Anda di halaman 1dari 32

Pemberian Ukuran

A.Aturan-aturan dasar pemberian Ukuran

1.Pandangan yang terutama diberi ukuran


Ukuran-ukuran harus ditempatkan pada pandangan atau potongan yang memberikan bentuk
benda kerja yang paling jelas. Pandangan utama pada umumnya menunjukan bentuk benda
dengan jelas secara bentuk dan fungsi.
Oleh karna itu ukuran-ukuran harus ditempatkan sebanyak mungkin pada pandangan utama dan
ukuran-ukuran lain ditempatkan pada gambar penjelas.
A.Aturan-aturan dasar pemberian Ukuran

1.Pandangan yang terutama diberi ukuran


Contoh:
A.Aturan-aturan dasar pemberian Ukuran

2.Komponen-komponen penunjukan ukuran


Untuk penunjukan ukuran diperlukan: Garis ukur, garis batas ukur, angka ukur, simbol ukuran.
Garis batas ukuran ditarik (±1-2 mm).
A.Aturan-aturan dasar pemberian Ukuran

3.Arah angka ukur


Angka-angka dan huruf-huruf harus diletakkan ditengah-tengah dan sedikit di atas garis
ukur.Hampir seluruh ukuran dari gambar yang diperlukan adalah ukuran horizontal dan
vertikal.Untuk ukuran horizontal angka ukur harus berada di atas garis ukur sedangkan untuk
ukuran vertikal harus terletak sebelah kiri dari garis ukur.

(√) (x)
A.Aturan-aturan dasar pemberian Ukuran

3.Arah angka ukur


Sedangkan untuk arah ukuran sudut dapat dilihat gambar dibawah ini:
A.Aturan-aturan dasar pemberian Ukuran

4.Ujung & Pangkal Garis Ukur


Ujung & pangkal dari garis ukur harus menunjukan dimana garis ukur mulai berhenti.Ada 3 cara
untuk menunjukan ini:
4.1. Dengan cara anak panah
Cara anak panah ini yang umum digunakan dalam bidag permesinan.
Bentuk anak panah ditentukan oleh perbandingan panjang dan tebal skala dan harus
dihitamkan.
A.Aturan-aturan dasar pemberian Ukuran

4.2. Dengan garis miring


Cara anak Garis miring ini banyak digunakan dalam bidang Sipil dan Arsitektur,
tidak menuntut kemungkinan digunakan juga di bidang permesinan.
A.Aturan-aturan dasar pemberian Ukuran

4.3. Dengan cara titik atau Dot


Tanda Titik dipakai bilamana tidak cukup tempat untuk menempatkan anak panah.
Umumnya terdapat pada ukuran berantai.
A.Aturan-aturan dasar pemberian Ukuran

5.Ukuran & Toleransinya


Angka ukuran yang menunjukan ukuran benda pada umumnya tidak dapat dipenuhi dengan
tepat. Batas-batas ketidak tepatan (TOLERANSI) ini harus dinyatakan dalam gambar juga.
A.Aturan-aturan dasar pemberian Ukuran

5.Ukuran Fungsional, Non Fungsional, Ukuran tambahan

Ukuran Fungsional
Ukuran yang paling penting untuk mencapai fungsi suatu bentuk benda terhadap fungsi bentuk benda terhadap
pasangannya sesuai dengan kegunaan dalam susunannya/perakitannya.Ukuran ini selalu menggunakan toleransi
khusus atau toleransi suaian.
Ukuran Non Fungsional
Ukuran yang tidak mempengaruhi fungsi bentuk secara prinsip. Ukuran ini hanya diperlukan untuk membantu proses
pengerjaan, pengukuran atau pengecekan.Ukuran ini biasanya menggunakan toleransi umum.
Ukuran Tambahan atau pembantu pengecekan
Ukuran yang tidak begitu penting dalam proses pengerjaan suatu benda kerja, Ukuran ini diberikan hanya sebagai bahan
informasi, ditulis dalam tanda kurung menghindari kerja hitung.
A.Aturan-aturan dasar pemberian Ukuran

6.Satuan-satuan
Semua ukuran gambar harus ditulis dalam satuan yang sama. Dalam sistem satuan S.I
satuan yang dipakai adalah mm (milimeter).
Satuan tersebut tidak perlu dicantumkan dibelakang ukuran.
Jika diperlukan menggunakan satuan lain, lambang dari satuan yang dipakai harus ditambahkan
dibelakang angka, atau diberi catatan yang menerangkan satuan yang dipakai.
Untuk ukuran sudut umumnya dinyatakan dalam derajat, dan jika perlu juga dalam menit
dan detik. Ini dinyatakan oleh lambang-lambang : ˚ untuk derajat, ‘ untuk menit, dan ‘’ untuk detik,
yang ditulis disebelah kanan atas dari ukuran tersebut.
Contoh : 90˚, 22,5˚, 3’21’’, 0˚15’, 6˚21’52’’, 8˚0’52’’
B.Cara-cara pemberian ukuran

