Kitab Barencong Oleh Datu Sanggul
Kitab Barencong Oleh Datu Sanggul
Simpang siur kabar akan keberadaan dan asal usul kitab ilmu hakikat yang
sering dikenal kitab barencong.
Ikhwal kitab barencong dan asal mulanya menurut riwayat adalah berasal dari
Datu Nur Raya,dinamakan datu nur raya karna beliau hadir disaat hari raya idul
fitri setelah selesai sembahyang ied,datang entah darimana berperawakan
tinggi dan seketika meninggal dunia di depan mesjid tempat melaksanakan
sembahyang ied dan meninggalkan sebuah benda benbetuk kitab dan diambil
lah oleh datu Syaiban(datu suban).
Karna berperawakan tinggi panjang dan pada musim itu sedang kemarau..maka
masyarakat tatakan kesulitan untuk memandikan dan menguburkan jenazah
datu nur raya tsb,berkat akan kuasa Allah maka pada saat itu hujanpun turun
dan jenazah beliau pun terasa ringan untuk di kebumikan.
Dan sampai sekarang ini riwayat cerita datu nur raya masih fenomenal
dimasyarakat tatakan,begitupun makam datu nur raya berukuran panjang itu
masih ada di tatakan.(silahkan jika para sahabat ingin berziarah ke desa tatakan
unruk melihat secara langsung).
Dari datu nur raya inilah ikhwal asal mula kitab hakikat yg diberinama kitab
barencong..dan dikembangkan oleh datu suban dan pewaris selanjutnya adalah
datu sanggul murid dari datu suban.
Sahabat Am,sekarang kita luruskan apa arti kaedah dan makna KITAB
BARENCONG.
Nah..jadi kitab barencong ini adalah Sekedar istilah yang dipakai oleh dari
sebuah kitab ilmu hakikat. Inti daripada ajaran ilmu hakikat itulah yg bernama
kitab barencong yaitu ilmu kesempurnaan lahir dan batin pembauran/perpaduan
antara fiqih dan tasawuf. Dalam arti dua mata pelajaran ilmu Islam yang
berbeda namun tetap satu tujuan yang disyahkan oleh para sahabat dan para
tokoh-tokoh imam,aulia dan para wali Allah..
Adapun pembagian ilmu tersebut masing2 diprakarsai oleh tokoh datu yaitu datu
sanggul dan datu kelampayan.
Datu sanggul: ilmunya melebar di permukaan bumi serta alam dan seisinya naik
menjurus satu titik ke tujuh lapis petala langit menuju arasy Allah. Menjadilah ia
disebut ilmu ketuhanan atau ilmu hakikat.(pahamkan ini,karna kata kata hanya
gambaran perumpamaan agar mendekati paham).
Datu Kelampayan: ilmunya dari langit turun kebumi menjadi Rahmat semesta
Alam ,menjadilah ia Ahlus sunnah waljamaah.
Maka jelaslah bahwa nama kitab barencong adalah ajaran ilmu datu sanggul
yaitu ilmu hakikat semata.
Wallahualam bissawab..
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Baiklah kita mulai dengan ayat yang berbunyi : INNALAHA KHOLAQO QOBLAL
ASIA INNURI NABIYUKA. Bahwasanya Allah Talala menjadikan dahulu daripada
segala asia itu ilah NUR NABIMU. Diriwayatkan oleh ZABIR beliau pernah juga
bertanya kepada Nabiallah s.a.w. ; yaitu dijawab oleh Nabi AWWALUMA
KHOLAQOL LAHU TAALA NURI NABIYIKA,YA ZABIR. Mula mula dijakan AllahTaala
daripada segala asia itu ialah : NUR NABIMU ya ZABIR.
Maka nyatalah RUH NABI itu dijadikan dahulu daripada segala asia itu,dan lagi
dijadikan ia daripda Zatnya jua,tetapi sebelum tuhan menjadikan NUR
MUHAMMAD,Tuhan telah mengatakan dalam kitabnya Alquranul qarim yang
berbunyi : artinya : Pertama kujadikan ILMU sebelum kujadikan NUR
MUHAMMAD. Maka nyatalahkepada kita bahwa : NUR MUHAMMAD.
Maka nyatalah kepada kita bahwa NUR MUHAMMAD itu jadi daripada ILMUnya
dan daripada KUDRAT DAN IRADATNYA jua,seperti kata Syeh ABDUL WAHAB
SYAHRANI : INNALAHA KHOLAQOR RUHUN NABIYI MUHAMMADIN
MINZATIHI,WAKNOLAQOR RUHUL ALIMU MINNURI MUHAMMAD S.A.W.
Bahwasanya Allah Taala menjadikan Roh nabi itu daripada Zatnya jua, dan
daripda ilmunya jua, dan serta qudrat dan iradatnya. Dan menjadikan Roh
sekalian alam ini daripada NUR MUHAMMAD s.a.w Maka nyatalah kepada kita
bahwa Roh sekalian alam ini daripada NUR MUHAMMAD jua.
Dan segala batang tubuh kita ini nyata daripada Adam,tetapi Nabi Adam itu
dijadikan daripada tanah,seperti firman Allah Taala dalam AL quran :
KHOLAQOL INSANA MINTIN artinya : Aku jadikan Insan Adam itu daripada tanah
dan tanah itu jadi daripada Air, dan Air itu jadi daripada NUR MUHAMMAD s.a.w.
jua. Maka nyatalah kepada kita bahwa Roh kita dan batang tubuh kita ini jadi
daripada NUR MUHAMMAD; maka wajarlah kita ini bernama MUHAMMAD. Dan
nyatalah bahwa kalau Roh kita dan batang tubuh kita ini daripada Nur
Muhammad. Maka kita ini tiada lain dan tiada bukan,pada Hakikatnya Nur
Muhammad jua. Dan kalau telah jelas dalam hati marifatakan hakikat Nur
Muhammad itu, maka hendaklah engkau mesrakan Nur Muhammad itu kepada
Roh dan kepada batang tubuhmu dan kepada seluruh kainat. Kalau sudah benar-
benar mesra,insya allah engkau akan melihat keelokan zat yang wajibal wujud.
Dan Syeh ABDUL RAUF berkata : yang sebenar-benar diri itu ialah nyawa. Yang
sebenar-benarnya nyawa itu ialah Nur Muhammad. Dan yang sebenar-benarnya
Nur Muhammad itu ialah sifat. Yang sebenar-benarnya sifat itu ialah zat. Tetapi
disini bukan zat hayun,tapi zat hayat.
Dan lagi kata aribillah : Bermula yang sebenar-benarnya diri itu ialah Roh,tatkala
ia nasab sekalian tubuh,nyawa namanya. Tatkala keluar masuk nafas namanya.
Tatkala ia berkehendak hati namanya. Tatkala ia ingin akan sesuatu nafsu
namanya. Tatkala ia memilih akan sesuatu ihtiar namanya. Taktkala ia dapat
memperbuat akan sesuatu akal namanya. Dan tatkala ia yakin akan sesuatu
iman namanya.
Jadi pohon akal itu adalah ilmu. Inilah yang disebut yang se-benar benar diri.
Tetapi janganlah terhenti kepada roh itu saja, teruskanlah kepada yang hak.
(kepada Allah Taala).
Maka adalagi sebuah hadis qudsyi berbunyi : AL INSANU SIRRI WAANA SIRRAHU.
Artinya : insan itu rahasiaKu,dan Akupun rahasianya. Dan lagi firman yang
berbunyi : AL INSANU SIRRI WA ANA SIRRI WASIFATIN WA SIFATUN LAGOIRIH,
artinya : insan itu rahasiaku,rahasiaku itu sifatku,dan sifat itu tiada lain daripada
aku jua. Jadi yang sebenar-benarnya insan itu manusia, yang sebenar-benarnya
manusia itu ialah Afal Allah. Yang sebenar-benarnya Afal Allah itu ialah Sifat
Allah. Yang sebenar-benarnya Sifat Allah itu ialah Zat Allah. Karena zat dan sifat
itu tiada menerima tunggal; dan Zat dan Sifat itu tiada sekutu dan tiada pula
bercerai. Dan barang siapa menyekutukan Zat dan Sifat, atau menceraikannya,
maka tersebut dihukumkan SYIRIK KHAFI.
Orang yang mmenceraikan itu berdosa. Orang yang syirik itu syirik zali hidupnya
penuh dosa yang tiada maaf baginya. Karena orang yang seperti itu ia merasa
bahwa dirinya yang ada. Sabda Rasulullah s.a.w. didalam Al hadist : yang
berbunyi UJUDUKA ZAMBUN QIAASALAHU LIGOIRIH. Artinya : Syirik Khafi itu
adalah dosa besar. Jadi selama ujud Adam masih melekat dalam dirimu,niscaya
tiada sampai semua ibadatmu walau setinggi langit. Jadi untuk melepaskan
syirik khafi itu keluarlah engkau dari diri engkau. Disini kita bicarakan sedikit
tentang diri kita yang sebenar-benarnya.
Jadi yang pertama tadi ialah kembali kepada yang hak. Kedua ialah kembali
kepada rasa Muhammad. Ketiga ialah yang betah tinggal kepada rasa adam
semula. Jadi dosa besar yang tiada ampunan : kecuali kembali kepada yang
sebenarnya. Insya Allah kita uraikan panjang lebar dan lebih mendalam lagi
dalam pelajaran yang akan datang.
MENGENAL DIRI
Alam ini penuh dengan rahasia-rahasia yang tersembunyi. Rahasia itu tertutup
oleh dinding-dinding, dinding- dinding itu ialah hawa nafsu kita sendiri, atau
yang disebut nafsu kita sendiri, atau disebut pula nafsu saiton, atau dengan kata
lain ialah : nafsu lawammah atau nafsu sawiyah atau nafsu yang batal/agiar.
Dinding-dinding itu mungkin tersimbah dan terbuka, asal kita sudi menempuh
jalannya, jalannya ialah : jalan yang ditempuh oleh orang arif, dan mau
mengurangi sedikit dari hawa nafsu kebendaan. Dan sanggup menyisihkan
segala halangan dan rintangan yang hendak menggagalkan niat kita yang baik
itu. Jadi yang hendak kita kenal ini bukanlah diri yang kasar ini. Tetapi diri yang
bersifat ketuhanan.
Diri kita ini ada dua unsur : pertama unsure jasad atau badan kasar. Kedua unsur
Ruh atau badan latif. Ruh itu erat sekali pertaliannya dengan Tuhan. Memang
sudah hamba katakan dahulu bahwa RUH itu adalah suatu Rahasia yang amat
pelit sekali.
Jadi yang sebenar-benar Nur Muhammad itu Sifat. Sebenar-benar sifat itu ialah
Zat. Jadi Zat itu Zat Hayat,bukan Zat Hayun. Jadi Allah adalah nama Zat, dan
Muhammad nama Sifat. Zat dan Sifat itu tiada bersatu dan tiada bercerai.
Sekarang marilah kita teruskan untuk mengenal diri dan mengenal Tuhan Allah
Azzawazalla.
WANAN KAANAFI HAJIHI AMA FAHUWA FIL AKHIRATIAMA WA ADHOLLU SABBILA,
artinya : Barang siapa buta dalam dunia ini, niscaya buta juga di akhirat sesat di
jalan.
Seratus dua puluh empat ribu nabi-nabi dit=utus Tuhan kedalam dunia ini,
adalah untuk mengajar dan memimpin umat manusia, untuk cara-cara
membersihkan bathin atau qalbu, supaya dapat marifat dan mengenal Allah.
Tujuan utama ialah : agar memperoleh kebahagiaan jiwa, dan ketenangan
bathin. Karena yang sebenar-benar Kaya itu ialah kebahagiaan jiwa dan
kebersihan hati.
Inilah tujuanutama bagi alat jiwa manusia ini. Inti daripada selaga kebahagiaan
itu ialah : Marifatullah. Jadi siapa yang sudah Marifat itulah sorga dunia dan
sorga akhirat nanti. Dan siapa belum/masih terdinding itulah neraka dunia dan
neraka akhirat nanti.
Jadi barang siap tidak ada hasrat memiliki ilmu ini maka samalah ia makan nasi
bercampur pasir.
Marifat itu adalah suatu amanah dari tuhan yang wajib kita tuntut dan kita tuju.
Pengantar dan Perintis yang pertama dalam ilmu bathin, atau ilmu hakikat/ilmu
tasawuf adalah RASULULLAH sendiri. Kemudian dijadikan suatu pelajaran, dan
ilmu tersendiri oleh Syaidina ALI KARAMMULLAHUWAJHAH, kemudian dilanjutkan
oleh HASAN BASRI anaknya. Hairoh yang menjadi pembantu peribadi Ummu
Salamah yaitu ketika HASAN BASRI masih kecil ilmu ini sudah mulai melimpah
kepada beliau, karena dekatnya kepada Rasulullah s.a.w.
Kemudian Ahli kebatinan yang pertama sekali ialah : ABU HASYIM AL KUFI, beliau
berasal dari koufah yang meninggal pada tahun 150 atau tahun 761 M. Adapun
sumber ilmu tasawuf itu adalah dari AL QURAN dan AL HADITS. Dan menuntut
ilmu ini adalah hukumnya Fardhu ain. Maka barang siapa tidak peroleh ilmu ini
ditakuti mati dalam kekafiran.
MARIFATULLAH.
MENGENAL DIRI :
1. ZAT illahiyah
2. ZAT masbiyah
3. ZAT addahiyah.
Dan didalam diri kita ini ada suatu perbendaharaan yang tersembunyi : disitu
ada mahligai. Didalam mahligai itu ada alat yang halus , ada yang kasar.
Kesemuanya itu adalah berupa amanah tuhan dan suatu titipan Tuhan kepada
hambanya. Amanah itu ialah suatu titipan Ruh dan itulah yang wajib kita
pelihara dan kita jaga kemurniaannya. Ruh inilah yang sanggup mengenal
Tuhannya. Dan yang sanggup melaksanakan sebagai khalifah didalam bumi ini.
Apakah alat yang halus dan kasar itu tadi?
Pertama diri jahir berupa jasad. Batang tubuh dengan kelengkapannya seperti ;
kaki,tangan,mata hidung,mulut telinga,dan lainnya. Serta dalam tubuh ini ada
Ruh,hati,akal dan nafsu. Yang kesemuanya itu tergolong alam yang disebut alam
sagir (alam kecil).Yang kesemuanya itu terjadi dari unsur2 api,angin,air dan
tanah/bumi. Inilah yang disebut laksana kuda tunggangan yang menjadialat
nbagi hakikat Roh itulah sebagai penunggangnya.
Kedua diri bathin yang berujud qalbu atau Ruh. Bukannya ber-ujud benda dalam
tubuh, dan dia tidak akan binasa untuk selamanya. Dialah yang sanggup
memerintah jasad, dialah yang mampu mengenal Allah. Dialah Raja kuasa. Ruh
itu raja kuasa dan sanggup mengenal Allah. Apakah sebabnya dikatakan raja
kuasa? Sebabnya ialah kerena ruh ituu adalah yang menjadi tempat majhor
kenyataan terang benderangnya sifat-sifat Allah. Ruh Muhammad itulah/adalah
dari NUR menyata. Itulah yang dikatakan cahaya yang cerlang cemerlang yang
tiada harapan : Tuhan bertajali kepadanya. Sedabg sifat sifat Allah itu ada pada
ZATnya. Maka apabila kita mendakwa kepada Ruh, maka haruslah ditembuskan
pandangan kita kepada Sifat dan Zat Allah.supaya tidak terdinding lagi kepada
Allah.
Kalau kita terhenti kepada ruh itu saja, tidak kita teruskan kepada Allah, maka
kita terdinding kepada Allah. Kalau masih betah berdiam kepada Muhammad,
ber-arti belum kembali atau belum pulang landas kepangkalannya. Kalau sudah
pernah tinggal landas inilah yang dikatakan orang yang bergembira setiap saat.
Sedangkan Rasulullah sendiri sebagai asal usul segala kejadian,toh beliau
pulang kembali kepangkalannya,apalagi kita ini.
RUMUS/ MUTIFATOR
3. Kuasa anggota tubuh karena Ruh, kuasa Ruh karena kuasa Allah.
6. Melihat mata karena melihat Ruh, melihat Ruh karena melihat Allah.
7. Berkata mulut karena berkata Ruh, berkata Ruh karena berkata Allah.
Maka kita rumuskan pula tentang diri bathin itu sebagai berikut dibawah ini :
3. Nur bathin, hakikatnya Asma Allah, yang kepada kita menjadi hati. Maksudnya
hati itu adalah tempat majhor daripada Asma Allah.
4. Syuhud bathin, hakikatnya adalah Afal Allah, yang kepada kita menjadi batang
tubuh. Maksunya batang tubuh kita ini adalah tempat majhor dan tempat nyata
perbuatan Allah. Jalannya adalah bahwa segala amal usaha lahir yang dilakukan
ole manusia. Tapi pada hakikatnya dan pada bathinnya adalah semata-mata
perbuatan Allah.
Maka hal itu dinamakan penyaksian Bathin. Karena amal usaha jahir itulah yang
membuktikan perbuatan bathin. Itulah yang member bekas, kerena terjadi dari
sifat bathin, yang tidak bias lepas dari ujudnya : yakni Zatnya yang maha kuasa.
Demikianlah yang dinamakan tauhidul Zat, tauhidul Sifat, tuahidul Asma,
tauhidul Afal. maka melihat sesuatu apa saja perbuatan Allah.
Maka dengan demikian fana lah yang lain : yakni ujud lahir dan sifat lahir,dikala
itu tidak ada yang ada kecuali bathin. Maka sekaran bathinlah yang melihat
bathin/melihat gerakan Zat. Dari itu maka jelaslah sekarang kepada kita bahwa
yang memandang ia yang memandang. Dan kalau sudah mantap pandangan ini,
dengan sendirinya naiklah ke makam baqabillah. Karena pada makam ini seperti
ucapan ahli tasawuf, BAQA itu ialah daripada Allah, dan dengan Allah.
SYUHUDUL WAHDAH FIL KASRAH artinya : memandang yang satu kepada yang
banyak. Dimana pokok pandangan dimulai dari syuhud bathin, naik kepada Nur
bathin, dan kepada ilmu bathin. Dan akhirnya sampai kepada ujud bathin.
Maka apabila sudah lenyap dan fana segala yang lain daripada Allah Taala dan
sudah lenyap segala sifat-sifat kejadian,yakni majhor kenyataan,maka akan
tercapailah makam baqa ; yang disebut juga makam tajali atau Nampak, makam
Zuhur atau nyata; yang menghasilkan pandangan :
MA RAYTU SYAIA ILLA WAROITULLAH MAAH Artinya : tidak aku lihat sesuatu,
yang Nampak bagiku Allah besertanya.
MA RAYTU SYAIA ILLA WAROITULLAH QABLAH Artinya : tidak aku lihat sesuatu,
kecuali yang Nampak bagiku Allah sebelumnya.
MA RAYTU SYAIA ILLA WAROITULLAH BADAH Artinya : tidak aku lihat sesuatu,
yang Nampak bagiku Allah sesudahnya.
MA RAYTU SYAIA ILLA WAROITULLAH FIIH Artinya : tidak aku lihat sesuatu,
kecuali yang Nampak bagiku Allah dalamnya.
Demikianlah makam yang dicari setelah melewati fana dan fana ul fana.
Adapun yang dimaksud dengan fana oleh ahli tasawuf ialah : lenyapnya
perasaan hamba dari nafsu basyariah,yakni segala sifat-sifat ke-ia-an dan ke
akuan dari kemanusiaan,sudah takluk pada tuhannya, maka jadilah ia baqa
dengan Allah Taala.
Kapankah datangnya dan kapan pula kembalinya? Jawabnya ialah : bahwa diri
bathin itu datang kedunia ini adalah setelah adanya jasad,sesuai dengan firman
Allah : yang artinya ; kemudian kami sempurnakan jasad itu, lalu ditiupkan roh
kepadanya.
Darimana diri itu datangnya den kemana pula kembalinya, serta apa maksud
datang kedunia ini?
Karena sudah dijelaskan fasal yang lewat : yaitu laksana kuda tungganganya
dengan penunggangnya. Kuda ditamsilkan sebagai jasad. Dan Roh sebagai
penunggangnya. Pada fasal yang lalu sudah kita jelaskan bahwa perjalanan salik
dalam mencari dan mengenal Zat Allah itu adalah dimulai dari bawah hingga
kepada keatas atau yang disebut TARRAQI : misalnya dimulai dari tauhidul asma,
tauhidul sifat, tauhidul afal dan tauhidul Zat sampai kepada LAMAUJUDA
BIHAQQIN ILLALLAH, artinya : Tidak ada yang ada kecuali dia jua yang ada.
Sekarang kita mengambil dalil dari pada kaum sufi yaitu sudah dimufakati ber-
sama bahwa : segala sesuatu selain Allah pada hakikatnya tidak ada,dengan
kata lain semua itu tidak dapat dikatakan ada, sebagai adanya tuhan.
Disini hamba katakan bahwa semua itu Allah dan Allah itu semuanya. Ujud alam
ain ujud Allah dan Ujud Allah ain ujud alam. Allah itulah hakikat Alam : maka
wajarlah kita ini dengan Zat Allah atau Ujud Allah (rahasia Allah).
Berkata ABU HASSAN AS SYAZALI r.a Bahwa ; melihat Allah itu dengan
penglihatan iman dan yakin, ini lebih kaya daripada melihat dalil-dalil. Lebih baik
kita katakana bahwa; kita tidak akan melihat alam, dan andaikata ada juga,
maka penglihatan itu atau penglihatan aribillah itu tak ubahnya laksana melihat
debu terbang diangkasa yang pada penglihatan ada, tapi/namun dicari tak
ada,artinya : tak dapat menangkapnya. Itulah perjalanan aribillah atau wali Allah
; yang telah sampai kepda makam fana dan makam baqa.
1. Fana pada Afal (perbuatan), sampai merasakan bahwa tidak ada satu
perbuatan pun didalam ala mini.selain dari perbuatan Allah Taala.
2. Fana pada Sifat, hingga sampai menyakinkan bahwa tidak ada yang hidup
kecuali Allah. Apabila dikatakan tidak ada yang hidup pada hakikatnya kecuali
Allah ; berate juga tidak ada yang kuasa, yang berkehendak, yang ber-ilmu, yang
mendengar, yang melihat, dan yang berkata-kata, kecuali Allah semata-mata.
3. Fana pada Zat ialah ; hilang ujud yang lahir ini dan alam seluruhnya dan
pandangan ; kecuali Allah.
Jadi barang siapa yang melihat mahluk tidak punya perbuatan pada mereka,
maka sesungguhnya ia menang. Dan barang siapa yang melihat mahluk yang
tidak ada hidup pada mereka, maka derajatnya telah naik. Barang siapa melihat
mahluk tidak ada pada hakikatnya, maka ia telah sampai kepada titik yang
dituju, yaitu titik puncak ilmu dan marifat. Apabila kita sudah menjalani yang
tiga perkara ini, maka itulah makam fana namanya, dan selanjutnya naik
kemakam baqa, makam baqa itu ialah : HU ITU ALLAH TAALA. Sedang makam
fana kesimpulannya kepada : LAMAUJUDA BIHAQQIN ILLALLAH. Tidak ada yang
maujud, kecuali Allah Taala.
Demikianlah apa yang dapat hamba sampaikan, kalau sudah faham dan
mengerti,kuburlah ia. Jangan dibeberkan ditengah masyarakat umum/awam,
nanti bisa membawa fitnah besar. Sekarang baiklah kita teruskan kepada
membicarakan tentang meng-esakan Allah Taala pada segala perbuatan.
TAUHIDUL AFAL.
Memang itu perbuatan Allah; maka kalau kita lihat pada lahirnya segala
perbuatan itu dilakukan oleh manusia/hamba dan segala hayawan dan lain-lain
sebagainya. Tetapi namun kita teliti dengan cermat dan dengan penuh
keyakainan dan dengan tinjauan akal, dengan seksama bahwasanya memang
mahluk ini lemah, daif, hina tak punya daya upaya sama sekali. Dan tidak punya
sifat tasir dan sebagainya. Sedangkan segala pebuatan itu tidak akan ada kalau
sifat yang memperbuat itu tidak memiliki sifat-sifat tsb. Sifat-sifat tasir itu ialah
Qudrat, Iradat, ilmu, hayat sedang semua sifat-sifat itu ialah kepunyaan dan
milik Allah. Jadi segala perbuatan yang ada terlihat pada ala mini dan diri kita,
itulah perbuatan mazazi belaka,dan bukan hakiki. Itu adalah majhor dan
kenyataan perbuatan Allah kepada kita.
Kenyataan dan kejahiran perbuatan Allah kepada hambanya ; inilah oleh kaum
sufi disebut usaha ihtiar hamba. Dan disinilah takluknya hokum syara.
SYEH WAHAB SYAHRANI berkata ; beliau ada mendengar dari syaidina ALI AL
HAWAS ia berkata : Wajib bagi hamba mengitiqadkan bahwa segala perbuatan
dan usaha ikhtiar hamba, sama sekali tidak member bekas dangan sekira-kira
takwin dan atsar. Lebih jauh beliau berkata, Allah menghendaki mengadakan
suatu harakat atau yang disebut gerak perbuata, maka tidak akan ada ujunya
kecuali pada maddah atau tempat yang menerima hokum yang dimaksud ;
mustahil ada ujud gerak atau perbuatan tanpa ada maddah itu. Maka yang
dijadikan maddah atau tempat menjahirkan perbuatan Allah itu, adalah hamba
dan lain-lainnya. Itulah sebabnya dipandang ada segi lain, ada perbuatan
hamba.
