Anda di halaman 1dari 22

Pengenalan Grouting

Grouting adalah suatu proses, dimana suatu cairan campuran


antarasemen dan air diinjeksikan dengan tekanan kedalam rongga, pori,
rekahandan retakan batuan yang selanjutnya cairan tersebut dalam waktu
tertentuakan men-jadi padat secara fisika maupun kimiawi.

Menurut Dwiyanto (2005), grouting adalah penyuntikan bahan semi kental


(slurry material) ke dalam tanah atau batuan melalui lubang bor, dengan
tujuan menutup diskontruksi terbuka, rongga-rongga dan lubang-lubang
pada lapisan yang dituju untuk meningkatkan kekuatan tanah. Sedangkan
Budiyanto (2000), menyebut grouting sebagai penginjeksian material
perekat ke dalam tanah atau batuan yang lulus air dengan tujuan untuk
menutup pori dan rekahan.

Menurut Pangesti (2005), fungsi grouting di dalam tanah atau batuan


dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Penetrasi atau Penembusan (permeation/penetration)

Grouting mengalir ke dalam rongga tanah dan lapisan tipis batuan dengan
pengaruh minimum terhadap struktur asli.

b. Kompaksi atau Pemadatan (compaction/controlled displacement)

Material grouting dengan konsistensi sangat kental dipompakan ke dalam


tanah sehingga mendorong dan memadatkan.

c. Rekah Hidrolik (hydraulic fracturing)

Apabila tekanan grouting lebih besar dari kuat tarik batuan atau tanah
yang di grouting, akhirnya material pecah dan grouting dengan cepat
menembus zona rekahan
Manfaat dari suatu pekerjaan grouting antara lain adalah sebagai berikut
(Dwiyanto, 2005):

a. Menahan aliran air dan mengurangi rembesan

b. Menguatkan tanah dan batuan

c. Mengisi rongga dan celah pada tanah dan batuan sehingga menjadi
padat

d. Memperbaiki kerusakan struktur

e. Meningkatkan kemampuan anchor dan tiang pancang

f. Menghindarkan dari material fluida yang dapat merusak tanah atau


batuan

Pelaksanaan grouting

Pelaksanaan grouting meliputi penentuan titik grouting, uji permebilitas,


pemboran dangrouting (Dwiyanto, 2005). Berikut ini adalah uraian secara
singkat mengenai tahap pelaksanaan grouting:

a. Penentuan titik grouting

Penentuan titik grouting berpatokan pada stasiun-stasiun yang ditentukan


di lapangan melalui penyelidikan oleh tenaga ahli. Jarak tiap-tiap
titik grouting disesuaikan dengan kebutuhan.
b. Pemboran

Pelubangan titik grouting dilakukan dengan cara di bor.


Dalam grouting ada 2 macam pemboran, yaitu pemboran dengan
pengambilan core dan pemboran tanpa core. Diameter lubang bor adalah
76 cm untuk pemboran coring dan 46 mm untuk pemboran non coring.
Khusus untuk permboran dengan coring diperlukan mesin dengan
penggerak hidrolik agar kualitas core yang dihasilkan lebih bagus.

c. Uji Permeabilitas atau Test Lugeon

Uji permeabilitas pertama kali diperkenalkan oleh Lugeon pada tahun


1933, yang bertujuan untuk mengetahui nilai lugeon (Lu) dari deformasi
batuan. Nilai lugeon adalah suatu angka yang menunjukkan berapa liter
air yang bisa merembes ke dalam formasi batuan sepanjang satu meter
selama periode satu menit, dengan menggunakan tekanan standar 10
Bars atau sekitar 10 kg/cm2. Angka ini hampir sama dengan koefisien
kelulusan air sebesar 1 x 10-5 cm/detik. Nilai lugeon dapat memberikan
informasi mengenai sifat aliran dalam batuan dan sifat batuan itu sendiri
terhadap aliran air yang melaluinya.

