Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Semua tidak

akan sempurna apabila kesehatan seseorang terganggu. Gangguan kesehatan dapat

menghambat segala aktivitas manusia. Oleh sebab itu penting bagi seseorang untuk

menjaga kesehatan. Bukan cuma satu organ yang perlu dijaga tetapi semua organ

yang ada ditubuh kita. Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti sering mendengar

istilah urin. Buang air kecil merupakan suatu hal yang normal menjadi tidak normal

apabila urin mengalami perubahan warna ataupun berbau. Pemeriksaan kesehatan

berdasarkan urin atau yang sering disebut dengan urinalysis berdasarkan pada

kandungan urin dapat menunjukkan potensi kelainan pada pasien. Urin atau air seni

adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan

dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin diperlukan untuk membuang

molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga

homeostasis cairan tubuh.1,2,3

Buang air kecil merupakan suatu hal yang normal menjadi tidak normal

apabila urin mengalami perubahan warna ataupun berbau. Variasi warna urin dapat

disebabkan oleh jenis makanan atau obat yang dikonsumsi oleh pasien. Beberapa

manfaat urinalysis adalah dapat digunakan untuk mengetahui adanya potensi

gangguan hati, diabetes mellitus, infeksi pada ginjal atau saluran kemih. Secara umum
2

dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin selain untuk mengetahui kelainan ginjal dan

salurannya juga bertujuan untuk mengetahui berbagai kelainan yang ada didalam

tubuh. Selama ini dikenal pemeriksaan urin rutin dan lengkap. Yang dimaksud

pemeriksaan urin rutin adalah pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia urin

yang meliputi pemeriksaan protein dan gukosa. Dan tujuan dari makalah percobaan

ini untuk mengetahui kandungan glukosa dan protein yang ada didalam urin.3
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Glukosa merupakan bahan bakar universal bagi sel-sel tubuh manusia dan

berfungsi sebagai sumber karbon untuk sintesis sebagian besar senyawa lainnya.

Semua jenis sel manusia menggunakan glukosa untuk memperoleh energi. Glukosa

merupakan jenis karbohidrat terpenting bagi tubuh manusia Karbohidrat dibutuhkan

oleh tubuh sebagai sumber utama tenaga untuk bergerak, membentuk glukosa otot

sebagai energi cadangan tubuh, dan juga membentuk protein dan lemak. Glukosa

darah atau sering disebut gula darah adalah salah satu gula monosakarida dan salah

satu sumber karbon terpenting yang digunakan sebagai sumber energi hewan dan

tumbuhan. Umumnya kadar glukosa darah bertahan pada batas-batas yang sempit

sepanjang hari, yaitu 4-8 mmol/L (70-150 mg/dL). Kadar ini meningkat setelah

makan dan biasanya berada pada kadar terendah pada pagi hari sebelum makan.

Glukosa juga merupakan prekursor pokok bagi senyawa non-karbohidrat. Glukosa

dapat diubah menjadi lemak termasuk asam lemak, kolesterol, dan hormon steroid,

asam amino, dan asam nukleat. Dalam tubuh manusia hanya senyawa-senyawa yang

disintesis dari vitamin, asam amino non-esensial, dan asam lemak esensial yang tidak

dapat disintesis dari glukosa.4

Tubuh biasanya mampu menjaga konsentrasi glukosa agar stabil. Gula darah

orang yang berpuasa biasanya antara 3,5-6,7 mmol/l. Setelah makan jarang akan

melebihi 8 mmol/l. Di bawah konsentrasi 10mmol/l ginjal menyerap kembali glukosa


4

kembali ke dalam aliran darah dan sebagainya glukosa tidak muncul dalam urin

kecuali konsentrasi glukosa pada darah tinggi. Tes urine biasanya dilakukan untuk

menganalisis tubuh keton, glukosa dan protein dalam urin. Reaksi kolorimetri yang

terjadi antara keton dan nitroprusside (Sodium nitroferricyanide) adalah metode yang

digunakan untuk pengukuran semikuantitatif keton.5

Pada seseorang yang sering melakukan latihan fisik akan menyebabkan

beberapa perubahan dalam tubuh, seperti peningkatan kadar protein urin. Peningkatan

kadar protein urin umumnya terjadi pada orang dengan penyakit ginjal, sehingga

tenaga kesehatan sering keliru akan hal ini. Peningkatan ekskresi protein yang

berlebihan pada urin setelah latihan fisik pertama kali dilaporkan pada tahun 1878

pada tentara yang melakukan latihan fisik berat. Hal ini dikarenakan pada saat

melakukan latihan fisik aliran darah menuju ginjal berkurang dan menyebabkan

terganggunya fungsi glomerulus dan tubulus ginjal. Keadaan ini tidak berbahaya

karena hanya bersifat sementara, dan reversibel. Organ yang bertanggung jawab pada

keadaan ini adalah ginjal. Ginjal mempunyai peran penting mengatur keseimbangan

air dan elektrolit di dalam tubuh dan mempertahankan keseimbangan asam basa

dengan mengsekresikannya. Beberapa penelitian menunjukkan pada penyakit ginjal

terjadi kerusakan atau ketidakseimbangan protein pada slit diafragma membran

filtrasi glomerulus yang dapat menyebabkan berkurang/ hilangnya podosit dan

menyebabkan proteinuria. Podosit merupakan penghasil utama vascular endothelial

growth factor (VEGF) di glomerulus yang berperan meregulasi fungsi parakrin dan
5

otokrin, fungsi sel endotel dengan menginduksi produksi nitrogen oksida (NO) dan

vasodilatasi, serta menurunkan tonus vaskular dan tekanan darah.6


6

BAB III

PERCOBAAN
7

BAB IV

PEMBAHASAN
8

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari percobaan yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

Ciri-ciri fisik yang dapat ditemukan pada urin normal yaitu warna,

kekeruhan, bau, pH (keasaman) dan kepadatannya sesuai dengan kandungan

urin, sedangkan pada urin yang tidak normal biasanya mengandung banyak

glukosa dan protein yang berlebih.Urin yang mengandung protein ditandai

dengan jika urin dicampur dengan larutan asam asetat akan menghasilkan

perubahan warna menjadi putih keruh, sedangkan urin yang mengandung

glukosa adalah urin yang jika dicampur dengan larutan benedict akan
9

menghasilkan warna biru kehijauan. Warna urin setiap orang berbeda-beda

dikarenakan biasanya dipengaruhi oleh jenis makanan yang dimakan, jenis

kegiatan dan bisa juga disebabkan karena adanya penyakit.

B. Saran

Dari percobaan yang telah dilakukan, disarankan saat melakukan

percobaan diharapkan berhati-hati dalam mencampur bahan-bahan dan

memanaskan larutan di lapu spritus agar tidak terkena panas apinya. Selain

itu, dalam mengamati hasil dalam proses sangat dianjurkan agar data yang

diamati dalam praktikum benar.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ganong W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.


10

2. Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: EGC.

3. Izzah A, Ginardi R.V.H, Saikhu A. Pendekatan Algoritma Heuristik dan Neural

Network untuk Screening Test pada Urinalysis. Jurnal Cybermatika. 2013; 1(2): 29.

Anda mungkin juga menyukai