Anda di halaman 1dari 4

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KEPERAWATAN

Hubungan perawat-pasien

PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi atau proses pemberian arti sesuatu antara dua atau lebih orang
dan lingkungannya bisa melalui simbol, tanda atau perilaku yang umum, dan biasanya terjadi dua arah
Komponen dalam komunikasi:
v Sender (pemberi pesan): individu yang bertugas mengirimkan pesan.
v Receiver (penerima pesan): seseorang yang menerima pesan. Bisa berbentuk pesan yang diterima maupun pesan
yang sudah diinterpretasikan.
v Pesan : informasi yang diterima, bisa berupa kata, ide atau perasaan. Pesan akan efektif bila jelas dan terorganisir
yang diekspresikan oleh si pengirim pesan.
v Media: metode yang digunakan dalam pesan yaitu kata, bisa dengan cara ditulis, diucapkan, diraba, dicium. Contoh:
catatan atau surat adalah kata; bau badan atau cium parfum adalah penciuman (dicium), dan lain-lain.
v Umpan balik: penerima pesan memberikan informasi/ pesan kembali kepada pengirim pesan dalam bentuk
komunikasi yang efektif. Umpan balik merupakan proses yang kontinyu karena memberikan respons pesan dan
mengirimkan pesan berupa stimulus yang baru kepada pengirim pesan.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil.
Komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan
pertumbuhan personal.
MODEL KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Model komunikasi di atas dimulai dengan pikiran dan perasaan pengirim pesan yaitu dunia intra-psikis dan
pengetahuan bahwa pikiran dan perasaan ini harus diubah menjadi sandi ke dalam perilaku (pesan) jika mereka ingin
dikeluarkan dari dunia internal dan berkomunikasi deangan orang lain (penerima). Pesan dalam bentuk tanda-tanda
dan symbol verbal maupun non-verbal perlu disampaikan dalam berbagai cara agar indra penerima dapat
merasakannya. Dengan indra ini, penerima mengubah sandi dan menafsirkan isi pesan. Pikiran dan perasaanya belum
tentu sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan pengirim. Pada interaksi manapun, penerima pesan mempunyai
pikiran dan perasaan yang akan diubah dalam bentuk sandi menurut caranya sendiri dan dikirim kembali ke pengirim
awal. Dengan demikian terjadi komunikasi dua arah.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KEPERAWATAN
Hubungan perawat-pasien
Ada tiga jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal, tertulis, dan non-verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik.
1. KOMUNIKASI VERBAL
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran
informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat
waktu. Katakata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan
respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan.
Sering juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi verbal
dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung.
Komunikasi verbal yang efektif harus
Jelas dan ringkas

Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara secara
lambat dan mengucapkannya dengan jelas. Penggunaan contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah untuk
dipahami. Ulang bagian yang penting dari pesan yang disampaikan. Penerimaan pesan perlu mengetahui apa,
mengapa, bagaimana, kapan, siapa dan dimana. Ringkas, dengan menggunakan kata-kata yang mengekspresikan ide
secara sederhana.
Perbendaharaan kata

Banyak istilah teknis yang digunakan dalam keperawatan dan kedokteran, dan jika ini digunakan oleh perawat, klien
dapat menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi penting. Ucapkan pesan
dengan istilah yang dimengerti klien.
Arti denotatif dan konotatif

Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan
pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata. Ketika berkomunikasi dengan klien, perawat harus hati-hati
memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan, terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan
terapi, terapi dan kondisi klien.
Selaan dan kesempatan bicara

Kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan keberhasilan komunikasi verbal. Selaan yang lama dan
pengalihan yang cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang
menyembunyikan sesuatu terhadap klien. Selaan perlu digunakan untuk menekankan pada hal tertentu, memberi waktu
kepada pendengar untuk mendengarkan dan memahami arti kata.. Perawat juga bisa menanyakan kepada pendengar
apakah ia berbicara terlalu lambat atau terlalu cepat dan perlu untuk diulang.
Waktu dan relevansi

Kendatipun pesan diucapkan secara jelas dan singkat, tetapi waktu tidak tepat dapat menghalangi penerimaan pesan
secara akurat. Oleh karena itu, perawat harus peka terhadap ketepatan waktu untuk berkomunikasi. Begitu pula
komunikasi verbal akan lebih bermakna jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan minat dan kebutuhan klien.
Humor