Sanagat banyak sekali penjelasan dalam Al quran dan hadits-hadits nabi yang
memberikan keterangan2 bahwa hamba atau mahluk ini sama sekali tidak
punya perbuatan. Antara lain menegaskan, WALLAHU KHOLAQOKUM WAMAA
TAMALUN artinya : Allah yang menjadikan kamu dan segala perbuatan kamu.
(surah as shaa ayat 96).
Dan lagi ayat yang berbunyi : WAMAA ROMAITA IZROMAITA WALAKINNALAHA
HAROMA Artinya ; Hai Muhammad bukanlah engkau yang melempar dikala
engakau melempar, tapi Allah lah yang melempar dikala engkau melempar.
( surah anfaal 17 ).
Jadi untuk kemantapan pandangan kita,kita harus selalu melatih diri dengan
tidak bosan-bosannya mensyuhud perbuatan Allah Taala Azzawazalla.kita
hendak lah dalam hidup ini tidak hanya melihat yang tersurat saja,tetapi juga
yang tersirat. Dengan basyirah hati kita ini, biar saja mata melihat perbuatan
alam,namun dalam hati melihat perbuatan Allah.
Biar saja telinga mendengar alam, namun hati kepada Allah. Biar saja mulut
mengatakan perbuatan si A si B dan si C, namun hati tetap tercurah kepada
Allah. Boleh saja buat misal sekedar untuk mendekatkan kepada Allah (kepada
faham). Bahwa alam AKUAN yang kita lihat ini dengan bermacam-macam corak
dan ragam, hendaknya tak ubahnya laksana kita melihat bayang2 yang man
hati kita akan tertuju kepada yang punya bayang2 itu. Tidak mungkin bergerak
bayang bayang, tanpa bergerak yang punya bayang2. Jadi kesimpulannya
adalah : tiada yang hidup, tiada yang tahu, tiada yang kuasa, tiada yang
berkehendak dan tiada yang berkata-kata pada hakikatnya melainkan Allah
Taala.
Adapun zahir sifat ini kepada mahluk adalah tempat memandang sifat2 Tuhan
yang zahir pada mahluk, yakni bayang2 sifat tuhan kepada hamba. Seperti ujud
kita adalah bayang2 ujud Allah Taala. Mustahil ujud bayang2 dengan tiada ujud
yang mempunyai/empunya bayang2. Dan mustahil pula bergerak bayang2
dangan tiada bergerak yang empunya bayang2. Bermula misal ini karena untuk
menghampirkan faham jua adanya.
Jadi untuk kemantapan pandangan ini bahwa mahluk ini tiada mempunyai
perbuatan barang perbuatan, hanya saja perbuatan yang ada dalam ala mini
perbuatan,hanya saja perbuatan Tuhan Allah semata-mata. Dan jika engkau
sangka ada perbuatan lainnya daripadanya, walaupun sebesar zarroh, maka sirik
lah engkau,artinya : mensekutukan Tuhan dengan lainnya,(syirik khafi).
Demikianlah orang yang hendak me-esakan Allah Taala pada Afal atau
perbuatan, tanamkanlah keyakinan kita itu kedalam lubuk jiwa yang sangat
mendalam. ,sekira2/tidak bergeser walau sebesar zarrohpun, kalau sudah
mantap pandangan akan Afal Allah Taala maka manunggallah perbuatanmu
(manunggal dalam rahasia) dengan Afal-Nya.
TAUHIDUL ASMA
Maksud dan tujuan meesakan Allah Taala pada nama : yaitu yang sebenarnya
ialah untuk mengenal Zat Allah,sehingga manakala kita
memandang,mendengar,atau melihat nama apapun jua pada mahluk ini,maka
tercurahlah pandangan basyirah kita dan perhatian kita kepada Allah s.w.t.
Adapun pengertiaan meesakan sama itu ialah menyatukan,meninggalkan,dan
mengembalikan seluruh nama-nama atau nama-nama yang ada pada mahluk
ini,kepada nama dan Zat Allah Taala. Baik nama-nama yang menurut hikmah
dan manfaat daripada benda ala mini ataupun nama-nama menurut perbuatan
mahluk ini,yang disebut dengan nama perbuatan atau asmaul afal. Sekira-kira
dalam pandangan basyirah hati kita tidak ada yang bernama kecuali Allah. Jadi
nama-nama ini tidak terbatas kepada asmaul husna saja,tetapi lebih luas dan
lebih mendalam sekali atau tak dapat dihinggakan. Bermula kalfiat meesakan
Allah Taala pada asma itu,yaitu kita pandang dengan mata kepala dan dengan
mata hati kita pada asma Tuhan semata. Atau harus dikembalikan kepada Allah
Taala dengan dalil-dalil dan alasan sebagai berikut :
1. Karena afal mahluk adalah majhor dan kenyataan perbuatan Allah. Maka
begitu juga asma mahluk adalah majhor asma Allah yang tujuannya adalah
untuk mengenal Allah.
Adapun cara kita mamusahadakan pandangan ini ialah dengan dua cara yaitu :
SYUHUDUL KASRAH FIL WAHDAH dan SYUHUDUL WAHDAH FIL KASRAH. Artinya :
Pandang yang banyak pada yang satu. Dan pandang yang satu pada yang
banyak. Disni hamba simpulkan saja bahwa : Seluruh ASMA ini dari Allah dan
kembali kepada Allah. Jadi pada hakikatnya nama-nama yang ada pada mahluk
ini nyata adalah : nama-nama Tuhan Allah.
TAUHIDUS SIFAT
Engkau pandang dengan hatimu dan dengan mata kepalamu dengan hakkul
yakin dan dengan itiqad yang putus, bahwasanya tidak ada yang bersifat dialam
alam ini kecuali Allah. Seperti : kudrat, iradat, ilmu, hayat, sama, basyar dan
kalam. Semuanya adalah sifat-sifat Allah.
Jadi sifat-sifat yang ada pada mahluk ini adalah sifat-sifat majaji belaka,bukan
hakiki. Maka daripada itu nyatalah kepada kita bahwa sifat-sifat yang ada pada
kita sekarang ini adalah nyata sifat-sifat Tuhan Allah semata. Kalau kita sudah
mengembalikan sifat-sifat yang ada pada kita itu kepada Allah, niscaya fanalah
sifat-sifat kita itu kepada sifat-sifat Allah.
Sehingga tidak ada lagi yang bersifat,kecuali Allah. Jadi jelaslah sudah kepada
kita bahwa : kita ini tidak punya perbuatan,tidak punya nama dan tidak punya
sifat kecuali Tuhan. Sekarang tinggal lagi mengeesakan Allah Taala pada Zatnya.
BEBERAPA PENJELASAN
Sebelum kita membicarakan tentang tauhidul Zat. Maka marilah kita jelaskan
dahulu tentang tauhidis sifat itu tadi. Didalam istilah ilmu tasauf ada beberapa
perkataan yang menyangkut masalah sifat itu tadi. Kata-kata itu seperti dibawah
ini :
Jadi kalau tahkik pandangan kita dengan cara demikian, niscaya fanalah sifat-
sifat kita dan mahluk sekaliannya kedalam sifat Allah. Maka dapatlah kita
rasakan bahwa : tidak mendengar kita, tidak melihat kita, tidak berkata-kata
kita, tidak tahu kita, melainkan dengan pendengaran Allah, dengan penglihatan
Allah, dengan kalam Allah, dengan tahunya Allah. Dan tidak hidup kita
ini,melainkan hayatullah zat, hingga yang lainya daripada sifat-sifat Allah s.w.t.
semata-mata. Demikianlah penjelasan hamba. Baiklah kita teruskan kepada
mengeesakan Allah Taala pada ZAT,agar supaya para penuntut menjadi maklum
adanya.
TAUHIDUL ZAT
Meesakan Allah Taala pada zat adalah jalan yang terakhir dari perjalan seorang
salik. Disnilah titik terahir bagi arifibillah untuk menuju Allah dan disini
perhentian perjalanan kaum sufi dan para wali-wali.
Kalau alhak ada pada nabi,demikianlah ada pada kita. Demikianlah hamba
tambahkan supaya anda menjadi faham,dan supaya dapat melaksanakan tugas
masing-masing.
Firman Allah Taala : AL INSANU SIRRI WA ANA SIRROHU. Artinya insan itu
rahasiaku dan akupun rahasianya. Dan lagi firmannya : AL INSANU SIRRI WA ANA
SIRRI WASIFATIN WA SIFATUN LAGOIRIH. Artinya insan itu rahasiaku, rahasiaku
itu sifatku, dan sifatku itu tiada lain daripada aku jua. Jadi jelas kepada kita
bahwa memang : LA MAUJUDA BIHAQQIN ILALLAH. Artinya tiada yang maujud
didalam alam ini, melainkan Allah.
1. Semua zat mahluk itu nampak dilihat dengan mata ini,itu bukan hakiki ( rusak
). Dan itu hanya ujud hayali dan wahmi jua,yaitu sangka-sangka saja,dengan
tidak beralasan,karena ujudnya berada antara dua ADAM. Sedang ujud yang
berada antara dua itu,hukumnya ADAM,yaitu : ujud hayal.
3. Adanya nyata : dan semua ujud ala mini adalah yang dimaksudkan hanya
sekedar dalil titian untuk memandang kepada zat Allah Taala.
4. Jadi pada pelajaran yang lalu itu sudah kita jelaskan bahwa sifat-sifat yang
ada pada mahluk ini nyata sifst-sifat Allah s.w.t. Jadi kalau demikian jelas dan
nyata bahwa : zat mahluk ini berarti juga sesungguhnya nyata sifat dan afi
al,tidak lepas dari zat.
5. Ujud semesta ala mini tak ubahnya laksana debu yang terbang atau
diterbangkan oleh angin diangkasa : pada penglihatan mata ada,tapi kalu dicari
tak ada. Kalau sekiranya ada ujud ala mini pada hakikatnya,maka pasti pula ada
sifat-sifat atau afal yang member bekas itu. Sedangkan semua itu sifat dan afal
yang memberi bekas itu tidaklah ada,selain daripada sifat dan afal Allah Taala
semata-mata.
6. SYEH SIDIK IBNU UMAR KHAN berkata : Semua ujud lain daripada Allah
Taala,laksana ujud sesuatu yang kita lihat dalam mimpi. Tidak ada baginya
hakikat apabila kita terbangun dari tidur,maka hilanglah semua itu. Begitulah
hendaknya pandangan kita terhadap ujud ala mini sesuai dengan hadist yang
berbunyi : FALANNASU NIYAAFAIJA MAATU INTABAHUA. Artinya ; manusia adalah
tidur apabila mereka mati,barulah mereka bangun atau jaga.
Baiklah hamba uraikan sedikit tentang hadist yang baru kit abaca tadi,supaya
kita faham. Manusia semuanya itu tidur,apabila bangun barulah mereka
jaga,maksud hadist ini tadi ialah : orang yang hidup dengan hawa nafsunya
sendiri,bagaikan orang yang tidur,walaupun ia dalam keadaan bangun. Mereka
berbangga dengan nafsunya sendiri dan dengan akuanya,tetapi orang yang
telah sampai kepada rahasia yang satu itu,itulah orang yang bangun dari
tidurnya. Jadi siapapun yang masih tidur,maka mereka itu tetap betah pada
nafsunya sendiri,yaitu yang belum mengembalikan hak Allah Taala,mereka itu
tetap dalam hak Adam Demikianlah sepintas kilas hamba uraikan dan yang
dimaksud mati disini ialah : mati manawi atau mati mana saja. Itu sesuai
dengan hadist nabi s.a.w. yang berbunyi : ANTAL MAUTU QOBLAL MAUTU.
Artinya matikan dirimu sebelum engkau mati. Jadi disini adalah mati nafsu saja.
Maka daripada itu untuk mematikan nafsu itu jalannya ialah melepaskan diri dari
belenggu penjajahan hawa nafsu angkara murka. Jalannya ialah mengikuti jalan
sufiah,yang mereka itu telah berada dipuncak. Demikian seperti apa-apa yang
hamba uraikan menurut yang terdahulu itu. Untuk lebih mantapnya lagi, baiklah
hamba bawa anda kedalam laut marifat yang penuh dengan ombak dan
badai,sehingga anda bisa mabuk karenanya. Mabuk disini artinya : Karam
lenyap, hancur dan lebur kedalam hakikat hidup yang sebenarnya. Yaitu lebur
kedalam hidup yang sejati telah Esa dengan seisi alam dan bersatu dengan
seluruh per-kemanusiaan. Demikianlah contoh bagi orang yang hendak
mengenal diri. Sekarang baiklah kita berkisar pula kepada membicarakan
tentang makam fana atau maka binasa.
Makam fana ialah : Hilangnya ujud kita ini lahir dan bathin. Bukan hilang pada
nafsu ammaroh, tetapi hilang dalam pandangan makhluk, kalau kita sudah
benar-benar memesrakan diri kita lahir bathin kepada Nur Muhammad dan
bersatu dengan seluruh perikemanusiaan dan bersatu dengan seluruh
perikemanusaiaan dan bersatu dengan seluruh alam, maka kalau sudah beroleh
wasiat, hingga lenyaplah sifat2 Allah Taala.
Jadi kalau sudah begini fana lah zat kita dan sifat kita zahir dan bathin,inilah
dalilnya.
Jadi inilah yang disebt arti dan makna yang sebenarnya daripada fana dan baqa
itu tadi.
Inilah arti fana dan baqa yang dituntut oleh seorang salik/penuntut/tholib/murid.
Adapun alam insan itu terhimpun kepada diatas daripada segala alam,jika bukan
karena insane, se-suatu pun tiada dijadikan/dijahirkan oleh Tuhan selamanya.
Dalil menyatakan : Al insane sirri wa ana sirrohu, artinya insan itu rahasiaku dan
akupun rahasianya. Dan lagi : Al insanu sirri wa ana sirri,sifatun wasifatin lagoirih
: artinya ; insan itu rahasiaku,rahasiaku itu sifatku,tiada lain daripadaku jua.
Maka dari itulah insan dilebihkan oleh Allah Taala daripada malaikat ; pun
demikian lah hendaknya itikad kita adanya. Yaitu : itiqad yang putus adanya,dan
tiadanya,dan adanya.
Kalau anda sudah faham benar berarti putus itiqadnya, dan tiadanya dan
adanya; maka barulah mendapat makan ARIFIN yang sebenarnya. Baiklah
hamba uraikan secara ringakas tentang; ADANYA DAN TIADANYA.
Sekarang kita teruskan sedikit lagi tentang ada dan tiada. Keadaan yang abadi
dan ketidak adaanya keduanya sekalian bersamaan (sekaligus bersamaan).
Adalah merupakan : Ujud dati Tuhan. Sangkalan mengandung pengakuan yang
positif.
Jadi disini sangkalan dan pengakuan tidaklah terpisah dan tidaklah tersentuh,
maksudnya ialah : bercerai tidak ,bersatu tidak : akan tetapi keduanya Nafi dan
dibatasi oleh kalimah ILA dan tidak boleh masuk kedalam kalimah ILLALLAH.
Selanjutnya kita harus tahu keadaan harus memberi petunjuk yang terang
tentang apa yang dianggap ada, seperti suatu petunjuk terhadap yang ditunjuk.
Jadi rumus ILLALLAH adalah yang dianggap sebagai ADA. Maka mutlak lah nama
keadaan yang maha mulia dari Tuhan Allah Azzawalla, hanya untuk dialah rumus
ILALLAH itu tepat. Jadi kesimpulannya adalah : SERBA ESA,SERBA SATU,DAN
HITUNGAN SEGALA JIWA-PUN ADALAH SATU (DALAM RAHASIA TUHAN).
Disini tidak ada lagi dua faham dalam ujud,tidak ada lagi dua kata dalam
perbuatan,tidak ada lagi dua unsur dalam asma dan tidak ada lagi dua jenis
kehidupan. Dan tidak ada lagi dua rumus dalam Zat dan Sifat segalanya :
QADIRUN BI ZATIHI, MURIDUN BI ZATIHI, ALIMUN BIZATIHI, HAYUN
BIZATIHI,SAMIUN BIZATIHI, BASYIRUN BIZATIHI, DAN MUTTAKALIMUN BIZATIHI.
NUR MUHAMMAD atau HAKIKAT MUHAMMAD disebut juga NUR AWAL, artinya
asal segala kejadian dan akhir segala kenabian : ALHAK dan dia pada Nabi.
Itulah sebabnya hakikat MUHAMMADitu disebut utusan, maka kalau hakikat
Muhammad itu disebut utusan tuhan maka carilah dan galilah sedalam-
dalamnya hakikat hidup kita ini,supaya bisa pulang kembali keasalnya,yaitu
kembali kepada hidup yang sejati, yaitu hidupnya tuhan yang kekal dan
abadi,dan asali dan tidak terkena rusak. Itulah yang disebut Zat yang maha
besar HAK Tuhan Allah yang dikenal dengan sebutan : HAQQULLAH TAALA.
LIQO-PERTEMUAN
Bertemunya makhluk manusia kepada Tuhan dan sampainya, itulah puncak
harapan, dan dengan itulah ia mencapai akan kebahagiaan dan kerajaan besar,
bahkan dengan itulah ia akan lupa dan terhibur dari segala sesuatu selain Allah.
Apabila tuhan membukakan bagimu jalan untuk marifat atau mengenal
kepadanya, maka janganlah engkau menghiraukan asal amalmu yang masih
sedikit umpamanya.
Andaikata engkau tidak dapat sampai kepada Allah : kecuali sesudah habis
lenyap semua dosa dan kekotoran sirik, niscaya engkau tak dapat sampai
kepadanya. Untuk selamanya. Tetapi bila Allah menarik engkau kepadanya,
maka Allah menutupi sifat2mu dengan sifatNya, dan kekuranganmu dangan
kurniaNya. Hilangkan pandangan mahkluk kepadamu,karena puas dengan
Penglihatan Allah kepadamu. Dan lupakan perhatian makhluk kepadamu,karena
melihat bahwa Allah menghadap kepadamu.
Sebaik-baik saat dalam hidupmu : ialah saat ingat kepada tuhan,dan ptus
hubungan dengan segala sesuatu yang lainnya.
Dan apabila pada saat itu tidak ada lagi pandangan yang lainnya dari Allah,
maka pada saat itu murnilah pengertian tauhidmu kepada Allah.
Marifat yang paling tinggi dan yang paling dianugrahi Allah Taala dengan ilmu
Terbayang.
Yang dimaksud ilmu ternyang itu ialah ; ILMU LADUNIYAH, yang tiada mudah
hilang.
Sedang ilmu yang tampak ini mudah hilang dibawa angin lalu, jadi yang
dinamakan ilmu yang tampak ialah ilmu hafalan dan darusan. Apabila lupa ia
dengan ilmunya,niscaya terhenti bicaranya(lafalnya). Karena kalau diteruskan
bisa membawa kehancuran dan kerusakan menyeluruh. Itulah dia ilmu yang
tampak. Sedang ilmu terbayang tak pernah pudar untuk selama-lamanya. Ilmu
yang tampak hanya dimilki orang alim fiqih, sedang ilmu terbayang dimilki oleh
Ahlullah.
Jadi ilmu yang tampak kitu hanya bercahaya dalam alam dunia ini saja. Sedang
ilmu yang terbayang,bercahaya-cahaya meliputi hati orang yang memiliki
qalbun salim. Artinya ; hati yang latif yang bersifat ketuhanan(Lahud).
Itulah DIA yang disebut cahaya yang cerlang cemerlang yang tiada harapan
tuhan bartajali kepadanya. Dia bukan Zat, bukan benda dan bukan materi :
tetapi dia adalah yang paling sulit pada segalanya.
Itulah DIA kaymiyakbathin, DIA diatas daripada ilmu yang ada dalam dunia ini.
Kalau masih terhenti kepada ilmu, belumlah ilmu. Ilmu yang sejati ialah :
ALIMULGOIBI WASYSYAADAH. Ilmu yang seperti ini hanya dianugrahi kepada
hambanya yang dikehendakinya.
Ilmu yang nyata boleh untuk semua orang, ilmu yang goib hanya untuk
hambanya yang beroleh petunjuk dan anugrah istimewa daripada Allah Taala,
bukti nyata lihatlah kepada nabi-nabi. khususnya kepada Nabi Muhammad s.a.w.
Kalam yang tertulis dalam Al quran datangnya dariman dan kembalinya atau
simpunnya kemana?
Apakah setelah membekas pada kulit2 kayu, daun korma, dibatu dan dikayu2 :
sudah hilangkah yang sejatinya?
Apakah Al quran itu hanya tertulis di lukh mahfut saja? Adakah lagi lainnya?
Bagaimana riwayatnya dan apakah nama tempatnya?
Kitab yang diturunkan Allah kebumi ini ada 104 buah kitab, Adakah kitab yang
tersmbunyi dibalik yg 104 itu? Tidak; Kitabullah yang sebenarnya itu apakah ia
berhuruf, bersuara, dan merupakn kata-kata?
Manusia ini ini hanya diberikan sedikit saja percikan kalam Tuhan yang hakiki
dan Azali. Jadi siapa yang berhajat kepada ilmu, ilmulah namanya, siapa yang
berhajat kepada Allah,Allah namanya.
Dan barang siapa tiada berhajat kepada ilmu dan kepada Allah, ITULAH YANG
SEBENARNYA ,yang sampai.
Inilah makam tuhan yang hakiki dan Azali. Dan inilah makam Ahlul akhirat
namanya. Inilah makam nabi-nabi dan rasul-rasul Allah, inilah makam
MAHMUDAN namanya: Makam yang terpuji dilangit dan dibumi, jadi siapa yang
dikehendaki Allah,semuanya Jadi.
Tidak ada tertengah bagi Allah,hanya engkau sendiri kurang faham dengan
Allah. Bila engkau faham dengan Allah, maka berarti engkau sefaham dengan
Allah. Artinya : fahaman satu rahasia dengan faham Allah. Kemauanmu satu
rahasia dengan kemauan Allah. Kebesaranmu satu rahasia dengan kebesaran
Allah. Akhirnya Ujudmu dan hidupmu satu rahasia dengan Ujud Allah dan
Hayatullah Zat. Dan satu rahasia dengan perikemanusiaan, dan dengan seluruh
jagat raya ini. Dan se-gala2nya dalam hal apapun jua, tetapi tetap satu rahasia
dengan kebesaran dan kemuliaan dan kekerasan, keelokan dan kesmpurnaan
zat. TUHAN YANG MAHA AGUNG DAN YANG MAHA SEMPURNA.
Marilah kita menjadi seorang sufi,menjadi seorang sifa. Karena kita adalah
pengikut nabi yang telah disucikan dan dibersihkan atau mutafa. Marilah kita
menjadi sufi,dalam menghadapi kehidupan sehari-hari,suci dalam
perniagaan,sufi dalam pergaulan,sufi dalam hidup kasih saying,dan sufi dalam
hubungan dengan Tuhan. Sufi sejati luas perasaannya,tinggi hikmahnya dan
putus segala tali pengikat yang mengikat kebebasan jiwa,terikat oleh
siapapun,dan oleh apa-apa saja,selain terikat oleh Allah.
Sufi yang sejati meleburkan dirinya kedalam masdar tempat asalnya,fana diri
kedalam baqa. Dalam manusia biasa,maksudnya dalam pandangan manusia
biasa, Tuhan adalah yang maha kuasa atas alam ini. Alam ini dibolak
balikkan,ditelentangkan dan ditelungkupkan oleh satu zat yang maha kuasa :
ALLAHU AKBAR. Dalam pandangan sufi memandang bahwa Tuhan itu adalah
hakikat ujud dalam hidup ini atau hakikat kekuatan dalam hidup. Kekuatan dan
tenaga itulah menjadi gerak gerik hati manusia bahwa gerak gerik alam alam
maya pada ini. Sufi yang sejati ialah : yang selalu ingat kepada Allah dalam
setiap saat dan lidah tidak kering-kering menyebut Allah,dengan maksud
nyawanya tidak putus mengingat Allah. Meskipun lidah jasmaninya berdiam diri
saja. Sufi sejati telah putus segala-gala rantai yang beri batas dengan alam.
Rohaninya terbang tinggi laksana burung yang terbang keangkasa luas
menyusup awan hijau,ditinggalkannya sangkar,naik keatas puncak
gunung,ditinggalkannya gunung naik keatas awan hijau,dia bertahta diatas
awan hijau,dipandangnya sangat lemah sekali alam semesta ini,termasuk
dirinya,kian lama kian terasa semakin lemah, AKUNYA : yang akhirnya leburlah
AKU kedalam hakikat AKU yang sebenarnya. Itulah ufuk tinggi luar biasa,kadang-
kadang ia berjumpa dengan orang-orang suci,atau aulia Allah,dan waliAllah,serta
orang-orang ahli tasauf.inilah mirojnya yang pertama bagi seorang sufi. Jadi
kalau aku masih merasa aku,maka belumlah aku sampai kepada inti cinta. Kalau
AKUKU : Aku leburkan kedalam engkau,maka AKU adalah ENGKAU dalam segala
hal.
