Anda di halaman 1dari 23

qwUKURAN PADA GAMBAR KERJA

Pencantuman ukuran pada gambar kerja memiliki peranan yang sangat penting untuk
tercapainya tujuan gambar. Sebuah buah gambar kerja tidak mungkin di buat sproduk jika tidak
di cantumkan ukuran pada gambar kerjanya. Pencantuman ukuran pada gambar kerja yang
kurang dan tidak jelas saja dapat menyebabkan kebingungan bagi seorang operator mesin untuk
membuatkan benda jadinya.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pencantuman ukuran di gambar
kerja adalah sebagai berikut :
1. Ukuran-ukuran harus di buat sejelas dan sesederhana mungkin sehingga mudah di baca
dan salah penafsiran bagi para pengguna gambar terutama pelaksana di bengkel.
2. Harus menyatakan semua bagian dari suatu konstruksi mesin dengan lengkap, sehingga
pelaksana tidak bertabya Tanya lagi.
3. Pencantuman ukuran harus disesuaikan dengan procedure pengerjaannya di bengkel.
4. Ukuran-ukuran harus dibedakan menurut fungsi masing-masing.

A. Ketentuan Pencantuman Ukuran


Memberikan ukuran besaran-besaran geometri dari bagian benda harus ditentukan secara
jelas tujuannya, sehingga tidak terjdai kesalah pahaman dalam membaca gambar. Oleh karena
itu perlu diperhatikan beberapa aturan / ketentuan dalam mencatumkan ukuran dalam gambar
teknik, yaitu :
1. Menarik garis ukur & garis bantu
2. Ujung & pangkal garis ukur ( menggambar anak panah )
3. Menetapkan jarak antara garis ukur
4. Menetapkan angka ukuran.

1. Garis ukur & garis bantu


Untuk menentukan sebuah dimensi linier, perlu ditarik garis-garis bantu melalui batas
gambar pandangan benda, kemudian garis ukurnya ditarik tegak lurus pada garis bantunya.
Sebuah garis ukur dengan anak panahnya, akan menunjukkan besarnya ukuran dari suatu

75
permukaan. Garis bantu dan garis ukur ditarik dengan garis tipis. Garis bantu ditarik sedikit
melebihi garis ukurnya, kira-kira 2 mm dari garis ukur. Lihat tabel & gambar berikut :

Tabel 1. Perbandingan garis ukur dengan garis gambar

Macam garis Ukuran ( mm)


Garis gambar/tepi 1 0,7 0,5
Gambar ukur/bantu 0,5 0,35 0,25

Gambar 1. Penunjukan garis ukuran dan garis bantu

2. Anak Panah ( ujung & pangkal garis ukur )


Ujung dan pangkal garis ukur harus menunjukkan dimana garis ukur mulai dan berhenti.
Ada 3 cara untuk menunjukkannya, yaitu :
a. Dengan anak panah tertutup, dimana perbandingan panjang dan lebar = 3 : 1 mm.
b. Dengan garis miring
c. Dengan tanda titik.
Cara dengan garis miring banyak digunakan pada bidang yang sempit, tidak
memungkinkan menempatkan anak panah, terutama juga pada pekerjaan bidang sipil &
arsitektur, sedangkan pada bidang pemesinan jarang digunakan.

Tanda titik digunakan bilamana tempat tidak mencukupi untuk menempatkan anak
panah. Hal ini biasanya terdapat pada jenis ukuran berantai, atau pangkal ukuran beruntun.

76
Gambar 1. Ukuran anak panah

Gambar 2. Ujung & pangkal garis ukur

3. Jarak antara garis ukur


Jika garis ukuran terdiri dari garis-garis ukur yang sejajar, maka jarak antara garis ukur
yang satu dengan yang lainya harus sama. ( Tetapi biasanya dalam prakteknya diberi jarak yang
beda, yaitu jarak garis ukur pertama ke garis gambar sebesar 10 mm, dan jarak garis ukur
kedua dan seterusnya dari jarak garis ukur sebelumnya adalah sebesar 7 mm ) . Selain itu, garis
ukur diusahakan jangan saling berpotongan dengan garis bantu. Untuk lebih jelasnya coba lihat
gambar dibawah berikut ;

77
Gambar 3. Jarak antara garis ukur

Keterangan :
1. Garis ukur yang sejajar
2. Garis bantu yang berpotongan ( tidak dapat dihindarkan )
3. Garis sumbu yang secara tidak langsung digunakan sebagai garis bantu.
4. Garis ukur untuk ukuran terkecil ditempatkan paling dalam, dan garis ukur ukuran yang
terbesar ditempatkan paling luar agar tidak saling berpotongan.
5. Garis ukur tambahan
6. Perpanjangan garis bantu dari garis ukur, kira-kira 2 mm
7. Penempatan garis ukur pada tempat yang sempit
8. Garis bantu pararel / miring sejajar ( jika diperlukan )

