Anda di halaman 1dari 27

Antikoagulan untuk Pemeriksaan Hematologi

Sabtu, Oktober 08, 2011 Rahma Yuli

Tabung hampa udara (vacutainer tube), yang berisi Antikoagulan EDTA (Tutup Ungu,) dan
Natrium Sitrat (Tutup Biru).

Antikoagulan adalah bahan yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah.


Pemeriksaan di dalam laboratorium klnik tidak hanya satu atau dua, tetapi banyak pemeriksaan,
tergantung pada banyak spesimen yang masuk dan jenis pemeriksaan yang diminta, sehingga
tidak semua spesimen yang datang bisa langsung diperiksa. Penambahan antikoagulan bertujuan
supaya darah tidak membeku, sehingga kondisi darah dapat dipertahankan walau tidak langsung
diperiksaan atau pemeriksaan memakan waktu yang lama. Setelah dilakukan pemeriksaan, darah
yang berantikoagulan bisa disimpan dalam lama waktu tertentu, sehingga apabila harus
dilakukan pemeriksaan ulang atau pemeriksaan tambahan lainnya dapat digunakan kembali.

Ada banyak jenis antikoagulan, namun tidak semuanya dapat digunakan karena ada yang
terlalu banyak berpengaruh terhadap bentuk/morfologi eritrosit atau leukosit. Antikoagulan yang
dapat digunkan :

1. Garam Kalium atau Natrium dari Ethylen Diamine Tetra Asetat (EDTA)

Garam-garam tersebut mengubah ion kalsium dari darah menjadi bentuk yang bukan ion
sehingga pembekuan dapat dicegah. EDTA tidak mempengaruh terhadap besar dan bentuk dari
Eritrosit dan leukosit. Selain itu EDTA juga dapat mencegah penggumpalan trombosit, sehingga
sangat baik sebagai antikoagulan untuk pemeriksaan trombosit. Antikoagulan EDTA sangat luas
pemakaiannya, dapat digunakan untuk kebanyakan pemeriksaan hematologi. Dengan
antikoagulan EDTA, sel-sel darah dapat bertahan lebih lama dibanding dengan antikoagulan lain.
Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium EDTA
(K2EDTA) dan tripotassium EDTA (K3EDTA). Dari ketiga jenis EDTA tersebut, K2EDTA
adalah yang paling baik dan dianjurkan oleh ICSH (International Council for Standardization in
Hematology) dan CLSI (Clinical and Laboratory Standards Institute).

Jumlah EDTA yang Digunakan

-EDTA kering: 1 mg EDTA/1 ml darah


-EDTA cair: 0.01ml EDTA/1 ml darah

EDTA cair (laruatan EDTA 10 %) lebih sering digunakan. Pada penggunaan EDTA kering,
wadah yang berisi darah dan EDTA harus digoyang(homogenkan) selama 1-2 menit karena
EDTA kering lambat larut. Penggunaan EDTA kurang atau lebih dari ketentuan seharusnya
dihindari. Penggunaan EDTA yang kurang dari ketentuan dapat menyebabkan darah membeku.
Sedangkan penggunaan yang lebih dari ketentuan dapat menyebabkan eritrosit mengkerut
sehingga nilai hematokrit rendah dari nilai yang sebenarnya.Saat ini sudah tersedia,Tabung
darah/tabung hampa udara (vacutainer tube) yang berisi EDTA. Tabung EDTA bertutup lavender
(Ungu) atau pink seperti yang diproduksi oleh Becton Dickinson.

Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan EDTA

-Penentuan kadar Hb
-Penentuan Hematokrit
-Penentuan Laju Endap Darah (LED)
-Penentuan Resisitensi osmotik darah
-Penentuan golongan darah
-Perhitungan sel-sel darah, termasuk retikulosit
-Pembuatan apusan darah

2. Natrium Sitrat (Trisodium Citrat)

Natrium Sitrat(Trisodium Citrat) yang digunakan berbentuk larutan 3,2 % dan 3,8%.
Antikogulan ini mencegah pembekuan dengan cara mengikat ion kalsium. Antikoagulan Natrium
Sitrat tidak toksis sehingga dapat juga digunakan untuk transfusi darah.

Banyaknya Natrium Sitrat yang Digunakan

-Larutan Natrium Sitrat 3,2 % digunakan untuk pemeriksaan soal-soal proses pembekuan
darah (Koagulasi) dan agregasi trombosit, Volume:
o 1 volume antikoagulan : 9 volume darah
Larutan Natrium Sitrat 3,8 % digunakan pemeriksaan Laju Endap Darah dan Eritrosit
Sedimen Rate (ESR), Volumenya :
o 1 volume antikoagulan : 4 volume darah
Saat ini sudah tersedia Tabung darah/tabung hampa udara (vacutainer tube) yang berisi
Natrium sitrat. Tabung sitrat 3,2% bertutup biru terang dan tabung sitrat 3,8% bertutup
hitam.

Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan Natrium Citrat

-Penentuan Laju Endap Darah


-Eritrosit Sedimen Rate (ESR)
-Pemeriksaan soal-soal proses pembekuan darah
-Agregasi Trombosit
-Penentuan golongan darah
-Transfusi darah

3. Heparin

Heparin merupakan antikoagulan yang normal dalam tubuh, namun di laboratorium


heparin jarang digunakan dalam pemeriksaan-pemeriksaan di laboratorium karena mahal
harganya. Heparin berdaya seperti antitrombin. Heparin bekerja dengan cara menghentikan
pembentukan trombin dari prothrombin sehingga menghentikan pembentukan fibrin dari
fibrinogen.Heparin tidak mempengaruhi bentuk eritrosit maupun trombosit.

Jenis heparin yang paling banyak digunakan adalah Lithium heparin karena antikoagulan
karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam darah.

Banyaknya Heparin yang Digunakan:

-Heparin Kering : 0,1-0,2 mg/ml Darah


-Heparin Cair : 15 IU +/- 2.5 IU/ml darah

Saat ini telah tersedia tabung darah/tabung hampa udara (vacutainer tube) yang berisi heparin.
Tabung heparin bertutup Hijau muda (Lithium heparin) dan Hijau (Lithium heparin dengan gel)

Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan Heparin

-Penentuan hemoglobin
-Penentuan hematokrit
-Penentuan resistensi osmotik
-Penghitungan sel-sel darah
-Penentuan golongan darah
-Transfusi darah

*Heparin tidak bisa digunakan untuk membuat apusan darah karena menyebebabkan dasar yang
biru kehitaman bisa dicat dengan cat wright stain.

4. Natrium Oxalat

Bekerja dengan menikat ion Ca, sehingga terbentuk Ca Oxalat yang mengendap. Na
oxalat yang digunakan berbentuk larutan 0.1 N

Banyaknya Na-Oxalat yang Digunakan

-Pemeriksaan Plasma Protrombin Time (PPT) : 1 volume darah: 9 volume darah

Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan Na-Oxalat

Pemeriksaan Plasma Protrombin Time (PPT)

5. Double Oxalat

Nama lainnya dalah Balance Oxalat Mixture atau antikoagulan dari Heller dan Paul.
Antikoagulan ini mengandung kalium oxalat dan ammonium oxalat dengan perbandingan 2:3.
Kalium oxalat menyebebkan eritrosit mengkerut, sedangkan ammonium oxalat menyebabkan
eritrosit mengembang. Campuran kedua garam tersebut bertujuan untuk menghindari perubahan
perubahan volume eritrosit.

Banyaknya Antikoagulan Double Oxalat yang digunakan:

-Double oxalat kering : 2 mg Double oxalat / 1 ml darah


-Double oxalat cair 2%: 0.1 ml Double oxalat/ 1 ml darah

Double oxalat digunakan dalam bentuk kering. Sebelum ditambahkan darah, double oxalat
cair yang dimasukkan kedalam tabung penampung darah harus di keringkan terlebih dahulu pada
suhu yang kurang 600C, menghindari perubahan menjadi Karbonat (Sifat antikoagulannya
hilang).

Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan Double Oxalat

-Penentuan hemoglobin
-Penentuan hematokrit
-Penentuan Laju Endap Darah (LED)
-Penentuak resistensi eritrosit
-Penentuan golongan darah

Spesimen

Sebaiknya darah diambil pada waktu dan kondisi yang relatif sama untuk meminimalisasi
perubahan pada sirkulasi darah, misalnya lokasi pengambilan, waktu pengambilan, serta kondisi
pasien (puasa, makan). Cara pengambilan specimen juga perlu diperhatikan, misalnya tidak
menekan lokasi pengambilan darah kapiler, tidak mengambil darah kapiler tetesan pertama, serta
penggunaan antikoagulan (EDTA, sitrat) untuk mencegah terbentuknya clot (bekuan).

Hemoglobin

Adalah molekul yang terdiri dari kandungan heme (zat besi) dan rantai polipeptida globin
(alfa,beta,gama, dan delta), berada di dalam eritrosit dan bertugas untuk mengangkut oksigen.
Kualitas darah ditentukan oleh kadar haemoglobin. Stuktur Hb dinyatakan dengan menyebut
jumlah dan jenis rantai globin yang ada. Terdapat 141 molekul asama amino pada rantai alfa, dan
146 mol asam amino pada rantai beta, gama dan delta.

