Diktat1 Airport Update
Diktat1 Airport Update
(TEORI DASAR)
I. Preview
Buku ini dibagi atas 4 (empat) modul dengan sistematika pembahasan sebagai
berikut:
MODUL I Preview
Bab ini berisikan tetang Pendahuluan yang berisi bahasan tentang sisi
darat dan udara lapangan terbang, fasilitas yang terdapat dalam
lapangan terbang dan beberapa istilah yang dikenal, ilustrasi beberapa
airport yang terkenal di dunia, karakteristik pesawat terbang, dan
konfigurasi landasan pacu (runway) yang secara umum diaplikasikan
dalam disain lapangan terbang.
MODUL II Airprot Master Plan
Meliputi pembahasan tentang filosofi dasar pembangunan airport,
tujuan dan pengembangan master plan (rencana induk) yang
berhubungan dengan tinjauan kebijakan, ekonomi, fisik, lingkungan,
dan finansial, ditinjau juga beberapa pendekatan forecasting pada
perencanaan airport dan pemilihan lokasi ideal bandara.
MODUL III Pengaruh Prestasi Pesawat terhadap Panjang Runway (Landasan Pacu)
Membahas tipe mesin pesawat dalam hubungannya dengan panjang
landasan pacu, perhitungan panjang landasan pacu yang dipengaruhi
kondisi local, dan jarak pandang, kemiringan dan lebar landasan pacu.
MODUL IV Gedung Terminal
Membahas kriteria bagunan terminal, system sirkulasi lalu-lintas,
system bongkar-muat dan daerah-daerah bangunan yang meliputi
gedung terminal, daerah penerbangan utama, kargo, parkir dan daerah
khusus.
1
1.1. Pendahuluan Sisi Darat & Udara
2
Kebandar udaraan: meliputi segala susuatu yang berkaitan dengan
pennyelenggaraan nadar udara (bandara) dan kegiatan lainnya dalang
melaksanakan fungsi sebgaia bandara dalam menunjang kelancaran,
keamanan dan ketertiban arus lalulintas pesawat udara, penumpang,
barang dan pos.
Airfield: Area daratan atau air yang dapat dipergunakan untuk kegiatan
take-off and landing pesawat udara. fasilitas untuk pendaratan, parkir
pesawat, perbaikan pesawat dan terminal building untuk
mengakomodasi keperluar penumpang pesawat.
Aerodrom: Area tertentu baik di darat maupun di air (meliputi
bangunan sarana-dan prasarana, instalasi infrastruktur, dan peralatan
penunjang) yang dipergunakan baik sebagian maupun keseluruhannya
untuk kedatang, keberangkatan penumpang dan barang, pergerakan
pesawat terbang. Namun aerodrom belum tentu dipergunakan untuk
penerbangan yang terjadwal.
Aerodrom reference point: Letak geografi suatu aerodrom.
Landing area: Bagian dari lapangan terbang yang dipergunakan untuk
take off dan landing. Tidak termasuk terminal area.
Landing strip: Bagian yang bebentuk panjang dengan lebar tertentu
yang terdiri atas shoulders dan runway untuk tempat tinggal landas dan
mendarat pesawat terbang.
Runway (r/w): Bagian memanjang dari sisi darat aerodrom yang
disiapkan untuk tinggal landas dan mendarat pesawat terbang.
Taxiway (t/w): Bagian sisis darat dari aerodrom yang dipergunakan
pesawat untuk berpindah (taxi) dari runway ke apron atau sebaliknya.
Apron: Bagian aerodrom yang dipergunakan oleh pesawat terbang
untuk parkir, menunggu, mengisis bahan bakar, mengangkut dan
membongkar muat barang dan penumpang. Perkerasannya dibangun
berdampingan dengan terminal building.
Holding apron: Bagian dari aerodrom area yang berada didekat ujung
landasan yang dipergunakan oleh pilot untuk pengecekan terakhir dari
3
semua instrumen dan mesin pesawat sebelum take off. Dipergunakan
juga untuk tempat menunggu sebelum take off.
Holding bay: Area diperuntukkan bagi pesawat untuk melewati
pesawat lainnya saat taxi, atu berhenti saat taxi.
Terminal Building: Bagian dari aeroderom difungsikan untuk
memenuhi berbagai keperluan penumpang dan barang, mulai dari
tempat pelaporan ticket, imigrasi, penjualan ticket, ruang tunggu,
cafetaria, penjualan souvenir, informasi, komunikasi, dan sebaginnya.
Turning area: Bagian dari area di ujung landasan pacu yang
dipergunaka oleh pesawat untuk berputar sebelum take off.
Over run (o/r): Bagian dari ujung landasan yang dipergunakan untuk
mengakomodasi keperluan pesawat gagal lepas landas. Over run
biasanya terbagi 2 (dua) : (i) Stop way : bagian over run yang lebarnya
sama dengan run way dengan diberi perkerasan tertentu, dan (ii) Clear
way: bagian over run yang diperlebar dari stop way, dan biasanya
ditanami rumput.
Fillet: Bagian tambahan dari pavement yang disediakan pada
persimpangan runmway atau taxiway untuk menfasilitasi beloknya
pesawat terbang agar tidak tergelincir keluar jalur perkerasan yang ada.
Shoulders: Bagian tepi perkerasan baik sisi kiri kanan maupun muka
dan belakang runway, taxiway dan apron.
Bagian-bagian dari bandara diperlihatkan pada Gambar 1.1. Bandara dibagi
menjadi dua bagian utama yaitu sisi udara dan sisi darat . Gedung-gedung terminal
menjadi perantara antara kedua bagian tersebut.
4
Sistem
Bandara Ruang angkasa
perjalanan
Sistem permukaan
Ruang angkasa
lapangan udara
terminal
Landasan
pacu
Landasan Landasan
Sisi udara
Sistem
landas hubung
Area pintu
gerbang
(gate) apron
Gedung
terminal
1.2. Fasilitas
Secara umum fasilitas pada suatu bandara terbagi dalam 3 bagian yaitu;
Landing Movement (LM), Terminal Area, dan Terminal Traffic Control (TCC).
5
1.2.1. Landing movement (LM)
Landing movement merupakan suatu areal utama
dari bandara yang terdiri dari; runway, taxiway dan
apron.
Didalam skripsi ini pembahasan landing movement
juga dibatasi pada 3 bagian utama diatas yakni;
runway , taxiway dan apron.
