Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MENGGAMBAR TEKNIK

Nam Dosen : Petrus Darmawan,ST.,MT

Fakultas : Teknik
Progdi : S1 Teknik Kimia

Nama kelompok : 1. Nico Rajindra


2. Erlynda Desy Krismawati
3.Agustina Verent S.P

UNIVERSITAS SETIA BUDI

TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Menggambar Teknik,
dalam waktu yang telah ditentukan.

Tidak lupa Sholawat serta Salam kita ucapkan kepada Nabi Besar Muhamad
SAW yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliah menuju zaman Islamiah. Yang
kami nanti-nantikan syafaat nya di Yaummul Qiyammah. Amiinn....Ya Rabbal Alamin.

Bergema seiring nada mengalunkan kata hati yang senantiasa mengungkapkan


getaran jiwa, penyusun dengan penuh kesadaran diri bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan
kedangkalan ilmu yang kami miliki. Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman dan pihak yang turut membantu terselesainya makalah
ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya dan dapat diterima oleh
Bapak Petrus Darmawan,ST.,MT selaku dosen pengampu mata kuliah Menggambar
Teknik.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................. 1

DAFTAR ISI ............................. 2

BAB 1 PENDAHULUAN .................. 3

A. Latar Belakang ..................... 3


B. Rumusan Masalah ........... 3

BAB 2 PEMBAHASAN ............................... 4

A. Aturan-aturan Dasar untuk Memberi Ukuran....................................... 5

B. Cara-cara Memberi Aturan................................................................... 10

BAB 3 PENUTUP.......................... 21

A. Kesimpulan .............................. 21
B. Saran ................ 21

DAFTAR PUSTAKA .................... 21


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Teknik menggambar adalah fisik dari suatu obyek dalam bentuk garis yang
digunakan secara internasional dan biasanya menyatakan suatu lebih jelas dari
kata-kata, sebab setiap garis gambar dan simbol mempunyai fungsi dan pengertian
tertentu.

Suatu gambar teknik biasanya dipergunakan dalam perencanaan arsitektur,


teknik sipil, teknik mekanikal, listrik dan lain-lain. Semua disiplin ilmu
memerlukan suatu metode dan gambar yang memenuhi persyaratan :

a. Kelengkapan sampai detail


b. Kebenaran dalam menggambar
c. Presisi yang akurat

Oleh karena itu diperlukan suatu petunjuk bagaimana caranya gambar yang
memenuhi persyaratan dan berkualitas tinggi. Suatu teknik menggambar harus
mudah dan cepat dapat dimengerti orang lain, karena gambar merupakan media
komunikasi antara perencana, pemilik dan kontraktor yang akan melaksanakan
keinginan pemilik. Pelajaran teknik menggambar ini dimaksudkan untuk
mengembangkan kemampuan baik membuat, membaca maupun mengartikan
gambar. Untuk mengembangkan kemampuan tersebut, diberikan petunjuk-
petunjuk secara bertahap mengenai :

a. Pengenalan perlengkapan menggambar


b. Pengertian dan cara membuat gambar, mulai dari elemen gambar, dan
bagaimana membuat proyeksi
c. Pengenalan dan contoh gambar-gambar perencanaan untuk melaksanakan
d. Mengetahui aturan-aturan dasar untuk memberi ukuran

2. Rumusan Masalah

1. Apa saja aturan-aturan dasar untuk memberi aturan ?

2. Apa saja cara-cara memberi ukuran ?


BAB II

PEMBAHASAN

1. Aturan-aturan Dasar untuk Memberi Ukuran

Memberi ukuran besaran geometrik dari bagian benda harus menentukan secara jelas

tujuannya dan tidak boleh menimbulkan salah tafsir. Oleh karena itu,aturan-aturan dasar

ada caranya untuk menentukan. Caranya sebagai berikut ini :

1.1 Garis Ukur dan Garis Bantu

Untuk menentukan ukuran sebuah dimensi linier, ditarik garis-garis bantu

melalui batas gambar pandangan benda, dan garis ukurnya ditarik tegak lurus; ada

pengecualiannya, pada garis bantu (Gambar 1.1). Sebuah garis ukur, dengan mata

panahnya, menunjukkan besarnya ukuran dari suatu permukaan atau garis sejajar

dengan garis ukur. Garis bantu dan garis ukur ditarik dengan garis tipis.

Garis bantu ditarik sedikit melebihi, kira-kira 2 mm, garis ukur.

Dibeberapa negara seperti Amerika, garis bantu tidak langsung

berhubungan dengan garis gambar, tetapi dengan jarak sedikit, untuk

membedakan garis gambar dengan garis bantu.

Gb. 1.1 Garis ukur dan garis bantu Gb.1.2 Garis bantu dan antara yg tampak
1.2 Tinggi dan Arah Angka Ukur

Angka ukur atau huruf-huruf harus digambar dengan jelas pada gambar

aslinya maupun pada salinan gambar yang diperkecil. Oleh karena itu angka-

angka dan huruf-huruf harus digambar sebesar mungkin. Pada peraturan ISO 3098

ditentukan tinggi dan bentuk angka-angka dan huruf-huruf.

Angka-angka dan huruf-huruf harus diletakkan di tengah-tengah dan

sedikit di atas garis ukur.

Hampir seluruh ukuran dari gambar yang diperlukan merupakan ukuran

horizontal atau vertikal. Ukuran yang pertama harus dapat dibaca dari bawah

gambar, sedangkan ukuran yang kedua harus dapat dibaca dari sebelah kanan

gambar. Ini berarti bahwa angka ukur horizontal harus terletak di atas garis ukur,

dan ukuran vertikal harus terletak sebelah kiri garis ukur. Angka dan garis ukur

mempunyai jarak sedikit.

Angka-angka ukur yang tidak horizontal maupun vertikal, harus ditulis

sesuai dengan garis ukurnya, seperti tampak pada Gambar 1.3. Sedapatnya

ukuran-ukuran jangan diletakkan di daerah yang diarsir pada gambar 1.3, yaitu

daerah antara sudut 300.

Ukuran sudut ditulis seperti pada Gambar 9.4 (a) atau (b). (hal 92) Disini

garis ukurannya berupa garis lengkung. Azas dasar yang

harus dipertahankan di sini adalah bahwa garis ukur harus merupakan garis tulis.

Jadi angka selalu harus di atas garis ukur, kecuali pada Gambar 1.5 (b).
Gb.1.3 Ukuran-ukuran normal Gb.1.4 Ukuran-ukuran searah

1.3 Ujung dan Pangkal Garis Ukur

Ujung dan pangkal dari garis ukur harus menunjukkan di mana garis ukur

mulai dan berhenti. Ada tiga cara untuk menunjukkan ini, yaitu dengan anak

panah tertutup, garis miring dan titik (Gambar 1.6). Cara dengan garis miring

seperti pada Gambar 1.6 (b) banyak dipergunakan dalam bidang sipil dan

arsitektur. Dalam bidang permesinan cara ini tidak dipergunakan, bentuk anak

panah ditentukan oleh perbandingan panjang dan tebal sebagai 2 : 1, dan harus

dihitamkan.

Tanda titik dipakai bilamana tidak cukup tempat untuk menempatkan anah

panah. Ini pada umumnya terdapat pada ukuran berantai, atau pangkal ukuran

beruntun (Gambar 1.6 (c)).


Gb.1.6 Ujung dan pangkal

1.4 Ukuran dan Toleransi

Angka ukuran yang menunjukkan ukuran benda pada umumnya tidak dapat

dipenuhi dengan tepat. Batas-batas ketidak tepatan ini harus dinyatakan dalam

gambar juga. Cara-caranya diperlihatkan pada Gambar 1.7.

