Bab 4 Sifat Kemagnetan Batuan PDF
Bab 4 Sifat Kemagnetan Batuan PDF
Momen magnetik
Magnetisasi
Momen magnetik
perunit massa
Suseptibilitas magnetik
Suseptibilitas massa
Momen magnetik dan suseptibilitas
Asal dari magnetisme adalah perputaran (spin) dan pengorbitan dari elektron dan
bagaimana elektron-elektron tersebut berinteraksi dengan elektron lainnya
Tiap bahan memberikan respon yang berbeda terhadap medan magnet yang melewatinya
Pada umumnya semua bahan bersifat magnetik, hanya saja beberapa bahan lebih
magnetik dibandingkan bahan lainnya
Perbedaan antar bahan adalah terletak pada interaksi antara momen magnetik atom-
atomnya. Beberapa bahan memiliki interaksi yang sangat kuat sebagian lagi sangat lemah
BAHAN MAGNETIK
Kelompok Bahan Magnetik
Klasifikasi unsur atas sifat magnetiknya
BAHAN MAGNETIK
DIAMAGNETIK
Diamagnetik: yaitu bahan yang kulit elektronnya lengkap dan terisi oleh
elektron yang berpasangan
Contoh:
Susep 10-8 m3kg-1
BAHAN MAGNETIK PARAMAGNETIK
Paramagnetik: yaitu bahan yang jumlah elektron pada kulit atomnya tidak
lengkap (sebagin ada elektron yang tidak berpasangan)
Memiliki momen magnetik
Suseptibilitas 10-3 - 10-6 SI
Hukum Curie
Induksi magnetik (B) adalah jumlahan antara medan yang diakibatkan oleh
kuat medan magnetik luar (H) dan efek magnetisasi (M)
Kurva Histerisis
Kurva histeresis dapat
menunjukkan adanya
pengaruh magnetic
histories pada medium
ferromagnetik, dengan
mengubah kuat medan luar
dan mengamati induksi
magnetik yang muncul.
Ketika kuat medan magnet
menjadi nol, ternyata induksi
magnetnya tidak serta merta
menjadi nol.
Agar induksi magnetisasi
menjadi nol, maka diperlukan
medan magnet yang
berlawanan arah.
Kurva Histerisis
1. Sampel dengan momen magnet
acak disearahkan dengan medan
magnet luar H.
2. Momen dipole searah
magnetisasinya menguat sesuai
dengan besar H, pada medan
magnetisasi mulai jenuh akan
konstan.
3. Medan magnet luar dilepas
(H=0), maka momen dipole
kembali acak dengan masih
punya magnetisasi remanen.
4. Bila diberi H negatif, momen
dipole diserahkan kembali pada
arah negatif sampai jenuh.
BAHAN MAGNETIK
Parameter histerisis
bergantung dari ukuran
butir, maka kurva
tersebut menjadi penting
dalam mengukur ukuran
butir dari sample alam.
BAHAN MAGNETIK
DOMAIN MAGNETIK
Anisotropi Bentuk
Tipe anisotropi karena bentuk butiran,
bagian bentuk butir yang tajam akan
memiliki magnetisasi dan menghasilkan
kutub kutub magnet di permukaannya
Mineral Diamagnetik
Mineral Paramagnetik
Mineral Ferromagnetik
Mineral Antiferromagnetik
Mineral Ferrimagnetik
SIFAT KEMAGNETAN BATUAN
1 biotit
2 amphibolite
3 piroksin
Mineral Composition Magnetic Order Tc(C) s (Am2/kg)
Oxides
Oxyhydroxides
Iron Fe FM 770
Nickel Ni FM 358 55
Iron oxyhydroxides dan iron sulphides juga signifikan tetapi umumnya tidak
melimpah. Fe-Ti-oxides merupakan unsur yang sangat dominan terutama pada
batuan vulkanik. System dari unsur inilah yang mendasari dalam pengetahuan
tentang karakteristik ferrimagnetik dalam batuan (Nagata 1966).
Untuk itu udara memiliki nilai suseptibilitas yang positif sebesar 0.04 . 10-5,
sedangkan hydrocarbon harga suseptibilitasnya berkisar (-10-8).
Kemagnetan batuan
Kemagnetan batuan sangat dikontrol oleh kandungan mineralnya. Oleh karena
itu nilai susetibilitas batuan sebenarnya tidak dapat ditenetukan dari jenis
litologinya, tetapi dari unsur mineralnya.
Walaupun unsur mineral pada batuan ini sangat kecil, tetapi justru sangat
berpengaruh dalam menentukan kemagnetan batuan tersebut.
Kondisi genetik
Damm (1988) melakukan penelitian pada dua
intrusi batu granit yang berbeda dari segi
umurnya, dan menemukan hubungan sacara
linear antara intrusi yang lebih muda terhadap
intrusi yang lebih tua. Dimana untuk batuan yang
lebih tua, nilai suseptibilitasnya lebih kecil
dibanding batuan yang lebih muda walaupun n = banyaknya pengukuran
dipengaruhi oleh kuat medan magnet yang sama 1 = intrusi muda
2 = intrusi tua
Alterasi
Platou (1968) melakukan penelitian pada batu
granit yang menunjukkan bahwa alterasi dari
mineral mafic (hornblende dan biotit) ke chlorite
dan magnetite, akan menaikkan nilai
suseptibiitasnya sebanding dengan naiknya
tingkat alterasinya.
Kandungan mineral lempung
Kopf et al (1981) menemukan hubungan antara suseptibilitas dan kandungan
mineral lempung (dalam persen diukur dengan menggunakan analisis sinar-X)
pada batu lempung, batulanau, dan batupasir, yang dirumuskan dalam
persamaan empiris :
1 granit
2 diorite dan gabro
3 hiperbasit
Kandungan bahan magnetik
Magnetite merupakan unsur yang umum dari system Fe-Ti-oxides (Hearst dan
Nelson, 1985) merumuskan hubungan antara suseptibilitas dan kandungan
bahan magnetic sesuai dengan persamaan :
Dimana Vm adalah kuantitas magnetite
dalam % volume, sedangkan a dan b
adalah variable empiris.
SIFAT KEMAGNETAN BATUAN
Am = amphibolit
ch-bc = cloritik-biotitik
b-am = biotitic-ampibiolitik
Fe-Q = Fe-Quarsit
SIFAT KEMAGNETAN BATUAN
= 0.101 ln d + 0.502
= 0.277 ln d - 0.423
d dalam m
SIFAT KEMAGNETAN BATUAN
a/b
Ellipsoid = perbandingan 2 diameter sumbu
Silinder = perbandingan tinggi dengan diameter
Prisma = perbandingan tinggi dgn lebar
SIFAT KEMAGNETAN BATUAN
1 (suseptibilitas maksimum),
2 (suseptibilitas menengah),
3 (suseptibilitas minimum)
1 + 2 + 3
Suseptibilitas rata rata =
3
TIPE REMANENSI
TIPE REMANENSI
Post Depositional Remanent pDRM Magnetisasi yang diperoleh setelah deposisi dan
Magnetization terjadi karena efek mekanika pada sediment
yang basah
SEKIAN