Metode pengujiannya adalah dengan cara memasukkan air bertekanan ke


dalam lubang bor, menggunakan peralatan yang disebut rubber packer,
yang digunakan untuk menyumbat lubang bor. Peralatan lain yang
digunakan dalam uji permeabilitas antara lain:

Waterflow Meter untuk mengetahui debit air

Stop Watch untuk menentukan waktu rembesan

Pressure Gauge untuk mengetahui tekanan air

Water Pump untuk memompa air

Untuk pengujian dengan tekanan kurang dari 10 kg/cm2, dibuat


ekstrapolasi sehingga bentuk persamaannya menjadi:

Lu= 10Q/PL

Keterangan:

Lu = Lugeon unit (l/mnt/m)

Q = debit aliran yang masuk (l/mnt)

P = tekanan total (Po+Pi) (kg/cm2)


L = panjang lubang yang di uji (m)

d. Grouting

Tahap pekerjaan grouting dilakukan dengan cara menyuntikkan bahan


semi kental (slurry material) ke dalam tanah atau batuan melalui lubang
bor. Komponen utama peralatan groutingadalah grout mixer dan grout
pump.

1.Grout Mixer

Grout mixer adalah mesin pencampur material yang akan disuntikkan ke


dalam tanah atau batuan. Umumnya grout mixer mempunyai kapasitas
mencampur (batching) sebesar 200 liter/batch.

2. Grouting Pump

Grouting pump berperan untuk memompa air maupun campuran grouting.


Kapasitas pemompaan minimum 100 liter/menit pada tekanan pompa 6
kg/cm2 dan mampu mencapai tekanan hingga 20 kg/cm2.

Tipe-Tipe Grouting dan Kegunaannya

Menurut Warner (2005), grouting dapat dibedakan menjadi 6 tipe, yaitu:

a. Sementasi Penembusan (Permeation Grouting)

Grouting penembusan (permeation grouting) disebut


juga grouting penetrasi (penetration grouting), yang meliputi pengisian
retakan, rekahan atau kerusakan pada batuan, rongga pada sistem pori-
pori tanah serta media porous lainnya. Tujuan grouting penembusan
adalah untuk mengisi ruang pori (rongga), tanpa merubah formasi serta
konfigurasi maupun volume rongga. Grouting jenis ini dapat dilakukan
untuk tujuan penguatan formasi, menghentikan aliran air yang
melaluinya, maupun kombinasi keduanya. Grouting penembusan dapat
meningkatkan kohesi tanah.

b. Sementasi Pemadatan (Compaction Grouting)

Grouting pemadatan dilakukan dengan cara menginjeksi


material grouting sangat kaku (stif) pada tekanan tinggi ke dalam
tanah. Grouting pemadatan merupakan mekanisme perbaikan yang
bertujuan untuk meningkatkan daya dukung tanah. Karena volume
struktur pori tanah berkurang, maka permeabilitasnya juga akan
berkurang. Meskipun begitu,grouting pemadatan tidak dapat sepenuhnya
mencegah terjadinya rembesan. Groutingpemadatan mampu
meningkatkan beban tanah untuk mengompakkan atau memadatkannya.

c. Sementasi Rekahan (Fracture Grouting)

Grouting rekahan dilakukan pada rekahan hidrolik yang terdapat pada


tanah dengan fluida suspensi atau material grouting slurry, untuk
menghasilkan hubungan antar lensa groutingdan memberikan penguatan
kembali (reinforcement). Umumnya grouting rekahan digunakan pada
tanah dengan permeabilitas rendah. Grouting rekahan dapat dilakukan
pada beberapa jenis tanah dan kedalam, terutama sangat baik pada
material lempung.

d. Sementasi Campuran/ Jet (Mixing/ Jet Grouting)

Grouting jet dilakukan dengan cara mengikis tanah menggunakan jet


bertekanan tinggi dan injeksi serentak ke dalam tanah yang terganggu
dengan jet monitor. Grouting tipe ini juga dapat digunakan untuk
melakukan penyemenan di sekeliling tiang atau pondasi.

e. Sementasi Isi (Fill Grouting)

