Anda di halaman 1dari 1

BELAJAR DARI PENGALAMAN

undefined undefined, undefined

Jika anda menginginkan belajar dari sebuah pengalaman maka anda bisa saja harus mengalami
hal tersebut atau setidak-tidaknya melihat/ mendengar hal tersebut. Jika pengalaman itu terkait
kejadian sehari-hari dalam kehidupan, maka mendengar atau melihat saja sudah cukup untuk
membentuk memori di kepala anda. Memori itu sewaktu-waktu dapat anda panggil untuk anda
ceritakan kepada siapa pun.

Lain halnya jika pengalaman itu bersikap akademis dalam hal ini memperoleh pengalaman
pembelajaran. Anda tidak akan pernah bisa menceritakan bagaimana susahnya anda membuat
makalah jika anda sama sekali tidak pernah membuat dan hanya menumpang nama saja
sebagai persyaratan mengambil nilai. Anda pun tidak akan pernah tahu detail hal yang benar
yang semestinya dibahas jika anda sama sekali tidak memegang atau mengerjakan hal itu
dengan baik. Coba saja kita buktikan, biasanya orang-orang yang hanya nebeng nama di
selembar kertas itu, pada saat ditanya, kata-kata yang dikeluarkannya tidak jelas maksudnya,
tidak koheren, tidak dapat ditarik kesimpulan dan lain-lain. Justru dari jawaban yang
dilontarkannya malah membuat orang lain semakin bingung.

Begitu pun jika anda praktek tetapi hanya fisiknya saja yang hadir di tempat praktek.
Sebetulnya secara psikologis, kesiapan keilmuan dan inisiatif anda tidak siap. Maka
keberadaan anda di siitu tidak ada manfaatnya sama sekali, tidak hanya untuk anda yang akan
praktek tetapi juga untuk pasien-pasien anda. Apa pun yang pasien tanyakan kepada anda,
jawabannya tidak membuat pasien anda menjadi lebih pintar. Apa pun yang anda lakukan
untuk pasien anda, bukannya membuat pasien anda semakin sehat tapi justru malah semakin
sakit karena dibayang-bayangi oleh kecemasan. Cemas takutnya tindakan yang anda lakukan
terhadapnya malah menyakitinya. Kalau sudah seperti itu, alangkah baiknya anda tidak ada di
tempat tersebut.

Dampak jangka pendeknya adalah tentu saja nilai-nilai anda tidak memuaskan. Hal ini sebagai
representasi bahwa penguasaan dan pencapaian anda dalam bidang tersebut lemah. Dampak
jangka panjangnya adalah anda tidak bisa apa-apa saat anda sudah menjadi perawat baik itu
perawat praktisi yang bekerja di rumah sakit/ klinik/ puskesmas atau bahkan jika anda
ditakdirkan jadi dosen. Seperti juga saat anda menjadi mahasiswa, karena ketidaktahuan anda
bisa jadi pada saat anda sudah menduduki posisi di atas, mengakibatkan informasi apa pun
yang anda sampaikan tidak jelas dan membingungkan.

Sekarang kembali kepada tujuan dan motivasi anda. Jika anda memang ingin menjadi perawat
yang kompeten, maka carilah pengalaman positif sedari awal pada saat anda belajar sebagai
mahasiswa. Tetapi jika niat anda hanya menggugurkan kewajiban, berlakulah sesuka hati
anda. Masyarakatlah pada akhirnya yang akan memilih, apakah mereka ingin dirawat oleh
perawat yang profesional atau tidak. Maka jika pada akhirnya anda tidak terpilih oleh
masyarakat akibat kelalaian anda pada saat belajar, maka sia-sia sajalah anda membuang
waktu, tenaga dan uang selama ini. Semoga menjadi bahan renungan untuk menjadi lebih baik

Anda mungkin juga menyukai