba-tiba Pada pemeriksaan dalam: portio tampak perdarahan
ak. - proteinuria +1 atau lebih aktif, tampak jaringan, laserasi dinding vagina (-).
al. - tidak ada perbaikan dg th/ konservatif Penyebabnya adalah:
am. a. Koagulopati dan atonia: perdarahan, kontraksi
an. 92. Wanita 60 tahun datang ke dokter bagus, laserasi (-), plasenta lengkap curiga
praktek umum dengan keluhan benjolan di perut koagulopati
bagian bawah sejak 1 tahun yang lalu. Haid dalam b. Sisa jaringan plasenta
batas normal, terkadang jumlahnya banyak dan c. Retensi plasenta
lamanya lebih dari 1 minggu. Pasien telah memiliki d. Atonia uteri
seorang anak perempuan berusia 18 tahun. Pasien e. Rupture uteri
tidak pernah menggunakan alat KB. Dari at.
pemeriksaan fisik diperoleh : masa supra simpisis, au. Pembahasan:
tidak nyeri tekan. Menurut anda diagnosa pasien ini : Dx : plasenta rest
a. Abortus av. TFU : Bayi lahir : setinggi pusat
b. Kista ovarium aw. Plasenta lahir : 2 jari
c. Mioma uteri dibawah pusat
d. Molahidatidosa Retensia plasenta : plasenta tidak lahir setelah 30
e. Tumor hipofisa menit dilakukan PTT
ao. Atonia uteri : uterus lembek dan membesar, tonus
ap. Pembahasan:
otot (-)
mioma uteri: Perdarahan abnormal (hipermenore,
Ruptur uteri : Sakit perut mendadak, perdarahan
menoragia/metroragia), Nyeri, gejala dan tanda
pervaginam, syok yang cenderung tidak sesuai
penekanan sesuai tempat.
dengan perdarahan, ada penyulit operasi pada
Mola: kelainan pertumbuhan trofobls plasenta/ rahim , bisa cuping hidung, teraba bagian janin
calon plasenta disertai degenerasi kistik vili dan langsung dibawah kulit dinding perut disertai
perubahan hidrofik, Gjl: gjl kehamilan, hiperemis tanda sakit, bunyi jantung bayi tidak terdengar.
gravidarum, preeklamsi trimester I, tanda2 ax.
tirotoksikosis, kista lutein uni/bilateral, uterus > ay. 95. Wanita 40 tahun perdarahan post partum
kehamilan. 2 jam yang lalu, TD: 70/50 mmHg, N: 112 x/menit,
Kista ovarium: jarang bergejala ekstremitas dingin. Penanganan selanjutnya adalah:

18
a. Transfusi bh.
b. Resusitasi
c. Kompresi bimanual bi. Pembahasan:
d. Tampon intravaginal
e. Oksitosin IM bj.
az.
ba. 96. Perempuan 24 tahun datang dengan
keluhan nyeri kepala, wajah sembab, ditemukan
udema pada kakinya, TD 180/95 mmHg, proteinuria
0,6. Diagnosanya adalah:
a. Preeklamsia
b. Eklamsia
c. Glomerulonefrotik akut
d. Impending eklampsi
bb.
bc. Pembahasan:
Preeklamsi:
o PER: Hipertensi (140/90) + proteinuri 0,3
g/l /24jam atau +2dan atau udem setelah
kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan.
o PEB: hipertensi 160/110 , proteinuria +3,
dan atau edem
Eklampsia : Gejala PEB + kejang
Impending eklamsia :PEB + /nyeri kepala berat ,
mual muntah,gangguan visus, nyeri epigastrium, bk. Termasuk dalam analgesik murni adalah obat
peningkatan TD progresi -obatan Non Opioid (Aspirin, Paracetamol,
GNA: hematuri tiba-tba, edem,dan hipertensi pada bl. NSAID), Weak Opioid (Codeine,
penderita yang sebelumnya tampak sehat, oliguri- Dihydrocodeine, Dextropropoxyphene), dan Strong
anuri, nyeri kepala n visus mundur Opioid (Morphine, Diamorphine, Phenazocine,
Proteinutia: +1: 0,3-0,45 g/l Oxycodone, Fentanyl).
bd. +2: 0,45-1 g/l bm. 98. Seorang wanita 49 tahun datang dengan keluhan
be. +3: 1-3 g/l tidak haid 12 Bulan, P3A0. Dari USG didapatkan
bf. +4: > 3 g/dl pembesaran Uterus seperti kehamilan 6-8 minggu.
bg. 97. Seorang wanita 40 tahun datang dengan Tindakan: dx. Mioma uteri
nyeri pinggang hebat. Pasien mempunyai riwayat
kanker rahim stadium lanjut. Pasien tidak mempan a. Observasi (setiap 3-6 bln, jika tidak ada
dengan obat nyeri tunggal. Kombinasi obatnya keluhan, uterus tdk lbh besar dr usia khmln 10-12
adalah ; mgg).

a. Paracetamol, Kodein, Bisacodyl b. Miomektomi

b. Paracetamol, tramadol, Morphyn c. Terapi Hormon (GnRH agonis slm 16 minggu)

c. Ketorolac (perifer), tramadol (sentral), d. Histerektomi Total


bisacodyl
e. Anti Oksidan Oral
d. paracetamol, morphyn, bisacodyl
bn.
e. paracetamol, ketorolac, morphyn
19
bo. Pembahasan: e. Blighted Ovum

bp. Indikasi op: ukuran tumor > 12-14mgg, bv. Pembahasan:


pertumbuhan progresif, mioma subserosa n torsi,
hiperminore pd mioma submukosa, gejala peneknan. bw. Gejala KET: tanda2 syok, abdomen akut, servik
lunak, nyeri tekan, nyeri goyang, cavum doglas
bq. Miom bisa lisut sendiri saat menopause menonjol, cavum uteri N/sedikit membesar

br. 99. Seorang perempuan, 27 tahun mengalami bx.


perdarahan pervaginam sejak 1 minggu yang lalu. by. 101. Pasien perempuan usia 29 tahun, P2A0 datang ke
Tidak mengalami haid sejak 4 bulan ini. Mual dan puskesmas dengan keluhan benjolan di payudara
muntah hebat. Hamil +. TD 90/60 mmHg, Nadi kanan yang semakin membesar. Keluhan disertai
100x/i, T Afebris. Fundus uteri terletak antara dengan nyeri hebat dan badan panas. Pasien sedang
umbilikus dan processus xiphoideus. Diagnosa yang menyusui, dengan usia anak 7 bulan. Pada
tepat adalah: pemeriksaan fisik didapatkan suhu 39C. diagnosis
yang mungkin adalah:
a. Abortus inkomplit a. Tumor ganas
b. Tumor jinak
b. Hiperplasia endometrium c. Infeksi
d. Bendungan air susu
c. Molahidatidosa e. Perdarahan

d. Blighted ovum bz. 102. Wanita 33 tahun mengeluh sering keputihan


banyak dan pendarahan ketika bersenggama. haid
e. Missed abortion terakhir 2 minggu yg lalu. Menikah usia 15 tahun dan
sering berganti pasangan. Pemeriksaan vital sign
bs. Pembahasan: DBN, pemeriksaan fisik vulva normal, servik licin,
adneksa DBN. Pemeriksaan yang dianjurkan: dx. Ca
cervix
Blighted ovum: kantong amnion kosong/yampak
a. Biopsi
didalamnya benda kecil dgn bntk yg tdk jelas
b. Pap smear
c. Kolposkopi
Missed abort: kematian janin tanpa pengeluaran >
d. DNA HPV
8 mgg e. Sitoskopi
ca.
bt. cb. Pembahasan:
cc. Urutan pemeriksaan: papsmear - kolposkopi
bu. 100. Seorang perempuan, 25 tahun. G3P2A0 (untuk melihat alat kelamin luar, diporsio dpt melihat
mengalami perdarahan pervaginam sedikit-sedikit batas dysplasia, untk melihat jaringan Ca) biopsi
sejak 2 hari yang lalu. Nyeri perut sebelah bawah. cd.
Terlambat haid 1 bulan. TD 90/60 mmHg, Nadi ce. 103. Wanita 25 tahun tidak haid sejak 2 bulan yang
100x/i. Pada pemeriksaan didapatkan nyeri goyang lalu, keluhan nyeri perut yang hebat dialami pasien.
portio. Diagnosa yang tepat adalah: untuk menegakan diagnosa kehamilan ektopik
dilakukan pemeriksaan:
a. Abortus komplit a. Urin acak
b. Urin pancaran tengah
b. Abortus inkomplit c. Urin tampung
d. Urin malam hari
c. Missed Abortion e. Urin pagi hari
cf.
d. Kehamilan Ektopik Terganggu
20
cg. 104. Seorang perempuan 30 tahun, P3A1, post partum a. Segera mulai minum 1 pil dan minum pil jatah
spontan di puskesmas 2 jam yang lalu dan bayi lahir jari itu
hidup dengan berat 3700 gram, APGAR SCORE 8-9. b. Segera mulai minum 2 pil dan minum pil jatah
Pada observasi post partum didapatkan pembalut hari itu
basah oleh darah dan bergumpal-gumpal, perdarahan c. Segera minum 2 pil, keesokan harinya minum
aktif, kondisi lemah, akral lembab, jumlah perdarahan 2 pil lagi
500 cc, fundus uteri 2 jari di atas simfisis, kontraksi d. Minum 2 pil dan pakai kontrasepsi cadangan
dan tonus lemah. Penyebab perdarahan yang paling selama 7 hari
mungkin pada kasus di atas adalah: e. Mulai bungkus baru dan kontrasepsi cadangan 7
a. Inversio uteri hari
b. Sisa plasenta
c. Laserasi uteri cm. 107. Seorang perempuan 32 tahun, G4P1A2, dibawa
d. Atonia uteri ke rumah sakit dengan keluhan keluar darah dari
e. Prolaps uteri jalan lahir. Keluhan disertai terasa tegang dan sedikit
ch. rasa sakit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
ci. Pembahasan: darah 120/80 mmHg, nadi 80 x /menit, suhu 37C.
Inversio uteri: fundus uteri masuk ke cavum uteri pemeriksaan janin, berusia 17-18 minggu, tidak
sehingga fundus nonjol ke cavum/dlm vagina/ bergerak, denyut jantung janin (-). Pemeriksaan
keluar vagina, Gjl: nyeri, perdarahan, syok, ginekologis, orifisium uteri eksterna tertutup, adneksa
fundus tdk teraba dibwh pusat, ada mass lembek teraba, fluksus (+). Diagnosis yang tepat adalah:
yg keluar di vagina a. Abortus imminens
Prolaps uteri: b. Abortus inkomplit
o Gr I: Uterus sedikit turun tapi serviks masih c. Missed abortus
dalam vagina d. Abortus komplit
o Gr II: Uterus turun serviks menonjol keluar e. Abortus septik
vulva bila mengedan cn.
o Gr III : seluruh uterus berada diluar vuva co. Pembahasan:
cp.
disertai dengan inversion cq. D cs. Penatalaksa
N cr. GK
/ naan
cj. 105. Seorang perempuan, P0A0, usia 21 tahun, belum ct. cu. A - Amenore - Tirah baring 2x24 jam
menikah, mengaku telah berhubungan seksual 1 hari 1. b
o - Tanda-tanda - Fenobarbital 3x30
yang lalu. Hubungan dilakukan pada hari ke-12 dari rt hamil muda mg/hari jika perlu
siklus haid. Pasien tidak menghendaki kehamilan. u
Kontrasepsi yang tepat adalah: s - Perdarahan
a. Kontrasepsi darurat dengan pemasangan IUD (> i pervaginam
m sedikit
3 hari berhub) m
b. Kontrasepsi darurat dengan pil progestin in
- Nyeri/mulas
c. Kontrasepsi darurat dengan spermisida (sebelum e
n
coitus) - Osteum uteri
d. Kontrasepsi darurat kuretase internum
tertutup

e. Kontrasepsi darurat dengan implant - USG: kantung


gestasi utuh
ck.
cl. 106. Seorang perempuan, sudah menikah, usia 27 cv. cw. A - Perdarahan - Kehamilan 12
2. b pervaginam minggu bila komplet
tahun, anak 2 orang, datang dalam keadaan bingung. o diterapi sesuai
Ia mengeluhkan lupa minum pil KB selama 2 hari rt - Nyeri/mulas abortus komplet,
berturut-turut pada hari ke 17 dan 18. Apa saran yang u lebih sering bila inkomplet
tepat untuk pasien ini: s (lebih kuat) sesuai abortus
in inkomplet
si - Osteum uteri

21
pi membuka, - Kehamilan < 12 a kekurangan hormon
e ketuban minggu minggu bila bi ini
nt menonjol komplet diterapi tu
sesuai abortus al - Toksoplasmosis
- Hasil konsepsi komplet, bila is diterapi dengan
masih utuh inkomplet sesuai spiramisin 50-100
dalam uterus abortus inkomplet mg/kgBB/.hari
dg. dh. A - Adanya tanda- - Procaine penicillin G 1
cx. cy. A - Perdarahan - Methyl ergometrin 7. b tanda infeksi juta unit/6 jam (IM)
3. b pervaginam 3x1/hari o genitalia - Streptomisin 0,5 gr/12
o sedikit rt seperti panas, jam (IM)
rt - Hematinik u takikardia, - Bila tidak syok, kuret
u - Hasil konsepsi s perdarahan 24 jam kemudian
s sudah keluar in pervaginam - Bila syok, infus RL
cz.
k seluruhnya fe yang berbau, dilanjutkan kuretase
o k uterus besar - Bila ada tanda-tanda
m- si lunak, nyeri resistensi PP,
Uterus mengecil
pl o tekan dan dilakukan biakan
et s leukositosis darah dan tes
- Osteum uteri a kepekaan
tertutup
di. dj. A - Gejala seperti - Periksa biakan darah
da. db. A - Perdarahan - Perbaiki keadaan 8. b abortus dan tes kepekaan
4. b pervaginam umum o infeksiosa - Procaine penicillin G
o banyak rt hanya lebih 10 juta unit/6 jam
rt - Kosongkan uterus u berat, demam (IM)
u - Nyeri, kadang dengan kuretase s lebih tinggi, - Streptomisin 0,5 gr/12
s disertai syok s peritonitis, jam (IM)
in - Amoxicillin 3x500 e nadi lebih - Metronidazol 0,5
k - Osteum uteri mg/oral/hari selama pt cepat, tensi gr/infus dilanjutkan
o terbuka 5-7 hari ik lebih rendah dengan 1 gr oral
m bahkan syok kemudian 3x500 mg
pl selama 5 hari
- USG: kantung - Methyl ergometrin oral
et - Bila perdarahan terus
gestasi tidak 3x1 selama 5 hari
utuh, sisa hasil segera kuretase
konsepsi - Hematinik - Bila tidak berdarah,
kuret 6 jam setelah
pemberian obat
dc. dd. M - Perdarahan - Periksa CT, BT,
- Dilakukan
5. is trombosit,
histerektomi bila
s - Keluhan fibrinogen, Hb, dan
kuretase gagal,
e kehamilan leukosit, transfusi
infeksi oleh
d hilang darah
Cl.welchii, ada
a
tanda-tanda
b - Tinggi fundus - Dilatasi serviks perforasi uterus,
o uteri menetap, kerusakan alat
rt bahkan - Bila kehamilan < 12 abdomen
i mengecil minggu lakukan
o kuretase
n
- Tes kehamilan (-)
- Bila kehamilan > 12 dk. 108. Wanita 32 tahun datang bersama suaminya ke
- Kadang disertai minggu diberikan puskesmas dengan demam tinggi, pasien 2 hari yang
fluor warna tetesan oksitosin 20- lalu melahirkan di dukun, pasien mengeluh demam
coklat 30 IU dalam 500cc
dekstrose 5%
dan sering kencing sedikit-sedikit dan nyeri, T = 39 0
C. Apa diagnosa pasien tersebut:
- USG: janin mati
a.
de. df. A - Terjadi 3 kali - Pada inkompetensi b. ISK
6. b berturut-turut serviks dapat c. Endometriosis
o atau lebih dilakukan operasi d. Mastitis
rt
u e. Sepsis
- Th/ dg hormon
s progesteron dan dl.
h tiroid bila dm. Pembahasan:
22
Endometriasis : Jaringan endomentrium diluar Lumen vagina terisi massa
cavum uteri .GK: Dismenorhea, infrtilitas
Adenomiosis: jaringan endometrium di dalam Tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir)
miometrium
Mastitis: putting susu lecet, kulit memerah , tanda Perdarahan segera
tanda radang ,terapi AB
dn. Nyeri sedikit atau berat
do. 109. Wanita, 28 tahun, G1P0A0, hamil 30 minggu,
demam 7 hari, naik turun tanpa obat, sakit kepala,
dv. Gejala dan tanda yang kadang-kadang
mual, muntah, sulit (ntah tdk BAK) selama 3 hari.
ada:
Widal, Titer O 1/320, vital sign normal. antibiotik
yang tepat: dx. tifoid
Syok neurogenik
a. kloramfenikol (KI pada trimester 3,
menyebabkan baby grey synd)
b. tiamfenikol Pucat dan limbung6
c. kotrimoksazol
d. amoxicillin dw.
e. fluorokuinolon dx. 112. Seorang perempuan G8P7A0, 43 tahun merasa
dp. hamil 9 bulan, datang diantar bidan dengan
dq. 110. Seorang wanita 24 tahun G1P0A0 hamil 8 perdarahan pervaginam membasahi pembalut,
bulan datang ke RS untuk kontrol kehamilan rutin. sebelumnya saat meneran ibu merasa nyeri tiba-tiba
TD 140/90mmHg, letak findus setinggi Processus yang hebat. Saat kehamilan 9 bulan dari pemeriksaan
xipoideus, DJJ ditemukan baik, Edema kaki (-), kehamilan diketahui TFU 42 cm dengan letak kepala
protein urin (-). Obat paling tepat mencegah PE: selain itu pernah dilakukan USG di RS dengan hasil
(dx. HT kronik) letak kepala TBBJ 4300 gr. Pada pemeriksaan umum
a. Furosemid diketahui keadaan umum ibu tampak sakit berat,
b. Captopril kesakitan dan pucat, TD: 90/60 mmHg, N: 104
c. Vit E x/mnt, terdapat nyeri tekan uterus di daerah
d. Diltiazem suprapubik, bunyi jantung anak sulit ditentukan,
e. Magnesium Sulfat diagnosa yang paling mungkin:
dr. a. Inversio uteri
ds. 111. Perempuan, 20 tahun, melahirkan di b. Rupture uteri
bidan, dirujuk ke IGD dengan keluhan perdarahan c. Plasenta previa
setelah melahirkan. Melahirkan 2 jam lalu. Setelah d. Solusio plasenta
plasenta lahir, keluar benjolan merah dari vagina e. Inersia uteri hipotonik
dan terjadi banyak perdarahan. Pemeriksaan TD dy.
70/50 mmHg, nadi 136 x/menit lemah, RR 28 dz. Pembahasan:
x/menit. Inspeksi: tampak permukaan kasar merah ea.
eb. Klini ec. Plase ed. Soluti
N
pada benjolan yang keluar dari vagina. Diagnosanya s nta Previa o Plasenta
0
: ee. ef. Perda
eg. - eh. +
a. inversio uteri 1 rahan dg nyeri
b. ruptur uteri ei. ej. Perda
ek. + el. -
c. ruptur vagina 2 rahan berulang
em. en. Warn eo. Mera ep. Mera
d. mioma uteri 3 a darah h segar h coklat
e. plasenta dupleks eq. er. Ane es. Sesua et. Tidak
dt. Pembahasan: 4 mia i darah yg sesuai
keluar
eu. ev. Timb ew. Perla ex. Tiba2
du. Gejala dan tanda yang selalu ada: 5 ulnya han2
ey. ez. Terja fb. Sewa
fa. Sewa
Uterus tidak teraba 6 dinya ktu hamil &
ktu hamil
inpartu

23
fc. fd. HIS
fe. - ff. +
gk. Kala II: pengeluaran janin (primi 1,5-2 j< multi
7 0,5-1 j)
fg. fh. Palpa fi. biasa fj. Tegan
8 si g
- His adekuat, teratur dan > cepat, 2-3 menit
fk. fl. DJJ fm. Ada fn. Biasa sekali
9 - - Kepala udah masuk PAP
fo. fp. Px fq. Jarin fr. Ketub - Mengedan >>
10 dalam vagina gan plasenta an tegang
gl. Kala III: pengeluaran plasenta (primi: 0,5 jam,
fs. ft. Penur fu. Tidak fv. Dapat
11 unan masuk PAP terjadi multi 15 menit)
fw. fx. Prese fy. Mung fz. Tdk gm. Kala IV: observasi 2 jam
12 ntasi kin abN ada hub - Kontraksi uterus baik
ga. - Kandung kemih kosong
Inersia uteri: kontraksi uterus tidak - Plasenta telah keluar semua
adekuat/ireguler/jarang. Pada primigravida fase - Perdarahan (-)
aktif, sedasi berlebih, gemeli, polihidramnion, - Luka perineum telah dijahit
disensi uterus. - Ibu baik
a. Hipotonus: kontraksi uterus N, frek < 2x/10 - Anak baik
menit, persalinan berlangsung lama, nyeri gn.
tdk seberapa, dilatasi servix lambat. Th/ go. 114. Seorang perempuan berusia 24 tahun G3P2A0
amniotomi (jika dilatasi 3 cm), oksitosin 5 usia kehamilan 16 minggu datang ke UGD RS dengan
IU dalam 500 cc lar NS keluhan nyeri perut bawah disertai dengan keluarnya
b. Hipertonus: kontraksi uterus berubah sifat. darah dari vagina, dia bukan seorang perokok,
Tonus otot diluar kontraksi >>, tdk ada peminum alkohol/ pemakai narkoba. Pada
sinkronisasi antara bag otot yg bkontraksi pemeriksaan abdomen normal, dan pemeriksaan
shg kontraksi tdk efisien dlm menimbulkan pelvis didapat servik masih menutup. Diagnosa yang
pbukaan servix. Nyeri >> dan lama -> mungkin tepat:
hipoksia janin. Th/ analgetik & a. Abortus komplit
antispasmodik (petidin 50 mg IM / anestesi b. Abortus inkomplit
epidural). Jika gagal -> SC c. Ancaman abortus (iminen)
gb. d. Abortus yang sedang berlangsung (insipient)
gc. 113. Seorang perempuan berusia 30 tahun G3P2A0 e. Missed abortus
hamil 40 minggu datang ke puskesmas karena merasa gp.
akan melahirkan. Pada pemeriksaan obstetrik gq. 115. Seorang perempuan berusia 38 tahun P6A0, post
ditemukan janin tunggal, presentasi kepala, kepala SC dengan spinal anestesi 2 jam yang lalu atas
masuk panggul dan terlihat pada introitus vagina. indikasi gagal drip oksitosin, anak lahir hidup 4200 gr.
Diagnosa yang paling memungkinkan Post partum terjadi perdarahan masif sampai ibu jatuh
a. G3P2A0 gravida 40 minggu kala I fase laten syok dengan tekanan darah 80/40 mmHg. Dokter
b. G3P2A0 gravida 40 minggu kala I fase aktif menduga pasien menderita HPP dini. Diagnosis:
c. G3P2A0 gravida 40 minggu kala II a. Atonia uteri
d. G3P2A0 gravida 40 minggu kala III b. Laserasi jalan lahir
e. G3P2A0 gravida 40 minggu kala IV c. Rentensi jaringan plasenta
gd. d. Kelainan pembekuan darah
ge. Pembahasan: e. Ruptur uteri
gf. Kala I: pembukaan servix (primi: 13-14 j), gr.
(multi: 6-7 j) gs. Pembahasan:
gg. Laten: pmbukaan lambat (1-3 cm) -> 6-7 Predisposisi atonia uteri :
jam o Grandemultipara
gh. Aktif: akselerasi: 3-4 cm o Uterus yang terlalu regang (hidramnion,
gi. dilatasi max: 4-9 cm 6 jam
hamil ganda, anak besar (BB > 4000 gr)
gj. deselerasi: 10 cm (masing2
fase 2 j)
o Kelainan uterus (uterus bicornis, mioma
uteri, bekas operasi)
24
o Plasenta previa dan solutio plasenta b. Antibiotic (metronidazol)
(perdarahan anteparturn) c. Antiinflamasi
d. Antihistamin
o Partus lama (exhausted mother) e. Antiviral
hb.
o Partus precipitatus hc. Pembahasan:
Dx: Vaginosis bakterialis: ada clue
o Hipertensi dalam kehamilan (Gestosis) cell
Candida: duh tubuh putih,encer dan
o Infeksi uterus berbintik banyak,bau apek, pseudohifa
Trichomonas: kuning kehijauan,
o Anemi berat busa, merah sangat banyak, berbau busuk,
hd.
he. 117. Pasien wanita 28 tahun datang ke puskesmas
o Penggunaan oksitosin yang berlebihan
dengan perdarahan jalan lahir sejak 1 minggu yg lalu
dalam persalinan (induksi partus)
perdarahan berwarna merah kecoklatan yang
bergumpal-gumpal. Riwayat HPHT 12 minggu yang
o Riwayat perdarahan pascapersalinan
lalu dari px obstetric TFU: 20 cm, Ballotemen (-), px
sebelumnya atau riwayat plasenta manual
ginekologi cavum doglas tidak menonjol servik
terbuka 1 cm, dari px HCG (+) apa diagnosa:
o Pimpinan kala III salah, dengan memijit- a. KET
mijit dan mendorong-dorong uterus sebelum b. Abortus inkomplit
plasenta terlepas c. Abortus Imminen
d. Abortus Insipient
o IUFD yang sudah lama, penyakit hati, e. Mola Hidatidosa
emboli air ketuban (koagulopati) hf. 118. Perempuan 24 tahun, keluhan demam tinggi
sejak 8 hari yang lalu, BAB terakhir sejak 4 hari yang
o Tindakan operatif dengan anestesi umum lalu, pasien sedang hamil 5 bulan, temperature 39C,
yang terlalu dalam. Nadi 96 x/menit, lidah kotor dengan tepi hiperemis,
Laserasi jalan lahir splenomegali (+). Apa antibiotik yang paling tepat
gt. Tk I: robek selaput lendir vagina diberikan: dx. Demam tifoid
dg/tanpa kena kulit perineum
gu. Tk II: robek selaput lendir vagina & otot a. Amoxiciliin
perinei transversa, tdk kena sfingter ani
gv. Tk III: robek seluruh perineum & otot b. Ciprofloxacin
sfingter ani
gw. IIIA: kena <50% c. Tetrasiclin
m.sfingter ani
gx. IIIB: kena >50% d. Kloramfenikol
m.sfingter ani
gy. Tk IV: robek sampai mukosa rekti e. Kotrimoxazol
gz.
ha. 116. Perempuan 24 tahun datang ke praktek dokter hg.
umum dengan keputihan yang banyak, berbau hh. 119. Wanita G1P0A0, hamil 7 bulan, edema
disertai gatal sejak 2 minggu yang lalu. Pemeriksaan anasarka, TD:160/110, protein urin: +2, Ur:30,
fisik ditemukan eritema pada vulva dan vagina, Cr:1,1, trombosit:110.000. Dokter melakukan
adanya duh tubuh vagina berwarna abu-abu, tindakan konservatif. Sampai kapan dokter
homogen, berbau. Pengobatan yang paling tepat melakukan tindakan konservatif? (dx. PEB)
diberikan: a. Ibu demam
a. Antifungi b. Ketuban pecah