Semua rongga yang dihasilkan secara alami maupun buatan, kadang-


kadang membutuhkan suatu pengisian atau penutupan. Pada jaman
dahulu, pengisian dilakukan menggunakan peralatan yang sama dengan
alat grouting tipe lainnya. Saat ini, grouting isi dilakukan menggunakan
peralatan khusus dengan campuran concrete atau mortar.

f. Sementasi Vakum (Vacuum Grouting)

Umumnya pekerjaan grouting dilakukan dengan cara mendorong


material grouting ke dalam formasi dengan tekanan tinggi. Akan tetapi,
pada kondisi tertentu hasilnya tidak memuaskan. Oleh karena itu, vakum
digunakan untuk menyedot material grouting masuk ke dalam bagian
yang mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut harus diisolasi dari
tekanan barometrik terlebih dahulu, sehingga dengan kondisi yang
vakum, material grouting akan tersedot dan tertarik ke dalam kerusakan
tersebut.

http://harizonaauliarahman.blogspot.com/2012/02/pengenalan-grouting.html

Pekerjaan Grouting Atau Sementasi

Grouting adalah suatu proses, dimana suatu cairan campuran antara semen dan air
diinjeksikan dengan tekanan ke dalam rongga, pori, rekahan dan retakan batuan
yang selanjutnya cairan tersebut dalam waktu tertentu akan menjadi padat secara
fisika maupun kimiawi. pekerjaan grouting merupakan salah satu cara dalam
perbaikan pondasi (foundation treatment) pada bendungan air terutama bendungan.

Selain itu grouting juga metode untuk mengisi rongga struktur beton yang kropos
dan penambahan coran akibat pengecoran tidak sempurna, Mortar fillet ( Pinggulan
sudut ) untuk pondasi mesin, sebagai dudukan mesin ,dudukan bearing pondasi
jembatan, pembuatan beton pra cetak, penutup retak yang besar, tentunya semen
Grouting siap pakai yang mempunyai karakteristik tidak susut dan dapat mengalir
sangat baik, memenuhi persyaratan standar corps of engineering CDR C-621 dan
ASTM C-1107
Grouting pada celah ubin/tile

Teknologi grouting bukanlah barang baru, grouting sudah ada sejak tahun 1800-an
dan bahkan sebelumnya. Grouting awalnya hanya digunakan untukmengontrol
aliran air, tetapi sekarang telah meluas dan aplikasinya tidak terbatas, diantaranya
adalah digunakan untuk:

Mengurangi aliran atau rembesan air


Meningkatkan daya dukung tanah/batuan
Pemadatan (mengisi rongga dan celah/rekahan pada tanah/batuan), dan
Memperbaiki kerusakan struktur.

Menurut James Warner (2005), tipe tipe sementasi (grouting) berdasarkan


tujuannya dapat dibedakan menjadi enam (6) jenis, yaitu:
1. Sementasi penembusan (permeation grouting)
2. Sementasi pemadatan (compaction grouting)
3. Sementasi rekahan (fracture/claquage grouting)
4. Sementasi campuran/jet (mixing/jet grouting)
5. Sementasi isi (fill grouting) dan
6. Sementasi vakum (vacuum grouting)
Sedangkan menurut Soedibyo (1993), tipe sementasi (grouting) berdasarkan bahan
yang digunakan ada 3 tipe, yaitu:
1. Injeksi bahan kimia
2. Injeksi sistem Soletanche dan
3. Injeksi dengan semen.
Campuran Grouting (Bahan Grout)
Bahan grouting yang digunakan dalam pekerjaan grouting dapat berupa material
suspense dan atau kimiawi. Material suspensi yang umum dipakai adalah semen
dan bila perlu dipakai bahan tambahan berupa bentonit atau bahan sejenis. Air
sebagai bahan cairan yang dipakai sebagai pencampur semen, harus bebas dari
kandungan lumpur, bahan organik dan unsur lain yang dapat mengakibatkan
penurunan kualitas campuran. Sedangkan bahan semen yang digunakan adalah
Portland Cement (PC), tipe I yang tidak mengandung bahan lain dan memenuhi
syarat yang ditentukan dalam SII - 3 - 1981.