Gambar 1.2. Landing Movement Cengkareng Airport, Jakarta
Sumber : Dokumentasi Penulis
6
Untuk lebih jelas mengenai fasilitas bandara tersebut dapat dilihat pada
Gambar 1.5 berikut:
Runway
Taxiway
LM
Apron
Terminal building
TA Parking area
TTC
7
Tabel 1.1. Airport tersibuk di Dunia, 2000
Arrivals, Departures, &
No. Airport Name Code Location
Transfers
1 Hartsfield International Airport ATL Atlanta, Georgia 77,939,536
Chicago-O'Hare International
2 ORD Chicago, Illinois 72,568,076
Airport
3 Los Angeles International Airport LAX Los Angeles, California 63,876,561
4 Heathrow Airport LHR London, United Kingdom 62,263,710
5 DFW International Airport DFW Dallas/Ft. Worth, Texas 60,000,125
6 Haneda Airport HND Tokyo, Japan 54,338,212
7 Frankfurt Airport FRA Frankfurt, Germany 45,858,315
8 Roissy-Charles de Gaulle CDG Paris, France 43,596,943
9 San Francisco International Airport SFO San Francisco, California 40,387,422
10 Denver International Airport DIA Denver, Colorado 38,034,231
11 Amsterdam Schiphol Airport AMS Amsterdam, Netherlands 36,781,015
Minneapolis-St. Paul International Minneapolis-St. Paul,
12 MSP 34,216,331
Airport Minnesota
13 Detroit Metropolitan Airport DTW Detroit, Michigan 34,038,381
14 Miami International Airport MIA Miami, Florida 33,899,246
15 Newark International Airport EWR Newark, New Jersey 33,814,000
16 McCarran International Airport LAS Las Vegas, Nevada 33,669,185
Phoenix Sky Harbor International
17 PHX Phoenix, Arizona 33,533,353
Airport
18 Kimpo International Airport SEL Seoul, Korea 33,371,074
19 George Bush Intercontinental Airport IAH Houston, Texas 33,089,333
John F. Kennedy International
20 JFK New York, New York 32,003,000
Airport
Sumber : http://geography.about.com/library/misc/blairports.htm
Berikut ini diterangkan sekilas tentang beberpa airport di dunia dimulai dari
Hartsfield Jacson Airport, Pittsburgh, Schipol, Manchester, Changi dan Cengkareng
Airport.
8
Sejarah Airport Hartsfield Jacson, Atlanta International Airport, USA
Sumber: http://www.atlanta-
airport.com.
Pada tanggal 16 April 1925 dibangun
lapangan terbang cikal bakal Atlanta
Airport di atas tanah Candler Field.
Pada tahun 1940, bandara Atlanta
diumumkan sebagai suatu bandar
Gambar 1.7. Atlanata Airport, 1940 udara militer oleh pemerintah U.S
untuk selama Perang Dunia II.
Di tahun 1980an dibangun gedung terminal untuk mengakomodasi 55 juta
pengunjung pertahun. Hartsfield Airport di Atlanta tercatat sebagai airport tersibuk di
dunia dengan 73.5 juta pengunjung di 1998. Di tahun 2000 kembali airport ini
tercatat sebagai airport tesibuk dengan 78 juta pengunjung dan mengakomodasi
900,000 pergerakan pesawat take-off dan landing. Sebuah record 83.6 juta
pengunjung tercatat di tahun 2004 dengan 960,000 operasi penerbangan yang take-
off dan landing (Keterangan lebih detil dapat dilihat di Lampiran 1).
9
mengatur bandara tersebut dengan tujuan utama Keselamatan dan Keamanan dari
pegawai dan pelanggan jadi motto utamanya.
Bandara Internasional Pittsburgh adalah salah satu terminal pelabuhan udara dunia
paling modern kompleks. Diresmikan pada bulan Oktober 1992, dengan melayani
lebih dari 20 juta penumpang setiap tahun. Penerbangannnya hampir 590 tanpa henti
yang menghubungkan Pittsburgh ke 119 kota besar setiap hari. Setahun >400
penerbangan dari dan menuju ke airport ini. Pittsburgh Internasional bertindak
sebagai pusat kegiatan Jalur udara Amerika dan juga melayani semua jalur utama
penerbangan US, termasuk Amerika, United, Delta dan Northwest.
Bandara Internasional Pittsburgh dengan luas 12,900 hektar dan ini adalah
pelabuhan udara paling besar ke 4 dalam negeri dalam kaitan dengan benua ( dua
kali ukurannya dari pusat kota Pittsburgh). Terletak 16 mil barat laut dari pusat kota
Pittsburgh di Kota praja Findley. Pelayanan taksi dan shuttle bus menghubungkan
pelabuhan udara ke pusat keramaian kota dan hotel di pinggiran kota.
10
Manchester Airport (UK)
http://www.flymanchester.co
m/frames_airport_news.htm
dan dan click ini untuk melihat
video terminal building.
Terminal penumpang modern
Manchester dengan luas
306,000 persegi menawarkan
mempunyai fasilitas sebagai
TERMINAL PENUMPANG
Terminal penumpang Pelabuhan udara Manchester telah diperluas menjadi 75,000
m2. penambahan yang baru meliputi empat gerbang untuk pesawat jet, gerai tiket,
klaim bagasi, suatu keamanan baru pada pos pemeriksaan dan beberapa kios barang-
barang.
11
6 TINGKAT, 4,800 RUANG PARKIR
Dalam rangka mengakomodasi peningkatan aktivitas penumpang pada Pelabuhan
udara Manchester, parkir bertingkat 6 telah dibangun di depan terminal. 4,800 ruang
struktur parkir meliputi
4,000 ruang parkir publik
dan 800 ruang persewaan
mobil.
Pelabuhan udara
membangun 520 kaki
untuk mengangkat pejalan
kaki yang menghubungkan
perparkiran kepada
terminal penumpang.
Proyek mencakup " moving
sidewalks " membawa para
penumpang antara garasi
dan terminal.
PENGATURAN CATATAN
PENUMPANG DAN
AKTIVITAS KARGO
Dalam beberapa tahun
terakhir, aktivitas
penumpang pada
Pelabuhan udara
Manchester telah
meningkat lebih dari 200%.
Di dalam tahun 2003,
12
pelabuhan udara melayani 3.6 juta penumpang lebih dan menangani 162 juta pon
kargo angkutan udara.
