Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah memerlukan makanan untuk
melangsungkan kehidupannya dalam memperoleh energi. Energi ini diperoleh dari makanan
yang dikonsumsi organism lewat suatu system yang disebut Digestion atau yang lebih dikenal
dengan system pencernaan. Pada pencernaan tersangkut suatu seri proses mekanis dan
kimiawi dan dipengaruhi oleh banyak faktor.
Tahapan penecernaan ini meliputi beberapa tahapan, yaitu tahapan yang pertama
pengolahan makanan dan tahapan kedua adalah proses perombakan makanan meenjadi
molekul-molekul yang cukup kecil sehingga dapat diserap oleh tubuh.
Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang maka hewan dibagi menjadi dua yaitu
invertebrata dan vertebrata. Pada pembahasan kali ini akan dibahas tentang system
pencernaan pada hewan vertebrata dan invertebrata. Hewan vertebara terdiri atas lima kelas
yaitu amfibi, aves, reptil, pisces dan mamalia sedangkan pada invertebrata terbagi kedalam
sembilan phylum yaitu : Porifera, Coelentrata, Platyhelminthes, Nemathelhelminthes,
Annelida, Artropoda, Mollusca, Echinodermata.
Masing-masing individu ini memiliki system pencernaan yang berbeda-beda yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, hal inilah yang melatarbelakang kami untuk membahas
materi ini.
BAB II
ISI

A. Pengertian Sistem Digestion (Sistem Pencernaan)


Sistem Digestion atau sistem pencernaan adalah rangkaian organ visceral dari
kelenjar-kelenjar yang menghasilkan secret yang berfungsi untuk pencernaan, absorbsi dan
metabolisme makanan. Sistem pencernaan ini meliputi beberapa tahapan, yaitu tahapan yang
pertama pengolahan makanan dan tahapan kedua adalah proses perombakan makanan
meenjadi molekul-molekul yang cukup kecil sehingga dapat diserap oleh tubuh.
Sistem Pencernaan Pada Hewan Vertebrata
1. Sistem Pencernaan Amfibi
Sistem pencernaan makanan pada amfibi hampir sama dengan ikan, diawali oleh
cavum oris. Pada beberapa bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukran yang
berbeda. Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi
dengan air liur.
Sistem pencernaan amfibi meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Salah
satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga).
Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:
1) Rongga mulut. Gigi tumbuh pada rahang atas dan langit-langit. Gigi yang tumbuh di
langit-langit disebut gigi vomer. Setiap kali tanggal, akan tumbuh gigi baru sebagai
ganti. Lidah pada katak bercabang dua dan berfungsi sebagai alat penangkap mangsa.
Jika ada serangga, katak menjulurkan lidahnya dan serangga itu akan melekat pada
lidah yang berlendir. Katak tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah dari
cavum oris, makanan akan melalui pharinx.
2) Esophagus. Berupa saluran pendek (kerongkongan). Esophagus yang menghasilkan
sekresi alkalin (basis) dan mendorong makanan masuk ke dalam ventriculus yang
berfungsi sebagai gudang pencernaan.
3) Ventrikulus (lambung). Berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar.
Bagian muka ventriculus yang besar di sebut cardiac, sedang bagian posterior
mengecil dan berakhir dengan pyloris. Kontraksi dinding otot ventrikulus meremas
makanan menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung
enzim atau fermen, yang merupakan katalisator. Iap-tiap enzim merubah sekelompok
zat makanan menjadi ikatan-ikatan yang lebih sederhana. Enzim yang dihasilkan oleh
ventriculus dan intestinum terdiri atas : pepsin, tripsin, eripsin dan protein. Disamping
itu ventriculus menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan makanan. Gerakan
yang menyebabkan makanan berjalan dalam saluran disebut gerak peristaliis.
Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan
lubang keluar menuju usus. Di dalam lambung makanan dicerna kemudian masuk ke
usus halus.
4) Intestinum (usus). Dinding usus mengandung kapiler darah dan di sisi sari-sari
makanan diserap. Dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal (besar). Usus
halus meliputi: duodenum, jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
Dinding usus halus mengandung kapiler darah yang berfungsi untuk menyerap sari-
sari makanan. Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tapi terutama
terjadi di intestinum. Makanan masuk ke dalam instestinum dari ventriculus melalui
klep pyloris.
5) Usus tebal (besar). Berakhir pada rektum dan menuju kloaka, dan
6) Kloaka. Merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran
reproduksi, dan urine.
Kelenjar pencernaan pada amfibi terdiri atas kelenjar ludah hati dan pancreas yang
memberikan sekresinya pada intestinum, kecuali intestinum menghasilkan sekresi sendiri.
Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua
lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang
berwarna kehijauan. Hepar/ hati yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus (zat empedu)
yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam vesica felea, yang kemudian akan
dituangkan dalam intestinum melalui ductus cystecus dahulu kemudian melalui ductus
cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan saluran pancreas. Fungsi bilus untuk
menghasilkan zat lemak. Pankreas berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus
dua belas jari (duodenum). Pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang
bermuara pada duodenum.
2. Sistem Pencernaan Reptil
System pencernaan pada reptile terdiri atas saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan
kelnejar pencernaan. Pada umumnya reptile adalah karnivora (pemakan daging).
Saluran pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Dan
kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah, pancreas dan hati.
1) Rongga Mulut. Mulut yang dapat terbuka lebar memiliki dentes (gigi-gigi) yang
berfungsi untuk keperluan ofensif dan mempertahankan serta mengunyah mangsanya.
Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua deretan .deretan gigi yang conisch (bentuk
kerucut) menempel pada rahang, dan gigi pleurodont, bengkok kea rah cavum oris.
Pada palatum (langit-langit) terdapat deretan gigi halus yang disebut dentes palatine.
Rongga mulut Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Dan khusus pada ular
berbisaakan tumbuh gigi yang dapat menghasilkan racun yang terdapat pada
ronggamulut. Pada buaya giginya bisa mnegalami 50 kali pergantian. Pada umumnya reptil tidak
mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai penangkap mangsa. Pada
rongga mulut terdapat lidah yang pipih dan melekat pada tulang lidah dengan
ujung bercabang dua atau bersifat bipida yang terletak di dasar cavum oris. Pada
reptile yang masih hidup di air misalnya buaya bagian belakang dari lingua terdapat
satu lipatan transversal. Bagian ini bila ditekan akan menutup sehingga cavum oris
terpisah dengan pharynx, oleh karena itu walaupun hewan itu membuka mulut pada
waktu berada di air, paru-parunya tidak akan dimasuki air. Pada reptilian pemakan
insekta memiliki lidah yang dapatdijulurkan, sedangkan pada buaya dan kura-kura
lidahnya relative kecil dan tidak dapat dijulurkan. Lidah ular berbentuk pembuluh
yang terbungkus oleh selaputdan terletak di bagian rahang bawah. Memiliki kelenjar
mukoid yang sekretnya berfungsi agar rongga mulut tetap basah dan dapat dengan
mudah menelanmangsanya.Pada ular Kelenjar labia bermodifikasi menjadi kelenjar
poison yang bermuara di kantung yang terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan
melalui gigi tersebut.
2) Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di belakang rongga mulut yang menyalurkan
makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak terjadi proses
pencernaan.
3) Lambung (ventrikulus) yang terdiri aas bagian yang agak bulat yaitu fundus dan
agak kecil yatu piloris. Lambung merupakan tempat penampungan makanan
dan pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang membesar dibelakang esophagus. Disini
makanan baru mengalami proses pencernaan. Pada bagian fundus pylorus makanan
dicerna secara mekanik dan kimia.
4) Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam
usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke kloaka
untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya. Kloaka merupakan
saluran umum untuk pencernaan, ekskresi dan reproduksi.
Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan oleh hati
ditampung di dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari dualobus yaitu sinister dan dexter
yang berwarna coklat kemerahan. Kantong empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati.