(a) Ukuran dengan toleransinya, yang ditentukan dalam ISO 2769 Penyimpanan

ukuran yang diizinkan pada pengerjaan dengan mesin tanpa penentuan

toleransinya (Gambar 1.7 (a)).

(b) Ukuran dengan ketentuan toleransi linier (Gambar 1.7 (a)).

(c) Ukuran dengan lambang toleransi, yang menentukan toleransi, sesuai dengan

ISO/R296 Sistim ISO tentang batas dan suaian: Bagian I Umum, toleransi dan

penyimpangan (Gambar 9.7 (c)).

(d) Ukuran teoritis tepat tanpa toleransi linier, yang ditentukan oleh ISO 1101/I

Toleransi bentuk dan posisi: Bagian I Umum, Penunjukan dalam gambar

(Gambar 1.7 (d). Dalam hal ini toleransi posisi harus diterapkan pada posisi yang

sebenarnya, yamg telah ditentukan oleh ukuran ini.


(e) Ukuran yang biasanya tanpa toleransi; dipakai hanya sebagai bahan informasi

(Gambar 1.7 (e)). Ini disebut dimensi referensi dan tidak menentukan operasi

produksi atau pemeriksaan. Gambar Ukuran dan Toleransi

1.5 Dimensi fungsional, dimensi tidak fungsional dan dimensi tambahan

Gb. 1.7 memperlihatkan sebuah tuas(link) yang dihubungkan pada sebuah


benda dengan sebuah pen. Ukuran-ukuran pen ditentukan seperti pada Gb 1.8 (a) .
Sesuai fungsi susunan tersebut, ukuran-ukurannya di bagi dalam golongan-
golongan : ukuran-ukuran fungsional F, ukuran ukuran bukan fungsional NF
dan ukuran-ukuran tambahan Aus.

1. Suatu dimensi fungsional adalah ukuran yang diperlukan untuk fungsi dari
bagian atau komponen, umpamanya bagian-bagian yang disusun, cara
kerja dari bagian, dsb.
2. Suatu dimensi bukan fungsional adalah ukuran tidak langsung
mempengaruhi fungsi secara prinsipil.
3. Suatu dimensi tambahan adalah dimensi yang telah disebut pada bagian
sebelumnya. Ukuran ini diberikan dalam tanda kurung tanpa toleransi,
hanya sebagai bahan informasi.

1.6 Satuan-satuan

Semua ukuran dalam gambar harus ditulis dalam satuan yang sama. Dalam
sistem satuan S.I satuan panjang adalah millimeter (mm).Singkatan satuan
panjang(mm) tsb tidak perlu dicantumkan di belakang tiap ukuran. Dengan
sendirinya harus dimengerti bahwa angka yang tercantum pada gambar
memberikan ukuran panjang dalam mm,walaupun satuan ini tidak tertulis.
Jika diperlukan penggunaan satuan lain, lambing dari satuan yang dipakai
harus ditambahkan di belakang angka, atau diberi catatan yang menerangkan
satuan yang dipakai.

Ukuran sudut pada umumnya dinyatakan dalam derajat dan jika perlu juga
dalam menit dan detik. Ini di nyatakan oleh lambang-lambang untuk derajat,
untuk menit, untuk detik,yang ditulis disebelah kanan atas dari angka yang
bersangkutan. Contoh: 90,22,5 ,321,0 15,6 2152,8 051.

1.7 Tanda decimal

Tanda decimal harus diletakkan setinggi dasar angka dan harus tampak
jelas sebagai tanda decimal dipakai koma. Jika terdapat lebih dari empat angka
disebelah kiri atau kanan angka, tidak perlu di beri tanda lain setelah tiap tiga
angka. Contoh : 125,35;12,00;12120.

2. Cara-cara Memberi Ukuran

Cara-cara memberi ukuran ini mempunyai cara khusus tersendiri sebagai berikut:

2.1 Memberi ukuran dimensi linear

Pada dasarnya ukuran-ukuran linear harus dierinci oleh garis bantu,garis ukur dan

angka ukur seperti gb.2.1. Jika ruang antara garis bantu terlalu sempit untuk

menenmpatkan anak panah. Anak panahnya dapat diganti dengan titik(gb 2.2).