Sampai saat ini, lebih diatas 800 rumah yang terletak di lingkungan bandara sudah
menerima modifikasi isolasi/penyekatan bunyi. Peningkatan meliputi:
menggantikan jendela yang ada dengan unit jendela akustis double-pane
menggantikan bagian luar pintu yang ada dengan 1 3/4" pintu berinti padat
modifikasi langit-langit dan dinding
lapisan isolasi ekstra di dalam loteng kecil pada atap dan ruang merangkak
proses pengaturan suhu pusat
Kota besar Manchester telah menerima kira-kira $ 30 juta persembahan kepada
Program Isolasi Bunyi pada daerah Kediaman di Pelabuhan udara Manchester.
PENINGKATAN AKSES
Pelabuhan udara Manchester membuka jalan masuk kendaraan multi-lane yang baru.
Jalan ini lebih lanjut akan meningkatkan aliran lalu lintas dan meningkatkan
keseluruhan akses kepada pelabuhan udara. Disain jalan masuk yang baru Pelabuhan
udara juga menghubungkan titik untuk NHDOT Proyek jalan Masuk Pelabuhan
udara. NHDOT melanjut untuk bergerak maju dengan Pelabuhan udara jalan
13
sambungan Proyek NHDOT menghubungkan Manchester Pelabuhan udara kepada
F.E Everett Turnpike. Pejabat NHDOT berharap untuk mempunyai jalan yang baru
dibuka dalam tahun 2009.
14
resmi dibuka pada 29 Desember 1981.
15
kontribusi Singapore Airport- SAAS sebagai pusat keunggulan dalam ilmu
penerbangan pelatihan sipil internasional".
16
Ada dua terminal
di Pelabuhan udara
Soekarno-Hatta.
Terminal I
melayani
penerbangan
domestik pada sub
terminal A,B,C.
Terminal II
Terminal I
Terminal I dibuka tahun 1985. sekarang, hanya melayani penerbangan khusus dan
domestik.
Terminal II
Sub Terminal D
International British Airways, Cathay Pacific, EVA Air, Emirates, Kuwait Air, Air
India, Ansett Australia, Air France, Royal Jordan, China Southern, Gulf Air, JAL,
MAS, Royal Brunai Airways, Singapure Airlines, Saudi Arabia Airlines, Silk Air,
Air France, Air China, Aeroflot, CSA, China Airlines, Korean Airlines, KLM,
Qantas, Tahi Internasional.
17
- Sub Terminal E
International Garuda Indonesia Airlines, KLM, MNA, AWAIR, LION KING AIR
- Sub Terminal F
Selected Domestic
Garuda Indonesia to Medan,Banda Aceh, Batam, Yogyakarta, Solo, Semarang,
Surabaya, Balikpapan, Ujung Pandang/Menado, Ujung Pandang/Biak/Jayapura.
Luas Terminal I and II : 276,308 m2
Terminal II
Gambar. 1.12b. Garbarata (Bridge) dan Terminal Pernumpang
Sumber: http://www.angkasapura2.co.id/cabang/cgk/
Aula Kedatangan di tempatkan pada lantai I dari terminal dan terdiri dari 3 area:
Area Apron, Area kedatangan dan Aula Publik.
"Area Apron"
18
Perpindahan Para penumpang perlu dikonfirmasi ulang penerbangan di meja transfer,
ditempatkan dalam terminal, kecuali jika penerbangan mau dicek-in melalui tujuan
akhir pada tempat boarding. Para penumpang internasional pada umumnya
meneruskan ke Imigration , masing-masing terminal mempunyai empat belas
imigration counters.
Jadi secara umum dari 5 (lima) Airport yang ditampilkan di atas, maka jelas
tergambar bahwa fungsi airport dan fasilitas yang tersedia juga semakin komplek,
menjadikan sebuah airport seperti kota kecil dengan berbagi fasilitas dan
infrastruktur yang beragam.
19
1.3. Karakteristik Pesawat Terbang
Gambaran dari berbagai pesawat terbang yang membentuk armada perusahaan
penerbangan dapat dilihat pada Tabel 1.2 di bawah. Pada tabel tersebut diterangkan
secara singkat karakteristik utama dari pesawat terbang jenis komuter (commuter)
jarak pendek yang dinyatakan dalam ukuran, berat, kapasitas dan kebutuhan panjang
landasan pacu. Adalah penting untuk menyadari bahwa karakteristik-karakteristik
seperti berat operasi kosong, kapasitas penumpang dan panjang landasan pacu tidak
dapat dibuat secara tepat dalam pentabelan karena terdapat banyak variabel yang
mempengaruhi besaran-besaran tersebut, baik internal variable yang berhubungan
dengan jenis dan mesin pesawat, maupun external variable yang berhubungan
dengan keadaan lokal seperti arah dan kecepatan angin, temperatur, ketinggian lokasi
dan kemiringan memanjang landasan.
20
Table 1.2. Klasifikasi Airport, Disain GroupPesawat dan Jenis Pesawat
Sumber ; Manual of Standards Part 139Aerodromes Chapter 2: Application of Standards
to Aerodromes, Civil Aviation Safety Authority, Australian Government
21
Table 1.2. Klasifikasi Airport, Disain GroupPesawat dan Jenis Pesawat
22
Table 1.2. Klasifikasi Airport, Disain GroupPesawat dan Jenis Pesawat (lanjutan)
23
Table 1.2. Klasifikasi Airport, Disain GroupPesawat dan Jenis Pesawat (lanjutan)
24
Menurut Sartono (1992) karakteristik pesawat terbang yang berhubungan dengan
perancangan lapis keras bandara antara lain:
1) Beban pesawat
2) Konfigurasi roda pendaratan utama pesawat
25
operasi kosong, bahan bakar dan cadangan (tidak termasuk bahan bakar yang
digunakan untuk melakukan gerakan awal) dan muatan (payload).
f) Berat maksimum pendaratan (Maximum Landing Weight = MLW)
Adalah beban maksimum pada saat roda pesawat menyentuh lapis keras
(mendarat) sesuai dengan bobot pesawat dan persyaratan kelayakan
penerbangan.
26
Tabel 1.5. Tipikal konfigurasi roda pesawat dan tekanan angin
(Sumber: Tabel 1.2 hal 5. Heru Basuki, 1986)
27
1.4. Landing movement
28
Blast pad Blast pad
Perkerasan struktur
Runway tunggal
Konfigurasi ini merupakan konfigurasi yang paling sederhana. Kapasitas
runway jenis ini dalam kondisi VFR berkisar diantara 50 sampai 100 operasi per jam,
sedangkan dalam kondisi IFR kapasitasnya berkurang menjadi 50 sampai 70 operasi,
tergantung pada komposisi campuran pesawat terbang dan alat-alat bantu navigasi
yang tersedia.