Pancreas pada reptile terletak diantaralambung dan duodenum. Pancreas berbentuk pipih dan
berwarna kekuning-kuningan.
3. Sistem Pencernaan Aves
Sistematis pencernaan makanan pada burung :
Mulut / paruh Kerongkongan Tembolok Lambung kelenjar
Lambung pengunyah Hati Pankreas Usus halus Usus besar
Usus buntu Poros usus (rectum) Kloaka.
Fungsi Organ Pencernaan Pada Aves:
1) Paruh : Mengambil makanan.
2) Kerongkongan : Saluran makanan menuju tembolok
3) Tembolok : Menyimpan makanan sementara.
4) Lambung kelenjar : Mencerna makanan secara kimiawi.
5) Lambung pengunyah : Menghancurkan makanan.
6) Hati : Membantu mancerna makanan secara mekanis.
7) Pankreas : Menghasilkan enzim.
8) Usus halus : Tempat pencernaan sari makanan yang diserap oleh kapiler darah pada
dinding usus halus.
9) Usus besar : Saluran sisa makan ke rectum.
10) Usus buntu : Memperluas daerah penyerapan sari makanan.
11) Poros usus : Tempat penyimpan sisa makanan sementara.
12) Kloaka : Muara 3 (tiga) saluran,yaitu :
Pencernaan usus.
Saluran uretra dari ginjal
Saluran kelamin
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk mengambil makanan.
Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga mulut lalu menuju
kerongkongan. Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut
tembolok.Kemudian masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung kelenjar karena
dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk
mencerna makan secara kimiawi. Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah.
Disebut lambung pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna
untuk menghancurkan makanan. Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir
untuk membantu mencerna makanan secara mekanis.
Kemudian, makanan masuk menuju usus halus. Enzim yang dihasilkan oleh pankreas
dan empedu dialirkan kedalam usus halus. Hasil pencernaan berupa sari-sari makanan diserap
oleh kapiler darah pada dinding usus halus. Burung mempunyai dua usus buntu yang terletak
antara lambung dan usus. Usus buntu berguna untuk memperluas daerah penyerapan sari
makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan
akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
4. Sistem Pencernaan Pisces
1) Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak
berkembng dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang (ikan
famili scaridae, diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan, bibir
berkembang dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan. Keberadaan
bibir berkaitan erat dengan cara mendapatkan makanan. Di sekitar bibir pada ikan tertentu
terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba. Mulut terletak di ujung hidung dan juga
terletak di atas hidung.
2) Rongga mulut
Di bagian belakang mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut
ini berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang terdapata pada
rongga mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh
lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel
penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di
bagian mulut juga terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi
makanan.
3) Faring
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan organ
pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan makanan.
4) Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir
untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan
garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan
menurun ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus
belakang dan rectum (proses osmoregulasi)
5) Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila
dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung berkaitan
dengan fungsinya sebagai penampung makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh
sel mukus yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung
dinding lambung dari kerja asam klorida. Sebagai penampung makanan dan mencerna
makanan secara kimiawi. Pada ikan-ikan herbivora terdapat gizard (lambung khusus)
berfungsi untuk menggerus makanan (pencernaan secara fisik). Pilorus merupakan segmen
yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya
yang mengecil/menyempit.
6) Usus ( intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum berakhir dan
bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan
7) Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara anatomis sulit
dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas antara kedua
segmen tersebut dapat dibedakan dengan adanya katup rektum.
8) Kloaka
Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital.
Ikan bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ
tersebut.
9) Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus
terletak di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus
terletak jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang
tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada.
Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya
akan bertugas membantu proses penghancuran makanan. Enzim pencernaan yang dihasilkan
oleh ikan buas juga berbeda dengan ikan vegetaris. Ikan buas pada umumnya menghasilkan
enzim-enzim pemecah protein, sedangkan ikan vegetaris menghasilkan enzim-enzim
pemecah karbohidrat. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Disamping itu,
saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan.