Kini AKU tiada disana. Hanya engkau tinggal semata. Sekarang AKU tak dapat
berkata-kata lagi. Bagaimana AKU menerangkan tentang DIA. Sedangkan AKU
dengan AKU, dan AKU dengan dimana. Kalau AKU kembal, maka dengan AKU
kembali itu terpisah. Kalau AKU lalai,dengan lalai itu, AKU diringankan. Apabila
AKU berpadu kembali barulah jiwaku menjadi tentram dan damai/bahagia. Inilah
pendirianku atau akidahku yang terakhir. Akhirnya : AKUKU LEBUR KEDALAM
JIBU.
Jadi kalau seorang penuntut telah sampai kepada JIBU / LA HURUFIN WALA
SAUTIN : Maka pastilah ia faham akan apa-apa yang dibicarakan. Jadi siapa-siapa
belum faham,berarti dia belum bisa menangkap segala pembicaraan yang amat
halus ini dan sulit baginya untuk memahami. Demikianlah apa-apa yang dapat
hamba sampaikan.
Jadi sariat itu artinya kenyataan,dan tarikat itu jalan. Sedang hakikat itu artinya :
yang sebenarnya,yaitu : Itiqad yang sebenarnya,yang wajib dipercayakan dan
takluk ia kepada perbuatan hati.
Hakikat itu ialah kebenaran sejati dan mutlak. Yang padanyalah ujung segala
perjalanan bagaimanapun jauhnya. Akhirnya daripada segala langkah tujuan
segala jalan. Dan untuknyalah sariat dan undang-undang,dan didalam
perjalanan menuju hakikat itu,orang memulai dari dalam dirinya sendirinya.
Untuk mengenal Tuhan kenallah diri ( diri sendiri ). Perjalanan itu dimulai dari
dalam kita sendiri dari dalam terus kedalam,ahirnya serba alam dengan
keindahannya dan dengan keganjulannya,hanyalah sebagai aksi pencari diri.
Disini sering terjadilah cara yang didapat oleh ahli suluk atau ahli perjalanan /
tharikat.
Setengahnya karena sakig asyiknya,maka dirasainya bahwa diri tiada lagi. Yang
ada hanya yang ada atau: LAMUJUDA BIHAQQIN ILALLAH (hanya Tuhan yang ada
sedang mahluk tiada ). Yang ada ialah yang AWAL,yang tidak ada permulaan dan
yang akhir tidak ada penghabisan.
Adapun diri sendiri dalam alam seluruhnya tidaklah ada ; sebab awalnya
ADAM,artinya tiada. Dan ahirnya fana dan lenyap : maka apabila jalan itu telah
dijalani dengan segenap kesungguhan, ketaatan, dan setia memegang segala
syarat dan rukunnya,akhirnya bertemulah kita dengan hakikat yang sebenarnya.
Maka dengan itu terbukalah hijab atau dinding yaitu : dinding-dinding tebal yang
memisahkan kita dengan DIA, dan dinding-dinding itu ialah :Hawa nafsu kita
sendiri atau yang disebut angkara murka,atau nafsu hewani atau nafsu syaiton.
Maka dari itu gunanya kita TAJAHUT,artinya : melepaskan diri dari belenggu
segala ikatan atas diri kita sendiri.
Ahli tasyauf yang sejati ialah mereka yang benar-benar memegang agama yang
tulen. Ahli sufi yang sejati ialah mereka yang jiwanya bebas tidak terikat oleh
apa-apa atau siapapun,dan bebas menjalankan kebenaran dari ilahi robbi. Berani
mengatakan itu benar dan ini salah. Ahli tasyauf adalah putus dengan mahluk
dan erat hubungannya dengan Tuhan,pandangannya Allah semata. Ahli tasyauf
tidak melihat kepada dirinya lagi,hanya Allah dalam pandangannya. Jadi siapa
yang masih melihat kepada dirinya, niscaya tiada melihat akan Tuhannya.
Seluruh pandangan ruhaniyah memandang satu dalam banyak. Dan yang
banyak pada yang satu.
Tersimpun dalam satu kesatuan yang dalam istilah sufi disebut pabrik KUN dan
yang diatur oleh seorang insinyur yang pintar ialah : ALLAH TAALA. Kalau
pandangan kita sudah mantap separti itu,maka hilanglah rasa takut dan
gentar,kecuali kepada Allah saja. Jadi pandangan seorang yang dibawah
memang berbeda dengan yang diatas. Ujud selain daripada ujud Allah adalah
ujud injaman karena semua itu Allah dan Allah itu semuanya,ia hanya pertanda
dari yang sebenarnya ada. Yang ada adalah yang ada,yang ada ialah yang awal
dan tidak ada permulaannya,yang ahir tidak ada penghabisannya.
Maka haruslah kita berbuat husnudhzan terhdap Allah Taala dan pada sesama
kita umat MUHAMMAD.
Tak ada dayaku untuk menolak suatu kemelaratan atau bahaya keburukan,dan
tak ada upayaku untuk berbuat kemanfaatan,melainkan dengan Allah jua. Jadi
tidak mudah bagi kaum sufi untuk mengatakan: La hawla wala quwwata illa
billahi.
Selama ujud ADAM masih melekat dalam ingatanmu,selama itu pula engkau
mempermainkan Tuhanmu. Ini namanya lain dimulut / dihati. Kalau engkau
mengatakan : LA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAHI.
MALLAM YASY KURINNAS, LAM YASY KURILLAH. Artinya : Barang siapa tidak
berterima kasih kepada sesamanya,maka samalah ia tidak berterima kasih
kepada Allah.
Sebab NUR MUHAMMAD itu adalah hakikat alam. Dan Allah adalah hakikat alam
atau hakikat ujud dalam hidup ini. Allah adalah hakikat kekuatan dalam hidup
ini. Johir Tuhan ada dimanusia, dan bathin manusia ada di Tuhan.
ARTINYA : INSAN ITU RAHASIAKU DAN RAHASIA ITU SIFATKU, SIFATKU ITU TIADA
LAIN DAIPADAKU.
Dalil ini dalil nyata,tak bisa lagi diragukan. Menurut riwayat :Banyak para
pemuka-pemuka agama,ahli tasyauf dan lain-lainnya : mencari siapa DIA yang
sebenarnya. Maka datang para nabi-nabi dan rasul-rasul menyampaikan
langsung,melompat dari mulut / lidahnya perkataan :
Jadi menurut aqidah/pendirian hamba dalam soal ini ; hamba tidak taklid dengan
siapapun,dan hamba nyatakan bahwa kalimah itu tadi adalah inti dari semua
golongan tasyauf,golongan para wali-wali,para sahabat,aulia dan anbiya dan
para nabi-nabi dan para rasul-rasul. Jadi kalau para nabi dan rasul demikian
adanya,maka tiada lain andapun juga demikian hendaknya.
Hamba sebagai penulis buku ini menyatakan : Apabila lain dari yang di ucapkan
RASULULLAH s.a.w. itu tadi,maka : BUKANLAH IA DARI GOLONGAN MUHAMMAD.
DAN KELUAR DARI GOLONGAN MUHAMMAD. MAKA IA BUKAN TERMASUK
KELURGA TUHAN.
AKU akan memberikan SATU kata kepadamu. Tetapi engkau tidak sanggup.
Inilah SATU kata itu tadi : Siapa yang sanggup dialah keluarga Tuhan. Siapa tidak
sanggup dialah keluarga syaiton.
Pilihlah antara dua : ingin jadi pahlawan Tuhan, atau jadi pahlawan syaiton.
Siapa menjadi kelurga Tuahan didunia ini,niscaya sampai ke-ahirat. Dan siapa
menjadi keluarga syaiton didunia ini,niscaya sampai juga ke-ahirat.
PERNYATAANKU :
1. Fana zahir yaitu : merasakan tajali atau memantul keagungan Tuhan pada
tindak tanduk seseorang,sehingga segala keinginan,kehendaknya,ikhtiarnya
sudah terlepas dari dirinya. Karena itu kadang-kadang orang itu sampai-sampai
beberapa lama tidak tahu makan dan minum dan sebagainya,semuanya
terserah kepada Allah.
2. Fana bathin yaitu : hatinya saja yang fana dan lahirnya tidak,lahirnya seperti
biasa. Hatinya terbuka pada melihat sifat-sifat Tuhan,dan keagungan serta
gerakan-gerakan Tuhan,hilanglah segala was-was dan keragu-raguan dalam
hatinya dan penuhlah hatinya dengan keyakinan terhadap Allah s.w.t. Tidak ada
dalam hatinya timbul perasan takut dan gentar,kasih dan sayang, suka dan
duka,kecuali kepada Allah.
Maqam baqabillah inilah yang senantiasa ada pada para nabi dan rasul-rasul,dan
aulia dan anbiya Allah Taala yang bereda dibawah qidamnya nabi Muhammad
s.a.w.
Demikianlah perjalanan fana dan baqa bagi seorang aribillah atau wali Allah
Taala. Jadi disini hamba katakan bahwa,kalau dimaqam fana belum faham betul
atau belum mengerti,maka tidak ada harapan untuk mencapai maqam baqa.
Maka daripada itu pandanglah sedalam-dalamnya tentang maqam fana, kalau
sudah hasil makam fana,maka tercapailah maqam baqa.Demikianlah tentang
maqam fana dan maqam baqa.
Tidak dapat dikatan kecil perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas ( sepiring
pamrih ).
Orang yang menjalankan fana dan baqa baru syah disebut husyu dan ikhlas.
Firman Allah Taala dalam Al quranul karim : yang artinya demikian :
Sesungguhnya Allah hanya menerima amal perbuatan yang sudah kembali. Yaitu
amal yang dilakukan dengan ikhlas,dan tepat sasarannya menurut ajaran
Tuhannya.
ABDULLAH IBNU MASUD r.a berkata : Dua rakaat yang dilakukan oleh orang
yang berilmu,dan mengerti /ikhlas,adalah lebih baik daripada amal ibadah yang
dilakukan oleh orang yang tidak mengerti, sepanjang umurnya atau selama
hidupnya ( tidak diterima amal ibadahnya ).
Sekarang baiklah kita berkisar pada ilmu-ilmu. Ilmu itu ada tiga unsur atau tiga
martabat :
1. Ilmuyakin ialah : keyakinan yang didapat dari pengertian teori belajar atau
berguru.
3. Hakkulyakin ialah : keyakinan yang benar-benar langsung dari Tuhan dan tidak
dapat diragukan lagi kebenarannya,yaitu ; keyakinan-keyakinan yang
mutlak.Demikianlah adanya.
ZIKKRULLAH
Menurut pengertian umum memuji dan menuju dengan hati yang tulus ikhlas.
Tetapi tulus dan ikhlasnya itu berbeda dengan orang yang mengerti/ yang
faham.Orang yang faham ialah,seperti dalil berbunyi :
Adapun yang mengatakan LA ILAHA ILLALLAH itu ialah : RAHASIA ALLAH ZAHIR
DAN BATHIN,ATAU BATHIN DAN ZAHIR. Kesimpulannya ialah : tidak lagi kita ini
yang mengatakan kalimat itu,melainkan
SIRULLAH jua adanya. Dengan demikian leburlah tubuh itu dan hati itu kepada
Roh,dan Roh itu hancur pula menjadi NUR,dan NUR itu lenyap pula kepada
RAHASIA ALLAH TAALA. Jadi yang berzikir itu adalah RAHASIA ALLAH jua.
Disini letaknya nialai,dan nilai itu terletak dalam diri pribadi masing-masing.
Inilah yang disebut ISI daripada ZIKKRULLAH itu. Berzikirlah dengan
Zikkrullah,dan ingatlah dengan ingatnya Allah dan pandanglah dengan
pandangannya Allah.Dan berbuatlah dengan perbuatan Allah,dan tinggalkanlah
apa-apa yang ditinggalkan oleh Allah.
Kerjakanlah apa yang dikerjakan Allah,dan tinggalkanlah apa yang ditolak Allah.
Kalau marifat kita sudah tazmullah,yaitu : tilik seorang arif itu akan kebesaran
dan kemuliaan,keagungan sesuatu itu melainkan itu semata-mata
kebesaran,kemuliaan,dan keagungan Tuhan Allah aza wazallah jua adanya.
Maka intisari daripada itu adalah : Segala mahluk itu adalah khalik,dan khalik itu
sebaliknya.
Jadi kesimpulannya adalah : SEMUA ITU ALLAH,dan ALLAH ITU SEMUANYA. Inilah
yang disebut WAHDAH AL UJUD : atau kesatuan UJUD. Demikianlah yang dapat
hamba menyimpulkan bahwa :
Agama islam adalah agama yang murni.Kemurniaan agama itu dibarengi oleh 4
rukun.
Maka nyatalah kepada kita bahwa marifat itu adalah gabungan dari ilmu
fiqih,usulludin dan ilmu tasauf. Kumpulan dari mantik,keindahan dan cinta.
Dengan demikian hanya empat pasal inilah yang menyempurnakan agama Allah
didalam dunia ini. Jadi tanpa yang empat ini,semua amal ibadah,baik lahir
maupun bathin akan membaa masuk neraka. Sebab dalam amal ibadah pasti
ada syariatnya, tharikatnya,hakikatnya dan marifatnya.
2. Mengerjakan sholat
1. Syariat syahadat
2. Tharikat syahadat
3. Hakikat syahadat
4. Marifat syahadat
Inilah susunan syahadat yang sebenarnya. Dan rukun islam yang kedua ialah :
1. Syariat sholat
2. Tharikat sholat
3. Hakikat sholat
4. Marifat sholat
1. Syariat puasa
2. Tharikat puasa
3. Hakikat puasa
4. Marifat puasa
Inilah susunan rukun islam yang keempat ialah :
1. Syariat zakat
2. Tharikat zakat
3. Hakikat zakat
4. Marifat zakat
1. Syariat haji
2. Tharikat haji
3. Hakikat haji
4. Marifat haji
Pertama Syahadat.
Marifat syahadat itu ialah : agar supaya merasa dan melingkupi yang
mencorong itu dengan zat dan sifat Allah.
Kedua Sholat.
Tharikat sholat ialah : tetap saja dalam kita sedang sholat sejatinya ialah tajli
mutlak.
Marifat sholat ialah : harus sampai bertemu dengan Nur Muhammad itu.
Ketiga Puasa.
Ma;rifat puasa ialah : harus bertemu dngan bulan purnama sidi. Yaitu terang
benderangnya,Tuhan telah
Bertazalli kepadanya.
Keempat Zakat.
Hakikat zakat ialah : jangan sampai kita lupa atau salah dalam akidah.
Marifat zakat ialah : harus bisa atau harus sanggup merasakan hilangnya ujud
seluruhnya lahir dan
Kelima Haji.
Tharikat haji ialah : sedang kita sholat atau waktu kita ada dibaitullah ( rumah
Tuhan ).
Marifat haji ialah : rohani dan jasmani telah menyatu dalam kesatuan yang
utuh/mutlak.
Demikianlah yang dapat hamba sampaikan. Jadi rukun islam itu tadi tiap-tiap
satu rukun mempunyai empat pasal. Maka klau demikian,lima rukun itu menjadi
lima kali empat adalah duapuluh pasal. Inilah siempunya sifat dua puluh itu.
Sebab dua puluh itu pasal ini menghimpunkan segala sifat-sifat Allah didalam
alam ini. Dan manakah sifat istimewah bagi Tuhan ?
Segala-galanya harus bagi Tuhan,tidak ada yang tertegah bagi Tuhan/tidak ada
dinding-dindingnya lagi. Hanya nafsumu sendiri yang tertegah,karena masih
terdinding. Bagi Tuhan tidak ada lagi wajib,yang ajib hanya bagimu dan bagi
orang yang belum faham dan belum mengerti. Jadi siapa yang faham,itulah yang
beroleh petunjuk dari Tuhan Allah. Kesimpulan rukun agama itu tadi ialah ESA
SEGALANYA dan tidak ada lagi DUANYA.
RUKUN IMAN
Perihal rukun iman itu ialah :
1. AMANTUBILLAH
2. WAL MALAIKATIHI
3. WA KUTUBIHI
4. WA RASULIHI
Artinya ialah :
Apakah adanya yang ada itu berada di arsyi atau dilangit sebelah,ataukah
berada dalam sorga ?
Kepercayaan yang seperti itu adalah kepercayaan orang taklid buta. Karena
orang kebanyakan mereka raba sendiri-sendiri. Sedang dalil ada mengatakan :
Artinya : dekat urat lehermu dengan daging.Maka dekat lagi Tuhan itu.
Jadi makna rukun iman yang pertama tadi harus begini dan tidak bisa dicari
dengan dalil yang lain.
Jadi jelasnya kepada kita bahwa dunia ini pasti didalam ruang lingkup hidupnya
Tuhan. Sedangkan sifat hidup ini adalah zat Tuhan Allah.
6. WAL QADRI AHIRI,artinya : percaya kepada untung baik dan untung jahat
daripada Allah Taala.
Belumlah benar kalau belum dihalalkan,artinya kalau belum kembali kapada roh
lagi dan perasaan.Dalil sudah jelas mengatakan bahwa Tuhan lebih dekat
kepadamu,daripada urat lehermu sendiri. Jadi kita tak usah repot menari Tuhan.
Tuhan ada pada kamu dimana saja kamu berada. Kesimpulannya ialah :
pandangan dan tatapanmu itulah tanda adanya Tuhan/yang ada. LAMAUJUDA BI
HAQQIN ILALLAH. Artinya,tidak ada yang maujud didalam alam ini,kecuali Allah
Taala.
Cobalah tekadkan dan telanjangi sekujur badan kita,agar supaya cepat beriman
kepada Tuhan Allah s.w.t. Supaya jadi iman kepada Tuhan yang maha
Agung/maha kuasa. Tatkala sedang menghadapi sakaratul maut nanti.
Bukankah kita sudah tahu bahwa malaikat itu utusan Allah. Jelaslah sudah
dengan usiknya utusan,tentu hiduplah yang memerintahkan,biarpun sehelai
bulu usiknya,begitu pula bertambah panjangnya bulu itu, juga semua itu
malaikat. Malaikat itu bukan jirim bukan jisim. Tentunya terasa oleh kita bahwa
sedang tidur itupun,juga bulu memanjang akan tetap berlaku.Nah begitulah
kenyataannya malaikat pada diri kita ini,tidak akan hilanhg dengan badan kita
ini.Siang dan malam terus bekerja tiada hentinya. Jadi usiknya dalam
melihat,mendengar,mencium,dn dalam bicara.Mandornya ialah,
JIBRIL,MIKAIL,ISROFIL, DAN IZROIL.
Kalau kita menciipi garam,sudah tentu kita merasa asin,tidak mungkin yang
lainnya.Demikian pula dengan yang lainnya,seperti : pendengaran,tidak
mungkin salah lagi.Juga seperti panglihatan,penium dan pengucap.Semuanya
dapat kita fahami dengan perasaan kita.
Disinilah orang banyak tidak faham arti rasul yang sesungguhnya.Padahal rasul
atau utusan itu ada pada kita jua.Makanya kita kalau mengatakan dua kalimat
syahadat itu,harus tahu rahasianya. Kalau Tuhan mengatakan Aku naik
saksi,tiada Tuhan melainkan Aku,dan Muhammad itu utusanKu.Maka kitapun
demikian pula adanya,kalau lain daripada itu,maka tersalahlah marifat
kita.Orang kebanyakan salah memahami tentang arti rasul yang
sebenarnya,mereka mengira rasul itu hanya ada pada nabi-nabi, seperti nabi
Muhammad. Jadi yang dimaksud dalam pengertian Muhammad itu
utusanku,yaitu Muhammad dalam arti rahasia marifat.Karena setiap insan kamil
itu mempunyai utusan(rasul) pribadi. Disinilah letaknya nilai dan barang yang
bernilai itu letaknya dalam pribadi masing-masing.
WAL YAUMIL ACHIRI,artinya : Percaya kepada hari akhir yaitu hari kiamat
( pembalasan ).
Kiamat besar hanya kita yakini dan kiamat kecil dapat kita rasakan masing-
masing.
Dan kiamat diri yang kedua ialah : dikala sakaratul maut telah tiba.Inilah yang
disebut kiamat sugro,sedangkan kiamat kubro adalah kiamat yang sebenarnya.
Inilah pengertian walyaumil akhiri itu tadi. Yang terakhir sekali ialah :
WAQODRI AKHIRI, artinya : percaya kepada untung baik dan untung jahat datang
daripada Allah jua. Maksunya segala perbuatan yang berlaku didalam ala mini
adalah perbuatan Allah Taala. Allah yang menjadikan kamu dan barang
perbuatan kamu. Dan yakinlah kita bahwa kita ini tidak mempunyai daya dan
upaya, kecuali dengan kudrat dan iradat Allah Taala jua adanya. Maka dengan
adanya rukun iman ini yang ke-enam ini, tentunya kita menjadi sadar akan diri
kita ini. Kesadaran itu timbul karena marifat dan marifat itu timbul karena
terbuka hijab (dinding).
Orang Ahli hakekat yang telah lupa kepada makhluk, karena langsung melihat
Allah raja yang Hak. Mereka lupa dengan sebab musabab, karena teringat
kepada yang menentukan dan yang menjadikannya. Orang ini sebagai hamba
yang menghadapi hakikat yang nyata baginya terang cahayanya dan sedang
berjalan pada jalannya.
Telah sampai pada puncaknya, hanya ia sedang tenggelam dalam alam cahaya :
sehingga tidak kelihatan bekas-bekas mahluknya lagi. Dan lebih banyak lupanya
terhadap alam, daripada ingatnya kepada makhluk. Dan bertemunya daripada
renggangnya, dan lenyapnya atau leburlah dirinya dari tetapnya perasaannya,
dan lupanya terhadap mahkluk daripada ingatnya pada mereka.
Demikianlah seorang ahli hakikat : yang telah fana zahirnya dan fana bathinnya
kepada yang Hak. Dan siapa yang telah fana dengan Allah maka pasti ia lupa
atau goib dari segala sesuatu. Orang ini pandangannya Allah semata. Siapa
dalam tauhidnya itu seolah-olah sebagai hasil kepintarannya sendiri,maka
tauhidnya itu tidak dapat menyelamatkan dirinya dari Api neraka.
Maha suci Allah yang sengaja tidak member tanda kepada walinya kecuali
sekedar untuk mengenal kepadaNya.
KANASTAIN
ALAIHIM
AMIN : Artinya, Ya Muhammad, engkau ganti Rahasiaku, Allah nama bagi zat
ooOoo
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM
ADAPUN YANG DINAMAKAN DINDING ASAL DIRI ITU ADALAH SEPERTI DISEBUT
DIBAWAH INI :
1. Adapun ALIF itu ibarat SIFAT ALLAH, menjadi Rahasia kepada MUHAMMAD,
menjadi CAHAYA kepada kita.
2. Adapun LAM AWAL itu ibarat SIFAT ALLAH, menjadi RUPA kepada MUHAMMAD,
menjadi CAHAYANYA kepada kita.
3. Adapun LAM ACHIR itu ibarat ASMA ALLAH, menjadi ILMU kepada MUHAMMAD,
menjadi IMAN kepada kita.
Leburnya MUHAMMAD kepada ALLAH. LA itu AKULAH Raja Dunia dan Akhirat.
Inilah rupa yang 4 perkara ini, jangan tidak diketahui risalah tersebut dibawah
ini.
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
-Nyawa
Ketiga perkara ini jumlahnya 13 ( tigabelas ) dan ini terhimpun dalam rukun 13
( tigabelas Rukun Sembahyang ( Hadist).
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM
RAHASIA NUR MUHAMMAD : Adapun yang bernama diri itu terbagi 2(dua)
bagian, pertama diri yang lahir, kedua diri yang bathin. Adapun yang lahir
berasal daripada ANAMIR ADAM yakni 4(empat) perkara:
a. Adapun API itu terbit daripada yang bathin berhuruf ALIF, bernama ZAT,
menjadi RAHASIA, hurufnya DARAH pada kita.
b. Adapun ANGIN itu terbit daripada yang bathin berhuruf LAM AWAL, bernama
SIFAT menjadi NYAWA, hurufnya NAFAS pada kita.
c. Adapun AIR itu terbit daripada yang bathin berhuruf LAM ACHIR, bernama
ASMA menjadi HATI, hurufnya MANI pada kita.
d. Adapun BUMI itu terbit daripada yang bathin berhuruf HA, bernama AFAL
menjadi KELAKUAN, hurufnya TUBUH pada kita.
Jadi jika demikian Diri kita yang lahir itu terbit daripada bayang-bayang diri kita
yang bathin jua,yang berhuruf atau berkalimah ALLAH,dan jangan kiranya kita
syak dan waham lagi.
Kemudian daripada itu hendaklah kita fikirkan pula diri kita yang sudah berhuruf
atau berkalimat ALLAH itu,bagaimana hendaknya supaya jangan sampai
tersalah sangka. Kemudian sesudah kita ketahui diri yang lahir itu,hendaknya
kita ketahui pula diri yang bathin,siapa dan yang mana. Karena diri yang bathin
itulah yang mengenal Tuhannya,seperti sabda Nabi Muhammad MAN ARAFA
NAFSAHU FAQOD ARAFA RABBAHU : Artinya, barang siapa yang mengenal akan
dirinya, maka dikenalnya akan Tuhannya.