29
Gbr1.15. Single runway parallel concept top view
(sumber ICAO, 1984)
Runway sejajar
Kapasitas sistem ini sangat tergantung pada jumlah runway dan jarak
diantaranya. Untuk runway sejajar berjarak rapat, menengah dan renggang
kapasitasnya per jam dapat bervariasi di antara 100 sampai 200 operasi dalam
kondisi-kondisi VFR, tergantung pada komposisi campuran pesawat terbang.
Sedangkan dalam kondisi IFR kapasitas per jam untuk yang berjarak rapat berkisar
di antara 50 sampai 60 operasi, tergantung pada komposisi campuran pesawat
terbang. Untuk runway sejajar yang berjarak menengah kapasitas per jam berkisar
antara 60 sampai 75 operasi dan untuk yang berjarak renggang antara 100 sampai
125 operasi per jam.
30
Gbr 1.16. Open parallel concept Aerial view
(sumber ICAO 1984)
Runway bersilangan
Kapasitas runway yang bersilangan sangat tergantung pada letak persilangannya dan
pada cara pengoperasian runway yang disebut strategi (lepas landas atau mendarat).
Makin jauh letak titik silang dari ujung lepas landas runway dan ambang (threshold)
pendaratan, kapasitasnya makin rendah.
31
.
Kapasitas tertinggi dicapai apabila titik silang terletak dekat dengan ujung lepas
landas dan ambang pendaratan (Gambar 1.16). Untuk strategi yang diperlihatkan
pada Gambar 1.17 kapasitas per jam adalah 60 sampai 70 operasi dalam kondisi IFR
dan 70 sampai 175 operasi dalam kondisi VFR yang tergantung pada campuran
pesawat. Untuk strategi yang diperlihatkan pada Gambar 1.18, kapasitas per jam
dalam kondisi IFR adalah 45 sampai 60 operasi dan dalam kondisi VFR dari 60
sampai 100 operasi. Untuk strategi yang diperlihatkan pada Gambar 1.19, kapasitas
per jam dalam kondisi IFR adalah 40 sampai 60 operasi dan dalam kondisi VFR dari
50 sampai 100 operasi.
Runway V terbuka
Runway V terbuka merupakan runway yang arahnya memencar (divergen)
tetapi tidak berpotongan. Strategi yang menghasilkan kapasitas tertinggi adalah
apabila operasi penerbangan dilakukan menjauhi V (Gambar 1.20). Dalam kondisi
IFR, kapasitas per jam untuk strategi ini berkisar antara 50 sampai 80 operasi
tergantung pada campuran pesawat terbang, dan dalam kondisi VFR antara 60
sampai 180 operasi. Apabila operasi penerbangan dilakukan menuju V (Gambar
32
1.21), kapasitasnya berkurang menjadi 50 atau 60 dalam kondisi IFR dan antara 50
sampai 100 dalam VFR.
33
II. Airport Master Plan
Filosofi:
Penyediaan keseluruhan kebutuhan baik bagi pesawat, penumpang, barang,
dana investasi yang paling minimum, penumpang yang maksimum, serta
hubungannya dengan lingkungan, kemudahan bagi operator dan staff
penggunan bandara serta hubungannya dengan lingkungan di sekitar bandara
sehingga merupakan kondisi efisien, aman dan nyaman.
Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi pengembangan bandara di masa mendatang.
Tujuan Khusus
Sebagai pedoman bagi:
1. pengembangan fisik & Land use
2. pengembangan lahan di sekitar bandara
3. penetapan jalan masuk
4. penetapan efeknya terhadap lingkungan dari segi konstruksi dan
operasi bandara
5. analisa Biaya Ekonomi dimasa mendatang
34
2). Rencana Ekonomi
Mempersiapkan analisis karakteristik pasar & random (Prakiraan
tentang kegiatan penerbangan)
Menetapkan keuntungan & biaya yang representatif sehubungan
dengan alternatif pengembangan
Mempersiapkan penilaian dari pengaruh bandara terhadap areal
ekonomi
35
Airport Authority Government control
authorities (bea ckai,
imigrasiu, keamanan,
Departemen Airport Master Planning militer, dll
Pemerintah
Central & Local Local & National Airport Management Aviation Consultant
government land Transport Authority System
planning authority
36
Gambar 1. 23. lay out of LOX field
37
Penerbangan bisnis (bukan untuk komersil), ex. Survey
foto, untuk kebutuhan pribadi.
iii. Penerbangan Militer (Military Aviation)
Evaluasi Pendapatan
38
vi. Jumlah pesawat yang parkir di bandara, terjadwal & tidak terjadwal
dan oleh penerbangan umum.
vii. Kebutuhan sistem jalan masuk bandara & daerah sekitar.
viii. Jumlah pengunjung & pekerja bandara dalam kategori (i).
39
f). Pemilihan Lokasi Bandara
1. Lokasi ideal:
Daerah aman bagi operasional pesawat:
i. Obstacle (bangunan sekitar bandara)
ii. Hazard (lingkungan: asap, suara, kabut)
Daerah dengan potensial air traffic yang memenuhi kebutuhan
demand untuk jangka panjang
Daerah aman bagi lingkungan sekitar bandara
Memberikan keuntungan yang maksimal
40
c). Studi pendahuluan (visibility study) terhadap lokasi
Dilakukan setelah lokasi bandara ditentukan
d). Suvey lapangan
Pertimbangan operasional
o Ruang angkasa
o Obstacle
o Hazard
o Cuaca
o Alat bantu pendaratan
Pertimbangan sosial
o Keeratan dengan pusat kebutuhan jalan masuk darat
o Kebisingan
o Tata guna lahan
Pertimbangan biaya
o Topografi
o Tanah & material konstruksi
o Pelayanan
o Utilitas
e). Review dari potensial sites
Mengurangi jumlah lokasi yang pantas untuk detail lebih lanjut.
f). Persiapan outline rencana, estimasi biaya & pendapatan
g). Evaluasi akhir & pemilihan
Pertimbangan : biaya yang paling murah
h). Laporan & rekomendasi
Outline, analisa biaya, tindakan lanjut buat bandara.
41
Regulation (FAR). Peraturan-peraturan ini menetapkan bobot kotor pesawat terbang
pada saat lepas landas dan mendarat dengan menentukan persyaratan prestasi yang
harus dipenuhi.