Dugan (1989) mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh
stres, dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien. Sullivan dan
Deane (1988) melaporkan bahwa humor merangsang produksi catecholamines dan hormon yang menimbulkan
perasaan sehat, meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi pernapasan
dan menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidak mampuannya untuk
berkomunikasi dengan klien.
B. KOMUNIKASI NON-VERBAL
Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan katakata. Merupakan cara yang paling
meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal
yang disampaikan klien mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non-verbal
menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan
keperawatan.
Komunikasi non-verbal teramati pada:
1. Metakomunikasi.
Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada hubungan antara Pembicara dengan lawan bicaranya.
Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu
pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar. Contoh: tersenyum
ketika sedang marah.
2. Penampilan Personal.
Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama yang diperhatikan selama komunikasi interpersonal. Kesan
pertama timbul dalam 20 detik sampai 4 menit pertama. Delapan puluh empat persen dari kesan terhadap seserang
berdasarkan penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993).
Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias menunjukkan kepribadian, status sosial, pekrjaan, agama, budaya dan
konsep diri. Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan citra diri dan profesional yang positif.
Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan/asuhan keperawatan yang diterima, karena
tiap klien mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan seorang perawat. Walaupun penampilan tidak
sepenuhnya mencerminkan kemampuan perawat, tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk membina rasa
percaya terhadap klien jika perawat tidak memenuhi citra klien.
3. Intonasi (Nada Suara).
Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang dikirimkan, karena emosi seseorang
dapat secara langsung mempengaruhi nada suaranya. Perawat harus menyadari emosinya ketika sedang berinteraksi
dengan klien, karena maksud untuk menyamakan rsa tertarik yang tulus terhadap klien dapat terhalangi oleh nada
suara perawat.
4. Ekspresi wajah.
Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang tampak melalui ekspresi wajah: terkejut, takut,
marah, jijik, bahagia dan sedih. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan pendapat
interpesonal. Kontak mata sangat penting dalam komunikasi interpersonal. Orang yang mempertahankan kontak mata
selama pembicaraan diekspresikan sebagai orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan untuk menjadi pengamat
yang baik. Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah ketika sedang berbicara dengan klien, oleh karena itu ketika
berbicara sebaiknya duduk sehingga perawat tidak tampak dominan jika kontak mata dengan klien dilakukan dalam
keadaan sejajar.
5. Sikap tubuh dan langkah.
Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emos, konsep diri dan keadaan fisik. Perawat dapat mengumpilkan
informasi yang bermanfaat dengan mengamati sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh faktor
fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur.
6. Sentuhan
Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat-klien, namun harus memperhatikan norma sosial.
Sentuhan dengan berjabat tangan ketika berkenalan dapat mendekatkan diri kita kepada pasien. Konsep sentuhan
yang terapeutik adalah dengan menggunakan sikap terbuka dalam membatu pasien yang mengalami sakit atau
memerlukan bantuan.
Empat phase hubungan perawat pasien yang berkatian dengan tanggungjawab dan tugas perawat kesehatan terhadap
pasien adalah :
1. Orientasi ( orientation ), pada phase ini seorang perawat harus mampu menangkap bahwa pasien ingin mencari
kesembuhan penyakitnya dan dia mempercayakan dirinya dirawat oleh perawat. Dengan pengenalan.
2. Indetifikasi ( identification ), interaksi perawat pasien hendaknya berbasis pada kepercayaan, penerimaan,
pengertian, relasi yang saling membantu.
3. Eksploitasi ( exploitation ), interrrelasi perawat pasien, akan menumbuhkan pengertian pasien terhadap proses
system asuhan, sehingga pasien mempunyai keterlibatan aktif yang muncul dari dirinya karena ingin cepat sembuh dari
sakitnya. Aspek lain pasien dapat ditimbulkan pengertian, dan kesadaran self care, sehingga peran perawat dan
pasien dalam proses keperawatan untuk mencapai penyembuhan terjadi dengan baik ( kolaborasi ). .
4. Resolusi ( resolution ). Harapan, kebutuhan pasien dapat diketahui melalui hubungan kesetaraan perawat pasien
dengan menggunakan komunikasi efektif. Harapan, kebutuhan pasien merupakan data yang menjadi arah tindakan
apa yang perlu dilakukan terhadap pasiennya Phase yang keempat ini sering kali disebut dengan phase terminasi.
Dalam melakukan proses komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh beberapa hal terhadap isi pesan dan sikap
penyampaian pesan antara lain:
v Perkembangan. Pada prinsipnya dalam berkomunikasi yang perlu diperhatikan adalah siapa yang diajak
berkomunikasi. Maka dalam berkomunikasi isi pesan dan sikap menyampaikan pesan harus disesuaikan apakah yang