25
c. TD stabil a. Darah rutin
d. Trombositopeni
e. TD mencapai 140/90 b. Urin rutin
hi.
hj. Pembahasan: c. Sperma analisa
hk. Tatalaksana PEB:
Aktif (terminasi), indikasi: d. Hormon HCG
hl. - kehamilan > 37 mgu
hm. - impending eklampsi e.
hn. - gagal konservatif (setelah 6
jam terapi) hy.
ho. - ada tanda2 IUGR hz. 123. Perempuan, 30 tahun, G4A2P1 datang ke
hp. - hasil fetal assesment jelek UGD perdarahan pervaginam di jalan lahir tiba-tiba
hq. - HELLP synd (hemolisis, membasahi dua pembalut tanpa nyeri. Hasil
fungsi hepar >>, trombositopenia) laboratorium Hb = 6,9/dl, leukosit 4500. Hasil USG
Konservatif: plasenta previa di posterior. Tindakan yang harus
hr. - Hamil < 37 mgu dilakukan :
hs. -Tanpa ada tanda2 impending eklamsi a. cukupkan Hb > 10 gr/dl
ht. b. berikan induksi oxitosin
hu. 120. Wanita 28 tahun dengan G2P1A0 hamil 38 c. pecahkan ketuban
minggu datang dengan keluhan nyeri ulu hati dan d. pemeriksaan double test (px u pastiin letak PP)
sakit kepala dari px ditemukan TD: 160/110 mmHg, e. rawat hingga kehamilan 36 minggu
Edema tungkai (+). Pada pemeriksaan lab dijumpai ia.
protein (+3), diagnosa: ib. 124. Wanita 25 thn G1P0A0, hamil 9 bulan
a. Preemklamsia ringan mengalami mual dan muntah hebat. Pemeriksaan
b. Preemklamsia Sedang fisik didapat TD:100/70, HR:100x/i, RR: 28x/i,
c. Preemklamsia Berat turgor kulit kembali agak lambat, kulit kering. Cairan
d. Eklamsia apa yang harus diberi sebagai terapi awal:
e. Hipertensi pada kehamilan a. RL
hv. b. Dex 20%
hw. 121. Wanita 30 tahun datang ke puskesmas dengan c. Natrium bikarbonat
keluhan nyeri perut kanan bawah kemudian dijumpai d. Glukosa 40%
mual muntah (+) haid terakhir 6 minggu yang lalu. Px e. NaCl 0,9%
TD: 80/60 mmHg, N: 100 x/mnt, RR: 18x/mnt, dari ic.
px. fisik dijumpai masa di suprapubik, perdarahan id. Pembahasan: mual muntah menyebabkna
pervaginam (+) berwarna merah kecoklatan, servik hiponatremi dan hipokloremia
berdilatasi. Cavum douglas menonjol dan nyeri ie.
goyang servik (+), pemeriksaan HCG (+). Tindakan if. 125. Perempuan, 28 tahun mempunyai anak yang
awal apa yang kita lakukan: (dx. KET) berumur 9 bulan dan sedang menyusui. Mengalami
a. pemasangan infuse RL haid terlambat sudah 2 minggu, hasil plano test (+).
b. tampone pervaginam Diagnosis apa yang dilakukan untuk memastikan
c. laparotomi kehamilan :
d. transfusi a. CTG
e. salpingektomi b. B HCG
hx. 122. Pasangan suami istri datang ke Puskesmas c. inspekulo
dengan keluhan belum mempunyai anak walaupun d. amniosintesis
sudah menikah selama 7 tahun. Menurut pengakuan e. USG
istri haidnya teratur, keputihan tidak ada dan setelah ig.
diperiksa HCG hasilnya dalam keadaan baik. Apakah ih. 126. Perempuan, 35 tahun, G3P1A2, kehamilan 16
pemeriksaan anjurannya: minggu, mengeluhkan nyeri perut dan keluar bercak
darah di celana. Pada hasil USG dinyatakan hamil,
26
plano test (+), dan sudah telat haid 2 minggu. Pada iq.
pemeriksaan fisik terjadi syok hipoglikemia dan ir. 128. Pasien perempuan, 35 tahun, G2P1A0
pemeriksaan colok dubur terdapat benjolan pada melakukan control kehamilan dengan TD 150/90
cavum douglas. Kemungkinan yang terjadi pada mmHg, tidak ditemukan edema pada ekstremitas,
pasien ini adalah : dan tidak dijumpai proteinuria. Diagnosis pada
a. abortus komplit pasien ini adalah :
b. abortus inkomplit a. Hipertensi kronis
c. KET b. Hipertensi Gestasional
d. PUD c. Hipertensi essensial
e. inflamasi pada rahim d. Pre eklamsi
ii. e. Susperimprose preeklamsi
ij. Pembahasan: is.
PUD: tejadi di dalam/diluar siklus haid tanpa it. Pembahasan:
kelainan organic dan hematologi, kelainan poros HT kronis: < 20 mgu tdk menghilang setelah 12
hipotalamus/hipofisis/ovarium. mgu post partum
ik. Px penunjang: biopsy bila (-) KI, USG, HT gestasional: HT saat hamil, mhilang setelah
hematologi, hormone reproduksi. 12 mgu post partum, proteinuri (-)
il. Th/ progesteron (hari 16-25 siklus haid HT esensial: gejala HT tok
selama 3 bulan) Superimposed preeklamsi: HT konis +
im. proteinuri
in. 127. Permpuan, 33 tahun datang dengan keluhan iu. 129. Perempuan, umur 49 thn, P3A0 tidak haid 12
keputihan setelah senggama yang dirasakan 4 hari bulan, pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai
yang lalu dan dirasakan nyeri perut. Riwayat nikah kelainan, pada pemeriksaan ginekologi kehamilan 6-
umur 15 tahun, beranak 2 dan riwayat gonta ganti 8 mgg, hasil USG menunjukkan sesuai dgn
pasangan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan servik gambaran mioma uteri. Apakah rencana penanganan
licin, uterus dan adneksa dalam batas normal. Pada yg paling tepat dilakukan untuk saai ini:
kasus ini pemeriksaan apa yang dilakukan untuk a. observasi
mendiagnosis : b. miomektomi
a. Biopsi c. terapi hormon
b. Kolposkopi d. histerektomi total
c. Sistoskopi e. pemberian anti oksidan
d. Pap smear iv.
e. DNA HPV iw.
io. ix.
ip. Pembahasan: Urutan PAPSmear -> kolposkopi
-> biopsi
iy. jc.
iz. jd.
ja. je.
jb.
jf. PENYAKIT DALAM
jg. ji.
jh.
jj. 130. Seorang pria dibawa oleh keluarganya ke IGD a.
dengan keluhan nyeri di seluruh tubuh. Keluhan ini b. bebaskan jalan nafas, rehidrasi, injeksi
disertai dengan mual dan terkadang sampai muntah. antimuntah dan analgesik, rawat
Mata berair (+), dll (gak ingat lagi). TD 80mmHg, c. bebaskan jalan nafas, rehidrasi, injeksi
nadi 120x/menit, akral dingin. Pemeriksaan urin : antimuntah dan analgesik, rujuk
heroin (+), marijuana (-), MDMA (-). Apa d.
penatalaksanaan pertama : e.

27
jk. d. Stroke iskhemik
jl. 131. Pasien umur 39 thn datang dengan keluhan e. Hipoglikemi
berdebar-debar dan berkeringat dengan tensi jt.
140/90mmhg, nadi 90 x/i, RR 36x/i , L:.... hasil ju. Pembahasan:
pemeriksaan didapatkan pembesaran kelenjar leher jv.KAD:
8x6cm tetapi tidak berarti, DIBAWAHNYA ADA Trias:hiperglikemi, asidosis, ketosis;
EKG. apa pemeriksaan penunjang yang mendukung: etio: infeksi, MCI, pancreatitis akut, obat steroid,
dx: hipertiroid menghentikan/mengurangi insulin
a. biopsi tiroid GK: kusmaul, dehidrasi,bs syok hipovolemia, bau
b. T3-FTH TsHS, (px. Kadar TSHs, T3 total, free aseton
T4, T4 total)
Th: cairan: 1-2 liter NaCl,0,9% pd 1 jam I, jam ke
jm. Th/: PTU
II 1liter
c. Solid tiroid
jw.
d. CT Scan Tiroid
jx. jy. KA jz. HHN
e. USG tirod
D K
jn. ka. KGD kb. 240 kc. >600
jo. 132. Pasien laki-laki 52 thn datang ke IGD dengan kd. PH ke. < kf. >7,30
penurunan kesadaran. Sebelumnya pasien mengalami arter 7,3
sakit kepala dan muntah. Riwayat HT (+) dgn TD: i 5
180/110 mmHg namun pasien tidak minum obat kg. Keto kh. + ki. -
teratur. obat yang paling tepat menurunkan TD pasien n
diuri
adalah:
n
a. captopril personde
kj. Osm kk. Ber kl. >320
b. clonidine personde olarit vari
c. furosemide perintravena as asi
d. methyldopa personde: HT gestasional km. Kesa kn. Sad ko. Stupo
e. B antagonis personde, KI pd sesak dara ar- r-
jp. n ko koma
jq. Pembahasan: ma
kp.
Ca canel blocker: utk krisis HT nifedipin 5-10mg
kq. 134. Pasien laki-laki 50 tahun datang dengan keluhan
diulang/15 menit (sekarang nifedipijn gak dipake
nyeri pada sendi lutut dan pergelangan kaki,
lagi)
memberat bila bergerak. Sebelumnya pasien
Captopril: CAE I, batuk
mengeluh kaku pada sendi. Dari PF: tdk dijumpai
Clonidin: pd Ht ringan-sedang,bgs utk HT dgn pembengkakan pada sendi, LED meningkat, Ro:
peny.ginjal, krisis HT dosis: 75-150 mcg/ 1jam penyempitan pada celah sendi. Diagnosa pasien ini
Metildopa: utk Ht dgn insufisiensi ginjal adalah:
jr. a. Artritis Gout
js. 133. Pasien laki-laki 20 thn datang ke poliklinik b. Osteoarthritis
dengan keluhan BB menurun 6 kg selama 1 bulan ini. c. Remathoidartritis
Pasien mengeluh sering BAK, sering lapar dan cepat d. Spondilitis TB
haus dalam 1 tahun terakhir ini. Ibu os penderita DM e. Spondilosis ankilosis
namun sudah meninggal 15 thn yang lalu. Dari kr.
pemeriksaan fisik dan laboratorium darah rutin dalam ks. Pembahasan:
batas normal. Urinalisa puasa ++, urinalisa 2 jam PP OA: degenerative > 40 thn, sering wanita, gemuk,
+++, KGDP: 256 mg/dl, KGD 2 jam PP 367 mg/dl. GK: nyeri pd sendi terutama saat bergerak, kaku
Komplikasi yang dapat terjadi jika terjadi infeksi pagi lbh cepat hilang, krepitasi pembesaran sendi,
adalah: prdileksi: karpometakarpal I, metatarsofalangeal
a. Gangguan makrovaskular I, tlg blkg, ltut n paha pd Ro:penyempitan rongga
b. Neuropati diabetic sendi, bs ada deformitas, osteofit n
c. Ketoasidosis diabetic kista.Th;OAINS

28
Spondilosis ankilosis/becterev: usia akir remaja, e. Meningkatnya Ekskresi Glukosa
awal dws muda, srg pd pria,, sering kena vertebre,
panggul n bahu, GK: nyeri pinggang, kx.
RA: kaku pagi, simetris, nodul rematoid, Ro: erosi
n dekalsifikasi tulang, Th: OAINS.. Penunjang: ky. Pembahasan:
anri rematoid serum
Arthritis Gout: LED meningkat, hiperuresemi, Glukoneogenesis: pembentukan glukosa di hati
tofus, Th; kolkisin, oains,korticosteroid
kt. Glikolisis: glikogen jd glukosa
ku. 135. Pasien laki-laki 20 tahun diantar keluarganya ke
rumah sakit dalam keadaan tidak sadar. Pasien 3 hari kz.
tidak makan dan obat insulin habis. Pasien dari kecil
menderita diabetes melitus. Dari hasil laboratorium la. 138. Seorang laki-laki, 25 tahun, datang ke UGD RS
didapat hasil gula darah 400 mg/dl. Kemungkinan dalam keadaan tidak sadar sejak 2 jam yang lalu.
pada pasien ini terjadi : Pasien panas tinggi yang hilang timbul sejak 3 hari,
a. Asidosis laktat menggigil, berkeringat dingin. TD 120/70 mmHg,
b. Syok hiperglikemia Nadi 80x/i, RR 24x/i, T 38C. Kulit pucat,
c. Krisis hiperglikemia konjungtiva pucat. Hb 9 gr/dl, Leukosit 13.000/mm3.
d. Koma ketoasidosis (GDS >250) Pada pemeriksaan hapusan darah tampak gambaran
e. HHS (hiperosmolar hiperglikemia state) plasmodium saussage shape. Diagnosa yang tepat
kv. 136. Seorang wanita 47 tahun, mempunyai riwayat adalah:
DM sejak 5 tahun yang lalu, tapi sudah 1 tahun ini
tidak pernah kontrol. Pada pemeriksaan darah, a. Malaria falciparum
kolesterol 205 mg/dl, trigliserida 300 mg/dl, Hb1Ac
8,7% (N < 6). Diet yang dianjurkan adalah:
b. Malaria ovale: oval

a. sumber karbohidrat terutama serat larut


c. Malaria vivax: granul Schuffner

b. sumber protein terutama hewani


d. Malaria quartana:

c. bahan makan dengan indeks glikemi dibawah 70


e. Malaria malariae

d. bahan makanan dengan serat terutama selulosa


lb.

e. bahan makanan dengan glukosa 240 gram/hari


lc. 139. Seorang perempuan, 26 tahun, datang ke UGD
RS dengan keluhan demam sejak 1 hari yang lalu,
kw. 137. Laki-laki 70 tahun datang dengan keluhan menggigil, berkeringat. Badan sangat lemah, mual,
penurunan berat badan. 10 tahun lalu dia gemuk tapi 2 muntah, pusing. TD 120/70 mmHg, Nadi 80x/i, RR 24
tahun ini berat badan tidak naik walaupun makan x/i, T 38C. Konjungtiva anemis, sklera ikterik,
banyak. Reduksi urin positif 3, KGD puasa 250mg/dl terdapat hepatomegali dan splenomegali. Hb 7 gr/dl,
KGD 2 jam puasa 450 mg/dl. penyebabnya adalah : Leukosit 11.000/mm3, plasmodium falciparum ++.
Akan di infus kina. Cairan infus apa yang tepat
a. meningkatnya Lipolisis Adiposit diberikan:

b. Terhambatnya penumpukan Glikogen a. Ringer Lactat

c. Meningkatnya Katabolisme Protein b. NaCl

d. Berkurangnya cairan intraseluler c. Dextrose 5%

29
d. MgSO4 Sebelumnya 10 hari yang lalu pasien makan di
warung dekat kampus. Dari pemeriksaan KU
e. Plasma lemah, TD 110/80, Nadi 72x/i, suhu 38,5 C. Apa
pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa:
ld. a. widal test ( minggu I)
le. 140. Pasien dengan DM dengan TD 160/90 mmHg, b. kultur feses (akhir minggu I-awal minggu II)
pemeriksaan urin: proteinuria (+). Pemilihan obat c. kultur urin (akhir minggu II-awal III)
hipertensi yang tepat: d. kultur darah ( Gold standar) minggu I
a. e. foto polos abdomen
b. lo.
c. lp. Pembahasan:
d. Masa inkubasi tifoid 7-14 hari.
e. ACE inhibitor Gejala awal : Demam, malaise,anoreksia, nyeri
lf. Pembahasan: kepala ato perut, minggu pertama diare ato
lg. obat anti HT pada DM: ACE inhibitor , ca blocker konstipasi, minggu ke2 lidah kotor, delirium,
lh. obat anti HT pada asma: CCB, ARB. KI:B bloker bradikardi relative. Hepatosplenomegali
li. Th/: Khloramphenicol, tiamphenicol,
lj. 141. Wanita 42 tahun datang ke UGD dengan trimetrophin (klotrimoxazole) Klo resistenn:
keluhan nyeri pada perut kanan atas sejak 1 jam sefalosporin III, florokuinolon (cipro)
yang lalu. Nyeri hilang timbul, terasa tajam, tidak Titer O: >1/160, H: > 1/320
tertahan hingga badan terasa lemas dan keluar
lq.
keringat dingin. Pasien juga mual dan muntah. Nyeri
lr. 143. Seorang wanita 41 tahun mengaku dalam 3
muncul setelah 1 jam makan ayam goreng. Apa
bulan ini mengalami penurunan berat badan sebanyak
diagnosa yang paling mungkin:
5 kg. dia mengaku tidak dalam program diet atau
a. Ulkus ventrikuli
perubahan aktivitas. Pada pemeriksaan fisik
b. ulkus duodenum
didapatkan nadi 110 x/i, TD 140/90 mmHg, suhu
c. kolelitiasis
36,9 0C. kulit terasa hangat dan kering, mata melotot.
d. pancreatitis
diagnosa apakah yang cocok untuk penyakit ini:
e. hepatitis akut
a. Penyakit graves (hipertiroid)
lk.
ls. th: PTU loading dose 100-150mg/6jam,
ll. Pembahasan;
4-8 minggu 50-200mg/1-2x
U b. Tiroiditis Hashimoto
lkus ventrikuli/ulkus peptik: sakit setelah lt. (peradangan kel.tiroid sering
makan, nyeri disebelah kiri menyebabkan hipotiroid), bisa pada
sindr.turner. gejala: tiroid membesar, tidak
u nyeri tanpa rasa penuh dileher, diturunkan.
lkus duodenum: sakit saat lapar, hlg setelah c.
mkn, sakit di kanan, epigastrium, sprt terbakar. lu.
Gak kolik. lv. 144. Wanita 55 tahun penurunan kesadaran jam
k yll. Riwayat DM 7 tahun. Konsumsi obat
olelitiasis: nyeri kolik (organ berongga/hilang glibenklamid. Kesadaran koma. Nadi 100x/mnt,
timbul), nyeri kanan atas, demam, ikterus TD:150/90 mmHg, RR: 22x/mnt, afebris. Ulkus di
p kaki kanan. Hb: 9, L: 1300, Ht: 34%, LED: 30,
ancreatitis: nyeri tiba2, progresif, nyeri KGDS: 50 gr/dl. Diagnosa:
epigastrium, bs menjalar ke punggung a. syok hipoglikemi
lm. b. syok neurogenik
ln. 142. laki-laki 20 tahun diantar ke poliklinik dengan c. syok hipovolemik
keluhan demam sejak 7 hari yang lalu. Demam d. koma hepatikum
terutama sore hari. Nafsu makan menurun. Sejak 3
hari yang lalu pasien diare dan sakit perut. e. koma diabetic

