Anda di halaman 1dari 43

Beberapa istilah yang sering digunakan dalam aktivitas penambangan :

Land clearing
Membersihkan lahan dari pohon dan tanaman
Stripping
Mengupas material sampai ke elevasi tertentu
Ripping
Menggaruk untuk menggemburkan atau menghancurkan material
Dozing
Mendorong material ke suatu tempat

Spreading
Menyebarkan material, biasanya di tempat pembuangan
Scrapping
Membuang lapisan lumpur atau material lengket terutama sehabis hujan
Loading stock
Memuat material yang berasal dari timbunan
Loading ripping
Memuat material yang merupakan hasil garuan
Loading langsung
Memuat material yang masih berada di tempat dan dalam kondisi aslinya, bukan material hasil penggaruan,
peledakan maupun timbunan

Loading mud
Memuat material lumpur
Coal cleaning
Membersihkan lapisan batubara dari kotoran
Sloping
Pekerjaan membentuk lereng (biasanya dilakukan excavator)
Repair road
Memperbaiki jalan yang rusak, misalnya terkena longsoran
Maintenance road
Perawatan jalan dengan menambahkan atau mengurangi material yang membuat jalan tidak rata atau
kegiatan menyapu jalan dengan motor grader
General Activities
Pekerjaan yang harus dilakukan diluar alur pekerjaan produksi, contohnya membuat saluran air dan
mengangkat pipa
Traveling
Unit berpindah lokasi misalnya karena berpindah jenis dan tempat pekerjaan
Hauling material
Unit mengangkut material dari satu tempat ke tempat lain ( contoh coal hauling )
Coal getting
Pekerjaan mengeluarkan batubara dari tempat aslinya
Blending
Pekerjaan mencampur material hasil tambang dari dua atau lebih kualitas tertentu sehingga sehingga
diperoleh hasil campuran sesuai dengan kualitas yang diinginkan
Barging
Pekerjaan memuat hasil tambang (batubara/ore) ke tongkang
Dewatering
Usaha untuk mengantisipasi dan mengatasi gangguan air masuk ke tempat kerja/tambang
Reclamation
Memperbaiki kondisi lahan bekas penambangan, mulai dari penimbunan kembali sampai tahap revegetasi.
Community Development
Usaha membantu pemberdayaan/meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar lokasi penambangan
Construction
Pembangunan sarana untuk memperlancar pekerjaan
Top soil
Lapisan tanah pucuk / tanah atas ( 25 cm dari permukaan tanah )
Subsoil
Lapisan tanah dibawah tanah pucuk yang mengandung sedikit bahan organik
( antara 0,5 m 1,25m dari permukaan tanah )
Overburden
Material penutup di atas lapisan batubara
Interburden
Lapisan material yang terletak di antara dua lapisan batubara
Parting
Material sisipan yang terdapat di dalam lapisan batubara
Mud
Material lumpur atau material yang telah menjadi lumpur
Waste
Material penutup (seperti overburden) pada tambang bijih
Consentrate
Hasil proses pengolahan dari ore menjadi bahan dengan kandungan mineral berharga yang lebih tinggi
Seam
Lapisan batubara
Disposal
Lokasi penumpukan atau pembuangan material overburden / lapisan tanah penutup
Konservasi
Usaha untuk memperbaiki ( memullihkan ), meningkatkan dan mempertahankan kondisi lahan atau tanah agar
dapat berfungsi secara optimal, baik sebagai unsur produksi, media pengatur tata air maupun sebagai unsur
perlindungan alam dan lingkungan
Erosi
Proses pengikisan / penghancuran agregat tanah atau batuan, kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh
media pengangkut seperti air, angin atau karena grafitasi.
Settling pond
Kolam yang dibuat sedemikian rupa yang berfungsi sebagai area pengendapan dan netralisasi terhadap air
yang muncul akibat proses penambangan
Acid Mine Drainage (air asam tambang)
Air asam yang muncul akibat proses penambangan, biasanya berwarna kuning karat ( pH 1 - 5,5 )
Utilisasi
Angka persentase yang menunjukkan berapa banyak waktu yang dipergunakan untuk bekerja langsung oleh
unit dibandingkan dengan jam kerja yang tersedia

Mechanical Availability
Angka persentase yang menunjukkan berapa banyak waktu suatu unit dalam kondisi layak/siap operasi secara
mekanis dibandingkan dengan total jam yang tersedia.

Productivity
Angka persentase yang menunjukkan pembagian antara jumlah produksi terhadap waktu yang digunakan

Attainment

Angka persentase yang menunjukkan berapa banyak produksi yang tercapai dibandingkan dengan yang
direncanakan

Prosedur Perawatan Jalan ( Road Maintenance )

TUJUAN
1. Memaksimalkan umur jalan dengan kondisi baik sehingga menjamin kelancaran operasi hauling / pengangkutan.
2. Secara teknis membuat kondisi jalan angkut batubara aman untuk digunakan
3. Sebagai pedoman dalam melaksanakan perawatan jalan angkut batubara dari Crushing Plant sampai ke loading
point

SPESIFIKASI TEKNIS

1. Panjang jalan dari


a. Pit / loading point sampai dengan stockpile ROM = km
b. Jalan masuk tambang sampai pit = km
c. Jalan dari pit ke disposal = km
d. Jalan ke akses lokasi yang lain dalam tambang = km

2. Lebar jalan
a. Lebar perkerasan = m.
b. Lebar bahu jalan = m.

3. Konstruksi jalan
a. Tanah dasar (Sub Grade)
Merupakan tanah asli atau tanah timbunan yang dipadatkan dengan pemadatan maksimum.
b. Lapis Pondasi (Base Course)
Merupakan Konglomerat hasil ripping dengan ukuran tertentu dan dicampur dengan sandy gravel dengan
perbandingan volume tertentu,dengan ketebalan 25 cm.
c. Lapis atas/permukaan (Surface Course)
Merupakan limestone hasil ripping dengan ukuran tertentu dan dicampur dengan sandy gravel dengan
perbandingan volume tertentu, dengan ketebalan 20 cm.

4. Design kecepatan = ... km / jam.


5. Superelevasi max = .... %.
6. Alignment vertical = Kemiringan verikal jalan, dinyatakan dlm persen (design .... %)
7. Alignment horisontal = Cyrcle pada tikungan-tikungan.
8. Drainage = Saluran kiri/kanan jalan atau yang terletak diantara bench wall dan
tebing atau badan jalan dengan bench wall.
9. Jembatan :
- Panjang = ... m
- Lebar = ... m
- Kelas jembatan = Kelas ...
- Maximum beban gandar = . ton

PROSEDUR KERJA
1. Pelapisan Ulang ( Re-surface )
a. Pelapisan kembali surface course dengan ketebalan 10 cm padat, pada ruas / badan jalan yang
mana surface course sudah sangat tipis, dengan menggunakan material yang sesuai, diambil dari
lokasi terdekat ( tambang ).
b. Re-surface dilaksanakan bilamana :
Agregat 3/5 cm dan 5/7 cm terlihat jelas dan menunjukan akan terbongkar.
Badan jalan yang bergelombang / keriting (baik arah memanjang atau melintang)
c. Sistem pelaksanaan, dilakukan secara seleksi dari daerah ruas jalan yang telah ditentukan. dengan
waktu yang ditargetkan tertentu.
d. Re-surface tidak boleh dilakukan pada saat hujan
e. Alur kerja re-surface
1) Penyeleksian & penumpukan material : Excavator
2) Pengangkutan material ke lokasi perbaikan : Excavator & DT
3) Penghamparan dan cutting : Motor Grader / Dozer
4) Pemadatan : Compactor
5) Penyiraman ( bila terlalu kering ) : Water Truck
6) Grading : Motor Grader

2. Perataan Ulang ( Grading )


a. Perataan kembali dengan grader pada badan jalan yang berlombang, keriting dengan
memanfaatkan material yang terhambur/tersisih pada kiri/kanan jalan atau dengan mengikis dengan
pengikisan maksimal 5 cm.
b. Sistim pelaksanaan, seleksi dari area kerja yang telah ditentukan.
c. Grading harus dilaksanakan setiap hari secara reguler dengan target minimal 7 km/hari/group unit
perawatan jalan. Lihat alur kerja Grading.
d. Grading pada bahu jalan harus dibuat sedemikian rupa sehingga maksimum grade bahu jalan
adalah 6% atau beda tinggi kedua sisi bahu jalan maksimum adalah 10 cm
e. Grading dibawah curahan "truck loader" harus dilakukan setiap akhir shift dan menjelang istirahat.
f. Alur kerja Grading
1) Penyiraman : Water Truck
2) Grading : Gradder
3) Pemadatan : Compactor
4) Penyiraman : Water Truck
5) Gradding : Gradder
Bila kondisi hujan maka item 1, 4, dan 5 tidak perlu dilakukan

3. Pemadatan
a. Untuk aktivitas pemadatan, minimal alat yang harus disediakan adalah ... unit compactor dengan aktivitas
kerja mengikuti re-surface dan atau grading.
b. Minimal banyaknya lintasan pada setiap pemadatan adalah 3 x lintasan
c. Kecepatan unit compactor saat melakukan pemadatan pada setiap setiap lintasan adalah 1.5 km/jam.