Tetapi sebelum kita mengenal diri yang bathin,maka hendaknya lebih dahulu diri
kita yang lahir itu,yang berwujud nama ALLAH itu. Kita matikan sebelum
daripada mati,seperti firman Allah didalam Quran ; ANTAL MAUTU QOBBAL
MAUTU, Artinya engkau matikan dirimu sebelum kamu mati.
Maka jikalau sudah kita matikan diri kita yang lahir,barulah nyata diri kita yang
bathin,yang bernama sebenar-benarnya diri.
Adapun mematikan diri yang berhuruf atau berkalimah nama Allah itu demikian
caranya : pertama manafikan hurufnya ALIF-LAM-LAM-HA.
Jadi kalau diri kita yang lahir itu nyata sudah FANA,artinya berkali-kali tiada
mempunyai apa lagi,seperti kata lafat :
MIN ADAMIN ILLA UJUDIN WAMIN UJUDINILLA ADAMIN Artinya, Daripada tiada
menjadi ada dan daripada ada kembali kepada tiada.
Jadi maksudnya kita ini ( diri kita yang lahir ini ) sudah fana kepada diri yang
bathin,artinya yang lahir ini sehelai rambutpun tiada mempunyai apa lagi,dan
tiada boleh dikatakan ada lagi. Pada ILMUnya hanya diri yang bathin jua,ialah
yang bernama MUHAMMAD. Seperti firman Allah didalam hadist qudsyi :
CHALAQAL ASYIA LIAZLIKA WAHA OTUHALILAZLI, Artinya ; kujadikan engkau
karenaku ya Muhammad.
1. Adapun TUBUH MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM IHSAN yakni SYARIAT.
2. Adapun HATI MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM DJITSIH yakni THARIKAT.
3. Adapun NYAWA MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM MISAL yakni HAKIKAT.
4. Adapun RAHASIA MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM ROH yakni MARIFAT.
Maka sesudah demikian itu hendaklah MUHAMMAD itu pula yang mengenal
TUHANNYA,tetapi belum lagi MUHAMMAD bisa mengenal Tuhannya,jika belum
lagi fana TUBUHNYA, HATINYA, NYAWANYA, RAHASIANYA, ZATNYA, SIFATNYA,
ASMANYA dan AFALNYA. Seperti firman Allah didalam Quran :
Adapun yang disebut / dinamakan HAMBA itu tiada lain ialah MUHAMMAD jua
dan jangan disangka bahwa yang disebut HAMBA itu KITA, itu salah karena kita
ini pada ilmunya sudah tidak ada lagi.
Jadi RAHASIA, NYAWA, HATI dan TUBUH MUHAMMAD itupun tiada jua karena
tubuh fana kepada Zatnya, Sifatnya, Asmanya, Afalnya, yakni Allah jua,seperti
firman Allah HUWAL AWWALU WAL AHIRU, WAL ZAHIRU WAL BATHINU Artinya
ia jua Tuhan yang awal,tiada baginya berpermulaan dan ia jua achir yang tiada
baginya berkesudahan dan ia jua yang Zahir serta ia jua yang Bathin.
Jadi Muhammad itu hanya sekedar nama jua. Adapun keterangan yang lebih
jelas lagi yang lebih menentukan bahwasanya itu tiada mempunyai sesuatu
melainkan hanya sekedar nama jua,adalah seperti tersebut dibawah ini :
Kemudian daripada itu hendaklah diketahui pula maksudnya Kalimah yang mulia
itu supaya jangan syak dan waham lagi pada pengetahuan TAUHID dan
MARIFAT.
Pertama, LA ILAHA. Dan yang Kedua, ILLA ALLAH. Adapun LA ILAHA ialah SIFAT
KEKAYAAN yang tiada ada kekurangannya,yaitu Allah Taala. Dan ILLA ALLAH itu
ialah SIFAT KEKURANGAN yang masih berkahendak,yaitu Muhammad.
Kemudian hendaklah diketahui pula yang bernama MUHAMMAD itu apa oleh
ALLAH TAALA dan yang bernama ALLAH TAALA itu apa oleh MUHAMMAD
supaya benar-benar bisa menjai TAUHID pada Kalimah yang mulia ini. Adapun
MUHAMMAD ITU HAMBA. Artinya, Rahasianya oleh Allah Taala,karena Allah itu
adalah nama bagi ZAT yang wajibul wujud dan mutlak,yakni BATHIN
MUHAMMAD.
TAALA itu adalah nama bagi SIFAT,yakni ZAHIR MUHAMMAD. Jadi ZAHIR dan
BATHIN MUHAMMAD itulah yang bernama ALLAH TAALA. Dengan demikian maka
patutlah kalimah yang mulia itu dinamakan Kalimah Tauhid artinya Kalimah ESA.
Yaitu :
LAILAHAILLALLAH
Maka pada kalimah yang mulia inilah pertemuan HAMBA dengan TUHANNYA.
Lagi pula kalimah yang mulia ini diumpamakan sebesar-besar gedung
perhimpunan segala RAHASIA,segala ROH,segala NYAWA, segala ILMU dan
segala ISINYA,segala ISLAM, segala IMAN,segala TAUHID dan MARIFAT,yang
kesemuanya terhimpun didalam kalimah yang mulia ini.
JAUMUN RASA JAUMUL MESRA. Artinya, Mesrakan pada siang dan malam yang
terutama sekali didalam atau diwaktu sembahyang Lima Waktu. Karena diwaktu
itulah Tuhan menurunkan petunjuk yang dinamakan WAHYU ( bagi para Nabi-
Nabi dan Rasul-Rasulnya atau yang dinamakan ILHAM untuk manusia biasa
seperti kita ). Dan jikalau kita sudah faham betul maksud bicaranya tentulah kita
gemar dan rajin mengamalkannya Kalimah yang mulia ini.Karena sudah tahu
betul dan terang betul bahwasanya kita ini tiada ada mempunyai sesuatu.
Jadi tiada boleh lagi dikatakan yang berkata-kata ini kita,karena apabila
dikatakan yang berkata-kata ini adalah kita,berarti Tuhan fana kepada kita bukan
kita fana kepada Tuhan. Maka yang demikian ini mustahil dan yang sebenar-
benarnya kita jua yang fana kepada Tuhan ( ALLAH ).
Rupa niat Kanitah itu ialah niat dalam hati serta selamanya daripada takbirnya
menyusun lafadz serta maknanya dan niat Tawasijah itu membagikan niat itu
daripada suku-suku takbir daripada asal hingga Allahu akbar. Itulah niat yang
batal keduanya.
Adapun niat Arifiyah itu ialah bahwa menghadirkan. Ialah yang pertama-tama
sembahyang dengan Qasat, thaarat, thaain. Terdahulu sedikit daripada
Takbir,maka dimulai niat itu daripada Allahu dan disudahi dengan Akbar. Jangan
terdahulu dan terkemudian.
Adapun niat Kamaliyah itu ialah masuk ia pada niat Arifiyah jua,karena niat
Arifiyah itu 3(tiga) derajat didalamnya ialah :
1. DUNI,artinya segala yang wajib pada syara dikerjakan memadai akan dia.
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM
I. ISTIGNA bagi Allah, SIFAT KETUHANAN pada MUHAMMAD, ILMU pada ADAM
II. ISTIGFAR bagi Allah, SIFAT BERCAHAYA (NUR) pada MUHAMMAD ADA pada
ADAM
DARAH
RAMBUT
MENCIUM, BERKATA
Inilah yang dinamakan asal tubuh kita daripada sifat (empat sifat adanya).
ASYHADU ALLA ILAHA ILLA ALLAH = Zat Wajibal wujud, qadim yang kusembah
ALIF = SUBUH dua rakaat ROH dan JASAD. Keluar daripada CAHAYA MANIKAM
LAM = ZUHUR empat rakaat DUA KAKI (empat potong/ruas) keluar daripada
MIM = MAGHRIB tiga rakaat DUA LOBANG HIDUNG + SATU LOBANG KULIT.
DAL = ISYA empat rakaat DUA BIJI MATA + DUA LOBANG KUPING, Amal ROH
BADAN.
HUKUM SYAHADAT : Pertama = Mengesakan Zat Allah Taala : ADA. DIA KEKAL
LA ILAHA ILLA ALLAH = LA ; Sifat Mafsiah. ILAHA ; Sifat salbiah, ILLA : Sifat
Kemudian diketahui olehmu hai Thalib, adapun yang dinamakan ISLAM itu
daripada Kalimah LAILAHAILLALLAHI. Maka wajib diketahui dahulu Kalimah itu
barulah dinamakan ISLAM, yang asalnya demikian Firman Allah ; WATASHINU
BIHABILLAHI SAMIAN WALA WALA TAPARRAQU, artinya ; berpeganglah kamu
kepada tali Allah dan janganlah engkau bercerai. Adapun berpegang kepada tali
Allah itu adalah seperti yang tersebut dibawah ini.
Maka kata Syaiyidina UMAR ; WAMA RAAITU SYAIAN ILLA WARRAITUL LAHI
BADAH, artinya Tiada aku lihat akan sesuatu melainkan aku lihat Allah Taala
sertanya. Dan berkata SYAIYIDINA ALI ; WAMA RAAITU SYAIAN ILLA
WARRAITULLAHI FIHI ; artinya Tiada aku lihatakan sesuatu melainkan aku lihat
Allah Taala di dalamnya. Maka sekalian dalil dan hadist serta sekalian kata
sahabat-sahabat ini adalah perhimpunan WAHDAH Seperti Firman Allah ; ALLAHU
BIKULLI SYAIN MUHITH, artinya Allah Taala itu meliputi ia bagi tiap-tiap sesuatu,
seperti BESI diliputi oleh API. Begitulah pandang kita kepada Allah Taala tempat
perhimpunan daripada LAILAHA ILALLAH didalam TAKBIRATUL IHRAM, dan segala
niat dan Itikad inilah jalannya, maka berhimpunlah 4 (empat) huruf itu pada
kalimah ALLAH. Huruf Allah itu apabila dihilangkan huruf ALIF maka terbacalah
LILLAH, apabila dihilangkan huruf LAM AWAL maka terbacalah oleh kita LAHU,
apabila dihilangkan huruf LAM ACHIRNYA, maka terbacalah oleh kita HU, dan
apabila fana huruf LAM itu, maka tiadalah dapat terbaca lagi ALLAH tersebut.
Untuk mengetahui dengan sesungguhnya atas kefanaan atau setelah fananya
huruf HA ini, maka bicarakanlah olehmu baik-baik. Hai salah seorang yang
meuntut ilmu jalan kepada Allah Taala. Bicarakanlah olehmu baik-baik huruf
atau perkataan itu (perkataan Allah itu) dengan seorang Guru yang boleh atau
berhak mengeluarkannya perkataan yang sedikit ini,karena perkataan ini
terlebih keras daripada DUNIA ini, terlebih keras daripada BATU, terlebih keras
daripada BESI dan terlebih keras daripada Segala yang keras dan jikalau tiada
ilmunya, sekalian amalnya dan Itikadnya, maka jauhilah daripada makam Nabi
MUHAMMAD SAW. Inilah jalannya SYUFI, ARIBILLAH dan ALIMBILLAH namanya.
Inilah jalan bagi segala AULIA dan AMBIA, segala jalan ARIBILLAH itu tiada ia
menilik DIRINYA itu ada baginya UJUD lain selain UJUD ALLAH Taala semata-
mata. Bagi Allah Taala jua yang ada baginya UJUD dan baginya ZAT dan baginya
SIFAT BAQA seperti firman Allah ; MAN ARAFA NAFSAHU BIL FANAI, FAQAD ARAFA
RABBAHU BIL BAQAI, artinya ; Barang siapa mengenal DIRINYA dengan FANA,
bahwasannya dikenalnya TUHANNYA DENGAN BAQA. Bermula inilah jalan NABI
MUHAMMAD mengenal kepada Allah Taala yaitu HADAP YG TIADA BERPUTUS,
tiada BERKETIKA, tiada LALAI, tiada LUPA, tiada berkeputusan, atau
BERKESUDAHAN siang dan malam, senantiasa CINTA dan KASIH kepada ALLAH
TAALA, baik pada waktu Tidur maupun jaganya. Inilah yang sebenar-benarnya
jalan MARIFAT kepada ALLAH TAALA, yaitu menghilangkan segala pekerjaan
dunia, mengerjakan akan ilmunya dan menghancurkan akan segala
pandangannya, maka berhimpunlah kesemuanya ini daripada huruf HA seperti
disebutkan terdahulu. Maka disanalah kita MEMATIKAN UJUD DIRI KITA, SIFAT
KITA, ASMA KITA, DAN AFAL KITA. Demikianlah kita mencari yang dinamakan
RAHASIA ALLAH dengan MUHAMMAD. Adapun orang AHLI SHUFI mengucapkan
ZIKIR ALLAH itu ada empat perkara kesempurnaannya :
1. LA ILAHA ILLA ALLAH pada Syariat : Tiada ada Tuhan yang lain hanya Allah.
2. LA ILAHA ILLA ALLAH pada Tharikat : Tiada aku kasih yang lain hanya Allah.
3. LA ILAHA ILLA ALLAH pada Hakikat : Tiada aku kasih yang lain hanya Allah.
4. LA ILAHA ILLA ALLAH pada Marifat : Tiada ujud sesuatu hanya ujud Allah.
Adapun tandil tergangi tiada mempunyai Ujud hanya Allah Taala. Adapun kita ini
hamba-nya artinya MUNAJAT itu berkata-kata, adapun yang berkata ALLAHU
AKBAR itu Allah jua, bukannya kita, karena kita ini hamba-nya. Adapun MIRADJ
itu LAIP, adapun LAIP itu tiada mempunyai DIRI, melainkan hanya Allah Taala
bukannya kita, karena kita ini hambanya,
adapun IHRAM itu artinya ter-cegang adapun ter-cengeng itu tiada tahu akan
dirinya dan dia tahu maka apabila hapuslah/fanalah dan tiada kelihatan ujud lagi
ujud diri kita, maka disanalah tempat kita menanamkan diri dengan Tuhan kita
AZZA WAZALLA, dan barulah kita bertemu GAIB dalam GAIB, Ujud didalam Ujud,
Zat didalam Zat, Sifat didalam Sifat, asma didalam Asma, Afal didalam Afal,
Syir didalam Syir, Rahasia didalam Rahasia dan Rasa didalam Rasa, maka
disanalah kita menerima ZAUK WADJDAN dan ASYIK menghasiki, inilah dalil yang
menunjukkan diri kepada ALLAH TAALA.
Kedua martabat WAHDAH : artinya ESA karena Tunasah dan Tasbih ialah
perhimpunan SHALIK dan seperti laut dengan ombak maka tiadalah bercerai
keduanya, maka dinamai TAIM AWAL artinya CINTA PERTAMA, yang bernama
ALLAH dan MUHAMMAD, bernama ZAT dengan ZAT, maka yaitu Sifat Allah
Taala : WAHUWA MA AKUM AINAMA KUNTUK, artinya ; dimana saja kamu berada
Allah Taala beserta kamu. Dan mula serta itu tiada bercerai ZAT dengan SIFAT,
tiada bercerai TUHAN dengan MAKHLUK, adapun menurut kelakuan disini ZAT
UJUD ILMU NUR SYUHUD itu dinamai yaitu HAKIKAT ASYIA, artinya ada yang se-
benarnya, perkara yang maklum bukan perkara ilmu (segala ilmu) Allah Taala
kemudiannya dan lagi seperti kata para sahabat-sahabat Nabi terdahulu. Inilah
pandangan orang aribillah yang sebenar-benarnya jalan MARIFAT kepada ALLAH
TAALA. Begitu pula pandang kita.
Adapun yang terhimpun didalam tubuh kita ada DUA ROH, yang hendak
diketahui ; Pertama. ROH yang dinamakan ROH QUDUS
Tiada tahu akan Tuhannya, hanya bertemu GAIB didalam GAIB, SYEKH
MUHAMMAD USMAN pernah berwasiat kepada anaknya, yang artinya ; Hai
anakku tiada dapat tidak atau jangan tidak, wajib engkau ketahui serta engkau
Itikadkan didalam hatimu ilmu yang 5 (lima) perkara ini, inilah yang dinamakan
ILMU HAKIKAT. Artinya ilmu Hakikat itu mengetahui dengan yakin hati, bukannya
dengan bacaan atau dengan perkataan lidah tetapi dengan diberi ESANYA
ditetapkan didalam hati jua.
Maka tiada berfaedah bacaan dengan lidah dan kalimat perkara tersebut adalah
sebagai berikut :
Adapun Tauhidul ZAT itu seperti engkau kata engkau Itikatkan didalam hatimu ;
LA MAUJUDA ILLALLAH, artinya tiada yang ujud didalam alam ini melainkan Allah
Taala semata-mata pada Hakikatnya,karena sekalian alam (Ujud alam) ini tiada
maujud sendirinya, tetapi berdiri ujud kepada ujud Allah aza wazalla. Keempat
dalil Shuhudul Kasyrah, seperti telah diuraikan terdahulu, yaitu pandang yang
banyak didalam satu dan pandang yang satu didalam yang banyak. Maka
pandang itu olehmu dengan bahwasannya ujud sekalian alam ini berdiri kepada
Ujud Allah Taala, tiada maujud sendirinya dan pandang olehmu bahwasannya
Allah Taala itu maujud didalam sesuatu yang maujud maka disertakan
pandangmu itu dengan pandang PANDANG RAHASIA DIDALAM HATI. Gukan
pandang yang dibangsakan dengan perkataan dan lafad itu tiada memberi
faedah.
Artinya pandang olehmu bahwasannya Allah Taala itu maujud ia didalam tiap-
tiap sesuatu ujud, yaitu pandang HAWIYAHNYA QIYAUMAHNYA dan Qudratnya
serta kebesarannya dan tiada diambil tempat dan Allah Taala itu tiada menjadi
rupa sesuatu, karena Allah Taala LAISAKAMISLIHI SYAIUN WAHUWASSAMIUL
BASHIR artinya ; Tiada menyamai Allah Taala itu sesuatu juapun dan ia amat
mendengar lagi amat melihat akan segala pekerjaan baik yang zahir maupun
yang bathin.
Dan lagi ketahui olehmu bahwasannya sesungguhnya keadaan kita itu tetap
selama-lamanya didalam ILMU ALLAH TAALA jua, demikianlah se-benar-
benarnya Itikad kita, maka itulah Itikad sekalian para Nabi-Nabi Allah, sekalian
wali Allah dan Itikada sekalian yang Sholih-Sholih maka janganlah kita ubah
daripada itikad ini, supaya sampai kepada jalan FANAFILLAH dan
BAQABILLAH,Artinya ; LAIP KITA DIDALAM ALLAH TAALA dan KEKAL ADANYA
DENGAN ALLAH TAALA. Adapun artinya LAIP itu ialah HAPUS, hapus itu tiada lagi
kelihatan ZAT kita, kecuali ZAT Allah Taala se-mata. Begitulah hendaknya Itikad
dan pandang kita, umpamanya seperti ombak ia bernama ombak atau laut
sebab ia bernama laut, tetapi pada hakikatnya adalah daripada AIR jua. Maka itu
namanya tiga hakikat tetapi berasal daripada satu jua. Umpamanya seperti besi
didalam Api, maka hilanglah besi itu oleh api, tiada kelihatan lagi ujud besinya,
hanya keadaan api itulah yang kelihatan se-mata, zatnya, sifatnya dan Afalnya.
Maka apabila ditetapkan keadaan itu dan dikeraskan didalam keadaan kita,
niscaya hilanglah keadaan kita itu, maka tiada lagi dan sampailah kita kepada
jalan fanafillah dan baqabillah, maka apabila kita tidur terlihatlah oleh kita
dalalahnya pada bertemu.
TUDIBBUL BADANI HAJJA ALA QALBI, hancurlah badan jadilah HATI. TUDIBUL
QALBI SHARARROHI, artinya, hancurkan hati jadikan ROH. TUDIBURROHI
SHARANNURU, artinya, hancurkan roh jadikan CAHAYA, ialah AKU ALLAH (dalam
Diam). Aku yang se-benarnya RAHASIA MARKUM MANUSIA didalam hatimu itu.
Adapun hati manusia itu umpama cermin, maka apabila ditilik didalamnya, maka
kelihatanlah itu TUHANNYA, daripada RAHASIANYA, karena rupa kita yang bathin
itulah yang diakui Allah RUPA DARIPADA RAHASIANYA, karena dalil menyatakan
yang artinya ; INSAN ITU RAHASIAKU, RAHASIAKU ITU SIFATNYA, SIFATNYA ITU
TIADA LAIN DARIPADA UJUDKU yang WAJIB UJUD adanya. ALQALBUHAYATI SYIRRI
ANA ILLA ANA, artinya ; Didalam Akal itu Hati, didalam Hati itu Roh, didalam Roh
itu Syir, didalam Syir itu AKU. AKU RAHASIA SEGALA MANUSIA
AKU RAHASIA SEGALA MANUSIA DIDALAM HATI. Ketahui olehmu hai Shaleh.
Inilah orang yang sebenar-benarnya mengenal ALLAH TAALA seperti ; MAN
ARAFALLAHU FAHUWA ALLAH, yakni barang siapa mengenal ALLAH yaitu
bernama Allah dan Muhammad.
ooo0oo
ALAM MINKUM
ALAM MINKUM
Alam MINKUM itu adalah alam ketuhanan atau LAHUD. Ini sangat sekali , dan
jarang hmbanya sampai kepada alam MINKUM ini tidak seorangpun sampai
kepadanya, kecuali apa-apa yang dikehendaki ALLAH buat hambanya. Orang
yang telah sampai kepadanya itu ialah ; Hamba Allah yang sudah bulat
tawakalnya kepada TUHANNYA. Dan tidak ada lagi yang patut diragukan lagi dan
tidak ada lagi baginya rasayang ada. Kecuali ADA sendirinya dan berdiri dengan
sendirinya . Dan orang yang demikian itu telah berasda dalam kedudukan KHIB
didalam KHIB.
Orang yang seperti itu, apa saja yang dikehendakinya, pasti jadi. MINKUM ;
siapakah dan apakah yang disebut KUM itu didalam alam KUM itu ZAT TUHAN
berdiri dengan sendirinya, dialah rahja kuasa, langit dan bumi dan alam
seluruhnya.
Memang dahsyat daripada DUSTA, lebih keras daripada baja, ebih hebat
daripada segala yang hebat.
Makam ini disebut juga dengan makam ahlul ahirat, atau makam HAKIKAT
SEMATA. Makam ini sangat dahsyat sekali. Ia diluar dari akal orang banyak. Dan
ia tidak berpegang kepada kulit lahir daripada Nas dan dalil lagi. Ia telah
menyeberang daripada
Nas dan dalil yang ada ini, ia tidak berpegang dengan kata- kata yang ada ini
lagi, dan tidak bersandar kepada hukum-hukum lahir lagi. Ia berdirisendiri
menurut kata SIR-nya
Inilah yang menjadi hokum baginya Jadi yang beginilah yang hamba katakan
sangat dahsyat sekali, dan sangat hebat sekali
Kosong huruf, kosong asma, kosong suara, kosong segala-galanya, dan tidak
apa-apa, tiada hingga. Ahirnya didalam kekosongan, Nampak jelas ujud
membayang. Bayangan Allah adalah alam.
Terpandang kepada Allah Nampak jelas ujud yang sebenarnya. Karena ia tiada
boleh pisah walau .
Jadi bagi orang yang berada pada makam penelanjangan TUHAN, berkata
dengan sembarang kata, tapi jadi. Apa yang dikehendaki pasti jadi.
Hanya orang banyak tidak mengerti dan tidak paham dengan apa yang
dimaksudkan. Contoh banyak sekali kepada wali-wali Allah yang terdahulu.
Hamba pribadi telah banyak membuktikan apa-apa. Yang terjadi, diluar
kemampuan orang umum/awam.
Siapa percaya boleh percaya, dan siapa yang tidak percaya boleh tinggalkan
ajaran ini.
AKULAH YANG ERNAMA CINTA, AKULAH YANG BERNAMA si HAK, AKULAH YANG
BERNAMA SORGA DAN NERAKA ITU. AKULAH YANG BERNAMA ZATULHAQQ,
SIFATULHAQQ, ASMAULHAQQ, DAN AFALLUNHAQQ, HAQUQULHAQ adalah ;
HAQQ, HAQQ TAALA itulah AKU.
Apabila orang menyebut TAALA didalam bacaannya, atau dalam hatinya atau
dalam DIAMnya. Maka tersebut samaku didalamnya.
AKU HIDUP YANG TIADA MATI-MATI, dan apabila AKU tiada lagi dalam dunia fana
ini, janganlah mencari Aku lagi.
Aku tetap ada setiap orang yag beriaman kepada ALLAH. Bila engkau hendak
bertemu AKU, pandanglah dirimu itu AKU. Tidak ada AKU, melainkan AKU. Dalam
keseluruhannya.
AKULAH yang bernama ala mini, dan AKULAH YANG bernama akhirat itu
Tidak aku lihat didalam sesuatu itu, melainkan AKU melihat AKU
AKU itu telah lenyap dalam KE AKUANKu, sehingga tidaklah AKU melihat
kehambaanku lagi. Dan Aku telah bernyata didalam AKU, beraku ku. Sehingga
hapuslah mulutku dan hatiku
mengata AKU. Kini Aku tidak berkata dengan lidah lagi, tidak dengan hati lagi,
dan tidak dengan puad dan jantung lagi.
