I. DATA UMUM
a. Nama kepala keluarga: Tn. A
b. Alamat: Jalan Pulau Penang Gg Sabit No 2
c. Komposisi keluarga (Tabel):
Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Perempuan stroke
: Laki-laki yang meninggal karena stroke
III. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah: Keluarga tinggal di rumah kontrakan ukuran 5x6 dengan
kondisi rumah semi permanen dan kondisi rumah kotor.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW: Saat ini keluarga Tn. A tinggal di Jalan
Pulau Penang Gg Sabit No 2.
c. Mobilitas geografis keluarga: -
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat: Ny.B tidak dapat
mengikuti perkumpulan apapun di rumah, karena kondisinya yang tidak
memungkinkan akibat penyakit stroke yang dideritanya.
e. Sistem pendukung keluarga: Yang merawat Ny. B adalah keluarga, namun tidak
teratur karena sibuk bekerja dan tidak mempunyai uang, tidak memiliki kartu
tunjangan.
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif: Semua anak penurut kepada orang tua, saling menghormati antar
anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi: Hubungan komunikasi terbuka, hidup berdampingan. Namun
Ny. B tidak dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungannya karena kondisi yang
kurang sehat akibat penyakit stroke yang dideritanya.
c. Fungsi Perawatan Keluarga: Ny. B dirawat oleh keluarga tetapi tidak sering dirawat
karena sibuk dan tidak tahu pengertian, penyebab, dampak stroke yang tidak
ditangani, keluarga tidak memiliki kartu tunjangan kesehatan.
Strategi Adaptasi Disfungsional: Dari hasil pengkajian, tidak didapatkan adanya cara-
cara keluarga dalam mengatasi masalah secara maladaptif.
TAHAP II
Penjajakan tahap II mengacu pada pelaksanaan 5 tugas kesehatan keluarga oleh keluarga.
MENGENAL MASALAH
1. Pengertian
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan dapat menimbulkan cacat atau
kematian.
2. Penyebab
Stroke dibagi menjadi stroke hemoragik dan stroke iskemik (non hemoragik).
a. Stroke hemoragik disebabkan oleh tekanan darah tinggi dapat melemahkan arteri
dalam otak sehingga rentan pecah dan menyebabkan pendarahan.
a. Cara bicara penderita yang tidak jelas atau kacau, bahkan ada juga penderita yang
tidak bisa bicara sama sekali walaupun mereka terlihat terjaga.
b. Mata dan mulut pada salah satu sisi wajah penderita terlihat turun.
c. Lengan si pederita mengalami kelumpuhan saat terserang stroke, maka dari itu mereka
tidak mampu mengangkat salah satu atau bahkan kedua lengannya.
d. Kesulitan menelan.
MENGAMBIL KEPUTUSAN
1. Akibat: Akibat yang terjadi bila Ny. B tidak di kontrol ke puskesmas adalah kondisi Ny.
B semakin memburuk. Namun jika Ny. B rutin dikontrol ke puskesmas atau ke dokter,
maka tekanan darah Ny. B dapat terkontrol. Tidak pernahnya Tn. A melatih tangan dan
kaki kanan istrinya menyebabkan terjadinya kekakuan otot pada Ny. B.
2. Keputusan Keluarga: Keluarga membiarkan Ny. B dirawat di rumah dengan perawatan
seadanya karena anggota keluarga yang lain sibuk dan tidak mempunyai uang untuk
membawa ke puskesmas, apalagi diperparah dengan tidak memiliki kartu tunjangan
kesehatan.
2. Cara-Cara Pencegahan: Tidak dilakukannya cara pencegahan apapun oleh keluarga Tn. A
karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki keluarga untuk mencegah penyakit stroke.
MODIFIKASI LINGKUNGAN
1. Lingkungan Fisik: Tidak dilakukannya modifikasi apapun oleh keluarga Tn.A karena
kesibukan anggota keluarga dan juga tidak memiliki cukup uang.
2. Lingkungan Psikologis: Keluarga Tn. A memiliki hubungan komunikasi yang terbuka,
dan semua anak penurut.
PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN
1. Pelayanan Kesehatan yang Biasa Dikunjungi Keluarga: Keluarga Tn. A tidak memiliki
pelayanan kesehatan yang biasa dikunjungi.
ANALISIS DATA
Tahap perkembangan keluarga dalam kasus ini adalah termasuk dalam tahap perkembangan
Keluarga dengan anak remaja dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 19 sampai
20 tahun. Tujuannya adalah untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih
3. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari
Tahap keluarga dengan anak remaja merupakan tahap paling sulit, karena orang tua
melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab, sering muncul
DO : -
2. DS : Kontraktur Hambatan mobilitas fisik
1. Keluarga mengatakan
Ny. B sudah mengalami
stroke sejak 2 tahun
yang lalu.
2. Keluarga mengatakan
Ny. B punya riwayat
stroke dari kedua orang
tuanya yg meninggal
karena stroke.
DO :
1. Kaki Ny. B kaku
karena tidak pernah
dilatih.
2. Ny. B hemi parese
kanan, kontraktur pada
kaki dan tangan kanan.
3. DS : Imobilitas fisik Risiko kerusakan
Keluarga mengatakan Ny. B
integritas kulit
sudah mengalami stroke
sejak 2 tahun yang lalu.
DO :
Ny. B hemi parese kanan,
kontraktur pada kaki dan
tangan kanan.
2) DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas fisik ditandai dengan
Ny. B mengalami stroke sejak 2 tahun yang lalu dan Ny. B hemi parese kanan, kontraktur
pada kaki dan tangan kanan.
PRIORITAS MASALAH
Cara Perhitungan:
SKORE
X BOBOT =
ANGKA TERTINGGI
Aktual =3
Mudah =2 x2=1
Sebagian =1
Tidak Dapat = 0
Potensial Dicegah 1/3 x 1 = 1/3 Ny. B tidur di tempat kotor dan sejak
Tinggi = 3 ngamar tidak pernah lagi diajak
kontrol, baik ke puskesmas maupun
Cukup = 2
dokter karena alasan tidak punya uang
Rendah = 1 dan tidak punya kartu tunjangan
kesehatan.
Total 2 3/6
Rendah = 1
Total 4/3
Cukup = 2
Rendah = 1
Total 1
3) RENCANA KEPERAWATAN
Herdman, T. Helter. 2015. NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015 -
2017. Jakarta: EGC.
Leny dan Jhonson R. 2010. Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga.
Yogyakarta: Nuha Medika.