Bab Ii
Bab Ii
pengalaman yang ditempuh dan dialami. Faktor-faktor yang disebutkan ini, secara
sedemikian rupa melalui ide yang ada, sehingga mengandung pesan-pesan tertentu
Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai riwayat dan latar belakang
Ronald Pohan, yang mana melalui penjabaran ini, akan dapat dijelaskan hal-hal
Utara pada tanggal 7 Juni 1942. Beliau berasal dari keluarga pemusik sederhana.
L. Pohan berasal dari kota Sibolga, Tapanuli Tengah adalah seorang tokoh Paduan
Suara Indonesia, dan ibunya bernama Siti Melia Boru Nainggolan berasal dari
Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan. Ronald Pohan adalah anak tertua dari 7
bersaudara. Selain kedua orang tuanya, beliau diasuh pula oleh kakeknya Thomas
(sekarang Sekolah Dasar) kelas I. Pada tahun yang sama, ayahnya merantau ke
Jakarta untuk mencari pekerjaan. Setahun kemudian, beliau dan ibunya menyusul
Kwitang. Pada waktu kelas 2 SMP, beliau lari dari rumah orang tuanya ke rumah
pendidikan musik tidak dipenuhi oleh orang tuanya diakibatkan kondisi ekonomi
setelah dijemput oleh ayahnya dengan janji akan disekolahkan di sekolah musik.
pada saat itu ayahnya Ephaproditus Lawrensius Pohan menjadi kepala sekolah. Di
dari ayahnya. Pada usia 17 tahun, beliau mengambil kursus piano untuk pertama
kali di Yayasan Pendidikan Musik Jakarta di bawah bimbingan seorang guru piano
Pada waktu beliau duduk di kelas 2 SGA Kristen Salemba, sekolah ini
dikunjungi oleh seorang tokoh musik Amerika Serikat yakni DR. John Finley
Westminster Choir College di Princeton, USA bukan atas rekomendasi DR. John
disayangkan beliau tidak sempat berjumpa dengan DR. John Finley Williamson
L. Pohan.
membentuk Paduan Suara siswa di sana dan diberi nama Williamson Choir, di
mana Ronald Pohan terpilih sebagai salah satu anggotanya. Paduan Suara ini pada
Selatan Jakarta, dengan dipimpin langsung oleh DR. John Finley Williamson
sebagai conductor-nya.
mendapat pelajaran musik dari E. L. Pohan sebagai guru Seni Suara. Dalam hal-
yang tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan yang dicapainya, baik dalam
Beliau melalui ayahnya dididik dengan cara-cara yang praktis demi membangun
semata. Sebagai contoh, ayah beliau pernah mengatakan ketika beliau memimpin
Paduan Suara dalam Pesparawi Tingkat DKI Jakarta, kamu bukan anakku.
Ungkapan ini disampaikan ketika pada waktu itu Paduan Suara yang dipimpin
oleh Ronald Pohan tidak memperoleh juara, akan tetapi pada tahun berikutnya
untuk even yang sama, Paduan Suara yang dipimpinnya mendapat juara, sehingga
makna, akan tetapi dibalik semua itu, beliau melalui ayahnya diajarkan untuk
seperti ini yang senantiasa terpatri dalam kehidupan beliau, termasuk dalam
musikalnya.
dari Amir Pasaribu (beliau kemudian pindah ke Puerto Rico menjadi pengajar di
kehilangan, dan di sisi lain beliau menyerahkan tanggung jawab yang besar
Ronald Pohan masih berada pada tingkat II dalam perkuliahan. Ronald Pohan
sendiri merasa belum mampu untuk menerima tanggung jawab sebesar ini, akan
tetapi pada akhirnya Ronald Pohan merasa sedikit lega dengan diperolehnya
kesempatan menjadi murid dari Rudy Laban, seorang Pianis dari Paris
karena dari sekian mahasiswa yang menjadi kandidat murid, hanya 2 orang yang
terpilih, termasuk Ronald Pohan sendiri. Di mata Ronald Pohan, Rudy Laban
adalah seorang pedagog yang hebat, di mana beliau mendapat Grand Prac di
Paris Conservatory of Music. Melalui beliau, Ronald Pohan dididik dan dibimbing
bukan hanya dalam bidang musik Piano saja, tetapi dalam bidang komposisi,
sejarah musik, analisa musik, vokal, conducting dan Paduan Suara. Sebagai
contoh, ketika Rudy Laban menjadi juri dalam PESPARANI se-DKI, Ronald
pada suatu waktu beliau mengatakan bahwa sekali ini, saya tidak dapat
sampai pada tahun 1968, dan menjadi tenaga pengajar di SGA Santa Maria, di Jl.
