PENUNJUKAN UKURAN
Pertemuan ke 1
2
Pembahasan
1. DEFINISI DAN KLASIFIKASI UKURAN • Akhir dan Tanda Awal Garis Dimensi
• Angka Ukuran
▪ Definisi Ukuran
• Satuan Ukuran
▪ Klasifikasi Ukuran • Huruf dan Simbol
2. PRINSIP DASAR PENUNJUKAN UKURAN 3. SISTEM PENUNJUKAN UKURAN
▪ Penunjukan Ukuran Besaran ▪ Sistem Penunjukan Ukuran Berantai
▪ Penunjukan Ukuran Kedudukan/Posisi ▪ Sistem Penunjukan Ukuran Paralel
▪ Ketentuan Penunjukan Ukuran : ▪ Sistem Penunjukan Ukuran Berstep
• Elemen –Elemen Penunjukan Ukuran ▪ Sistem Penunjukan Ukuran Koordinat
• Garis Proyeksi Ukuran, Garis Ukuran dan
Garis Petunjuk ▪ Sistem Penunjukan Ukuran Gabungan
3
1. Definisi dan Klasifikasi
Ukuran
Definisi Ukuran
Ukuran adalah nilai numerik yang dicantumkan dalam satuan pengukuran tertentu dan pada
gambar teknik dituliskan dengan garis, simbol dan angka. Ukuran dicantumkan pada gambar kerja secara
lengkap untuk mempermudah pengerjaan di bengkel dan pencapaian fungsi suatu benda kerja.
Pencantuman ukuran pada gambar kerja telah ditetapkan oleh standar internasional, dalam ISO
Standards Handbook - Technical Drawings.
Referensi
▪ ISO 129 – 1985
▪ DIN 406 T 11 – 1992
▪ Technical Darwings – Dimensioning – General Principles, Definitions,
▪ Methodes of Execution and Special Indication.
▪ Technische Zeichnungen – Maßeintragung
5
Klasifikasi Ukuran
1. Ukuran Fungsi (F)
Ditentukan berdasarkan fungsi kerja dari benda tersebut terhadap konstruksi susunannya,terutama bagian
yang berhubungan dengan bagian benda lainnya. Biasanya menggunakantoleransi umum, khusus atau suaian
ISO.
2. Ukuran Non Fungsi (NF)
Diperlukan untuk membantu proses pengerjaan (permesinan), pengukuran atau pengecekanyang ditinjau
tidak secara langsung dari fungsi kerjanya, melainkan hanya untuk membantupencapaian fungsi benda
tersebut. Biasanya hanya menggunakan toleransi umum.
3. Ukuran Pembantu (H)
Ukuran yang diberikan agar operator tidak perlu menghitung sisa atau jumlah ukuran yang ada,
pencantumannya dalam tanda kurung
6
1
2 1 2
7
2. Prinsip Dasar
Penunujukan Ukuran
Penunjukan Ukuran Besaran
9
Penunjukan Ukuran Kedudukan/Posisi
10
Ketentuan Penunjukan Ukuran
11
Ketentuan Penunjukan Ukuran
12
Ketentuan Penunjukan Ukuran
4. Pada umumnya garis proyeksi dan garis dimensi tidak boleh saling
berpotongan. Jika perpotongan tersebut tidak bisa dihindari, garis proyeksi
maupun garis dimensi tetap digambarkan utuh.
13
Ketentuan Penunjukan Ukuran
5. Jika garis proyeksi dan garis dimensi berpotongan dengan anak panah atau
angka ukuran, maka garis proyeksi dan garis dimensi tersebut dibuatpatah
(tidak utuh).
6. Untuk gambar benda yang diperpendek, garis dimensi tetap digambar utuh.
14
Ketentuan Penunjukan Ukuran
7. Garis benda dan garis sumbu tidak boleh digunakan sebagai garis dimensi, tetapi dapat
digunakan sebagai garis proyeksi.