Ukurannya dapat diberikan dengan jelas oada gambar (2.3). dalam beberapa hal garis

ukur dapat langsung ditarik antara garis gambar tanpa garis buntu(gb 2.4). garis gambar

atau garis sumbu dapat dipergunakan sebagai garis bantu,tetapi tidak boleh dipakai

sebagai garis ukur.

Gb.2.1 Contoh memberi ukuran


Gb.2.2 Ruang ukur yang sempit

Gb.2.3 Gambar Detil Gb.2.4 Garis gambar sbg garis bantu

2.2 Memberi ukuran bagian yang harus dikerjakan secara khusus

Bagian-bagian seperti misalnya lubang yang dibor,lubang yang diream,dsb.


Diberi ukuran dengan garis penunjuk,beserta ukuran dan catatannya. Garis
penunjuk harus berujung anak panah,yang berakhir pada titik potong antara garis
sumbu dan garis gambar untuk gambar berbentuk silinder,dan berakhir pada garis
gambar untuk gambar lingkaran. Garis penunjuk harus ditarik miring,dan
dianjurkan membuat kemiringan kira-kira 60 dengan garis horizontal (Gb.2.5)
GB

Gb.2.5 Memberi ukuran lubang

Gb.2.6 Garis Penunjuk

2.3 Angka-angka ukur

a) Angka-angka atau huruf-huruf harus diletakkan kira-kira di tengah-tengah


dan sedikit di atas garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipotong atau
dipisahkan oleh garis gambar lain. Jika dianggap perlu angka ukur boleh
ditempatkan dipinggir, supaya jelas.
b) Jika angka ukur harus ditempatkan pada bagian yang diarsir, arsirannya
harus dihilangkan untuk member tempat untuk angka.
c) Dalam keadaan-keadaan tertentu angka ukur dapat ditempatkan agak dekat
pada salah satu anak panah, untuk mencegah bertumpuknya angka-angka
ukur. Dan jika terdapat banyak ukuran, garis ukurnya boleh ditarik hanya
sebagian agar angka ukurnya tidak terlalu jauh dari bagian yang diberi
ukuran.
d) Pada bagian-bagian yang sempit angka ukurny dapat ditempatkan diluar
garis ukur. Untuk ini garis ukurnya deperpanajang, lebih diutamakan
perpanjangan ke sebelah kanan, dan angka ukurnya diatas garis
perpanjangan.
2.4 Memberi ukuran benda yang tirus

Pada benda atau bagian benda yang miring sedikit, garis-garis bantu
horizontal maupun vertical menjadi tidak jelas. Dalam hal demikian garis-garis
bantu digambar miring dan sejajar. Gambar 2.7 memperlihatkan bagaimana
caranya yang baik.
2.5 Garis-garis bantu khusus

Jika dua bidang miring berpotongan dan bagian yang lancip ini kemudian
dibulatkan atau dipotong, ukuran harus diberikan bantuan garis bantu khusus.
Yang dimaksud dengan garis bantu khusus, tidak lain adalah garis-garis
perpanjangan bidang-bidang miring yang bersangkutan. Titik potong dari garis-
garis bantu khusus ini yang akan menentukan ukuran yang menentukan bentuk
benda.

2.6 Memberi ukuran tali busur, busur dan sudut

Tali busur, busur dan sudut harus diberikan ukuran seperti pada (Gb.2.8).
Pada tali busur garis bantuannya sejajar dan garis ukurnya lurus dan tegak lurus
pada garis bantu. Untuk busur caranya sama hanya garis ukurnya disini berbentuk
lengkung, sejajar dengan busurnya. Ukuran sudut ditempatkan diatas garis ukur
yang berbentuk lengkung, dan garis bantunya adalah perpanjangan sisi-sisi sudut.