Westminster Choir College ini adalah bagian dari Rider University di Princeton,
New Jersey.
mahasiswa yaitu mengikuti ujian di Jakarta dengan materi ujian yang dikirim
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dengan diawasi secara langsung oleh
pihak yang ditetapkan oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat. Pihak yang
ditetapkan oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat adalah orang yang benar-benar
dukungan dari Dewan Gereja Indonesia dan Sekolah Tinggi Theologia Jakarta.
pementasan komposisi musikal secara terekam melalui tape recorder dan dikirim
dengan Aida Simanjuntak (Ibu Aida Swenson Simanjuntak), yang juga mengalami
ujian masuk sebagai calon mahasiswa telah berakhir di Jakarta pada beberapa
harus menempuh ujian dengan materi yang lebih spesifik termasuk materi musik
dan non musik (World History, History of Art, Churches History, Anatomi Tubuh,
berdasarkan kompetensi yang akan diambil oleh calon mahasiswa termasuk beliau
Adapun konsekuensi dari ujian ini adalah apabila calon mahasiswa yang
bersangkutan tidak lulus, maka akan dikembalikan ke negara asal. Dalam bidang
voice, beliau dihadapkan dengan Dewan Penguji yang terdiri dari beberapa dosen
lulus, sekalipun beliau telah menempuh ujian ini sepanjang hari (pagi sampai
sore), akan tetapi di sisi lain, beliau lulus dalam ujian kemampuan dan
sponsor yang ditunjuk oleh World Council of The Churches untuk mengawasi dan
rekomendasi dari The Council of Westminster Choir College (Dewan Guru Besar)
selama 1 tahun mengenai kelayakan dan kemampuan menyelesaikan studi. Hal ini
dikarenakan dalam bidang Linguistik (Bahasa Inggris) yang ditempuh beliau pada
ujian masuk dinyatakan tidak lulus. Apabila nantinya beliau tidak memperoleh
rekomendasi dalam jangka waktu yang ditetapkan, maka beliau diharuskan pindah
kuliah Bahasa Inggris pada musim libur di Rider University yang merupakan
nilai tertinggi.
College, beliau memperoleh berbagai pelajaran antara lain mengenai voice dari
Robert Simpson, dan melanjutkan studi mengenai voice pada Miss Louis Loverty,
dan Vocal Paedagogy pada Herbert Pete. Untuk bidang Choral Conducting dan
Orchestral Conducting, beliau dididik oleh Robert Cartwhiten dan DR. Joseph
Flummerfelt, di samping mata kuliah lainnya yang sifatnya musikal dan non
musikal.
Pada saat summer session, atas izin sponsor serta dipicu oleh
untuk bidang Visual Art, Theatre Music, Film Music, Psychology of Music dan
English Literature, di mana untuk setiap bidang ini, masing-masing mata kuliah
vokal, dan conductor antara lain; Leopold Stokowsky, Leonard Bernstein, Von
Karayan, Eugene Ormandy, William Steinberg, Antal Doratti, Zubin Mehta, Lorin
oleh Westminster Choir sekaligus menjadi anggota dalam kelompok Paduan Suara
diseleksi melalui ujian berbagai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan musik
dan seni secara umum, di mana setiap calon anggota diuji dihadapan Dewan
Penguji yang terdiri dari 10 orang yang berpredikat Professor of Music dan bukan
pengajar biasa. Setelah calon dinyatakan lulus, dilanjutkan dengan ujian secara
Westminster Choir ini hanya berlaku selama 1 tahun, dan apabila hendak
Westminster Choir, bukan hanya sekedar mutu dan kemampuan musikal, akan
dalam hal mata kuliah yang dikontrak, yang berkenaan dengan tour concert yang
dilakukan bersama Westminster Choir selama 1 tahun. Apabila yang bersangkutan
bukan anggota Westminster Choir. Pada tahun 1971, beliau menjadi anggota
Westminster Choir, beliau menjadi penyanyi Solo bersama dengan choir dan
Williamson. Beliau adalah murid dari komposer Olivier Messian, di mana beliau
adalah sebagai minister of music dari gereja Kerajaan Inggris yaitu Westminster
Abbey di London. Pada masa itu, beliau diakui sebagai seorang komposer dan
conductor kelas dunia, dan beliau ditugaskan oleh pihak Kerajaan Inggris untuk
tinggal sebagai staf pengajar di Westminster Choir College untuk berkarya dan
komposisi, sejarah musik, analisa, conducting, dan vokal. Adapun untuk menjadi
murid yang dibimbing langsung oleh DR. Malcom Williamson, setiap calon murid
harus membuat sebuah komposisi musikal yang akan dinilai di hadapan Dewan
Penguji dan seluruh civitas academica Westminster Choir College, dan calon
tematik Timur Tengah, dan pada akhirnya usaha ini membuahkan hasil, di mana
dari sekian banyak calon murid, hanya 5 orang yang terpilih termasuk Ronald
Pohan sendiri.