30
lw. 145. Seorang wanita berumur 20 tahun dengan mg/dl, leukosit 120.000/UI, trombosit 70.000/UI.
riwayat DM datang ke IGD dengan penurunan Morfologi darah didominasi sel blast seri meiloid.
kesadaran dan meracau sejak 2 jam yang lalu. Diagnosa pasien tersebut adalah:
Riwayat pemakaian obat hipoglikemia selama 3 b. Reaksi leukomiod
bulan dan berhenti selama 2 hari. Pada pemeriksaan b. Leukemia meiloid akut
fisik vital sign stabil, turgor menurun, delirium, nafas c. Leukemia meiloid kronis
kussmaul. Apa yang menyebabkan wanita tersebut d. Multiple meiloma
menjadi tidak sadar: dx. KAD e. Meilodiasis
a. Hipoksia mh.
b. Hipotensi mi. Pembahasan:
c. Dehidrasi Leukemia meiloid akut: morfologi:sel blas
d. Hipoglikemia (darah putih muda) terlihat, pada org tua.
e. Hiperglikemia Leukemia mieloid kronis: pada anak2.
Leukemia akut: Hb , trombo, leu .
lx. 146. Laki laki 50 tahun datang dengan
Leukemia kronis:Px DR:semua N,hanya Leu
keluhan nyeri kepala. pasien mempunyai riwayat
Multiple meiloma: ca sel plasma, usia>40th,
DM tipe 2 sejak 15 tahun. TD 170/100 mmhg, pada
nyeri tulang blkg dan rusuk, tulang mudah
pemeriksaan laboratorium fungsi ginjal didapatkan
patah, anemi, gagal ginjal, ro:osteoporosis,
peningkatan BUN dan kreatinin. Obat hipertensi
biopsy sstl: sel plasma tersusun abnormal.
yang cocok untuk kasus diatas ialah:
mj.
a. HCT
mk. 149. , 35 tahun, pekerjaan sopir bus, datang dengan
b. Captropil (ACE I)
keluhan nyeri punggung kanan yang menjalar hingga
c. Furosemid
ke perut bawah dan selangkangan. Nyeri hilang
d. Propanolol
timbul sejak 1 bulan yll dan memberat sejak 5 jam
e. reserpin
yll. Mual dikeluhkan, demam dan menggigil kadang-
ly.
kadang. Pernah kencing darah selama 1 atau 2 hari
lz.147. Laki laki 50 tahun datang memeriksa
yang dialami pada 1 minggu yll. Apa penanganan
kesehatan rutin, pasien tidak mempunyai keluhan apa
awal yang paling tepat:dx nefrolithiasis(krn ada nyeri
apa, dari hasil pemariksaan laboratorium didapat
menjalar) dx. nefrolitiasis
Hbs Ag (+), SGOT 20 ui, SGPT 22UI. Diagnosa
a. Terapi simptomatik (analgetik, anti piretik,
pasien tersebut ialah: Normalnya SGOT:0-31,
anti perdarahan)
SGPT :0-37
b. Menganjurkan latihan fisik untuk mengurangi
a. Hepatitis B Kronis (pernah ada riwayat fase
nyeri
akut)
c. Px laboratorium
b. Hepatitis B Kronis Aktif (HbeAg +,
d. Px radiologi (USG abdomen)
pemeriksaan USG)
e. Melakukan pemeriksaan fisik
c. Hepatitis B carrier sehat (HbsAg +, tanpa
ml.
keluhan sebelumnya)
mm. 150. Wanita, 20 tahun berobat ke poli dengan
d. hepatitis B dormant
keluhan kedua kaki bengkak sejak 5 hari yll.
e. Serosis hepatis
keluhan disertai kencing merah dan sejak 3 hari
ma. Pembahasan:
yang lalu frekuensi BAK dan jumlah berkurang.
mb. Hepatitis B akut: HbsAg (+),HbcAg (+),
Keluhan tidak disertai demam maupun rasa nyeri
HbeAg (+), IgM anti HBe
saat berkemih. TD ; 160/90, piting edema pada
mc. HbsAb (+): setelah vaksin
kedua tungkai. Hasil lab urin : silinder eritrosit 2-
md. IgM anti-HAv : fase akut, 3-6bln
3/lpk. Darah = ureum serum 150 mgdl. kreatinin
sesudahnya
serum 3,8 mg/dl. Diagnosa:
me. Anti HAv (+) : infeksi lampau
a. Nefrolitiasis
mf.
b. pielonefritis akut
mg. 148. Pasien laki laki 58 tahun datang ke praktik
c. sindrom nefrotik
dokter umum dengan keluhan pucat dan cepat lelah.
d. glomerulonefritis akut
dari hasil pemeriksaan laboratorium didapat Hb 6
31
e. acute tubulo interstitial nepritis urine puasa + +, glukosa urine 2 jam pp +++. Terapi
mn. yang tepat adalah:
mo. Pembahasan: a. Sulfonilurea
Nefrolitiasis: kolik,nyeri menjalar b. Metformin (biguanid)
pielonefritis akut: demam, c. Akarbosa
menggigil, nyeri punggung bawah, mual, d. Insulin
muntah,sering berkemih, nyeri berkemih mv.
sindrom nefrotik: mw. Pembahasan:
proteinuria+,edema anasarka, sering pada Sulfonilurea: terapi awal DM terutama dgn KGD
anak tinggi, ES: hipoglikemi
GNA: hematuria, edema periorbita, Metformin(biguanid) KI; hati2 pd org tua, sakit
hipertensi,proteinuri+,eritrosit ++,albumin+, ginjal, ggn fgsi hati n gagal jantung, ES: asidoasis
kadang ureum kreatinin meningkat laktat
acute tubulo interstitial nepritis: Insulin (pada DM dgn BB menurun cepat,
mp. Ketoasidosis, koma hiperosmolar)
mq. 151. , 25 tahun datang dengan keluhan utama mx.
nyeri pinggang kanan. TD: normal, RR normal, my. 154. Wanita, 55 thn, tb:160 cm, bb: 80 kg. nyeri
nyeri ketok costo vertebra kanan (+). Hb: 12,6 gr/dl, lutut sejak 2 bln (ntah 2 thn yg lalu), saat bangun
Leukosit: 12.400/mm3, Trombosit: 276.000/mm3, pagi, kakunya 20 menit, dan setelah duduk selama 5
Ureum: 34 mg/dl, Creatinin: 1,4 mg/dl. Albumin mnt, sulit berjalan, pembesaran sendi lutut,
urin (+1), silinder, leukosit 10-12/lpb. Apa diagnosa krepitasi, foto didapatkan kista subkondral,
dari pasien tersebut: diagnosa:
a. Divertikulitis (nyeri perut kiri) a. arthritis rheumatoid
b. Appendisitis b. arthritis gout
c. Sistitis (sering kencing,vesica terasa penuh) c. pseudogout
d. Vesikulolitiasis d. osteoarthritis
e. Pielonefritis e. sinovitis bakteri
mr. mz.
ms. 152. Pria 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan na. 155. Laki-laki, muda, nyeri perut kanan, tidak bisa
kejang. Kejang dirasakan kurang lebih 15 menit. berjalan tegak, nyeri perut, awalnya dari ulu hati,
Nyeri dirasakan saat kejang. Os pernah mengalami nyeri di Mc Burney (+), rovsing sign (+), tdk nafsu
pembesaran tiroid, dan telah menjalani operasi 1 makan, mual, muntah. Hb: 14, Ht: 40, trombo:
bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan 250.000, luko:13.000, eritrosit : 4jt. Diagnosa:
grimace (meringis) dan spasme otot general terutama a. appendicitis
daerah karpopedal (daerah pergelangan tangan, kaki, b. colitis uretra
jari). Pemeriksaan lanjutan yang diperlukan untuk c. colitis ginjal
menunjang diagnosa: d. amoebiasis
a. protein total e. perforasi ulkus duodenum
b. KGDS nb.
c. Elektrolit nc. 156. laki-laki, muda, demam 10 hari, suhu 38, sakit
d. T3 dan T4 kepala, perut kembung, mencret, 4-5x/hari,
e. pemeriksaan:
MT. a. barium enema
MU. 153. Seorang laki laki berumur 58 tahun datang b. colonoscopy
dengan keluhan penurunan berat badan > 6kg yang c. endoscopy
dialami sejak 1 tahun lalu. Sebelumnya os d. USG abdomen
mengalami gejal gejala seperti banyak makan, e. foto thorax
banyak minum, banyak kencing. Vital sign dalam nd.
batas normal. Hasil pemeriksaan menunjukkan ne. 157. laki-laki, 45 thn, datang dengan keluhan nyeri
KGD puasa 297 mg/dl, KGD 2 jam pp 356, glukosa dada dan sesak. Tiba-tiba tidak sadar saat
dianamnesa. Nadi carotis dan radialis tidak teraba.
32
Suara jantung (-), nafas (-), yang pertama harus b. Sekretorik
dilakukan:
a. resusitasi cairan c. Eksudatif
b. resusitasi kardiopulmoner
c. d. Hipermotilitas
d.
nf. e. Disentri (etio: shigella, salmonela)
ng. 158. laki-laki, 58 tahun, penurunan kesadaran , DM,
diare 2 hari, frekuensi 10 x / hari, vol 1-1 gelas, np.
somnolen, kussmaul, kenapa:
a. ketoasidosis nq. Pembahasan:
b. asidosis metabolic
c. alkalosis metabolic
Diare osmotik: krn malabsorbsi mknan, plg sering
d. asidosis respiratorik
lemak, krn obat2n
e. alkalosis respiratorik
nh.
Diare sekretorik: krn infeksi, hormonal, tumor.
ni. Pembahasan:
vol tinja banyak, biasa tetap berlangsung waktu
asidosis metabolic: bikarbonat dalam darah
puasa mkn dn minum, tanpa nyeri, krn fx
kurang, biasa pd ggl ginjal, KAD, asidosis laktat,
psikososial, srg disbt diare fungsional
bahan beracun,diare, DM. GK: mual muntah,
lelah
nr.
alkalosis metabolic: darah dalam basa,gk: kejang
otot,irritabilitas, spasme
ns. 160. Pasien perempuan 45 tahun datang dengan
asidosis respiratorik: CO2 dlm darah meningkat,
keluhan pucat, sulit konsentrasi, kurang nafsu makan,
penyebabnya :emfisema, edema pulmonal, asma,
muntah, BAB seperti TER (-), Nadi: 100 x/menit,
bronchitis kronik, GK: sakit kepala,
konjungtiva anemis, pembesaran lien (-). Hb: 9 gr/dl,
mengantuk,stupor,koma
Ht: 35, eritrosit. Diagnosa:
alkalosis respiratorik: biasanya pada rasa nyeri, a. Anemia pernisiosa: def:Vit B12,: makrositik
sirosis,demam,overdosis aspirin, kadar oksigen b. Anemia hemolitik: normositik normokrom
darah rendah, GK: cemas, gatal dibibir dan c. Anemia megaloblastik def: B12: makrositik
wajah, bisa kejang otot) srg pd pnyakit asma, d. Anemia defesiensi besi: mikrositik hipokrom
kehamilan, sepsis e. Anemia aplastik; hipokrokrom normo/
nj. makrositik
nk. NB: f. Anemia Sideroblas: mikrositik hipokrom, etio:
pH darah N: 7,35-7,45 herediter, leukemia myeloid, myeloma, alcohol,
nl. PaCO2 : 35-45 mmHg OAT(INH), timah hitam
nm. (CO3)2- : 22-26 mEq/L nt.
nn. PaO2 : 80-100 mmHg nu. ->Megaloblast: B12, as folat
Metabolik: perubahan (CO3)2- perubahan pH nv.
Respiratorik: Perubahan PaCO2 berbanding nw. 161. Wanita 22 tahun datang ke poliklinik dengan
terbalik dg perubahan pH keluhan demam yang disertai mual muntah dan
badan terasa lemas. Keluhan ini dirasakan sejak 4
no. 159. Perempuan 25 tahun, BAB 5 kali disertai hari yang lalu. Dari anamnesis didapatkan .
demam, tiap kali BAB perut nyeri, feses berlendir dan Mengalami keluhan yang sama, pada pemeriksaan
berdarah, dari pemeriksaan darah didapatkan L tanda vital didapatkan suhu badan 39 C,
15.000/Ul, pemeriksaan feses tidak ditemukan konjungtiva ikterus. Diagnosa yang paling
tropozoid. Tipe diare apa: mungkin:
a. Hepatitis viral
a. Osmotic b. Hepatitis bakteri
c. Leptospirosis

33
d. Amoebiasis ob. 163. Laki-laki 58 tahun datang ke puskesmas dengan
e. Iskemik hepatitis keluhan sering lemas yang dirasakan sejak 1 bulan
nx. yang lalu, urine berwarna gelap, sejak usia 30 tahun
ny. Pembahasan: pasien sudah mengkonsumsi alcohol, badan kurus,
Hepatitis viral : didahului gejala prodormal: mata kuning, kelopak mata tidak sembab, perut
malaise, anoreksia, mual munta, laryngitis, buncit, spider nevy (+), nyeri ketok pinggang (-). Apa
batuk, coriza, fotobobia, skt kpl mialgia, hilang diagnosanya:
saat tmbl ikterik kecuali malaise, mialgia.
Leptospirosis: etio: leptospiraceae GK: demam a. Sindrom nefrotik
tinggi, menggigil, skt kpl, nyeri otot, nyeri
M.gastroknemius, mual munta, diare, ikterik, b. Koledokolitiasis
komplikasi: GNA,TH: penisilin G 4x1,5 juta U
Amoebiasis: etio: E.histolitika, GK: ggn GIT, c. Abses hati
demam, Th: metronidazol 4x500mg
Iskemik hepatitis: syok hepar dgn d. Sirosis hepatis
aminotransferase > 1000 & LDH meningkat
nz. 162. Laki-laki 46 tahun kerja di bagian keuangan e. Tumor pancreas
sebuah perusahaan,datang ke praktek dokter dengan
keluhan nyeri perut yang dirasakan hilang timbul, oc. Pembahasan:
tidak hilang dengan terapi yang diberikan dokter
kontrolnya, dokter menyarankan untuk kolonoskopi, Sindrom nefrotik: biasa pada anak2
hasil kolonoskopi dalam batas normal, apa
diagnosanya: Koledokolitiasis (batu di saluran ductus): nyeri
kolik bilier, bil direct meningkat cos ikterik
a. Irritable bowel sindrom pasca hepatik

b. Inflamatori bowel desease Sirosis hepatis, komplikasi: pecah varises


esophagus, koma hepatikum
c. Ulkus duodenum
Tumor pancreas: nyeri hingga punggung, diare
d. Ulkus gaster steatore.

e. Duodenitis od.
oe. 164. Wanita, 40 tahun datang dengan keluhan rasa
oa. Pembahasan: tercekik setelah injeksi antibiotic intra vena 1 jam
yang lalu. Tindakan yang dilakukan: dx: anafilaktik
Irritable bowel sindrom: nyeri perut, diare, syok
konstipasi. Bersifat psikologis a. Epinefrin IM (dosis 0,3-05 cc 1:1.000)
of. IV 1:10.000, anestesi lokal 1:100000
Inflamatori bowel desease: diare kronis, tdd b. Steroid IM
colitis (rectum-sigmoid-colon) & crohn disease c. Anti Histamin IM
( seluruh GIT, cobles stone) d. Salbutamol,inhalasi
e. Dopamin infuse
Ulkus duodenum: nyeri saat lapar og.
oh. 165. Seorang wanita berusia 28 taahun datang dengan
Ulkus gaster: nyeri sesuda mkn keluhan nyeri pada pergelangan tangan dan bengkak
pada sendi yang telah dirasakan sejak beberapa hari
yang lalu. Pemeriksaan fisik : merah, udem, nyeri
Duodenitis: etio: infeksi bakteri H.pilory, GER,
tekan (+) metalophalangeal II, III, dan sendi
virus, NSAID

34
pergelangan tangan bilateral. Pemeriksaan penunjang dengan teman barunya. Setelah semua
apa yang paling tepat dilakukan:Dx Rematoid artritis penatalaksanaan dilakukan, apakah upaya yang
a. Foto manus tepat yang harus dilakukan:
b. LED a. Pengendalian segera ditempat kerja
c. Hitung jenis leukosit b. Mengganti pekerjaan sesuai kondisi kerja
d. Rheumatoid factor c. Berhenti bekerja sesuai kondisi kerja
e. Anti nuclear antibody (SLE) d. Evaluasi kembali kerja
oi. 166.Seorang wanita 18 tahun kecelakaan lalu lintas, e. Mencoba lebih terbuka dengan teman baru
lalu dibawa ke rumah sakit. Dari pemeriksaan fisik om.
didapatkan: tekanan darah 90/70, nadi 80 kali, RR:20 on. 169. Pasien laki-laki umur 47 tahun datang ke UGD
kali, Hb 10,8. Anti a positif, anti b positif, anti resus dengan keluhan tidak keluar kencing, kedua kaki
positif. Apakah golongan darah pasien ini: bengkak, dan mual dan muntah. Sejak 15 tahun
yang lalu pasien sudah mengalami kencing batu
a. A ( antigen A +, antibody B +) tetapi pasien tidak berobat karena tidak mempunyai
biaya. Dari pemeriksaan fisik didapatkan Tinggi
b. B (antigen B +, antibody A +) badan 168 cm, berat badan 60 kg, pemeriksaan
laboratorium didapatkan ureum 113 mg/dl, creatinin
c. O (antigen A&B -, Antibodi A&B +) 5,6 mg/dl, gula darah sementara 167 mg/dl. Apakah
yang menyebabkan mual dan muntah pada pasien:
d. AB (antigen A&B +, Antibodi A&B -) a. sindrom uremi
b. sindrom metabolic
e. Tidak dapat ditentukan c. batu saluran kencing
d. infeksi saluran kencing
oj. 167. Seorang wanita 32 tahun riwayat DM tipe 2 e. gula darah tidak terkontrol
sejak satu tahun lalu, pasien juga menderita gagal oo.
ginjal progesif sejak dua tahun, belum dilalukan op. Pembahasan:
dialysis. Saat ini pasien mengeluhkan lemah dan oq. sindrom uremi, GK: asidosis metabolic,
pucat. Dari hasil pemeriksaan fisik tidak didapatkan nafas kusmaul, pruritus, anemia, nafas bau
abnormalitas. HB: 9 gr/dl, leukosit 9800/ul, ammonia, mual muntah
trombosit 152000. Menurut anda apakah penyebab or.
pendarahan pasien ini: os. 170. Pasien laki-laki umur 47 tahun datang
kepoliklinik untuk melakukan pemeriksaan rutin.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan tinggi
a. Leukemia akut
badan 170 cm, berat badan 60 kg. indek massa
tubuh pasien termasuk kategori ?
b. Anemia sideroblastik
a. underweight
b. normal
c. Defisiensi eritopointin (kalo pertanyaannya
c. overwigt
penyebab Hb rendah)
d. obese I
e. obese II
d. Defisiensi enzim eritrosit
ot.
ou. Pembahasan:
e. ov. IMT=BB/TB (m)2 60/(1,7)2 = 20,76
ow.BB kurang : < 18,5
ok. ox. BB N : 18,5-22,9
ol. 168. pasien wanita umur 30 tahun datang ke oy. BB lebih: 23,0
poliklinik dengan keluhan batuk kering dan pusing. oz. Dgn resiko : 23-24,9
Ia tidak cocok bekerja di tempat ia bekerja. Ia pa. Obes I : 25, 29,9
mengalami keluhan seperti ini sejak 1 tahun yang pb. Obes II : > 30,0
lalu. Ia juga sudah pindah ke unit kerja yang baru pc.
sejak 1 tahun yang lalu. Ia juga tidak dapat bekerja

35
pd. 171. Empat puluh karyawan mengalami mual, a. pH dan ketonuria
muntah, dan kram perut 3 jam setelah makan b. glukosuria dan hematuria (DM/GNA)
makanan. Penyebabnya: c. protein dan silinderuria
a. Stappilococus aureus d. leukosituria dan nitrituria (ISK)
b. Clostridium Perfringens e. BJ dan kristal
c. Salmonela Thypirimium
d. E.coli GK pm. 175. Soal cerita dari no Tata laksana awal yang
e. Clostridium botulinum paling tepat: anak rewel, turgor kembali lambat,
pe. air mata masi ada, dx: dehidrasi ringan sedang
pf. Pembahasan: a. Beri cairan lebih banyak dari biasanya
Stappilococus aureus: paling sering, inkubasi 1-
6jam, GK: muntah, diare, kejang otot perut, skt b. Rehidrasi oral dan pantau 4-6 jam selama 4 jam
kpl, TD turun pertama
Clostridium Perfringens: diare, kram
c. Beri tablet zinc 10-14 hari
abdominal, inkubasi: 8-22 jam
Salmonela Thypirimium: inkubasi: 6-72 jam, d. Beri cairan normal salin 30 ml/kg BB dalam 1
GK:demam, nyeri abdomen, mual muntah, diare jam
berdarah,diare inflamatorik
E.coli : diare cair, inkubasi > 16 jam e. Beri oralit 500 ml sedikit2 dan setelah 4 jam
Clostridium botulinum; mknan kaleng, 12-36 nilai ulang derajat dehidrasi
jm, GK; lesu, skt kpl, pusing pn.
pg. po. 176. Seorang wanita 35 thn datang ke puskesmas
ph. 172. Seorang laki-laki, 50 thn datang ke dokter dengan keluhan badan terasa lemas dan sering
mengkonsultasikan hasil lab HbsAg (+) dan buang air kecil. Dari hasil pemeriksaan kadar gula
HbeAg(+). Apa hasil kesimpulan dari hasil lab darah sewaktu didapatkan nilai 300 gr/dl. Keluhan
tersebut: ini disebabkan oleh :
a. pernah menderita hepatitis a. Tiroksin (tiroid)
b. pernah mendapat imunisasi hepatitis b. Insulin
c. menderita hepatitis B dan hepatitis E secara c. Aldosteron (cushing synd)
bersamaan d. Kalsitonin (def vit D)
d. e. Vasopresin (
e. sedang menderita hepatitis B dan sangat pp.
infeksius pq. 177. Seorang laki-laki 37 thn datang dengan
pi. keluhan kaki kanan bengkak sejak 3 hari yll disertai
pj. 173. Laki-laki 25 thn luka digigit ular ukuran luka nyeri di lipatan paha kanan. Sebelumnya pasien
30 cm disertai edema, bercak perdarahan, eritema, mengalami demam tinggi selama 1minggu.
dan nyeri yang sangat disertai muntah 5x. terapi Tetangga pasien juga ada yang mengalami hal yang
segera yang diberikan adalah: sama. Dari hasil pemeriksaan didapatkan pitting
a. Serum antibisa ular (polivalen; 2 vial @ 5ml udema di tungkai kanan. Pemeriksaan darah tepi
IV dalm 500cc NaCl 0,9%/ dex 5% dg kec ditemukan parasit berbentuk silindris, berselubung
40-80 tts /mnt dengan inti teratur. Penyebab penyakit yang diderita
b. Serum anti tetanus laki-laki ini adlh :
c. Antibiotic a. Brugia Malayi: sering ditungkai bawah
d. Adrenalin b. Wuchereria Bancrofti: sering dialat kelamin
e. Tetanus toksoid c. Onchocerca Volvus
pk. d. Mansonela Pertans
pl. 174. Laki2 58 thn keluhan bengkak seluruh tubuh. e. Loa Loa (lalat tsetse)
PF: edema anasarka dengan pitting edema. pr.
Pemeriksaan untuk menunjang diagnosa adalah: dx. ps. 178. Seorang wanita 20 thn dibawa warga dalam
Sindrom nefrotis keadaan tidak sadar setelah minum obat. Sisa obat

36
juga ada dibawa. Pasien tidak dapat dibangunkan a. Dispepsia tipe dismolity
baik dengan rangsangan suara ataupun rangsangan b. Dispepsia tipe like ulcer
fisik. Dari hasil pemeriksaan didapatkan Nafas c. Dispepsia tipe mixed
lemah, TD: 120/80 mmHg, Nadi 70x/i. Kira-kira d. Tukak duodenum
obat apa yang telah dikonsumsi pasien tersebut: e. Gangguan gastroesofageal reflux
a. Digoxin qb.
b. Diazepam qc. Pembahasan:
c. Morfin Dispepsia tipe dismolity: kembung, mual, cpt
d. Extasi kenyang
e. Fenilpropanolamin Dispepsia tipe like ulcer: nyeri epigastrium
pt. dominan, nyeri pd malam hari
pu. Pembahasan: Tukak duodenum: nyeri epigastrium saat lapar
Digoxin:agitasi, diare, sakit kepala qd.
Diazepam: dilatasi pupil, nafas turun, takikardi, qe. 182. Pria 50 tahun, nyeri sendi ibu jari kaki kiri
diare merah dan bengkak lebih 1 hari serangan dan 1
Morfin: depresi napas, hipotensi, bradikardi, sendi saja yang terserang. Terapi pencegahan: dx.
sianosis, pupil pin point Gout
pv. Intoksikasi opiate aloanamnesa, a. Kolkisin, kompres dingin, atrosioksin, stop
riwayat pemakaian obat, bekas suntik, pmrksaan rokok dan es krim
urin trias intoksikasi: depresi nafas < b. Kolkisin, artrosintesin, stop olah raga dan rokok
12x/mnt, pupil pin point, kesadaran menurun c. NSAID, kompres dingin, artrosintesin dan
penanganan: bebaskan jln nfs, O2, infuse dex jangan makan es krim
5%/ NaCl 0,9%, antidotum nalokson d. NSAID, kompres dingin, kolkisin,
Extasi: agitasi, HT, takikardi atrosintesin dan mengubah gaya hidup
Fenilpropanolamin : syok hemoragik e. NSAID, kolkisin, artrosintesin, harus pakai AC
pw. qf.
px. 179. Seorang laki-laki 20 tahun, dibawa ke UGD qg. 183. Pria 40 tahun, keluhan nyeri perut, darm
RS karena usaha bunuh diri dengan cara minum steifum (+), defans muskuler (+), suara tympani.
racun pembasmi serangga. Pemeriksaan Fisik Apa pemerikasan penunjang yang awal dilakukan:
kesadaran gelisah, miosis, hipersaliva. Untuk dx:peritonitis
pengobatan antidotum yang dapat diberikan: a. BNO (foto polos abn AP)
a. Kalsium glukonas (antidot MgSO4) b. BNO-IVP (fs ginjal)
b. Sulfas atropin c. Polos abdomen: air fluid level (AP, lat, LLD:
c. Asetil kolin left Lat Decubitus)
d. Epinefrin (syok anafilaktik) d. Barium enema
e. Nalakson (antidot morfin) e. CT Abdomen
py. qh.
pz. 180. Seorang laki-laki usia 32 tahun datang ke qi. 184. Pria 41 tahun, sakit perut melilit, buang air
poliklinik dengan keluhan pusing-pusing. Dari besar berdarah dan berlendir. Diagnosa apa yang
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80. Diagnosa paling tepat: dx. disentri
apa yang tepat: a. Diare Sekretorik
a. Hipotensi b. Diare Osmotik
b. Normotensi <120/80 c.
c. Prehipertensi 120-139/80-89 d.
d. HT gr I 140-149/90-99 e. Gastroentritis
e. HT gr II > 160/100 qj.
f. HT gr III 180/110 qk. Pembahasan:
qa. 181. Pria 41 tahun, keluhan nyeri ulu hati, mual, Diare Sekretorik: biasa karena infeksi, hormone,
muntah, serta perut kembung. Riwayat penggunaan tumor.
obat anti inflamasi. Diagnosa yang paling mungkin: Diare Osmotik : malabsorbsi makanan

37
ql. a. Pencyclidine
qm. 185. Pria 69 tahun dengan penurunan kesadaran 14 b. Dietyleter
hari, diare 5x muntah 7x, TD 90/60 mmhg, HB 10, c. Pentothal
GDS 395, Na 138 (135-145), K 3,9 (N:3,5-4,5), ph d. Ekstasi
7,5, Diagnosa yang paling mungkin adalah : e. Morfin
a. Koma Asidosis qs. Jenis opiate: kodein, dmp, loperamil,
b. Koma Ketiasidosis meperidin, heroin, morfin
c. Koma Hiperglikemi qt.
d. Koma Hipoglikemi qu. 188. Pasien umur 38 tahun. datang dengan keluhan
e. Koma Ketorespiratorik nyeri pada kaki. dari pemeriksaan vital sign dalam
qn. batas normal. pada kaki pasien didapati bengkak.
qo. 186. Pasien laki-laki umur 30 tahun datang ke dokter pasien diperkirakan mengalami defisiensi vitamin:
deengan keluhan sering kaku pada pagi hari, terjadi a. Tiamin (B1)
bengkak pada jari tangan pemeriksaan rheumatoid b. Riboflavin (B2)
test (+). Bagaimana penatalaksanaan awalnya DX: c. Niasin (vit B3)
AR d. asam pantotenat
a. OAINS e. biotin
b. Kortikosteroid qv.
c. Methothrexate qw. Pembahasan:
d. Dexamethasone Def B1 : ggn SSP (memori /hilang, nistagmus,
e. optalmoplegia, dan ataksia). Ggn SSTepi
qp. NB: NSAID yg aman untuk OA & RA: celecoxib (neuropati perifer). kelemahan, kehilangan
qq. fungsi sensorik, motorik dan reflek kaki. beri-
qr. 187.Seorang laki-laki umur 20 thn datang ke IGD RS beri jantung (jantung membesar, aritma,
karena penurunan kesadaran.dari pemeriksaan fisik hipertensi, odema, gagal jantung)
didapatkan nadi lambat, TD 110/70 mmhg, nadi 80 Def Niasin (B3); peny. Pelagra. Dermatitis,
x/I penuh, nafas lemah, didapatkan luka bekas biasa pd yg makan jagung
suntikan lama dan baru di area lengan dan pupil Def vit B2 (riboflavin): mata merah, fotofobi,
mengecil kemudian melebar. Obat penurunan peradangan mulut, bibir pecah-pecah. keriput,
kesadaran yang digunakan adalah: kuku pecah. Bila parah: anemia, gangguan
qx. saraf, pembengkakan lidah. sering pada rb. 190. Pasien datang dengan keluhan demam sudah 4
pecandu alkohol. hari, dari pemeriksaan didapatkan ptechie di
Def asam pantotenat :kekejangan dan mati seputaran lipatan kedua tangan, diagnosa pasien ini
rasa.Pada kondisi ringan: sakit kepala, adalah:
insomnia, gangguan pencernaan. Biasa pada a. demam dengue:
pecandu alkohol dan manula. Hal ini b. demam berdarah dengue grade I
disebabkan oleh menurunnya daya cerna c. demam berdarah dengue grade II
makanan sehingga banyak nutrisi yang tidak d. demam berdarah dengue grade III
diserap tubuh dan segera hilang e. demam berdarah dengue grade IV
qy. rc.
qz. 189. Seorang pasien datang dengan keluhan tinja rd. Pembahasan;
encer bercampur darah... pemeriksaan apa yang DD: demam + sakit kepala, nyeri retroorbita,
harus dilakukan: mialgia, artalgia
a. kolonoskopi DHF gr I: DD + rumpled test (+)
b. kultur tinja DHF gr II: DHF I + perdarahan spontan
c. segmoidiskopi DHF gr III: DHF II + ggl sirkulasi
d. foto polos abdomen
DHF gr IV: DSS
e. tinja lengkap
re.
ra.