MENJADIKAN MANUSIA
IDOFI
RAHASIATHARIKAT PD HATI.
RAHASIA MARIFAT PD DIRI. Kalau sudah mengenal diri nampaklah hakikat diri
pencipta sekalian alam.
1. LAILLAHAILLALLAH ; zikir
2. ILLALLAH ; zikir
3. ALLAH ; zikir
4. ; sunyi
MINALLAH ; HAMBA
BILLAH ; MUHAMMAD
LILLAH ; ALLAH
2. Kepada ALLAH
3. Karena ALLAH
Asal diri kita selagi belum ada apa-apa, hanya ibu dan bapak belum berkumpul
menjadi satu. Maka Allah Taala memerintahkan mengambil air MULHAYAT,
diarak didalam surga atau dilangit beberapa malaikat dan jibril membawanya
lalu diperintahkan dikirim kepada Bapak kita MAKAMAL MACHMUD, namanya
setelah mahaluat 7(tujuh) hari lamanya. Lalu bapak kita menjadi satu kepada
ibu, umpama besi terdampar dibatu, jatuhlah air mulhayat dirahim ibu kita, yang
dinamakan MUKTAH.
Air mani ayah berasal dari matahari, justru Putih warnanya, maka dari itu sir
atau syahwat cepat merangsang pada pihak ayah, itu dinamakan ZAT SIR RAHU,
jatuh kepada ibu seperti air hujan setitik didalam daun keladi. Maka menjadi
anasar ayah aurat, tulang, otam, sumsum. Dan pada ibu air mani tersebut dari
bulan dan dinamakan MUTEPAH. Karena itu air mulhayat ibu kuning warnanya.
Sir atau syahwat ibu lambat merangsang namun kekuatannya air tadi sama
dengan bapak, pihak ibu dinamakan ZAT SIR JAMANINI artinya anasar ibu ; bulu,
kulit, darah, dan daging. Dan anasar MUHAMMAD ; Pendengar, Penglihatan,
pencium dan pengrasa. Empat puluh hari belum lagi terserat, tatkala delapan
puluh hari didalam rahim ibu kita, waktu itu darah haid nikah bercampur dengan
air bercampur dengan air Nuktah, lalu suka makan asam-asam ibu kita dan suka
tidur, karena sudah hamil atau mengandung. Demikianlah daeerahnya atau
alkah sedarah namanya daging segumpal dirahim ibu kita. Tatkala seratus dua
puluh hari didalam rahim ibu maka menjadi ALIF ACHMAD pujinya, Inilah
daerahnya tatkala genap seratus empat puluh hari cukup lengkap kai, tangan,
mata, mulut, kepala, hidung dan telinga MUHAMMAD pujinya, inilah darahnya
didalamrahim ibu kita. Tatkala cukup 9 (sembilan bulan)9 (sembilan) hari maka
firman Allah Taala : LA TATTAHARAKA ILA BI IZNILLAH dengan seizin Allah maka
keluarlah anak itu demikianlah berdoalah amin.
MAKAM SALIK
Ini jalan ringkas dimakam salik yaitu ambil jumlah, supaya lekas paham, asal
mula ambil dari bawah naik keatas : Pertama ROHANI jasmani, arad basariyah
segala tubuh yang kasar. Kedua ayan darajiah, roh idhofi atau roh maruhul
qudus artinya roh yang halus tetapi masih kasar jua halusnya itu jirim-jisim
artinya tubuh yang halus betul, halus masih kasar jua, halusnya ini seperti debu
dijendela iruhul cahaya matahari, karena alam roh, alammitsal, alam ajasam dan
alam insan, sifat maani nur iman belum dapat mengenal allah, mesti berhancur
atau jalan fana, hapus atau jalan baqa ulbaqa atau jalan kadim bagi kadim, baru
bisa dapat makam ubudiyah dan mendapat makam uluhiyah serta didapatnya
pula makam rububiyah. Serta didapatnya akan salik karena nur mubassarah
dengan nur mutalazimah, berlazim-laziman didapatnya ZAUK WADJIDAN IDRAK
artinya dirasa dengan pengrasanya dan didapat dengan pendapatnya daripada
yang lemah, karena kita tiada merasa, dan mendapat serta lemah, hanya ilmu
saja yang tahu sampai kepada JUDBAH, dan makam laduniyah atau makam
istiqomah artinya tetap.
ALAM NUR / NUR AKLI NUR
BISMILLAHIRRACHMANNIRRACHIM
Ambil ringkas saja jalan asal UJUD ADAM mesti mengambil amanah HALAKAL
INSANA MINTIN. Artinya asal manusia itu dari pada ujud Adam. Adapun ujud
Adam dari pada NUR MUHAMMAD. Jadi jasad dan roh oun jadi dari pada NUR
MUHAMMAD jua. Sebenar-benarnya diri adalah Roh. Sebenar-benarnya Roh
adalah manusia, sebenar-benarnya manusia adalah Muhammad, sebenar-
benarnya Muhammada adalah NURULLAH, sebenarnya NURULLAH ialah NUR
ZAT, sebenarnya NUR ZAT ialah ILMU ; mengetahui pandang SUHUD yaitu
pandang SALIK.
NAIK dan TURUN, tatkala naik pujinya HU dan tatkala turun pujinya ALLAH
Naik senaiknya, turun seturunnya tiada di naik-naikan, tiadaa diturunkan. Ini
hanya sendirinya, janagan berpegang kepada nafas keluar masuknya, kalau
naik, nafas masuk, kalau turun nafas keluar.
Yang dikata dengan lidah dan hati. Yang dipakai puji naik HU dan turun ALLAH.
Supaya jangan berpegang kenafas, tetapi naik-turun, tatkala naik pujinya HU
melengkapi tujuh lapis langit ujudnya HUTASARPAH la hurufin wala sautin, tiada
huruf dan suara, zat dirinya. Tatkala turun pujinya ALLAH melengkapi tujuh lapis
bumi ujudnya huyasariyah ZAT dirinya.
Inilah dinamakan makam SALIK, (taraki dan tanazul) turun dan naiknya tetap
berdiri sendirinya sampai pulang ke rahmattullah. Jika ada yang menyerupai
tolak, semua was-was dari syaiton, tidak ada yang menyerupai lagi.
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM
Yang menjadikan dan yang memberi baik dan jahat dan yang lengkap tujuh lapis
langit dan tujuh lapis bumi yaitu hanya ZAT ALLAH dan SIFAT ALLAH yang
sebenar-benarnya. Adapun akan JIBU itu yaitu yang tiada ber ujud dan tiada ia
ZAT. Adapun ZAT dan SIFAT itu namanya jua, maka jikalau ada ujud, ZATlah
namanya. Sungguhpun ada ujudnya, yaitu belum nama tetapi pada hakikatnya
tiada lain daripada JIBU, tiada ujudnya dan tiada zatnya dan tiada sifatnya
melainkan dirinya jua, yang sekalian ni JIBU jua. Adapun yang ber-ujud itu zatnya
dan yang berzat itu ujudnya, dan yang ber pa-el itu sifat ilmunyadan yang
berilmu itu Zatnya karena Tuhan itu yang tiada bersifat. Adapun Allah itu bukan
karena ia karena nama, Allah itu namanya. Engkau pikirkan/ cari dengan pikiran
yang sempurna. Maka barang siapa yang menyembah ZAT ALLAH maka orang
itu sirik, barang siapa meninggalkan ZAT ALLAH dan UJUD ALLAH maka orang itu
mukmin sebenar-benarnya MUKMIN.
Maka itu barang siapa menyembah ZAT atau SIFAT, maka orang itu BIDAH sesat
menjadi kafir kepada Allah, Islam makhluknya. Adapun lenyap sekalian semesta
alam ini malum, lenyap maklum kepada hayun, lenyap hayun kepada ZAT,
kepada hidup yang tiada berzat, karena zat dan sifat dan ujud kembali kepada
JIBU, pada hari yang kemudian, kedua-keduanya itu karena tiada kembali kepada
tiada.
UJUD MUHDAR
UJUD MUHDAR
Tanzizi kadim suluhiyah kadim takluk kodrat iradat ; jalal, jamal, kabar dan
kamal. artinya ; kebesaran, keelokkan, kekerasan dan kesempurnaan. Maka
lengkaplah bumi dan langit dengan isinya semesta sekalian alam ini adanya.
KUN katanya ALLAH PAYAKUN kata MUHAMMAD, ALLAH bernama ZAT
MUHAMMAD bernama SUHUN ZAT, karena kita bernama tanzizi hadist, arad
basariyah tubuh yang kasar sifat baharu alam, keterangan ringkas ini didabit
oleh DATUK ABDURRAHMAN dan diperbanyak oleh DATUK SYAHRUDIN.
oo0oo
HADIST QUDSYI
Dan ini bermula hadist qudsyi, menerangkan sehingganya pada batang tubuh
kita dan lenyap melainkan yang ada, Ujudnya Allah Taala semata-mata, dan
inilah keterangannya tersebut di bawah ini.
1. Ruhul amin
2. Ruhul Amri
3.
1. AKU : ALLAH
2. AKU : MUHAMMAD
3. KARENA : HAMBA
: ALLAH
: IRADAT
: UJUD
oo0oo
PERTAMA ialah Syeh ABDUL HAMID TATAKAN/RANTAU, yaitu dengan gelar DATUK
SANGGUL / DATUK KUNING.
Dan pada abad ke-19 bertambah banyak lagi tokoh-tokoh agama di Kalimantan
ini. Dan akhirnya pada abad ke-20 banyak lagi melahirkan tokoh-tokoh baru
untuk penerus perjuangan beliau itu.
Jadi tokoh-tokoh empat besar itu tadi patut kita warisi, karena adalah
berdasarkan Al-Quran dan hadist dan ijma Ulama yang ahlus sunnah wal
jamaah yang hak.
Demikian pula wali-wali itu adalah di bawah nabi sebagai halifah didalam bumi
ini, sedang nabi-nabi itu beroleh wahyu dan wali-wali beroleh ilham.
Marilah kita teruskan perjuangan yang gigih itu untuk merebut kembali
kemenangan yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita dahulu. Beranikanlah
dirimu untuk terjun dimedan laga, untuk meraih kemenangan yang gilang-
gemilang. Serahkanlah dirimu bulat-bulat kepadanya, niscaya Tuhan berdiri
dihadapanmu sekaliannya. Kita semua harus berani jangan pengecut ; karena
pengecut itu adalah bibit segala dosa durhaka. Kalau siapa pengecut dalam
perjuangan, itu namanya pahlawan syaiton namanya. Dan siapa berani berjuang
dengan Allah, ia akan mendapat gelar pahlawan Tuhan. Pilihlah antara dua, inign
jadi pahlawan Tuhan atau jadi pahlawan shaiton.
Marilah kita menuju kebenaran ; insya Allah, Tuhan akan menunjukkan jalannya.
Sekian.
WASSALAM
INSAN KAMIL
1. Jadi insan kamil adalah pada waktu tanazul berada paling akhir, sedang pada
waktu taraki nantinya jadi yang awal sekali.
2. Yang disebut rahul hajat ialah pintu Tuhan hakikatnya dikatakan pintu-pintu
zat itulah dia lobang yang dinamakan mekar dan kkuncupnya marnas atau buka
tutupnya mahid.
4. Arsiullah artinya muka pada hakikatnya wadah persidangan zat yaitu berada
di kepala dan di dada kita
5. Kursi artinya tempat duduk pada hakikatnya tempat duduk zat yaitu berada
pada otak dan jantung
6. Luch machfut / luch kalam artinya luch tempat machfut dijaga pada
hakikatnya adalah sifat-sifat zat. tempatnya berada di jasad serta dijaga oleh
malaikat katibin. Jadi yang dimaksud puncak hidup itu ialah berada di badan kita
pribadi (pahmakanlah)
Ibarat wahana zat dengan sifat itu, seperti sendiri-sendiri saja. Jelasnya
mengatakan terhadap berdirinya hamba dan Tuhan. Seolah-olah berdiri sendiri-
sendiri padahal yang sebenarnya adalah tetap satu (esa). Jadilah kesimpulannya
adalah tidak ada sifat yang berdiri diatas zat atau yang bertambah dengan sifat
maani yaitu gazlikun bizatihi, maridun bizatihi, alimun bizatihi, dan seterusnya
sampai kalam.
Jadi disini duduknya kepada JIBU artinya tiada huruf dan tiada suara, zat dirinya.
Ibarat roh dengan badan, tetap kekal. Inilah yang dinamakan alip mutakalimun
wahid. Artinya yang berkata-kata jadi ucapan tanpa mulut itu adalah yang
mempunya rupa yang sejati, dan tempatnya berada didalam sukma/nyawa kita
pribadi, dan suara. Inilah yang disbut zikir batin yang sesungguhnya dan yang
sebenarnya serta azali dan qadimdan yang baqa. Sedang malaikat pun tidak
boleh tahu apapun yang keluar itu : semua malaikat dan zipun bisa tahu. Tetapi
yang disebut mudawatuhzukri itu tak ada seorangpun yang tahu kecuali dia
sendiri inilah puncak segala puncak ilmu dan amal marifat. Dan inilah zikir yang
senantiasa dan tiada pernah lupa walau sekejap matapun. Maka ada seorang
wali pernah berkata : apabila aku lupa sekejap juapun sengaja atau tidak
sengaja, maka aku hukumnya diriku itu murtad. Demikianlah adanya kepada kita
ini semuanya, bila lupa berarti belum sempurna ilmnya. Dengan sdanya
keterangan ini itulah apa adanya dapat hamba sampaikan semoga Allah
meridhoinya amin ya robbal alamin.
TENTANG NAFSU
Inilah nafsu zat haq taala. Kenyataannya pada/diri hidung kejadiannya dalam
cahaya putih : kelihatan segala macam sesuatu dikalam laut Rachmad jadi
kesempurnaan dari ke 4 macam tersebut diatas tadi adalah bersatu di dalam
alam nur/ cahaya kita pribadi. Demikianlah uraian ringkas dari hamba semoga
kita semua beroleh petunjuk, serta taufik dan hidayahnya dari pada Tuhan
azzawazallah. Amin
Qalbu hati
Zatullah taala. Tahu hati nurani kenyataan ilmu Zatullah taala. Kuasa hati
nurani kenyataan kudrat Zatullah taala. Berkehendak hati nurani kenyataan
pendengaran Zatullah taala melihat hati nurani kenyataan penglihat Zatullah
taala. berkata hati nurani kenyataan alam Zatullah taala. jadi pernahkah
susunan/gugurnya kepada diri kita sendiri atau diri pribadi.
Jadi baiklah kita uraikan arti dan makna sebenarnya apa yang berlaku kepada
hati nurani itulah kelakuan Zatullah taala maknanya apabila kelakuan Zatullah
taala pada hati nurani itu tiada di dalam da tiada diluar hamba tiada dengan
nyata-nyatanya hati nurani karena hati nurani itu adalah sifat zattullah dan
daripada hati nurani itulah lampah kepada tubuh kita ini. Maka nyatalah tubuh
kalimah daripada hati nurani. Maka karena hidup tubuh kita ini sebab hidup hati
nurani tahu tubuh kita ini sebab tahu hati nurani. Kuasa tubuh kita ini sebab
kuasa hati nurani. Berkehendak tubuh kita ini sebab berkehendak hati nurani.
Mendengar tubuh kita ini, sebab mendengar hati nurani. Melihat tubuh kita ini.
Sebab melihat hati nurani. Berkata tubuh kita ini sebab melihat hati nurani.
Berkata tubuh kita ini sebab berkata hati nurani. Bergerak tubuh kita ini sebab
bergerak hati nurani. Gerak dan diam tubuh kita ini sebab gerak diam hati
nurani jua. Maka nyatalah hidup kita dan tahu, kuasa kita, bergerak dan
mendengar/melihat serta berkata-kata ini kenyataan hati nurani artinya
kelakuan hati nurani. Maka apabila kelakuan hati nurani pada tubuh kita yang
kasar ini, tiada nyatanya kepada tubuh kita yang kasar ini karena tubuh kita
yang kasar ini. Sifat hati nurani dan hati nurani itulah kenyataan zat Allah Taala
yang tiada baginya ialah yang di per-ujudileh sekalian yang maujud adapun
sebenarnya hamba itu yaitu : mata tiada melihat, telinga tiada mendengar,
mulut tiada berkata-kata, hidung tiada mencium, maka mata dapat melihat,
telinga dapat mendengar hidung dapat mencium mulut dapat berkata-kata.
Hanya pekerjaannya jua. Sabda rasulullah saw yang artinya : lidah itu juru bicara
hati dan hati itu juru bahasa lidah, hidayah itu daripada cahaya yang qadim dan
azali. Adapun arti hidayah itu ialah sifat tubuh yang nyata pada hati nurani
adapun sifat itu adalah kenyataan zat yang wajibal wujud. Tuhan Allah ada
menerangkan didalam al-Quran yang artinya kenyataan Allah didalam diri kamu
melengkapi, mengapakah kamu tidak melihat. Dan lagi Allah Taala serta kamu,
dimana saja kamu berada
Maka nyatalah bahwa kelakuan yang nyata kepada dirimu itu ialah nafsumu itu
semuanya kenyataan keadaan zatullah taala yang meutlak, adapun hamba tak
punya. Jadi yang mempunyai kelakuan itu tiada huruf dan tiada suara.dan tiada
isyarat itulah dirimu dunia dan akhirat itulah Jibu. Adapun pahamnya segala
yang tersebut didalam akibat yang lain-lainnya, ang dinaakan kitab maksudi
tasauf itu yaitu jikalau kita ada bisa mengembalikan amanah allah atau berlaku
barang sebgainya sama didalam sembahyang, didalam ziki atau barang
pekerjaan dunia, maka sudah karamlah kita didalma laut qadim ang haqiqi.
Manakal karam hapuslah namanya, manakala hapus lenyaplah baginya
namapun tiada itulah yang dikata Esa dan meliputi. Jadi kalau tiada demikian,
tiadalah hasil marifat seperti ini barulah benar-benar cinta dan rindu dendam
dengan zat hayat yang hidup sendirinya. Maka berkasih-kasih dan berinjak-
jinakan, karena sudah sauju senyawa, serta serasa dan serahasia. Inilah
walaupun sembarang saja kelakuannya, tiada diketahuinya dirinya karena
pekerjaan itu atau kelakuannya didunia dan diakhirat sama dibuatnya adapun
arti rindu itu belum berjumpa dan arti dendam itu sudah bertemu.
Dan arti rindu itu hamba, dan dendam ialah Tuhan maksudnya. Yang artinya
berjumpa itu sudah bertemu nyatalah dengan nyatanya, manakala nyata
datanglah laut rahmat dan nikmat itulah jibu.
KARENA itu tidaklah BERDIRI SENDIRI. TETAPI SEMUANYA BERHAJAT KEPADA
ALLAH. MAKANYA ADANYA ALAM INI TIDAK MENARIK PERHATIANNYA. KARENA ITU
MEREKA ANGGAP BAGAIKAN TIDAK ADA. INILAH CAHAYA ILAHI ROBBI YANG
MENYINARI DIRINYA LAHIR BATIN.
Dua kalimah syahadat itu ada dua bagian : pertama yang disebut syahadat
tauhid, kedua syahadat rasul. Dua kalimah syahadah itu kita sudah maklum
yang artinya menurut logat umum ialah aku naik saksi tiada tuhan melainkan
allah. Dan aku naik saksi bahwasannya Muhammad itu utusan Allah.
Maksudnya ialah : yang dinamakan tuhan itu ialah kenyataan adanya hidup kita
pribadi. Sebab sebenar-benarnya yang kita sebut itu tidak ada. Itulah disebut
tiada tuhan itu menetapkan hanya hidup kita pribadi. Sebab yang menyebut itu
juga yang menyebut atau yang menyaksikan itu juga yang disaksikan.
Berdasarkan dalil al-Quran dan al-Hadist al-insanu sari wa ana sirrohu. Artinya :
insan itu rahasiaku dan akupun rahasianya.
Dan lagi firmannya : al-insan sirri wa ana sirri sifatin wa sifatun ligoirih, artinya :
insan itu rahasiaku, rahasiaku itu sifatku, dan sifatku itu tiada lain daripada aku
jua. Jadi nyatalah kepada kita bahwa allah, Muhammad, adam (insan) adalah
satu. Insan kamil pun allah jua. Adam dan Muhammad pun pada hakikatnya. Jadi
pada hakikatnya manusia ini adalah tuhan (dalam rahasia) atau rahasia dalam
ketuhanan.
Johiro abdi bathinu abdi artinya : pemeliharaan tuhan pada bathin tuhannya
yakni kepada ilmu hakikat kenyataannya, adanya tiadanya dan Esanya huwal
awwalu wal ahiru wadjohiro wal bathinu wahuwa ala kulli syain qadir. Dia yang
awal dia yang akhir, dia yang johir dia yang batin. Adapun yang dinamakan
Muhammad itu bukannya Muhammad yang di Madinah. Tetapi yang sebenarnya
ialah cahaya kita pribadi. Itulah sebabnya diakui utusan, sebab cahaya kita itu
pertandanya tuhan. Masalahnya adalah begini : apabila kita benar-benar sampai
kepada tuhan, utsan tuhan keluar dari diri kita : bahwa utusan tuhan itu
mendatangkan apa ciptamu, maka barang siapa percaya mendapat kasih
ampunan tuhan. Apabila sudah menerima petunjuk yang demikian itu. harap
hati-hati dan waspadalah didalam hati. yang hidup kita pribadi itulah adanya
nugraha dan anugrah. Artinya : nugraha itu tuhan dan anugrah itu hamba.Sebab
usaha senyawa didalam badan pribadi. Janganlah sak dan ragu lagi.
oo0oo
Artinya : aku adalah suatu perbendaharaan yang tersembunyi, aku ingin dikenal,
maka kujadikan makhluk, supaya mereka mengenal aku dengan aku. Maka
disinilah kita membuatkan cita-cita yaitu : yang disebut jam-ul himmah dan ada
lagi sebuah hadist yang berbunyi. Mallam yazuq lam yarif, artinya barang siapa
belum pernah merasai, maka belumlah ia akan tahu, dan lagi sebuah hadist
yang berbunyi : Mal-lam bizuq lam yadir, artinya : barang siapa tiada merasai
niscaya tiadalah ia mendapat dan tiada beroleh maqam arifinbillah, jadi dalam
tingkat ini siapa tiada merasai dengan rasanya niscaya ia bergemilang dalam
dosa durhaka kepada tuhan dan kepada rasulullah saw sekarang baiklah hamba
teruskan kepada membicarkan tentang Hulul. Hulul artinya : yaitu ketuhanan
atau lahu menjelma kedalam diri insan atau nasud. Nur Muhammad sebagai asal
usul segala kejadian amal perbuatan dan ilmu pengetahuan dan dengan
perantaraanya seluruhnya ala mini djadikan. Bila batin seorang insan telah suci
di dalam
Mukarrabin artinya: orang yang paling dekat kepada tuhan di atas daripada
makam mukarrabin itu tibalah di puncak sehingga bersatu dengan tuhan
(tunggal dalam rahasia) maka tidak dapat lagi dibedakan atau dipisahkan
diantara asyik dengan masyuknya. Dan apabila ketuhanan itu telah menjelma
atau tjih di badan dirinya maka tidaklah lagi kehendaknya yang sabda Rasulullah
saw.
Sabda nabi: yang aku khawatirkan terhadap umatku, ialah kelemahan dalam
iman keyakinan. Kalau lemah dalam ibadah lahir dapat diperbaiki dengan
kesabaran. Kelemahan iman keyakinan bisa membawa lenyapnya semua amal
yang lalu/ yang sekarang dan yang akan dating maka dari pada itu marifatlah
lain tidak. Sebab marifat itu adalah puncak segala amal, dan puncak segala
kebahagiaan dunia dan akhirat, puncak rasa menikmati ridhanya. Jadi
kesempatan adalah sorga karena adanya marifat dan neraka itu karena terhijap
artinya ; tidak kenal kepada Allah, dan tidak melihat allah dalam apa yang ia
lihat.
Suatu tanda/ciri nas dari orang yang lulus dalam perjuangan mereka selalu
menyerah kepada allah sejak awal perjuangannya mereka ridho kepada allah
dan berbuat menurut kehendak allah.
Keterangan-keterangan
Orang yang sampai kepada cahaya akal yakni : allah selalu meliputi dirinya dan
mengurung mereka lahir dan bathin, artinya : ia yang meliputi dan ia yang
meliputi, ia yang mengurung dan ia yang dikurung.
Orang yang sampai kepada cahaya ilmu, yakni : allah selalu bersamanya dimana
saja ia berada. Ia merasa dirinya tidak ada lagi jika disbanding dengan adanya
allah : artinya adanya adalah adanya allah, dan tiadanya adalah tiada makhluk.
Karena pada hakikatnya makhluk ini fana kepada / kedalam allah (fana zihir dan
bathinlahir bathin). Inilah disebut seorang aribillah.
Karena ahli hakikat itu hanya melihat kepada allah saja walaupun matanya
terbelalak melihat alam. Orang seperti itu bukanlah tidak melihat kepada
sesuatu disampingnya karena itu tidaklah berdiri sendir-sendiri.