4. Penyiraman
a. Kondisi jalan hauling harus tetap lembab dan tidak berdebu baik siang maupun malam hari.
b. Untuk menjaga kelembaban jalan dan mengurangi konsentrasi debu terbang, digunakan water truck untuk
penyiraman.
c. Jam kerja water truck harus mengikuti jam kerja unit hauling (kecuali hari hujan). Untuk operasi malam
bisa sampai jam 22.00 saja.
d. Unit yang harus disiapkan :
1) ... unit water truck, tingkat Reliability min 85% (tidak termasuk hari hujan)
2) ... unit stasion pengisian air
3) Penyiraman pada setiap area jalan harus dilakukan minimal ... x Penyiraman pada tiap shift baik siang
maupun malam, kecuali hari hujan.

5. Drainage
a. Bagian kiri dan kanan jalan harus memiliki saluran air (parit) yang selalu terjaga agar tidak tersumbat.
b. Gorong-gorong yang telah disediakan harus dipastikan dalam kondisi tidak tersumbat.
c. Untuk menunjang pekerjaan tersebut kontractor harus menyediakan 1 unit Backhoe atau Whell Excavator
sekelas PC 200.
d. Genangan air yang terbentuk di kiri kanan jalan harus segera dibuatkan aliran ke arah yang ditentukan
kemudian.
e. Gorong-gorong:
Diameter gorong-gorong bervariasi ; 1,00 m. 1,60 m dan 2,25 m. Jenis dan type gorong-gorong dipilih berdasarkan
keberadaan material, biaya dan kekuatannya.
Pada kiri / kanan gorong-gorong dipasang wing wall dan dibuat bak penampung lumpur sesuai dengan keadaan
lokasi gorong-gorong.

6. Jembatan Beton ( Girder )


a. Kondisi lantai jembatan harus tetap terjaga dengan baik, sehingga tidak terdapat material bekas grading
atau resurface yang menyebabkan permukaan lantai jembatan bergelombang, atau yang dapat
menimbulkan beban kejut akibat lalu-lintas yang melewatinya.
b. Ruang diantara beton oprit jembatan dan Gilder jembatan harus bersih dari tanah maupun material lain.
c. Pembersihan jembatan dilakukan secara berkala setiap minggu satu kali untuk setiap jembatan, atau pada
kondisi tertentu sesuai instruksi.
d. Drainage di sekitar jembatan harus terjaga dengan baik sehingga dapat menghindari erosi yang dapat
mengakibatkan longsor pada konkrit oprit maupun wingwall jembatan.
e. Besi pembatas (railing) jembatan harus selalu bersih dari tanah, untuk mengurangi tingkat korosif yang
terjadi.

7. Patok dan Rambu


a. Keberadaan jumlah patok dan rambu jalan harus selalu terjaga.
b. Perawatan patok dan rambu dilakukan secara berkala dalam setiap bulannya sehingga kondisi patok dan
rambu tetap dalam kondisi standard.
c. Bilamana diperlukan diharapkan menambah pada daerah yang dianggap rawan, ataupun mengganti
patok-patok yang sudah tidak memenuhi standard.

Standard Patok :
Patok harus berdiri tegak baik di atas tanggul atau di sisi luar bahu jalan
Pada jalan lurus jarak antar patok adalah 100 meter.
Pada daerah tikungan jarak antar patok dirapatkan sesuai kebutuhan maximum jarak antar patok di
daerah belokan adalah 30 meter.
Scotch light ditempelkan pada 5 cm dari ujung bagian atas patok serah jalan dan dapat terlihat oleh
pengemudi.
Warna scotch light pada patok sebelah kiri jalan adalah kuning, sebelah kanan jalan adalah merah
Ukuran Scotch light adalah 10 cm x 5 cm.
Tinggi patok adalah 1.5 meter dari as jalan dan patok di cat beruas-ruas dengan warna hitam dan putih.
Jumlah minimal patok dari Crushing Plant sampai Stockpile makaria adalah .... buah, dari Stockpile
Makaria sampai simpang Petai adalah ... buah
Patok harus bebas dari lindungan pohon, debu dan material lain yang dapat mengakibatkan patok
tertutupi.

Standard Rambu :
Rambu ditempatkan daerah-daerah tertentu yang akan ditetapkan kemudian sesuai kebutuhan.
Rambu harus berdiri tegak baik di atas tanggul maupun di atas tanah.
Warna dan Ukuran Rambu harus sesuai standard rambu yang dikeluarkan oleh DLLAJR.
Cat pada rambu menggunakan cat pantul ( scotbrite )
Cat rambu yang sudah buram harus segera dikondisikan ulang.
Rambu harus bebas dari lindungan pohon, debu dan material lain yang dapat mengakibatkan rambu
tertutupi.

8. Tanggul ( Safety Berm )


Perawatan pada tanggul harus selalu dilakukan dan bilamana diperlukan harus membuat tanggul baru
pada sta / km yang dianggap rawan terutama bagian tikungan jalan dan jalan yang berbatasan dengan
jurang.

Standard Tanggul :
Tinggi minimal adalah setinggi setengah ban kendaraan terbesar yang beroperasi.
Pada beberapa tempat terutama ditikungan tajam, dan disampingnya jurang bisa dipasangi patok ( cat
beruas-ruas hitam dan putih ) setiap 5 meter.
Lebar dasar tanggul minimal 50 cm.
Tanggul ditempatkan 1.5 m dari badan jalan atau dibatas luar bahu jalan
Tanggul dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menghambat material lapisan atas ( surface course )
terbawa aliran air.
Untuk tanggul-tanggul yang permanen, untuk lebih memperkuat dan sebagai bagian dari penghijauan,
bisa ditanami pohon-pohon.

9. Pelaporan
Laporan untuk aktivitas road maintenance dan unit road maintenance yang meliputi:
a. Laporan rencana kerja mingguan dan realisasi kerja mingguan harus dibuat dan diserahkan pada hari
pertama minggu berikutnya.
b. Laporan rencana kerja bulanan dan realisasi kerja bulanan harus dibuat dan diserahkan setiap tanggal 5
bulan berikutnya.
c. Laporan Inventarisasi rambu, dan patok harus dilaporkan setiap bulannya.
d. Rencana dan realisasi penambahan atau perubahan pada patok, rambu, tanggul dan gorong-gorong
harus di laporkan secara tertulis dan dicatat dalam daftar inventarisasi.
e. Tingkat ketersedian unit road maintenance harus dilaporkan setiap minggu dan bulannya bersamaan
dengan laporan mingguan dan bulanan lainnya.
f. Format laporan dengan menggunakan format yang telah disepakati, diisi dengan lengkap dan jelas.

10. Lain-lain
a. Penebangan terhadap pohon-pohon yang rimbun sehingga gelap karena menutupi sinar matahari, ini bisa
menyebabkan badan jalan apabila terkena air hujan lama mengeringnya, sehingga akan cepat rusak.
b. Pembersihan area bahu dan jalan, patok, rambu dan tanggul dari tanaman rambat liar harus dilakukan
secara berkala.
c. Apabila sedang melakukan aktivitas perawatan jalan, diharuskan memasang rambu-rambu peringatan
yang sesuai dengan standard.
d. Rambu peringatan dipasang berjarak 50 meter dari tempat pelaksanaan pekerjaan.
e. Apabila dilakukan penambahan dan atau revisi pada isi SOP ini baik sebagian maupun seluruhnya maka
SOP akan disyahkan kembali oleh pejabat yang berwenang.