38
rf. 191. Seorang wanita datang dengan keluhan sering a. penylethilamin
lapar dan dahaga akhir-akhir ini, tetapi berat badan b. Ektasi (lupa singkatannya)
turun 3 kg dst. diagnosa yang paling tepat : c. Diazepam
a. tirotoksikosis d. Morphine
b. sindrom nefrotik e.
c. infeksi saluran kemih ri.
d. diabetes meletus rj. 193. Pasien datang dengan dengan tidak sadar, laki
e. hipertensi laki umur 20 tahun. dibangunkan dengan rangsangan
rg. nyeri pasien tidak bangun. dari pemeriksaan fisik
rh. 192. Pasien laki laki 20 tahun datang dengan didapati adanya bekas suntikan. Tekanan darah
gangguan kesadaran. pasien dibawa sekalian dengan 110/70 mmHg. HR 96 kali. RR 24 kali. apa yang
obat yang diminumnya. setelah dibangunkan dengan dikonsumsi sehingga pasien tidak sadar :
rangsangan suara dan rangsangan nyeri pasien tidak a. ektasi
ada respon. tekanan darah 120/80 mmHg. HR 100 b. diazepam
kali. RR 18 kali. apa penyebab pasien tidak sadarkan c. morpin
diri : d. ethyleter
e. g.
f. h.
i.
j.
k.
l. OPHTALMOLOGY
m. o.
n.
p. 194.Pasien umur 40 thn datang dengan keluhan c. funduskopi
mengalami penglihatan berkurang dengan tekanan d. kapimetri : lapang pandang
darah 180/110. Pemeriksaan fundus dalam batas e. refraksi
normal papil tidak edema. Apa yg menyebabkan u.
pasien kebutaan tersebut v. 197. Pasien umur 39 thn datang dengan visus ODS
a. Papilitis: radang pada papil saraf optik, 6/15 setelah dites pinhol (+) maju menjadi 6/6. Apa
b. papil edem diagnosanya:
c. losichiam a. Presbiop
d. gloucoma absolut b. Hipermetrop
e. stroke oksipital: kena lobus carcarina c. Miop
q. d. Astigmatismus
r. 195. Seorang anak umur 1 thn dibawa ibunya ke e. An isometropia
puskesmas dengan keluhan mata merah sudah 5 hari w.
yang lalu gatal silau dan serasa seperti berpasir, x. Pembahasan:
keluhan ini sering dirasakan bila anak ke luar rumah. Presbiop: rabun dekat pd org tua
Apa diagnosanya: Hipermetrop: sinar dibiaskan diblkng retina,
a. konjungtivitis vernal: ok alergi rabun dekat, th/: S +
b. Miop: sinar dibiaskan didpn retina, lbh jls liat
c. konjungtivitis folikulitis dekt, rabun jauh th/: S -
d.
Astigmatismus: sinar dibiaskan tidak pd 1 titik.
s.
Th/: silindris
t. 196. Pasien umur 39 thn dengan keluhan mata merah,
Anisometropia: terdapat perbedaan kelainan
berair dan seperti berpasir dari pemeriksaan kornea
refraksi antara kedua mata
didapatkan sel dendritik. Apa pemeriksaan awal yang
y.
akan dilakukan: dx: keratitis viral (herpes)
z. 198. Pasien dengan umur 40 thn dengan mata merah,
a. Perimetri: px lapang pandang
gatal, berair, terasa berpasir OD visus 5/15 OS 6/60
b. Tonometri: u glaukoma (TIO)
39
palpebra spasme (ciri inf virus). Apa penyebabnya: a. Hiperplasia epitel kelenjar Zeis
dx. Keratitis (visus turun) b. Hiperproliferasi epitel kelenjar Moll:
a. infeksi bakteri: sekret lebih dominan c. Peradangan supuratif kelenjar Meibom
b. infeksi jamur: sel satelit, abu2 d. Sebukan radang palpebra oleh S. Aureus
c. infeksi virus e. Peradangan granulomatosa kronis kelenjar
d. Meibom
e. ak.
aa. al. 203. Wanita, 17 tahun ke puskesmas dengan keluhan
ab. 199. Wanita 30 thn visus menurun, jika membaca benjolan timbul sejak 3 hari sebelumnya disertai rasa
lama sering pusing, VOD 5/20, VOS 5/30, segmen nyeri. Pada PF: benjolan setampat seukuran kepala
anterior tenang. Pemeriksaan yang dilakukan: jarum pentul. Warna kemerahan mengilat dan nyeri
a. Siklopegik dan refraksi ulang tekan. Diagnosa :
b. Refraksi a. kalazion
c. IOP b. hordeolum
d. Pinhole c. dakroadenitis
e. Funduskopi d. abses palpebra
ac. e. moluskum kontangiosum
ad. 200. Seorang laki-laki 12 tahun, datang dengan am.
keluhan mata gatal dan berair dan terasa berpasir. an. Pembahasan:
Dari pemeriksaan didapatkan mata merah merata, kalazion: radang lipogranuloma kronis kelenjar
visus normal, adanya cobles stone di konjungtiva meibon
tarsalis superior. Terapi apa yang diberikan: dx. Konj. hordeolum: radang supuratif pd klpk mata, etio:
vernal staphy, Gjl: bengkak, rasa sakit, nyeri tekan
a. Antihistamin oral ao. horedolum interna: Peradangan supuratif
b. Steroid oral kelenjar Meibom
c. Antibiotik oral ap. hordeolum eksterna: peradangan
d. Analgesik oral supuratif kelenjar Moll dan Zeis
e. AINS oral dakroadenitis: rdg pd sakus lakrimalis gjl:
ae. epifora, merah, bengkak di medial klpk mata
af. Pembahasan: seharusnya Th/ konj. Vernal: bawah
sembuh sendiri, steroid lokal/sistemik aq.
ag. ar. 204. Laki-laki, 18 tahun mata merah sejak 3 hari yang
ah. 201. Seorang laki-laki 19 thn datang ke praktek lalu gatal, secret kental, px fisik: konjungtiva
dokter umum untuk mendapatkan surat keterangan hiperemis, tidak ada penurunan penglihatan,
sehat. Dari pemeriksaan pasien menyandang buta pemeriksaan optalmoskopi gambaran cobble stone
warna. Dari riwayat keluarga orang tua pasien bapak appearance pada konjungtiva. Diagnosis:
dan ibu pasien tidak menderita buta warna. Berapa a. Konjungtivits bacterialis
persenkah faktor resiko buta warna pada anak laki- b. Konjungtivitis viral
laki ini: c. Konjungtivitis vernal
a. 0 d. Konjungtivitis jamur
b. 25 klo laki2 diantara semua anak e. Konjungtivitis inklusi
c. 50 klo hanya diantara anak laki-laki as. Pembahasan:
d. 75 Conjunctivitis viral: sel dendritik
e. 100 Conjunctivitis bacterial
ai. Conjunctivitis jamur: sel satelit
aj. 202. , 24 tahun datang dengan keluhan utama Konjungtivitis alergi,
benjolan di kelopak mata kanan atas sejak 1 minggu Konj. Vernal :hipersensitivitas tipe I (ada
yll. Benjolan keras, tidak nyeri, tidak hiperemis, cobble stone, trantas dot)
pseudoptosis. Apa penyebab benjolan tersebut: dx:
kalazion

40
K. Flikenularis, hipersentivitas tipe IV, e. malingering: dibuat2
biasanya krn kurang gizi/radang sal. bc.
Pernapasan) bd. Pembahasan:
K.kataralis: ada cairan seromusinosa ambliopia: mata malas, ggn visus tanpa kelainan
K. Folikuler kronik, benjolan kecil merah pada fundus. Visusnya tidak bisa lagi N.
lipatan retrotarsal. Rx thd virus & alergen toxic stabismus: ketidakseimbangan otot penggerak
(iododioxiuridin, fisostigmen, klamidia) bola mata
K. Gonorhoe. akut, disertai sekret purulen o Ekstropia: juling ke luar
at. o Esotropia: juling ke dalam
au. 205. Perempuan 40 tahun datang ke puskesmas o Heterotropia: membakat juling
dengan keluhan nyeri mata kanan hebat, keluhan o Eksoforia: cenderung juling ke luar
disertai penurunan penglihatan mendadak dan o Esoforia: cenderung juling ke dalam
tampak adanya lingkaran seperti pelangi. Pasien juga be.
merasakan nyeri kepala, mual dan muntah. Pada bf. 207. Perempuan 50 tahun datang dengan keluhan
pemeriksaan mata dextra didapatkan konjungtiva mata kanan merah, kabur, dengan visus 1/60,
hiperemis pada perabaan bola mata dektra terasa konjungtiva hiperemis, flouresense kornea defect
lebih keras. Diagnosis: infiltritat abu-abu dan satelit positif. tepi tak teratur.
a. Glaucoma akut bilik mata depan terdpat hipopion (pus di dalam
b. Panoptalmitis CoA), Penyebab paling mungkin: dx. Ulkus kornea
c. Endoptalmitis a. jamur
d. Uveitis akut b. virus
e. Ulkus kornea c. stafilokokus
av. d. pneumokokus
aw. Pembahasan: e. streptokokus: wrn hijau/kuning
Endofthalmitis: radang purulen pd all bg.
jar.intraokular, abses bdn kaca (+) bh. 208. Pasien laki-laki umur 30 tahun datang ke
ax. Gjl: demam,mata sakit, merah, kelopak poliklinik dengan keluhan penglihatan kedua mata
bengkak, edema kornea, keratik presipitat, buram. Sebelumnya pasien memakai kacamata
hipopion, visus sgt menurun silindris, setelah 3 bulan ini pasien tidak memakai
Glukoma terbuka. Th: pilocarpin n epinefrin kaca mata lagi karena penglihatannya tetap buram.
(melancarkan outflow) Dari hasil pemeriksaan oftalmologi VOD: 5/20,
Glukoma tertutup. Th: asetazolamid oral VOS: 5/15. Hasil koreksi kaca mata kanan S-1,00 C
(mengurangi humour aquous) +0,50 X 120 dan mata kiri S-1,50. Berapakah hasil
Uveitis: fotofobi, nyeri, mata merah, visus , transposisi koreksi mata kanan pasien:
a. S+0,50 C-0.50 X 30
lakrimasi, inj.perikorneal, keratik presipitat, nodul
b. S-0,50 C+0,50 X 30
iris, sel2 aqueous, flare, sinekia post, sel2 vitreus
c. S-0,50 C-0,50 X 30
ant.
d. S+1,0 C-0,50 X 30
ay. Etio: berhub dg peny.sistemik, inf virus,
e. S-1,0 C+0.50 X 30
jamur, bakteri, cacing, protozoa.
bi.
az. Th/: midriatikum (siklopegik), steroid,
bj. 209. Pasien 30 tahun datang funduskopi :
obat2 sitotoksik, siklosporin
perdarahan subkonjungtival, tepi papil mengalami
Ulkus kornea:
perdarahan .VOD :5/5, VOS :5/5. Bintik buta
ba.
membesar.
bb. 206. Wanita 10 thn, visus mata kanan 6/60 kiri 6/12,
a. Neuritis retrobulbar
dengan pinhole kanan tetap, kiri 6/6, koreksi kanan
b. Acute iskemik optik neuropati
dengan +4 tetap, kiri dengan +1 jadi 6/6. Diagnosis:
c. Atropi papil
a. Ambliopia
d. Papil edem
b. strabismus
bk.
c. astigmatisma
bl. Pembahasan:
d. astenopia: mata lelah
41
Neuritis retrobulbar: fudus N, tjm penglihatan inj. Silier (dari sentral ke perif) pada uveitis,
turun berat, atropi desenden, papil pucat, batas keratitis,glaukoma Inj. Lebih gelap.
tegas, nyeri saat mt bergerk inj konjungtiva (dari perif ke sentral), lbh
Acute iskemik optik neuropati: pembengkakan n hiperemis. Pada konjungtivitis
pucat diskus disertai menghilangnya by.
penglihatan, ada 1-2 perdarahan bz. 213. Wanita 14 tahun datang ke praktek dokter untuk
Papil edem: lapang pandang bs N, pmbesaran kontrol kaca mata. Dari pemeriksaan VOD: 5/15
bntk buta koreksi S-0,50 menghasilkan 5/7, koreksi S-1,00
bm. menghasilkan 5/5, koreksi S-1,25 menghasilkan 5/6,
bn. 210. Anak 3 tahun mengalami mata juling sejak 3 koreksi S-0,75 menghasilkan 5/5, koreksi S-1,50
bulan. Ibunya berkata sejak bayi pada anaknya sering menghasilkan 5/7. Manakah koreksi yang paling
didapatkan cahaya kuning pada tengah kedua benar:dx: miopi, th: memberikan kaca mata S(-)
matanya. PF: bola mata lebih keras dari normal. terkecil yg mmberikan ketajaman penglihatan
Funduskopi: didapatkan reflek kuning pada kedua maksimal
mata. Diagnosa: a. S-0,50
a. Glioma b. S-0,75
b. Ateroma c. S-1,00
c. Katarak d. S-1,25
d. Glaucoma e. S-1,50
e. Retinoblastoma ca.
bo. cb. Pembahasan:
bp. 211. Seorang laki-laki, 30 tahun matanya terciprat Miop:lensa (-) terkecil yg menghasilkan visus 5/5
HCl dimatanya dan dibawa ke IGD dan tindakan Hipermetrop: lensa (+) terbesar yg menghasilkan
awal yang harus dillakukan adalah: visus 5/5
a. bebat tekan cc.
b. kompres dingin agar tidak nyeri cd. 214. Seorang laki-laki 50 tahun datang ke UGD
c. Irigasi dan cuci bersih selama 15-30 menit dengan keluhan mata kiri buram 3 hari yang lalu
(kalo asam pake aqua/cairan fisiologis). Kalo setelah terkena pentalan kock saat bermain
basa irigasi lebih lama badminton. Dari pemeriksaan VOS 1/300 palpebra
d. beri AB agar tidak terjadi infeksi hematom (+), terlihat hifema. Penyebab penurunan
e. berikan analgetik penglihatan mata pasien:
bq. a. Katarak
br. Pembahasan: b. Hifema (darah di dalam CoA)
bs. irigasi pakai aqua/cairan fisiologis. c. Atropi N optikus
bt. Kalo basa irigasi lebih lama. d.
bu. ce.
bv. 212. Laki-laki, 40 thn mengeluhkan mata kirinya cf.
tiba-tiba nyeri saat membaca Koran dan disertai cg.
nyeri kepala sebelah kiri. Dari pemeriksaan fisik ch. NB:
didapatkan mata merah, konj palpebra bengkak. Apa Nervus occulomotorius: ke arah nasal
Dx yang mungkin: (m.rectus medius, m. Rectus superior, m.
a. iritis akut: = uveitis ant. mata sakit, merah, Rectus inf, m.obliq inf, )
fotofobia. Nervus abducens: ke arah temporal
b. konjunjtivitis akutdakrioadenitis akut (m.,rectus lateralis)
c. uveitis akut Nervus throclearis (m. Obliq sup) ; depresi,
abduksi,
d. glukoma sudut tertutup (akut), -> th/
ci.
asetazolamid
cj.
bw.
ck.
bx. Pembahasan:
cl.
cm.

42
cn. co.
cp. cs.
cq. ct.
cr. cu.
cv. CARDIOLOGY
cw.

cx. 215. Pasien batuk sejak 2 bulan dan pasien juga Pemeriksaan lanjutan untuk menunjang diagnosis:
mendapatkan obat hipertensi. Obat hipertensi apa dx: Angina pectoris stabil
yang menyebabkan pasien batuk? -> captopril. dj.
cy. -> u yg batuk: kasi ARB I (valsartan) atau ca a. tes uji latih jantung u angina stabil dan <70 th
channel blocker b. rontgen thoraks anteroposterior
cz. -> diuretik: TD diatas 100 c. EKG ST depresi
d. thalium scan u mengetahui lokasi infark
da. 216. Pasien datang terdengat suara jantung e. enzyme jantung pd Infark
seperti derap kuda dk.
a. dl. Pembahasan:
b. angina pectoris stabil: lokasi: substernal,
retrosternal, precordial, sifat nyeri: rasa sakit spt
c. ditekan, terbakar/dirusuk lengan, penjalaran:
lengan kiri, leher, dan perut, nyeri hilang dgn
d. Gallop -> gagal jantung istirahat / obat nitrat, etio: latihan fisik dan emosi.
db. Dg ISDN berkurang.
dc. 217.Pasien datang dengan sesak. sesak saat tidur dm. EKG : depresi segmen ST pada 50%
pemeriksaan TVJ tidak membesar, hepatomegali(-), pasien
S1,S2,S4(+), dijumpai ronki basah halus di kedua dn. Px Khusus lainnya :
dd. lap paru, edema tungkai (-). Penyebab sesak 1. uji latih jantung dengan beban
do. dianjurkan pd angina stabil
nafas:
2. Skintigrafi Thalium
de. dp. Utk penderita dgn sakit dada yg tdk khas
a. Pneumonia lobaris dgn arteri coroner yg normal
b. Gagal jantung kanan 3. Angiografi koroner
c. Gagal jantung kiri
d. dq. Pd angina stabil kronik atau sbg
e. persiapan operasi pintas koroner dan
df. angioplasty
dg. Pembahasan: Th/ :
Gagal jantung kanan: sesak nafas, cpt lelah, o nitrat (dilatasi vena kapitans dan
TVJ, udem perifer, hepatomegali, asites menurunkan beban awal)
Gagal jantung kiri: dyspnue deffort, batuk, o penghambat beta adrenergic (mengurangi
fatigue, ortopneu (sesak saat berbaring), HR, TD dan kontraktilitas miokard)
o antagonis kalsium (menurunkan afterload)
paroxysmal nocturnal dyspneu, pembesaran jntg
o vasoaktif (nitrat dan antagonis kalsium) utk
kea rah kiri bwh, ronki, irama gallop, congestive
mengatasi spasme koroner
v.pulmonal
Pada ortu biasanya yg duluan gagal jantung kiri angina pectoris non stable: saat istirahat, angina
Kongenital biasanya gagal jantung kanan memberat, angina baru yg menyebabkan aktivitas
dh. dlm 2 bln. Kurang respon dg ISDN
di. 218. Pria 57 tahun datang ke IGD dengan keluhan angina prinsmetal:
nyeri dada yang dirasakan 1 bulan yang lalu. Nyeri kelas I: aktivitas sehari normal, timbuln saat
kurang lebih 15 menit dan hilang dengan istirahat.
aktivitas berat

43
dr. kelas II: aktivitas sehari agk terbatas, o BJ II terpisah dan tidak mengikuti
tmbl saat jalan cepat, naik tangga cepat pernapasan
ds. kelas III: aktivitas berat sangat terbatas, ea.
timbul 100-200 m / naik tangga setinggi 1 lantai eb. 220. Pria 20 tahun datang dengan keluhan demam
dt. Kelas IV: tidak dpt melakukan aktvts, disertai dengan nyeri sendi dan timbul ruam di kulit.
timbul ssat istirahat Pemeriksaan fisik didapatkan eritema, nodul
du. subkutan. Hasil laboratorium didapatkan leukositosis,
dv. 219. Wanita 48 tahun datang dengan keluhan sesak pada EKG didapatkan perpanjangan interval PR.
nafas sejak 4 bulan yang lalu, disertai jantung Bakteri penyebab adalah: dx: penyakit jantung
berdebar. Sebelumnya pasien mempunyai riwayat reumatik
penyakit demam, nyeri sendi dan ruam di kulit. a. staphylococcus aureus
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90 mmHg, b. streptococcus viridians endocarditis
ruam dikulit, pada auskultasi didapatkan opening c. streptococcus pyogenes
snap dan murmur diastolic. Pada foto thoraks d. streptococcus alfa hemoliticus
didapatkan pembesaran atrium kiri. Diagnosanya e. streptococcus beta hemoliticus
adalah: ec.
a. penyakit jantung rematik ed. Pembahasan:
b. penyakit jantung kongestif ee. penyakit jantung reumatik:
c. infark miokard akut etio: pasca infeksi strep B hemo group A sprt
d. atrial septal defect tonsillitis, faringitis n otitis media
e. mitral stenosis Diagnosa: 2 kriteria mayor or 1 mayor+satu
dw. minor
dx. Pembahasan: criteria mayor: karditis, eritema marginatum,
gagal jantung kongestif nodul subkutan, korea Sydenham, arthritis
o criteria mayor: dispnea nokturna, TVJ , criteria minor: demam, poliartalgia, PR interval
Ronki basah, cardiomegali, edema paru, memanjang, LED, didahului inf strep.B hemo,
irama derap S3, peningkatan tek,vena>16 riwayat DR
cmH2O, refluk hepatojugular
penunjang: ASTO (+)
o criteria minor: edema tungkai, batuk malam
TH: penisilin benzatin : > 30 kg: 1,2 juta, < 30
hari, dyspneu deffort, hepatumegali,efusi,
kg: 600-900 rb, anti inflamasi
kapasitasvital berkurang 1/3 mak, takikardi>
ef.
120x/menit
eg. 221. Laki-laki, 62 tahun ke ugd dengan keluhan
o Th; diuretic, ACE inhibitor/ARB, digitalis
sesak napas yang bertambah berat sejak 2 hari yang
(pd aritmia supraventrikular or fibrilasi
lalu. Awalnya sesak napas timbul saat aktivitas dan
atrium or gak mempaan ma obat2 diatas
berkurang saat istirahat. sejak 2 hari yang lalu sesak
dy.
dirasakan terus menerus. Sesak berkurang bila posisi
Mitral stenosis
setengah duduk. Pasien perokok dan terdapat riwayat
Reumatik 90%, nonrematik 10% darah tinggi dan penyakit jantung koroner, namun
GK: takikardi, dispneu, takipneu, ortopneu, tidak berobat teratur. Sejak 3 tahun yang lalu mudah
DJ tdk teratur. bisa gagal jantung, batuk lelah jika aktivitas berat. pemeriksaan fisik: TD
darah 160/90, RR = 32x/i, nadi 112x/i, JVP = 5+4, ronki
PF: bising mid diastol, BJ I basah halus, jantung gallop (+), abdomen:
EKG: P mitral berupa takik gel P dg QRS N hepatomegali teraba 3 jari di bawah arcus costae, 4
Th/ hanya jika ada tanda2 gagal jantung jari di bawah proc.xipoideus pada EKG : apakah
dz. diagnosisnya:
a. AHF
ASD
b. CHF fungsional kelas
o Bising sistolik
c. CHF fungsional kelas 2
o BJ I mengeras
d. CHF fungsional kelas 3
e. CHF fungsional kelas 4

44
eh. o GK: sesak nafas, cepat lelah secara bangsur
ei. Pembahasan: mjd ortopneu, PND, edema perifer.
CHF fungsional kelas 1: pasien dpt melakukan o PF: auskultasi : bising pansistolik yg bsifat
aktivitas apapun, aktivatas sehari tdk meniup diapek (blowing) mjalar ke axilla
menimbulkan keluhan mengeras saat ekspirasi. BJ 1 melemah, S3
CHF fungsional kelas 2: tdapat btsan aktivitas (+) diikuti diastolic flow murmur
ringan, tdk ada keluhan ssat istirahat, aktvts o EKG : aksis bergeser ke kiri dgn gamb
sehari menimbulkan kelelahan, palpitasi / sesak hipertropi ventrikel kiri.
CHF fungsional kelas 3: trdpt batasan aktivitas o Ro : pembesaran atrium dan ventrikel kiri,
bermakna, tdk terdpt keluhan saat istirahat tp tanda2 bendungan paru.
aktivitas ringan uda nimbul kelelahan
eq.
CHF fungsional kelas 4 : tdk dpt melakukan
Stenosis katup mitral :
aktivitas fisik tnp keluhan, terdpt gjl saat istirht,
o GK : takikardi, sesak nafas, fatig, dyspneu,
meningkat saat aktivitas
takipneu, ortopneu
Th/: diuretik u udem, digoksin
o PF : auskultasi : opening snap dan bising
ej.
mid diastolik kasar, BJ 1 mengeras dg bising
ek. 222. Wanita 35 tahun cepat lelah jika bekerja, TD
sistolik. Bising diastolik katup pulmonal. P2
130/90 RR ; 24x, auskultasi jantung didapat S1 dan
menunjukan adaa hipertensi pulmonal. Fase
komponen pulmonal mengeras (P2). Terdengar
lanjut: Rh basah dan Wh
murmur diastolik dan sistolik di apeks dimana
o EKG: P mitral berupa notching, perubahan
intensitas murmur sistolik tidak dipengaruhi oleh
aksis frontal yg bergeser ke kanan dan
pernapasan. Diagnosa:
terlihat gamb RS pada prekordial kanan.
a. stenosis dan regurgitasi katup mitral
o Ro : pembesaran atrium kiri, pelebaran arteri
b. stenosis katup mitral dan hipertensi
pulmonal, aorta relative kecil, pembesaran
pulmonal
ventrikel kanan.
c. regurgitasi katup mitral dan hipertensi
o Th/: Bedah, nonbedah ( valvulotomi dan
pulmonal
dilatasi balon), farmakologis (antikoagulan)
d. stenosis dan regurgitasi katup mitral disertai er.
hipertensi pulmonal
el. es. 223. Pria 30 tahun keluhan sesak nafas kurang lebih 3
em. Pembahasan: bulan yll. TD 90/60 mmHg, denyut nadi kecil,
hipertensi pulmonal : klompk penyakit yg nafas., batas iga kanan di garis parasternal kanan,
ditandai dgn peningkatan resistensi PD batas jantung kiri 1 jari lateral midclavicula sinistra,
pulmoner yg makibatkan gagal jantung kanan suara jantung 1 dan 2 melemah. Diagnosa:
dan kematian prematur. a. hipertrofi ventrikel kanan
en. GK: sesak nafas tanpa ditemukan b. hipertrofi ventrikel kiri
kelainan primer pd janung dan paru2, atau c. hipertrofi atrium kiri
tdapat kelainan paru, namun berata persentasi d. kardiomiopati
klinis HPA (hipertensi pulmonal arterial) tdk dpt e. efusi perikarditis
djelaskan dgn adaa peny paru tsb, rasa cepat et.
lelah, lemah, angina, sinkop, atau distensi eu. Pembahasan:
abdomen. kardiomiopati: dilatasi ventrikel kanan &/
eo. PF : parasternal lift, bunyi jantung ventrikel kiri, disfungsi kontraktilitas1or ke 2
komponen pulmonal yg mengers, pansistolik ventrikel, aritmia, emboli, tnd2 ggl jntg kongestif;
murmur, akibat reguirtasi tricuspid, murmur etio: alcohol, kehamilan, peny tiroid, kokain
diastolik akibat PR, S3 gallop ventrikel kanan efusi perikarditis: nadi lemah, EKG: kompleks
ep. QRS mengecil. Komp: tamponade jantung. Th/:
Regurgitasi katup mitral : ev.
o Katup tdk menutup sempurna waktu sistol