4. Angka ukuran
Penulisan angka ukuran ( juga huruf ) ditempatkan ditengah & sedikit diatas garis
ukur. Hampir semua ukuran pada gambar merupakan ukuran horizontal & vertikal.
Pembacaan angka ukuran yang pertama harus dapat dibaca dari arah bawah gambar,
sedangkan ukuran yang kedua harus dapat dibaca dari arah kanan gambar. Lihat gambar berikut ;

78
5
Gambar 4. posisi angka ukuran normal
Untuk kertas gambar ukuran kecil maka penulisan angka ukuran pada garis ukur harus tegak.
Kertas gambarnya harus diputar kekanan sehingga penulisan dan pembacaannya tidak terbalik.
Angka ukuran harus dapat dibaca dari bawah atau dari sisi kanan garis ukurnya. Jika kertas
gambar diputar ke arah kiri, maka akan menghasilkan angka ukuran yang terbalik .

Gambar 5. Posisi angka ukuran pada kertas gambar kecil

Angka – angka ukur yang posisinya tidak horizontal maupun vertikal, harus ditulis sesuai
dengan garis ukurnya, dan sedapat mungkin tidak menempatkan didalam arsiran. Coba lihat
gambar berikut ini ;

79
Gambar 6. Posisi angka ukuran pada garis ukur yang miring
Ukuran sudut ditulis seperti pada gambar 7.(a) atau 7.(b), dimana garis ukurnya
berupa garis lengkung. Prinsip dasar yang perlu diperhatikan adalah bahwa garis ukur harus
merupakan garis tulis. Dimana angka selalu harus berada diatas garis ukurnya, kecuali seperti
pada gambar 7 (b).

Gambar 7. Ukuran sudut

Jika angka ukur harus ditempatkan pada bagian yang diarsir, maka arsirnya harus dihilangkan
sedikit untuk memberi tempat angka. Seperti pada gambar 8 berikut ;

80
Gambar 8. Ukuran dalam arsiran
Dalam keadaan tertentu angka ukur dapat ditempatkan agak dekat dengan salah
satu anak panahnya, guna menghindari bertumpuknya angka-angka ukur. Dan jika terdapat
banyak garis ukur pada gambar, maka garis ukurnya boleh ditarik hanya sebagian saja ( melewati
garis sumbu ) agar angka ukurnya tidak terlalu jauh dari bagian yang diberi ukuran. Lihat
gambar 9 berikut ;

Gambar 9. Garis ukur sebagian


Pada bagian-bagian yang sempit, maka angka ukurnya dapat ditempatkan diluar garis
ukurnya. Oleh karena itu garis ukurnya dapat diperpanjang kesebelah kanan ( lebih utama ). Dan
angka ukurnya ditempatkan diatas perpanjangan garis ukur tersebut.

Gambar 10. Perpanjangan garis ukur

B. Klasifikasi Pencantuman Ukuran

81
Benda-benda yang diukur mempunyai bentuk yang bermacam-macam, fungsi,
kualitas & pengerjaan yang khusus pula. Oleh karena itu pencantuman ukuran pada gambar
teknik diklsifikasikan dalam beberapa bagian, yaitu ;
1. Pengukuran dengan dimensi fungsional
2. Pengukuran dengan dimensi non-fungsional
3. Pengukuran dengan dimensi tambahan
4. Pengukuran dengan kemiringan / ketirusan
5. Pengukuran dengan bagian yang dikerjakan khusus
6. Pengukuran dengan kesimetrian

1. Pengukuran dengan dimensi fungsional, non-fungsional & imensi tambahan

Jika suatu benda terdiri dari bagian-bagian yang dirakit ( assembly ),


maka ukuran bagian yang satu dengan bagian yang lainnya mempunyai fungsi yang sama
sehingga satu sama lain mempunyai ukuran yang berpasangan & pencantuman ukurannya
sebagai fungsi yang berpasangan.
Jika gambar benda merupakan bagian tersendiri, tetapi dalam proses pengerjaannya dilakukan
secara bertahap, maka perlu digambar sesuai dengan ukurannya & pencantuman ukurannya
sebagai fungsi dari proses pengerjaannya.
Ukuran yang diperlukan untuk fungsi dari komponen, seperti komponen yang
disusun, cara kerja komponen, dsb, maka disebut juga ukuran fungsional ( F ).
Ukuran-ukuran yang tidak langsung mempengaruhi secara fungsi disebut juga
dengan ukuran Non-Fungsiona ( NF ).
Untuk melengkapi ukuran dalam hal agar tidak menimbulkan kesalahan dalam
membaca gambar, terutama jumlah ukuran total, maka ukuran pada gambar dilengkapi dengan
ukuran tambahan. Ukuran tambahan ini tanpa toleransi & hanya sebagai bahan informasi,
ditempatkan dalam tanda kurung. Lihat gambar gabungan berikut ini ;