Penampang Jalan (Gambar tidak skala)


1. Jalan Datar
2. Tikungan ke kanan
3. Tikungan ke kiri
Prosedur Parkir di Area Tambang

PROSEDUR PARKIR
Parkir kendaraan berat, alat gali/muat, alat angkut dan kendaraan ringan di area tambang mempunyai resiko
kecelakaan terhadap manusia sekitar alat maupun kerusakan pada alat yang diakibatkan oleh benturan/tabrakan
ketika keluar dari perparkiran ataupun akibat kendaraan meluncur tanpa pengemudi.
Kecelakaan yang berkaitan dengan perpakiran di area tambang sering terjadi karena :

1. Pengemudi tergesa-gesa memundurkan kendaraanya keluar dari perparkiran tanpa memeriksa sekelilingnya.
2. Situasi di belakang kendaraannya sering berubah karena ada orang lain atau kendaraan lain yang lewat atau
berhenti di belakangnya.
3. Terbatasnya pandangan operator pada saat bergerak mundur.
2. Kendaraan mekanik yang melayani perbaikan alat berat tertabrak atau tersenggol kendaraan yang mundur, dan
3. Ruas jalan yang terbatas dan situasi yang sering berdebu.
Untuk menghindari kecelakaan akibat pergerakan kendaraan di daerah parkir maka perlu dibuatkan standar parkir
untuk kendaraan ringan dan kendaraan berat di area tambang.
Standar ini menentukan pedoman untuk prosedur parkir kendaraan di area tambang. Standar ini terdiri atas ruang
lingkup, istilah dan definisi, dan prosedur parkir kendaraan di area tambang.

Beberapa istilah dan definisi yang sering dipakai di tambang :

kendaraan ringan ( Light Vehicle )


kendaraan kecil yang dipakai pengawas operasi lapangan, atau pekerja lain seperti surveyor, mekanik, dan
lain-lain yang sering dioperasikan di permuka kerja
kendaraan berat ( Heavy Equipment )
alat pemindah tanah (bulldozer, shovel, dragline, scrapper, dan bucket wheel excavator) dan kendaraan/truk
pengangkut, grader dan lain-lain yang dioperasikan untuk menunjang kegiatan penambangan
truk servis ( Service Truck )
truk yang dilengkapi dengan perlatan perawatan/sevis seperti bak pelumas, pompa, kompresor atau peralatan
perawatan lain untuk melayani perawatan/perbaikan peralatan di tambang
truk bahan bakar ( Fuel Truck )
truk yang dilengkapi dengan tangki bahan bakar untuk melayani pengisian bahan bakar ke alat yang beroperasi di
tambang
parkir maju ( Drive Through )
parkir dengan posisi yang memungkinkan kendaraan bergerak ke luar daerah parkir dengan tidak harus bergerak
mundur tetapi langsung maju
parkir mundur
parkir yang dimulai dengan memundurkan kendaraan sehingga bagian belakang menyentuh pemberhenti (stopper)
yang dipasang di tempat parkir permanen berupa balok atau tanggul kecil sebagai patokan untuk berhenti
pemberhenti ( stopper )
Palang/balok atau tanggul yang dipasang pada tempat parkir sebagai batas berhentinya ban belakang jika
kendaraan diparkir
cekungan penghalang bergerak
permukaan pelataran parkir yang dibuat cekung (spoon drains/safety riils) sehingga roda kendaraan bagian
depan/belakang berada pada cekungan agar tidak mudah bergerak tanpa dikemudikan.

Prosedur parkir :
Parkir kendaraan ringan di PKrmuka kerja ( Front )
1. Kendaraan ringan diparkir pada jarak minimal 30 meter dari alat gali/muat yang sedang beroperasi dan di luar jalur
keluar masuk alat angkut.
2. Kendaraan ringan diparkir dengan jarak minimal 1 kali tinggi tebing.
3. Kendaraan ringan diparkir menghadap pada posisi kabin operator alat gali/muat yang memungkinkan posisi
kendaraan dapat terlihat oleh operator alat gali/muat.
4. Kendaraan ringan diparkir dengan posisi bergerak maju pada saat keluar.
5. Klakson kendaraan ringan harus dibunyikan sebelum bergerak maju atau mundur di area parkir.
6. Rem parkir kendaraan ringan diaktifkan, mesin dimatikan, dan persneling dimasukkan pada gigi rendah (low gear).
7. Lampu putar (rotary lamp), lampu kilat (flash lamp) atau lampu tanda bahaya (hazard lamp) kendaraan ringan tetap
dinyalakan pada saat diparkir.

Parkir alat angkut di Permuka Kerja ( Front )


1. Alat angkut/truk diparkirkan pada tempat yang dikhususkan untuk parkir.
2. Sebelum bergerak maju atau mundur klakson alat angkut/truk harus dibunyikan.
3. Pada saat parkir, alat angkut diposisikan ban depan atau ban belakang berada pada cekungan (spoom drains/safety
riils) yang tersedia.
4. Pada saat diparkir, alat angkut/truk diposisikan siap maju, (drive through parking) atau parkir mundur dengan posisi
ban belakang merapat ke tanggul atau balok yang berfungsi sebagai patokan pemberhenti (stopper).
5. Rem parkir alat angkut / truk diaktifkan, mesin dimatikan, dan persneling dimasukkan pada gigi rendah (low gear).

Parkir truk servis dan truk bahan bakar di Permuka Kerja ( Front )
1. Truk servis dan truk bahan bakar diparkir pada posisi yang terlihat oleh operator alat berat yang akan dilayani.
2. Sebelum bergerak maju atau mundur klakson truk servis dan truk bahan bakar harus dibunyikan.
3. Rem parkir truk servis dan truk bahan bakar diaktifkan, mesin dimatikan, dan persneling dimasukkan pada gigi
rendah (low gear).
4. Lampu putar (rotary lamp), lampu kilat (flash lamp) atau lampu tanda bahaya (hazard lamp) truk servis dan truk
bahan bakar tetap dinyalakan pada saat diparkir.

Parkir grader atau alat berat lainnya


1. Grader dan alat berat lainnya diparkir pada tempat aman dengan jarak minimal 1 kali tinggi tebing dan tidak
mengganggu lalu lintas.
2. Sebelum bergerak maju atau mundur klakson grader dan alat berat lainnya supaya dibunyikan
3. Blade/bucket/ripper supaya diturunkan pada saat grader dan alat berat lainnya diparkir

Parkir kendaraan ringan atau kendaraan berat di jalan tambang


Kendaraan ringan atau kendaraan berat dilarang parkir di jalan pengangkutan tambang dan jika terpaksa parkir
maka harus mengikuti prosedur berikut.
1. Kendaraan supaya diparkir pada lokasi yang aman agar tidak mengganggu lalu lintas.
2. Rem parkir kendaraan diaktifkan, mesin dimatikan, dan persneling dimasukkan pada gigi rendah (low gear).
3. Lampu putar (rotary lamp), lampu kilat (flash lamp) atau lampu tanda bahaya (hazard lamp) kendaraan tetap
dinyalakan pada saat diparkir.
4. Ban depan supaya diarahkan ke tanggul/tebing jika parkir pada jalan tanjakan/jalan turunan dan ganjal dipasang.
5. Rambu segitiga pengaman supaya dipasang apabila kendaraan yang diparkir mengalami kerusakan.

MEMAHAMI MEDAN KERJA DAN SIFAT FISIK MATERIAL

Material yang berada dipermukaan bumi ini sangat beraneka ragam, baik jenis,
bentuk dan lain sebagainya. Oleh karenanya alat yang digunakan memindahkanpun
beraneka ragam pula., Yang dimaksud dengan material dalam pekerjaan
pemindahan tanah (earth moving), meliputi tanah,batuan, vegetasi (pohon, semak
belukar dan alang-alang). Sifat phisik yang harus dihadapi alat berat akan
berpengaruh besar terutama dalam hal :
1. menentukan jenis alat yang digunakan dan taksiran produksi atau kapasitas
produksinya.
2. Perhitungan volume pekerjaan
3. Kemampuan kerja alat pada kondisi material yang ada.

