Fakultas : Teknik
Progdi : S1 Teknik Kimia
TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Menggambar Teknik,
dalam waktu yang telah ditentukan.
Tidak lupa Sholawat serta Salam kita ucapkan kepada Nabi Besar Muhamad
SAW yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliah menuju zaman Islamiah. Yang
kami nanti-nantikan syafaat nya di Yaummul Qiyammah. Amiinn....Ya Rabbal Alamin.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya dan dapat diterima oleh
Bapak Petrus Darmawan,ST.,MT selaku dosen pengampu mata kuliah Menggambar
Teknik.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................. 1
BAB 3 PENUTUP.......................... 21
A. Kesimpulan .............................. 21
B. Saran ................ 21
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Teknik menggambar adalah fisik dari suatu obyek dalam bentuk garis yang
digunakan secara internasional dan biasanya menyatakan suatu lebih jelas dari
kata-kata, sebab setiap garis gambar dan simbol mempunyai fungsi dan pengertian
tertentu.
Oleh karena itu diperlukan suatu petunjuk bagaimana caranya gambar yang
memenuhi persyaratan dan berkualitas tinggi. Suatu teknik menggambar harus
mudah dan cepat dapat dimengerti orang lain, karena gambar merupakan media
komunikasi antara perencana, pemilik dan kontraktor yang akan melaksanakan
keinginan pemilik. Pelajaran teknik menggambar ini dimaksudkan untuk
mengembangkan kemampuan baik membuat, membaca maupun mengartikan
gambar. Untuk mengembangkan kemampuan tersebut, diberikan petunjuk-
petunjuk secara bertahap mengenai :
2. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Memberi ukuran besaran geometrik dari bagian benda harus menentukan secara jelas
tujuannya dan tidak boleh menimbulkan salah tafsir. Oleh karena itu,aturan-aturan dasar
melalui batas gambar pandangan benda, dan garis ukurnya ditarik tegak lurus; ada
pengecualiannya, pada garis bantu (Gambar 1.1). Sebuah garis ukur, dengan mata
panahnya, menunjukkan besarnya ukuran dari suatu permukaan atau garis sejajar
dengan garis ukur. Garis bantu dan garis ukur ditarik dengan garis tipis.
Gb. 1.1 Garis ukur dan garis bantu Gb.1.2 Garis bantu dan antara yg tampak
1.2 Tinggi dan Arah Angka Ukur
Angka ukur atau huruf-huruf harus digambar dengan jelas pada gambar
aslinya maupun pada salinan gambar yang diperkecil. Oleh karena itu angka-
angka dan huruf-huruf harus digambar sebesar mungkin. Pada peraturan ISO 3098
horizontal atau vertikal. Ukuran yang pertama harus dapat dibaca dari bawah
gambar, sedangkan ukuran yang kedua harus dapat dibaca dari sebelah kanan
gambar. Ini berarti bahwa angka ukur horizontal harus terletak di atas garis ukur,
dan ukuran vertikal harus terletak sebelah kiri garis ukur. Angka dan garis ukur
sesuai dengan garis ukurnya, seperti tampak pada Gambar 1.3. Sedapatnya
ukuran-ukuran jangan diletakkan di daerah yang diarsir pada gambar 1.3, yaitu
Ukuran sudut ditulis seperti pada Gambar 9.4 (a) atau (b). (hal 92) Disini
harus dipertahankan di sini adalah bahwa garis ukur harus merupakan garis tulis.
Jadi angka selalu harus di atas garis ukur, kecuali pada Gambar 1.5 (b).
Gb.1.3 Ukuran-ukuran normal Gb.1.4 Ukuran-ukuran searah
Ujung dan pangkal dari garis ukur harus menunjukkan di mana garis ukur
mulai dan berhenti. Ada tiga cara untuk menunjukkan ini, yaitu dengan anak
panah tertutup, garis miring dan titik (Gambar 1.6). Cara dengan garis miring
seperti pada Gambar 1.6 (b) banyak dipergunakan dalam bidang sipil dan
arsitektur. Dalam bidang permesinan cara ini tidak dipergunakan, bentuk anak
panah ditentukan oleh perbandingan panjang dan tebal sebagai 2 : 1, dan harus
dihitamkan.