Hati meupakan organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses pencernaan.
Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang kompak, berwarna merah kecokelatan.
Posisi hati terletak pada rongga tubuh bagian bawah, di belakang jantung dan disekitar usus
depan. Di sekitar hati terdapat organ berbentuk kantong kecil, bulat, oval atau memanjang
dan berwarna hijau kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu yang fungsinya untuk
menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ hati. Secara umum hati berfungsi
sebagi tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta tempat memproduksi cairan
empedu.
Pankreas merupakan organ yang mensekresikan bahan (enzim) yang berperan dalam
proses pencernaan. Pankreas ada yang berbentuk kompak dan ada yang diffus (menyebar) di
antara sel hati. Letak penkreas berdekatan dengan usus depan sebab saluran pankreatik
bermuara ke usus depan. Saluran pankreatik yaitu saluran-saluran kecil yang bergabung satu
sama lain dan pada akhirnya akan terbentuk saluran yang keluar dari pankreas menuju usus
depan.
Proses Pencernaan
Sebelum makanan di sambar dan ditelan, terlebih dahulu telah menimbulkan
rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui
penglihatan, bau dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya
segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnat mencernakannya. Setelah
makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan pelicin yaitu air liur. Selai sebagai
pelicin, air liur juga mengandung enzim ptialin yang merupakan enzim pemecah karbohidrat
menjadi maltosa yang kemudaian dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak
mengunyah makanan, padahal pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka
ptialinnya baru dapat bekerja aktif setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung
enzim ptialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer) yang
berguna untuk memecah terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat berjalan
normal.
Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dindng saluran
pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini akan
memacu pengeluaran asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah pepsinogen
menjadi pepsin yang merupakan enzim pencernaan akif, yaitu sebagai pemecah protein
menjadi pepton (polipeptida). Apabila makanannya banyak mengandung lemak, maka akan
dihasilkan juga hormon entergastron.
Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon kolsistokinin.
Hormon ini kemudian akan memacu keluarnyagetah empedu dari hati. Getah empedu itu
sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati. Pengeluaran getah
empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemidaian ditampung di dalam kantong
empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi
emulsi sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh usus.
Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan
memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim
amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk
mempertinggi produksi getah pankreas.
Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase memecah
lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah protein menjadi asam
amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar protein dalam
makanan antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk mencapai puncak
keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk menyseuaikan diri.

5. Sistem Pencernaan Mamalia


Sistem Pencernaan Pada Manusia
1) Mulut
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan.
Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem
pencernaan lengkap yang berakhir di anus.

Bagian-bagian yang terdapat dalam mulut:


Gigi (dens)
Lidah (lingua) adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Berfungsi untuk:
a. Sebagai indera pengecap/perasa
b. Mengaduk makanan di dalam rongga mulut
c. Membantu proses penelanan
d. Membantu membersihkan mulut
e. Membantu bersuara/berbicara
f. Ludah (saliva) dihasilkan oleh kelenjar ludah
2) Esofagus atau kerongkongan
Esofagus adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan
mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui esofagus dengan
menggunakan proses peristaltik.
Esofagus bertemu dengan faring yang menghubungkan esofagus dengan rongga
mulut pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga
bagian: bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran otot
rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

3) Lambung
Lambung atau ventrikulus berupa suatu kantong yang terletak di bawah sekat rongga
badan. Fungsi lambung secara umum adalah tempat di mana makanan dicerna dan sejumlah
kecil sari-sari makanan diserap. Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah
kardia, fundus dan pilorus. Kardia adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari
kerongkongan . Fundus adalah bagian tengah, bentuknya membulat. Pilorus adalah bagian
bawah, daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari duodenum.
Dinding lambung tersusun menjadi empat lapisan, yakni mucosa, submucosa,
muscularis, dan serosa. Mucosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis
cairan, seperti enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk
memperbesar perbandingan antara luas dan volume sehingga memperbanyak volume getah
lambung yang dapat dikeluarkan. Submucosa ialah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan
vena dapat ditemukan untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk
membawa nutrisi yang diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut. Muscularis
adalah lapisan otot yang membantu perut dalam pencernaan mekanis.
Lapisan ini dibagi menjadi 3 lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan
menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan gerak
peristaltik (gerak menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di dalam
lambung diaduk-aduk. Lapisan terluar yaitu serosa berfungsi sebagai lapisan pelindung perut.
Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untuk mengurangi gaya gesekan yang
terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.
Di lapisan mucosa terdapat 3 jenis sel yang berfungsi dalam pencernaan, yaitu sel
goblet [goblet cell], sel parietalparietal cell], dan sel chief [chief cell]. Sel goblet berfungsi
untuk memproduksi mucus atau lendir untuk menjaga lapisan terluar sel agar tidak rusak
karena enzim pepsin dan asam lambung. Sel parietal berfungsi untuk memproduksi asam
lambung [Hydrochloric acid] yang berguna dalam pengaktifan enzim pepsin. Diperkirakan
bahwa sel parietal memproduksi 1.5 mol dm-3 asam lambung yang membuat tingkat
keasaman dalam lambung mencapai pH 2. Sel chief berfungsi untuk memproduksi
pepsinogen, yaitu enzin pepsin dalam bentuk tidak aktif. Sel chief memproduksi dalam
bentuk tidak aktif agar enzim tersebut tidak mencerna protein yang dimiliki oleh sel tersebut
yang dapat menyebabkan kematian pada sel tersebut.
Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang
menghasilkan getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera terhadap makanan secara
refleks akan menimbulkan sekresi getah lambung. Getah lambung mengandung asam
lambung (HCI), pepsin, musin, dan renin. Asam lambung berperan sebagai pembunuh
mikroorganisme dan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan
enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil. Musin merupakan
mukosa protein yang melicinkan makanan. Renin2+ dari susu sehingga dapat dicerna oleh
pepsin. Tanpa adanya renim susu yang berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam
lambuing dan usus tanpa sempat dicerna. merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada
mamalia, berperan sebagai kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan oleh Ca.
Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan menjadi lembut
seperti bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan. Otot lambung bagian pilorus
mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya, otot pilorus yang
mengarah ke lambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk kim yang bersifat
asam.Sebaliknya, oto pilorus yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengerut) jika
tersentu kim. Jadi, misalnya kim yang bersifat asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan
membuka, sehingga makanan lewat. Oleh karena makanan asam mengenai pilorus belakang,
pilorus menutup. Makanan tersebut dicerna sehingga keasamanya menurun. Makanan yang
bersifat basa di belakang pilorus akan merangsang pilorus untuk membuka. Akibatnya,
makanan yang asam dari lambung masuk ke duodenum. Demikian seterusnya. Jadi, makanan
melewati pilorus menuju duodenum segumpal demi segumpal agar makanan tersebut dapat
tercerna efektif. Seteleah 2 sampai 5 jam, lambung kosong kembali.
a. Esofagus
b. Kardia
c. Fundus
d. Selaput lender
e. Otot lapisan
f. Lambung mukosa
g. Tubuh perut
h. Pilorik antrum
i. Pilorus
j. Usus dua belas jari (duodenum)
4) Usus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Usus halus dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
Usus dua belas jari (bahasa Inggris: duodenum) adalah bagian dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian
usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo
duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.Usus dua belas jari merupakan organ
retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus
dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan.
Di bagian ini terdapat beberapa enzim yang sangat di butuhkan dalam proses
pencernaan, antara lain :
a. Enterokinase, untuk mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas;
b. Erepsin atau dipeptidase, untuk mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam
amino;
c. Laktase, mengubah laktosa menjadi glukosa;
d. Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa;
e. Disakarase, mengubah disakarida menjadi monosakarida;
f. Peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam amino;
g. Lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak;
h. Sukrase, mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.