Maka tidaklah lagi kehendaknya yang berlaku, melainkan kehendak allah taala
jua. Apabila ruh allah telah meliputi akan isa anak mariyam, demikian pula kita
ini pada hakikatnya tiada berbeda-beda dengan isa a.s.Jadi apabila siapapun
mampu memfanakan dirinya ke dalam tuhan yaitu dengan pensucian ruh. Maka
pada waktu itu ruh Allah masuk ke dalam badan insan maka dikala itu perbuatan
dan iradat insani tadi menjadi perbuatan dan iradat tuhan. Tegasnya insan ain
allah dan allah ain insan. Jadi pada hakikatnya manusia itu adalah tuhan tuhan
dalam rahasia. Sebab insane jadi daripada zatnya jua (rahasia). Tuhan menurut
bentuk dan surahnya sendiri. Itulah sebabnya maka tuhan menindahkan kepada
malaikat supaya sujud kepada adam (manusia). Ini adalah bukti yata dalam al-
Quran. Tuhan itu menjelama atau tjli kepada insan yang telah sanggup
mempanakan dirinya kedalam tuhan, sehingga mendapat baqa didalamnya,
fana kedalam tuhan dan baqa dalam tuhan. Cinta kedalam tuhan adalah
kecintaan tuhan. Sekarang kita lanjutkan pula kepada membicarakan tentang
hakikat. Perkataan hakikat berpokok dari kata al-haqqu (sebenarnya) kemudian
pindah menjadi muhaqqa (nyata kebenarannya). Sudah itu pindah menjadi ta
haqio (benar tak salah lagi). Akhirnya menjadi hakikat (zat dari al-haqqu). Jadi
ang disebut haikat dalam mutunya yang luhur itu ialah bebas lepas dari segala
pengaruh berkuasa sendiri dan tidak satu misalpun di pendapat untuk
dicontohnya. Hakikat yang kuhur itu hanya dapat dilihat oleh ilmu, ruh dan
perasaan (ZAUQ). Sekarang kita dalami lagi tentang mengenal hakikat.
Kata-kata hakikat tadi berpokok dari pada al-haqqu. Al-haqqu itulah yang
memberikan nur cahaya dan aulia yang menjadikan segala yang ujud (segala
yang ada) dialah yang
Menjadikan segala yang ujud (segala yang ada). Dialah yang menjadikan alam
seluruhnya. Didalam alam itulah terletak sinar yang membukakan rahasia dari
al-haqqu. Dengan kata lain al-haqqu itu ialah : allah taala. Jadi apabila manusia
berangsur-angsur mengetahui dan mengenal al-haqqu itu. Maka akhirnya al-
haqqu itu pulalah yang menjadi buah kehidupan manusia itu. Demikianlah
keterangan tentang mengenal Hakikat.
Akulah yang hidup yang tiada pernah mati. Yang ingat yang tidak
Lupa, kekal tiada berubah, pada kenyataan zat, akulah yang hawas lagi tahu,
dan tiada samar dan dari segala sesuatu.
Akulah yang kuasa dan menguasai, dan akulah yang maha bijaksana, maha suci
aku, dan sungguh besar kuasaku, dan sembahlah aku.
Di hadist qudsyi ini tadi, bukan saja kita baca saja tetapi yang utama sekali ialah
; untuk pribadi kita sendiri dan untuk akidah kita sendiri.
Jadi inti dari semua itu adalah ; Tiada tuhan melainkan allah, dan Muhammad itu
utusan Allah.
Jadi hakikat kita yang sebenarnya adalah, hidup kita ini adalah hidupnya Tuhan
Allah (Rahasia)
Buktinya Tuhan kuasa menghidupkan yang mati dan adanya mati dari hidup.
Justru hidup kita ini berasal dari yang mati.
Dan akhirnya tiada yang mati, dan hidup didunia dan akhirat tiada akan pernah
lupa akan hidup kita, tanpa perbuatan, tanpa bergeser dalam kenyataan yang
sejati.
Jadi dasar kenyataan yang sampai kepada pusat yakin. Itulah dia kesempurnaan
hidup.
Dan tiada merasa apa-apa yang dimaksud asal kita mati ialah, mati MANAWI,
bukan mati HISYI.
Adapun kehidupan ini atau kehidupan dunia ini, itulah dia zat yang maha suci,
yang tiada huruf, dan tiada suara, tiada kata-kata dan tiada nama, tiada warna-
warni, tiada roh, tiada jasad, dan tiada apa-apa tiulah dia JIBU.
LAHURUFIN WALA SAUTIN artinya ialah tiada huruf, tiada suara, tiada kata-kata
zat dirinya. Demikian tentang dua kalimat syahadat tersebut.
Asal dua kalimat syahadat itu ialah ; nur Muhammad, nur Muhammad itu ialah
cahaya kita yang terang benderang tuhan telah bertazalli kepadanya. Nur
Muhammad itu adalah hakikat alam. Dan nur Muhammad itu ialah cahaya kita
pribadi. Jadi kesimpulannya ialah kita ini asal adam. Adam dari nur Muhammad,
dan nur Muhammad itu dari nur zat. Maka wajarlah kita ini dengan zat allah.
Karena zat itulah bermula segala ujud. Jadi nyatalah kepada kita bahwa ujud
sekalian alam ini kenyataan ujudnya allah taala jua. Inilah yang disebut
wahdatul ujud (ke-esaan ujud). Nyata dan jelaslah kepada kita bahwa semua
ujud ala mini adalah ujud allah taala jua. Jadi allah, Muhammad, adam adalah
satu. Insane kamil pun allah jua, adam dan Muhammad pun pada hakikatnya.
Jadi hakikatnya manusia ini tuhan/dalam rahasia hamba.
oo0oo
Pokok pengetahuan itu ialah : orang yang telah mendapatkan makam tuhannya.
Dan diduduki kedudukan orang yang kuasa manusia allah yang bersifat dengan
sifat-sifat allah dalam dirinya. Latknatuni goirif wala goirifuna. Artinya : adapun
ilmu yang satu itu, siapa saja yang menangkapnya, niscaya masuk sorgalah ia.
Layarifu Robbahu wala robbahu. Artinya : barang siapa yang mengetahui ilmu
satu itu, dan dapat mengamalkan, niscaya sempurnalah ia di dunia dan akhirat.
Demikianlah yang hamba sampaikan kepada saudaraku muslim.
Wala mukminin hayun fiddroini. Artinya : masuk dalam lipatan pakaian suaminya
hal ini terdapat pada nikah batin, sebab dia mengaku mamum pada suaminya.
Nata kimbolong artinya : termasuk dalam lipatan pakaian istrinya : ialah karena
perkawinan itu.
Nikah bathin yang sebenarnya, dan jangan sampai pisah dunia akhirat. Nikah
bathin yang sebenarnya ialah : apabila si istri mengenal diri dan memahami
sebenar-benarnya tentang rahasia dirinya dan memahami akan tuhannya
sedalam-dalamnya. Maka dialah yang diberikan oleh suaminya nikah
bathin.Sebab mustahil akan bercerai dengan suami dari dunia hingga
akhiratnya. Cobalah renungkan sejenak berpisahnya allah dengan Muhammad.
Kesimpulannya apabila nabi kita miraj maka kitapun miraj jua adanya.
Kalau tidak demikian, maka tersalahlah marifat kita kepada Allah Taala. karena
hakikatnya disekujur badan kita ini telah menerima keadaan dalam wujud
pribadi.
Jadi hakikat adam itu tadi adalah sebagai adekan perwujudan kita pribadi yang
nyata kepada kita adalah pendengaran, penglihatan, perkataan, penciuman kita
itulah nafas kita yang sudah pasti dan Muhammad itu tadi adalah rasa jasad
kita. Sekarang meresap sekali yaitu : penglihatan, pendengaran, pencium,
pengrasa dan pengucap. Semuanya masuk kedalam rasa. Ujud juga adalah
sebagai bukti. Jadi pada hakikatnya seluruh rasa itu sudah menyatu atau
menunggal didalam jasad. Tentu tidak ada kekurangan lagi bukan ?
Makanya sudah kita katakan dahulu tadi bahwa kalau didalam hadits qudsyi
allah mengatakan seperti di bawah ini. Tidak ada Tuhan melainkan Aku dan
Muhammad itu adalah utusan-Ku. Makanya kitapun harus demikian juga adanya
kalau tidak tersalahlah marifat kita kepada Allah dan kepada Rasulullah.
Memang banyak yang dapat memahami arti dalil-dalil dan hadits yang
mendalam sekalipun mereka tiu cap seorang guru atau seorang ulama dan
penceramah, belum tentu dapat memahami dalil dan nash dan hadits-hadits
qudsyi yang mendalam dan yang penuh dengan liku-likunya memang sulit kalau
tidak ada pertolongan, Ilham dari Tuhan robbul alamin. Kalau hanya
menggunakan akal manusia semata, bangkrutlah yang akan bertemu.
Jadi yang utama sekali dalam menggali ilmu ketuhanan itu ialah tumpahan ilham
dari alam goib dan jangan mengartikan ayat-ayat al-Quran dan al-hadits
menurut seleramu sendiri, karena ayat-ayat suci al-Quran itu mengandung
empat arti dan makna dan pengertiannya. Kalau mengajinya hanya selapis saja
memang sulit untuk mencari kebenaran mutlak maka dari itu wahai sekalian
penuntut camkanlah selama akalmu masih bergelimang dalam nafsumu selama
itu pula shaiton selalu mengkuti jejakmu.
Artinya : johir Tuhan ada dimanusia dan bathin manusia ada di Tuhan. Dan
sholatmu itu dua rakaat. Yaitu pada waktu subuh apakah sebabnya jadi dua
rakaat ? sebabnya ialah adanya nyawa dan ujud.
Wahai engkau Nuh, aku perintahkan engkau menjadi utusanku, tetapi engkau
jangan marifat dulu kepadaku, ketahui siapa dulu olehmu : bahwa
pendengaranmu itu adalah pendengaranku, dalilnya sama dengan adam dan
engkau sholat empat rakaat pada waktu johor. Apakah sebabnya jadi empat
rakaat ? sebabnya ialah engkau punya telinga dan dua kaki.
Wahai engkau Musa kujadikan engkau utusanku, tetapiengkau jangan ingin tahu
dahulu kepada zat dan sifatku. Ketahui saja bahwa pengucapmu itu
sesungguhnya adalah pengucapku. Dalilnya sudah ada yaitu kalam
mutakalimun. Sholatmu ada tiga rakaat pada waktu maghrib, yaitu mulut, punya
lisan dan memiliki arti yang tak salah lagi.
Wahai nabi Isa, engakau adalah utusanku, dan engkau tak usah marifat
kepadaku dulu, atau engkau ingin tahu tentang zatku ketahui saja bahwa
nafasmu itu sendiri. Itu adalah kenyataan hidupku ini pasti, dan engkau harus
sholat empat rakaat pada waktu isa. Sebab di dirimu itu ada dua lobang hidung,
sebagai bukti nyata dari padaku, dan punya darah. Sebab darah itu nanti mati
(beku), dan nafasmu habis hilang. Jadi dapatlah kita simpulkan bahwa sholat
lima waktu itu sudah terhimpun pada diri.
Baikah hamba susun seperti di bawah ini. Inilah sholat yang 17 rakaat itu pada
diri kita.
8. 8. Mata kiri
9. 9. Tangan kanan
Demikianlah adanya usul sholat 17 rakaat yang ada pada diri kita masing-
masing. Inilah sebenarnya sholat (ingat) ingatlah selalu jangan lupa pada
asalnya.
Pertama : marifat orang ahli sariat itu yaitu : mengenal segala hukum dan
mubah, fardhu dan sunat.
kedua : adapun marifat orang dalil tharikat itu yaitu mengenal barang yang seni
seperti: ria, ujud, takbur, sumah, dan hasad dan Lainnya. Segala sifat
mazmumah yang tercela oleh rasa dan mengenal akan kasih sayang akan Allah
Taala kepada hambanya dan mengenal buruk dan baik zahir bathin.
Ketiga : adapun marifat orang ahli hakikat yaitu: antara antazzahu tasybih dan
tiada terdinding pandangan zahir dengan yang bathin dan sebaliknya tiada
terdinding pandangan bathin akan zahir. Demikianlah secara ringkasnya saja.
Apakah yang dinamakan sariat dan apapula hakikat ? sariat itu tubuh kita dan
hakikat itu jiwa, keduanya itu tiada boleh pisah atau bercerai walaupun kita
sudah kembali kea lam baqa. Ruh dan badan tiada tiada boleh pisah. Sebab
sudah senyawa di dalam badan atau di dalam rasa. Jadi siapa sariat semata
dalam hidupnya, maka tiada harapan kumpul dengan ruhnya. Tetapi kalau sudah
sampai kepada hakikat tidak mungkin lagi terpisah dengan sifatnya (badannya).
Jadi bagi ahlul hakikat walau bagaimanapun jua bentuknya, tetaplah ia ada
sariat inilah arti sariat yang sejati dan mutlak, disini tidak ada tawar menawar
lagi, titik.
Sariat tubuh, tharikat nafas, hakikat ruh, dan marifat adalah sir. Inilah yang
disebut afal.Asma, sifat, dan zat kesemuanya ada dalam diri kita lahir bathin.
Dan inilah orang yang dahulu disebut: pandanagn, pengrasa, pengucap, dan
pencium. Kesemua itu bersatu atau bersamaan di dalam di dalam rasa. Jadi
siapa sudah mengembalikan hak taala yaitu rasa, maka dialah yang merasa di
dalam rasanya da siapa masih betah dalam rasa adam, maka tempatnya d
neraka karena rasa itu ada tiga martabat, 1. Rasa allah 2. Rasa Muhammad 3.
Rasa adam. Demikianlah yang sebenarnya yang dapat hamba sampaikan, dan
pilihlah sendiri-sendiri.
Adapun islam itu sariat, dan iman itu hakikat, atau dengan kata lain ialah islam
itu zahir dan iman itu bathin, dan bisa juga disebut islam itu tubuh dan iman itu
ruh/nyawa, jadi kalau kita kembalikan kepada asalnya yaitu: ruh dan jasad
kembali kepada nur Muhammad dan nur Muhammad itu jadi daripada kudrat dan
iradatnya. Kalau demikian adanya nyata kepada kita
bahwa nur Muhammad itu jadi daripada nur zat nyata benar bahwa zat itulah
bermula sgala ujud. Zat itulah bermula segala ujud tidak ada yang ujud hanya
allah dan perbuatan allah taala. Jadi nur Muhammad itu tadi disebut juga
dengan hakikat alam, Muhammad, dan hakikat Muhammad ialah hakikat alam.
Jaid nyata kepada kita bahwa ujud alal dan ujud allah, dan ujud allah ain ujud
alam ialah adalah hakikat alam. Jadi alam dan tuhan ialah satu (rahasia). Kalau
demikian adanya maka ini dengan alam seluruhnya adalah satu rahasia di
kesimpulannya adalah: allah, Muhammad, adam ialah satu rahasia insane kamil
pun allah jua. Muhammad dan adam pun pada hakikatnya, jadi ada hakikatnya
manusia ini tuhan dalam rahasia. Syarat a dalam beramal. Yang sebenarnya
syarat syah beramal ialah: khusyu, ikhlas, dan ikhsan (marifat)
Baiklah kita ambil pertengahan saja dahulu ikhlas ada tiga martabat/tiga bagian:
1. Ikhlas orang mubtadi itu ialah; suci daripada riya, ujud sumah dan tujuannya
hanya semata karena allah taala. maksud dan tujuannya untuk masuk surge
dan takut akan neraka. Jenisnya ingin pahala dan menjauhi akan segala dosa.
Maha suci dari riya dan sumah hanya semata karena allah dan tidak inign
pahala, hanya mengerjakan suruh dan meningkatkan tengah.
3. Ikhlas orang muntahi itu ialah: tiada menilik baginya dari atau amal lainny,
hanya memandang fiil hakiki kelakuan allah taala pada dirinya.
Dan mereka tiada merasa lagi ada ujudnya sendiri, semuanya fana zahir dan
batinnya. Kehendaknya adalah tidak bersalahan dengan kehendak tuhannya
pandangannya manuggal dengan pandangan tuhannya. Kemauannya telah
menunggal dengan kemauannya atau tuhannya dan dia seujud, senyawa,
serasa, serasi dan serahasia dengan tuhannya. Tuhan menjadi matanya untuk
melihat, telinganya untuk mendengar dan lidahnya untuk berkata-kata. Dia
menjadi wali allah dan allah menjadi walinya. Demikianlah orang yang duduk
pada golongan muntahi itu tadi. Inilah yang dimaksud dengan ikhlas, atau khusu
dan ikhlas, dan ihsan. Inilah maqam ahlul akhirat namanya. Untuk menjalani ke
maqam muntahi ini kita harus sabar dan ridha apa kehendak allah taala saja
dan harus menjalani maqam/martabat yang tiga itu seperti yang diterangkan di
atas tersebut. Demikianlah keterangan ini.
oo0oo
Rahasia Marifat
Adapun rahasia itu didalam hati, dan hati itu didalam puat, puat itu didalam
jantung, dan jantung itu di dalam rahasia allah.
Tetapi hati, puat, jantung itu sudah lebur kedalam rahasia allah. Jadi tuhan itu
tiada bertempat dan tiada ditempati oleh makhluk siapa yang sangka bahwa
tuhan itu bertempat di hati, di puat, di jantung, di arsy, di langit, di surge, atau
di manusia, maka rang itu kafir.
Atau rahasia marifat itu tidak terpakai lagi kata-kata yang bagaimanapun, sebab
kalau kita masih berpegang kepada kata-kata maka kata-kata itulah yang jadi
dinding. Dan yang disebut rahasia allah itu tadi, pertama rahasia yang berada di
dalam jantung itulah yang bernama allah. Dan yang demikian bernama rahasia
allah, dan kehendaknya, kehendak allah inilah yang berada dalam puad, dan
inilah yang bernama rasa. Karena disitulah tempat akan segala kehendak allah,
lahir atau bathin. Sekali lagi janganlah dipahami bahwa tuhan itu bertempat
kepada manusia, atau manusia bertempat kepada tuhan. Untuk membuktikan
hilangnya rasa itu. lihatlah contoh orang yang sedang tidur. Semuanya tiada
merasa apa-apa lagi. Apalagi yang disebut in itu sudah tidak ada. Dari itu
janganlah lagi akhluk berkehendak, jangan lagi ada Ingatanmu, dan dirimupun
tiada. Maka yang ada itupun hanya hayat jua adanya. Jadi, disini adalah rahasia
allah itu jad iradat kepada insane dan kepada hayawan, sekiranya jika rahasia
allah itu dan iradat allah zahir dan bathin, tidak ada maka disitulah manusia
menganggap ada perbuatan dirinya sendirinya. Disinilah hawa nafsu
menunggangi manusia. Bukan manusia menunggangi nafsu, tapi nafsulah yang
beraku-aku itu dalam setiap kejapan mata. Aku haramkan mulutku, aku kapirkan
hatiku, bila aku masih beraku-aku dengan hawa nafsu yang tercela atau dengan
nafsu akuan makhluk aku sebagai si penyusun kitab ini bertanggung jawab atas
kata-kataku tadi. Siapa yang hendak mengambil boleh dan siapa yang
menolakpun boleh.
Seorang wali itu tidak beraku-aku lagi kecuali dengan akuan allah. Bulanlah
engkau yang beraku-aku.
Dikata engkau beraku-aku tepi allahlah yang beraku-aku tiada engkau beraku-
aku. Jadi yang beraku-aku dikala itu adalah rahasia allah, bukan engkau dalilnya:
wama romaita idjromaita, walakinnallah aroma. Artinya: bukanlah engkau yang
melempar dikala engkau melempar, tapi allahlah yang melempar dikala engkau
melempar. Pahamkah.
oo0oo
Tapi bila kita mendakwa kepada ruh, maka teruskanlah kepada zat dan sifat
allah. Supaya jangan terdinding kepada allah apabila sudah kita tembuskan
kepada zat dan sifat allah, itulah tubuh orang marifat yang sebenarnya. Kalau
sudah sampai kepada diri yang sebenarnya atau diri bathin, barulah bathin
dapat melihat bathin. Disini dapatlah orang yang sampai itu melihat perjalanan
ruh/rohani. Adapun yang disebut roh idhofi itu berbadan Muhammad. Disini
hamba tambahkan pula tentang nama-nama roh yang patut dikenal: seperti roh
idhofi, roh mukayyat, dan roh mutlak. Dan yang pertama tadi disebut roh idhofi.
Dan yang disebut roh/nyawa itu tadi disebut juga roh mukayyat. Yang disebut
roh mutlak itu adalah roh robbani itu adalah roh tuhan allah.
Kalau orang yang hanya sampai kepada roh mukayyat atau yang disebut nyawa
itu: artinya yang belum meneruskan kepada zat dan sifat allah taala.
Maka orang yang telah meneruskannya kepada zat dan sifat allah itulah yang
disebut roh mutlak. Atau lazim disebut oleh kaum sufi dengan ruhul kudus atau
ruhul haq, ruhul amin.
Jadi seorang wali allah yang berada pada tingkat atas darinya bertubuh sir, dan
berubah-ubah tuhan. Yang disebut sir dan roh itu ialah : zat allah dan sifat allah.
Dengan adanya zat dan sifat itu lalu kita ingat kepada kalimah yang berbunyi
ah, ah, ah, ah, ah, ah, ah. Disini ada dua huruf, yaitu huruf alif dan huruf ha. Alif
itu berarti ujud, dan h itu berarti hayat. Tiap-tiap hayat tentunya dengan ujud.
Setiap ujud dan hayat, pasti dengan namanya pula. Dan setiap ada ujud, hayat
dan asma, tentu ada afal jadi susunannya yang sebenarnya itu adalah : zat,
sifat, asma, dan afal itulah yang bernama allah dan akhirnya kalimah la illha
ilallah itulah yang bernama zat sifat asma dan afal. inilah rahasia bathin dan
zahir syariat dan hakikat. Hamba dan tuhan, abid dan mabud, khalik dan
makhluk. Zat dan sifat tiada boleh pisah, begitu juga tidak boleh sekutu. Ia
seperti naf dan isbat jua adanya dan masa lalinya rasa, kita lupa dan kita tidak
ingat lagi yang sebagai macam, itulah yang bernama idhafat maallah artinya :
hilang semuanya dan tidak ketinggalan walau sebesar atom. Maka ini hamba
disebut dengan makam : penelanjangan tuhan. Sekarang baiklah kita teruskan
kepada membicarakan tentang yang lainnya. Adapun cita-cita dan rasa perasaan
masalah berbagai bathin dan zahir sekalian tubuh itu lahir dan bathin. Sebab
karena
yang dipuji itu jatuhnya kepada tubuh bathin dan zahir. Inilah jadinya kedalam
diri kita, bilangan tatkala allah taala itu bersifat dengan sifat, kata ain. Jadi
kesimpulannya ialah yang memuji ia yang dipuji. Ia yang menyembah dan ia
juga yang disembah. Karena ahadiyah, wahdah, dan wahadiah adalah Esa. Jadi
disini boleh di kata : puji qadim bagian qadim, puji hadist bagi qadim. puji qadim
bagi hadits. Dan puji hadits bagi hadits. Bagi orang yang paham tentan rahasia
marifat itu, tidak ada lagi syakan ragu atas kata-kata yang diatas ini tadi sebab
dalam ilmu hakikat ada kesimpulan yang berbunyi wahadiah, wahdah,
wahidiyah, adalah Esa. Jadi Muhammad, adam adalah Esa.
Kamilpun allah jua. Muhammad dan adapun ada hakikatnya : jadi pada
hakikatnya manusia ini adalah rahasia Tuhan menurut bentuk dan surahnya
sendiri. Makadari itu tuhan memerintahkan kepada malaikat supaya sujud
kepada adam a.s.
Beberapa kesimpulan
Asal kata makhluk diambil dari kata-kata halq dan kata-kata halq diambil dari
kata khaliq. Dan kata-kata khalik itu adalah khalik. Jadi asal dari khalik kembali
lagi kepada khalik. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Datang dari allah kembali
kepada allah. Awalnya allah, dan akhirnya allah. Awalnya tuhan dan akhirnya
tuhan. Awalnya tidak ada permulaannya dan akhirnya puntidak ada
penghabisannya.
Tilik seorang arif itu akan kebesaran dan kemuliaan dan keagungan tuhan allah
azza wazalla jua adanya maka intisari dari pada itu adalah segala makhluk itu
adalah khalik, dan khalik itu sebaliknya. Dalilnya : syhudul kasrah til wahdah dan
syuhudul wahdah fil kasrah, akhirnya syuhudul wahdah fil wahdah. Demikianlah
pandangan seorang arifin billah. Jadi kesimpulannya adalah : semua itu allah dan
allah itu semuanya inilah yang disebut wahdah al-ujud atau kesatuan ujud. Jadi
hamba dapat menyimpulkan pula bahwa allah adalah hakikat alam.
Zat ilahiah itu yaitu diri bathin dan zahir. Zahir tuhan ada dimanusia dan bathin
manusia ada di tuhan. Dengan kata lain yaitu : johirnya makhluk dan bathinnya
tuhan dan zahirnya..bathin..
Jadi hendaklah diketahui akan sirullah didalam ujud insan dari kita ini. Sekira kira
ujudullah berdiri dihadapanmu dengan nyata dan jelas. Hilangkan dan lenyapkan
ujudmu. Niscaya ujudullah berdiri dengan kedirianmu.