Panjang runway yang dibutuhkan diambil yang terpanjang dari ketiga analisa
di atas.
Peraturan-peraturan yang berkenaan dengan pesawat terbang bermesin piston
secara prinsip mempertahankan kriteria diatas, tetapi kriteria yang pertama tidak
digunakan. Peraturan khusus ini ditujukan pada manuver lepas landas normal setiap
hari, karena kegagalan mesin pada pesawat terbang yang digerakkan turbin lebih
jarang terjadi.
Dalam peraturan-peraturan baik untuk pesawat terbang bermesin piston
maupun untuk pesawat terbang yang digerakkan turbin, perkataan runway dikaitkan
42
dengan dengan istilah perkerasan dengan kekuatan penuh (full strength pavement =
FS). Jadi dalam pembahasan berikut istilah runway dan perkerasan kekuatan penuh
mempunyai arti yang sama.
Agar lebih jelas mengenai ketiga keadaan yang dimaksud diatas dapat dilihat
pada Gambar 1.25 dengan keterangan sebagai berikut:
43
perkerasan kekuatan penuh. Bagian yang tidak diberi perkerasan dikenal
dengan daerah bebas (clearway = CW). Separuh dari selisih antara 115 persen
dari jarak untuk mencapai titik pengangkatan, jarak pengangkatan (lift off
distance = LOD) dan jarak lepas landas dapat digunakan sebagai daerah bebas
(clearway). Bagian selebihnya dari jarak lepas landas harus berupa perkerasan
kekuatan penuh dan dinyatakan sebagai pacuan lepas landas (take off run =
TOR).
3) Keadaan dengan kegagalan mesin (Gambar 1.25b), peraturan menetapkan
bahwa jarak lepas landas yang dibutuhkan adalah jarak sebenarnya untuk
mencapai ketinggian 35 ft (D35) tanpa digunakan persentase, seperti pada
keadaan lepas landas dengan seluruh mesin bekerja. Keadaan ini memerlukan
jarak yang cukup untuk menghentikan pesawat terbang dan bukan untuk
melanjutkan gerakan lepas landas. Jarak ini disebut jarak percepatan berhenti
(accelerate stop distance = ASD). Untuk pesawat terbang yang digerakkan
turbin karena jarang mengalami lepas landas yang gagal maka peraturan
mengizinkan penggunaan perkerasan dengan kekuatan yang lebih kecil, dikenal
dengan daerah henti (stopway = SW), untuk bagian jarak percepatan berhenti
diluar pacuan lepas landas (take off run).
Panjang lapangan (field length = FL) yang dibutuhkan pada umumnya terdiri
dari tiga bagian yaitu perkerasan kekuatan penuh (FS), perkerasan dengan kekuatan
parsial atau daerah henti (SW) dan daerah bebas (CW). Untuk peraturan-peraturan
diatas dalam setiap keadaan diringkas dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
44
Keterangan:
FL : Panjang lapangan (Field Length), m
FS : Panjang perkerasan kekuatan penuh (Full Strength), m
CW : Daerah bebas (Clearway), m
TOD : Jarak lepas landas (Take Off Distance), m
LOD : Jarak pengangkatan (Lift Off Distance), m
D35 : Jarak pada ketinggian 35 ft, m
TOR : Jarak pacuan lepas landas (Take Off Run), m
Keadaan pendaratan:
FS = LD (1.4)
SD
Dimana LD = (1.4a)
0.60
Keterangan:
ASD : Jarak percepatan berhenti (Accelerate Stop Distance), m
LD : Jarak pendaratan (Landing Distance), m
SD : Jarak pemberhentian (Stop Distance), m
45
bebas, setiap persamaan diatas harus diselesaikan untuk rancangan kritis pesawat
terbang di bandara. Hal ini akan mendapatkan setiap nilai-nilai berikut:
FL = (TOD, ASD, LD)/ maks (1.5)
FS = (TOR, LD)/ maks (1.6)
SW = ASD (TOR, LD)/ maks (1.7)
CW = (FL ASD, CW)/ min (1.8)
Apabila pada runway dilakukan operasi pada kedua arah, seperti yang umum
terjadi, komponen-komponen panjang runway harus ada dalam setiap arah.
1) Koreksi elevasi
Menurut ICAO bahwa panjang runway bertambah sebesar 7% setiap
kenaikan 300 m (1000 ft) dihitung dari ketinggian di atas permukaan laut. Maka
rumusnya adalah:
46
h
Fe = 1 + 0.07 (1.9)
300
2) Koreksi temperatur
Pada temperatur yang tinggi dibutuhkan runway yang lebih panjang sebab
temperatur tinggi akan menyebabkan density udara yang rendah. Sebagai
temperatur standar adalah 15 oC. Menurut ICAO panjang runway harus dikoreksi
terhadap temperatur sebesar 1% untuk setiap kenaikan 1 oC. Sedangkan untuk setiap
kenaikan 1000 m dari permukaaan laut rata-rata temperatur turun 6.5 oC.
Dengan dasar ini ICAO menetapkan hitungan koreksi temperatur dengan
rumus:
T : temperatur dibandara, oC
S : kemiringan runway, %
47
yang diperhitungkan adalah 5 knots. Tabel 2.4 berikut memberikan perkiraan
pengaruh angin terhadap panjang runway.
Untuk perencanaan bandara diinginkan tanpa tiupan angin tetapi tiupan angin
lemah masih baik.
Jadi panjang runway minimum dengan metoda ARFL dihitung dengan persamaan
berikut:
48
Setelah panjang runway menurut ARFL diketahui dikontrol lagi dengan
Aerodrome Reference Code (ARC) dengan tujuan untuk mempermudah membaca
hubungan antara beberapa spesifikasi pesawat terbang dengan berbagai karakteristik
bandara. Kontrol dengan ARC dapat dilakukan berdasarkan pada Tabel 1.7 berikut:
1) Lebar runway
Dari ketentuan pada Tabel 2.5 apabila dihubungkan dengan Tabel 2.6 berikut
maka dapat ditentukan lebar runway rencana minimum.
Tabel 1.8 Lebar Runway
Kode Huruf
Kode Angka
A B C D E
1a 18 m 18 m 23 m - -
2a 23 m 23 m 30 m - -
3 30 m 30 m 30 m 45 m -
4 - - 45 m 45 m 45 m
a = lebar landasan presisi harus tidak kurang dari 30 m untuk kode angka 1 atau 2
catatan : apabila landasan dilengkapi dengan bahu landasan lebar total landasan dan
bahu landasannya paling kurang 60 m.
