Anda di halaman 1dari 2

Budaya dan Sejarah Blitar

Kota Blitar merupakan sebuah kota yang terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Timur,
Indonesia. Kota ini terletak sekitar 167 km sebelah selatan Surabaya. Kota Blitar terkenal
sebagai tempat kelahiran dan dimakamkannya presiden pertama Republik Indonesia, Ir.
Soekarno.
Selain disebut sebagai Kota Patria, kota ini juga disebut sebagai Kota PETA (Pembela Tanah
Air) karena di bawah kepimpinanan Suprijadi, Laskar PETA melakukan perlawanan terhadap
Jepang untuk pertama kalinya pada tanggal 14 Februari 1945 yang menginspirasi timbulnya
perlawanan menuju kemerdekaan di daerah lain.
Seni tari kota Blitar
Tari Emprak

Tari Emprak adalah kesenian yang hanya bisa ditemukan di Blitar. Kata Emprak diambil
dari kosakata Jawa pating klemprak yang artinya kurang lebih berserakan. Yang tidak
pernah lepas adalah kebiasaan minum-minum ciyu, yaitu arak Jawa. Pada zaman modern,
kebiasaan minum-minum arak ini telah ditiadakan. Selain itu, sejak tahun 1989, pakem
dalam kesenian Emprak telah dimodifikasi oleh grup Gito Maron yang menjadikan tiga
komponen seni tersebut menjadi satu kemasan pertunjukan. Adapun urutan tampilan
Emprak modern adalah : Jaranan, Tayub, dan ditutup oleh Jaranan lagi. Ada pun Cokekan
mengiringi pementasan dari awal hingga akhir.
Tari Emprak adalah jenis pengembangan kesenian rakyat Emprak, berupa seni peran yang
mengangkat pesan moral, diiringi dengan musik yang biasanya berupa salawatan. Tari ini
berasal dari Blitar,Jawa Timur

Perkembangan

Emprak tradisional dimainkan oleh 9-15 orang, semuanya lelaki. Pengiringnya adalah alat
musik rebana besar, kecil, dan kentongan, pakaian dan rias wajah seadanya berupa kaos,
sarung, dan topi bayi. Dan waktu pementasan semalam suntuk di atas lantai dengan
gelaran tikar lesehan. Sementara emprak masa kini bisa dimainkan mulai dari 5 orang,
beberapa di antaranya wanita, dengan diiringi rebana besar, kecil, kentongan, dan
tambahan alat musik modern seperti orgen, gitar, dan suling. Kostum pemain diperbaharui
dengan rompi dan sarung, rias wajah yang lebih baik, serta waktu pementasan yang bisa
dibatasi lebih pendek dalam 1-2 jam. Pementasan dilakukan di panggung khusus.

Tema Cerita

Tema diambil dari kejadian di masyarakat seperti : kawin lari, kawin paksa, perselisihan
rumah tangga, dan sebagainya yang diakhiri dengan pesan-pesan dan hikmah dari cerita
yang dipentaskan. Dalam menyuguhkan suatu cerita juga diselingi dengan lawakan,
tuntunan-tuntunan, serta pesan pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai