Anda di halaman 1dari 7

Komoditi Pertanian di Vietnam

Komoditi pertanian di Vietnam sebagai berikut.


1. BERAS
Beras memainkan peran paling penting di antara komoditas-komoditas pertanian di
Vietnam dalam hal keamanan pangan, lapangan kerja dan upah pedesaan, serta
pendapatan ekspor. Beras ditanam di separuh tanah pertanian dan melibatkan hampir
80% populasi pertanian.Vietnam merupakan salah satu eksportir beras terbesar di dunia.
Pada tahun 2010, ekspor beras Vietnam mencapai rekor tertinggi dengan total volume
ekspor beras mencapai 6 juta ton, tahun 2011 mencapai 6,8 juta ton. Sementara itu, dalam
9 (sembilan) bulan pertama 2012, Vietnam telah ekspor 6 juta ton beras senilai US$ 2,6
miliar, dan ditargetkan ekspor beras Vietnam hingga akhir tahun akan mencapai 7,1 juta
ton dengan nilai USD 3,65 miliar. Vietnam merupakan negara nomor dua setelah
Thailand sebagai eksportir beras terbesar. Importir utama beras Vietnam meliputi
Indonesia, Filipina, Malaysia, Irak, Kuba dan Afrika.

2. KOPI

Produksi kopi di Vietnam adalah semua biji kopi yang dihasilkan di negara Vietnam.
Produksi kopi telah menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi Vietnam sejak
permulaan abad ke-20. Kopi kali pertama diperkenalkan di Vietnam adalah oleh bangsa
Perancis pada tahun 1857, industri kopi Vietnam berkembang melalui sistem perkebunan,
dan kini menjadi kekuatan ekonomi utama di negara ini. Setelah campur tangan pada
masa Perang Vietnam dan segera setelahnya, produksi kopi kembali melonjak setelah
diberlakukannya reformasi ekonomi Doi moi, mencapai 900.000 ton pada tahun 2000.
Pada tahun 2009, Reuters melaporkan bahwa ekspor kopi Vietnam adalah sebanyak kira-
kira "1,13 juta ton" untuk tahun sebelumnya (AecCenter Kemendag.go,id).

Kopi merupakan salah satu ekspor pertanian Vietnam yang paling penting. Vietnam
sangat kompetitif sebagai produsen kopi karena kondisi lingkungan dan iklim yang ideal,
biaya produksi yang rendah, dan hasil panennya merupakan salah satu yang tertinggi di
dunia. Kopi merupakan komoditi ekspor yang cukup menjanjikan bagi Vietnam, yang
memiliki lahan tanam kopi seluas 521.000 hektar dengan produksi rata-rata 1,2-1,5 juta
ton per tahun. Menurut sumber International Coffee Organisation (ICO),Vietnam telah
mengambil alih posisi Brazil menjadi eksportir kopi terbesar di dunia. Sejak bulan
Januari Juli 2012 Vietnam telah mengekspor 1,2 juta ton kopi atau senilai US$ 2,5
miliar. Volume ekspor meningkat 31,6% dan nilainya naik 25,4%. Harga ekspor kopi
robusta rata-rata mencapai US$ 2.154 per ton atau naik 2,57% dibanding tujuh bulan
pertama tahun 2011. Pada tahun 2010, volume ekspor mencapai 1,173 juta ton (US$ 1,76
miliar); tahun 2011 mencapai 1,2 juta ton (US$ 2,7 miliar).
Vietnam Coffee and Cacao Association (VICOFA) mengatakan bahwa ekspor kopi
Arabika telah meningkat pesat dari tahun ke tahun, dari 24.000 ton pada 2009 menjadi
41.000 ton pada 2010 dan 50.000 ton pada 2011. Harga ekspor naik hampir dua kali lipat,
dari US$ 2.313 per ton pada 2009 menjadi US$ 4.261 per ton pada tahun 2011. Kopi
Arabika disukai oleh konsumen dari AS, Jerman, Jepang, Italia dan Belgia.
Vietnam mengekspor biji kopi ke 90 negara, di mana 16 di antaranya mencakup 79%
total ekspor biji kopi Vietnam. Dua pasar besar di Asia Jepang dan Korea juga
merupakan pelanggan penting Vietnam. Pasar tetap di kalangan negara-negara Asia
Tenggara adalah Filipina, Malaysia, dan baru-baru ini, Indonesia.
Jerman merupakan pelanggan terbesar Vietnam, Amerika Serikat merupakan pembeli
terbesar kedua kopi hijau Vietnam (setelah Jerman) dan mencakup 16 persen total ekspor
kopi hijau Vietnam. Vietnam juga mengekspor sejumlah kecil kopi panggang bubuk dan
campuran kopi 3-in-1 ke Amerika Serikat.
Penjualan Vietnam tidak terbatas pada pasar utama di Eropa dan AS. Ia memiiki pasar
yang beragam dan berkelanjutan,mengekspor ke negara-negara Amerika Latin, Timur
Tengah, Afrika dan ASEAN.