Sumber: Basuki (1990)
49
2) Kemiringan memanjang (longitudinal) runway
Kemiringan memanjang landasan dapat ditentukan dengan Tabel 2.7 dengan
tetap mengacu pada kode angka pada Tabel 1.9.
50
c) Suatu titik setinggi 1.5 m (5 ft) dari permukaan landasan ke titik lain sejauh
paling kurang setengah panjang landasan yang tingginya 1.5 m (5 ft) dari
permukaan landasan bagi landasan-landasan berkode huruf A.
51
Table 1.11. Bagan Alir Perencanaan Runway Metoda ICAO
Mulai
Pengumpulan Data
Lebar Runway
Konfigurasi Runway
Selesai
52
IV. Gedung Terminal
4.1. Kriteria Bangunan Terminal
Terminal udara merupakan penghubunga antara sisi udara dengan sisi darat.
Perencanaan terminal disesuaikan dengan Rencana Induk Bandara (Master Plan)
menurut tingkat (stage) dan tahapan (phase). Yang pertama meliputi jangka panjang,
sedangkan yang kedua berhubungan dengan dengan usaha jangka menengah masalah
penyesuaian kapasitas dengan perkiraan perkembangan permintaan. Ciri pokok
kegiatan di gedung terminal adalah transisionil dan operasional. Dengan dengan pola
(lay-out), perekayasaan (design and Engineering) dan konstruksinya harus
memperhatikan expansibility, fleksibility, bahan yang dipakai dan pelaksanaan
konstruksi bertahap supaya dapat dicapai penggunaan struktur secara maksimum dan
terus menerus.
53
Ekspansibility
Struktur bangunan harus dapat dirubah, diperluas dan ditambah dengan
pembongkaran dan gangguan yang minimum. Jadi bagian dan instalasi penting
sedapat mungkin tidak perlu dipindahkan. Dengan pula pola penanganan arus
penumpang dan bagasi yang berkembang harus bisa dirubah secara mudah dengan
biaya rendah.
Fleksibilitas
Terutama menyangkut rencana tentang kemampuan gedung untuk menerima
perubahan bentuk dan penggunaan interior seperti:
Pembagian ruangan yang tidak menanggung beban struktural
Kemungkinan pemakaian ruangan untuk maksud yang lain dari perencanaan
sebelumnya.
Memungkinkan pekerjaan perluasan dilakukan dengan gangguan minimum
terhadap ruangan / bangunan di sekelilingnya
Penggunaan bahan serta metoda konstruksi yang cocok dengan pekerjaan
remodelling.
Konsep-konsep operasionil lalu lintas internasional dipisahkan dari arus lalu lintas
dalam negeri, karena perlu penanganan khusus. Masing-masing kemudian bisa
dikelola berdasarkan:
54
a). Konsep terpusat (Centralised concept)
Dimana semua kegiatan perusahaan-perusahaan penerbangan dilakukan
dalam gedung terminal yang sama. Konsolidasi kegiatan dapat dilakukan
dengan dan dengan demikian menghemat ruangan personil dan peralatan
yang diperlukan untuk tincketing dan bagage handling. Hal tersebut berlaku
juga dalam hal mengelola kegiatan trasnfer di tempat/ pelabuhan udara
interchange, karena bisa dilakukan oleh suatu organisasi saja.
b). Konsep pemencaran (unit operation concept)
Dimana setiap perusahaan mempunyai gedung terminal sendiri-sendiri.
1. Investasi untuk pemilik / pengelola pelabuhan udara adalah lebih besar
karena duplikasi fasilitas sedqng dari sudut konsesioner (pengusaha penyewa)
akan mengurangi keuntungan karena letak usahanya yang terpisah-pisah.
2. pada tempat-tempat interchange maka jarak untuk penumpang transfer
menjadi jauh, demikian juga untuk kendaraan angkut di apron untuk bagasi,
pos dan barang.
3. konsolidasi kegiatan airline tidak bisa diterapkan misalnya pelayanan
penumpang dan bagasi.
55
untuk mengambil bagasi. Perusahaan dengan jadwal ringan dapat mengurangi
jumlah personil karena mereka bis melayani penumpang dan juga bongkar
muat bagasi.
56
sama dengan lantai tunggu karena apron level adalah satu lantai di bawahnya,
maka perlu mekanisasi untuk membawa bagasi ke lantai atas atau sebaliknya.
Rencana demikian cocok untuk tanah yang miring sehinggai diperlukan
penimbungan / urugan.
58
4.3. Posisi Bongkar Muat
59
4.4.1. Daerah Gedung Terminal
Merupakan pust dari segala kegiatan pengelolaan manusia, barang dan
pesawat. Perlu diperhatikan hubungan-hubungan (langsung dan tidak
langsung) antara kegiatan-kegiatan di daerah bangunan lainnya. Di termiunal
penumpang terjadi transisi penumpangm, bagasi, pos, barang, makanan,
bahan bakar antara angkutan darat dan udara.
60
(paket pos) bisa direncanakan dekat daerah kargo atau dekat / menjadi satu
dengan daerah gedung terminal penumpang sesuai intensitas kegiatan pos.
61
Lampiran 1.
Sejarah Airport Hartsfield Jacson, Atlanta International Airport, USA
Semua gambar dan informasi di download dari sumber: http://www.atlanta-
airport.com.
Tahun 1925
Pada tanggal 16 April 1925, Walikota Walter A. Sims di
Kota Atlanta menandatangani 5 (lima tahun) perjanjian
sewa atas suatu lahan yang terabaikan untuk dibangun
lapangan terbang. Sebagai bagian dari persetujuan, ini
287 akre area tanah tersebut dinamai kembali atas nama
Candler Field (salah satu Tokoh terkemuka Coca-Cola
Magnate Asa Candler yang pemilik tanah ini).
Gambar 1. Candler Field area, 1925
Lima tahun kemudian Kota Atlanta membayar $ 94,400 untuk pembelian areal tanah
peruntukan bagi bandara dengan perubahan nama bandar udara ke Atlanta
Tahun 1930
Jasa Penerbangan Udara Delta mulai melayani penerbangan dari Birmingham Ingris
ke Atlanta USA.
Tahun 1940
Bandara Atlanta diumumkan sebagai suatu bandar udara
militer oleh pemerintah U.S untuk selama Perang Dunia II.
Tercatatan 1,700 lepasa landas dan mendaratkan pada satu
hari di bandara tersebut. Mulai saat itu pelabuhan udara ini
tercatat sebagai bandara paling sibuk dalam kaitan dengan
operasi penerbangan.