45
ew. 224. laki-laki, 45 thn, keluhan nyeri dada dan sesak, menjalar ke bahu kiri leher, hingga permukaan dalam
keringat dingin, ST elevasi, Q patologis, T inverted, tangan selama 3-5 menit. Nyeri berkurang setelah
diagnosa: istirahat. Pernah mengalami gejala serupa 3 bulan
a. peritonitis yang lalu. Riwayat trauma (-), dan asma (-). Pasien
b. miokarditits perokok berat > 10 batang /hari. Dari pemeriksan
c. infark miokard akut fisik TD : 110/90 mmHg, Nadi 96x/menit, RR 16
d. angina pectoris stabil EKG: ST depresi > 1mm x/menit. Apa terapi awal yang baik diberikan saat
e. angina pectoris tdk stabil serangan: dx: angina pectoris stabil
ex. a. Captopril
ey. Pembahasan: Infark miokard akut b. Propanolol
Nyeri dada spt angina tp lebih intensif dan c. Nitrogliserid, KI; TD < 90
menetap (>30 menit), tdk sepenuhnya hilang dg d. Verapamil (ACEi)
istirahat dan nitroglisrein, nausea, berkeringat, e. Diltiazem
pucat, takikardi, BJ III.
Px :TD menurun, pulsasi apeks sulit diraba, S1 fc. 226. Laki-laki 40 tahun mengalami nyeri dada
S2 lemah, bising pansistolik di apeks, demam menjalar ke rahang dan lengan kiri. Nyeri dirasakan
dlm 24 jam pertama. 20 menit, keluhan muncul saat aktivitas dan
berkurang saat istirahat. Pada EKG ditemukan Q
EKG: ST elevasi -> inversi gel T -> gel Q.
patologis dan elevasi ST di I, avL, V4-V6.
Gambaran EKG pd akut STEMI :
Dimanakah lokasi MCI:
o T Hiperakut : 30 mnt
a. Inferior
o ST elevasi : 1 jam b. Anteroseptal
o Q patologis : beberapa jam kemudian
o T inverted : 2-4 minggu c. Lateral
Lab : leukosit dan LED
Enzim: CK 6 jam stlh infark ( Nl stlh 72 jam) d. Anterolateral
ez. SGOT 12 jam (normal pd hr ke 3 atau
e. Posterior: st elevasi di V7-V9
5)
fa. LDH 24-48 jam, dan menetap dlm 1-3
fd. Anterior: st elevasi di lead V1-V5 atau
mgg.
V6
Dx : 2 dari 3 kriteria :
fe.
1. nyeri dada khas infark
ff. Pembahasan:
2. peningkatan serum enzim > 1 kali
fg. Korelasi gamabaran EKG dengan
normal
3. evolusi EKG khas infark anatomi koroner
DD : emboli paru, perikarditis akut fh. L fk. C
fi. fj. A.
okasi abang A.
Th/ : EKG coroner
infark coroner
o analgetik dan penenang ( morfin atau fm.
fl. A
petidin) I, aVL, fo. Ki fp. L
nterior
o Infus dex 5% atau NaCl fn. ri, LM AD, LCX
ekstensif
o nitrat sublingual v1-V6
o Trombolitik (streptokinase, urokinase, r- fq. A
fr. fs. Ki ft. L
nterosepta
TPA dan ASPAC) V1-V3 ri AD
l
Indikasi pemberian trombolitik : fv. fw. 80
fu. I fx. P
o penderita < 70 thn nferior
II, III, % kanan,
DA
o sakit dada dlm 12 jam sejak dimulai aVF 20% kiri
o elevasi ST > 1mm pd sekurang2nya 2 fz.
fy. A
I, aVL, gb. Ki gc. L
sadapan nterolatera
ga. ri CX
l
V4-V6
fb. 225. Seorang laki-laki 57 thn datang ke dokter gd. P ge. gf. Va gh. L
umum dengan keluhan utama nyeri dada kiri 30 osterior V1-V2 riabel kiri CX
murni gg. K gi. P
menit saat lari pagi, nyeri terasa seperti terbakar
46
anan L d. Anterolateral
gk.
gj. L
I, aVL, gl. gm. e.
Posterior
ateral
V5, V6
gp.
gn. 227. Laki-laki 55 thn keluhan nyeri dada gq. 229. Gambar EKG.. (ada ST elevasi, Q
hebat, mual dan muntah. TD: 210/140. patologis). Diagnosis penunjang?? Dx. IM
Diagnosa: a. CK MB
a. Hipertensi emergensi: udah kena target organ b. ck
b. Hipertensi urgensi c. I
d.
c. Hipertensi tanpa komplikasi e.
gr.
d. Transient hipertensi (tjd dlm masa kehamilan gs. 230. Seorang laki-laki datang dengan keluhan nyeri
atau 24 jam I stlh melahirkan tanpa gejala PE & dada yang menjalar ke belakang pundak,nyeri seperti
HT kronis) terbakar dst. pemeriksaan apa yang dilakukan
pada pasien ini:
e. Hipertensi kronis a. EKG
b. poto thorak AP
go. 228. Laki-laki 41 thn keluhan nyeri dada hebat c. USG
meningkat dengan aktivitas. Berkurang dengan d. Ekokardiografi
istirahat. Perokok berat dan jarang olah raga. EKG e. CT scan
ST elevasi II, III, avF. Infark terjadi pada: gt.
a. Inferior
b. Anteroseptal gu.
gv.
c. Lateral
gw. gz.
gx. ha.
gy.
hb. PULMONOLOGY
hc. he.
hd.
hf. 231. Seorang pria 61 thn datang dengan keluhan PF: perkusi pekak, ronki nyaring, nafas bronkial.
sesak yang diikuti batuk 1 bulan, memberat dalam Ro: air bronkogram. Th/: AB empiris
1 minggu ini. Riwayat hipertensi (+). dari Pneumothorax: udara dlm rongga pleura. GK:
pemeriksaan T:37,0o C, TD 160/100, N 110, RR 28 sesak, nyeri dada, batuk, kadang2 silent. PF:
x/i, pemeriksaan fisik gerak tertinggal pada paru kiri, fremitus , perkusi hipersonor, vesikuler ,
perkusi redup, suara vesikuler menurun. foto thorax takikardi, hipotensi. Px penunjang: AGDA
berdiri tampak selubung opak dengan sinus o Tertutup: defek (-), tek.udara rongga pleura
costofrenicus tumpul. Opaisasi bergerak sesuai > tek. pleura
dengan perpindahan posisi. Diagnosa paling tepat: o Terbuka: luka (+), inspirasi mediastinum N,
a. pneumonia ekspirasi mediastinum bergeser ke sisi yg
b. pneumothorax snistra sakit
c. hernia diafragma o Tension: saat inspirasi udara masuk rongga
d. efusi pleura sinistra thorax, saat ekspirasi udara rongga thoraks
e. .... (BERKAITAN DG JANTUNG) gak bisa kluar. TVJ meningkat
hg. hi. Th/: observasi, O2, aspirasi jarum & tube
hh. Pembahasan: torakostomi, WSD
Pneumonia: radang parenkim paru Hernia diafragma: pnonjolan organ perut ke
(infiltrat/konsolidasi) pd alveoli/jar.interstisial). rongga dada mll lubang pd diafragma. GK: ggn

47
napas berat, sianosis, takipneu, takikardi, dinding ht. penderita yang belum pernah diobati
dada asimetris. PF: suara napas (-) pd sisi hernia, dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT
bising usus pada dada, perut kosong kurang dari satu bulan (30 dosis harian)
hj. hu. 2. Kambuh (relaps)
hk. 232. Pasien laki-laki umur 45 tahun dan dengan hv. penderita TB yang sebelumnya pernah
keluhan demam tinggi sejak 4 hari, pertama pasien mendapatkan terapi TB dan etlah dinyatakan
mengeluhkan batuk kering kemudian berdahak sembuh atau pengobatan lengkap, kemudian
berwarna hijau kekuning-kuningan. Sekarang kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan
pasien mengeluhkan nyeri dada saat batuk dan dahak BTA positif
berdahak kecoklatan. Pemeriksaan fisik TD = hw. 3. Pindahan (transfer in)
130/80 mmHg, N 120 x/i, RR = 32 x/i, T = 39o C. hx. penderita TB yang sedang mendapatkan
penyebab penyakit pasien ini adalah : dx. pengobatan disuatu kabupaten lain dan kemudian
pneumonia pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita
a. Metycilin resisten S.aureus tersebut harus membawa surat rujukan/pindahan
b. Psedomonas aeuruginosa : inf nosokomial (ec hy. 4. Kasus berobat setelah lalai (pengobatan
ventilator) setelah default/drop-out)
c. Strepkokus pneumonia hz. penderita TB yang kembali berobat
d. E.coli dengan hasil pemeriksaan dahak BTA + setelah
e. L. pnemophila putus berobat 2 bulan atau lebih.
f. S. Aureus ( ec selang infus) ia. 5. Gagal
hl. ib. penderita BTA + yang masih tetap + atau
hm. 233. Pasien perempuan 60 tahun datang ke rumah kembali menjadi + pada akhir bulan ke-5 atau
sakit dengan keluhan batuk dalam 1 bulan ini dan lebih.
sekarang batuk disertai dengan keluar darah segar. ic. penderita BTA -, rontgen + yang
Demam hilang timbul, nafsu makan berkurang, dan menjadi BTA + pada akhir bulan ke-2
berkeringat. Pemeriksaan foto thorak didapatkan ada pengobatan.
infiltrate di bagian apek paru. Penyebab penyakit id. 6. Lain-lain
pasien ini adalah : dx. TB paru ie. Semua penderita lain yang tidak
a. Basidiomycetes memenuhi persyaratan tersebut diatas. Termasuk
b. M. tuberculosis kasus kronik (penderita yang masih BTA +
c. H.Fucuatra setelah menyelesaikan pengobatan ulang dengan
d. S.Pneumonia kategori 2)
e. B. Pertusis if. Regimen th/ TB terbaru
hn. ig.
ho. 234. Wanita, 33 thn, datang ke Puskesmas untuk ii. P
ij. Regimen
im. I
melanjutkan pengobatan TB. Sudah menjalani ih.
a
n
si
pengobatan 2 bulan. Keluhan batuk, mudah lelah, e
t in.
keringat malam sudah berkurang. Nafsu makan dan e L
n
n
BB meningkat. Dari px sputum diperoleh +2. T
si
B
Pengobatan lanjutan: f
io. ip. T iq. 2
a. sisipan 1RHZE it.
B H 4
b. sisipan 1RHZS B R
c. sisipan 1RHSEZ T Z iu.
d. 4RH A E 4
( ir. 2
e. 5RH + H iv.
hp. ) R 6
hq. Pembahasan: b Z
hr. Tipe penderita ditentukan berdasarkan a E
r is. 2
riwayat pengobatan sebelumnya: u H
hs. 1. Kasus baru , R
T Z

48
B E , Z 6
b R jh. 2
e o H
r s R
a a Z
t, k
T it
B ri
e n
k g
st a
r n
a ,
p T
a b
r e
u k
b st
e r
r a
a p
t, u
T l
B m
B o
T n
A a
( l
-) ri
iw. ix. R iy. 2 ja. n
e H 5 g
l R a
a Z jb. n
p E jl.
s, S jc. OAT sisipan (HRZE): Bila pada akhir tahap
g / 5
a H intensif pengobatan penderita baru BTA (+) dg
g R kategori 1 atau penderita BTA (+) pengobatan
a Z ulang dengan kategori 2, hasil pemeriksaan dahak
l E
t iz. 2 masih BTA positif, diberikan obat sisipan (HRZE)
h H setiap hari selama 1 bulan.
/, R jm.
k Z jn. 235. Pasien laki-laki usia 60 tahun datang ke UGD
e E
m S dengan keluhan sesak nafas disertai batuk yang
b / dialami sejak 1 bulan yang lalu, dan 1 minggu terakhir
a H dirasakan semakin memberat. Pasien memiliki riwayat
li R
hipertensi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, suhu
k Z
e E 37C, nadi 110x/menit, pernafasan 28 x/menit,
d tekanan darah 160/110 mmHg. Pada hemithoraks kiri
e ditemukan ketinggalan gerak, perkusi redup dan suara
f
a
vesikuler menurun. Dari roentgen dada posisi tegak
u didapatkan perselubungan opak dengan sinus
lt kostofrenikus menumpul. Gambaran opasitas
jd. je. T jf. 2 ji. mengikuti perubahan posisi. Terapi paling awal yang
b H 4
B R tepat pada kasus ini adalah: dx. Efusi pleura
T Z jj. a. Pungsi pleura
A jg. 2 4 b. WSD
( H c. Pemberian antibiotik per oral
-) R jk.
d. Pemberian inhalasi B2-agonis
49
e. Pemberian furosemide kc. kd. Nefrotoksik, ggn
jo. St N.VIII
jp. 236. Seorang pria 35 tahun datang ke pratek dokter
dengan keluhan timbul jerawat yang gatal di dahi dan ke. kf. Neuritis optik,
pipi, sebelumnya penderita punya riwayat TBC dan et nefrotoksik, dermatitis
mengkomsumsi obat anti tuberkulosis. Obat apa (skin rash), gout
tersering yg menimbulkan keluhan seperti di atas: kg. kh. Nyeri, Pirai (gout) ok
a. Rifamfisin pir asam pirazinoid,
b. Isoniazid hepatotoksik
c. Ethambutol ki. kj. Hepatotoksik, ggn
d. Ofloksasin P cerna
e. Streptomicin
jq. kk. kl. Seizure/kejang, depresi,
jr. 237. Seorang laki-laki 43 tahun datang ke C psikosis
puskesmas dengan keluhan batuk sejak 1 bulan yang
km.
lalu. Nafsu makan menurun, badan lemah dan berat
kn. 240. Anak , usia 8 tahun, datang dengan keluhan
badan menurun. Pasien juga memiliki riwayat
sesak. Sesaknya berulang, terutama saat perubahan
bengkak sendi yang hilang timbul 1 tahun yang lalu.
cuaca. Denyut nadi = 92 x/i, RR = 32x/i, T = 37oC.
Sendi bengkak dan terasa nyeri terutama setelah
Auskultasi thorax, wheezing, ekspirasi lebih panjang
makan emping melinjo. Pemeriksaan BTA +++. OAT
daripada inspirasi. Apa diagnosa yang paling
yang harus dihindari karena bisa memperberat nyeri
mungkin:
adalah:
a. Bronkkhitis
a. Streptomisin
b. Bronkhopneumonia
b. Etambutol
c. TB paru
c. Pirazinamid (menghasilkan asam pirazinoid ->
d. Asma bronchial, kerusakan bronkos reversibel
gout)
e. Bronkhiolitis
d. Rifampisin
ko.
e. INH
kp. Pembahasan:
js.
jt. 238. Laki-laki 40 tahun datang ke puskesmas dengan Bronkhitis: Rh (+), biasa pada perokok. Corak
keluhan batuk berdahak lebih 3 bulan. Kadang dahak paru meningkat
disertai bercak darah. Pasien kadang juga merasa BP: pneumonia lobaris. Trias: demam, NCH, Rh.
demam. Nafsu makan menurun, berat badan PF: perkusi pekak, ronki nyaring, nafas bronkial.
menurun, lemas dan sering berkeringat malam. TD Ro: air bronkogram
120/80, N 70x/I, RR 24x/I, t: 37,8 C. Apa Bronkiolitis: sering pada anak <2th (biasanya 6
mikroorganisme mungkin penyebab: bln). Etio: RSV. GK: tanpa demam/subfebris,
a. Candida albican sesak, wh, NCH, sianosis. PF: retraksi, ves ,
b. Klebsiella pneumonia ekspirasi memanjang, wh (+), ronki basah halus
c. Streptococcus pmeumonia tersebar
d. micobacterium tuberculosa kq.
e. aspergilus niger kr. 241. , 20 tahun datang dengan keluhan utama
ju. TB: vesikuler meningkat, redup, batuk-batuk sejak 3 minggu yll. Demam tidak terlalu
jv. tinggi, nafsu makan berkurang, badan lemah, berat
jw. 239. Efek samping dari obat-obat TB badan berkurang dan berkeringat malam. Px
jx. Pembahasan: penunjang apa yang diperlukan untuk menegakkan
jy. jz. Neuropati perifer diagnosa:
IN (cegah dg vit B6), a. Throat swab dan bronkhoskopi
hepatotoksik b. Darah rutin dan uji fungsi paru
ka. kb. Sindr. Flu, hepatotoksik c. Sputum dan foto thorax
Ri d. Spirometri dan peak flow meter
e. Darah tepi dan kadar gula darah

50
ks. d. spirometri dan flow..
kt. 242. Pasien wanita 34 tahun sedang hamil, G2P1A0, e. bronkoskopi dan apus tenggorokan
datang dengan keluhan batuk sejak 3 minggu yang ld.
lalu, batuk berdahak, demam dan penurunan nafsu le. 246. Pria 60 tahun sesak nafas selama 1 bulan, 1
makan, hasil pemeriksaan apusan dahak BTA positif. minggu ini memberat, Riwayat HT(+). Suhu 37 C,
Regimen yang aman untuk pasien tersebut adalah: N:110x/mnt, TD:160/110 mmHg. Gerakan
ku. semua OAT aman u bumil kecuali hemithoraks sinistra tertinggal, perkusi redup,
streptomisin & kanamisin hipersonor. Ro: opasitas, sudut menumpul.
a. rifampisin Opasitas berubah sesuai posisi tubuh. Diagnosa:
b. isoniazid a. Timoma: batuk, sesak napas, nyeri dada,
c. etambutol gangguan menelan, suara serak, benjolan di
d. Streptomisin leher atau di sekitar sternum. Foto toraks PA/lat:
e. pirazinamid massa daerah mediastinal tepi licin dan kadang
kv. tampak klasifikasi
kw. 243. Laki laki 35 tahun datang ke UGD dengan b. Pneumonia
keluhan sesak nafas, pasien mempunyai riwayat asma c. pneumothoraks sinistra
10 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik d. efusi pleura sinistra
didapatkan pasien dalam keadaan gelisah, lebih e. hernia diafragmatika
memilih posisi duduk, HR 110 x/i, RR 32 x/i, pada lf.
auskultasi didapat suara wheezing. Terapi yang lg. 247. Laki-laki, 34 tahun, batuk berdarah 1 hari,
dianjurkan pada pasien ini ialah: batuk sudah 2 bln, BTA (-), foto thorax; efusi
a. Inhalasi agonis B2 pleura, terapi:
b. Inhalasi kortikosteroid a. kategori I, 2RHZE + 4RH
c. injeksi kortikosteroid b. kategori I, 2 RHZE + 4R3H3
d. Injeksi methilsantin a. kategori II
e. oral broncholator c. kategori II
kx. d. kategori III
ky. Pembahasan: Th/ asma: O2, 2 agonis lh.
(salbutamol, terbutalin, metaproterenol), li. 248. Seorang perempuan berumur 23 tahun datang ke
antikolinergik (ipratropium bromida), kortikosteroid, puskesmas, sesak nafas yang bersifat kambuh-
metilsantin (teofilin). kambuhan dan dapat menghilang setelah makan obat
kz. tertentu. Keluhan ini disertai batuk pada malam hari
la. 244. Pria 45 tahun keluhan batuk berdahak 3 bulan dan pagi hari. Dari pemeriksaan fisik TD: 120/80
yll, keluhan batuk berdahak kadang-kadang bercak mmHg, N: 92 x/mnt, RR: 35 x/mnt, nafas vesikuler,
darah dan demam, penurunan BB, nafsu makan wh +/+, Rh -/-, pada foto thorak tidak dijumpai
berkurang, keringat pada malam hari. kelainan. Diagnosis yang mungkin:
Mikroorganisme: a. Laryngitis
a. candida albican: pneumonia fungi b. Asma
b. klebsiella; pneumonia nosokomoial c. Bronchitis akut
c. streptococcus albican d. Bronchiolitis
d. micobacterium tuberculosis e. Efusi pleura
e. aspergillus albine; pneumonia fungi lj.
lb. lk. 249. Laki-laki 25 tahun datang ke puskesmas dengan
lc. 245. Pria 20 tahun batuk berdahak kurang lebih 3 keluhan batuk-batuk selama 3 minggu yang lalu,
minggu yll. penurunan BB, nafsu makan berkurang, batuk disertai berdahak, demam, nafsu makan
keringat malam, yang lain DBN, TD:DBN, menurun, pilek (-), sesak (-) px fisik tidak tampak
RR:DBN, N:DBN. Pemeriksaan penunjang untuk apa-apa. Awal pemeriksaan apa yang kita lakukan:
menegakkan diagnosa: a. KADAR Ig E
a. darah rutin dan fungsi paru b. LED
b. urin rutin dan SGOT, SGPT c. BTA
c. sputum dan foto thoraks d. Spirometri
51
e. Tuberculin test seperti ini tapi tidak pernah seberat ini. Os bekerja
ll. 250. Laki-laki 53 tahun, batuk berdarah 1 hari yang di pabrik marmer sejak 15 thn lalu. Tindakan yang
lalu, sebelumnya didahului dengan batuk hilang sebaiknya dilakukan sebagai pencegahan primer:
timbul sejak 4 bulan yang lalu, akhir-akhir ini pasien Dx.
merasakan dadanya nyeri seperti ditusuk-tusuk, berat a. Pemeriksaan berkala untuk pekerja
badan menurun drastis, dari pemeriksaan radiologi b. Pemeriksaan kesehatan untuki calon pekerja
dalam batas normal, pemeriksaan sputum didapatkan
gambaran sel atipik. Pemeriksaan anjuran: c. Penyuluhan kesehatan