Jadi dengan tidak sesuainya alat dengan kondisi material, akan menimbulkan
kesulitan berupa tidak efisiensinya alat berat, yang otomatis akan menimbulkan
kerugian karena banyaknya waktu yang terbuang (loss time).
Baberapa sifat phisik material dan kondisi medan kerja yang penting untuk
siperhatikan dalam pekerjaan pemindahan tanah adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan Material
2. Berat Material
3. Bentuk Material
4. Kohesivitas Material
5. Kekerasan Material Daya Dukung Tanah

Pengembangan Material

Yang dimaksud dengan pengembangan material adalah perubahan berupa


penambahan atau pengurangan material/tanah yang diganggu dari bentuk aslinya.
Dari faktor tersebut kondisi material dibagi dalam tiga bagian. Seperti pada gambar
1 berikut ini :

GAMBAR 1

a) Keadaan asli (Bank condition)


Keadaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan teknologi
dinamakan keadaan asli (Bank). Dalam keadaan seperti ini, butiran-butiran yang
dikandungnya masih terkonsilidasi dengan baik. Satian volume material dalam
kondisi asli disebut meter kubik dalam keadaan asli (Bank Cubic Meter atau BCM)
b) Keadaan gembur (loose condition)
Material yang telah digali dari tempat asalnya, akan mengalami perubahan volume,
yaitu mengembang. Hal ini disebabkan adanya penambahan rongga-rongga udara
pada butiran-butiran tanah. Dengan demikian volumenya bertambah besar. Satuan
volume material dalam kondisi gembur umumnya disebut meter kubik dalam
keadaan gembur (Loose Cubic Meter atau LCM)

c) Keadaan padat (Compact condition)


Keadaan ini akan dialami oleh material yang mengalami proses pemadatan
(pemampatan). Perubahan volume terjadi, karena adanya penyusutan rongga udara
diantara partikel-partikel material tersebut. Dengan demikian volumenya berkurang,
sedangkan beratnya tetap. Satuan material dalam kondisi padat disebut meter
kubik dalam keadaan padat (Compact Cubic Meter atau CCM).

Dalam perhitungan produksi, material yang didorong/digusur dengan blade, yang


dimuat dengan bucket atau vessel, kemudian ditebar adalah dalam kondisi gembur.
Untuk menghitung volume tanah sudah diganggu dari bentuk aslinya, dengan
melakukan penggalian material tersebut, atau melakukan pemadatan dari material
yang sudah gembur menjadi padat, perlu dikalikan dengan faktor yang disebut
faktor konversi.
Contoh 1 : bila 300 BCM (Bank Cubic Meter) tanah biasa asli digali sehingga menjadi gembur, maka berapa
volumenya sekarang ?

Jawab : Dari tabel faktor konversi, disapat data, bahwa tanah berpasir, faktor konversi dari asli ke gembur
adalah 1.25, maka volume sekarang menjadi,

volume gembur = Volume asli x faktor

= 300 x 1.25

= 375 LCM (Loose Cubic Meter)


Contoh 2 : Ada 400 LCM tanah berpasir dalam keadaan gembur. Apabila kemudian tanah ini dipadatkan
dengan compactor, maka berapakah volume sekarang :

Jawab : Kembali lihat tabel. Kemudian akan diperoleh faktor konversi tanah berpasir dari gembur
kepadat 0.72, maka :

Volume padat = volume gembur x faktor

= 400 x 0.72

= 288 CCM (Compacted Cubik Meter)

Berat Material
Berat adalah sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan suatu alat berat
untuk melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat, mengangkut dan lain-
lain, akan dipengaruhi oleh berat material tersebut. Seperti yang di alami oleh alat
pada gambar 2, dibawah ini :
Waktu mengangkut tanah dengan berat 1.5 ton/m3, alat bekerja dengan baik. Tetapi
pada saat mengangkut tanah dengan berat 1.8 ton/m3, ternyata alat angkut
mengalami beban berat sehingga unit terlihat berat untuk menggelinding.

Bentuk Material
Faktor ini harus dipahami, karena akan berpengaruh terhadap banyak sedikitnya
material tersebutdapat menempati suatu ruangan tertentu. Mengingat material
yang kondisi butirannya kecil, kemungkinan isi dapat sama (senilai) dengan volume
ruangan yang ditempatinya. Sedangkan material yang berbongkah-bongkah akan
lebih kecil dari nilai volume ruangan yang ditempati.
Oleh karena itu, material jenis ini akan berbentuk rongga-rongga udara yang
memakan sebagian isi ruangan. Beberapa material yang mampu ditampung oleh
suatu ruangan dapat di hitung dengan caramengoreksi ruangan tersebut dengan
suatu faktor yang disebut faktor muat :Bucket Factor atau Pay Load Factor.

Kohesivitas Material

Yang disebut kohesivitas material adalah daya lekat atau kemampuan saling
mengikat diantara butir-butir material itu sendiri.

Material dengan kohesivitas tinggi akan mudah menggunung. Jadi apabila material
itu berada pada suatu tempat, akan mujung. Volume material yang menempati
ruangan ini ada kemungkinan bisa melebihi volume ruangannya. Umpamanya tanah
liat. Sedangkan material yang kohesivitas yang kurang baik, misalnya pasir, apabila
menempati suatu ruangan akan sukar menggunung. Melainkan cenderung
peres/rata (struck).

Kekerasan Material.
Material yang keras akan lebih sukar untuk di koyak, di gali atau di kupas oleh alat
berat. Hal ini akan menurunkan produktivitas alat tersebut. Material yang tergolong
keras adalah obat-batuan.
Aplikasi alat berat yang paling umum untuk material batu-batuan ialah :
pembongkaran batu dengan cara ripping. Oleh karena itu sebelum menentukan alat
berat yang akan digunakan meripping batuan, terlebih dahulu di tentukan tingkat
appabilitasnya.

Metode untuk menentukan rippabilitas :

A. Mengklasifikasi jenis dan tekstur batuan.

Batuan sedimen

1. Berbentuk lapisan-lapisan

2. Semakin tipis lapisan semakin mudah di ripping

3. Contoh : Sand stone, limestone, shale, konglomerate.

Batuan Beku

1. Tidak membentuk perlapisan

2. Relatif sulit untuk di ripping

3. Contoh : Granite, basalt, andesite, dll.

Batuan Metamorfik

1. Berbeda-beda rippabilitasnya tergantung pada : tebal perlapisan dan


kekuatan ikatan kristalnya

2. Contoh : Gneiss, schist, kwarsit, dll.

Tingkat rippabilitas batuan ditentukan oleh :

Tingkat pelapukan batuan

Kekuatan ikatan kristal batuan

Mudah di ripping :
1. Ada fault atau patahan

2. Tingkat pelapukan tinggi

3. Kristalnya mudah lepas.

4. Memiliki banyak lapisan tipis.

5. Memiliki retakan yang besar.

6. Mengalami perembesan oleh air

7. Memiliki pperlapisan vertikal.

Sulit di ripping

1. Memiliki partikel-partikel kecil yang padat

2. Memiliki cukup kadar air untuk memadatkan permukaan batu.

3. Tidak ada retakan

4. Masif dan homogenikatan kristalnya yang kuat.

B. Penentuan dengan pengujian di laboratorium.

Dilakukan dengan cara uji kompresi dan kekerasan contoh batuan.

Hasilnya lebih tinggi dari keadaan sebenarnya, karena : mengabaikan faktor-


faktor yang ada di lapangan.

C. Penentuan dengan pengujian di lokasi / lapangan.


Metoda :

Pengujian cepat rambat gelombang (seismic wave velocity/rippermeter test).

Pengujian hambatan listrik

Pengujian mekanis di lapangan.

Yang praktis dan paling sering di gunakan adalah :pengukuran cepat rambat
gelombang seismik (seismic wave velocity test).
Secara sederhana gambaran seismik wave velocity test dilakukan seperti gambar
berikut. Hasil bisa di ketahui kekerasan dan kedalaman masing-masing lapisan
keras sampai yang lunak.

Cara pengetesan :

Dengan menempatkan /sedikit tertanam alat ceophone a b c d e dengan jarak


tertentu kemudian dirangkaikan sedemikian rupa, ujung kabel pada power source,
satu lagi di hubungkan dengan peralatan khusus (Signal Stacking
Seismograph).Setelah power source dipukul beberapa kali, maka akan diperoleh
gambaran mengenai kekerasan material tersebut. Sehingga dapat di simpulkan
type alat berat yang cocok.