Tak ada ujud bagimu, lahir dan bathinnya, kecuali itu hanya ujudullah jua yang
ada.
Ujud kesegalaan ini hanya ujud hayal, bukan sebenarnya ujudullah ada pada
setiap diri : dan ada pada setiap manusia dan seluruh makhluk. Tetapi disini
memerlukan perincian yang mendalam. Jadi siapa masih melihat kepada dirinya
seumur hidupnya tidak akan bertemu dengan tuhannya. (tidak akan melihat
kepada tuhannya). Siapa yang melihat kepada tuhannya niscaya tiada lagi
melihat kepada dirinya sendirinya. Tiada lagi melihat makhluk yang terlihat
hanya tuhannya. Itu menunjukkan tidak lagi melihat dirinya dengan kekuatan
dalil yang nyata yaitu : ROBBI BI ROBBI.
Dalam ajaran tasauf ada beberapa bentuk zikir walaupun umpamanya berlainan
antara saufi ini dan saufi itu, atau guru ini, dan guru itu, semuanya disebut zikir
jua. Bagi penelitian hamba yang daif lagi hina in, semua bentuk zikir itu baik
hanya ada beda dalam sebutannya dan hurufnya. Tapi semua itu adalh zikir.
Tetapi yang penting disini bukan huruf dan suara akan tetapi isinya apakah
zikirnya kosong, atau isi, itulah yang menjadi nasa allah. Dalilnya adalah : laya
zikrullah ilallah, artinya : tiada menyebut allah hanya allah, inilah ainnya.
Sekarang zikir yang hendak menangkap burung nuri seekor. Umpamanya kita
berzikir mangata : hu allah, hu allah. Itu ibaratnya menangkap burung
tertangkap ekornya.
Artinya : diam
Kesempurnaan hamba allah pulang ke rahmatullah ini hanya sebuah misal atau
contoh
Bergerak daripada ujung sulla lalu naik ke atas kepada, rasanya seperti ditusuk-
tusuk dengan jarum, dan lalu terus kepada telinga kiri dan kanan. Dan
mendengar bunyi suara seperti bunyi badil/ meriam atau petir, dan heran
rasanya terlalu sangat, itulah hakikat jibril memberi tanda. Jibril itu suatu cahaya
keluar dari diri kita pada waktu itu kita mengata : ya hu, ya hu, ya hu.
Sekarang umur kita tinggal 40 hari saja sesudah 33 hari yaitu tinggal 7 hari lagi
keluarlah suatu cahaya/dari mata kita rupanya sangat elok bercahaya cahaya.
Dengan berpakaian hijau itulah dia malaikat izrail. Dikala itu kita mengucap :
Hakkul hak, hakkul hak, hakkul hak jadi umur kita tinggal 7 hari lagi.
Sesudah 3 hari itu, yaitu pada hari yang ke 36 keluar pula cahaya dari mata kita,
yaitu cahaya yang amat putih bersih seperti kita jua besarnya, atau rupanya :
baunya terlalu sangat harum seperti ambar kasturi dan dia berkata : akulah
yang bernama muhammad itulah sesungguhnya allah taala memberi tanda
gerak.
Dan dikala itu kita mengucap alhamdulillah robbil alamin dan pada hari yang
yang keempat puluh (40) : maka allah tazali yaitu zat allah s.w.t yang
sebenarnya maka bertetaplah engkau pulang kerahmatullahi taala seperti
terlalu nikmat rasanya, tiada hingga lagi. Maka kita ingat, jangan lupa dalam hati
kita ini Ujudullah Taala.
Maka himpunlah muhammad dan allah, yaitu hu allah inilah perjalanan para
aribillah dan para wali-wali allah jangan di ingat dimulut dan dihati ingat didalam
dan barang siapa mengenal akan tuhannya, niscaya ia jahil akan dirinya sendiri.
Artinya : aku mengenal tuhan dengan tuhanku jua, jiakalu tiada karena tuhanku,
tiadalah aku dapat mengenal tuhanku. Maka yang bertanya itu meneruskan
pertanyaannya. Apa mungkinkah manusia ini dapat mengenal tuhan ?
Sekarang baiklah hamba bawakan pula ayat yang berbunyi : wafi amfusikum
afala tursirun, artinya : didalam diri kamu kenapa kamu tidak mengetahuinya
dan lagi dalil mengatakan wafi amfusikum wama yafalun, artinya : tuhan ada
pada engkau tetapi
Engkau tiada melihat. Maka dengan adanya dalil ini/ dalil al-quran yang nyata
ini. Marilah kita mengenal Tuhan Allah s.w.t.
Beranikanlah : jangan ada rasa takut, rasa takut itu adalah bujukan syaiton
laknatullah.
Fastazkurni, fastzkurkum
Demikianlah orang yang hendak mengenal diri dan lagi firman Allah Taala dalam
al-quran : wanah aqrobu ilahi min khablil wail . Artinya : kami adalah lebih dekat
kepadanya daripada urat leher mereka sendiri (Qaf s. 50,16)
Quluah bitu al-jamia famma yatiyanakum minni huda famantabia huda yafala
khaufun alaihin walahum yakhjanun, artinya : berangkalah kamu sekaliannya,
jika datang petunjukku kepadamu
maka barang siapa mengikuti petunjukku, niscaya tiada takut dan tiada gentar
dan tiada berduka cita waktu selama-lamanya.
Jadi ayat ini adalah bagi kita untuk mendorong kita dalam menuju tuhan robbul
alamin.
Maka dari pada itu segalanya ialah : menuntut demi allah, mengenal demi allah,
berjuang demi allah
Sembahyang demi allah, bekerja demi allah, beramal demi allah, berusaha demi
allah, jadi keseluruhnnya adalah demi allah. Tidak ada demi itu dan demi ini,
semuanya ditundukan dan direndahkan demi allah. Hidup di alam maya semata-
mata melaksanakan perintah allah dan meninggalkan larangan allah. Hamba
berbuat menurut sekehendak allah. Tidak menambah dan mencurangi dari
kehendak allah. Apabila hamba berani menambah dan mengurang daripada
kudrat dan iradat allah, maka aku hukumkan dariku itu murtad. Dan apabila kau
lupa sekejap saja kepada allah, maka aku hukumkan diriku itu kafir. Sekarang
baiklah kita teruskan dengan ayat yang berbunyi Kholaqtul zinna wal insa
liyabudun. Arrtinya : aku jadikan jin dan manusia semata-mata untuk mengenal
kepadaku atau untuk mengabdi kepadaku, atau untuk menyembah kepadaku
mengenal tuhan adalah suatu amanah dari allah, untuk kita laksanakan secepat
mungkin dan janganlah kita lalaikan mengaji/menuntut rahasia besar ini. Sabda
Rasulullah saw faija ajakaro illa khonasa, artinya : apabila ingatlah musnahlah
syaiton. Maksudnya ialah : yang ingat disini bukan makhluk biasa, etapi hamba
yang sudah melasanakan kepada keakuan tuhannya. itulah manusia allah
namanya. Itulah insan kamil inilah yang dimaksud oleh abda nabi kita
Muhammad s.a.w dan sekarang kita teruskan pula kepada hadist yang
berbunyi : Takholaqu bi akhlakillah. Artinya : berakhaklah kamu dengan akhlak
allah.
Apa yang dimaksud dengan berakhlak dengan akhlak allah ? jawabnya ialah
hamba yang sudah mewujudkan tuhan dalam dirinya pribadiitulah akhlak allah.
Jadi tujuan utama dalam bidang ilmu tasauf ialah : untuk menyempurnakan lahir
dan bathin, luar dan dalam, sariat dan hakikat, fikih dan tasauf. Dan dapat
membedakan yang yang hak dengan yang batil. Dan dapat membedakan dan
mengetahui mana yang sebenar-benarnya insan kamil dan mana manusia biasa.
Yang semula mulia hamba disini tuhannya ialah : yang tahu akan dirinya dan
yang tahu rahasia yang satu itu. setinggi-tingi maqam ialah yang menduduki
kedudukan tuhannya. Tuhan menjadi matanya untuk melihat, tellinganya untuk
mendengar, dan lidahnya untuk berkata-kata.
Dan orang yang tidak terdinding lagi pandangannya ialah : hanya satu
pandangannya, satu tekatnya satu akidahnya, satu pendiriannya, dan satu
dalam rahasianya. Pokoknya segala-gala adalah Satu belaka bagi pendirian
hamba hanya satu dan satu. Semuanya bilangan adalah satu. Semesta
satu,semua alam satu, surge dan neraka satu, pendeknya adalah semua satu.
ILLAH : RASA
Rasa sejati dan mutlak dan murni inilah rasa tuhan yang sejati dan abadi dan
mutlak nafsulmuttmainnah itulah yang disebut sunyi dari zat maha suci tuhan
yang disebut nafsu zat hak taala yang disebut sunyi dari zat maha suci tuhan.
Rasa yang sejati itu tidak tersentuh dan tidak bercerai dari maha suci tuhan, ini
yang dikatakan dia yang didalam dan dia yang diluar. Dia yang mengurung dan
dia yang dikurung. Itulah kedudukan seorang waliallah atala. Beliau itu sudah
wahua ma akum artinya berberangan siang dan malam dan tiada dibatasi oleh
ruang dan waktu dan tiada rusak karena rusaknya adam, Dia tetap langgeng
selamanya.
Liqo (pertemuan)
Kalau yang tertulis dalam al-quran itu datangnya dari mana dan kemana
simpunnya. Apakah setelah membekas pada kulit-kulit kayu daun-daun kurma,
batu-batu dan di kayu-kayu sudah dihilangkan yang sejatinya ?
Apakah al-quran itu hanya yang tertulis di lukh mahfutz saja ? adalah yang
alinnya lagi ?
Artinya : fahammu satu rahasia dengan allah, kemauanmu satu rahasia dengan
kuasa allah.
Akhirnya ujudmu dan hidupmu satu rahasia dengan ujud allah dan hayatullah
zat.
Nur Muhammad
Nur Muhammad itu adalah pandangan pertama bagi kita karena itu adalah bibit
dari segala kejadian.
Adapun takbir atau mukarramah itu ialah : Allah itu hayat Hu itu Roh, Roh itu
nafas, nafas itu nyawa. Mukarramah takbir ini diambil dari kitab TUHPA. Pakaian
dari DATUK SANGGUL tanah kuning Rantau (kalsel). Sekarang kita mengambil
pakaian DATU MUHMMAD HASAN Negara (kalsel) bunyinya inilah ilmu rapat
mufakat segala ulama yang ahlus sunnah wal jamaah yang hak. Maka inilah
pegangan kita pada hayat. Hayat itu menjadi nyawa dan nyawa itu menjadi Nur
Muhammad. Dan Muhammad itulah Roh Allah. Tetapi disini kita teruskan kepada
zat-zat sifat allah jua. Jangan terhijab/terdinding. Jadi allah dan Muhammad
jangan diceraikan, seperti naf dan isbat kesimpulannya ialah kalimah la ilaha
ilallah itu gugurnya kepada : hayat, roh, nafas dan nyawa.
Susunannya begini la itu hayat, ilaha itu roh, illa nafas dan allah itu nyawa.
zat itu roh, roh itu nafas, nafas itu rahasia, rahasia itu nur Muhammad
dan yang sebenar-benarnya Muhammad it ujud kita ini. itulah pegangan kita
sekarang ini, dan seterusnya inilah pakaian datuk Arsyad Kalampaian,
Martapura.
Maksudnya ialah : jangan dicari lagi, karena Allah itu sudah laisya kamislihi
saiun
oo0oo
Kalimah La Ilaha Illallah
Tapi jangan kau artikan bahwa roh itu bertempat karena semuanya itu sudah
lebur
Ke dalam rahasia Allah. Siapa yang mendapatkan Allah pada suatu tempat orang
itu sesat dan kafir naudjubillahiminzalik.
Dan kalimat ini mengandung empat pasal pula itu sifatnya kebesaran,
kemuliaan, keragaman, keelokkan dan kesempurnaan zat Allah Taala. sedang
sifat 20 itupun simpunnya pada kalimah ini. Juga seperti : sariat,tarekat, hakikat,
marifat. Simpunnya kepada kalimat tauhid itu tadi juga. Sedang asma afal sifat
dan zat tercakup kepada kalimah tauhid juga.
Dan kalimah tauhid ini tadi termasuk kalimah meadakan dan meniadakan,
maksudnya ialah allah ada, makhluk ada. Dan juga kalimah tauhid itu
menunjukkan fana dan baqa. Fana hamba ke dalam tuhan dan baqa dan tuhan.
Artinya : fana dalam kekidaman, dan baqa dalam keesaan. Sebagai yang
terakhir kalimah tauhid itu menjadikenyataan ujud semesta dan hayat semesta.
Zikir itusemua baik, asal saja sudah faham artinya dan tujuannnya, tepat
diantara semua zikir lahir atau bathin yang paling istimewa dan paling mulai
ialah zikir DIAM.
Susunan Sifat 20 Gugurnya Kepada Diri
Sebuah misal :
Demikianlah yang dapat hamba harapkan untuk sesamaku. Ini hanya sebagai
missal atau contoh saja. Inilah raja kuasa bagi sekalian umat. Inilah yang disebut
halifah di dalam bumi ini. Sekianlah ulasan tersebut di atas ini.
Malaikat kiraman-katibin bukai pintu hadijah, buka pintu aisyah, bukai pintu
maimunah, bukai pintu salamah, bukai pintu patimah, pintu surga zannatun
nain, tutupkan pintu neraka dengan pandangan lailahaillallah
muhammadarrasulullah.
Cara memakainya
Duduk berhadapan bertemu lutut, ajari dengan membaca astagfirullah hal adzim
3x
Syahadat dan al-fatihah. Selesai ini kita baca dalam hati ayat tersebut diatas.
Selesai membaca ayat yang dimaksud sewaktu akan main, senjata kita didepan
senjatanya, baca assalamualaikum yang bahir rahman, dijawab oleh istri :
waalaikum salam ya bahir rahim. Sewaktu air akan keluar kita abaca syahadat
tauhid yakni ashaduanlaailahaa illallah disambung Istri dengan syahadat rasul
yakni waashaduanna muhammadarrasulullah.
Cinta hakiki
Jangan jauh-jauh engkau mencari ajaran. Karena ajaran-ajaran itu telah berada
didalam dirimu sendiri. Bahkan seluruh dunia ini telah berada dalam dirimu
sendiri. Jadikanlah dirimu itu cinta, cinta sejati dan abadi. Dengan cinta itu kau
dapat melihat dunia, arahkanlah pandanganmu dengan tajam dan dengan
keheningan parasmu nan elok rupawan kepadanya siang atau malam. Karena
apakah kenyataannya ? segala sesuatu yang tampak di sekeliling kita adalah
akibat perbuatannya. Oleh karena itu jelaslah sudah bahwa tuhan berada dalam
cinta, engkau tidak akan menemui kesulitan lagi asalkan masuk dan keluarnya
telah jelas bagimu. Pengertian tentang hal ini sangat terbatas sekali. Dia sama
sekali tidak berbentuk seperti sangkamu. Dia tidak tampak oleh orang biasa
(orang awam) tetapi dia tetap ada dan tetap hadir. Tetapi bagi orang yang
berakhir dalam pandangannya, maka tampak sesuatu yang benar dan agung.
Dan ketika dipandangnya ujud itu, maka dengan jelas tampak membayang ujud
yang seragam antara dia dengan ujud itutidak ada bedanya. Dia tidak tampak
karena terdesak oleh gerakan-gerakannya sendiri dari seluruh dan azali. Jadi
bedanya tidak tampak pada sumbernya karena ini walaupun kita bicarakan siang
dan malam tapi jika orang belum pernah memperoleh ajaran yang rahasia ini
tetaplah tiada faedahnya (tidak ada gunanya).
Ia maujud dengan ujudnya allah taala yang hakiki, dan fana dibawah ujudnya.
Maka jelaslah kepada kita bahwa hilang diri itu atau insan itu melahirkan
seorang insane kamil atau Muhammad insan kamil. Persembahan seorang insan
kamil tidaklah mengenal waktu semua gerakannya digunakan untuk ibadah.
Sikap diamnya dan bicaranya dan gerak tubuhnya, bahkan bulu romanya,
kotorannya, kencingnya semuanya diperuntkkan sebagai ibadah memuji tuhan.
Inilah sholat dhaim namanya.
Sekian wassallam.
Jawab : untuk menutup pintu-pintu itu mudah saja. Asal tahu rahasianya
kejadiannya yaitu :
lepaskan akuan sendiri kepada akuan tuhan, itulah penutup pintu-pintu shaiton.
Jawab : al-quran yang rahasia itu ialah tiada huruf, tiada suara dan tiada kata-
kata
Jawab : nama tuhan yang azali itu tiada bernama hanya disebut huwa, sesudah
itu baru hu.
Jawab : nur allah dengan nur Muhammad tiada lain. Siapa menyangka berlainan,
kafirlah
orang itu
Jawab : itu tidak benar. Itu hanya kata-kata kiasan saja. Nur yang sebenarnya
bukan cahaya,
bukan benda, dan bukan materi, dan bukan zat, dan bukan sifat. Tidak seorang
pun
Jawab : yang dimaksud madinah itu ialah : dua kalimat syahadat/ syahadatain
Jawab : huruf Muhammad itu masuk kepada huruf : alif, lam awal, lam achir,dan
ha
Ha dengan dal
Tanya : coba kamu uraikan sedikit sedikit tentang sin, ba, qaf
Tutuplah kepada yang bukan ahlinya. Karena bisa membawa fitnah besar dimata
umum
Apakah mungkin ada ba, alif, mim, lam, kalau tidak ada sin, ba, qob, tidak ada,
tentunya ba, alif, mim, lam pun tidak ada jua. Jelasnya : kalau Muhammad tiada,
siapa yang mengatakan tuhan itu ada. Jadi buktinya tuhan itu ada, adanya aku.
Adanya tuhan itu adanya aku. Dan adanya aku,
adanya tuhan. Jadi intisari kalimah la ilaha illallah itu tidak ada tuhan, melainkan
aku. Dan tidak ada aku melainkan aku. Sekarang, akuku lenyap dalam jibu. La
hurufi wala sautin artinya : tiada huruf, tiada kata-kata, tiada suara.
Aku kini tiada disana, hanya engkau tunggal semata.kini aku tiada lagi mengata
aku, hanya aku mengata : engkaulah tuhanku.
Demikianlah garis besar tentang Tanya jawab ini maka sampai disini.
HAQIQAT SEMATA
Maqam ini disebut juga dengan haqiqat mujaradat atau dengan kata DERAJAT
HAQIQAT. Orang awan dan orang alim belum mendapat atau mencapai DERAJAT
HAQIQAT ini. Mereka hanya sampai kepada tingkat ilmu belaka. Belum lagi
sampai kepada DERAJAT HAQIQAT ILMU DAN MARIFAT. Orang yang berada pada
tingkat haqiqat semata ini, tiada lagi berpegang kepada kulit lahir dan nash dan
dalil mereka telah menyeberang dari alQuran dan al-hadits.
Dan RASULULLAH s.a.wa sendiri pernah bersabda, yang artinya begini : AKU
ALLAH TIDAK ADA TUHAN, MELAINKAN AKU.
Demikianlah hadits shahih yang pernah saya temui dalam sebuah kitab tasauf
yang sangat mendalam sekali isinya. Maka apabila saya sak dan ragu dengan
hadits ini, maka kafirlah saya pada saat ini juga. Dan bakarlah saya dengan
neraka jahanam itu. turunkanlah bala bencana yang hebat didalam dunia ini
juga. Dan janganlah engkau terima tobat saya sampaii hari kiamat.
Engkau maha mendengar lagi maha mengetahui. Orang yang telah mencapai
tingkat ini, mereka telah berada pada alam yang tertinggi, yang disebut dalam
firman Tuhan yang berbunyi AL MALA IL ALA. Orang ini hakikat semata, tiada
lagi berpegang kepada sareat yang jahir ini. Sebab dalam pandangannya sareat
yang berlaku ini adalah sareatullah jua. Gerak dan gerik hanya pada Allah.
Orang yang sampai pada Allah mereka seia sekata , seujud, senyawa , serasa
dan serahasia. Kehendaknya tidak berlawanan dengan kehendak Allah. Mereka
telah satu dengan Tuhan.
Ia telah fana dalam Tuhan dan baqa dalam Tuhan. Siapakah lagi yang
memerintahkan dan siapakah yang diperintah. Tentunya tidak ada apa-apa lagi.
PAHAMKANLAH.
Orang yang pada maqam tertinggi ini, telah mendapat kebebasan dari Tuhan,
karena mereka satu kedudukan dengan Tuhan dalam segala hal. Orang ini kerap
kali berkata dengan sembarang kata
Karena mereka berdiri sendiri dan berbuat sendiri menurut sesukanya, sering
mereka berkata; Aku yang punya alam, aku yang punya kuasa, dan aku yang
menentukan hokum. Yang Tuhan itu adalah Aku. Maha suci aku dan sembahlah
aku. Tidak ada Tuhan, melainkan Aku MUHAMMAD itu utusanku, MALAIKAT itu
abdiku.
Dan semua makhluk mendapat menghadap kepadaku, dan algi katanya ; Akulah
Tuhan sekalian makhluk.
Berkata pula; Akulah Tuhan yang maha besar, yang meliputi alam.
Aku ada dimana-mana. DI ARSY, DI LANGIT DAN DI BUMI.
Aku satu dengan Allah, Aku satu dengan Muhammad, Aku satu dengan Adam,
Aku atu dengan seluruh alam, Akulah Tuhan yang maha Esa (rahasianya).
Aku berbuat menurut sekehendakku. Kalau hendak melihat Tuhan ; lihatlah aku.
Semua wali-wali itu adalah waliku. Aku berkata sembarangan kata, Tak ada
satupun kata, Tak ada satupun yang menenagahnya, kecuali aku sendiri.
Alangkah mulianya aku, Akulah lapang dan akulah yang sempit. Semua
perbuatanku di ala mini adalah baik. Hanyalah makhluk sendiri salah sangka.
Arti hakikat itu ialah Tuhan semata, tiada campur dengan makhluk
Sedang makhluk itupun juga asma Tuhan. Allah itupun asma Tuhan, semua asma
Tuhan, tetap ia hakikatnya satu jua.
Jadi bagi orang yang telah bertemu dengan inti sari ilmu dan marifat adalah ; ia
tidak perlu lagi menyebut asmanya, atau pengkatnya, cukuplah ia menyatakan
dirinya dengan kata-kata Aku (Hu). Inipun kalau keluar. Tetapi bagi bathinnya ;
cukuplah diamnya orang yang telah bulat atau satu dengan Tuhan, telah hapus
kata-kata sareat atau tarikat. Hanya tinggal bathin hakikat dan lahir marifat.
Yang teratasnya lagi tidak ada/hapus kata-kata marifat ; tinggallah hakikat
(tuhan semata). Jadi tinggallah satu pandang syuhud saja. SYUHUDUL WAHDAH
FILWAHDAH. Tuhan memandang kepada dirinya sendiri. Jadi disini tidak ada
sareat, tarekat dan marifat lagi. Semuanya tidak ada yang berdiri diatas
hakikat.
Hakikat adalah ZAT DARI TUHAN ALLAH AZZAWAZALLA, jelasnya tidak ada sifat
yang berdiri diatas zat. Jadi jahir Tuhan, bathinnya Tuhan. Yang nyata Tuhan dan
yang bathinpun Tuhan jua.
Jadi yang berlaku pada sekalian ala mini adalah ZAT SEMATA atau yang disebut
hakikat semata. Dengan kata lain (Rahasia) ialah : HU (AKU) semata.
Kata-kata AKU disini adalah murni dan tak diragukan lagi kebenarannya. MAN
ANA (SIAPA AKU) ; Aku disini ialah, Tuhan sekalian makhluk. Simpun seluruh alam
dunia dan alam akhirat. Kalau hendak menerangkan kalimah AKU (ANA). Kering
air laut untuk tintahnya dan tak cukup daun kayu-kayu untuk kertasnya. Untuk
menulis kalimah KU atau ANA tak akan habis-habisnya.
Untuk memecahkan satu kalimah saja, tak cukup umur kita. Inilah tanda
kebesaran Tuhan seru sekalian Alam.
Apalagi umpamanya dua tetes, mungin ada yang matiterkejut karenanya. Atau
langsung mendustakannya.
Tetapi saya tidak heran atas tingkah laku hamba Allah didalam alam dunia ini.
Karena semuanya itu terjadi atau kudrat dan kehendak Allah semata-mata.
Dunia ini adalah panggung sandiwara Allah Taala, dimana Tuhan sendiri sebagai
dalangnya. Maka kalau sudah tahu rahasianya, tentunya tentram dan bahagia
hidupnya. Dan tak pernah mengeluh lagi. Orang yang sudah benar-benar bulat
tekadnya, tidak ada takut lagi. Kadang-kadang orang yang telah merasa
nikmatnya kurnia tuhan itu, ada yang ingin mati saja, yaitu mati di pangkuan
kekasih. Orang yang demikian ini pandangannya Allah semata dan baik semata
dan tersenyum semata. Tak ada lagi kebencian, buruk sangka, fitnah dan lain-
lain sebagainyaorang yang seperti ini berkata selalu benar dan tak mau dusta
lagi. Mereka tidak mengeluh dalam kemiskinan dan cacian orang. Orang ini telah
melekat alam hati sanubarinya sampai kepuncak ARSY perasaan ridhanya dan
suci bersih RUH dan SIRNYA. Hanya dalam pandangannya; AKU semata-mata.