Usus kosong atau jejunum
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua
dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan
(ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter
adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam
tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus
dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara
histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar
Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni
sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong
dan usus penyerapan secara makroskopis.
Usus penyerapan (bahasa Inggris: ileum) adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia, )duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus
buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi
menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu. Ileum memiliki panjang sekitar 2-4
m.
5) Anus
Proses pengeluaran sisa sisa makanan melalui anus.
Glandula digestoria (kelenjar pencernaaan) :
a. Glandula salivarae kelenjar ludah
b. Glandula mucosae : terdapat pada dinding sebelah dalam dari ventriculus dan
intestinum (terutama intestinum tenue)
c. Hepar (hati) : suatu kelenjar yang besar berwarna kecoklat-coklatan terletak di
sebaelah kanan dibawah diafragma, terbagi atas beberapa lobi. Dari tiap lobi terdapat
ductus hepaticus yang mengeluarkan sekresi ke vesica vellea (kantong empedu). Dari
sini akan keluar ductus cysticus yang selanjutnya akan bertemu dengan ductus
pancreaticus bersama membentuk ductus cholidocus yang bermuara di bagian cranial
duodenum.
d. Pancreas : kelenjar ini terletak antara pars ascendens dan pars descendens dari
duodenum berwarna merah muda, bersaluran yang disebut ductus pancreaticus yang
akhirnya bersatu dengan ductus cysticus membentuk ductus cholidocus. Saluran yang
terakhir itu akan menuangkan sekresinya ke duodenum. Kecuali itu pada pancreas
terdapat sel yang disebut insulae langerhensi (island of langerheng) menghasilkan
sekresi (hormone) berupa insulin yang berlangsung masuk pembuluh darah.

Pencernaan pada Hewan Ruminansia


Hewan memamah biak ( Ruminantia ) adalah sekumpulan hewan pemakan tumbuhan
yang mencerna makanannya dalam dua langkah:
a. Dengan menelan bahan mentah
b. Mengeluarkan makanan yang sudah setengah dicerna dan mengunyahnya lagi.
c. Lambung hewan-hewan ini tidak hanya memiliki satu ruang ( monogastrik) tetapi
lebih dari satu ruang ( poligastrik ), atau secara umum bisa dikatakan berperut banyak
Perbedaan antara hewan ruminansia dengan mamalia lainnya terlihat pada susunan
dan fungsi gigi serta lambung, hal ini berkaitan dengan jenis makanannya.
a. Gigi geraham (premolare & molare) sangat besar,kuat, bergelombang seperti papan
pencuci. Serta berfungsi untuk menggiling dan menggilas dinding seltumbuhan yg
dimakan.
b. Gigi seri berbentuk seperti kapak, berfungsi untukmenjepit dan memotong makanan.
c. Antara gigi seri dan geraham terdapat rongga yangdisebut diastema
Di dalam usus terdapat kumpulan bakteri simbiosisyang dapat melakukan peragian
selulosa.Cenderung memiliki usus yang lebih panjangdibanding mamalia lainnya, karena
makanan yang melalui usus dicerna perlahan-lahan.
Memiliki 4 ruangan lambung, yaitu :
a. Rumen atauperut besar (berisi bakteri dalam cairan alkali)
b. Retikulum (perut jala)
c. Omasum (perut masam)
d. Abomasum atau perut kitab (merupakan lambungyang sesungguhnya). contoh hewan
ruminansia adalah sapi, dll.
Struktur khusus sistem pencernaan hewan ruminansia :
a. Gigi seri (Insisivus) memiliki bentuk untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan
seperli rumput.
b. Geraham belakang (Molare) memiliki bentuk datar dan lebar.
c. Rahang dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanan.
d. Struktur lambung memiliki empat ruangan, yaitu: Rumen (fermentor), Retikulum,
Omasum dan Abomasum ( Lambung yang sebenarnya sehingga terjadi pencernaan
enzimatis).
Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri
atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian, struktur alat pencernaan
kadang kadang berbeda antara hewan yang satu dengan hewan yang lain.