Terdapat berbagai cara untuk menetapkan kadar hemoglobin tetapi yang sering
dikerjakan di laboratorium adalah yang berdasarkan kolorimeterik visual cara Sahli dan
fotoelektrik cara sianmethemoglobin atau hemiglobinsianida. Cara Sahli kurang baik, karena
tidak semua macam hemoglobin diubah menjadi hematin asam misalnya karboksihemoglobin,
methemoglobin dan sulfhemoglobin. Selain itu alat untuk pemeriksaan hemoglobin cara Sahli
tidak dapat distandarkan, sehingga ketelitian yang dapat dicapai hanya 10%.

Cara sianmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin
di laboratorium karena larutan standar sianmethemoglobin sifatnya stabil, mudah
diperoleh dan pada cara ini hampir semua hemoglobin terukur kecuali sulfhemoglobin.
Pada cara ini ketelitian yang dapat dicapai 2%.
Berhubung ketelitian masing-masing cara berbeda, untuk penilaian basil sebaiknya
diketahui cara mana yang dipakai.

Nilai rujukan kadar hemoglobin tergantung dari umur dan jenis kelamin.

Pada bayi baru lahir, kadar hemoglobin lebih tinggi dari pada orang dewasa yaitu berkisar
antara 13,6 19, 6 g/dl.
Kadar hemoglobin menurun pada umur 3 tahun, kadar paling rendah yaitu 9,5 12,5 g/dl.
Kadar hemoglobin naik dan pada pubertas kadarnya mendekati kadar pada dewasa yaitu
berkisar antara 11,5 14,8 g/dl.
Laki-laki dewasa kadar hemoglobin berkisar antara 13 16 g/dl.
Perempuan dewasa antara 12 14 g/dl.
Perempuan hamil terjadi hemodilusi sehingga batas terendah nilai rujukan ditentukan 10
g/dl.

Penurunan Hb ( Hb ) terdapat pada penderita: Anemia, kanker, penyakit ginjal, pemberian


cairan intravena berlebih, dan hodgkin. Dapat juga disebabkan oleh obat seperti: Antibiotik,
aspirin, antineoplastik(obat kanker), indometasin, sulfonamida, primaquin, rifampin, dan
trimetadion.
Peningkatan Hb ( Hb ) terdapat pada pasien dehidrasi, polisitemia, PPOK, gagal jantung
kongesti, dan luka bakar hebat. Obat yang dapat meningkatkan Hb adalah metildopa dan
gentamicin.
Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh tersedianya oksigen pada tempat tinggal,
misalnya Hb meningkat pada orang yang tinggal di tempat yang tinggi dari permukaan laut.
Selain itu, Hb juga dipengaruhi oleh posisi pasien (berdiri, berbaring), variasi diurnal
(tertinggi pagi hari).

NILAI HEMATOKRIT

Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV)
adalah persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada
kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk
mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah.

Berdasarkan reprodusibilitas dan sederhananya, pemeriksaan ini paling dapat dipercaya


di antara pemeriksaan yang lainnya, yaitu kadar hemoglobin dan hitung eritrosit. Dapat
dipergunakan sebagai tes penyaring sederhana terhadap anemia.

Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology
analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu :

1. Metode makrohematokritPada metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA


atau heparin) dimasukkan dalam tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm
dengan diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-10 mm. Tabung kemudian disentrifus selama
30 menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit
yang dinyatakan dalam %.
2. Metode mikrohematokrit Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah EDTA,
darah heparin atau darah amonium-kalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler
yang mempunyai ukuran panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang
digunakan ada 2 macam, yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah
kapiler (langsung), dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru) untuk darah
EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat.

3. Prosedur pemeriksaannya adalah : sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler


sampai 2/3 volume tabung. Salah satu ujung tabung ditutup dengan dempul (clay) lalu
disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 15.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit diukur
dengan alat pembaca hematokrit, nilainya dinyatakan dalam %.

4. Metode mikrohematokrit lebih banyak digunakan karena selain waktunya cukup singkat,
sampel darah yang dibutuhkan juga sedikit dan dapat dipergunakan untuk sampel tanpa
antikoagulan yang dapat diperoleh secara langsung.

