Anda di halaman 1dari 3

Peta Lapangan

Peta lapangan merupakan peta situasi mengenai area di sekitar, untuk menggambarkan bentuk
area tersebut. Serupa dengan peng

gambaran denah, digambarkan tampak atas hanya saja tidak mendetail.

Apa saja yang digambar?

Titik pusat atau titik acuan atau titik O

Titik-titik sudut lapangan/area

Garis batas area, merupakan garis imajiner yang menghubungkan titik-titik sudut
lapangan atau area

Arsiran, untuk mempertegas area atau lapangan yang digambar

Objek yang ada di dalam dan di sekitar area tidak digambar

What to do? Bagaimana cara kerjanya?


Menentukan titik pusat/acuan
Peta dapat dibuat dengan titik acuan berada di pusat lapangan (titik di dalam lapangan
yang kira-kira ada di tengah), dapat pula dengan menggunakan salah satu titik sudut
sebagai titik acuan. Bisa pula titik acuannya terdapat di luar lapangan. Titik pusat/acuan
tidak boleh berubah/bergeser. Jika bergeser, maka bidikan dan jarak akan ikut berubah.
Biasanya titik acuan/pusat diberi tanda agar tetap posisinya.

Menentukan titik-titik sudut lapangan

Membidik derajat titik-titik sudut lapangan dari titik pusat/acuan

Mengukur jarak antara titik-titik sudut lapangan dengan titik pusat/acuan


Pengukuran jarak dapat dilakukan dengan melangkah (2 langkah = 1 m atau 1 langkah = 1
m). Cara dengan langkah ini akan cukup akurat jika sudah terbiasa. Atau, jarak dapat
diukur dengan menggunakan tongkat (misalnya tongkat ukuran standar 1,6 m) atau benda
lain yang diketahui ukurannya. Biasanya tidak diperkenankan menggunakan alat ukur
standar (meteran) karena tujuannya bukan untuk pengukuran eksak, tapi pendekatan.

Menggambar
Menetapkan posisi titik pusat/acuan pada bidang gambar.
Menetapkan skala berdasarkan jarak hasil pengukuran. Skala ditetapkan yang
proporsional dengan ketersediaan bidang gambar, sehingga gambar tidak terlalu kecil atau
terlalu besar sehingga tidak muat.
Menetapkan posisi derajat masing-masing titik sudut, kemudian mengepaskan jaraknya
dari titik pusat/acuan sesuai dengan skala yang digunakan.
Menghubungkan titik-titik sudut tersebut untuk menggambarkan bentuk lapangan/area.
Mengarsir lapangan/area.

Mengisi berbagai keterangan yang dibutuhkan, seperti lokasi, skala, arah derajat titik-titik
sudut dan jaraknya dari titik pusat/acuan serta keterangan lain jika diperlukan

Peralatan/perlengkapan yang umum digunakan dalam membuat peta lapangan:


kompas bidik
busur derajat/protractor
pensil (tidak disarankan menggunakan alat tulis berbahan tinta)
penggaris
kertas gambar

Notes :

Cara kerja yang digunakan bisa saja berbeda, menyesuaikan dengan beragam faktor
seperti kondisi area, tingkat kesulitan dan sebagainya.

Pengerjaan peta lapangan biasanya memerlukan beberapa pembagian tugas : juru bidik,
juru ukur jarak, juru tulis dan juru gambar.

Dalam format kompetisi, misalnya lomba tingkat, mata lomba peta lapangan merupakan
mata lomba standar. Unsur yang dinilai umumnya presisi/ketelitian gambar (bentuk area,
ketepatan derajat dan jarak), penggunaan skala, kerapian secara umum serta
kelengkapan informasi. Jika dikerjakan dengan baik, cara yang berbeda akan tetap
menghasilkan bentuk gambar lapangan yang relatif serupa. Perbedaan kecil pada
derajat dan jarak merupakan hal yang wajar mengingat faktor alat dan cara kerja yang
digunakan.

Dalam format lomba, kecepatan pengerjaan menjadi hal yang sangat penting. Maka,
cara kerja yang paling efektif dan efisien harus diterapkan.
Cara II (jika jarak panjang)
Adalah gambar/situasi dari suatu daerah / lokasi yang dibuat ukuran kecil menggunakan skala
tertentu
Alat yang dibutuhkan:
1. ATK
2. HVS
3. Prottaktor
4. Kompas bidik
Yang hrs diperhatikan:
1. Penggunaan langkah kaki
2. Penggunaan kompas dan skala
Metode:
1. Metode 2 titik, (untuk jarak panjang)
Caranya:
a. Buat gambar panaha di ujung kanan kertas
b. Ditentukan titik yg akan dibidik dan tentukan 2 pangkal bidiknya (titik tetap)
c. Bidik dari pangkal bidik ke sudut bidik (eg: A->B, A->C, A->D)
d. Hitung jarak dari pangkal bidik 1->2 (jarak sebenarnya)
e. Ubah jarak sebenarnya ke jarak peta dengan skala yang ditentukan. (rumus: JP= JS/S)
f. Catat dalam kertas coret2an.
g. Gambar hasil tersebut di kertas kerja dengan menggambar titik awal dan ditandai dengan
pangkal bidik
h. Untuk menemukan titik lainnya menggunakan titik potong / menggunakan protaktor (eg: titik A-
B, B-C, dipertemukan hingga berpotongan dan menjadi titik potong B)
i. Membuat laporan
*NB: saat menggambar pastikan angka 0 derajat pada busur/protaktor selalu ada di atas

Anda mungkin juga menyukai