kita ajak bicara adalah anak-anak, remaja, dewasa atau usia lanjut. Pasti akan berbeda dalam berkomunikasi
v Persepsi. Persepsi adalah pandangan personal terhadap suatu kejadian. Persepsi dibentuk oleh harapan dan
pengalaman. Kadangkala persepsi merupakan suatu hambatan kita dalam berkomunikasi. Karena apa yang kita
persepsikan belum tentu sama dengan yang dipersepsikan oleh orang lain.Nilai. Nilai adalah standar yang
mempengaruhi perilaku sehingga sangat penting bagi pemberi pelayanan kesehatan untuk menyadari nilai seseorang.
v Latar belakang budaya. Gaya berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya inilah yang akan
membatasi cara bertindak dan berkomunikasi.
v Emosi. Emosi adalah perasaan subjektif tentang suatu peristiwa. Dalam berkomunikasi kita harus tahu emosi dari
orang yang akan kita ajak berkomunikasi. Karena emosi ini dapat menyebabkan salah tafsir atau pesan tidak sampai.
v Pengetahuan. Komunikasi akan sulit dilakukan jika orang yang kitan ajak berkomunikasi memiliki tingkat pengetahuan
yang berbeda. Untuk itu maka kita harus bisa menempatkan diri sesuai dengan tingkat pengetahuan yang kita ajak
bicara
v Peran. Gaya komunikasi harus di sesuaikan dengan peran yang sedang kita lakukan. Misalnya ketika kita berperan
membantu pasien akan berbeda ketika kita berperan atau berkomunikasi dengan tenaga kesehatan yang lain.
v Tatanan interaksi. Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam lingkungan yang menunjang. Kalau
tempatnya bising, ruangan sempti, tidak leluasa untuk berkomunikasi dapat mengakibatkan ketegangan dan tidak
nyaman.
Faktor yang mempengaruhi hubungan perawat-pasien yang berkualitas :
1. Kehangatan dan ketulusan
Bersikap hangat dan tulus bukanlah suatu keterampilan praktis tetapi suatu kerangka pikiran yang di dalamnya terdapat
penerimaan dan penghargaan pada keunikan setiap pribadi. Untuk mencapainya, diperlukan penciptaan suatu kondisi
dimana pasien merasa aman, terjadi saling pemahaman dalam pendapat serta pikiran. Penerimaan pada pasien dapat
dilakukan dengan mendengarkan keluh kesahnya secara penuh. Ini adalah karakteristik dari situasi pasien yang dating
untuk meminta tolong, menjadi sadar bahwa perawat memahami perasaannya dan siap untuk membantunya.
2. Pemahaman yang empatik
Empati adalah merasakan perasaan orang lain, tetapi tidak sama dengan mengalami pengalaman itu sendiri. Dalam
keperawatan, empati dapat berarti mempersepsikan dunia sebagaimana pasien mempersepsikannya. Empati bukanlah
simpati untuk situasi atau dilemma seseorang tetapi sebuah kemampuan untuk merefleksikan sebuah objektif perasaan
dari pasien, yang tidak diungkapkan secara lisan
3. Perhatian positif yang tak bersyarat
Perawat harus berfokus pada pemahaman mereka tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan pasien, bukan
hanya pada persepsi dari dirinya sendiri atau dari orang lain. Memiliki perhatian positif yang tidak bersyarat terhadap
pasien, termasuk di dalamnya mengakui suatu kebaikan pada diri pasien tersebut
4. Sifat konkrit
Konsep tentang sifat konkrit berhubungan dengan pengertian yang saling menguntungkan dan akurat tentang
perbendaharaan kata yang digunakan oleh pasien, terutama dalam menggambarkan emosinya. Misal : Kata sedih dan
senang bersifat subjektif. Perawat perlu memperjelas arti kata itu secara perseorangan dengan si pasien untuk dapat
menangkap isi pembicaraan.
5. Kesegeraan
Sifat segera mengacu pada situasi yang sedang terjadi, bukan pada masa lalu atau masa datang. Misal : ketika pasien
mengungkapkan perasaan tentang pemeriksaan terakhir, kita perlu menanggapinya tentang hasil pemeriksaan saat itu,
bukan pada perasaannya sebelum pemeriksaan dilakukan.
6. Konfrontasi
Konfrontasi berarti perlawanan/pertentangan terhadap suatu hal. Terkadang orang membuat generalisasi tentang
kejadian, orang, dan perasaan. Untuk membantu pasien, mungkin kita perlu meng-konfrontasi mereka, mengajak
mereka untuk menemukan kebenaran. Misal : Kasus dimana lansia yang sakit dibawa ke RS, beliau berpendapat
bahwa RS adalah tempat dimana orang meninggal dan bukan untuk membaik. Untuk meningkatkan motivasi pasien,
perawat memberikan ke-optimisan pada pasien bahwa mereka akan sembuh. Hal itu melalui konfrontasi.
Caring , menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor yang dilakukan perawat kepada pasien :
Sharing artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan kliennya.
Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk meningkatkan rasa nyaman klien.
Crying artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya.
Touching artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi simpatis yang memiliki makna
(Barbara, 1994)
Helping artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya
Believing in others artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk selalu
meningkatkan derajat kesehatannya.
Learning artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya.
Respecting artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain dengan menjaga kerahasiaan
klien kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
Listening artinya mau mendengar keluhan kliennya
Doing artinya melakukan pengkajian dan intervensi keperawatan serta mendokumentasikannya
Feeling artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka , senang, frustasi dan rasa puas
klien.
Accepting artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum menerima orang lain
Iklan

Anda mungkin juga menyukai