Daya Dukung Tanah

Adalah kemampuan tanah untukmendukung alat berat yang berlalu-lalang


diatasnya. Apabila suatu alat berat berada di atas tanah, maka alat berat tersebut
akan memberikan Ground pressure, sevangkan perlawanan yang diberikan adalah
Daya Dukung. Jika ground pressure alat lebih besar dari daya dukung tanah, maka
alat tersebut akan terbenam.
Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran/test langsung di
lapangan seperti gambar di atas. Alat yang umum digunakan untuk test daya
dukung tanah disebut Cone Penetro Meter.
PELAKSANAAN REKLAMASI
Kegiatan pelaksanaan reklamasi harus segera dimulai sesuai dengan rencana
tahunan pengelolaan lingkungan (RTKL) yang telah disetujui dan harus sudah
selesai pada waktu yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan kegiatan reklamasi,
perusahaan pertambangan bertanggung jawab sampai kondisi/rona akhir yang telah
disepakati tercapai.

Setiap lokasi penambangan mempunyai


kondisi tertentu yang mempengaruhi pelaksanaan reklamasi. Pelaksanaan
reklamasi umumnya merupakan gabungan dari pekerjaan teknik sipil dan teknik
vegetasi. Pekerjaan teknik sipil meliputi : pembuatan teras, saluran pembuangan
akhir (SPA), bangunan pengendali lereng, check dam, penengkap oli bekas (oil
cather) dan lain-lain yang disesuaikan dengan kondisi setempat.

Pekerjaan teknik vegetasi meliputi : pola tanam, sistem penanaman (monokultur,


multiple croping), jenis tanaman yang disesuaikan kondisi setempat, cover crop
(tanaman penutup) dan lain-lain. Pelaksanaan reklamasi lahan meliputi kegiatan
sebagai berikut :

a) Persiapan lahan yang berupa pengamanan lahan bekas tambang, pengaturan


bentuk tambang (landscaping), pengaturan/penempatan bahan tambang kadar
rendah (low Grade) yang belum dimanfaatkan.

b) Pengendalian erosi dan sedimentasi.

c) Pengelolaan tanah pucuk (top soil)

d) Revegatasi (penanaman kembali) dan/atau pemanfaatan lahan bekas tambang


untuk tujuan lainnya.
Mengingat sifat lahannya dan kegaitannya yang memerlukan penjelasan rinci, maka
kegiatan pelaksanaan reklamasi di atas, di sini juga dijelaskan mengenai
pelaksanaan reklamasi khusus, reklamasi pada infrastruktur dan reklamasi lahan
bekas tambang.

PERSIAPAN LAHAN

1. Pengamatan Lahan Bekas Tambang

Kegiatan ini meliputi :


a. Pemindahan/pembersihan seluruh peralatan dan prasarana yang tidak digunakan di
lahan yang akan direklamasi,

b. Perencanaan secara tepat lokasi pembuangan sampah/limbah beracun dan


berbahaya dengan perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan,

c. Pembuangan atau penguburan potongan beton dan scrap pada tempat khusus,

d. Penutupan lubang bukaan tambang secara aman dan permanen,

e. Melarang atau menutup jalan masuk ke lahan bekas tambang yang akan direklamasi.

2. Pengaturan Bentuk Lahan

Pengaturan bentuk lahan disesuaikan dengan kondisi topografi dan hidrologi


setempat. Krgiatan ini meliputi :

a. Pengaturan bentuk lereng

1) Pengaturan bentuk lereng dimaksud untuk mengurangi kecepatan air limpasan (run
off), erosi dan sedimentasi serta longsor,s
2) Lereng jangan terlalu tinggi atau terjal dan dibentuk berters-teras

b. Pengaturan saluran pembuangan air

1) Pengaturan saluran p
2) embuangan air (SPA) dimaksudkan untuk mengatur air agar mengalir
pada tempat tertentu dan dapat mengurangi kerusakan lahan akibat
erosi.

2) Jumlah/kerapatan dan bentuk SPA tergantung dari bentuk lahan (topografi) dan luas
areal yang direklamasi.

3. Pengaturan/Penempatan Low Grade

Maksud pengaturan dan penempatan low garde (bahan tambang yang


mempunyai nilai ekonomis rendah) adalah agar bahan tambang tersebut tidak
tererosi/hilang apabila ditimbun dalam waktu yang lama karena dapat
dimanfaatkan.\

PENGENDALIAN EROSI DAN SEDIMENTASI

Pengendalian erosi merupakan hal yang mutlak dilakukan selama kegiatan


penambangan dan setelah penambangan. Erosi dapat mengakibatkan
berkurangnya kesuburan tanah, terjadinya endapan lumpur dan sedimentasi di alur-
alur sungai. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi oleh air adalah : curah
hujan, kemiringan lereng (topografi), jenis tanah, tata guna tanah (perlakuan
terhadap tanah) dan tanaman penutup tanah.

Beberapa cara untuk mengendalikan erosi dan air limpasan adalah sebagai berikut :

1. Meminimasikan areal terganggu dengan ;

a) Membuat rencana detail kegiatan penambangan dan rekalmasi,

b) Membuat batas-batas yang jelas areal tahapan penambangan,

c) Penebangan pohon sebatas areal yang akan dilakukan penambangan,

d) Pengawasan yang ketat pada pelaksanaan penebangan pepohonan

2. Membatasi/mengurangi kecepatan air limpasan dengan :

a) Pembuatan teras-teras

b) Pembuatan saluran diversi (pengelak)

c) Pembuatan SPA

d) Dam pengendali

3. Meningkatkan infiltrasi (peresapan air tanah)

a) Dengan penggaruan tanah searah kontur,

b) Akibat penggaruan, tanah menjadi gembur dan volume tanah meningkat sebagai
media perakaran tanah,

c) Pembuatan lubang-lubang tanaman, pendangiran, dll.

4. Pengelolaan air yang keluar dari lokasi penambangan

a) Penyaluran air dari lokasi tambang ke perairan umum harus sesuai dengan
perlakuan yang berlaku dan harus di dalam wilayah Kuasa Tambang,

b) Membuat bendungan sedimen untuk menampung air yang banyak mengandu8ng


sedimen,

c) Bila curah hujan tinggi perlu dibuat bendungan yang kuat dan permanen yang
dilengkapi dengan saluran pengelak,

d) Letak bendungan ditempatkan sedemikian sehingga aliran air mudah ditampung


dan dibelokkan serta kemiringan saluran air (SPA) jangan terlalu curam,
e) Bila endapan sedimen telah mencapai setengah dari badan bendungansebaiknya
sedimen dikeruk dan dapat dipakai sebagai lapisan atas tanah,

f) Dalam membuat bendungan permanen harus dilengkapi dengan saluran pelimpah


(Spillways) untuk menangani keadaan darurat dan saluran pembuatan (decant,
syohon), dan lainnya yang dianggap perlu,

g) Kurangi kecepatan aliran permukaan dengan membuat teras, check dam dari
beton, kayu atau dalam bentuk lain

Pengendalian erosi selengkapnya supaya mengacu pada pedoman teknis yang telah
ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jendral Pertambangan Umum No.
693.K/008/DJP/1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Erosi Pada Kegiatan
Pertambangan Umum.

BEBERAPA ASPEK TEKNIS DALAM PENAMBANGAN YANG


MENJADI DASAR KONSEP MODEL PERHITUNGAN
CADANGAN

Beberapa aspek teknis penambangan yang dipertimbangkan dalam perhitungan


cadangan adalah:

1. Batas penambangan

2. Geometri penambangan

3. Kontrol lingkungan

3.1 Batas penambangan

Banyak cara untuk merancang sebuah batas tambang (untuk tambang terbuka
disebut ultimate open pit). Metodenya dibedakan oleh ukuran deposit, kuantitas dan
kualitas data, kemampuan analisis, dan asumsi dari seorang enginer tersebut.
Langkah pertama untuk perencanaan jangka panjang atau pendek adalah
menentukan batas dari tambang (baik terbuka maupun bawah tanah). Batas ini
menunjukkan jumlah batubara yang dapat ditambang, dan jumlah material
buangan (overburden) yang harus dipindahkan selama operasi penambangan
berlangsung. Ukuran, geometri, dan lokasi dari tambang utama sangat penting
dalam perencanaan tempat penimbunan tanah penutup (overburden), jalan masuk,
stockpile, dan semua fasilitas lain pada tambang tersebut. Pengetahuan tambahan
dari rancangan batas tambang juga berguna dalam membantu pekerjaan eksplorasi
mendatang.