3. BUAH-BUAHAN & SAYURAN


Berkat keunggulan kondisi alam dan karakteristik iklim masing-masing wilayah yang
menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi keanekaragaman buah-buahan dan
sayuran, kedua jenis tanaman Vietnam ini telah mengalami pekembangan pesat. Ekspor
Vietnam telah tumbuh dengan kuat sejak awal tahun 1990-an.
Ekspor utama produk buah-buahan dan sayuran negara ini meliputi buah-buahan kaleng,
buah-buahan kering, gherkin (serupa dengan mentimun), buah naga, lengkeng, durian,
anggur, serta sayuran segar dan kering. Pada tahun 2004 hingga 2009, total pendapatan
ekspor mendekati US$ 2 miliar, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 20% per tahun.
Pada tahun 2009, Vietnam mengekspor US$ 439 juta buah-buahan dan sayuran
sedangkan pendapatan ekspor 6 bulan pertama mencapai US$ 222 juta, sebuah
peningkatan sebesar 6% dibanding periode yang sama tahun lalu. (Sumber: Departemen
Umum Bea Cukai Vietnam.)
Vietnam telah menetapkan target untuk mengekspor buah-buahan, sayuran dan bunga
senilai US$ 760 juta pada tahun 2010, senilai US$ 600 juta pada tahun 2011. Ditargetkan
akan mencapai US$ 1,2 miliar pada tahun 2020.
Baru-baru ini, berkat usaha terus-menerus eksportir yang menjelajahi pasar-pasar baru,
buah-buahan dan sayuran Vietnam dijual di 50 negara. Sekitar 40% pendapatan ekspor
diperoleh dari AS, Negeri Belanda, Rusia, Cina, Jepang, Taiwan, Jerman, Prancis,
Inggris, Ukraina, Kanada, Korea Selatan, Singapura dan Thailand. Penjualan ke Cina,
Rusia, Taiwan dan Jepang sangat besar.
4. KARET
Vietnam, eksportir kelima terbesar karet alam, mengekspor 90% karetnya, salah satu
ekspor pertanian paling penting Vietnam.
Pada tahun 2009, Vietnam menanam 640.000 hektar karet dan mengekspor 680.000 ton
senilai US$ 1,2 miliar ke 70 pasar. Ekspor karet tahun 2010 mencapai 780.000 ton,
senilai US$ 2,3 miliar, tahun 2011 mencapai 827.000 ton (US$ 3,2 miliar). Diperkirakan
ekpor volume karet akan naik 14% menjadi 920.000 ton pada tahun 2012.
Hampir seluruh pasar ekspor untuk karet Vietnam mengalami pertumbuhan dramatis.
Cina, pembeli terbesar karet Vietnam, menyumbang pendapatan sebesar US$ 378 juta,
Jepang sebesar US$ 14 juta, dan AS menyumbang sebesar US$ 17 juta. Hal yang patut
dicatat adalah di luar pasar tradisional, Vietnam telah menarik pasar-pasar baru,
termasuk Indonesia, Rusia, dan Ceko, yang paling baru Polandia juga telah membeli
karet Vietnam.
Rencana pemerintah untuk Vietnam adalah menanam 800.000 hektar karet pada tahun
2020, mencapai output lateks sebesar 1,2 juta ton dan meraih nilai ekspor sebesar US$ 2
miliar.
5. LADA