2.7 Ukuran gambar sebagian dari benda-benda simetris

Untuk penghematan waktu dan tempat, gambar benda simetris boleh


digambar separuh saja. Dengan demikian garis ukurnya tidak dapat digambar
lengkap pula. Untuk ini cukup dibuat garis ukur yang sedikit melebihi garis
sumbu benda (Gb.2.8).
Gb.2.8 Memberi ukuran benda simetris

2.8 Huruf dan lambing yang ditambahkan pada angka ukur

Huruf dan lambing ditambahkan pada angka ukur untuk beberapa bentuk
benda. Dengan demikian gambar pandangan dapat dikurangi.

2.8.1 Lambang diameter

Lambang diameter diletakkan di depan angka ukur, dan menyatakan


sekaligus bentuk permukaan yang bersangkutan. Lambang ini harus ditulis sama
besar dengan angka ukur (Gb.2.9). Dengan mempergunakan lambing ini, gambar
pandangan samping tidak diperlukan lagi. Jika bentuknya sudah tampak jelas pada
gambar, lambing tersebut tidak perlu dipakai lagi.

Gb.2.9 Lambang diameter


2.8.2 Lambang jari-jari R

Ukuran busur ditentukan oleh jari-jarinya. Jari-jari ini merupakan garis


ukur diamana angka ukurnya harus diletakkan, dengan huruf R didepannya.
Disini garis ukurnya hanya mempunyai satu anak panah, sedangkan ujung yang
lain adalah titik pusat busur tersebut.

Untuk jari-jari yang besar, dimana titik pusatnya terletak diluar kertas
gambar, garis ukurnya dapat dipotong dan digambar, atau ditekuk. Disini titik
pusatnya tidak perlu ditunjukkan

Gb. 2.10 Lambang jari-jari R

Huruf R harus ditempatkan didepan angka ukur, sebesar angka ukur.


Jika garis ukurnya bterlalu pendek untuk penempatan angak ukur, angka ukurnya
dapat ditempatkan pada perpanjangan garis ukur. Anak panah garis ukur
diletakkan di dalam, jika perpanjangannya ke dalam, dan diletakkan di luar jika
perpanjangannya ke luar.

2.8.3 Lambang bujur sangkar

Bentuk benda bujur sangkar hanya dapat diperlihatkan pada pandangan


tertentu saja. Jika bentuknya tidak jelas dari gambar, maka dengan
mempergunakan lambing bujur sangkar , dapat dihemat gambar dan waktu
(Gb.2.11).
Gb.2.11 Lambang bujur sangkar

2.8.4 Lambang bola S atau SR

Jari-jari atau diameter dari bentuk bola, yang dalam gambar hanya tampak
sebagai lingkaran atau busur lingkaran, dijelaskan pada gambar menempatkan
SR untuk jari-jari bola, dan S untuk diameter bola (Gb.11.20). Perlu dicatat
bahwa ukuran benda sangat berbeda bila ukurannya dinyatakan sebagai jari-jari
atau sebagai diameter.

Gb.2.12 Lambang Bola

2.8.5 Lambang kemiringan (chamfer) x 45

Kemiringan yaitu bagian ujung benda yang dipotong miring, biasanya


dengan sudut 45, ukurannya dicantumkan sebagai x 45. Disini huruf
menyatakan ukuran dalamnya pemotongan (Gb.2.13). Di negeri Jepang, sesuai
standar JIS hal ini diberi lambang C seabagai penyederhanaan cara diatas, dan
lambing ini harus ditempatkan di depan ukuran dalam pemotongan (Gb.2.14).
Huruf C diambil dari huruf pertama dari perkataan chamfer, yanga artinya di
potong miring
Gb.2.13 Kemiringan Gb.2.14 Lambang kemiringan C

2.8.6 Lmbang tebal t

Untuk memberikan ukuran benda-benda tipis, seperti plat dsb. Kadang-


kadang menimbulkan kesulitan. Pada umumnya kesulitan yang timbul adalah
sempitnya ruangan untuk menempatkan angka ukurnya. Oleh karena itu dipakai
lambang t di depan angka ukur. Yang ditempatkan didalam gambar atau di
dekat gambar (2.15). Lambang ini juga ditentukan oleh standar Jepang JIS.
Lambang ini diambil dari huruf pertama perkataan thickness yang kebetulan
sekali juga merupakan huruf pertama dari perkataan tebal.