a. Bronkoskopi d. Pengobatan terhadap pekerja lain yang memiliki


penyakit serupa
b. CT Scan thorak
e. Pekerja yang memiliki openyakit serupa
dipindahkan ke bagian administrasi
c. Transluminal biopsy
lz.
ma. Pembahasan:
d. Penanda tumor
Silikosis: pemotong batu, pabrik keramik,
tambang batu kapur
e. Trans bronco biopsy
Asbestosis: pekerja yg terpapar asbes
lm. Coal worker pneumoconiosis, black lung:
ln. Pembahasan: dx. Peny paru ec Micobacterium atipik pekerja batu bara
lo. Beryliosis: pekerja logam, industri lampu &
lp. 251. Laki 24 tahun ke ugd dengan luka tusuk di dada. nuklir
Temuan secepatnya pada pemeriksaan fisik adalah: mb.
DD. Open pneumotoraks, hematotoraks mc. 254. Pria dewasa dengan keluhan mata ikterik, pucat,
a. suara nafas yg menurun (auskultasi) sudah mengkonsumsi OAT selama 1 bulan, SGOT
b. perkusi yang hipersonor 725, SGPT 1170, Bil Total 6, Bil direct 3,9 Bil
c. ketinggalan gerakan nafas (inspeksi) Indirect 2,1 dengan suhu 36,5 C. Diagnosa yang
d. suara yg menghisap paling tepat adalah:
e. Perkusi redup a. Hepatitis Akut
lq. b. Hepatitis Kronik
lr. NB: c. Hepatitis Fulminan
ls. Vesikuler menurun: efusi, pneumotoraks, tumor) d. Hepatitis Autoimun
lt. Vesikuler meningkat: pneumoni, TB (jika ada e. Hepatitis Imbas Obat
ronki) md.
lu. Perkusi redup: efusi, hematotoraks me. 255. Laki-laki umur 67 tahun datang ke praktek
lv. Perkusi pekak: tumor, umum dengan keluhan sesak nafas, batuk +, dahak
lw. kuning, keluhan ini sudah dirasakan sejak 2 minggu
lx. 252. Laki-laki 50 tahun mengalami penurunan yang lalu, memberat dalam 4 hari ini. pasien
pendengaran sejak 1 bulan lalu. Telinga terasa merokok 2 bungkus sehari sejak umur 20 tahun,
berdengung dan didapat nyeri kepala. Pasien sedang dari pemeriksaan didapat dx. PPOK
menjalani terapi OAT dan hipertensi. Obat apa yang mf.
menyebabkan kejadian di atas: mg. Pembahasan:
a. Rifamfisin mh. PPOK Terbagi 2:
b. IsoniZId Bronkhitis kronik
c. Streptomisin emfisema
d. HCT mi. Anams: Trias (batuk, sputum mukoid,
e. Kaptopril purulen/mukopurulen, sesak progresif)
mj. PF: barrel chest, ekspirasi memanjang, perkusi
ly. 253. Laki-laki 40 thn mengeluhkan sesak napas dan hipersonor, vesikuler menurun, wh,
batuk-batuk sejak 1 minggu ini. Sebelumnya sering
52
mk. Px penunjang: spirometri, EKG, PF: ronki basah, pekusi redup & ves turun (jika
ml. Th/ cegah (rokok,infexi, polusi udara), O2, AB komplikasi empiema)
(jika eksaserbasi akut), bronkodilator Komplikasi: cor pulmonal
( antikolinergik & B adrenergik) Px penunjang:
mm.
o sputum 3 lapis (atas: busa, tengah: serous,
mn. 256. Pasien laki-laki umur 67 tahun datang dengan
bawah:pus&sel2 rusak), sputum bau busuk
keluhan batuk, dari pemeriksaan penunjang
o Rad: cavitas sarang tawon
ditemukan cavitas multiple seperti sarang burung
o Gold standar: bronkografi&patologi
dgn .., pada bagian inferior kedua paru.
Diagnose pasien ini: Th/: ekspektoran, nebul
a. Bronchiectasis mq.
b. Bronchopneumonia mr. 257. Seorang laki-laki datang dengan keluhan sesak,
c. pada pemeriksaan didapatkan paru sebelah kiri
d. tertinggal, pada perkusi .. diagnosisnya :
e. a. efusi pleura: Ro: opasitas, yg bergerak jika
mo. berubah posisi
mp. Pembahasan: b. tumor paru kanan: Ro: massa
Pelebaran bronkus abN & menetap ok c. atelektasis paru kanan: Ro: lusent, trakea
terdorong ke arah yg sakit
kerusakan komponen elastis dan muskular
d.
dinding bronkus
e. Tuberculosis: konsolidasi, cavitas,
Eti: H.influenza, P.aeruginosa
ms.
GK: batuk terus-menerus, sputum banyak (3
mt.
lapis), demam, BB turun, nyeri pleura,
hemoptis, jari tabuh, sianosis
mu.
mv.
mw.
mx. SURGERY
my.
mz.
na. 258. Seorang pria umur 40 thn datang ke IGD RS
dengan keluhan nyeri perut. Nyeri dirasakan sekitar
pinggang kanan atas. bersifat hilang timbul. Dari
pemeriksaan lab darah ureum 51,3 mg/dl, creatinin
4,39 mg/dl. sedimen urin kristal oksalat 2+, protein
(-), epitel 2-4/LP, eritrosit pucat 3-4/LP. Foto ...
gambaran seperti tanduk rusa. Setinggi VL 2-3.
diagnosanya:
a nefrolithiasis
b urolithiasis
c k...
d spondiloureteritis ....
e teratoma nf.
nb.
nc. Pembahasan: ng. 259.Seorang pria 20 thn dibawa ke IGD RS dengan
nd. Gambaran tanduk rusa (Staghorn): pielolitiasis keluhan sulit BAK. Pasien baru saja mengalami
kecelakaan. Dari pemeriksaan didapatkan hematom
ne. Referred pain pd di penis dan perineum. Kesan vesica urinaria penuh.
ureterolithiasis Bagaimana cara mengatasi keluhan tersebut:
a Kateterisasi
b Puncsi supra pubic

53
c Diuretik a Syok cardiogenik
d Analgetik b Syok anafilaktik
e Antibiotic c Syok septic
nh. d Syok neurogenik (TD & Nadi turun)
ni. Pembahasan:
Ruptur uretra post: hematuri, retensio urin, e Syok hipovolemik (TD turun, nadi naik)
floating prostat pada solok dubur nw.
Ruptur uretra ant (straddle injury: di pars nx. 262. Jika anda sedang berjalan-jalan dan bertemu
bulbosa): hematuri, hematom pada penis dengan seorang yang dalam keadaan tidak sadar, apa
(butterfly hematom) yang pertama kali anda lakukan:
a Cek respon pasien
nj. 260. Laki-laki 24 thn dibawa ke IGD akibat korban b Minta pertolongan
tabrak lari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan GCS c Dekompresi dada
10, TD: 80/palpasi, luka lesi berdiameter 1 cm, d Berikan ventilasi positif
perdarahan intra femur, didapatkan fraktur femur e Berikan nafas bantuan dari mulut ke mulut
obliq, leukosit: 10.000. yang terjadi adalah:
ny. 263. Pasien perempuan 4 tahun diantar ibunya ke IGD
a Syok cardiogenik
rumah sakit dengan keluhan perut kembung dan BAB
b Syok anafilaktik
c Syok septic tidak lancar. Pasien juga mengeluhkan muntah apabila
d Syok neurogenik perut sangat kembung. Riwayat BAB pertama kali
e Syok hipovolemik saat lahir agak lambat. Pemeriksaan fisik perut
nk. kembung, tidak nyeri tekan dan peristaltic normal.
nl. Pembahasan: Loop-loop kolon berdilatasi dan masih terdapat udara
Syok cardiogenik: ketidakmampuan jantung di bagian distal. Diagnosa pasien ini adalah :
mengalirkan cukup darah utk memenuhi a Invaginasi
kebutuhan b Malrotasi
Syok anafilaktik: hipersensitivitas tipe I, biasanya c Stenosis ani
karena obat d Vulvulus midgut
Syok septic: disebabkan oleh infeksi yg menyebar e Penyakit Hisprung
luas nz.
Syok neurogenik: syok spinal yg tjd akbt oa. Pembahasan:
kegagalan pusat vasomotor krn hilangnya tonus
Invaginasi
P.D secara mendadak shg tjd hipotensi. N & TD
o Trias invaginasi: kolik abdomen, banana
nm. Taksiran perdarahan dalam: (De Jong) sign, BAB berdarah (red cullen jelly)
nn. Humerus : 0,5 L
no. Intra thorak : 2-3 L o Def : masuknya segmen usus proksimal
np. Intra abdomen: 2-3 L (intussuseptum) ke distal (intusipien)
nq. Pelvis : 5 L
nr. Femur : 1,5-2 L o Kel : bayi rewel diam- rewel, muntah
ns. Ante brachii : 250 cc
nt. Cruris : 1 L
o USG : donat sign atau target sign
nu. Urutan perdarahan paling banyak: pelvis
o Gold standard : colon in loop
thoraks femur abdomen robekan retroperitoneal
Malrotasi
nv. 261. Laki-laki 50 tahun dibawa ke IGD dengan luka o Usus tengah mengalami ggn perputaran thd
bakar. Pasien mengeluh sangat nyeri karena luka sumbu A. Messenterica sup shg dpt tjd syok.
bakar yang dideritanya cukup luas. Terdapat Sll bersamaan dg gastroskiziz, omfalokel,
perdarahn pada kedua ekstremitas superiornya. Dari hiscprung, intususepsi, atresia yeyunum,
pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/50 mmHg, N: duodenum, esophagus.
130x/menit, RR: 32 x/menit T: 39 0C. pasien dahulu o GK : perut kampong, muntah warna hijau
memiliki riwayat HT dengan TD rata-rata 160/90 gelap, teraba benjolan atau massa di perut,
mmHg. Yang terjadi pada pasien adalah: sakit perut hilang timbul, gagal tumbuh.

54
Stenosis ani : hirschprung dg segmen pendek b Orkhitis
Vulvulus midgut
o Terpuntirnya A. Messenterica sup c Varikokel
o GK : Muntah hijau, nyeri kolik, darah pd
rectum, gagal tumbuh kembang d Epididimitis
o Feses hasil + pd px Guaiac
Hisprung e Testis....
o Def: kelainan bawaan penyebab ggn
passsase tersering pd neonates. Tjd akbt oc. Pembahasan:
aganglionosis Meissner dan Aurbach dlm
lap dinding usus shg usus sll dlm keadaan Torsio testis: terpuntir funikulus spermatikus
spastic dan peistaltik di daerah tsb tdk ggn alrn drh testis, GK: nyeri hbt pd testis,akut,
mempunyai daya dorong. sering pd pagi hari, udem testis, nyeri dpt
o GK :
menjalar ke inguinal/ perut bwh; utk
1 obstruksi total saat lahir: muntah,
menyinkirkan DD pakai stetoskop dopler, USg
distensi abdomen, mekonium
2 obstruksi periodic yg membaik scr Doppler. French test (+). Cremaster test (-). Angel
spontan maupun dgn enema. Gejala : test (+)
konstipasi, muntah dan dehidrasi.
3 Gejala ringan berupa konstipasi diikuti Orchitis : pembengkakan seluruh testis, nyeri (-),
dgn obstruksi usus konsistensi agak kenyal spt karet dan berhub dgn
4 Konstipasi ringan, diare berbau busuk, kulit depan shg membtk fistel.
distensi abdomen dan demam
5 Hanya konstipasi ringan Varikokel : dilatasi abnormal vena pd pleksus
o Khas : feses yg menyemprot pd RT
pampiniformis cos ggn aliran balik v.spermatika
o Trias Megakolon Hirscprung:
int. Permukaan testis normal licin tanpa tonjolan
- Mekonium keluar terlambat (>24 jam) dgn konsistensi elastic. Anam: infertil.
- Perut buncit (distended)
- Bila dilakukan RT saat jari ditarik, od. Ada 3 std :
akan menyemprot
Px : oe. Std 1 : dpt dipalpasi saat valsava
- foto polos abdomen : terlihat tanda maneuver
obstruksi usus letak rendah
- barium enema : lumen rectosigmoid of. Std 2 : dpt dipalpasi tanpa valsava
kecil, bg prox terlihat daerah insisi dan maneuver
kemudian melebar
- biopsy : tidak dijumpai sel ganglion og. Std 3 : dpt dilihat tanpa valsava
Meissner maneuver
Th/ :
1 Konservatif pemasangan sonde
Epididimitis : radang epididmis, akut/kronik. Etio:
lambung
2 bedah sementara kolostomi < 35 thn, chlamidia tracomatis/GO, E.Coli (pd
3 bedah definitive membuat anak2/org tua). GK mirip torsio, bs demam,
anastomosis. malaise, nyeri hingga ke pinggang, cremaster test
(+). Nyeri disertai kenaikan suhu. Ada riwayat
ob. 264. Seorang laki-laki, 25 tahun datang dengan coitus atau pemasangan kateter. Cremaster test (+)
keluhan nyeri scrotum tiba-tiba sewaktu bangun pagi.
Pada pemeriksaan didapatkan scrotum hiperemis dan oh.
nyeri pada palpasi. Vital sign dalam batas normal.
Diagnosa yang tepat: oi. 265. Laki-laki, 28 thn, datang diantar keluarga ke
IGD dgn keluhan luka pada tungkai bawah, post
a Torsio testis KLL 1 hari yll. Dari luka, tampak tulang menonjol
55
dan terasa sangat nyeri. Demam (+). Dari px. Fisik: FAM: muda, bulat/berbenjol, kenyal, bts tega,
tampak luka robek dengan fragmen fraktur, jaringan mobile, tdk nyeri. Th/: ekstirpasi
nekrosis, sekret berbau, edema, krepitasi pada otot Fibrokistik disease:
dan subkutis. Organisme penyebab: Dx: o Gamb patologik yaitu kista multiple,
Osteomielitis proliferasi epitel dan fibrosis.
a Streptococcus hemoliticus
o bts tdk tegas, padat, kenyal, kistik, nyeri
b Staphylococcus aureus
c Bacillus cereus dan bilateral, kdg2 nyeri hebat terutama
d Pseudomonas aeruginosa saat haid krn tarikan kel.payudara yg
e Clostridium perfringens hipertropi, trjd fluktuasi dan hilang timbul,
f H. Influenza (dibawah 4 th) biasa bilateral
o Th/ : simptomatis
oj. 266. Seorang laki-laki berumur 18 tahun datang ke
IGD dengan luka sobek terkena pisau di ketiak, ou. 269. Seorang wanita berumur 22 tahun sejak 6 bulan
dokter bedah mengisyaratkan bahwa mungkin ini mengeluhkan benjolan di payudara sebelah kanan
terkena pleksus brachialis bagian bawah. Saraf yang sebesar kelereng, berbatas tegas, konsistensi
manakah yang mungkin terkena: kenyal, ukuran 1x1 cm, nyeri tekan negatif. Apakah
a N. Brachialis diagnosa yang paling tepat:
b N. Axillaris a CA Mammae
c N. Radialis b Fibro adenoma mammae
d N. Ulnaris c Fibro kistik disease
e N. Vagus d Disease
ok. e Papillary Intraductal
ol. NB: Pitcher: n. Medianus ov.
om. Drop hand: n. Radialis ow. Pembahasan:
on. Claw hand: n. Ulnaris Papillary Intraduktal: berasal dr duktus
oo. Saturday night paralisis: n. radialis laktiferus, gejala berupa sekresi cairan berdarah
dr putting susu
op. 267. Seorang laki-laki umur 16 tahun datang ke IGD
dengan keluhan tertusuk paku di kaki sejak 2 jam ox.
yang lalu. Apa yang seharusnya dilakukan pada oy. 270. Pria 28 tahun datang dengan keluhan kecelakaan
pasien ini: lalu lintas 1 jam yang lalu, pasien menderita fraktur
a Debridement 1/3 humerus dextra. Pasien tidak bisa
b Wound toilet mengekstensikan ibu jari, telunjuk dan pergelangan
c ATS 15000 UI (dosis dewasa 1500 UI, anak2 tangan. Nervus yang terkena adalah:
750 UI, < 24 jam, imun aktif a n. ulnaris ( gak mampu abduksi, adduksi)
d TT (> 24 jam, dosis, imun pasif)
e Terapi aminoglikoside b n. medianus (gak mampu fleksi)
oq.
or. 268. Seorang wanita berumur 35 tahun sejak 1 tahun c n. posterior intraoseus
ini mengeluhkan benjolan di payudara sebelah kiri,
nyeri dirasakan pada saat haid, batas tidak tegas, d n. axillaris
konsistensi lunak, nyeri tekan positif. Apakah
diagnosa yang paling tepat: e n. radialis (gak mampu ekstensi)
a CA Mammae
oz.
b Fibro adenoma mammae
c Fibro kistik disease (giant mamary displasia) pa. Pembahasan:
d Disease
e Papillary
pb. komplikasi fraktur humerus yg
os.
tersering : lesi N. radialis. Klinis: ketidakmampuan
ot. Pembahasan:
56
ekstensi pergelangan tangan, fleksi jari2 tidak pw. Luas luka bakar : wajah + torak +
efektif, tidak mampu menggenggam. punggung + ekstremitas atas = 4,5+9+9+18 =
40,5% x 4 x 60 = 9720 cc
pc. 271. Wanita 35 tahun datang memeriksa px. 8 jam pertama : 4860 cc
payudaranya ke dokter dengan keluhan ada py. 16 jam kemudian : 4860 cc
benjolan di payudara kiri sejak 1 tahun yang lalu.
pz. 274. Laki-laki, 30 thn, sudah 2 tahun menikah tidak
benjolan nyeri menjelang haid, pada pemeriksaan
punya anak. Keluhan (-). Kerja di pabrik pestisida,
fisik didapat massa pada payudara kiri dengan
hubungan suami-istri rutin. Pemeriksaan sperma di
konsistensi kenyal, berbatas tidak tegas, dapat
bilik hitung 10 juta/ml, morfologi : 80 %, motilitas
digerakkan, nyeri tekan tidak didapat ulkus.
a : 45 %, b : 20 %, c : 25 %, d : 10 %. Kesimpulan
Diagnosa pasien ini ialah:
untuk pasien ini :
a Karsinoma mammae
a Normozoospermia
b Fibroadenoma mammae
b Oligozoospermia
c penyakit fibrokistik
c Oligoastenozoospermia
d tumor Phyloides
d Oligoteratozoospermia
e Papiloma Intraduktal
e Oligoteratoastenozoospermia
pd. 272. Seorang laki laki 27 tahun datang dengan
qa. Pembahasan:
keluhan nyeri perut yang dirasakan 1,5 jam yang
Normozoospermia :
lalu. Sebelumnya pasien mengalami kecelakaan dan
o total sperma > 50 juta/ml, atau
perut kirinya terbentur trotoar. Dari pemeriksaan
fisik abdomen didapatkan hematom ukuran 10x10 konsentrasinya > 20 juta/ml
o vol ejakulat : 1,5-5 ml
cm, nyeri tekan abdomen (+), Bising usus (-) dan
o motilitas gerakan > 50%
perkusi redup. Bagian dari organ mana yang sering o morfologi sperma > 60%
mengalami hal tersebut : Oligozoospermia : < 20 juta/ml
a Usus 12 jari astenozoospermia: penurunan vitalitas
b Lambung
c Pancreas spermatozoa, motilitas < 50%
d Limpa teratozoospermia : morfologi N < 40%
e Pembuluh darah besar qb.
pe. qc. 275. Seorang laki-laki 23 tahun k ugd, nyeri kepala
pf. Pembahasan: Trauma yg paling sering : setelah tabrakan motor. sadar, tidak ada pnurunan
hati, limpa, ginjal (organ tak berongga) kesadaran, keluar darah di telinga kiri, batle sign +,
tes kertas saring hallo +. Tulang paling
pg. 273. Seorang lakilaki datang setelah mengalami memungkinkan fraktur adalah: Dx : fraktur basis
kebakaran yang mengenai wajah, torak, punggung, Cranii fossa media
dan seluruh ekstremitas atas. BB klo gak slah 60 kg. a os temporal (fossa media)
Resusitasi yang tepat adalah Luas luka bakar : b os sfenoidal (fossa media)
c os etmoidal (fossa ant)
ph. Pembahasan: d os zygomatikum
pi. Rule of Nine: e os parietal
pj. Kepala : 9%
pk. Masing2 lengan : 9 % qd. Pembahasan:
pl. Dada : 9% Fr. basis cranii anterior: racoon eyes, rinorhea
pm. Perut : 9% (double ring/halo), anosmia
pn. Punggung : 9% Fr. basis cranii fossa media: ekimosis mastoid
po. Pinggang : 9%
pp. Masing2 Paha: 9% (battle sign), otorhea, hemotimpani, paresis N.
pq. Masing2 Betis : 9% 7&8
pr. Genitalia :1%
ps. qe. 276. Pasien laki-laki umur 19 tahun datang ke ugd
pt. Anak2: dengan keluhan luka robek pada lengan kiri. Dari
pu. Bayi: pemeriksaan fisik didapatkan panjang luka 6 cm.
pv. dalam 0,5 cm. rencana yang akan dilakukan jahitan

57
primer menggunakan anestesi local dengan maupun gangguan meningeal. Kemungkinan yang
adrenalin. Berapa dosis maximal diberikan untuk terjadi pada pasien ini adalah :
infiltrasi? a Tromboemboli pada pembuluh darah otak
a 12 mg/kgbb b Perdarahan spasium subaracnoid
b 7 mg/kgbb c Perdarahan intraserebral
c 6 mg/kgbb d Infeksi meningeal
d 4 mg/kgbb, max 200 mg e Gangguan elektrolit
e 2 mg/kgbb
ql. 280. Pria 25 tahun, post KLL, PF: kes CM, TD
qf. 277. Anak laki-laki usia 12 tahun datang diantar 100/60, N 100x/menit, pulse lemah, RR 30x/menit,
ibunya setelah terjatuh dari pohon dengan ketinggian tidak bisa jalan sendiri, mengerang, hematom di
3m, dan bagian lengan kanan yang menyentuh tanah. tungkai atas kanan, NT, akral dingin dan pucat.
Dari pemeriksaan didapatkan GCS 13, TD : 110/80 Pemeriksaan foto rontgen femur yang paling tepat
mmHg. Nadi 80 x/menit, terlihat pasien memegang untuk diagnosa adalah:
lengan atas yang terasa sakit. Nyeri tekan (+), a Lateral
deformitas (+). Tindakan awal yang harus dilakukan b 1 posisi
adalah? c 2 posisi (AP/Lat)
d Anterior
a penjahitan luka
e Posterior
b debridement
c pembersihan luka
d resusitasi qm. 281. Pasien seorang laki-laki 17 tahun datang ke IGD
e reposisi-imobilisasi krn kecelakaan lalu lintas, pemeriksaan fisik
didapatkan tanda vital dalam batas normal, pasien
qg. 278. Laki-laki 60 tahun datang ke ugd dengan terdapat luka robek di kaki kanan sampai tampak ke
keluhan nyeri perut, mual muntah dan perut tulang, tindakan yang dilakukan:
kembung. Dari pemeriksaan didapatkan a ligasi
pembengkakan di scrotum, nyeri tekan abdomen b jahit otot
(+), metallic sound (+). Apa diagnosa yamg c bebat tekan
d jahit kulit luar
mungkin:
e
a ileus paralitik : silent abdomen
b ileus obstruksi qn. dislokasi sendi panggul:
qh. anamnesa : flatus (-), defekasi (-),
posterior (dashboard injury): kaput femur ke
muntah2, darm contour dan darm steifung (+)
qi. palpasi : distensi abdomen belakang asetabulum. Fleksi, adduksi, rotasi int.
qj. auskultasi : timpani, metalic sound Disertai fr. Pinggir asetabulum
c hernia femoralis anterior: jatuh dari ketinggian, atau trauma dr blkg
d hernia inguinalis lateralis pada saat jongkok, atau abduksi yg dipaksakan.
e hernia inguinalis medialis Sedikit fleksi, abduksi, rotasi ekst
qk. 279. Seorang laki-laki 50 thn ditemukan tidak sentral: mekanisme trauma = ant. Terjatuh dlm
sadarkan diri oleh warga. Dari hasil pemeriksaan keadaan abduksi. Kakinya ngangkang. Posisi N,
didapatkan E2V3M5. Tidak dijumpai lateralisasi hanyaKeterbatasan gerakan sendi panggul dan nyeri
daerah trokanter
qo.
qp.
qq. FORENSIK
qr.
qs.
qt. 282. Laki-laki usia 18 thn dirawat di RS dengan kesalahan pengambilan kalium dgn aquabidest yang
diagnosa Pneumonia. Pasien meninggal setelah terletak dalam satu rak yang sama. Kesalahan di atas
diinjeksikan Antibiotik. Setelah diinvestigasi termasuk..
diketahui pengenceran AB dilakukan dengan kalium a. Kelalaian
bukan dengan aquabidest. Hal ini terjadi karena b. Kecerobohan

58
c. Efek samping Implied consent: persetujuan diberikan pasien
d. Kesalahan algoritma secra tersirat ( tanpa pernyataan tegas). Ex:
e. Efek yang tidak diinginkan pengambilan darah di lab, penjahitan luka.
qu. Expressed consent: persetujuan diberikan secara
qv. Pembahasan: lisan/tulisan
qw. Yuridis malpraktik terbagi 3: rb.
1. Kriminal malpraktik, 3 contoh diatas. rc. 284. Dijumpai mayat di pinggir sungai dengan
Pertanggungjawaban hukumnya bersifat tangan terikat, ada luka di bagian kepala, dijumpai
individual/personal gelembung-gelembung udara di hidung yang mudah
Kelalaian (negligence): Tdk melakukan pecah, dijumpai lumpur dan air pada saluran nafas.
sesuatu yg seharusnya dilakukan atau penyebab asfiksia:
melakukan sesutu tindakan yyg seharusnya a. CO
tdk dilakukan. Kurang hati2 yg b. tenggelam
mengakibatkan luka, cacat, meninggal c. Lumpur dan air
o Dr. Memberi cuti sakit berulang2 pd d.
tahanan pdhl org tsb mampu mhadiri e.
sidang pengadilan rd.
o Penundaan op shg pasien meninggal re. Pembahasan:
o Op -> komplikasi -> dr. Tinggalin op Kematian akibat CO: lebam mayat merah terang,
Kecerobohan (recklessness): mengerjakan melepuh, cherry red. Mati lemas
sesuatu dg tergesa2. Melakukan tindakan rf.
medis tanpa IC rg. 285. Pria 23 tahun nyeri perut, diagnosa
Intencional (kesengajaan):melakukan appendicitis akut, kesadaran kompos mentis,
eutanasia, membuka rahasia jabatan, rencana appendektomi cito tanpa inform consent
membuat surat keterangan palsu, aborsi keluarga. Pasien tidak terima ingin menuntut dokter
tanpa indikasi medis ke IDI. Sanksi apa:
2. Civil malpraktis: tidak melakukan apa yg a. penjara
menurut kesepakatan wajib dilakukan, melakukan b. kurungan
tapi terlambat/tdk sempurna, melakukan tdk c. sanksi etik
berdasar kesepakatan. d. pencabutan izin dokter
3. Administratif malpraktik: melanggar persyaratan e. ganti rugi
profesi, ex. Gak ada STR rh.
qx. ri. Pembahasan:
qy. 283. Pasien perempuan 70 tahun datang ke dokter rj. Pelanggaran etik murni:
dengan keluhan sakit kepala, pasien tidak ingat kapan menarik imbalan tdk wajar dr keluarga sejawat
keluhan pertama kali dirasakan. Pada anamnesis mengambil alih ps TS
pasien ada penurunan daya ingat. Kemudian dokter memuji diri sendiri di depan pasien
memberikan obat aspirin 500 mg 3 kali. Dokter tdk pernah mengikuti pendidikan
menyarankan agar datang selanjutnya bersama berkesinambungan
keluarga. Aspek inform consent apa yang belum
mengabaikan kesehatan diri sendiri
ditentukan :
rk.
a. Penjelasan tentang penyakit
rl. pelanggaran etikolegal:
b. Penjelasan tentang penanganan
pelayanan di bawah standar
c. Bebas memilih
d. Persetujuan menerbitkan surat keterangan palsu
e. Kompetensi pasien membuka rahasia jabatan
qz. abortus provokatus
ra. Pembahasan: pelecehan seksual
Presumed consent: bila pasien dlm keadaan sadar rm.
dianggap akan menyetujui tindakan dr.