Tanda titik dipakai bilamana tidak cukup tempat untuk menempatkan anah
panah. Ini pada umumnya terdapat pada ukuran berantai, atau pangkal ukuran
Angka ukuran yang menunjukkan ukuran benda pada umumnya tidak dapat
dipenuhi dengan tepat. Batas-batas ketidak tepatan ini harus dinyatakan dalam
(a) Ukuran dengan toleransinya, yang ditentukan dalam ISO 2769 Penyimpanan
(c) Ukuran dengan lambang toleransi, yang menentukan toleransi, sesuai dengan
ISO/R296 Sistim ISO tentang batas dan suaian: Bagian I Umum, toleransi dan
(d) Ukuran teoritis tepat tanpa toleransi linier, yang ditentukan oleh ISO 1101/I
(Gambar 1.7 (d). Dalam hal ini toleransi posisi harus diterapkan pada posisi yang
(Gambar 1.7 (e)). Ini disebut dimensi referensi dan tidak menentukan operasi
1. Suatu dimensi fungsional adalah ukuran yang diperlukan untuk fungsi dari
bagian atau komponen, umpamanya bagian-bagian yang disusun, cara
kerja dari bagian, dsb.
2. Suatu dimensi bukan fungsional adalah ukuran tidak langsung
mempengaruhi fungsi secara prinsipil.
3. Suatu dimensi tambahan adalah dimensi yang telah disebut pada bagian
sebelumnya. Ukuran ini diberikan dalam tanda kurung tanpa toleransi,
hanya sebagai bahan informasi.
1.6 Satuan-satuan
Semua ukuran dalam gambar harus ditulis dalam satuan yang sama. Dalam
sistem satuan S.I satuan panjang adalah millimeter (mm).Singkatan satuan
panjang(mm) tsb tidak perlu dicantumkan di belakang tiap ukuran. Dengan
sendirinya harus dimengerti bahwa angka yang tercantum pada gambar
memberikan ukuran panjang dalam mm,walaupun satuan ini tidak tertulis.
Jika diperlukan penggunaan satuan lain, lambing dari satuan yang dipakai
harus ditambahkan di belakang angka, atau diberi catatan yang menerangkan
satuan yang dipakai.
Ukuran sudut pada umumnya dinyatakan dalam derajat dan jika perlu juga
dalam menit dan detik. Ini di nyatakan oleh lambang-lambang untuk derajat,
untuk menit, untuk detik,yang ditulis disebelah kanan atas dari angka yang
bersangkutan. Contoh: 90,22,5 ,321,0 15,6 2152,8 051.
Tanda decimal harus diletakkan setinggi dasar angka dan harus tampak
jelas sebagai tanda decimal dipakai koma. Jika terdapat lebih dari empat angka
disebelah kiri atau kanan angka, tidak perlu di beri tanda lain setelah tiap tiga
angka. Contoh : 125,35;12,00;12120.
Cara-cara memberi ukuran ini mempunyai cara khusus tersendiri sebagai berikut:
Pada dasarnya ukuran-ukuran linear harus dierinci oleh garis bantu,garis ukur dan
angka ukur seperti gb.2.1. Jika ruang antara garis bantu terlalu sempit untuk
menenmpatkan anak panah. Anak panahnya dapat diganti dengan titik(gb 2.2).
Ukurannya dapat diberikan dengan jelas oada gambar (2.3). dalam beberapa hal garis
ukur dapat langsung ditarik antara garis gambar tanpa garis buntu(gb 2.4). garis gambar
atau garis sumbu dapat dipergunakan sebagai garis bantu,tetapi tidak boleh dipakai
Pada benda atau bagian benda yang miring sedikit, garis-garis bantu
horizontal maupun vertical menjadi tidak jelas. Dalam hal demikian garis-garis
bantu digambar miring dan sejajar. Gambar 2.7 memperlihatkan bagaimana
caranya yang baik.