Nilai Rujukan

Dewasa pria : 40 - 52 %

Dewasa wanita : 35 - 47 %

Bayi baru lahir : 44 - 72 %

Anak usia 1 - 3 tahun : 35 - 43 %

Anak usia 4 - 5 tahun : 31 - 43 %

Anak usia 6-10 tahun : 33 - 45 %

Masalah Klinis

Penurunan kadar : kehilangan darah akut, anemia (aplastik, hemolitik, defisiensi asam
folat, pernisiosa, sideroblastik, sel sabit), leukemia (limfositik, mielositik, monositik),
penyakit Hodgkin, limfosarkoma, malignansi organ, mieloma multipel, sirosis hati,
malnutrisi protein, defisiensi vitamin (tiamin, vitamin C), fistula lambung atau
duodenum, ulkus peptikum, gagal, ginjal kronis, kehamilan, SLE. Pengaruh obat :
antineoplastik, antibiotik (kloramfenikol, penisilin), obat radioaktif.
Peningkatan kadar : dehidrasi/hipovolemia, diare berat, polisitemia vera, eritrositosis,
diabetes asidosis, emfisema pulmonar tahap akhir, iskemia serebrum sementara,
eklampsia, pembedahan, luka bakar.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

Jika sampel darah diambil pada daerah lengan yang terpasang jalur intra-vena, nilai
hematokrit cenderung rendah karena terjadi hemodilusi.

Pemasangan tali turniket yang terlalu lama berpotensi menyebabkan hemokonsentrasi,


sehingga nilai hematokrit bisa meningkat.

Pengambilan darah kapiler : tusukan kurang dalam sehingga volume yang diperoleh
sedikit dan darah harus diperas-peras keluar, kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol
sehingga darah terencerkan, terjadi bekuan dalam tetes darah karena lambat dalam
bekerja.

KECEPATAN ENAP DARAH (KED) /LAJU ENDAP DARAH (LED)

Laju endap darah (erithrocyte sedimentation rate, ESR) yang juga disebut kecepatan endap
darah (KED) atau laju sedimentasi eritrosit adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah
yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED
dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan
(nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya
kehamilan). Sebagian ahli hematologi, LED tidak andal karena tidak spesifik, dan dipengaruhi
oleh faktor fisiologis yang menyebabkan temuan tidak akurat.
Pemeriksaan CRP dipertimbangkan lebih berguna daripada LED karena kenaikan kadar CRP
terjadi lebih cepat selama proses inflamasi akut, dan lebih cepat juga kembali ke kadar normal
daripada LED. Namun, beberapa dokter masih mengharuskan uji LED bila ingin membuat
perhitungan kasar mengenai proses penyakit, dan bermanfaat untuk mengikuti perjalanan
penyakit. Jika nilai LED meningkat, maka uji laboratorium lain harus dilakukan untuk
mengidentifikasi masalah klinis yang muncul.

Metode

Metode yang digunakan untuk pemeriksaan LED ada dua, yaitu metode Wintrobe dan
Westergreen.
1. Hasil pemeriksaan LED dengan menggunakan kedua metode tersebut sebenarnya tidak
seberapa selisihnya jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi jika nilai LED
meningkat, maka hasil pemeriksaan dengan metode Wintrobe kurang menyakinkan.
2. Dengan metode Westergreen bisa didapat nilai yang lebih tinggi, hal itu disebabkan panjang
pipet Westergreen yang dua kali panjang pipet Wintrobe. Kenyataan inilah yang
menyebabkan para klinisi lebih menyukai metode Westergreen daribada metode Wintrobe.
Selain itu, International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH)
merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen.

LED berlangsung 3 tahap, tahap ke-1 penyusunan letak eritrosit (rouleaux formation) dimana
kecepatan sedimentasi sangat sedikit, tahap ke-2 kecepatan sedimentasi agak cepat, dan tahap ke-
3 kecepatan sedimentasi sangat rendah.

Prosedur

1. Metode Westergreen

o Untuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen diperlukan sampel darah


citrat 4 : 1 (4 bagian darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,2 % ) atau darah
EDTA yang diencerkan dengan NaCl 0.85 % 4 : 1 (4 bagian darah EDTA + 1
bagian NaCl 0.85%). Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.

o Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam


tabung Westergreen sampai tanda/skala 0.

o Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran
maupun sinar matahari langsung.

o Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit.


2. Metode Wintrobe

o Sampel yang digunakan berupa darah EDTA atau darah Amonium-kalium oksalat.
Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.

o Sampel dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe menggunakan pipet Pasteur


sampai tanda 0.

o Letakkan tabung dengan posisi tegak lurus.

o Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm menurunnya eritrosit.

Nilai Rujukan

1. Metode Westergreen :

o Pria : 0 - 15 mm/jam

o Wanita : 0 - 20 mm/jam

2. Metode Wintrobe :

o Pria : 0 - 9 mm/jam

o Wanita 0 - 15 mm/jam

Masalah Klinik

Penurunan kadar ( LED) : polisitemia vera, CHF, anemia sel sabit, mononukleus
infeksiosa, defisiensi faktor V, artritis degeneratif, angina pektoris. Pengaruh obat :
Etambutol (myambutol), kinin, salisilat (aspirin), kortison, prednison.