59
rn. 286. Pasien laki-laki 40 Thn korban kecelakaan lalu rs.
lintas dibawa oleh polisi ke UGD RS dalam rt. 288. Seorang dokter yang buka praktek di samping
keadaan tidak sadar. Dari pemeriksaan dokter puskesmas tempat dia bertugas. Praktek setiap hari,
pasien harus segera dioperasi. Dokter melakukan bahkan hari libur. Dokter tersebut juga menerima
operasi tanpa izin pasien maupun keluarga pasien. pasien di luar jam prakteknya. Dan bila ada
Tindakan dokter tersebut merupakan kaidah bioetik panggilan darurat dia segera datang. Tindakan
kedokteran adalah: dokter tersebut berdasarkan azas bio etika apa:
a. Benefecience a. Altruisme
b. Non Maleficence b. Beneficience
c. Autonomy c. Justice
d. justice d. Non maleficience
e. Non Beneficence e. Confidental
ro. ru.
rp. Pembahasan: rv. Pembahasan:
rq. Kaidah bioetik kedokteran: rw. Bioetika: tdk hanya memperhatikan masalah
Benefecience: melakukan tindakan semata2 untuk sekarang tapi juga memperhitungkan
kebaikan,kepuasan,kesembuhan,dan kemanfaatan kemumngkinan yg akan terjadi di masa datang.
untuk pasien dan selalu mendahulukan Altruisme: pengabdian profesi
kepentingan pasien dari pd kepentingan pribadi. Confidental:
Autonomy: Dokter harus senantiasa menghormati rx.
hak-hak pasien, menghormati HAM & harkat ry. 289. Laki-laki, 24 tahun, mata kanan dipukul oleh
martabatnya sbgi mahluk biopsikososiokultural temannya. Dia minta dibuatkan Visum et Repertum.
yg utuh. (udah nikah / >18 tahun) Dari pemeriksaan : luka 5x7 cm, warna merah
Non maleficience: Dokter harus senantiasa berniat kebiruan, batas tegas, teraba panas. Kesimpulan
teguh dalam hatinya akan memberikan kasih Visum et Repertum yang kita buat :
sayang, empati, menyelamatkan jiwa pasien, a. Luka memar akibat dipukul
menerapkan prinsip keselamatan pasien adalah b. Luka memar karena kekerasan tumpul
yang utama. Tidak melakukan perbuatan yg c. Luka memar karena dipukul benda tumpul
memperburuk pasien. d. Luka memar akibat pukulan tumpul oleh
Justice: dokter harus selalu berlaku jujur dan adil tersangka
untuk siapa saja,tidak diskriminatif, tidak e. Luka memar karena kontak benda tumpul oleh
membuat stigmatisasi dan klasifikasi pasien. (usia tersangka
ps 18 th) rz.
sa. 290. Perempuan 30 tahun meninggal di kamar
rr. 287. Pasien laki-laki 20 thn, tenaga medis di suatu
mandi kereta api, ditemukan lebam mayat warna
RS, korban kecelakaan lalu lintas akibat mabuk-
merah gelap dan kaku mayat lengkap. Hasil otopsi :
mabukan datang dengan keluhan luka-luka robek di
paru berwarna merah gelap dengan krepitasi di
kaki setelah menabrak trotoar pembatas jalan.
semua bagian paru. pada jantung kiri ditemukan
Setelah pasien sadar, pasien mengaku mabuk-
warna putih ukuran 2x3 cm. hepar berwarna merah
mabukan karena patah hati. Pasien takut karirnya
gelap dengan konsistensi padat kenyal. Organ
terpengaruh akibat kejadian tersebut, maka pasien
dalam lain dan otak dalam batas normal. Penyebab
meminta kepada dokter agar tidak membuat
kematian:
kejadian yang sebenarnya pada hasil pemeriksaan.
a. Infark miokard
Dan dokter mengabulkan permintaan pasien
b. Aterosklerosis:
tersebut. Tindakan dokter ini melanggar kaidah
c. tamponade jantung:
kedokteran adalah:
d. trombus pada jantung:
a. Beneficence
e. hipertrofi ventrikel kanan:
b. Non Maleficence
sb.
c. Justice
sc. Wanita 35 thn ditemukan tewas tergantung
d. Autonomus
oleh polisi dirumahnya. Dijumpai tanda
e. Respect for patient
jeratan di leher dengan jejas jerat 4 cm,
60
jejas serong dari depan dan naik ke atas lebam mayat (livor mortis): mulai tampak 20-30
belakang, edema, bengkak dan jejas warna menit setelah mati. Menetap setelah 8-12 jam.
kecoklatan, kulit dan mukosa sianosis, Sebelumnya lebam masih dapat hilang dg
sklera hiperemis. Bendungan pada organ penekanan dan perubahan posisi.
dalam. Pembusukan (dekomposisi) >24 jam pasca mati.
sd. Kaku mayat (rigor mortis): 2-3 jam setelah
se. 291. Penyebab kematian : mati. Menghilang kembali 24-36 jam. Yg mula2
a. Hambatan jalan napas akibat jeratan kaku: otot2 kecil (mata, wajah, rahang, leher,
b. Sianosis pada kulit dan mukosa dada, tungkai atas, otot2 perut, pinggang,
c. Bendungan dalam organ tungkai bawah). Menghilangnya sesuai dg
d. Kerusakan organ leher urutan juga.
e. Mati lemas
Kalo udah ada larva: 36-48 jam
sf.
sl.
sg. 292. Interpertasi edema pada kasus di atas:
sm.
a. Meninggal sebelum digantung
sn. 294. Wanita 30 thn dengan kelemahan anggota
b. Sebelum gantung dia masih hidup
gerak datang berobat ke dokter dan mendapat resep.
c. Tanda sianosis
30 menit kemudian pasien diberi obat oleh apotik.
d. Tanda perlawanan
Selanjutnya diketahui bahwa apotik salah
e. Tanda kekerasan
memberikan obat dan tertukar dengan pasien
sh.
lainnya. Jenis kesalahan apotik adalah:
si. 293. Penyidik meminta dokter melakukan VER jam
a. Experimental reasoning
12.00-15.00 senin. Ditemukan kaku mayat pada
b. Intensional reasoning
semua sendi kecuali sendi lutut. Lebam mayat
c. Accidental reasoning
merah biru tidak hilang pada penekanan di bagian
d. Deliberate reasoning
terbawah ekstremitas atas. Bagian kanan bawah
e. Iatrogenik reasoning
abdomen hijau. Perkiraan waktu kematian:
so.
a. Senin 00-04
sp. Pembahasan:
b. Senin 04
Experimental reasoning: coba2
c. Senin 04-08
d. Minggu 12-00 Intensional reasoning: kesengajaan
e. Minggu 00-12 Accidental reasoning: tidak sengaja
sj. Deliberate reasoning:
sk.Pembahasan: Iatrogenik reasoning: ES tindakan medis
sq.
sr.
ss.
st.
su.KESMAS
sv.
sw.
sx. sz.
sy. Status
H Tot
Penyakit
ta. tb. + tc. - td.
te. tf. 1 tg. 9 th.
+ 32 (a) 85 (b) 1117
ti. tj. 4 tk. 6 tl.
- 7 (c) 2295(d) 62342
tm. tn. 1 to. 6 tp.
T 79 3280 63459

61
tq.
tr. 295. Spesifik skrening Ca servix adalah:
a. 132/179 : sensitivitas
b. 47/62342
c. 132/1117
d. 62295/62342
e. 62295/63280
ts.
tt. Pembahasan:
tu. Sensitivitas mengukur orang yang betul-betul sakit dari yang sakit

tv. Sensitivitas = [a/(a+c)] ->132/179 x 100 %

tw.
tx. Spesifisitas mengukur orang yang betul-betul sehat dari orang yang sehat
ty. Spesifisitas = [d/(b+d)] -> 62.295/63.280 x 100%
tz.
a/b
ua. od ratio
c /d
ub.
a /(a+ b) I terpapar
uc. Relative risk= RR=
c /(c+ d) I tidak terpapar

ud.

ue. 296. Nilai prediktif positif Skrining Ca servix adalah:


a. 132/179
b. 47/62342
c. 132/1117
d. 62295/62342
e. 62295/63459
uf.
ug. Pembahasan:
uh. Prediktif positif: a/(a+b)
ui. Prediktif negatif: d/(c+d)

uj. 297. Suatu Desa A beberapa penduduk yang mengalami pembesaran pada tungkai bawah mulai dari pangkal paha sampai
jari bawah tungkai. Jika ingin dilakukan penelitian, maka kapan dokter dapat mengambil darah pada penderita: dx.
filariasis
a. Pagi
b. siang
c. Sore
d. Malam
e. Sewaktu
uk.
ul. 298. Pada suatu penelitian terjadinya kanker paru, dilakukan penelitian terjadinya kanker paru pada orang yang merokok
dengan orang yang tidak merokok. Penelitian desain jenis apa yang dilakukan:
a. Uji Klinik
b. Potong Lintang
c. Kohort (prospektif)

62
d. Eksploratif
e. Kasus Kontrol (retrospective study)
um.
un. Pembahasan:
Case control (retrospective study): berusaha melihat ke belakang, pengumpulan data dimulai dari efek/akibat yg telah
terjadi -> lalu telusuri penyebabnya.
Kohort (prospektif): melihat ke depan, pengumbulan data dimulai dari sebab -> akibat
uo.
up. 299. Pada suatu posyandu dalam 1 bulan dilakukan pada 70 balita, 49 balita yang mempunyai KMS, 35 balita yang
ditimbang, 28 balita yang mengalami kenaikan berat badan. Berapa persen tingkat keberhasilan peserta:
a. 40 %
b. 50 %
c. 57 %
d. 71 %
e. 80 %

uq. 300. Seorang dokter melakukan penelitian case control untuk melihat hubungan asfiksia dengan gangguan belajar, data
tidak ada, hanya dari ingatan ibu:
a. Surveillance bias
b. Recall bias
c. Reporting bias
d. Diagnostic bias
e.
ur.
us. 301. Kasus diare yang meningkat pada musim hujan kasus di atas termasuk:
a. Pandemic
b. Endemic
c. Wabah
d. Disaster
e. Epidemic
ut.
uu. Pembahasan:
Epidemic: keadaan dimana masalah kes ditemukan dlm suatu daerah ttt dlm wkt singkat & dlm frek yg meningkat, ex:
diare, kolera, keracunan makanan
Wabah: berjangkitnya pnykt menular yg meningkat secara nyata melebihi keadaan lazim pada wkt ttt dan
menimbulkan suatu bencana
Pandemic: suatu masalah kes, frek dlm wkt singkat memperlihatkanpeningkatan yg amat tinggi pada suatu wilayah yg
sangat luas
Disaster:
Endemic: mslh kes, frek dlm suatu wilayah ttt menetap dlm wkt yg lama
uv.
uw. 302. Seorang dokter ingin mengetahui prevalensi disfungsi ereksi pada laki-laki menikah dalam rentang usia produktif.
Penelitian akan dilakukan di seluruh kabupaten di Jateng. Karena banyaknya populasi dan keterbatasan waktu dan tenaga,
maka akan digunakan teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel yang sesuai:
a. Sistematic Random Sampling
b. Cluster Random Sampling
c. Simple Random Sampling
d. Snowball Sampling
e. Quota Sampling
ux.

63
uy. Pembahasan:
Simple random sampling: setiap anggota dari unit populasi memiliki kesempatan yg sama u diseleksi sbg sampel
Sistematic random sampling: modif dr simple random sampling. Membagi jumlah/anggota populasi dg perkiraan
jumlah sampel yug diinginkan
Cluster random sampling: sample bukan tdd unit individu tapi tdd kelompok/gugusan (tdd unit geografis{desa, kec,
kab, dsb)
Quota sampling: menetapkan sejumlah anggota sampel secara quontum atau jatah
uz.
va. 303. Pasien laki-laki 18 thn datang ke praktek dokter umum dengan keluhan lemas dan tidak bersemangat.Dari
pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan kelainan. Dokter menyatakan bahwa pasien dalam kondisi tidak bugar dan
menyarankan agar pasien olah raga yang teratur. Tindakan dokter ini merupakan:
a. Promosi kesehatan: dari sehat menjadi lebih sehat
b. Pengobatan spesifik
c. Deteksi dini
d. Kuratif
e. Rehabilitasi fisik
vb.
vc. 304. Pasien laki-laki 60 thn datang ke praktek dokter keluarga dengan keluhan influenza disertai demam tinggi. Pasien
mengaku baru pindah dari kota lain dan baru sekali berobat. Pasien mengaku alergi dengan aspirin. Untuk pengobatan
kedokteran keluarga secara kontinyu diperlukan?
a. Segera dibuat genogram (family tree)
b. Dimintai mencari ringkasan medic yang lama
c. Pemeriksaan jasmani secara lengkap
d. Diminta pemeriksaan ulang dalam 3 hari
e.
vd.
ve. 305. Hasil survey KMS yang dilakukan puskesmas di suatu wilayah kerja menemukan jumlah semua balita : 2450
balita yang memiliki KMS (K) : 1540, balita teratur 1x bulan di timbang (G) di posyandu : 1150 balita. Balita yang
terakir naik BB 740. Apakah rasio yang paling tepat Luas cakupan Gizi Di puskesmas:
a. Jumlah semua balita terhadap K
b. K terhadap semua balita
c. Balita yang ditimbang semua balita
d. Balita yang naik BB terhadap semua balita
e. Balita yang naik BB terhadap jumlah balita yang ditimbang
vf.
vg. 306. Sebuah Posyandu mempunyai kader 6 orang dengan cakupan KIA 65, KB 82, imunisasi 80, gizi 60% dana
sehat 40% dan program tambahan. Upaya yang dilakukan posyandu dengan mencapai tingkat perkembangan posyandu
adalah:
a. Menambah jumlah kader
b. Meningkatkan cakupan gizi
c. Program tambahan
d. Tinggi program dana sehat
e. Bertambah jumlah frekuensi timbangan
vh.
vi. 307. Penelitian 100 sampel : 35 orang menderita Difteri ( 20 orang belum diimunisasi, 15 orang sudah diimunisasi), 65
orang tidak menderita Difteri (30 orang belum diimunisasi, 35 orang sudah diimunisasi). Berapa rasio prevalence nya :
a. 0,73
b. 1,33
c. 1,73
d. 2,33

64
e. 3,33
vj.
vk. Pembahasan:
Prevalence: proporsi populasi yg sakit pada suatu saat ttt (satus penyakit= kasus lama+kasus baru. NB: lihat
kasusnya, bukan orangnya)
Insidence: perpindahan proporsi populasi dr kategori sehat ke kategori sakit (kejadian penyakit=kasus baru)
Kumulative insidence: proporsi individu yg pada awal pengamatan berada dlm kategori tidak sakit yg berpindah ke
kategori sakit selama periode pengamatan.
vl.
jumlah individu yg sakit pada saat ttt (waktu)
vm. Prevalensi=
jumlah individu dlm populasi tsb pada saat tt itu
vn.
vo.
jlh individu yg mjd saki
vp. kumulatif insiden=
jlhindividu dl populasi
vq.
vr.
vt. S
a vu.
vs. k
I i
t
vx.
vw.
-
vz. wa. wb. wc.
+ 35
wd. we. wf. wg.
- 30
wh. wk.
wi. wj.
T
65
wl.
wm. Prevalence= a+c/(a+b+c+d) = 35/100
wn.
wo. 308. Pada tahun 2008 desa Cigambung Bogor mengadakan penelitian. Tentang banyaknya pasien menderita sakit
pusing. Hal ini dinilai dari berbagai jenis umur dan keterbatasan waktu. Dari hal ini peneliti ingin mengetahui sebab-
akibat antara sakit pusing dengan kaitannya makan yang mengandung formalin. Motode penelitian yang dapat
digunakan:
a. Cohort
b. Cross secsional
c. Deskritif
d. Case control
e. Clinical Trial
wp.
wq. Pembahasan:
Cohort: lihat ke depan. Dari sebab -> akibat
Cross secsional: sebab dan akibat diukur/dikumpulkan secara simultan. Bertujuan mendeskripsikan prevalens
penyakit ttt. Hub sebab-akibat hanya merupakan perkiraan saja. Merupakan penelitian pendahuluan dari penelitian
analisis.
Deskritif: mendeskripsikan/menguraikan suatu keadaan di dlm komunitas/masy. Ex. Distribusi frek

65
Case control: Lihat ke belakang. Dari akibat -> sebab
Clinical Trial: uji klinis dilakukan thd sekelompok individu ttt o peneliti, dilakukan secra aktif dan terencana
kemudian hasilnya dibandingkan dg kelompok lain yg tdk menerima perlakuan sbg pembanding.
wr.
ws. 309. Puskesmas Bogor melakukan penelitian tentang diare dengan jumlah penduduk 400 orang. Data sebagi
berikut:
ww.

wy.
wt. wu. wv. wx.
Dus J N Yan

wz. xa. xb.


xc. xd.
Des 1 M xe.

xf. xg. xh.


xi. xj.
Des 1 M xk.
5
xl. xm. xn.
xo. xp.
Des 1 M xq.

xr. xs. xt.


xu. xv.
Des 5 M xw.
6
xx. Dari data di atas Case Fortality yang tertinggi adalah:
a. Dusun 1 :
b. Dusun 2 : 1/38
c. Dusun 3
d. Dusun 4: 2/10
e. Dusun 2 dan 4
xy.
xz. Pembahasan:
jlh kematian karena penyakit ttt
Fatality=
jlh penderita dari penyakit tsb
ya.
jlh kematian ibu
Maternal Mortality Rate= x 1000
jlh kelahiran hidup pada tahun yg sama
yb.
jlh kematian bayi
Infantil Mortalit y Rate= x 1000
jlh kelahiran hidup pada tahun yg sama
yc.
yd. 310. Sebuah desa ada penduduknya yang terkena DHF, sebagai kepala puskesmas apa langkah awal yang anda lakukan :
a. Melalukan fogging di 100 rumah yang terdekat dengan rumah pasien yang terkena dhf dan program 3 m
b. Epidemiologi dahulu, jika terdapat 10 yang positif baru lakukan fogging
c. Jentik dahulu, jika terdapat 3 yang positip baru di fogging
d. Memanfaatkan kader untuk penyulahn dan 3 m
e. Membuat lapooran, kirim ke instansi terkaiat, jika ditanggapi baru dilakukan fogging
ye.
66
yf.
yg.
yh. KULKEL
yi.
yj.
yk. 311. Seorang wanita 23 tahun datang dengan keluhan b. Tzank (u inf virus -> cairan vesikel)
gatal-gatal terutama di malam hari di sela jari, c. KOH (pseudohifa)
suaminya mengalami hal yang sama. Dari d. Giemsa
pemeriksaan adanya ekskoriasi di sela-sela jari, e. Woodlamp
bokong, perut dan ketiak. Obat yang paling aman yo.
adalah: yp. Pembahasan:
a. Benzil Benzoat 25 % Dx : candidosis intertriginosa
b. Krim prematin 5 % Def : lesi di daerah lipatan kulit, ketiak, lipat
c. Solutio Gameksan 1 % paha, payudara, antara jari, glans penis dan
d. krim klometrion 10 % umbilicus berupa bercak yang berbatas tegas,
e. Sulfur . 6 % basah dan eritematosa.
yl. Lesi dikelilingi satelit berupa vesikel2 dan
ym. Pembahasan: pustul2 kecil yang bila pecah meninggalkan
Scabies : penyakit kulit yang disebabkan oleh daerah erosive dengan pinggir yang kasar.
investasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes Px :
scabiei var dan produknya.
1. LAngsung : kerokan kulit dengan KOH 10%
GK : pruritus nokturna, menyerang manusia atau dengan pewarnaan gram
secara berkelompok, adanya terowongan 2. Biakan : dlm agar dextrose glukosa
berwarna putih keabu2an, ditemukan tungau.ag. Sabouraud yg dibubuhi antibiotic
depan, areola mamae, umbilicus, bokong, Th/ :
genitalia eksterna (pria), perut bag bawah. Pada
1. hindari pencetus
bayi d telapak tangan dan kaki.
2. topical : ungu gentian, nistatin, amfoterisin
Predileksi : sela jari tangan, pergelangan tangan, B, grup azol
siku bagian luar, lipat ketiak b 3. Sisitemik : nistatin, ketokonazol 2x200 mg,
Th/ : itraconazole, fluconazole
o Sulfur precipitatum tdk efektif utk std. yq.
telur, berbau, kadang2 menimbulkan yr. 313. Wanita 40 tahun ditemukan pada pemeriksaan
iritasi, utk bayi < 2thn or bumil, dipakai fisik macula eritematous batas tegas di pipi kanan
tdk boleh > 3hr, untuk bumil dan preaurikuler, tidak gatal, tertutup skuama, pada
o benzyl benzoas efektif utk smw std, palpasi tidak teraba hangat. Diagnosanya:
sulit d dapat, kdg2 iritasi a. Erisepelas
o gameksan efektif utk smw std, toksis b. Tinea facialis
thdp SSP c. Dermatopitosis
o Krotamiton 10% harus dijauhkan dari d. Dermatitis seboroik
mata, mulut dan uretra. e. Psoriasis
o Permetrin 5% krg toksik, efektivitanya ys.
sama dgn gameksan. yt. Pembahasan:
Erisepelas: infeksi akut, etio: streptococcus B
yn. 312. Wanita 62 tahun datang dengan keluhan gatal hemolitikus,ada rwyt trauma, lesi eritem bts
dan bercak merah di kedua lipat payudara, kondisi tegas, pinggir meninggi, ada edem, vesikel or
pasien obesitas. Di infra mammae tampak lsi eritema, bula, prodromal: malaise, mialgia, demam, skt
ukuran plakat dengan lesi satelit. Pemeriksaan yang kepala, predileksi tungkai bwh n wjh, Th: AB
dianjurkan adalah: dx: candidiasis intertriginosa Dermatitis seboroik: di daerah berambut
a. Biopsi PA