Gambar 2. Atlanta Airport, 1940
Tahun 1957
Pada tahun 1957 ini, pekerjaan dimulai terhadap
pembangunan terminal baru untuk membantu mengurangi
kemacetan dan kelambatan operasional bandara. Pada saat itu
Atlanta adalah pelabuhan udara yang paling sibuk di USA
dengan lebih dari dua juta penumpang yang
menggunakannya pertahun.
62
1960
Atlanta Pelabuhan udara Kotapraja mengarah ke dalam "
Abad Jet" dengan pembukaan terminal tunggal yang paling
besar di (dalam) negeri itu. Bandara yang baru dibangun
dengan biaya struktur $ 21 juta bisa mengakomodasi enam
juta pelancong satu tahun. Di dalam tahun pertama nya, 9.5
juta orang akan mengunjunginya, pelabuhan udara yang baru
bisa dikembangkan melampaui kapasitas nya.
Gambar 4. Atlanta Airport, 1960
1980
Landasan keempat paralel diselesaikan dengan luas 9000 kaki.
berikut 11,889 kaki landasan pacu yang mampu menangani
pesawat udara komersil yang paling besar sekalipun dibangun
tahun 80 an ini.
Gambar 5. Atlanta Airport, 1980
1990
Perkumpulan Internasional " E"yang baru 1.3 juta m2 dibuka. Lantai " E" menjadi
fasilitas internasional yang paling besar, fasilitas tunggal di dalam negara bangsa itu.
Bercampur teknologi dan seni dengan disain secara ilmu bangunan inovatif,
membedakan dan menyenangkan penumpang, Lantai " E" dirancang untuk
membantu gerak penumpang internasional dengan cepat dan lancar kepada tujuan
berikutnya mereka.
Program Peningkatan $ 250 juta untuk Hartsfield 1996 ( HIP " 96) diselesaikan.
Renovasi yang Ambisius ini dan usaha restrukturisasi dirancang untuk membuat
Hartsfield menjadi suatu pelabuhan udara yang lebih mudah dioperasikan. Salah satu
peningkatan yang dramatis dari program ini adanya penambahan keindahan, tingkat
tiga, 250,000 m2 Atrium.
Departemen Ilmu penerbangan mulai mengembangkan Rancangan induk baru nya-
Hartsfield- 2000.
63
Hartsfield memperoleh sebutan Pelabuhan udara yang Paling sibuk Dunia dalam
volume penumpang setelah menampung 73.5 juta pelancong di tahun 1998.
Di tahun 2000 Hartsfield diberi sebutan sebagai Pelabuhan udara Paling sibuk di
dunia dalam kaitan dengan lalu lintas dan landasan pendaratan penumpang dan
takeoffs setelah menampung lebih dari 78 juta para penumpang di atas 900,000
pendaratan dan takeoff.
Di Tahun 2004
Tercatat 83.6 juta penumpang
menggunakan fasilitas
Pelabuhan udara dan sejak
1998, Hartsfield-Jackson
mengakomodasi lebih dari
860,000 metric ton muatan,
dan mengatur lebih dari
960,000 operasi penerbangan
selama 2004.
Rancangan induk
Untuk menggambarkan suatu visi baru untuk Hartsfield-Jackson selama 20 tahun
berikutnya dan setelah itu, suatu Rancangan induk baru telah dikembangkan.
Pertimbangan dengan seksama dampak Pelabuhan udara pada lingkungan dan
ekonomi dari melingkupi masyarakat dan bagian tenggara daerah, ini " dokumen
kerja" akan memastikan untuk memenuhi pertumbuhan masa depan dan sisanya
memenuhi kebutuhan industri penerbangan.
Rancangan induk mengidentifikasi beberapa proyek kunci, yakni:
Runway ke lima,
Terminal Penumpang Passenger,
Fasilitas Sewa Mobil Konsolidasi,
Terminal Selatan,
Fasilitas Pendukung, dan
Peningkatan Jalan Akses
64
Master Plan dikembangkan dalam rangka rencana bandara ke depan.
Pelabuhan udara Internasional Pittsburgh adalah satu pelabuhan udara terminal dunia
yang paling modern kompleks. Dibuka dalam bulan Oktober 1992, pelayanannya
lebih dari 20 juta penumpang setiap tahun. hampir 590 penerbangan tanpa henti
menghubungkan Pittsburgh ke 119 kota besar tiap hari. Pittsburgh Internasional
bertindak sebagai pusat kegiatan untuk USAIRWAYS dan adalah juga dilayani oleh
semua [yang] utama lain U.S. perusahaan penerbangan, termasuk Amerika,
Mempersatukan, United dan Northwest.
65
Gambar 8. Denah lantai Pitstburg Airport
66
Minang Internasional Airport, MIA (Padang)
click ini untuk melihat video MIA
Padang, ibukota
propinsi Sumatera
Barat, letaknya
menghadap ke Samudra
hindia di bagian barat,
kebanyakan adalah
dataran tinggi dibentuk
oleh pegunungan Bukit
Barisan. Dataran rendah
yang relatif luas
kebanyakan terletak
sepanjang pantai.
Keadaan geografis yang
demikian
mengakibatkan
transportasi darat
Gambar 9. Minang International Airport ke/dari Sumatera Barat
masih kurang
dikembangkan, maka dari itu transportasi udara mempunyai peranan penting bagi
transportasi, ekonomi dan pembangunan keseluruhan dari propinsi ini.
Bandar udara yang ada di Tabing pada waktu ini mempunyai kendala keselamatan
penerbangan, kapasitas dan masalah lingkungan. Fasilitas bandar udara tidak
mempunyai fasilitas yang cukup untuk menampung volume lalu lintas yang
diperkirakan dalam lima tahun mendatang. Akan tetapi, daerah sekitar bandar udara
telah padat dengan urbanisasi, membatasi perluasan fasilitas terminal dan landasan
pacu. Operasi penerbangan terhalang bukit-bukit Pangilun dan Sarit. Untuk
memenuhi keselamatan penerbangan, penyelesaian masalah hambatan ini adalah
dianggap perlu sekali. Instlasi sistem pendaratan (ILS) diperlukan sekali bagi
keselamatan operaso pesawat udara berbadan lebar. Kebisingan , sekalipun tidak
terlalu terasa pada waktu ini, adalah suatu masalah dalam masa yang akan datang,
yang akan mempengaruhi daerah hunian penduduk di sekitar bandara.