Peningkatan kadar ( LED) : artirits reumatoid, demam rematik, MCI akut, kanker
(lambung, kolon, payudara, hati, ginjal), penyakit Hodgkin, mieloma multipel,
limfosarkoma, endokarditis bakterial, gout, hepatitis, sirosis hati, inflamasi panggul akut,
sifilis, tuberkulosis, glomerulonefritis, penyakit hemolitik pada bayi baru lahir
(eritroblastosis fetalis), SLE, kehamilan (trimester kedua dan ketiga). Pengaruh obat :
Dextran, metildopa (Aldomet), metilsergid (Sansert), penisilamin (Cuprimine),
prokainamid (Pronestyl), teofilin, kontrasepsi oral, vitamin A.

Faktor-faktor yang mempengaruhi temuan laboratorium :

Faktor yang mengurangi LED : bayi baru lahir (penurunan fibrinogen), obat (lihat
pengaruh obat), gula darah tinggi, albumin serum, fosfolipid serum, kelebihan
antikoagulan, penurunan suhu.

Faktor yang meningkatkan LED : kehamilan (trimester kedua dan ketiga), menstruasi,
obat (lihat pengaruh obat), keberadan kolesterol, fibrinogen, globulin, peningkatan suhu,
kemiringan tabung

Share7

11.52 | Makalah Analisis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fungsi utama dari sel-sel darah merah, yang juga dikenal sebagai eritrosit, adalah
mengangkut hemoglobin, dan seterusnya mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan.
Selain mengangkut hemoglobin, sel-sel darah merah juga mempunyai fungsi lain. Contohnya, ia
mengandung banyak sekali karbonik anhidrase, yang mengkatalisis reaksi antara karbon
dioksida dan air, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik ini beberapa ribu kali
lipat. Cepatnya reaksi ini membuat air dalam darah bereaksi dengan banyak sekali karbon
dioksida, dan dengan demikian mengangkutnya dari jaringan menuju paru-paru dalam bentuk
ion bikarbonakt (HCO3-). Hemoglobin yang terdapat sel dalam sel juga merupakan dapar
asam-basa (seperti juga pada kebanyakan protein), sehingga sel darah merah bertanggung
jawab untuk sebagian besar daya pendaparan seluruh darah. Sel darah merah normal,
berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter kirakira 7,8 mikrometer dan dengan ketebalan
pada bagian yang paling tebal 2,5 mikrometer dan pada bagian tengah 1 mikrometer atau
kurang. Volume rata-rata sel darah merah adalah 90 sampai 95 mikrometer kubik. Bentuk sel
darah merah dapat berubah-ubah ketika sel berjalan melewati kapiler. Sesungguhnya, sel darah
merah merupakan suatu kantung yang dapat diubah menjadi berbagai bentuk. Selanjutnya,
karena sel normal mempunyai membran yang sangat kuat untuk menampung banyak bahan
material di dalamnya, maka perubahan bentuk tadi tidak akan meregangkan membran secara
hebat, dan sebagai akibatnya, tidak akan memecahkan sel, seperti yang akan terjadi pada sel
lainnya. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa fungsi terpenting sel darah merah adalah
transpor O2 dan CO2 antara paru-paru dan jaringan. Suatu protein eritrosit, yaitu hemoglobin,
memainkan peranan penting pada kedua proses tersebut.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui cara menghitung eritrosit.
Untuk menghitung jumlah eritrosit dalam darah.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian eritrosit?
2. Bagaimana cara pengambilan darah kapiler yang tepat ?
3. Bagaimana cara menghitung jumlah sel eritrosit ?
4. Mengetahui jumlah normal sel eritrosit !
5. Penyakit akibat kekurangan atau kelebihan jumlah sel eritrosit !
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Eritrosit

Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah pada seorang
laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada seorang perempuan
dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah.

Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 uM dan
tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam
sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin.

Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Hemoglobin (Hb)
merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai
fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Jadi, dapat
dikatakan bahwa di paruparu terjadi reaksi antara hemoglobin dengan oksigen.

2 Hb2+ 4 O2 ==> 4 Hb O2 (oksihemoglobin)

Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb.

4 Hb O2 ==> 2 Hb2+ 4 O2

Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah. Seperti hitung
leukosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode, yaitu manual dan elektronik
(automatik). Metode manual hampir sama dengan hitung leukosit, yaitu menggunakan bilik
hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar daripada hitung leukosit.

Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk
memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. Larutan Pengencer yang
digunakan adalah:

Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.25 g,
aquadest 100 ml. Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat dipergunakan
karena dapat menyebabkan precipitasi protein, rouleaux, aglutinasi.

Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest 200 ml.
Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux.