Berdasarkan susunan giginya, terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak
mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak
dibandingkan dengan manusia
Banyaknya gigi geraham ini sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan
berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.
Jika dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek.
Esofagus (kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar serta lebih mampu
berdilatasi (mernbesar).
Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan sekitar 5 cm.
Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dart isi rongga perut.
Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang
akan dimamah kembali (kedua kali).
Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.
Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu
a. Rumen
b. Retikulum
c. Omasum
d. Abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan
alamiahnya.
1) Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%.
2) Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot sfinkter
berkontraksi.
3) Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai
gudang sementara bagi makanan yang tertelan.
4) Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa
oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu.
5) Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan
akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus).
6) Bolus akan Dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali.
7) Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke omasum.
8) Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan
bercampur dengan bolus.
9) Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya
dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh
enzim
10) Selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan merombak
selulosa menjadi asam lemak.
11) Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang sangat
rendah, akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan untuk
menjadi sumber protein bagi hewan pemamah biak.
12) Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan asam amino esensial seperti
pada manusia.
Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti
pada sapi untuk fermentasi seluIosa.
1) Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada
sekum yang banyak mengandung bakteri.
2) Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung.
3) Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses pencernaan
selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum.
4) Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan
sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.
5) Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan
kembali.
6) Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang akan
dicernakan lagi oleh kelinci.
7) Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan sekum
karnivora.
8) Hal itu disebabkan karena makanan herbivora bervolume besar dan proses
pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume makanan kecil dan
pencernaan berlangsung dengan cepat.
Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu
dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa).
Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna
selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan bio gas yang berupa
CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.
Tidak tertutup kemungkinan bakteri yang ada di sekum akan keluar dari tubuh
organisme bersama feses, sehingga di dalam feses (tinja) hewan yang mengandung
bahan organik akan diuraikan dan dapat melepaskan gas CH4 (gas bio).
Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut, dimana bahan makanan bercampur dengan
ptialin, yaitu enzim yang dihasilkan oleh kelenjar saliva (saliva hewan ruminansia
sama sekali tidak mengandung ptyalin).
Ptialin mencerna pati menjadi maltosa dan dekstrin.
Pencernaan tersebut sebagian besar terjadi di mulut dan lambung.
Mucin dalam saliva tidak mencerna pati, tetapi melumasi bahan makanan sehingga
dengan demikian bahan makanan mudah untuk ditelan.
Mikroorganisme dalam rumen merombak selulosa untuk membentuk asam-asam
lemak terbang.
Mikroorganisme tersebut mencerna pula pati, gula, lemak, protein dan nitrogen bukan
protein untuk membentuk protein mikrobial dan vitamin B.
Tidak ada enzim dari sekresi lambung ruminansia tersangkut dalam sintesis mikrobial.
Amilase dari pankreas dikeluarkan ke dalam bagian pertama usus halus (duodenum)
yang kemudian terus mencerna pati dan dekstrin menjadi dekstrin sederhana dan
maltosa.
Enzim-enzim lain dalam usus halus yang berasal dari getah usus mencerna pula
karbohidrat.
Enzim-enzim tersebut adalah
a. Sukrase (invertase) yang merombak sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
b. Maltase yang merombak maltosa menjadi glukosa
c. Laktase yang merombak laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Pada hewan memamah biak, lambungnya terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:
a. Rumen: bagian lambung tempat penghancuran makanan secara mekanis
b. Retikulum: bagian lambung tempat pencernaan selulosa oleh bakteri
c. Omasum: bagian lambung tempat pencernaan secara mekanik
d. Abomasum: bagian lambung tempat terjadinya pencernaan secara kimiawi dengan
bantuan enzim dan HCl yang dihasilkan oleh dinding abomasum.
Jadi makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang
sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein,polisakarida, dan
fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa
tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan
dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus).
Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut
makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke omasum. Pada omasum terdapat kelenjar
yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan
diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses
pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim.

Anda mungkin juga menyukai