Anda di halaman 1dari 2

HALO GUYS!!

, Menyambung postingan gue yang sebelumnya nih, pasti kalian bingung


mengenai burung merpati yang kabarnya bisa menyusui anaknya. Benarkah merpati bisa
menyusui? Lets ceck it out guys.

Burung yap B.U.R.U.N.G hewan yang biasa kita pelihara di rumah dan juga sering
dikonsumsi ini adalah jenis hewan ovipar, yaitu hewan yang bertelur dalam
berkembangbiak. Menelisik mengenai hal yang berhubungan dengan hewan yang
bertelur,pasti yang terlintas dipikiran kita yaitu hewan ovipar tidak akan bisa
menyusui anaknya dikarenakan mereka tidak mempunyai kelenjar susu, terlebih
hewan ini termasuk bangsa aves.

Dalam hidupnya burung merpati adalah burung yang merawat anaknya saat baru menetas .
Sebagai induknya, burung merpati dewasa akan menyuapi anaknya dengan makanan cair
halus berwarna kuning yang dikeluarkan dari paruhnya dengan cara meloloh dan memompa
ke dalam mulut anaknya. Para ilmuwan zoologi manyebutnya dengan susu merpati. Susu
merpati ini mempunyai kandungan protein yang tinggi dibandingkan susu mamalia. Majalah
poultry Indonesia menulis kandungan zat nutrien susu tembolok (pigeon milk) pada
merpati (Suprapti, 2003), antara lain : Air (64,30 - 76,75%), Protein (13,17 - 18,80%),
Karbohidrat (13,00 - 14,50%), Lemak (7,95 - 12,70%), Abu (1,52 - 1,60%).

Dalam postingan gue sebelumnya juga sudah dijelaskan dalam jurnal BioMed, susu merpati
juga mengandung antioxidan untuk meningkatkan kekebalan. Perlu diketahui, susu merpati
ini membuat anak merpati hanya membutuhkan waktu 2-3 hari untuk melipatgandakan
berat badannya, WOOW!! Coba bandingkan dengan anak dari hewan mamalia yang
membutuhkan waktu sampai 10 hari untuk mencapai kenaikan berat tubuh.

Bagaimana Merpati Memproduksinya?

Merpati mempunyai organ tembolok yang memang berfungsi sebagai penyimpan cadangan
makanan dalam keadaan normal. Selanjutnya, terjadi perubahan fungsi tembolok merpati
saat masa mengerami telurnya.
Dalam masa-masa mengeram ini tembolok tidak dapat menyimpan makanan, dan merpati
pun berpuasa dalam masa ini. Bisa dibayangkan perjuangan seorang ibu burung yang
berpuasa saat mengerami telurnya *sedih, tanpa memikirnkan bagaimana kondisi
tubuhnya.

Saat pertama mempunyai telur, tubuh merpati memproduksi hormon prolaktin dalam darah
untuk membentuk susu merpati. Tembolok merpati akan menebal, dan membentuk kantong
dalam tembolok. Proses penebalan ini akan terus terjadi hingga menjelang menetasnya
telur. Selanjutnya lapisan yang menebal ini akan berubah menjadi cairan yang akan
disuapkan ke anak-anak merpati setelah menetas.

Memproduksi susu dan menyuapi anak-anak merpati tidak hanya dilakukan merpati betina
saja, hal ini juga dilakukan oleh merpati jantan. Merpati betina dan jantan akan bergantian
menyuapi anak-anak merpati sampai mereka sudah bisa makan biji-bijian *romantisnya
hihihhih. Kegiatan ini berlangsung hingga kurang lebih sebulan.

Setelah kurang lebih sebulan, seluruh kelenjar yang ada di tembolok merpati habis maka
fungsi tembolok merpati akan berangsur-angsur kembali seperti semula. Kadar hormon
prolaktin dalam darah juga akan menurun. Dan kondisi merpati akan kembali seperti
normal.

Anda mungkin juga menyukai