Pada tahun 2013, Vietnam mengekspor kira-kira 134 ton lada dengan nilai sebanyak
USD 899 juta, naik kira-kira 15% dalam hal jumlah dan 13% dalam hal nilai terbanding
dengan tahun 2012. Ekspor lada Vietnam sedang menjadi pelopor di seluruh dunia dalam
hal hasil dan jumlah produksi, memainkan peranan penting dalam mengakomodasi
sirkulasi, menstabilkan harga dan pasar.

Menurut Asosiasi Lada Vietnam, sampai sekarang ada kira-kira 95% hasil produksi
dalam negeri diekspor ke kira-kira 80 negara dan teritorial, sisanya sebanyak 5%
dikonsumsi di dalam negeri. Ada kira-kira 15 badan usaha ekspotir lada berada pada
papan atas dunia, menduduki lebih dari 50% pangsa pasar ekspor. Amerika Serikat
sekarang ialah pasar eksport nomor 1 dari Vietnam, dengan nilai mencapai taraf
pertumbuhan yang tinggi dan terus-menerus. Yang menyusul ialah pasar Jerman; Uni
Emirat Arab, dll. Pada waktu mendatang, badan-badan produksi, pengolahan dan ekspor
lada Vietnam menyusun rencana untuk memenuhi semua ketentuan pasar impor,
mempertahankan laju pertumbuhan dan posisi ekspor jenis barang ini di pasar dunia
Vietnam, salah satu eksportir utama rempah-rempah, mengklaim 5% pangsa pasar dunia.
Untuk lada hitam, tanaman paling penting bagi Vietnam di sektor ini, Vietnam telah
menjadi eksportir terbesar nomor dua. Sektor lada Vietnam sangat berorientasi ekspor, di
mana ekspor mencakup 95% produksi.
Pada tahun 2009, Vietnam mengekspor 134.264 ton lada, meraih total pendapatan ekspor
sebesar US$ 348 juta, menciptakan rekor baru dalam volume ekspor dan nilai produk
lada, melebihi tiga negara pengekspor lada besar yakni Indonesia (40.000 ton), Brazil
(32.000 ton) dan India (22.000 ton). Pada tahun 2010, Vietnam mengekspor 116.000 ton
(US$ 419.000); tahun 2011 mengekspor 120.000 (US$ 720.000 juta).
Menurut data Vietnam Pepper Association (VPA), dalam delapan bulan pertama tahun
2012 total nilai ekspor lada mengalami kenaikan 3,7% menjadi US$ 581 juta, sedangkan
volume ekspor lada mengalami penurunan 16,7% menjadi 83.000 ton dibanding periode
yang sama tahun lalu. VNA memperkirakan total nilai ekspor lada Vietnam tahun 2012
akan mencapai sebesar US$ 780 juta apabila harga lada tetap tinggi atau lebih dari US$
7.000 per ton. Sedangkan total volume ekspor lada akan mencapai antara 110.000 -
115.000 ton. Saat ini Vietnam tercatat sebagai salah satu eksportir terbesar di pasar
internasional, dimana Vietnam mampu memasok sekitar 40 50% dari seluruh ekspor
lada global.
Tujuan utama lada Vietnam beralih dari negara-negara ASEAN pada tahun 1990-an
menjadi AS, UE, dan Timur Tengah pada tahun 2000-an. AS tampil sebagai pembeli
terbesar, diikuti oleh India, Negeri Belanda, Jerman, dan Arab Saudi.
6. KACANG METE
Kinerja ekspor Vietnam untuk kacang-kacangan selama beberapa tahun terakhir sangat
mengesankan, terutama untuk kacang mete, yang saat ini merupakan kacang yang paling
banyak diekspor, diikuti oleh kacang tanah.
Vietnam terus menunjukkan pertumbuhan ekspor yang cepat selama beberapa tahun
terakhir, merebut pangsa pasar dari para kompetitor utamanya India dan Brazil.
Vietnam terus membangun kapasitas pengolahannya; alhasil, ia telah beralih dari
eksportir kacang mete mentah menjadi kacang mete olahan.
Nilai ekspor Vietnam untuk kacang mete berjumlah US$ 1,136 miliar pada tahun 2010,
menjadikan kacang mete sebagai salah satu ekspor pertanian paling penting setelah beras,
kopi dan karet. Pada tahun 2011, nilai ekspor mencapai US$ 1,4 miliar.
Kacang mete Vietnam telah diperkenalkan ke sekitar 30 negara di seluruh dunia, di mana
AS menjadi pasar terbesar. AS mencakup 29% dari total ekspor, diikuti oleh Cina, Negeri
Belanda, Australia, Inggris dan Kanada.