Dalam merancang batas tambang, seorang engineer akan memberi nilai pada
parameter fisik dan parameter ekonomi. Batas tambang utama merupakan batas
maksimum seluruh material yang memenuhi kriteria fisik dan ekonomi. Material
yang terkandung dalam tambang tersebut mempunyai dua sasaran :

1) Material dalam blok harus mampu membayar seluruh biaya untuk penambangan,
proses, pemasaran, maupun pengupasan material di atas blok tersebut.

2) Untuk konservasi dari sumber daya alam, maka material dalam blok harus
termanfaatkan secara optimal.

Hasil dari sasaran-sasaran ini adalah rancangan yang akan meningkatkan


keuntungan total tambang berdasarkan parameter fisik dan ekonomi yang
digunakan. Perubahan parameter-parameter ini di masa yang akan datang, akan
mengakibatkan perubahan pada rancangan tambang. Karena nilai dari parameter
tidak diketahui pada saat merancang, seorang enginer diharapkan dapat
merancang tambang untuk berbagai nilai untuk menentukan faktor yang paling
penting maupun efeknya terhadap batas tambang.
Gambar 3.1 Batas Tambang pada Tambang Terbuka

3.2 Geometri penambangan

3.2.1 Aspek geometri pada tambang terbuka

Cadangan batubara yang akan ditambang dengan cara teknik tambang terbuka
sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek meliputi ukuran, bentuk, orientasi dan
faktor kedalaman dari permukaan dari cadangan batubara tersebut. Keadaan
topografi mencakup daerah pegunungan sampai daerah dasar lembah. Oleh karena
itu terdapat beberapa pertimbangan geometri yang harus diperhatikan.

Adapun pertimbangan geometri yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Geometri jenjang

Komponen utama dalam suatu tambang terbuka adalah yang disebut dengan
bench (lihat Gambar 3.2).
Gambar 3.2 Bagian-Bagian Dari Bench (Hustrulid.W. & Kuchta.M.)

Pertimbangan-pertimbangan yang akan dipakai dalam menentukan geometri


jenjang (w=lebar, l=panjang, dan h=tinggi) :

- Sasaran produksi harian sasaran produksi tahunan.

- Harus mampu menampung alat-alat/peralatan yang dipakai untuk bekerja


(working bench).

- Masih sesuai dengan ultimate pit slope

- Masih sesuai dengan kriteria kemantapan lereng

Pembuatan jenjang pertama kali biasanya dilakukan dengan cara membuat suatu
bukaan (biasanya berbentuk empat persegi panjang). Bukaan tersebut biasanya
dibuat dengan cara peledakan. Di bawah ini diberikan contoh perhitungan geometri
jenjang dengan cara peledakan dari US Army Engineers.
Lebar jenjang minimum = Wmin = y + Wt + Ls + G + Wb

dimana :

Y = lebar jenjang untuk peledakan, ft (m).

Wt = lebar alat angkut, ft (m).

Ls = panjang alat muat tanpa boom, ft (m).

G = floor cutting radius, ft (m).

Wb = y = Lebar tumpukkan hasil peledakan, ft (m).

Sedangkan tinggi jenjang dibuat sesuai dengan kemampuan alat gali yang
digunakan.
Gambar 3.3 Pembuatan Bench cara US Army Engineer (Pit & Quaries, No. 5-332, 1967)

2. Jalan tambang

Salah satu pertimbangan geometri adalah pembuatan jalan tambang baik itu jalan
masuk ke dalam tambang untuk pengangkutan batubara/endapan bahan galian
yang ditambang ataupun juga jalan yang digunakan untuk penimbunan lapisan
penutup. Geometri dari jalan akan mempengaruhi bentuk geometri daerah
penambangan secara umum. Geometri dari jalan tersebut meliputi lebar dan
kemiringan jalan (biasanya dipengaruhi oleh jenis alat yang digunakan dalam
operrasi penambangan).

3. Stripping Ratio (nisbah pengupasan)

Salah satu cara menggambarkan efisiensi geometri (geometrical efficiency) dalam


kegiatan penambangan adalah dengan istilah Stripping Ratio atau nisbah
pengupasan. Stripping ratio (SR) menunjukkan jumlah overburden yang harus
dipindahkan untuk memperoleh sejumlah batubara yang diinginkan. Ratio ini secara
umum digambarkan sebagai berikut :

Dari nilai stripping ratio yang diperoleh dan dibandingkan dengan nilai BESR (Break
Even Stripping Ratio) yang telah dihitung sebelumnya, maka akan diperoleh bahwa
secara teknis batasan kegiatan penambangan dalam pit adalah sampai nilai BESR
yang dicapai dalam perhitungan stripping ratio. Sebagai contoh dapat dilihat dalam
Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Batasan penambangan berdasarkan nilai Stripping Ratio dan BESR

3.2.2 Aspek geometri pada tambang bawah tanah

Cadangan batubara yang akan ditambang dengan cara teknik tambang bawah
tanah sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek meliputi ukuran, bentuk, orientasi
dan faktor kedalaman dari permukaan dari cadangan batubara tersebut. Oleh
karena itu terdapat beberapa pertimbangan geometri yang harus diperhatikan.

Adapun pertimbangan geometri yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Geometri pilar

Pertimbangan tegangan insitu dan kemantapan lubang bukaan menyebabkan harus


meninggalkan pilar-pilar batubara dengan ukuran tertentu. Ratio luas beban yang
harus ditanggung oleh sebuah pilar batubara dapat dilihat pada Gambar 3
Gambar 3.5 Rasio luas beban yang ditanggung pilar batubara

2. Lebar dan tinggi ekstraksi


Keterbatasan alat dan kemantapan lubang bukaan menyebabkan ekstraksi batubara
hanya mempunyai lebar dan tinggi yang terbatas. Selain itu, lebar ekstraksi
batubara bawah tanah ini akan berpengaruh pada penurunan permukaan tanah
(subsidence) yang sketsanya dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 Efek lebar ekstraksi pada penurunan permukaan tanah


3.3 Kontrol lingkungan

Kondisi lingkungan dimana tambang tersebut berada akan mengontrol operasi


penambangan. Keterbatasan-keterbatasan itu antara lain adalah:

- Kendala subsidence akan menyebabkan keharusan meninggalkan pilar dengan


dimensi yang cukup besar.

- Struktur geologi yang ada akan mengubah layout penambangan, khususnya


penambangan bawah tanah.

- Keberadaan air tanah dengan debit yang besar menyebabkan perubahan layout
penambangan bawah tanah.

ada bahasan menarik nech


paman yoga, ijin jawab ya...
kalo ane salah mohon koreksinya
agan....shato,
sebenernya mengukur kapasitas secara umum di bagi menjadi "struck" and "heaped"

tapi pengukuran kapasitas "heaped" lebih umum digunakan


karena lebih logis...dan buat jualan lebih menarih
sedangkan,
SAE, CECE ame PCSA itu standard yg dpake ame perusahaan maker alat berat
memang berbeda beda standar yg mereka pake
tapi umumnya pake SAE
SAE -> Society of Automotive Engineers (USA)
CECE -> Committee of European Construction Equipment
PCSA -> Power Crane and Shovel Association
sebenernya ada dua lagi standar yg biasa dipake ISO ame JIS

pembedanya adalah di "angle of repose"


kalo CECE pake pembanding 1:2,
PCSA, SAE, JIS ame ISO pake pembanding 1:1
silahkan lihat sket di bawah

jadi CECE kapasitasnya relatip lebih kecil dari yang laen


tapi biasanya di katalog dkasih keterangan kok pake standard yang mana...
CMIIW

kalo komatsu PC330, Hitachi ZX330, Kobelco SK330, ane kaga ngerti
mungkin agan cari aja di internet.......
Istilah Umum Di Pertambangan

Istilah istilah yang sering digunakan dan Definisi:

1. OB ( Over burden )
Overburden adalah lapisan tanah penutup ( lapisan yg menutupi bahan galian ) yang biasanya terdiri dari :

- Top Soil
- Sub Soil
- Lapisan tanah inti ( sand Stone, Clay, dan lain - lain )

Top Soil adalah lapisan tanah paling atas (pucuk atau humus) Adalah bagian atas tanah (humus) dengan ketebalan 1-1.5
m dari permukaan yang mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan vegetasi.