Perbandingan bahan grout untuk cement milk, ditentukan berdasarkan tujuan dari
grouting tersebut dan kondisi batuan yang juga akan berubah menurut besarnya
penyerapan grouting. Perbandingan campuran semen yang sering dipakai untuk
pekerjaan grouting ini adalah C : W = 1 : 10 sampai 1 : 1. Untuk retakan yang relatif
besar dipakai C : B= 1 : 0,5, dan bahkan kadang - kadang dipakai mortar (campuran
semen dan pasir).

Pada umumnya proporsi campuran dimulai dari C : W = 1 : 10 atau 1 : 8. Apabila


grouting memperlihatkan penyerapan grout yang lebih besar dari 30 liter per menit
dan berlangsung selama 20 menit maka campuran dikentalkan secara berangsur.
Namun sebaliknya apabila tekanan ijneksi naik tiba - tiba atau jumlah volume grout
masuk turun sangat banyak maka campuran diubah menjadi lebih encer.

Grouting Semen

Grouting semen adalah grouting semen yang merupakan campuran antara air dan
semen dengan perbandingan C : W = 1 : 10 sampai 1 : 1. Perubahan dari campuran
semen dan air ini sangat tergantung kepada permeabilitas batuan dan kondisi
batuannya sendiri.
Pada grouting semen ini kadang kala dilakukan tambahan bahan grout berupa
tanah lempung atau pasir halus yang dilakukan sesuai dengan kondisi batuan yang
menempati lokasi rencana bendungan (apabila membangun bendungan). Informasi
sifat fisik dan teknik dari tanah / batuan mempunyai arti yang sangat penting yang
perlu diketahui terutama bila grouting akan dipertimbangkan sebagai bagian dari
perbaikan pondasi bendungan atau dari penggalian terowongan.

Penentuan permeabilitas dan porositas tanah akan dapat membantu dimana


permeabilitas akan mengontrol kemampuan grouting dan jenis bahan grout yang
akan digunakan. Sedangkan porositas tanah menentukan jumlah bahan grout yang
diperlukan dan hal ini akan berkaitan dengan besarnya biaya pekerjaan.

pekerjaan grouting pada sandaran / pondasi bendungan

Grouting Kimia
Secara umum grouting semen tidak dapat dilakukan pada tanah dengan koefisien
permeabilitas lebih kecil dari 0,1 cm/detik (10^-1 cm/detik) dan grouting lempung
tidak bisa dilakukan pada tanah dengan k < 0,01 cm/detik (10^-2 cm/detik) dan
bahan groutnya berupa campuran semen dan air.

Grouting kimia adalah grouting yang dilakukan dengan campuran bahan kimia dan
air atau cairan bahan kimia dengan bahan kimia lainnya. Grouting kimia ini
umumnya digunakan untuk mengisi retakan yang halus atau butiran batuan yang
halus yang dimaksudkan untuk memperkecil koefisien permeabilitas dan
meningkatkan kuat tekan dari batuan atau bagian bangunan yang di grout.

Pada tanah dengan k > 0,01 cm/detik (10^-2 cm/detik) cairan grout harus
mempunyai viskositas sebesar 10 centipois atau lebih tanpa kesulitan, kecuali
grouting ini dilakukan dekat permukaan dengan tekanan grout yang digunakan
rendah. Grouting kimia dapat dilakukan pada tanah dengan k sampai 0,00001
cm/detik (10^-5 cm/detik) dan hasilnya cukup memuaskan (Federal
Highway Administration,1976).