15
Ketentuan Penunjukan Ukuran
16
Ketentuan Penunjukan Ukuran
• Ketentuan penggambaran anak panah :
1. Anak panah dibuat dengan ukuran yang proporsional terhadap ukuran gambar. Ukuran yang disarankan
oleh ASM (Arbeitgeberverband Schweizerischer Machinen) ditunjukkan pada gambar 6-22, dengan B : L = 1
:4.
2. Dalam satu gambar hanya diperbolehkan untuk menggunakan satu jenis anak panah. Tetapi jika ruang
untuk menggambarkan anak panah tidak mencukupi, boleh digantikan dengan garis miring.
3. Anak panah harus digambar dalam batas garis dimensi, tetapi jika ruang penggambaran yang tersedia
tidak mencukupi, anak panah boleh digambar diluar batas garis dimensi (gambar 6-23 dan 6-24).
4. Pada penunjukan ukuran bentuk radius, anak panah yang digambarkan hanya satu buah, diletakkan di
dalam atau diluar bentuk beradius gambar 6-25).
17
Ketentuan Penunjukan Ukuran
• Angka Ukuran
Dalam gambar teknik, terdapat dua metode pencantuman angka ukuran, tetapi dalam satugambar hanya diperbolehkan untuk
menggunakan salah satu dari metode tersebut. Metode pencatuman angka ukuran tersebut adalah :
Metode 1
Angka ukuran ditempatkan diatas dan sejajar dengan garis dimensi, dan biasanya ditulis di tengahtengah garis dimensi, kecuali
ada ketentuan lain, seperti penunjukan ukuran untuk benda terpotong atau ruang untuk menuliskan angka ukuran tidak
mencukupi.
Metode pertama ini digunakan agar angka ukuran dapat dibaca dari arah kanan dan bawah kertas.
18
Ketentuan Penunjukan Ukuran
Metode 2
Berbeda halnya dengan metode pertama, metode kedua digunakan agar angka ukuran dapat dibaca hanya dari arah bawah
kertas. Garis dimensi non-horizontal dibuat terpatah (biasanya pada tengah-tengah garis) sehingga angka ukuran dapat
diletakkan diantaranya.
Jika ruang untuk menuliskan angka ukuran diantara garis dimensi tidak mencukupi, angka ukuran dapat ditulis seperti yang
ditunjukkan pada gambar dibawah.
19
Ketentuan Penunjukan Ukuran
• Satuan Ukuran
Dalam gambar teknik mesin, angka ukuran pada umumnya dicantumkan dalam satuan milimeter (mm). Bila terdapat
angka ukuran yang bersatuan bukan dalam milimeter, misalnya dalam centimeter atau meter (cm atau m), maka satuan
tersebut harus dicantumkan langsung dibelakang angka ukurannya.
• Huruf dan Simbol Pelengkap
Huruf dan simbol pelengkap di bawah ini dicantumkan dengan angka ukuran untuk menunjukan bentuk dan
mempermudah pembacaan gambar, tanpa menambah jumlah pandangan. Huruf dan simbol pelengkap ini dapat
dihilangkan jika bentuk yang ditunjukkan sudah jelas. Huruf dan simbol pelengkap ini ditulis sebelum angka ukuran.
20
Ketentuan Penunjukan Ukuran
21
Ketentuan Penunjukan Ukuran
22
3. Sistem Penunjukan
Ukuran
Sistem Penunjukan Ukuran Berantai
24
Sistem Penunjukan Ukuran Pararel
25
Sistem Penunjukan Ukuran Berstep
Metoda ini dapat digunakan sebagai pengganti penunjukan ukuran paralel yaitu dengan mengambil satu bidang
patokan. Bidang patokan ditandai dengan tanda awal ( lihat gambar
6-21) dan angka nol. Angka ukuran diletakkan mengikuti salah satu dari dua cara berikut :
1. Dekat dengan anak panah, sejajar dengan garis proyeksi (gambar 6-50), atau
2. dekat dengan anak panah, di atas garis dimensi (gambar 6-51).
26
Sistem Penunjukan Ukuran Berstep
27
Sistem Penunjukan Ukuran Berstep
28
Sistem Penunjukan Ukuran Kordinat
29