1. Ukuran Linier
Penjelasan mengenai ketentuan-ketentuan teknis pemberian ukuran Linier
a. Tinggi angka ukuran ±3,5 mm, namun skala
gambar pun mempengaruhi tinggi ukuran.
b. Jarak angka ukuran dengan garis ukur ±1 mm
c. Ekor panah ukuran ±2 mm
d. Kelebihan garis batas ukuran ±2 mm
e. Jarak garis ukuran terhadap garis benda ±10 mm
f. Jarak antar tiap baris ukuran ±10 mm,apabila ruang gambar tidak
memungkinkan jarak tersebut dapat dikurangi
g. Apabila tanda panah tidak memungkinkan dibuat, maka dapat
diganti dengan garis miring atau pun dot (titik)
h. Tanda panah dibuat runcing dan dihitamkan
B.Cara-cara pemberian ukuran

2.Susunan Ukuran
2.1 Ukuran Berantai
Digunakan bila jarak antara bagian dengan bagian lebih berfungsi dibanding
dengan jarak dari sisi benda ke setiap bagian.
B.Cara-cara pemberian ukuran

2.Susunan Ukuran
2.2 Ukuran terhadap bidang referensi
Digunakan bila benda yang dikerjakan mempunyai satu referensi yang sama.
B.Cara-cara pemberian ukuran

2.Susunan Ukuran
2.3 Pemberian ukuran terhadap ruang sempit
Jika ruang antara garis bantu terlalu sempit untuk menempatkan anak panah,anak
panahnya dapat diganti dengan garis miring & titik. Dalam hal ini dianjurkan untuk membuat
gambar detail yang diperbesar.dengan demikian ukuran-ukuran dapat diberikan dengan jelas
pada gambar.
B.Cara-cara pemberian ukuran

2.Susunan Ukuran
2.4 Pemberian ukuran sebagian untuk benda simetris
Untuk penghematan waktu dan tempat, gambar benda simetri boleh digambar separuh saja.
Dengan demikian garis ukurnya tidak dapat digambar lengkap.
Untuk ini cukup dibuat garis ukur yang sedikit melebihi garis sumbu benda.
B.Cara-cara pemberian ukuran

2.Susunan Ukuran
2.5 Pemberian ukuran koordinat
B.Cara-cara pemberian ukuran

2.Susunan Ukuran
2.6 Pemberian ukuran Benda Tirus/Konus

(A) (B)
B.Cara-cara pemberian ukuran

2.Susunan Ukuran
2.7 Penenempatan Angka Ukur

(Garis Ukur diletakkan di pinggir garis sumbu) (Angka diatas perpanjangan Garis Ukur)

(Angka dan Arsiran) (Garis Ukur Sebagian)


B.Cara-cara pemberian ukuran

2.Susunan Ukuran
2.8 Angka Ukuran yang tidak sesuai skala
Angka ukuran untuk bagian yang digambar tidak sesuai skala
dibawahnya diberi garis, atau benda dipotong dengan garis tipis bebas
B.Cara-cara pemberian ukuran

2.Susunan Ukuran
2.9 Pemberian ukuran Tali Busur, Busur, dan Sudut
B.Cara-cara pemberian ukuran

2.Susunan Ukuran
2.10 Pemberian ukuran Bagian yang harus dikerjakan secara khusus
B.Cara-cara pemberian ukuran

2.Susunan Ukuran
2.11 Pemberian ukuran Bagian dalam dan luar Benda
B.Cara-cara pemberian ukuran

2.Susunan Ukuran
2.12 Pemberian ukuran untuk pembagian jarak yang sama
Bila pembagian jarak lubang atau bentukan satu sama lain, maka pemberian ukurannya
dinyatakan seperti gambar di bawah.Jikia dikhawatirkan angka jumlah tertukar dengan angka
jarak, maka salah satu jarak dapat dicantumkan ukuran.Untuk pembagian sudut yang sama
dapat pula dinyatakan seperti halnya ukuran panjang.
B.Cara-cara pemberian ukuran

2.12 Pemberian ukuran untuk pembagian jarak yang sama


Untuk posisi dan ukuran suatu lubang dengan pembagian yang sama dapat ditunjukan beberapa
jumlah dan berapa ukurannya dengan menggunakan garis penunjuk.
B.Cara-cara pemberian ukuran

3.Huruf & Simbol yang ditambahkan pada angka ukur


Huruf & lambang dapat ditambahkan pada angka ukur untuk beberapa bentuk benda.Dengan demikian
gambar pandangan dapat dikurangi.
3.1. Simbol Diameter

Benda

(Simbol diameter Ǿ)
B.Cara-cara pemberian ukuran

3.2. Simbol Bujur Sangkar


Benda

(Lambang Bujur Sangkar □ )


B.Cara-cara pemberian ukuran

3.3. Simbol Tebal


Benda

(Lambang Bujur Sangkar t )


B.Cara-cara pemberian ukuran

3.4. Simbol Kemiringan (Chamfer) “x x 45˚”

(Chamfer Dalam) (Chamfer Luar)


B.Cara-cara pemberian ukuran

3.5. Simbol Radius, Spherical Radius, Spherical Diameter

Simbol R (Radius) S (Spherical Diameter) SR (Spherical Radius)


B.Cara-cara pemberian ukuran

3.6. Simbol Jari-jari Tanpa angka ukur

(Simbol R (Radius) Tanpa angka ukur

Anda mungkin juga menyukai