Secara umum grouting kimia ini dikenal beberapa sistem yaitu :


1. Sistem silikat, sistem ini menggrouting lapisan pasir dengan larutan natrium
silikat yang mempunyai koefisien permeabilitasnya lebih kurang 5 x 10-4 cm/detik
atau lebih besar. Grouting dengan bahan grout dari silikat ini dapat melakukan
penetrasi pada tanah pasir halus dengan ukuran butirnya berkisar antara 100 - 70
mikron dan pasir yang mempunyai permeabilitas lebih kecil dari 10-4 cm/detik.
2. Sistem acrylamide, sistem ini dapat dilakukan pada tanah dengankoefisien
permeabilitas dari 10-5cm/detik atau lebih besar. Acrylamide ini viskositasnya
berkisar antara 1,50 centipois atau sama dengan viskositas air sehingga acrylamide
ini mudah dipenetrasikan ke dalam lapisan pasir halus. Untuk lebih baiknya dalam
memanfaatkan acrylamide ini sebaiknya larutan acrylamideini mempunyai pH antara
7 - 11. Cairan acrylamide ini beracun dan dapat menembus kulit.
3. Bahan grout kimia lainnya adalah berupa Lignochromes, Resin, Foams dan
Isosyanate tetapi cairan ini sangat beracun.

Perbandingan Metoda Stabilisasi Tanah Dengan Grouting Dan Kemampuan Penetrasi Relatif
Bahan Kimia

Urutan Pekerjaan Grouting


Pemeriksaan hasil grouting:

1. Pemeriksaan hasil grouting dilakukan dengan membuat check hole pada titik
yang dipilih dan biasanya di bor miring agar mewakili zona grouting
2. Pengambilan contoh inti (core sampling) untuk melihat secara visual efektivitas
penetrasi grouting dan dapat diperiksa dengan membubuhkanphenolptalein 0.1 n.
3. Pengujian permeabilitas setelah grouting dengan water pressure test ataulugeon
test. Tekanan diatur seperti uji permeabilitas secara naik dan turun, yaitu bervariasi 1-3-
5-7-10-7-5-3-1 kg/cm2, tergantung kondisi batuan.
4. Setelah selesai check hole diisi dengan campuran bahan grouting yang kental
1:1 atau 1:0.5 hingga jenuh.

Peralatan Grouting
1. Mesin bor
Dipakai untuk pembuatan lubang grout, dengan diameter antara 46 76 mm. jenisnya
bor putar (rotary type drill).
2. Perkakas grouting
Meliputi packer, stang grouting, by pass, manometer, keran pengatur tekanan, pipa
pemasukan dan pengembali dan pengukur debit.
3. Grout mixer dan agitator
Untuk mencampur bahan grout sesuai dengan perbandingan yang ditentukan,
kemudian dialirkan kedalam agitator sebagai tempat grout siap untuk diambil oleh
pompa.
4. Pompa grout
Umtuk memompakan grout yang tersimpan di agitator ke lubang grout melalui unit
peralatan grouting.

http://tukangbata.blogspot.com/2013/01/pekerjaan-grouting-atau-sementasi.html

Pengertian grouting
yang dimaksud dengan grouting disini adalah merupakan pekerjaan masukan bahan yang masih
dalam keadaan cair untuk perbaikan tanah, dengan cara tekanan, sehingga bahan tersebut akan
mengisi semua retak-retak dan lubang-lubang, kemudian setelah beberapa saat bahan tersebut
akan mengeras, dan menjadi satu kesatuan dengan tanah yang ada.
Tujuan dilakukan grouting
1. Untuk memperkuat formasi dari lapisan tanah dan sekaligus menjadikan lapisan tanah tersebut
menjadi padat, sehingga mampu untuk mendukung beban bangunan yang direncanakan.Seperti
sudah dijelaskan di atas tanah selalu mempunyai lubang-lubang,retak-retak,celah-celah.Rongga
ini harus diisi dengan bahan pengisi yang kuat, sehingga lapisan tanah dibawah rencana
bangunan akan menjadi bagian dari pondasi yang kuat.