rekan mahasiswa lainnya memiliki kesempatan yang sangat kecil untuk bertanya
tentang hal ikhwal komposisi musik, akan tetapi demi melengkapi kemampuan
mengenal dunia dari setiap instrumen, sekalipun untuk bidang mayor dalam
Negro dengan mayor pipe organ. Ia adalah seorang yang memiliki kemampuan
luar biasa, mampu menciptakan 100 Hymne dalam sehari. Keinginan beliau untuk
menjadi seperti itu diutarakan pada DR. Malcom Williamson, akan tetapi beliau
hanya mengatakan kepada Ronald Pohan, kamu tidak perlu menjadi seperti itu.
memperoleh pelajaran komposisi musik dari guru DR. Malcom Williamson yaitu
Olivier Messian, dan pada akhirnya beliau dipilih untuk mementaskan karya
Pada masa studi beliau ini, sering diadakan kompetisi bagi para
seluruh negara bagian Amerika Serikat dan beberapa negara dan kota besar di
Eropa. Pada tahun 1971, beliau terpilih sebagai soloist dalam kompetisi ini, dan
conductor, beliau dikatakan you are hit here now. Akan tetapi pujian-pujian
yang seperti itu bukanlah sesuatu yang membuat motivasi untuk belajar semakin
memudar, melainkan semakin memacu jiwa seorang Ronald Pohan untuk terus
bukanlah suatu tolok ukur melainkan buah-buah apa yang dihasilkan melalui
karya yang dibuat, dan sesungguhnya hal-hal yang demikian tidak membuat
saat tour concert bersama Westminster Choir. Pada masa ini, beliau mengadakan
tour concert di seluruh negara bagian Amerika Serikat, Eropa, bahkan sampai ke
perbedaan antar peserta festival atau concert dalam hal phonetic dan diksi.
bersama anggota choir yang lain mengikuti festival (tidak dipertandingkan, tetapi
wajib pentas. Dalam festival ini dilangsungkan kegiatan Pentas Karya dari Artis
oleh pemenang audisi. Beliaupun mengikuti audisi tersebut dan pada akhirnya
terpilih untuk mementaskan karya tersebut. Pada saat beliau selesai mementaskan
karya tersebut, sekelompok penonton bersorak mengatakan Bach just come out.
Artisto.
Masa studi beliau diselesaikan pada tahun 1973 dan kembali ke
Pada tahun 1974, beliau terpilih sebagai ketua Akademi Musik. Setelah beliau
menyelesaikan masa tugasnya, beliau ditempatkan sebagai staf ahli pada Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah DKI Jakarta, dan selama itu beliau
musik Ansambel, Bina Musik Paduan Suara di tingkat daerah dan tingkat
nasional.
Pada tahun 1978, oleh Dewan Gereja Indonesia (DGI), beliau ditugaskan
rangka Yubelium Nomensen untuk mengisi acara di 30 kota di Jerman dan Swiss
Pada tahun 2001, beliau diundang ke Auckland oleh St. Andrew Church
untuk mengadakan pelatihan dan concert dalam rangka kegiatan Pray for
Indonesia (Doa Bagi Indonesia), yang turut dihadiri pula oleh Duta Besar RI dan
Who is Who in Choral Music in The World mencari 1000 tokoh musik dan Paduan
Choral Music in The World 1st Edition. Beliau memperoleh kehormatan ini, di
mana beliau dicantumkan dalam daftar 1000 tokoh komposer Paduan Suara Dunia
di bawah label Indonesia and composer profecy, dan pada tahun 2011, beliau
dipercayakan sebagai Dewan Pembina oleh Yayasan Musik Gereja Indonesia
(YAMUGER).
B. Aktifitas Musikal
tepat, terlebih agar pesan dapat disampaikan kepada pendengar, timbre dan lirik
saling berkaitan. Sebagai contoh sebagaimana diungkapkan beliau, misalkan
untuk menggambarkan kata malam selain memilih chord dan progress yang
sesuai, dalam kaitannya dengan timbre, tampaknya sangat pantas apabila melalui
melodi dan lirik yang menggunakan kata malam menggunakan timbre Bass atau
Alto, yang terkesan berat dan gelap. Sedangkan untuk menggambarkan kata
terkesan cerah dan ringan. Hal ini hanyalah sebagai contoh pandangan beliau
Akan tetapi, hal-hal seperti pada contoh di atas perlu untuk dipertimbangkan
secara matang, dalam kondisi dan situasi seperti apa yang hendak disampaikan
lebih dari pada itu merupakan jiwa dari suatu komposisi musikal. Untuk memilih
lirik yang tepat dalam berkomposisi haruslah dipikirkan secara matang, dari aspek
musik Sakral (Sacred Music), benar-benar terlihat apa yang mendasari ide
dalam karya-karyanya.
Sebagai contoh, dalam komposisi beliau yang berjudul Siapakah Kami?,
Pohan