Gb.2.15 Lmbang tebal t

2.9 Lambang jari-jari tanpa angka ukur

Dimana ukuran dari lengkungan sudah ditentukan oleh ukuran lain, ukuran
jari-jari tersebut dapat dijelaskan hanya dengan lambang R saja. Tanpa diikuti
oleh angka ukur. Ini hanya jika diperlukan. Dari bentuk gambar sudah jelas bahwa
ujung-ujung alur pasak berupa setengah lingkaran. Yang jari-jarinya dapat diambil
dari lebar pasak (Gb.2.16). Sebenarnya tanpa atau dengan lambang R hal ini sudah
jelas.
Gb2.16 Rtanpa ukuran 2.17 Memberi ukuran dg huruf
referensi

2.10 Memberi ukuran yang disederhanakan oleh huruf-huruf referensi

Diperlukan agar tidak mengulang-ulang ukuran yang sama atau


menghindari garis-garis penunjuk yang panjang. Dipergunakan huruf-huruf
refernsi yang ditabelkan atau diberi catatan. Cara ini sangat berguna untuk mesin
N.C.

2.11 Memberi ukuran bagian-bagian yang dikerjakan secara khusus

Bagian-bagian benda tertentu sesuai fungsinya harus dikerjakan secara


khusus, umpamanya harus dipoles, disepuh, dsb. Bagian-bagian tersebut harus
dijelaskan pada gambar. Bagian yang akan dikerjakan pengerjaan khusus yang
diinginkan (Gb.2.18). Ujung panah dari garis penunjuk harus berhenti pada garis
sumbu tebal.

Bilamana letak dan luasnya bagian yang akan dikerjakan khusus sudah
jelas dari gambar, tidak perlu diberi ukuran. Cara penunjukannya sama dengan
garis sumbu tebal dengan garis penunjuk. Seperti pada (Gb.2.19)

Gb.2.18 Penunjukkan khusus dg ukuran Gb.2.19 Penunjukkan khusus tanpa ukuran


2.12 Angka ukur yang tidak sesuai dengan ukuran gambar

Angka ukur dari bagian benda yang tidak sesuai dengan ukuran
gambarnya harus dijelaskan dengan menggaris bawahi angka ukur yang
bersangkutan. Hal ini tentunya tidak perlu bila gambarnya dibuat dengan skala
tertentu. Artinya bial gamabr dibuat dengan skala 1: 5ukuran 50 mm pada gambar
harus menjadi 10 mm. (Gb.2.20)

Gb.2.20 Ukuran tidak sesuai gambar


BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari makalah menggambar teknik dapat disimpulkan sebagai berikut: Banyak standar
yang dipakai dalam memahami sebuah gambar,aturan-aturan dasar untuk memberi
ukuran dan cara memberi ukuran. Namun akan sangat baik jika kita menggambarkannya
dengan menggunakan buku standar yang diakui secara luas yaitu standar ISO. Semakin
lengkap informasi yang diberikan dalam gambar,maka akan semakin mudah gambar
tersebut dipahami.

2. Saran

1. Dalam menggambar teknik mesin sebaiknya menggunakan standar ISO


2. Alat dan bahan harus memadai
3. Keterangan pada gambar harus jelas
4. Harus teliti
5. Harus mengetahui aturan-aturan menggambarnya.

DAFTAR PUSTAKA :
Buku menggambar teknik menurut standar ISO

Anda mungkin juga menyukai