2. Untuk menahan aliran air, misalnya pada bangunan dam, agar air tidak mengalir melalui bawah
bangunan dam.Air yang mengalir di bawah bangunan dam secara bertahun-tahun akan membawa
partikel tanah, yang akan mengakibatkan terjadinya rongga-rongga di bawah bangunan, dan hal
ini dapat membahayakan kestabilan dam tersebut.grouting pada dam ini biasa disebut Tirai
sementasi ( kata dosenku, Pak Soedarsono ) yah, guna tirao sementasi ini untuk menghambat
laju air, sehingga aliran air semakin panjang, karena aliran semakin panjang maka air akan
mengalami kehilangan energi.
3. Untuk menahan aliran air tanah agar tidak masuk ke dalam suatu kegiatan bangunan yang
sedang berjalan.Bangunan di bawah permukaan tanah apabila lokasi nya dibawah permukaan air
tanah, akan selalu terganggu oleh adanya air tanah yang masuk dari
dinding galian.Namunbiasanya masih dapat diatasi dengan pompa

Pelaksanaan Grouting
Biasanya untuk mendapatkan data dan contoh dari lapisan di bawah tanah dengan menggunakan
core drill, yang dilakukan di tempat bagian dalam tanah yang direncanakan untuk menerima beban
dari bangunan.Ada 2 macam core drill, untuk diameter yang kecil, dan ada yang untuk diameter
yang besar disebut shot drill.Diameter besar dapat sampai lebih dari 75 cm, sehingga diharapkan
masih dapat masuk, dan melihat formasi dari lapisan tanah, selain juga mendapatkan tanah dari
hasil core drill tersebut.Cara untuk mendapatkan tanah ini untuk dilaksanakan pada beberapa
tempat dengan jumlah tertentu yang ditentukan oleh ahlinya/foundation engineer.Untuk perkiraan
sementara secara kasar, dapat juga diperkirakan dengan cara memasukkan air dengan tekanan ke
dalam lubang bor tanah, dengan melalui pipa diameter 2 dengan panjang sesuai kebutuhan, yang
tertutup rapat dengan lubang tanahnya, biasanya dengan seal dari karet.Dengan memasukkan air
tersebut, jika laju aliran air berkurang secara cepat dan terjadi penambahan tekanan airnya
( dilihat pada pressure gauge), ini dapat diartikan retakan-retakan tanahnya sedikit dan dapat
diperbaiki dengan cement grout.Tetapi jika terjadi sebaliknya dimana laju aliran airnya besar,
dengan hanya sedikit atau tidak ada penambahan tekanan, ini menunjukkan formasi tanah yang
poreus, dan retakan-retakan tanah yang besar.Disini perlu grout dengan jumlah bahan yang
banyak.
Bahan Grout biasanya
1. Campuran semen dan air
2. Campuran semen, abu batu dan air
3. Campuran semen, clay dan air
4. Campuran semen,clay, pasir dan air
5. Asphalt
6. Campuran clay dan air
7. Campuran bahan kimia

From : Buku metode kerja bang sipil, amien sajekti

https://sanggapramana.wordpress.com/2010/07/29/grouting/

Grouting adalah suatu proses, dimana suatu cairan campuranantarasemen dan air
diinjeksikan dengan tekanan kedalam rongga, pori, rekahandanretakan batuan yang
selanjutnya cairan tersebut dalam waktu tertentuakanmen-jadi padat secara fisika
maupun kimiawi.

Menurut Dwiyanto (2005), grouting adalah penyuntikan bahansemi kental (slurry


material) ke dalam tanah atau batuan melalui lubang bor,dengan tujuan menutup
diskontruksi terbuka, rongga-rongga dan lubang-lubangpada lapisan yang dituju
untuk meningkatkan kekuatan tanah. Sedangkan Budiyanto(2000), menyebut
grouting sebagai penginjeksian material perekat ke dalam tanahatau batuan yang
lulus air dengan tujuan untuk menutup pori dan rekahan.
Menurut Pangesti (2005), fungsi grouting di dalam tanah ataubatuan dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu:

a. Penetrasi atau Penembusan (permeation/penetration)

Grouting mengalir ke dalam rongga tanah dan lapisan tipisbatuan dengan pengaruh
minimum terhadap struktur asli.