Sub Soil adalah lapisan tanah antara top soil dan overburden (lapisan tanah inti).

Clay adalah tanah lempung.

Sand stone adalah batu pasir.

Mud adalah Lumpur.

IB (Inter burden) adalah lapisan tanah penutup yang terletak diantara dua lapisan batubara/bahan galian.

BCM ( Bank Cubic Meter ) adalah meter kubik tanah insitu/asli.

LCM ( Loose Cubic Meter ) adalah meter kubik tanah gembur.

PIT adalah lokasi penambangan.

Ripping adalah penggaruan/Pemberian/Loosening material dengan mengunakan Alat Berat, biasanya yang digaru
OB.
Loading adalah pemuatan, biasanya yang di muat OB atau Coal.

Hauling adalah pengangkutan, biasanya ang diangkut OB atau Coal.

Digging adalah pengalian.

Direct Digging adalah penggalian secara langsung tanpa di ripping.

ont Loading Adalah titik lokasi pengambilan OB/batubara yang sudah siap dimuat ke Dump Truck/alat haluing.

Disposal Adalah tempat/lokasi yang dirancang/direncanakan untuk menampung material buangan overburden dari
tambang.

Frame Disposal Adalah bagian luar dari tiap level disposal yang berfungsi sebagai counter bagian tengah disposal.

Seleksi Material Adalah proses memilah material yang akan di buang di disposal.

nd Clearing adalah pembersihan areal menggunakan A2B dari semak belukar atau pohon pohon yang berdiameter
kecil sampai besar untuk persiapan penambangan.

Produksi adalah jumlah produksi atau hasil kerja unit persatuan waktu ( per shift/perhari/perbulan ).

Productivity adalah kapasitas produksi unit per jam.

Hauling Road adalah jalan angkut OB dan Batubara, OB ke disposal dan batubara ke port site.

Cycle Time adalah waktu edar yang diperlukan oleh unit untuk melakukan satu siklus/perputaran kerja.

pping Ratio ) adalah ratio atau perbandingan antara overburden yang dikupas dengan bahan galian (coal, dll ) yang
didapat.

Daily Production Report Adalah laporan harian yang dikerjakan secara manual, berisi pencapaian hasil kerja harian
(weather condition, production, equipment performance, dan problem- problem).

2. COAL ( Batubara )

Expose Adalah lapisan batubara fresh (segar/baru) yang terbuka oleh karena adanya pengupasan overburden di atas
atau di samping lapisan batubara tersebut.

Fines Coal Adalah batubara berukuran sangat kecil (halus), terjadi akibat adanya penghancuran oleh unit yang bekerja
di atas lapisan batubara.

Dirty Coal Adalah batubara yang telah tercampur dengan material overburden atau sisipan.

Cleaning Coal Adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan lapisan batubara dari material overburden, sisipan,
dirty coal, fines coal dan material lain non batubara.
Coal Getting adalah pengambilan batubara yang siap untuk di loading.

Crusher adalah mesin penghancur batubara sehingga menjadi butir butiran kecil sesuai dengan permintaan pasar.

un of Mine ) adalah tempat penyetokan batubara yang belum dimasukkan ke tempat crusher /mesin penghancur
batubara

s Combustion adalah terbakarnya batubara baik dalam kondisi insitu maupun dalam stock ROM dikarenakan karena
kondisi yang lembab atau panas.

ne Coal Trap adalah tempat untuk menampung dan memisahkan antara batubara yang halus dengan air.

M Stockpiling Adalah proses penumpukan batubara yang diatur menurut aturan tertentu dan dilakukan di tempat
tertentu.

Dilusi batubara adalah batubara yang tercampur overburden atau kotoran benda asing.

Inspeksi Kontaminasi Adalah proses terencana untuk memeriksa alat produksi yang beraktivitas di batubara untuk
memastikan bahwa unit tersebut bebas dari kontaminan (material non batubara yang terangkut bersama
batubara).

Kontaminasi Adalah terbawanya material-material non batubara ke Crushing Plant

Inspeksi Awal Adalah inspeksi kontaminasi sebelum melakukan aktivitas yaitu pada awal shift atau unit yang selesai
perbaikan.

3. SURVEY/PLANNING

Survey Adalah bagian dari Engineering Department yang aktivitasnya berfungsi dan bertanggungjawab atas
pelaksanaan pengukuran dan pemetaan di lapangan/tambang.

Joint Survey Adalah kegiatan pengukuran dan pengambilan data bersama antar Contractor(RPP) dengan customer
(BMSA).

Customer Adalah perusahaan yang didalam aktivitasnya memerlukan jasa contractor perusahaan lain terutama
dalam aktivitas penambangan.

Contractor adalah perusahaan yang didalam aktivitasnya menjual jasa atau mengerjakan aktivitas untuk perusahaan
lain dalam hal ini terutama aktivitas penambangan.

Stake Out Adalah proses menentukan titik lokasi di lapangan dengan memberi tanda tertentu (biasanya patok) sesuai
dengan titik rencana dalam peta.

nthly Progress Adalah Peta yang menggambarkan hasil pekerjaaan produksi pada akhir periode bulanan yang dibuat
berdasarkan data-data hasil Survey Monthly Progress.

ly Progress Adalah pengukuran hasil pelaksanaan pekerjaan produksi di lapangan/tambang yang dilakukan pada setiap
akhir periode bulanan.
vey Orginal adalah Survey yang diilakukn untuk memetakkan Topografi lokasi awal sebelum diilakukan penambangan.

vey Progress adalah survey yang dilakukan untuk mengetahui kemajuan penambangan yang telah dilakukan.

Survey Final adalah survey yang dilakukan untuk mengetahui volume akhir (Coal dan Overburden) yang telah
ditambang.

Over Cut adalah proses terjadi kelebihan menggali dari elevasi yang ditentukan

Bowplang adalah patok acuan untuk pembentukan slope.

Clinometer adalah alat untuk mengukur sudut dari patok atau hasil pemebentukan slope.

Slope adalah kemiringan dari suatu lereng yang telah di buat.

Slope Stability adalah tingkat menantapan/ kestabilan lereng.

Dip adalah kemiringan dari pada perlapisan batuan (pasir, clay maupun batubara).

Crest adalah kepala slope.

Toe adalah kaki slope.

Crest Toe adalah pertemuan antara kepala dan kaki slope.

Boundary/Stripping limit adalah batas terluar dari desiain tambang atau batas penambangan.

Strike adalah arah penyebaran lapisan batubara.

Mine Plan Adalah bagian atau section dari Engineering Department yang aktivitasnya berfungsi dan bertanggung-
jawab terhadap pembuatan dan pengendalian dokumen perencanaan tambang baik setting target
produksi maupun desain penambangan.

Dokumen Revisi Adalah dokumen target produksi dan/atau peta desain yang telah diperbaharui.

Design Map Adalah peta rencana (desain) penambangan yang menjelaskan daerah atau area yang akan ditambang
sesuai periode (tahunan, tiga bulanan, atau bulanan).

Yearly Target Adalah target produksi yang diminta atau direncanakan Customer, yaitu berupa tabel jumlah/ besarnya
produksi dalam satu tahun, keterangan lokasi pengambilan dan catatan lain yang diperlukan.

uarterly Plan Adalah penjabaran/pembagian dari target tahunan (Yearly Target) menjadi target tiga bulanan.

Mine Design Adalah peta/desain tambang yang menjelaskan lokasi pekerjaan tambang dalam periode tertentu.

Budget adalah rencana anggaran.

Unit rental adalah unit yang dipinjam/disewa dengan membayar biaya yang telah ditetapkan perjamnya.
Complaint Adalah semua keluhan customer baik secara lisan maupun tertulis atas jasa yang sudah diberikan oleh
Buma Group kepada customer.

Posting cost adalah pembebanan biaya kepada pemakai.

4. SAFETY ( keselamatan )

( kecelakaan) adalah kejadian yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan kerugian baik manusia, peralatan maupun
lingkungan.