Natrium klorid 0.85 %

Harga Normal :

Dewasa laki-laki : 4.50 6.50 (x106/L)

Dewasa perempuan : 3.80 4.80 (x106/L)

Bayi baru lahir : 4.30 6.30 (x106/L)

Anak usia 1-3 tahun : 3.60 5.20 (x106/L)

Anak usia 4-5 tahun : 3.70 5.70 (x106/L)

Anak usia 6-10 tahun : 3.80 5.80 (x106/L)

Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di dalam hati
dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, yaitu pigmen biru yang
memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa,
selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Kira-kira setiap hari ada 200.000
eritrosit yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah eritrosit secara
keseluruhan.
2.2 Penurunan eritrosit

kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis, mieloma multipel,


cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi berlebihan.

GEJALA ANEMIA

Adapun gejala-gejala dari anemia adalah:

1.Lemah, lesu, pusing, mudah marah atau sulit konsentrasi.

2.Pucat terutama pada gusi dan kelopak mata atau bawah kuku.

3.Jantung berdebar nafas pendek.

4.Sariawan mulut atau lidah, bilur-bilur atau pendarahan tidak biasa.

5. Mati rasa atau kesemutan di daerah kaki.

6. Mual dan diare

Penyebab

Difesiensi besi adalah penyebab anemia paling umum. Defesiensi besi dapat terjadidari
pola makan sehari-hari yang rendah besi. Kurang protein, asam folat, vitamin B12 dari makanan
sehari-hari juga memungkinkan terjadinya anemia, mengingat pentingnya unsure-unsur
tersebut dalam pembentukan sel-sel darah merah. Anemia juga bisa disebabkan hal-hal lain
seperti pendarahan kecil tetapi terus menerus (slow bleeding) seperti akibat wasir, tukak
lambung, kanker lambung atau usus dan efek penggunaan aspirin atau obat-obat nonsteroidal
anti inflamasi terus menerus, menstruasi berat, penyakit yang berhubungan dengan darah
seperti leukemia dan infeksi (cacing, malaria). Pecandu alcohol, perokok, pasien dengan
penyakit saluran pencernaan (gastritis, celiac disease atau crohns disease), vegetarian ekstrim,
orang lanjut usia dan wanita hamil termasuk yang beresiko defisiensi besi, akibat gizi buruk
atau kurang gizi atau penyerapan gizi kurng baik.
Pengobatan untuk penderita anemia

Makanlah variasi makanan yang kaya besi, asam folat, dan B12 dari empat kelompok
makanan wajib (protein, karbohidrat, lemak, sayuran dan buah) seperti polong-polongan kering
dan kacang-kacangan, hati, daging, telur, ikan, kerang-kerangan, buah kering, sayuran hijau,
kelompok buah sitrus.
Jika anda sering mengalami menstruasi berat, seger konsultasikan dengan dokter karena anda
mempunyai risiko anemia. Bagi yang sedang hamil atau berencana untuk hamil, tanyakan pada
dokter tentang perlu tidaknya mengkonsumsi suplemen besi. Segera pergi ke dokter jika anda
melihat ada bercak darah pada fases atau urine anda. Mengkonsumsi makanan yang kaya
akan vitamin C ( asam askorbat) seperti jeruk, tomat, mangga dan lain-lain, sebab asam
askorbat dapat meningkatkan penyerapan zat besi.

Pengobatan untuk penderita anemia defisiensi zat besi:

60 gram daun bayam merah direbus dengan air secukupnya. Selanjutnya ditambahkan satu
kuning telur ayam kampung. Ramuan tersebut dapat dimakan.
100 gram kacang hijau + 10 butir angco direbus/ditim + 30 gram kismis, direbus hingga menjadi
bubur cair, kemudian dimakan.
30 gram daun kacang panjang + 30 gram daun bayam duri + 25 gram lempuyang wangi, dicuci
dan diblender dengan 100 cc air, disaring, airnya diminum.
30-50 buah buni yang matang + 20 buah murbei + 20 gram kunyit, diblender dengan
menambahkan 100 cc air, tambahkan 1 sendok makan madu lalu dimakan.

2. 3 Peningkatan eritrosit

Peningkatan eritrosit dapat meyebabkan polisitemia era, hemokonsentrasi/dehidrasi,


hipertensi , penyakit kardiovaskuler.

Salah satu penyakit akibat peningkatan eritrost adalah hipertensi, hipertensi tidak
menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala
yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan
kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang
dengan tekanan darah yang normal.