67
Psoriasis: autoimun, kronik, residif, bercak zc.
eritem bts tegas, skuama kasar berlapis zd. Pembahasan: th/ tetrasikilin atau eritromisin
transparan fenomena tetesan lilin 4x500 mg selama 1 mgu, atau doksisklin 2x100 mg
auspitz,kobner, predileksisiku,punggung, tumit serlama 7 hari
lutut kulit kepala, Th sistemik: kortikosteroid, ze.
sitostatik, levodopa, dds (diaminodifenil zf. 316.Anak mengeluh gatal di kaki, pasien tinggal di
sulfon), as,retinoan, siklosporin, topical: ter, asrama. Teman-teman pasien juga mengeluhkan hal
kortikosteroid, ditranol, sinar UV sama. diagnosanya: scabies
yu. zg.
yv. 314. Seorang wanita, 25 tahun, datang ke Puskesmas zh. 317. Seorang wanita 30 tahun datang ke pratek
dengan keluhan gatal-gatal pada selangkangan yang dokter dengan keluhan timbul bintik-bintik putih
dirasakan sejak 2 minggu yll. Gatal menjalar hingga bernanah, dan kadang-kadang gatal dan nyeri yang
ke perut bagian bawah. Gatal meningkat terutama terjadi di seluruh wajah. Sebelumnya penderita sudah
saat beraktivitas dan berkeringat. Dari pemeriksaan mendapatkan terapi kulit yang dikeluhkan tersebut
fisik: tampak lesi berbatas tegas, peradangan pada dari dokter. Apakah tindakan paling tepat:dx: Acne
inguinal dextra dan sinistra, makula eritema, vulgaris
hiperpigmentosa, lesi aktif di tepi. Hasil yang a. Membersihkan dan memijat wajah
mungkin ditunjukkan pada pemeriksaan kerokan b. Menganjurkan membersihkankan muka secara
kulit: dx: Tinea cruris teratur
a. hifa pada pemeriksaan KOH c. Membuat daftar makanan yg pantang
b. pseudohifa pada pemeriksaan KOH n basil gram d. Konsul dokter jiwa
(+) = candidiasis e. Mencari riwayat di dalam keluarga yang
c. basil gram (-) pada pengecetan gram menderita penyakit sama
d. kokus gram (+) pada pengecetan gram zi.
e. kokus gram (-) pada pengecetan gram = GO zj. 318. Seorang laki-laki umur 35 tahun datang dengan
yw. keluhan papul eritema yang terkadang panas dirasakan
yx. Pembahasan: pada kedua pipi dan bila makan pedas dan terik
yy. Def : dermatofitosis pada lipat paha, matahari. Diagnosa yang mungkin:
perineum dan sekitar anus dapat meluas ke gluteus, a. Milia rubra
perut bagian bawah. b. Akne vulgaris
yz. Lesi batas tegas, tepi lebih aktif. c. Rosasea
za.Px KOH : d. Folikulitis
- pada sediaan kulit dan kuku terlihat hifa. e. Kutaneus lupus
- Pada sediaan rambut : spora (makrospora atau zk.
mikrospora) zl. Pembahasan:
zb. 315. Seorang laki-laki 20 tahun datang dengan Rosasea: di pipi, dagu, dahi, glabella. GK:
keluhan nyeri ketika buang air kecil dan eritem, talengektasis, Papul, pustule dan udem.
mengeluarkan nanah sejak 1 minggu yang lalu. Pada Eti: makanan, psikis, farmakologi, infeksi,
pemeriksaan urine di temukan Leukosit dan Neutrofil. iklim, imunologi
Diplokokus gram negatif tidak ditemukan. Diagnosa: Folikulitis; radang bag distal folikel rambut
zm.
a. gonokokus uretritis zn. 319. Perempuan 25 tahun timbul benjolan di
kemaluan yang semakin bertambah banyak beberapa
b. non gonokokus uretritis, bulan, tidak gatal atau nyeri. Tumor kemerahan
lentikular dan numular seperti jenger ayam dan
c. sistitis interstitialis bertangkai di labia mayor dan minor. Apa
penyebabnya: dx: condiloma akuminata
d. prostatitis akut a. Virus pox
b. Teponema palidum
e. sistitis akut c. Chlamydia trachonalis
d. HPV
68
e. Herpes simplex virus tipe2 Hidradenitis supurativa: infeksi kel.apokrin
zo. oleh Stap.aureus, ada rwyt trauma, ada demam,
zp.Pembahasan: malaise, ruam nodus dgn ke 5 tnd rsg akut, bias
Virus pox: moluscum contangiosum : ada dele. jd abses n pecah jd fistel, plg byk diketiak
Th/ elektrokauterisasi / crysurgery Limfadenitis tuberculosis: tnp radang akut,
Teponema palidum: sipilis/condilomanata kronis, skin bridge
(sipilis skunder). Th/ penisilin, tetrasiklin, zy.
Chlamydia trachonalis: Limfogranuloma zz. 321. Bayi 4 bulan timbul bintil-bintil (papula)
venerium: akut lesi vesikel kecil tdk nyeri, berwarna kemerahan di lipatan leher dan dada,
sindrom ingunal,nyeri unilateral, infiltran pd punggung pasien sering berkeringat dan memakai baju
uretra post, fish mouth app. Th/ kotrimoksazol. berlapis-lapis. Lesi multiple berupa vesikel milier.
Tidak boleh diinsisi Diagnosa:
Kondiloma akuminata a. Foliculitis
zq. Def : Vegetasi oleh HPV tipe tertentu, b. Milia
bertangkai dan permukaannya berjonjot. c. Miliaria
zr. GK : vegetasi yang bertangkai dan d. Stetokistoma
warna kemerahan kalau masih baru, jika sudah e. Trikoepitelioma
lama agak kehitaman. Permukaannya berjonjot. aaa.
zs. Th/ : aab. Pembahasan:
1. Kemoterapi (Podofilin, As. Trikloroasetat, Milia: papul2 putih mirip jerawat di bawah mata
5-fluorourasil) Miliaria
2. Cauterisasi o Def : kelainan kulit akibat retensi keringat,
3. Bedah beku ditandai dengan adanya vesikel milier.
4. Bedah scalpel o Vesikel 1-2 mm terutama di badan setelah
5. Laser CO2 banyak berkeringat. Vesikel bergerombol
6. Interferon (IM atau topical) tanpa tanda radang pada bagian badan yang
7. Imunoterapi tertutup pakaian.
zt. o Th/ : gunakan pakaian tipis dan menyerap
Flour: GO, candidiasis, trikomoniasis, bacterial keringat, hindari panas berlebihan.
vaginosis Stetokistoma: ditandai kista dermis multiple yg
Ulkus: sipilis (ulkus durum) = gak nyeri, ulkus berisi sebum dibtsi epitel yg berisisfolikel
mole= nyeri, herpes simplek, LGV sebasea, pd usia pubertas n dws, laki2, lesi di
Pertumbuhan: condiloma n moluskum sternum, aksila dan skrotum
zu. Trikoepitelioma: tumor jinak kulit pd folikel
zv. 320. Laki-laki 25 tahun datang ke praktek dokter rambut bias soliter or multiple, sering pd muka
dengan keluhan timbul bisul-bisul yang nyeri di ketiak dan badan, pd wanita, pd anak2
2 bulan hilang timbul serta bernanah, lesi multiple aac.
konfuens, nodul berbonjol-bonjol dan sinus-sinus di aad. 322. Pria 55 tahun ke puskesmas dengan keluhan
permukaan terdapat krusta dan skar hipertopi. nyeri di punggung bawah, terdapat vesikel unilateral
Diagnosa: sepanjang dermatom mulai dari punggung sampai
a. Abses garis tengah tubuh edematosa. Diagnosa:
b. Karbunkel a. Herpes simplek I biasa dibibir, mulut, n jari tgn,
c. Kista epidermal terinfeksi II : genetalia
d. Hidradenitis supurativa b. Herpes zoster
e. Limfadenitis tuberculosis c. Moluskum kontangiosum ada dele, papul, milier
zw. lentikuler, bulat putih sprt lilin
zx.Pembahasan: d. Rubella
Karbunkel: gak da komedo, ada core n e. Varicella: central tubuh
mata..etio: stapylo aae.

69
aaf. 323. Seorang wanita 35 tahun, sudah menikah, b. Pemeriksaan jumlah eosinophil
sejak. Pada pemeriksaan ginekologi c. Pemeriksaan patch
didapatkan sekret pada liang vagina, mukosa dinding d. Pemeriksaan kerokan kulit
vagina hiperemis, bengkak, plak putih pada dinding e. Pemeriksaan mikrobiologi
vagina. Pada pewarnaan gram didapatkan basil gram aam.
positif berbentuk lonjong. Bakteri apakah yang aan. 327. Seorang laki-laki berumur 30 tahun datang ke
menyebabkan kelainan tersebut: dx candidosis praktek umum dengan keluhan gatal-gatal dan
vaginal bengkak pada seluruh tubuh yang dirasakan tiap pagi
a. GO sejak 2 minggu yang lalu. Bengkak pada wajah tidak
b. ditemukan. Dari status dermatologis didapatkan
c. Candida albicans macula eritema, edema, dan plak numular.
d. HS Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan :
e. a. Prick test : alergi
aag. b. Tzank test: inf virus (vesikel)
aah. 324. Seorang anak perempuan berumur 5 tahun c. Ice cube test: urtikaria karena dingin
datang ke poliklinik dengan keluhan lepuh-lepuh d. Cholinergic test: urtikaria karena
pada leher dan dada sebelah kanan sejak 4 hari yang demam/peningkatan suhu
lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bulla e. Scratch test: MH
hipopion dan kolerat. Apakah diagnosa dari pasien aao.
tersebut : aap. 328. Pasien laki laki 44 tahun datang dengan
a. Impetigo bulosa (badan) keluhan gatal di telapak kaki sejak 2 minggu yang
b. Impetigo krustosa( hidung, wajah) lalu, pasien bekerja sebagai tukang cuci mobil. pada
c. Ersipelas: selulitis superfisialis kulit, etio: pemeriksaaan fisik didapat wujud kelainan di kaki
trauma, krg gizi, di dahului malaise , mialgia berupa lesi eritem, vesikel, bula dan pustula.
d. Epidermolisis Bulosa: herediter, timbul spontan Pemeriksaan yang tepat untuk kasus di atas ialah:
or krn goresan dx: tinea pedis
e. Herpes zoster: mengikuti dermatom a. pemeriksaan lampu wood
aai. b. test kulit antigen Crythophiton
aaj. 325. Seorang laki-laki berumur 25 tahun datang c. pemeriksaan sediaan langsung dengan KOH
dengan keluhan gatal-gatal pada lipat paha sejak 2 10 % hifa
minggu yang lalu. Keluhan dirasakan di daerah d. Pemeriksaan uji kultur jamur dengan media
scrotum dan lipat paha. Dari status dermatologis SDA
didapatkan vesikel vesikel kecil dengan kemerahan e. Test Trazk cairan vesikel
di pinggirnya. Penyebab yang paling mungkin : aaq.
a. Piedra hortai (black pierdra) , daerah kepala, aar. 329. Seorang pasien perempuan umur 50 tahun
janggut, kumis, gak ada keluhan datang ke poliklinik dengan keluhan bintil-bintil
b. Trichosporon beigeii (white piedra) yang berisi cairan pada pinggang kiri sejak 3 hari
c. Microsporum Canis : rambut, kulit yang lalu. Keluhan ini juga disertai dengan nyeri
d. Trichopyton Sp: rambut, kulit, kuku pada daerah tersebut. Dari pemeriksaan fisik
e. Epidermophyton: menyerang kulit, jarang kuku didapatkan vesikel berkelompok dengan makula
aak. eritema pada sisi kiri setinggi thorakal X. Apakah
aal. 326. Pasien perempuan berumur 25 tahun datang ke terapi yang paling tepat diberikan: dx. Herpes
poliklinik dengan keluhan telapak tangan kemerahan, zoster
kering dan pecah-pecah. Pasien merupakan ibu a. Ketokenazole 1 x 200 mg
rumah tangga yang mencuci baju dengan tangan b. Aciclovir 5 x 800 mg
menggunakan sabun detergent. Dari status c. Prednisone 3 x 5 mg
dermatologi didapatkan macula eritema, squama dan d. Ampicillin 3 x 500 mg
fissura di telapak tangan. Pemeriksaan penunjang e. Dexametason 3 x 0,5 mg
yang dapat dilakukan : dx: dermatitis kontak iritan aas.
kronis aat. 330. Komplikasi yang paling sering terjadi
a. Pemeriksaan jumlah leukosit pada kasus di atas:
70
a. Gastritis dan kulit kepala. Pemeriksaan dermatologis : makula
b. Endocarditis dan plak kemerahan dengan ukuran bervariasi,
c. Selulitis ditutupi skuama putih tebal. Obat yang tepat
d. Glomerulonephritis diberikan : dx. psoriasis
e. Neuralgia pasca herpetika. Th/ karbamazepin a. Gel
aau. b. Krim : subakut
aav. 331. Wanita 25 tahun mengeluh gatal-gatal di c. Salep: untuk kronik
selangkangan yang sudah dirasakan 4 bulan yll, d. Bedak
memberat saat berkeringat dan beraktivitas. e. Obat kocok: superficial yg luas
Pemeriksaan fisik didapatkan lesi berbatas tegas abc.
dengan tanda peradangan di inguinal dextra dan abd. 335. Laki-laki, muda, bintil merah, di wajah, lengan
sinistra. Dijumpai eritema, skuama dan papul. Lesi atas kanan dan kiri, papul hiperemis, komedo,
aktif di pinggir. Apa yang ditemukan pada kerokan diagnosa:
kulit: T. cruris a. acne vulgaris
a. pseudohifa pada KOH b. milia
b. hifa pada KOH c. miliria
c. basil positif pada pewarnaan gram d. rosasea
d. kokus positif pada pewarnaan gram e.
e. kokus negative pada pewarnaan gram abe.
aaw. abf. 336. Laki-laki, muda, kulit kemerahan, sisik tebal,
aax. 332. Pasien wanita 55 tahun datang dengan keluhan sering hilang timbul sejak 2 tahun ini, kalau
keputihan yang berbau disertai darah. pasien sudah berobat, keluhan hilang, di daerah yang berambut,
menikah 35 tahun dan mempunyai 6 orang anak, siku, lutut, satu lagi lupa dimana. Diagnose:
hasil inspekulo didapat fluor putih kekuningan a. keratosis seboroik: tumor jinak. Papul coklat-
berbau di liang vagina, terdapat flek, terdapat massa hitam, perabaan kenyal. Asalk dari hiperplasi
berbentuk bunga kol di mulut rahim,uji dengan ... epidermis
mulut rahim berwarna keputihan. Penyebab b. dermatitis seboroik
keputihan pada pasien ini: dx: condiloma akuminata c. psoriasis
a. HSV tipe 1 d. ptiriasis rosea: fenomena pohon cemara/baju
b. HPV renang (herald patch)
c. HIV e. eritroderma
d. HSV tipe 2 abg.
e. EBV abh. Pembahasan:
aay. keratosis seboroik: tumor jinak bersal dari
aaz. 333. Pasien perempuan 28 thn, hamil 7 bulan datang hiperplasi epidermis. Papul coklat-hitam,
dengan keluhan tumbuh pruntil-pruntil (vesikel) perabaan kenyal.
kemaluannya sejak 1 hari yang lalu. Pasien Eritroderma: eritem dis eluruh tubuh,
mengatakan baru pertama sakit seperti ini. Dari skauma (+). Etio: sistemik, alergi obat
pemeriksaan ditemukan vesikel, erosi dan krusta di ptiriasis rosea: fenomena pohon cemara/baju
labia mayor, labia minor dan dinding vagina sinistra. renang (herald patch)
Dari pemeriksaan Tzanck pada vesikel didapatkan abi.
banyak sel datia. Pengobatan yang tepat adalah: Dx abj. 337. Laki-laki 53 tahun mengeluhkan gatal-gatal di
herpes simplek tipe II punggung kaki sejak 5 tahun yll dan memberat dalam
a. Antibiotik oral 2 bulan ini. Dia seorang bankir yang sedang
b. Anti jamur oral mengalami masalah dalam pekerjaannya. Diagnosa:
c. Anti virus oral a. Dermatitis numularis
d. Anti septic Lokal b. Dermatitis atopi
e. Anti c. Dermatitis seborrhoik
aba. d. Dermatitis kronik
abb. 334. Laki-laki, 50 thn, datang dengan kulit terkelupas e. Neurodermatitis = liken simplek
dan menebal sejak 6 tahun lalu di punggung, perut, abk.
71
abl. 338. Seorang laki-laki usia 25 tahun, ditemukan b. Niklozomid
makula hipopigmentasi, bersisik, tidak gatal dan
tidak kebas di tubuh. Diagnosa: c. Mebendazol 1x 500 mg
a. Vitiligo: gatal, di jari2
b. Ptiriasis alba: panas, gatal, di wajah d. Dietilkarbamazin
c. Morbus Hansen, anestesi
d. Ptiriasis versikolor e. Metronodazol
e. Hipopigmentasi post inflamasi abt.
abm. abu. 343. Pasien datang dengan luka di kaki yang
abn. 339. Seorang anak laki-laki usia 8 tahun terdapat menghitam dengan anestesi, hipopigmentesi. Bakteri
krusta di kedua kaki. Anak ini senang bermain bola di penyebabnya adalah:
lapangan. Di bawah krusta tersebut terdapat luka a. M.Leprae
bernanah. Diagnosa: b. M.Tuberculosis
a. Ektima: etio streptococcus. Ec trauma c. N.Geneseiria
b. Impetigo bullosa d. Treponema Pallidum
c. Impetigo Buchart = folikulitis superfisialis e.
d. Impetigo vesikobullosa abv.
e. abw. 344. Pria 25 tahun, bercak kemerahan bersisik tebal
abo. sejak 2 tahun yang lalu, sering hilang timbul.
abp. 340. Pasien laki-laki mengeluh timbul bintik-bintik Keluhan timbul pada wajah; kulit kepala berambut,
putih dan kemerahan di seluruh wajah, sebagian di bokong, siku dan lutut. Keluhan membaik jika
antaranya bernanah. Terdapat papul eritem, komedo, diobati tapi kemudian timbul kembali. Obat apa yang
dan pustul > 30 buah. Apa tindakan paling tepat: paling tepat (topikal): dermatitis seboroik
a. Ektirpasi komedo a. Anti bakteri
b. Pantang makanan b. Anti virus
c. Cuci muka sesering mungkin c. Anti inflamasi
d. Isotretinoin oral dan topikal d. Anti jamur
e. Konsul ke spesialis kulit e. Anti histamin
abq. abx.
abr. 341. Seorang wanita mengeluh bibirnya tiba-tiba aby. 345. Seorang anak laki-laki usia 13 tahun dibawa ke
bengkak. Pasien sering mengalami sakit kepala dan dokter dengan keluhan gatal-gatal pada hampir
minum obat warung. Pasien sering mengalami seluruh tubuhnya sejak 2 minggu yang lalu, gatal
keluhan seperti ini setelah minum obat tersebut. dirasakan terutama di sela jari, pergelangan tangan,
Diagnosa: dan daerah pusat. gatal dirasakan terutama pada
a. kelosis malam hari, adek pasien juga mengalami keluhan
b. fixed drugs eruption (dd/ agioedema) yang sama. status dermatologis didapatkan rash
c. herpes simplek eritema, terowongan, papul dan vesikel di ujung
d. P.... dermatitis terowongan dan ekskoriasis. Apa organisme
e. stomatitis penyebab paling mungkin:
a. phsirus pubis
abs. 342. Wanita 35 thn mengeluhkan gatal-gatal pada b. dermatophagiodes
kaki yang berulang sejak 1 thn lalu. Pasien juga c. demodextoliculorum
mengatakan mudah lelah dlm beberapa bulan ini. d. sarcoptei scabies
Os bekerja sebagai pemetik kopi. PF dlm batas e. pediculus capitis
normal, konjungtiva anemis. DR Hb: 8 mg/dl, abz.
eosinofil meningkat. Pada pemeriksaan feses rutin aca. 346. Seorang laki-laki umur 28 tahun datang ke
ditemukan telur berbentuk oval berisi sel telur. Obat puskesmas dengan keluhan keluar nanah dari alat
yang paling tepat diberikan: vitalnya dan juga mengeluhkan nyeri saat kemih
ancilostomiosis( cacing tambang) yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Dari
a. Prazikuantel pemeriksaan fisik ditemukan eritema orificium

72
urethra. Dari pemeriksaan lab ditemukan diplococcus c. Myositis
gram negatif. Bagaimanakah pengobatannya: dx. GO d. Dermatitis kontak iritan
a. Amoxicillin e. Pyoderma
b. Eritromisin acd.
c. Ampicillin ace. 348. Seorang wanita 40 tahun datang ke RS dengan
d. Tiamfenikol keluhan gatal pada kedua lipat paha dan kemerahan
e. Ciprofloksasin selama 10 hari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
acb. eritema batas tegas, tepi lebih aktif dari tengah. Obat
acc. 347. Seorang anak berusia 13 tahun diantar ibunya topical yang diberikan adalah: T. cruris
ke puskesmas dengan keluhan gatal pada bokong dan a. Asam benzonat
sela jari sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan dirasakan b. Asam salisilat
sering pada malam hari. Teman di asrama juga c. Mikonazole
merasakan keluhan yang sama. Pada pemeriksaan d. Nistatin
fisik dijumpai eritematous, papula dan fistula. e. Natamisin
Diagnosis yang tepat: acf.
a. Scabies acg.
b. Dermatitis alergi ach.
aci.
acj.
ack. THT
acl.
acm.
acn. 349. Laki-laki, 21 thn, datang ke Puskesmas dgn acq.
keluhan nyeri menelan sejak 2 hari yll. Demam, sakit acr. 350. Wanita 17 tahun, kesulitan bernafas karena
saat membuka mulut, mulut bau, suara sengau. Dari tersedak makan bakso, pasien sadar dan sulit bicara.
px. fisik: trismus 2 cm, pembesaran tonsil kiri T4, Sudah dicoba untuk mengeluarkan bakso namun
kanan T2, detritus (+) pada tonsil. Uvula udema dan gagal. Penanganan selanjutnya:
terdorong ke kanan. Diagnosis: a. menelepon Rs terdekat
a. Difteri b. membawa ke IGD
b. Tonsilitis akut c. member nafas mouth to mouth
c. Tonsilitis kronis d. melakukan trakeostomi
d. Abses retrofaring e. melakukan torakotomi
e. Abses peritonsil acs.
aco. act. 351. Pasien umur 19 tahun datang ke puskesmas
acp. Pembahasan: dengan keluhan hidung tersumbat sejak 4 bulan yang
Difteri: ada pseudomembran lalu. Keluhan timbul setiap hari dan semakin
Tonsilitis kronis: ada kripta memberat. Kadang-kadang keluar cairan tidak
Abses retrofaring: anak < 5thn, Gjl: nyeri n berwarna dan tidak berbau. Dari pemeriksaan
rinoskopi anterior dijumpai massa putih mengkilap
susah nelan, demam, bs sesak nafas
dari meatus media. Diagnosa adalah:
Abses peritonsil: quinsi
a. polip nasi
o GK: sm sprt tnda tonsillitis akut,
b. abses nasi
odinofagia, otalgia, muntah, foeter ex ore,
c. rhinitis allergika
hipersalivasi, rinolalia, trismus,
d. rhinitis vasomotor
pembengkakan kel.submandibula n nyeri
e. sinusitis maxillaries akut
tekan
acu.
o PF: palatum mole bengkak, nonjol ke
acv. 352. Seorang pasien wanita 50 tahun datang dengan
depan, fluktuasi (+), uvula bengkak, pembesaran di bagian leher, semula kecil dan
terdorong ke kontralateral, tonsil bengkak, kemudian membesar secara cepat. dari hasil
hiperemis n detritus (+)

73
pemeriksaan ternyata suatu keganasan. Keganasan b. Tampon bellog 5 hari
yang paling sering dijumpai adalah: c. Tampon anterior dan posterior
a. Adenoma folikularis, sering usia 40-50 thn d. Tampon anterior 2 hari (1-2 hari)
b. Adenokarsinoma papilaris e. Tampon anterior 5 hari
c. Adenokarsinoma medularis adg. Tampon post (2-3 hari)
d. Keganasan anaplastik adh.
e. Penyakit hasimoto, plg sering pd anak2 adi. 357. Wanita 6 tahun mengalami penurunan
acw. pendengaran selama 2 hari pada telinga kanan.
acx. 353. Laki-laki, muda, keluar cairan dari telinga Telinga seperti kemasukan air. PF: kanan MT
kiri, berbau, sejak 5 thn, selama 2 bulan (ntah 2 intak, bayangan cairan bening dan terdapat
mmg). keluhan semakin memberat, mata kiri tdk gelembung air. Kiri normal. Diagnosa :
bisa menutup, penatalaksaannya:dx: OMSK tipe a. OMSK stadium hiperemis
maligna b. OMSK stadium presupurasi
a. jangan mengorek2 telinga c. OMSK stadium supurasi
b. ear toilet d. OMSK stadium resolusi
c. mastoidektomi e. Otitis media efusi
d. miringotomi adj.
e. kasih AB adk. 358. Pasien 2 bulan datang dengan keluhan sering
acy. tersedak, napas bersuara, berubah sesuai posisi,
acz. 354. Seorang bayi laki-laki berusia 2 bulan dibawa ibunya bilang keluhan ini sudah di alami sejak lahir.
ibunya ke poliklinik karena keluhan tersedak selalu a. Laringomalasia
waktu minum yang dirasakan sejak lahir. Dan pada b. Spasme laring
saat tidur dijumpai adanya stidor inspiratoir, dan c. Laringotrakeo..
menghilang dengan merubah posisi bayi menjadi d. Laringitis akut
miring. Diagnosis: e.
a. Laryngitis adl.
b. Laringomalasia adm. 359. Pasien datang dengan keluhan sering pilek dan
c. . beringus terutama di pagi hari, hidung juga
d. . tersumbat secara bergantian. diagnosanya adalah:
e. . a. influenza
ada. b. rhinitis alergi
adb. Pembahasan: kurang berkembangnya cartilago c. rhinitis..
yg menyokong sruktur glottis. GK: stridor d. rhinitis vasomotor
inspiratori, memberat jk terlentang e. rhinitis..
adc. adn.
add. 355. Wanita,18 thn datang dengan keluhan gangguan ado. 360. Pasien laki-laki datang dengan keluhan keluar
pendengaran disertai keluar cairan dari telinga kanan cairan dari hidung sejak 5 hari yang lalu, hidung
berwarna dan berbau busuk. Pemeriksaan untuk tersumbat. Pemeriksaan penunjang apa yang perlu
menegakkan Dx adalah: dx OMSK dilakukan: dx; sinusitis
a. CT scan a. MRI
b. MRI b. Foto kepala posisi waters
c. nuclear imaging c. CT-Scan kepala
d. Foto rongen (gmbran honey comb app) d. Foto kepala AP/Lat
e. USG adp.
ade. adq. Pembahasan:
adf. 356. Laki-laki 17 tahun datang ke IGD RS post KLL Waters: liat sinus maxilla, frontal n etmoid;
dengan perdarahan dari hidung. Pada pemeriksaan Cadwell: liat frontalis aja;
didapatkan hidung tampak edema dan hiperemis. Lateral: etmoidalis, frontal n spenoid
Pada mukosa dijumpai hiperemis dan perdarahan adr.
masih terjadi. Terapi yang diberikan adalah : ads. 361. Seorang anak usia 5 tahun datang dengan
a. Tampon bellog 2 hari keluhan nyeri telinga kanan sejak 2 hari yang lalu,
74
tidak mau makan dan rewel, pasien juga mengeluh adu. Pembahasan:
demam dan flu sejak 5 hari terakhir. Nadi 100 Stadium Oklusi Tuba: MT retraksi/N/keruh
x/menit, RR 22x/menit, Tempratur 37,2. Dari Stadium Presupurasi: MT hiperemis, udem,
pemeriksaan otoskopi tampak bengkak dan secret eksudat serous
hiperemis. Stadium otitis media: Stadium Supurasi: MT bulging, eksudat
a. Stadium Oklusi Tuba purulen, nyeri, nadi n suhu meningkat, th:
b. Stadium Presupurasi miringotomi di post inf
c. Stadium Supurasi
Stadium Perforasi: demam . Nyeri (-)
d. Stadium Perforasi
Stadium Resolusi: penyembuhan
e. Stadium Resolusi
adt. - adv.
adw.
adx. Selamat Belajar Semoga Sukses-
ady. adz.

75

Anda mungkin juga menyukai