Investigasi adalah penyelidikan factor dasar yang menyebabkan kecelakaan dan melakukan tindakan perbaikan.

tal Accident adalah kecelakaan yang mengakibatkan kematian dalam kurun waktu 1 x 24 Jam setelah kecelakaan
terjadi.

LTI) Minor adalah kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan jam kerja lebih dari 1 x 24 Jam dan tidak lebih dari 36
Jam.

LTI) Mayor adalah kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan jam kerja lebih dari 36 Jam dan tidak lebih dari 21 (dua
puluh satu) hari.

rty Damange adalah kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan pada peralatan dengan tingkatan :
a. Ringan ( kerugian harta benda) dari $ 0 sampai $ 100
b. Sedang ( kerugian harta benda) dari $ 100 sampai $ 1.000
c. Berat ( kerugian harta benda) dari $ 1000 - keatas

Near Miss adalah suatu kejadian yang hamper menyebabkan terjadinya kecelakaan yang tidak menimbulkan LTI dan
Property Damage, tetapi perlu diadakan tindakan perbaikan.

nduksi K3LH adalah Suatu metode atau sistem untuk menyampaikan atau menjelaskan tentang Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3&LH) dan aturannya.

Re-Induksi adalah Suatu sistem untuk mereview informasi Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
(K3&LH) baru maupun revisi

fety Officer adalah Orang yang mempunyai keahlian dan pengetahuan dalam bidang Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
lingkungan Hidup

Tamu (visitor) adalah Orang yang berkunjung ke site yang kurang dari sebulan, baik karyawan sendiri maupun mitra
kerja site.

Berita Acara Adalah dokumen yang disepakati dan disetujui bersama oleh PIC atau bagian yang
berkepentingan dengan pihak-pihak yang terkait.

5. PLANT ( Peralatan )

Mechanical Availability ( MA )adalah kesiapan unit secara mekanik (mesin)


Utilisasi adalah jam yang digunakan pada keadaan alat yang siap operasi

Availability adalah kesiapan unit untuk dapat beroperasi

Backlog adalah pemeriksaan suatu unit yang apabila ditemukan adanya indikasi kerusakan akan dibuatkan
permintaan Recommended part dan unit masih dapat dioperasikan dimana waktu pengerjaan untuk
kerusakan yang terindikasakan dilaksanakan pada saat program service oleh PIC.

Unit Prioritas Adalah unit (equipment) yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan operasi dan juga unit yang break down
dengan posisi mengganggu kegiatan operasi.

Component. Adalah proses peminjaman component dari satu equipment ke equipmet lain dengan tujuan untuk
menekan angka break down pada satu equipment.

dule Service adalah service yang dilakukan diluar rencana service yang tidak dijadwalkan karena adanya kerusakan unit
dilapangan.

P2H ( pemeliharaan dan pemeriksaan Harian ) adalah program pemeriksaan alat harian yang dilakukan oleh operator.

Check Sheet adalah lembaran Form yang berisi daftar komponent yang harus di cek.

Periodik Service (PS) adalah service yang telah dijadwalkan untuk masing-masing unit.
PS I , 250/2500 HM
PS II, 500/5000 HM
PS II, 500/5000 HM
PS IV, 1000/10000 HM
General, 2000/20000 HM

User Adalah pemakai alat.

Break down adalah istilah pada alat atau unit yang tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya akibat kerusakan dari system unit tersebut atau sedang dilakukan proses
perawatan.

Limbah Repair Adalah material-material yang tidak digunakan lagi akibat proses service
dan repair.

Follow up P2H Adalah kegiatan untuk menindaklanjuti problem yang tertulis dalam
laporan P2H.

6. DRILLING DAN BLASTING ( Pemboran dan Peledakan )

Misfire adalah peledakan yang mangkir ( tidak meledak sebagian atau seluruhnya ) dan
harus diledakkan kembali.

Drill Design Adalah dokumen yang menjelaskan mengenai pola pemboran, jumlah lubang
bor, dimensi pemboran.
Spacing Adalah jarak antar lubang tembak dalam baris yang sama.

Clean Up Lokasi Drilling Adalah kegiatan untuk meratakan dan membersihkan (biasanya
oleh light dozer) lokasi drilling sehingga alat bor dapat melakukan aktivitas pemboran.

Burden Adalah jarak antar baris lubang tembak pertama dengan bidang bebas atau jarak
antar baris lubang tembak.

Bahan Peledak adalah Campuran dari unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia yang
apabila bereaksi satu sama lainnya akan berubah seluruhnya atau sebagian menjadi gas
dalam waktu yang sangat cepat disertai dengan temperatur dan tekanan yang sangat
tinggi. Termasuk dalam definisi ini adalah blasting agent yaitu bahan peledak yang unsur-
unsur pembentuknya bukan merupakan bahan peledak.

Blasting (Peledakan) adalah Proses pemberaian material (rock loosening) yang


memanfaatkan energi ledak dari hasil reaksi bahan-bahan peledak yang telah dipasang
dan dirangkai berdasarkan aturan tertentu.

7. PERSONALIA

Cuti Lapangan/Cuti Periodik adalah hak istirahat bagi karyawan setelah bekerja terus
menerus waktu tertentu yang ditentukan perusahaan

Cuti Tahunan kerja adalah hak istirahat bagi karyawan setelah karyawan bekerja secara
terus menerus selama 12 bulan.

Cuti Besar adalah hak istirahat bagi karyawan setelah karyawan bekerja secara terus
menerus selama 6 tahun.

Karyawan/i adalah setiap orang yang terikat secara formal dalam suatu hubungan kerja
dengan Perusahaan dan oleh karenanya menerima upah atau imbalan lain berdasarkan
hubungan kerja tersebut.

Upah Adalah imbalan berupa gaji pokok dan lain-lain yang dibayarkan oleh perusahaan
kepada karyawan/ti berdasarkan hubungan kerja.

Kerja Lembur Adalah pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan/ti yang berhak atas lembur
( berdasarkan aturan site ) lebih dari 7 (tujuh) jam sehari pada hari Senin s/d Jum'at dan
atau 5 (Lima) jam sehari pada hari Sabtu dan 40 jam seminggu untuk 6 (Enam ) hari kerja.

Kecelakaan Kerja Adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja,
termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang
terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke
rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui

Kecelakaan adalah suatu kejadian/peristiwa yang tidak diinginkan dan tidak direncanakan
sebelumnya yang mengakibatkan berbagai kerugian. Kecelakaan dapat digolongkan
berdasarkan waktu terjadinya menjadi 2 bagian, yaitu
- Kecelakaan di dalam jam kerja dan sedang melaksanakan tugas kantor.
- Kecelakaan di luar jam kerja.

Klaim kecelakaan diri adalah suatu proses klaim yang diajukan oleh perusahaan kepada
pihak PT. JAMSOSTEK dan akibat terjadinya kecelakaan diri/kerja terhadap pekerja untuk
mendapatkan penggantian perawatan rumah sakit dan santunan cacat tubuh atau
meninggal dunia.

Meninggal dunia adalah kematian seseorang yang sebab kematian dinyatakan oleh dokter
dan belum pernah dinyatakan sembuh sebelumnya.

Cacat adalah kerusakan pada organ tubuh seseorang sebagian/seluruhnya yang menyebabkan
berkurangnya/hilangnya fungsi organ tersebut yang dinyatakan oleh dokter dan belum pernah
dinyatakan sembuh sebelumnya.

Departemen Tenaga Kerja & Tranmigrasi (DEPNAKERTRAN) adalah suatu lembaga


pemerintah yang bergerak di bidang ketenagakerjaan, di mana salah satu tugasnya adalah menangani
masalah kecelakaan yang terjadi pada tenaga kerja.

PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT JAMSOSTEK) adalah suatu perusahaan yang ditunjuk oleh
pemerintah untuk menyelenggarakan program JAMSOSTEK.

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam
bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang
dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan
kerja yang mengakibatkan meninggal dunia atau cacat tetap dan tabungan hari tua.

DO (Delivery Order) Adalah adalah tanda bukti pengeluaran solar dari PT.Pertamina yang didalamnya
tertera, kuantiti liter jumlah harga, DO ini merupakan PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

Ponton Adalah saran pengakutan lewat sungai atau laut.

Tangki Stock Adalah tempat penampungan solar.

Anda mungkin juga menyukai