2.5 Garis-garis bantu khusus
Jika dua bidang miring berpotongan dan bagian yang lancip ini kemudian
dibulatkan atau dipotong, ukuran harus diberikan bantuan garis bantu khusus.
Yang dimaksud dengan garis bantu khusus, tidak lain adalah garis-garis
perpanjangan bidang-bidang miring yang bersangkutan. Titik potong dari garis-
garis bantu khusus ini yang akan menentukan ukuran yang menentukan bentuk
benda.
Tali busur, busur dan sudut harus diberikan ukuran seperti pada (Gb.2.8).
Pada tali busur garis bantuannya sejajar dan garis ukurnya lurus dan tegak lurus
pada garis bantu. Untuk busur caranya sama hanya garis ukurnya disini berbentuk
lengkung, sejajar dengan busurnya. Ukuran sudut ditempatkan diatas garis ukur
yang berbentuk lengkung, dan garis bantunya adalah perpanjangan sisi-sisi sudut.
Huruf dan lambing ditambahkan pada angka ukur untuk beberapa bentuk
benda. Dengan demikian gambar pandangan dapat dikurangi.
Untuk jari-jari yang besar, dimana titik pusatnya terletak diluar kertas
gambar, garis ukurnya dapat dipotong dan digambar, atau ditekuk. Disini titik
pusatnya tidak perlu ditunjukkan
Jari-jari atau diameter dari bentuk bola, yang dalam gambar hanya tampak
sebagai lingkaran atau busur lingkaran, dijelaskan pada gambar menempatkan
SR untuk jari-jari bola, dan S untuk diameter bola (Gb.11.20). Perlu dicatat
bahwa ukuran benda sangat berbeda bila ukurannya dinyatakan sebagai jari-jari
atau sebagai diameter.
Dimana ukuran dari lengkungan sudah ditentukan oleh ukuran lain, ukuran
jari-jari tersebut dapat dijelaskan hanya dengan lambang R saja. Tanpa diikuti
oleh angka ukur. Ini hanya jika diperlukan. Dari bentuk gambar sudah jelas bahwa
ujung-ujung alur pasak berupa setengah lingkaran. Yang jari-jarinya dapat diambil
dari lebar pasak (Gb.2.16). Sebenarnya tanpa atau dengan lambang R hal ini sudah
jelas.
Gb2.16 Rtanpa ukuran 2.17 Memberi ukuran dg huruf
referensi
Bilamana letak dan luasnya bagian yang akan dikerjakan khusus sudah
jelas dari gambar, tidak perlu diberi ukuran. Cara penunjukannya sama dengan
garis sumbu tebal dengan garis penunjuk. Seperti pada (Gb.2.19)
Angka ukur dari bagian benda yang tidak sesuai dengan ukuran
gambarnya harus dijelaskan dengan menggaris bawahi angka ukur yang
bersangkutan. Hal ini tentunya tidak perlu bila gambarnya dibuat dengan skala
tertentu. Artinya bial gamabr dibuat dengan skala 1: 5ukuran 50 mm pada gambar
harus menjadi 10 mm. (Gb.2.20)
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari makalah menggambar teknik dapat disimpulkan sebagai berikut: Banyak standar
yang dipakai dalam memahami sebuah gambar,aturan-aturan dasar untuk memberi
ukuran dan cara memberi ukuran. Namun akan sangat baik jika kita menggambarkannya
dengan menggunakan buku standar yang diakui secara luas yaitu standar ISO. Semakin
lengkap informasi yang diberikan dalam gambar,maka akan semakin mudah gambar
tersebut dipahami.
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA :
Buku menggambar teknik menurut standar ISO