Hasil pertanian dan perikanan Vietnam berpartisipasi pada FOODEX


2014

05 Maret 2014 - 17:09:01

(VOVworld) Berbagai jenis hasil pertanian, hasil perikanan dan laut Vietnam sama
sekali cukup kepercayaan menaklukkan pasar Jepang.

Ilustrasi.
(Foto: www.tuyengiao.vn)
Demikianlah penilaian hampir semua badan usaha dan pengelola Vietnam yang
menghadiri Pekan Raya Internasional Bahan makanan dan Minuman FOODEX 2014 yang
berlangusng di Pusat Pameran Makuhari di kabupaten Chiba (Jepang) dari 4- 7 Maret ini,
Vietnam mempunyai 14 badan usaha dan asosiasi estalasi yang cukup kaya raya tentang
berbagai jenis barang, misalnya sayur- sayuran, buah- buahan, biji mente monyey olahan,
bahan pangan, kecap Phu Quoc dan lain lain.

Tema yang paling tmenonjol di gerai - gegai Vietnam yalah Hasil pertanian,
perikanan dan hasil laut Vietnam- Khas, Bersih dan Selamat . Ketika berpartsipasi pada
Pekan Raya Internasional kali ini, badan- badan usaha Vietnam bisa menjalin hubungan
partner dagang dengan para importir Jepang dan pasar Asia, mengembangkan berbagai jenis
barang ekspor baru, menandatangani kontrak ekspor yang bernilai, menyosialisasikan secara
luas bahan makasan Vietnam dan produk- produk hasil pertanian, perikanan dan hasil laut
Vietnam.
Jumat, 21 November 2014 15:22 WIB

FOTO JAWA POS/JPNN.com


Meski begitu, Vietnam salah satu negara agraris. Sekitar 60 persen tenaga kerjanya bekerja di
sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Tidak heran, selama ini Vietnam menjadi
eksporter utama sejumlah komoditas. Misalnya, beras, kopi, lada, jambu mete, dan jeruk.
Hampir setiap tahun Indonesia mengimpor beras dari negara itu. Produksi pertanian di
Vietnam hampir sebanding dengan Thailand.
DAFTAR PUSTAKA

http://vovworld.vn/id-id/Berita/Hasil-pertanian-dan-perikanan-Vietnam-berpartisipasi-pada-
FOODEX-2014/220536.vov

http://aeccenter.kemendag.go.id/peluang-produk-jasa-indonesia/internal-asean/vietnam/

http://www.jpnn.com/news/hasil-pertanian-vietnam-siap-serbu-pasar-indonesia

http://www.informasi-vietnam.com/2012/10/pertanian-perikanan.html

Anda mungkin juga menyukai