Setelah adanya beberapa studi komparatif dari bandar udara yang ada dan rencana-
rencana pembangunan bandar udara baru. Pemerintah Indonesia telah memutuskan
pembangunan bandar udara baru di Ketaping. Proyek pembangunan Bandar Udara
Baru akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dengan bantuan
Finansiil dari Japan Bank for International Corporation.
67
Bibliograpi
1. Basuki, Heru, (1990), Merancang dan Merencana Lapangan Terbang,
Penerbit Alumni, Bandung.
2. Horonjeff, Robert and McKelvey, F.X, (1994), Planning & Design of
Airport, 3th.ed, McGraw-Hill Inc, New York.
3. ICAO. (1983), Aerodrome Design Manual Part 2. Taxiway, Apron &
Holding Bay, International Civil Aviation Organization, Montreal.
4. ICAO. (1984), Aerodrome Design Manual Part 1. Runway, International
Civil Aviation Organization, Montreal.
5. ICAO. (1990), Aerodromes Annex 14 vol. 1. Aerodromes Design &
Operations, International Civil Aviation Organization, Montreal.
6. Indrayadi, 2003, Perhitungan Dimensi dan Perkerasan Landing Movement
dengan Metoda ICAO dan FAA (Studi Kasus: Bandara Tempuling di
Tembilahan). Skripsi, Fakultas Teknik, UNRI.
7. Kepmen Perhubungan No. KM 44 Tahun 2002 tentang Tatanan
Kebandarudaraan Nasional.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2001 tentang
Kebandarudaraan
9. Sartono, Wardani., (1992), Airport Engineering, pt.1: Geometric Design,
Literature, Yogyakarta.
10. http://geography.about.com/library/misc/blairports.htm
11. http://www.angkasa-online.com/13/05/horizon/horizon1.htm
12. http://www.angkasapura2.co.id/cabang/cgk/
13. http://www.atlanta-airport.com.
14. http://www.changi.airport.com.sg/changi/index.jsp?bmLocale=en
15. http://www.pitairport.com/redirect.jsp
68
TEKNIK LAPANGAN TERBANG 1 ____________________________________ 1
I. Preview __________________________________________________________ 1
1.1. Pendahuluan Sisi Darat & Udara _____________________________________ 2
1.2. Fasilitas ___________________________________________________________ 5
1.2.1. Landing movement (LM) _________________________________________________ 6
1.2.2. Terminal Area (TA) _____________________________________________________ 6
1.2.3. Terminal Traffic Control (TTC) ____________________________________________ 6
1.2.4. Beberapa Bandara di Dunia _______________________________________________ 7
Sejarah Airport Hartsfield Jacson, Atlanta International Airport, USA_________________ 9
Pittsburgh International Airport _______________________________________________ 9
Manchester Airport (UK)___________________________________________________ 11
Changi Airport (Singapore) _________________________________________________ 14
Soekarno-Hatta, Cengkareng Airport (Jakarta) __________________________________ 16
1.3. Karakteristik Pesawat Terbang ______________________________________ 20
1.3.1. Klasifikasi Airport, Disain GroupPesawat dan Jenis Pesawat ____________________ 20
1.3.2. Beban Pesawat ________________________________________________________ 25
Crew _____________________________________________________________________ 26
Gear _____________________________________________________________________ 26
1.3.3. Konfigurasi Roda Pendaratan Utama _______________________________________ 26
1.4. Landing movement _________________________________________________ 28
1.4.1. Landas Pacu (Runway) _________________________________________________ 28
1.4.2 Konfigurasi Runway____________________________________________________ 29
Runway tunggal __________________________________________________________ 29
Runway sejajar___________________________________________________________ 30
Runway dua jalur _________________________________________________________ 31
Runway bersilangan_______________________________________________________ 31
Runway V terbuka ________________________________________________________ 32
II. Airport Master Plan ______________________________________________ 34
Filosofi: ________________________________________________________________ 34
Tujuan Umum ___________________________________________________________ 34
Tujuan Khusus ___________________________________________________________ 34
2.1. Beberapa aktifitas pada Rencana Induk: ______________________________________ 34
1). Rencana Kebijaksanaan atau kondisi (Policy & Coordinate Planning) _____________ 34
2). Rencana Ekonomi______________________________________________________ 35
3). Rencana fisik meliputi pengembangan: _____________________________________ 35
4). Rencana lingkungan ____________________________________________________ 35
5). Rencana biaya (Financial Planning) ________________________________________ 35
2.2. Langkah-langkah pada proses perencanaan: ___________________________________ 36
2.3. Prakiraan (Forecasting) untuk Perencanaan____________________________________ 37
III. Pengaruh Prestasi Pesawat terhadap Panjang Runway _________________ 41
3.1. Tipe Mesin Pesawat dan Panjang Runway ____________________________________ 42
3.2. Perhitungan Panjang Runway Akibat Pengaruh Kondisi Lokal Bandara. _____________ 46
3.3. Lebar, Kemiringan dan Jarak Pandang Runway ________________________________ 49
IV. Gedung Terminal ________________________________________________ 53
4.1. Kriteria Bangunan Terminal ________________________________________ 53
4.2. Sistem Sirkulasi Lalu lintas __________________________________________ 55
4.2.1. Sistem satu lantai/ tingkat (Single Sistem) ___________________________________ 55
4.2.2. Sistem bertingkat ( Multi-level Sistem) _____________________________________ 56
69
4.2.3. Beberapa Kombinasi Sistem Sirkulasi ______________________________________ 56
4.3. Posisi Bongkar Muat _______________________________________________ 59
4.4. Daerah-daerah Bangunan dan Hubungan-hubungan Kegiatannya_________ 59
4.4.1. Daerah Gedung Terminal ________________________________________________ 60
4.4.2. Daerah Penerbangan Umum dan Lokal (Commercial fixed base operations areas). ___ 60
4.4.3. Daerah Hangar ________________________________________________________ 60
4.4.4. Daerah Cargo _________________________________________________________ 60
4.4.5. Daerah Parkir Pesawat (Parking Apron)_____________________________________ 61
4.4.6. Daerah Khusus ________________________________________________________ 61
Lampiran 1. _______________________________________________________ 62
Sejarah Airport Hartsfield Jacson, Atlanta International Airport, USA________________ 62
Pittsburgh International Airport ______________________________________________ 65
Minang Internasional Airport, MIA (Padang) ___________________________________ 67
Bibliograpi ________________________________________________________ 68
70