b. Kompaksi atau Pemadatan (compaction/controlleddisplacement)

Material grouting dengan konsistensi sangat kentaldipompakan ke dalam tanah


sehingga mendorong dan memadatkan.

c. Rekah Hidrolik (hydraulic fracturing)

Apabila tekanan grouting lebih besar dari kuat tarik batuanatau tanah yang di
grouting, akhirnya material pecah dan grouting dengan cepatmenembus zona
rekahan

Manfaat dari suatu pekerjaan groutingantara lain adalah sebagai berikut (Dwiyanto,
2005):

a. Menahan aliran airdan mengurangi rembesan

b. Menguatkan tanahdan batuan

c. Mengisi rongga dancelah pada tanah dan batuan sehingga menjadi padat

d. Memperbaikikerusakan struktur

e. Meningkatkankemampuan anchor dan tiang pancang

f. Menghindarkan darimaterial fluida yang dapat merusak tanah atau batuan


Pelaksanaan grouting

Pelaksanaangrouting meliputi penentuan titik grouting, uji permebilitas,pemboran


dan grouting (Dwiyanto, 2005). Berikut ini adalah uraian secarasingkat mengenai
tahap pelaksanaan grouting:

a. Penentuan titik grouting

Penentuan titik grouting berpatokan padastasiun-stasiun yang ditentukan di


lapangan melalui penyelidikan oleh tenagaahli. Jarak tiap-tiap titik grouting
disesuaikan dengan kebutuhan.

b. Pemboran

Pelubangan titik groutingdilakukan dengan cara di bor. Dalam grouting ada 2


macam pemboran, yaitupemboran dengan pengambilan core dan pemboran tanpa
core.Diameter lubang bor adalah 76 cm untuk pemboran coring dan 46 mm
untukpemboran non coring. Khusus untuk permboran dengan coringdiperlukan
mesin dengan penggerak hidrolik agar kualitas core yangdihasilkan lebih bagus.
c. Uji Permeabilitas atau Test Lugeon

Uji permeabilitas pertama kali diperkenalkan oleh Lugeonpada tahun 1933, yang
bertujuan untuk mengetahui nilai lugeon (Lu) darideformasi batuan. Nilai lugeon
adalah suatu angka yang menunjukkan berapa literair yang bisa merembes ke
dalam formasi batuan sepanjang satu meter selamaperiode satu menit, dengan
menggunakan tekanan standar 10 Bars atau sekitar 10kg/cm2. Angka ini hampir
sama dengan koefisien kelulusan air sebesar1 x 10-5 cm/detik. Nilai lugeon dapat
memberikan informasi mengenai sifataliran dalam batuan dan sifat batuan itu
sendiri terhadap aliran air yangmelaluinya.

Metode pengujiannya adalah dengan cara memasukkan airbertekanan ke dalam


lubang bor, menggunakan peralatan yang disebut rubberpacker, yang digunakan
untuk menyumbat lubang bor. Peralatan lain yangdigunakan dalam uji permeabilitas
antara lain:
Waterflow Meter untukmengetahui debit air

Stop Watch untuk menentukanwaktu rembesan

Pressure Gauge untukmengetahui tekanan air

Water Pump untuk memompa air

Untuk pengujian dengan tekanan kurangdari 10 kg/cm2, dibuat ekstrapolasi


sehingga bentuk persamaannya menjadi:

Lu=10Q/PL

Keterangan:
Lu= Lugeon unit (l/mnt/m)

Q= debit aliran yang masuk (l/mnt)

P= tekanan total (Po+Pi) (kg/cm2)

L= panjang lubang yang di uji (m)

d. Grouting

Tahap pekerjaan grouting dilakukan dengan caramenyuntikkan bahan semi kental


(slurry material) ke dalam tanah ataubatuan melalui lubang bor. Komponen utama
peralatan grouting adalah groutmixer dan grout pump.