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
sakit kepala

kelelahan

mual

muntah

sesak napas

gelisah

pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena
terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan
penanganan segera.
a) Keturunan

Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara yang
memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih
besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar
identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti
gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.

b) Usia

Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang
bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat mengharapkan bahwa
tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda bertambah tua. Namun Anda dapat
mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal.

c. Garam

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada
beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan
usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
d. Kolesterol

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda, dapat
menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat
pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat. Kendalikan
kolesterol Anda sedini mungkin. Untuk tips mengendalikan kolesterol, silahkan lihat artikel
berikut: kolesterol.

e. Obesitas / Kegemukan

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat
badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.

f. Stres

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga tekanan darah
tinggi.

g. Rokok

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi
tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke.
Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi,
merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang
berkaitan dengan jantung dan darah.

h. Kafein

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman cola
bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.

i. Alkohol

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan
tekanan darah tinggi.

j. Kurang Olahraga
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan
darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah tinggi Anda
namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.

Mencegah dan Mengatasi Darah Tinggi

Untuk mencegah darah tinggi bagi Anda yang masih memiliki tekanan darah normal ataupun
mengatasi darah tinggi bagi Anda yang sudah memiliki tekanan darah tinggi, maka saran praktis
berikut ini dapat Anda lakukan:

Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda. Jika Anda sudah menderita tekanan darah
tinggi sebaiknya Anda menghindari makanan yang mengandung garam.

Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium, magnesium
dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi.

Kurangi minum minuman atau makanan beralkohol. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi,
sebaiknya hindari konsumsi alkohol secara berlebihan. Untuk pria yang menderita hipertensi,
jumlah alkohol yang diijinkan maksimal 30 ml alkohol per hari sedangkan wanita 15 ml per hari.

Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Jika Anda menderita tekanan
darah tinggi, pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai, dan
berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali seminggu.

Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon,
dan jeruk.

Jalankan terapi anti stres agar mengurangi stres dan Anda mampu mengendalikan emosi Anda.

Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Kendalikan kadar kolesterol Anda.

Kendalikan diabetes Anda.


Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah. Konsultasikan ke dokter jika Anda
menerima pengobatan untuk penyakit tertentu, untuk meminta obat yang tidak meningkatkan
tekanan darah.

BAB III

METODE KERJA

Prinsip :

Darah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung.
Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu. Dengan mengkalikan terhadap faktor
perhitungan diperoleh jumlah eritrosit dalam satuan volume darah.

3.1 Alat dan bahan

a. Alat

1. Hemositometer, terdiri dari :

- Kamar/bilik hitung

- Kaca penutup

- Pipet eritrosit

- Karet penghisap dengan pipa kecil

2. Auto clik / lanset

3. Kertas saring/tissu

4. Mikroskop

b. Bahan
- Darah kapiler

c. reagen

- Alcohol

- Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.2 g,
aquadest 100 ml.

3.2 Cara Kerja

1. siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. mengambil dara kapiler

a. Mease jari tangan, yang bisa digunakan adalah 3 jari tengah karena ada
selaputnya.

b. Jari yang akan di tusuk di usap dengan alkohol 70%

c. Gunakan lancet yang steril.

d. Tusuk jari yang sudah di beri alkohol


e. Buang 3 tetesan pertama
f. Segera gunakan pemeriksaan karena mudah membeku
g. Usap jari dengan kapas pada bekas tusukan tadi.

3. mengisi pipet thoma

a. Isaplah darah kapiler sampai pada garis tanda 0,5 tepat.

b. Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet

c. Masukkan ujung pipet kedalam larutan HAYEM sambil mempertahankan darah tetap
pada garis tan tadi. pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan larutan HAYEM dihisap
perlahan-lahan sampai garis tanda 11 tepat. Hati-hati jangan sampai terjadi gelembung
udara.

d. Angkatlah pipet dari cairan; tutup ujung pipet dengan ujung jari kemudian lepaskan karet
penghisap.

e. Kocoklah pipet tadi selama 15-30 detik. jika tidak segera akan dihitung letakkan pipet
dalam posisi horizontal.

4. Mengisi kamar hitung


a. Letakkan kamar hitung yang telah benar-benar bersih dengan kaca penutup yang terpasang
mendatar di atas meja.

b. Kocoklah pipet yang berisi tadi selama 3 menit terus menerus (jangan sampai ada
cairan yang terbuang dari pipet saat mengocok)

c. Buang semua cairan yang ada pada batang kapiler pipet (3 4 tetes) dan kemudian
sentuhkan ujung pipet (sudut 30 derajat) dengan menyinggung pinggir kaca penutup
pada kamar hitung. Biarkan kamar hitung tersebut terisi cairan perlahan-lahan dengan
gaya kapilaritasnya sendiri.

d. Biarkan kamar hitung yang sudah terisi tersebut selama 2-3 menit agar leukkosit-
leukosit mengendap. jika tidak akan dihitung segera, simpan kamar hitung tersebut
dalam cawan peti tertutup yang berisi kapas basah.

5. Cara menghitung sel

a. Atur fokus terlebih dahulu dengan memakai lensa objektif kecil (10 x), kemudian lensa
tersebut diganti dengan lensa objektif besar (40x),

b. Kamar hitung dengan bidang bergaris diletakkan di bawah objektif dan fokus mikroskop
diarahkan pada garis-garis bagi tersebut. Dengan sendirinya leukosit-leukosit akan jelas
terlihat.

c. Hitung semua eritrosit yang terdapat dalam 5 bidang yang tersusun dari 16 bidang kecil
(misalnya ; pada keempat sudut bidang besar di tambah dengan satu bidang di bagian
tengah). Cara dan ketentuan menghitung sel sama dengan cara menghitung
leukosit.Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan, kemudian turun ke
bawah dan dari kanan ke kiri dan seterusnya. Kadang ada sel yang menyinggung garis
suatu bidang, sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas
haruslah di hitung. Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis sebelah kanan dan
bawah tidak boleh dihitung.

6. Perhitungan
Pengenceran dalam pipet eritrosit adalah 200 kali. Luas tiap bidang kecil 1/400 mm kuatdrat,
tinggi kamar hitung 1/10 mm, sedangkan eritrosit yang dihitung dalam 5 x 16 bidang kamar kecil
= 80 bidang kecil, yang jumlah luasnya 1/5 mm kuatdrat. Faktor untuk mendapatkan jumlah
eritrosit dalam ul darah menjadi 5 x 10 x 200 = 10.000.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Dari pengamatan diatas hasinya dapat dihitung sebagai berikut :

Kotak I : 100

Kotak II : 110

Kotak III : 80

Kotak IV : 87

Kotak V : 90

467

N x 10.000

467 x 10.000 = 4.670.000/mm3

Jadi jumlah eritrosit dari pasien atas nama syahriani adalah 4.670.000/mm3

4.2 Pembahasan

Menghitung jumlah eritrosit yang terkandung dalam darah memang bukan suatu hal
yang mudah karena sel-sel darah merah yang terkandung dalam darah berukuran sangat kecil
sehingga dibutuhkan seperangkat alat yang dinamakan dengan Haemocytometer dengan
bantuan mikroskop. Dalam proses penghitungan sel-sel darah merah dibutuhkan juga ketelitian
dan konsisten dalam cara menghitung. Penghitungan sel-sel darah merah dihitung di dalam
kamar hitung yang bersakala atau berukuran kecil dengan jumlah 40 buah. Contoh gambar sel-
sel darah yang terkandung di dalam kamar hitung.

Namun pada saat dilakaukan percobaan bisa saja kita mendapatkan kesalahan, yang
mana akan sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan, oleh karena itu ketelitian sangat
diperlukan dalam praktikum ini.

Sumber kesalahan :

a. Jumlah darah/larutan Heyem yang diisap kedalam pipet tidak tepat.

b. Memakai pipet yang basah

c. Berkurangnya darah dalam pipet pada waktu penghapusan darah yang melekat pada bagian
luar ujung pipet.

d. Terjadinya gelembung udara dalam pipet pada waktu menghisap darah/larutan


pengencer.

e. Adanya bekuan darah

f. Darah tidak homogen

g. Kamr hitung/kaca penutup kotor

h. Ada gelembung udara yang masuk pada waktu pengisian kamar hitung

i. Letak kaca penutup tidak tepat

j. Meja mikroskop tidak datar

k. Menghitung sel yang menyinggung garis batas tidak benar

l. Kaca penutup bergeser karena tersebtuh oleh lensa mikroskop

m. Larutan pengencer kotor

n. Menghitung eritrosit tidak memakai lensa obyektif 40x sehingga kurang teliti.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah pada
seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada seorang
perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah.

Pengenceran darah yang lazim dipakai untuk menghitung eritrosit ialah 20x tetapi
menurut keadaan (leukositas tinggi atau leucopenia) pengenceran itu dapat diubah
sesuai dengan keadaan itu.Pengaenceran dilakukan lebih tinggi pada leukositas dan
lebih rendah pada leocopenia.

Jadi jumlah eritrosit dari pasien atas nama syahriani adalah 4.670.000/mm3

5.2 Kritik dan Saran

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Gandasoebrata.R. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta. 1967

http://belibis-a17.com/tag/kamar-hitung/.html

http://katahatimutiara.wordpress.com/2011/05/23/menghitung-jumlah-eritrosit-dan-leukosit/.html

http://kharismamerrin.blogspot.com/2011/05/antal-eritrosit.html

http://analislaboratoriumkesehatan.blogspot.com/2010/09/menghitung-sel-sel-darah.html

http://aniamaharani.blogspot.com/2011/12/praktikum-darahmenghitung-eritrosit.html

http://hirokotuna.wordpress.com/2010/11/02/menghitung-umlah-leukosit/

http://fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium-hematologi/

Anda mungkin juga menyukai