82
Gambar 11. Pen dengan sebuah tuas Gambar 12. Ukuran fungsional
Gambar 11 memperlihatkan sebuah tuas yang dihubungkan pada sebuah benda dengan sebuah
pen. Ukuran-ukuran pen ditentukan seperti pada gambar 12 (a) sesuai dengan fungsi dari susunan
tersebut, dimana ukurannya digolongkan kedalam ; ukuran fungsional, non-fungsional, serta
ukuran tambahan ( auxiliary )

2. Pengukuran Ketirusan
Dalam pengukuran ketirusan ukuran benda mempunyai bentuk miring, ukuran
kemiringannya dicantumkan dengan harga tangent sudutnya.

Gambar 13. Ukuran sudut ketirusan

Dimana sudut tangent ;


1 H −h
=
Tg α = x L
Pada bagian atau benda yang miring sedikit, garis-garis bantu horizontal maupun vertikal
menjadi tidak jelas. Maka garis- garis bantu digambar miring dan sejajar. Lihat gambar 14 ;

83
Gambar 14. Garis bantu pada benda yang tirus

Jika dua bidang yang miring saling berpotongan, dan bidang yang lancip ini
kemudian dibulatkan atau dipotong, maka ukurannya tampak seperti pada gambar 13 (a) & (b),
yaitu diberi garis bantu khusus yang merupakan garis perpanjangan bidang miring yang
berpotongan tersebut.

3. Penunjukan ukuran pada bagian yang dikerjakan khusus


Bagian-bagian benda tertentu harus dikerjakan secara khusus. Jika hal ini akan ditunjukkan
dalam gambar maka bagian –bagian tersebut dijelaskan oleh garis sumbu yang tebal sejajar
dengan bagian tersebut dan diberi jarak sedikit agar jelas, seperti gambar berikut ;

Gambar 15. Bagian yang dikerjakan khusus

Bagian-bagian seperti misalnya lubang yang dibor, lubang yang dirimer (


reamer ), dsb. Maka diberi ukuran dengan garis penunjuk, beserta ukuran & catatannya. Untuk
gambar yang berbentuk silinder maka garis penunjuk harus berujung anak panah, yang berakhir
pada titik potong antara garis sumbu & garis gambarnya lihat gambar 16 (a). Sedangkan untuk
gambar lingkaran berakhir pada garis gambarnya lihat gambar 16 (b) & (c).
Garis penunjuk harus ditarik miring 600.

84
Gambar 16. Penunjukan ukuran lubang
Garis penunjuk juga digunakan untuk memberi nomor bagian gambar. Jika garis
penunjuk berakhir dengan anak panah maka ditempatkan pada garis gambarnya. Sedangkan jika
garis penunjuk berakhir dengan tanda titik, maka ditempatkan didalam gambar.

Gambar 17. Penggunaan garis penunjuk

4. Penunjukan ukuran pada bagian yang simetris


Pada bagian-bagian benda yang simetris, jarak antara tepi dan sumbu simetrisnya tidak
dicantumkan, garisnya tidak perlu digambar seluruhnya tetapi cukup setengahnya saja.
Disamping garis sumbu tebal ini masih diperlukan keterangan tambahan mengenai pekerjaan
tambahan yang diperlukan. Lihat gambar berikut ;

Gambar 17. Ukuran benda simetris

85
C. Pencantuman Simbol-simbol ukuran
1. Penunjukan ukuran jari-jari
Benda-benda dengan bentuk tertentu ukurannya dicantumkan disertai simbol bentuknya.
Contoh bujur sangkar, bola, pinggulan (Champer), dan benda-benda yang berbentuk silinder.

Gambar 18. Ukuran Pada Benda dengan Bentuk tertentu

Yang perlu diperhatikan untuk pencantuman simbol-simbol ukuran adalah


1. Simbol dari jari-jari ditulis didepan angka ukurnya dengan huruf “ R “. Pengukuran
jari-jari digambarkan dengan garis ukur dimulai dari titik pusat sampai busur
lingkarannya.

86
a. Penempatan anak panah b. Penunjukan jari-jari dengan
dan ukuran didalam lingkaran garis ukur yang diperpendek

c. Penunjukan jari-jari dengan d. Penempatan anak panah ukuran


garis ukur yang diperpendek di luar Lingkaran

Gambar 19. Macam-macam cara penulisan simbol untuk jari-Jari


Pengukuran benda tipis seperti pelat, ukuran tebalnya dapat dilengkapi dengan simbol “t”
(thicknees) seperti pada gambar.

1
0
2. Menentukan titik pusat jari-jari fillet

Menentukan titik pusat jari-jari filet yaitu dengan dua garis yang berpotongan dengan
sudut 900, dua garis berpotongan dengan sudut lancip (< 90 0 ), dan dua garis berpotongan
dengan garis tumpul (>900).

87
a. Jari-jari pada dua garis dengan sudut 900 b. Jari-jari pada dua garis dengan sudut < 900
(Lancip)

Jari-jari pada dua garis dengan sudut > 900 ( tumpul )

Gambar 20. Cara menetukan titik pusat jari-Jari

Selain lengkungan (jari-jari) yang di dapat dari dua garis yang berpotongan seperti
gambar di atas, juga terdapat lengkungan (jari-jari) yang diperoleh dari garis yang memotong
lingkaran.

a. Titik pusat jari-jari yang menyinggung dua lingkaran

88
b. Titik pusat jari-jari yang menyinggung lingkaran dan garis
Gambar 21. Jari-Jari dari Garis yang memotong Lingkaran

3. Memberi ukuran tali busur, busur dan sudut

Ukuran pada tali busur garis bantunya sejajar dan garis ukurnya lurus & tegak lurus
terhadap garis bantunya. Untuk busur caranya sama, hanya garis ukurnya berbentuk lengkung,
sejajar dengan busurnya. Sedangkan ukuran sudut ditempatkan diatas garis ukur yang berbentuk
lengkung, dan garis bantunya merupakan perpanjangan dari sisi-sisi sudutnya. Lihat gambar
berikut ini ;

Gambar 22. Ukuran tali busur, busur dan sudut

89
D. Susunan / Macam – macam ukuran
Penulisan ukuran dalam gambar teknik menurut jenisnya terdiri dari ;
1. Ukuran berantai
Kelebihannya dapat mempercepat pembuatan gambar kerja.
Kekurangannya dapat mengumpulkan teloransi yang makin besar sehingga tidak teliti. Biasanya
digunakan untuk komponen yang tidak memerlukan ketelitian tinggi, atau tidak mempengaruhi
persayaratan fungsional benda tersebut.

Gambar 23. Ukuran Berantai


2. Ukuran sejajar

Gambar 24. Ukuran sejajar / pararel

90
3. Ukuran Kombinasi / gabungan
Ukuran kombinasi terjadi akibat penggunaan ukuran berantai & ukuran sejajar secara
bersamaan pada gambar kerja.

Gambar 25. Ukuran gabungan / kombinasi

4. Ukuran berimpit
Pengukuran yang dengan garis-garis ukur yang ditumpangkan ( berimpit ) satu sama lainnya.
Titik pangkal yang menunjukkan garis atau bidang referensi / patokan harus dilingkari, Angka
ukurnya harus diletakkan dekat anak panah searah dengan garis bantunya.
Pengukuran jenis ini digunakan jika ruang gambar terbatas & untuk menyederhanakan gambar.
Serta jika tidak akan menimbulkan kesalahan dalam membaca gambar. Lihat gambar berikut ;

Gambar 26. Ukuran berimpit

5. Pengukuran terhadap Bidang Referensi

91
Bidang referensi adalah bidang batas ukuran yang digunakan sebagai patokan pengukur. Contoh:
pengukuran benda kerja bubutan terhadap bidang datar/rata

6. Pengukuran Koordinat

Jika pengukuran berimpit dilakukan dengan dua arah, yaitu penunjukan ukuran ke arah sumbu x
dan penunjukan ukuran ke arah sumbu y dengan bidang referensinya di 0, maka akan didapat
pengukuran ”koordinat”

7. Pengukuran yang Berjarak Sama

92
Untuk memberikan ukuran pada bagian yang berjarak sama, penunjukan ukuran seperti pada
gambar berikut

8. Pengukuran Alur Pasak


Jika kita memberikan ukuran diameter pada penampang/potongan yang beralur pasak, misalnya
pada kopling, roda gigi, atau alur pasak pada puli, maka penunjukan ukuran diameternya seperti
tampak pada Gambar

9. Pengukuran pada Lubang


Untuk memberikan ukuran pada lubang yang berjarak sama, dapat dilakukan seperti tampak
pada Gambar berikut

10. Pengukuran Profil

93
Untuk memberikan ukuran pada profil-profil yang telah distandar, dapat dilakukan seperti
tampak pada Gambar berikut.

11. Pengukuran untuk ujung yang melengkung


Untuk mendapatkan ukuran pada ujung-ujung yang melengkung tersebut, tarik lurus garis
pembantu.

94
E. Beberapa contoh pencantuman pada gambar kerja
1. Pengukuran pada satu pandangan

2. pengukuran pada dua pandangan

3. Pengukuran pada tiga pandangan

95
96
97

Anda mungkin juga menyukai