Obat Bronkodilator PDF
Obat Bronkodilator PDF
PENDAHULUAN
Latar Belakang
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi
Bronkodilator merupakan obat utama untuk mengatasi atau mengurangi obstruksi saluran
napas yang terdapat pada penyakit paru obstruktif. Ada 3 golongan bronkodilator utama yaitu
golongan simpatomimetik, golongan antikolinergik dan golongan xanthin. Ketiga golongan
ini memiliki cara kerja yang berbeda dalam mengatasi obstruksi saluran nafas (2,3).
Pemberian bronkodilator secara inhalasi sangat dianjurkan oleh karena cara ini
memberikan berbagai keuntungan yaitu (2) :
Ada berbagai cara pemberian obat inhalasi yaitu dengan inhalasi dosis terukur. Alat
bantu yang digunakan berupa : spacer, nebuhaler, turbuhaler, dischaler, rothaler dan
nebuliser. Hal yang perlu diperhatikan adalah cara yang tepat dan benar sehingga obat dapat
mencapai saluran nafas dengan dosis yang cukup(2).
II.2 Klasifikasi
1. Agonis adrenergik
Beta adrenergik dapat diberika secara oral, subkutan, intravena atau secara
inhalasi. Pemberian terapi sebaiknya diberikan dalam bentuk inhalasi oleh karena
penyerapan akan lebih baik dan tepat sasaran dan juga untuk meminimalisir efek
samping(2,3).
Agonis adrenergik merupakan obat utama pada penyakit asma dan PPOK.
Pada asma, short acting agonis adrenergik digunakan sebagai terapi pada gejala
akut dan untuk mencegah spasme bronkus. Sedangkan long acting agonis
adrenergik digunakan sebagai terapi tambahan pada pasien dengan asma yang sedang
hingga berat dimana biasanya diberikan bersamaan dengan inhalasi kortikosteroid (3).
Efedrin
Salbutamol
Dosis : 3-4 dd 2-4 mg. Inhalasi 3-4 dd 2 semprotan dari 100 mcg, pada
serangan akut 2 puff yang dapat diulang setelah 15 menit. Pemberian i.m
atau s.c 250-500 mcg, yang dapat diulang sesudah 4 jam.
Efek samping : jarang terjadi, biasanya biasanya berupa nyeri kepala, mual
dan tremor tangan. Pada overdosis dapat terjadi stimulasi reseptor 1dengan
efek kardiovaskular : takikardi, palpitasi, aritmia dan hipotensi. Oleh karena
itu jangan memberikan inhalasi dalam waktu yang terlalu singkat karena
dapat terjadi takifilaksis yaitu efek obat menurun dengan pesat pada
penggunaan yang terlalu sering (5).
Pemberian per oral kerjanya sesudah 1-2 jam sedangkan lama kerjanya k.l 6
jam. Dosisnya : 2-3 dd 2,5-5 mg, inhalasi 4 dd 1-2 semprotan dari 250 mcg.
Maksimal 16 puff per hari, s.c 250 mcg maksimal 4 kali sehari (5).
2. Antikolinergik
3. Xhantin
Dosis : oral 2-4 dd 175-350 mg. pada serangan hebat (eksaserbasi) i.v 240 mg,
rectal 2-3 dd 360 mg. dosis maksimal 1,5 g perhari (5).
PENUTUP
1. Tabrani R. Terapi Dan Penyakit Paru. Ilmu penyakit paru. Jakarta. Trans info media.
2010,601-616
2. Yunus F. Penatalaksanaan Penyakit Paru Obstruksi.Cermin Dunia Kedokteran. 1997, 28-
32
3. Bellini LM, Grippi MA. Pulmonary Pharmacotherapy. In Fishman AP, Elias JA,
Fishman JA, Gripii MA, Kaiser LR, Senior RM editor Manual of Pulmonary Disease
And Disorders. USA. The McGrow Hill Companies. 2002,1099-1102
4. Boushey HA. Obat-obat Asma. In Sjabana D, Raharjo, Sastrowardoyo W, Hamzah,
Isbandiati E, Uno I, Purwaningsih S editor Farmakologi Dasar Dan Klinik jilid I. Jakarta.
Salemba Medika. 2001,590-599
5. Tjay TH, Rahardja K. Obat Asma Dan COPD. Obat-obat Penting kasiat, penggunaan
dan efek samping. Jakarta. Elex media computindo.2008,645-646
6. Alsagaff H, Mukty A. Asma. Dasar-dasar ilmu penyakit paru. Airlangga university
press.2009,292-295.