1.Grout Mixer

Grout mixer adalah mesin pencampur material yang akan disuntikkanke dalam
tanah atau batuan. Umumnya grout mixer mempunyai kapasitasmencampur
(batching) sebesar 200 liter/batch.

2. Grouting Pump

Grouting pumpberperan untuk memompa air maupun campuran grouting. Kapasitas


pemompaanminimum 100 liter/menit pada tekanan pompa 6 kg/cm2 dan
mampumencapai tekanan hingga 20 kg/cm2.

Tipe-Tipe Grouting dan Kegunaannya

MenurutWarner (2005), grouting dapat dibedakan menjadi 6 tipe, yaitu:


a. Sementasi Penembusan (Permeation Grouting)

Grouting penembusan (permeationgrouting) disebut juga grouting penetrasi


(penetration grouting), yang meliputipengisian retakan, rekahan atau kerusakan
pada batuan, rongga pada sistem pori-poritanah serta media porous lainnya.
Tujuan grouting penembusan adalahuntuk mengisi ruang pori (rongga), tanpa
merubah formasi serta konfigurasi maupun volumerongga. Grouting jenis ini dapat
dilakukan untuk tujuan penguatan formasi, menghentikanaliran air yang
melaluinya, maupun kombinasikeduanya. Grouting penembusan dapat
meningkatkan kohesi tanah.

b. Sementasi Pemadatan (Compaction Grouting)

Groutingpemadatan dilakukan dengan cara menginjeksi material grouting sangat


kaku (stiff) pada tekanan tinggi kedalam tanah. Grouting pemadatan merupakan
mekanisme perbaikan yang bertujuan untukmeningkatkan daya dukung tanah.
Karenavolume struktur pori tanah berkurang, maka permeabilitasnya juga akan
berkurang. Meskipun begitu, groutingpemadatan tidak dapat sepenuhnya
mencegah terjadinya rembesan. Grouting pemadatanmampu meningkatkan beban
tanah untuk mengompakkanatau memadatkannya.

c. Sementasi Rekahan (Fracture Grouting)

Grouting rekahan dilakukan padarekahan hidrolik yang terdapat pada tanah


dengan fluida suspensi atau material groutingslurry, untuk menghasilkan hubungan
antar lensa grouting dan memberikanpenguatan kembali (reinforcement).
Umumnya grouting rekahan digunakan padatanah dengan permeabilitas rendah.
Grouting rekahan dapat dilakukan padabeberapa jenis tanah dan kedalam,
terutama sangat baik pada material lempung.

d. Sementasi Campuran/ Jet (Mixing/ Jet Grouting)

Grouting jet dilakukan dengan caramengikis tanah menggunakan jet bertekanan


tinggi dan injeksi serentak ke dalam tanahyang terganggu dengan jet monitor.
Grouting tipe ini juga dapatdigunakan untuk melakukan penyemenan di sekeliling
tiang atau pondasi.

e. Sementasi Isi (Fill Grouting)

Semua rongga yang dihasilkan secara alamimaupun buatan, kadang-kadang


membutuhkansuatu pengisian atau penutupan. Pada jaman dahulu, pengisian
dilakukan menggunakan peralatan yang samadengan alat grouting tipe lainnya.
Saat ini, grouting isi dilakukan menggunakanperalatan khusus dengan campuran
concrete atau mortar.

f. Sementasi Vakum (Vacuum Grouting)

Umumnya pekerjaan grouting dilakukandengan cara mendorong material grouting


ke dalam formasi dengan tekanantinggi. Akan tetapi, pada kondisi tertentu hasilnya
tidak memuaskan. Oleh karena itu, vakumdigunakan untuk menyedot material
grouting masuk ke dalam bagian yangmengalami kerusakan. Kerusakan tersebut
harusdiisolasi dari tekanan barometrik terlebih dahulu, sehingga dengan kondisi
yang vakum, material grouting akantersedot dan tertarik ke dalam kerusakan
tersebut.

http://varindomegatek.webs.com/apps/blog/show/25653711-berbagai-macam-
teknik-grouting

Anda mungkin juga menyukai