Ia tidak lagi mengata : AMALLAH atau ANAL HAQ, atau AKU ZAT, AKU SIFAT. Atau
aku hamba, atau aku makhluk atau Aku manusia. Tetapi cukuplah dengan isarat :
AKU (ANA).
Kalau tidak perlu diam saja. Mereka tidak dapat lagi membedakan, yang mana
dirinya dan yang mana Tuhannya dan mana makhluknya.
Ia tidak tahu lagi membedakan yang mana dirinya dan yang mana Tuhannya dan
mana makhluk.
Ia tidak tahu lagi dosa dan pahala. Hanya ia berkata dengan sembarang kata.
AL-HAQ ada padanya dan dengan dialah hakikat. Dialah yang bathin dalam
hakikat dan dialah yang lahir dalam marifat zahirnya Tuhan dan bathinnya
Tuhan. Dia berdiri diatas hukum, bukan di bawah hukum. Biarpun dia dicela dan
dicaci, dimanja dan dipuja baginya adalah sama saja.
Inilah manusia Allah yang suci murni dan tiada noda, walaupun satu titik hitam
kata-kata kafir atau gila dianggapnya sebagai suara merdu bagaikan seorang
sufi meniup seruling buluh perindu dari surga.
Suara cacian dan hinaan sebagai nyanyian pelepas rindu dikala kesepian, tak
mampu manusia memutarbalikkan hatinya atau yang disebut kalbun salim.
Orang yang seperti ini dapat dihitung dengan jari tangan, dia adalah termasuk
golongan yang sedikit diantara 72 atau 73 golongan. Kami berani menyatakan,
bahwa kami termasuk golongan yang sedikit. Yaitu golongan FIYAH QALILLAH.
Artinya : satu haderat dengan Tuhan, bahkan satu kedudukan dan satu kekayaan
dengan Tuhan. Satu kekuasaan dan satu kebesaran dan satu kemuliaan. Kamilah
Tuhan sekalian alam.
Akhlak Allah dalam gerakan dan geriknya. Kalamullah setiap kata dan
ucapannya. RACHMAN DAN RACHIM dalam setiap pandangannya. Suara ALAIH
dalamsetiap pendengarannya.
Kalimah Allah dalam dalam setiap langkah dan tujuannya. SIRULLAH dalam
setiap niat dan perasaannya. NIKMAT dan RACHMAD ALLAH dalam setiap turun
naik nafasnya.
Dia berhaq berkata ; dengan namaku yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Segala puji itu hanya untukku. Karena ia dating dariku dan kembali
kepadaku.
Bukan engkau yang berbuat itu ; tetapi aku juga memuji diriku. Aku memuji
diriku atau aku diam saja; apakah aku tidak kuasa ? aku bebas menurut
sekehendakku.
Apakah aku yang ada, maka tak usah kamu takut dengan neraka, dan tak perlu
kamu mencari surga. Akulah yang berhak menentukannya. Karena aku jua yang
berbuat dan yang melarangnya.
Dan aku takut neraka ; teapi neraka sendiri lenyap dariku. Akankah neraka itu
terbit dari surga?
Dia ini neraka pada hakikatnya. Akhirat itu adalah surga . ia dan akhirat adalah
satu.
Surga dan nerakapun satu jua. Allah dan Muhammad satu. Kalau begini
manakah neraka itu?
Manakah dunia atau makhluk itu ?. Manakah yang adan dan Muhammad ?
Manakah yang jasad dan manakah yang roh itu ? manakah yang makhluk dan
manakah yang Tuhan itu? rohlah kamu kalau masih belum mengerti.
Bacalah kitab barincong ; artinya perpisahan antara yang lahir dengan yang
bathin. Antara yang batal dengan yang haq. Antara ahli kulit dengan ahli isi.
Antara ahli sareat dengan ahli hakikat. Perpisahan antara makhluk dengan
Tuhan. Perpisahan antara ahli jahir dengan ahli ibadat bathin.
RINCUNG : tak mau campur baur dengan ahli sareat. Memisahkan diri tak mau
rapat. Ilmu jahir membawa mudarat.
Maka siapa yang fana dengan Allah, niscaya ia lupa akan dirinya.
Siapa tiada melekat Allah, dalam apa yang ia lihat ; nyatalah ia masih
terdinding. Seorang ahlul haqiqat yang tiada ber haqiqat.
Seorang pencinta Tuhan, yang tiada bertuhan. Dan seorang sareat, yang tiada
bersareat.
Dan seorang ahlul marifat, yang tiada bermarifat. Seorang ahli pikir, yang tiada
menggunakan pikiran. Dan seorang ahli tasyauf, yang tiada bertasyauf. Seorang
pengenal, yang tiada mengenal lagi. Karena yang dikenal dan yang dikenal
adalah satu jua.
Yang mencari itu, itulah yang dicari. Artinya ; Tuhan mengenal Tuhan.
Jadi siapa kenal akan dirinya, niscaya kenal akan Tuhannya. Sebab dirinya itu
tiada lain dari Tuahnnya. Jadi nyatalah tuhan didalam diri. Diri dalam genggaman
Tuhan.
Dengan kata lain ; pemeliharaan Tuhan pada bathin hambanya. Jadi
kesimpulannya JOHIR TUHAN, BATHINPUN TUHAN.
Dunia Tuhan, akhiratpun Tuhan, yang nyata Tuhan, yang ghoib pun Tuhan.
AGEN artinya : Antara dua ujud. Yaitu ujud Allah dan ujud Muhammad.
Jadi dinding antara Muhammad dengan Allah Taala inilah NAFSU. Siapa sanggup
mengalahkan nafsu itu ; berarti bertemu dengan Tuhan. Inilah arti yang
sebenarnya dalam Rahasia ke-Tuhanan. Jangan hanyabisa mengatakan saja.
Sedang haqiqat belum tahu.
Siapa yang sudah sanggup mengalahkan nafsu shaiton itu berarti tidak
adashaitonnya lagi.
Kini menjadilah ia nafsu ZAT HAQ TAALA atau nafsu mutmainnah. Inilah
SIROLLAH NAMANYA. Maka apabila datangnya dari ZAT illahiyah (Zat-
ketuhanan) semuanya baik dan semuanya ibadat. Ialah artinya Agama itu. inilah
agama yang selamat.
Atau yang lazim disebut : AGAMA ISLAM. Islam itu artinya selamat sejahtera.
Jadi dinding (hijab Allah) itu ialah : yang disebut AGEN itu tadi. Apabila musnah
Agen itu tadi ; disebut juga AEN. Inilah ZAT ketuhanan yang mutlak. Marilah kita
buka terus rahasia ini. Anda sering mendengar orang berkata : Hilangkan
titiknya dahulu, baru kamu sampai kepada Allah. Baiklah aku dengan rela hati
menerangkannya kepada anda, sesudah itu tutuplah. Baiklah kita membicarakan
kembali antara AIN ( ) dan Agen ( ). Huruf AIN tidak bertitik.
Sedangkan huruf AGEN ( ) ada titiknya. Maka jadilah ia huruf AIN ( ). AGEN
AIN kalau huruf agan itu tadi sudah kita buang titiknya ; maka otomatis orang
menyebut AIN.
Jadi AIN ini ZAT ketuhanan yang mutlak (Nafsu ZAT Hau Taala) sedang AGEN itu
tadi adalah nafsu shaiton atau nafsu yang batil. Maka bila hilang titik AGEN itu
tadi ; berubahlah menjadi AIN contohnya ;
Disini kita kita hanya menghilangkan akuan makhluk. Bila sudah hilang, hanya
akuan Allah saja yang ada lagi. Sempurnalah ilmunya.
Inilah cara menghilangkan titik itu tadi. Rahasiakanlah buat sementara. Mudah
saja bukan. Semuanya jadi rahasia kalau belum diketahui.
ISLAM
Artian dalam marifat lain pula.artinya : Allah, Sir, Nafsu, yang haq, dan
Muhammad
Antara Allah dengan Muhammad adalah Sir rahasia dan nafsu zat haq Taala.
Apabila dapat menyatukan antara Sir dan nafsu yang haq, maka baru benarlah
dapat menyatukan Allah dengan Muhammad. Apabila sempurna yang empat
macam ini ; berarti sempurna islamnya dan sempurna imannya. Dan setelah
tersebut tadi.
Janganlah hanya mengaku beragama Islam, sedang jiwanya kosong dari Agama.
Demikian pula halnya mengenai akidah/ pendirian seseorang yaitu tanpa taqlid
buta dan ikut-ikutan orang lain. Kita wajib menyaksikan sendiri, membuktikan
sendiri, dan merasakan sendiri. Inilah yang sebenar-benarnya agama Islam yang
sempurna. Keterangan, ini merupakan ILMU LADUNI DAN RAHASIA KUDUS.
Untuk mengetahui kebenaran dalam ajaran tasyauf ini kita dapat merasakan
sendiri, umpamanya ; mendapat musibah, kita harus sabar dan ridha. Dan hanya
sanggup tidak berdusta lagi. Jadi dalam pandangan kita semata-mata Allah, dan
dalam perasaan kita harus kasih sayang. Dalam hidup ini kita telah mengetahui
arti AGAMA.
AKIDAHKU : Aku tidak mau taklid buta lagi, walaupun ulama memakai dalil-dalil
dan nash yang hebat.
Alhamdulillah kini jiwaku tenteram dan bahagia, hidupku puas dengan nikmat
Allah dn setiap saat. Dalam soal ibadah aku aku tidak takut sedikit amal.
Perasaanku kini tak ada lagi merasakan takut atau gentar. Aku tidak takut
dengan neraka dan tidak takut siksa dan tidak takut sedikit amal dan tidak takut
dicela dan tidak takut dikapirkan makhluk, tidak takut miskin dan tidak takut
mati. Kata-kata takut itu lenyap semua dalam perasaanku. Sebaliknya ; aku
merasa senang, bahagia, kasih saying, sabar, cinta dan ridha. Dan aku telah
merasa nikmat didalam nikmat. Semua nikmat, tidak ada bala dan siksa.
Kini aku tidak minta sorga lagi. Sebab nikmat itu sorga, dan telah kurasakan
didalam dunia ini.
Tidak ada yang tidak nikmat bagiku. Tak ada yang tak baik bagiku. Tak ada yang
tak taat bagiku.
Semua nikmat, semua baik, semua ibadat, semua rahmat dan semua ridha
bagiku. Dalam pandanganku tak ada lagi iblis dan shaiton, manusia dan jin,
malaikat dan nahi-nahi, semua Tuhan dan Tuhan semuanya. Pendeknya serba
Tuhan, tak ada selalu Tuhan.
Hanya dengan cara beginilah hamba Allah akan mencapai ketentraman jiwadan
kebahagiaan. Dengan inilah caraku mencari kebenaran mutlak dan tidak ada
yang lebih bahagia daripada kebahagiaan seorang ahlul marifat.
AKIDAH / PENDIRIAN
Pendirian seorang ahlul marifat ialah tak ragu akan akidahnya, dan tak pernah
berubah walaupun dikapirkan orang. Mereka rela mati daripada berubah
keyakinannya, mati adalah jalan yang terbaik dari semua jalan yang baik.
Seorang ahlul marifat tak pernah luntur, walaupun dihujani dengan hujan fitnah.
Kata-kata sesat dan kapir ; dianggapnya sebuah nyanyian seorang sufi yang
edang rindu kepada kekasihnya. Mereka tidak peduli akan kata-kata huruf dan
suara. Hanya yang penting baginya perasaannya kepada Tuhannya. Apabila
cintanya telah bersemi dan berupa penerimaan dari haliknya ; disinilah nilai
hidup itu. baginya tak guna hidup, tanpa nikmat (marifat). Karena marifat itu
adalah jiwanya iman ; dan jiwanya iman adalah ichsan.
Jadi jiwanya Islam adalah iman, dan jiwanya iman adalah ichsan. Apabila jiwa-
jiwa itu kosong dari marifat ; samalah hidupnya sebagai seekor binatang buas,
yang rakus dan tak tahu diri. Karena akhir tujuan hidup adalah inta dan ridha.
Apabila cinta dan ridha telah bebas dari belenggu kemakhlukan semata. Karena
dalam jiwa yang suci, akan melahirkan perbuatan yang suci pula. Dalam jiwa
yang kotor, akan melahirkan perbuatan yang kotor pula. Tentang kata-kata suci
dan kotor ini ; anda telah malum adanya. Tak usah anda pikirkan lagi. Karena
bagi anda semua suci, semua halal, semua baik. Tidak ada kejahatan didalam
dunia ini. Yang jahat itu dalam artian dunia ialah ; orang yang mengaku ada
punya akal sendiri. Dan perbuatan sendiri ; yaitu diluar perbuatan Allah. Itulah
yang dimaksud jahat atau jahil. Tetapi bagi kita, iman dan toat kapir da masiat,
jahat dan baik ; adalah sama, dan semuanya adalah baik. Tidak ada perbuatan
Tuhan itu yang jahat.
Bila datang dari Tuhan semua baik. Jadi pendirian seorang ahlul Haqiqat atau
haqiqat semata ialah benar-benar sudah bersih dari kesirikan ; menyatakan,
setiap perbuatan adalah baik, setiap gerak dan geriknya ibadat.
Setiap nafas keluar masuk ; zikir. Jelasnya adalah gerak dan adalah puji (ingat).
Pohon dari ingat ini adalah ; Esa/satu (bersatu dalam rahasia). Apabila sudah
benar-benar satu dengan seluruh alam dan Tuhan ; itulah kesatuan ujud
namanya.
Sahdatul ujud artinya ; semua itu Allah dan Allah. Kalau sudah begini, inilah yanh
disebut Tuhan yang maha Esa. Yang maha sempurna. Kkalau sudah begini
katakanlah apa yang kau semuanya baik, sempurnanya ibadah dan semuanya
ibadat yang sempurna. Karena pokok pangkalnya segala kejadian, segala
kehidupan dan segala perbuatan telah kita ketahui seluruhnya. Maka dari itu
janganlah kita ada perasaan syak dan ragu lagi.
Tidak ada yang perlu ditakuti. Jangan takut kepada Tuhan, karena Tuhn bukan
hantu bukan iblis dan bukan jin dan bukan malaikat semuanya bukan dan bukan.
Jawabnya :
Tidak ada yang disakiti dan yang menyakiti, tegasnya karena CINTA
Yang ada hanya memuji dirinya sendiri, merasa sendiri dan berbuat sendiri.
Semua orang merasa benar, mengaku baik dan mulia. Hamper semua orang
merasa dirinya tidak bersalah, tidak berdosa, tidak tercela.
Hampir semua orang merasa dirinya tidak bersalah, tidak berdosa, tidak
bersalah.
Fahamilah kata-kataku ini. Kalau percaya ambil, kalau ragu buang jauh-jauh.
Tidak ada paksaan dalam agama Allah, pilihlah sendiri saja.
MAQAM TUHAN
Seorang insan kamil (manusia sempurna) ; bagi mereka, tak ada atau tak perlu
lagi kepada sama atau kedudukan , atau dengan pangkat. Arif/wali. Atau dengan
mengulang-ulang kata-kata hamba, atau manusia atau makhluk. Dia tidak perlu
lagi mengata zat atau sifat. Apalagi kata-kata sariat dan tharekat, dia tidak
memerlukan lagi kata-kata hakikat marifat.
Dan kalimah AKU ini harus lenyap pula dalam huruf dan kata-kata dan dalam
suara. Artinya: tiada huruf, tiada kata-kata, dan suara. Inilah yang sebenar-
benarnya fana dan lenyap dan baqa dan baqaul baqa. Tidak ada diatas ini lagi.
Kata-kata AKU disini hanya ada dalam KAIMINYAK BATHIN. Ada kata, tetapi tiada
berkata, ada huruf tetapi tiada berhuruf dan ada suara, tetapi tidak bersuara.
Dikatakan diam, tidak berdiam. Dikatakan berdiam padahal tidak diam. AKU
disini ialah ALHAQQU.
Jadi akuan orang hawas dengan akuan orang alim/awam adalah berlainan. Akuan
orang awam/alim masih konselit. Sedang akuan orang hawas adalah putus
hubungan dengan makhluk. Tidak ada duanya lagi, atau siriknya lagi, atau tidak
ada berbau makhluk lagi. Ia satu rahasia dengan Tuhan dan satu dengan seluruh
alam
Dan satu dengan seluruh perikemanusiaan. Satu ujud, satu nyawa, satu rasa,
satu rahasia, satu zat, satu sifat, satu asma, satu perbuatan, satu iradat, satu
kekuasaan, satu undang-undang dan satu keputusan. Dalam tingkat ini tidak ada
lagi dua kata. Atau dua bagian, atau dua zat, dua sifat, dua perbuatan.
Semuanya terlingkup dalam satu kata, satu maksud dan satu tujuan.
Pokoknya serba satu, bukan serba dua. Apabila masih ada merasa dua ujud,
atau dua perbuatan atau dua bahagi, atau dua pandangan, maka nyatalah ia
masih terdinding. Orang yang benar-benar marifat kepada Tuhannya, ia tidak
meadakan selain dirinya. Tidak meadakan perbuatan lain, selain perbuatan
dirinya, dan tidak ada pandangan lain, selain pandangan dirinya sendiri. Ia tidak
mendatangkan pembela dari langit, atau pengampunan dari luar dirinya, ia
hadapi semua itu dengan apa yang ada pada dirinya. Ia telah merasa bahwa AL-
HAQ ada padanya. AL-HAQ itulah dirinya. Dan AL-HAQ itulah jaminannya.
Semua orang menghadap Tuhan, membawa jaminan pahala dan kebajikan. Yaitu
amal sembahyang dan amal puasa dan seluruhnya, amal-amal kebaikan dengan
anggota tubuh.
Tetapi orang yang berada pada maqam Tuhan semata itu; jaminannya tak ada
apa-apa. Hanya AL-HAQ jaminannya. Hanya Allah-lah yang menutupi
kekurangan-kekurangannya.
Dunia ini sorga pertama bagi orang buta mata hati, dan akhirat neraka yang
kedua.
Sorga itu rasa menikmati ridhanya. Neraka itu puncak kegelisahan merasai
murkanya.
Sorga dan neraka itu lebih dekat kepadamu, daripada kamu pergi kesana.
Baiklah aku nyatakan dengan jelas ; sorga itu karena marifat. Neraka itu karena
terhijab.
Soal yang lainnya hanya soal yang kedua saja, atau tidak ada soal sama sekali,
yang penting kamu telah suci dari perbuatan Allah, artinya bersih daripada
perbuatan sirik. Karena sirik itu ada dua rupa.
Dan sidik yang nampak atau yang terang-terangan seperti di bawah ini :
2. Kedua imannya kosong kepada Tuhan, iblis dan syaitan selalu di adakan
4. Selama kawan nafsu shaiton belum lenyap dari panddangannya selama itu
pula ia sirik kepada Tuhan.
7. Karena masih ada sirik yang kasar atau sirik durhaka kepada Allah untuk
selamanya. Dan tidak ada ampunannya atau tobatnya kecuali kembali kejalan
yang diridhai.
8. Jalan yang diridhai ialah marifat. Inilah suatu peringatan bagi orang yang
sempurna akal, tak guna ilmu setinggi langit kalau masih ada berbau sirik. Biar
amal seperti sebesar jarah atau sebesar debu, asal diri bersih daripada sirik. Biar
bertungging sampai kelangit ; namun sirik bagaikan bukit. Jadi yang utama disini
adalh untuk diri sendiri. Jangan bingung kepada pendapat orang lain. Cela dan
maki soal biasa saja. Sekianlah.
ZAZAM
Dari ujung dunia, ke ujung dunia, hanya beberapa orang saja yang sampai
ketingkat zazam ini. Sedang dunia (didunia) ini hanya ada beberapa daerah
besar ini. Maka dari itu nyatalah dapat dihitung dengan jari tangan, orang-orang
yang berada pada tingkat ini.
Apabila alif dan titik itu sudah lenyap atau sudah karam dalam lautan ahadiyah
zat mutlak ; maka semuanya kosong.
Tidak engaku jadikan alam ini kosong saja ; semuanya mengandung rahasia.
Didalam kekosongan itu ada rahasia. Hanya satu daerah satu saja yang sanggup
mengisi yang kosong itu. Tidak boleh ada dua orang dalam satu rahasia.
Memasuki daerah Tuhan hanya satu saja, tidak boleh lebih dari satu. Pahamkah
anda?
Dalam soal ini tidadk memerlukan pertanyaan. Siapa bertanya, dia sendiri
menjawabnya. Tidak ada atau tidak boleh ada dua jiwa yang mengisi
kekosongan itu. Jelasnya tidak boleh ada perantara guru atau seorang syeh.
Langsung berdialog dengan tuhannya sendiri tidak ada tawar-menawar dalam
soal rahasia ini. Tidak ada emas dan perak menjadi sarat.
Tidak ada anak mas dan anak tiri dalam soal ketuhanan, tidak ada lantaran anak
dengan orang tuanya. Tidak ada alasan karena nabi dan rasulnya yang
dibolehkan. Nabi-nabi dan rasul-rasul itu sama saja dengan kamu. Rahasia ini
bukan hanya untuk nabi-nabi dan rasul-rasul bahkan nabi-nabi dan rasul
tercengang melihat umatnya, ada yang sejajar dengan nabi-nabinya atau rasul-
rasulnya di alam baqa nanti. Siapakah orang itu?
Dan mereka itu benar-benar sampai kepada maqam ichsan.Ichsan Tuhan kepada
Tuhan. Karena ichsan (zazam) ini diatas dari Islam dan iman, sebab islam dan
iman itu adalah termasuk sifat ubudiyah (kehambaan).
Sedang tuhan mempunyai dua sifat utama, pertama sifat kehambaan dan kedua
sifat ketuhanan.
Jadi orang yang sampai kepada maqam Tuhan (maqam ichsan) atau zazam,
maka telah hapusm kedua sifat itu tadi. Karena tidak ada sifat yang berdiri
diatas zat.
Maka maqam ichsan itu diluar daripada pengetahuan makhluk. Dan diatas dari
semua maqam ahlul marifat. Maqam ini disebut dengan gelar ; PENELANJANGAN
TUHAN.
Sebab tidak ada kitabnya, dan keluar dari dalil / nash yang ada, ia merupakan
ilmu laduni dan rahasia qudus. Merupakan ilham dan wahyu yang tiada batas.
orang yang berada pada tingkat ini digelari dengan keulungan agama ; atau AL
ABQORIA TUDDIHIYAH. Karena ia telah berhasil dalam laratannya dalam bakat
penganasia. Ia telah bertemu kepada puncaknya segala puncak. Maka ia berhak
disifati dengan gelar keulungan agama itu tadi (penelanjangan Tuhan), orng
yang seperti inilah yang dimaksud Tuhan dalam firmannya ; tiap-tiap seratus
tahun ; Aku turunkan satu orang utusanku sesudah Muhammad.
Maka sabda Rasulullah s.a.w. yang berbunyi ; Tidak ada nabi sesudahku. Ini
bukan berarti; tidak ada utusan sesudahku karena tiap-tiap nabi ; bukan rasul.
Tetapi tiap-tiap rasul adalah nabi.
Nabi itu artinya ; menerima wahyu, tetapi tidak menyampaikan. Jadi kata-kata
utusan itu tiada batas.
KUN MUHAMMADAN
Ia bukan cahaya yang dalam pahaman para kebanyakan orang. Ia bukan mat,
bukan benda, bukan matahari, bukan cahaya seperti sorot lampu dimalam hari.
Tetapi diatas daripada segala-galanya ; diatas daripada cahaya segala cahaya.
NUR MUHAMMAD itu adalah cahaya diatas cahaya yang cerlang cemerlang,
tiada cahaya yang lebih bercahaya ang lebih qadim daripada Nur Muhammad
itu. Nur disini adalah cahaya yang abadi dan petunjuk hidayah. Nur Muhammad
itulah asal segala kejadian, dan dia telah terjadi sebelum apa yang terjadi.
Dalam hal kejadian dialah yang awal, dalam hal kenabian dialah yang akhir
dalam kejadian (kesahiran). Alhak adalah dengan dia, dan dengan dialah
hakikat. Dialah yang pertama dalam hubungan, dialah yang akhir dalam
kenabian, dialah yang bathin dalam hakikat, dan dialah yang mahir dalam
marifat. NUR MUHAMMAD atau hakikat Muhammad itulah yang memenuhi
tubuh Adam dan tubuh Muhammad.
Maka apabila NUR MUHAMMAD atau petujnjuk hidayah Muhammad itu telah
masuk kedalam diri kita in; maka otomatis dia membawa cahay yang abadi
sepanjang masa. NUR MUHAMMAD atau HAKIKAT MUHAMMAD itu qadim pula.
Dan apabila Muhammad mati sebagai tubuh, namun NUR MUHAMMAD itu
tetaplah ada. Sebab NUR MUHAMMAD itu tiada lain daripada NUR ZAT.
Jadi ALLAH, MUHAMMAD, ADAM adalah satu jua adanya. Insan kamil pun Allah
jua ; Muhammad dan Adam pun pada hakikatnya. Jadi pada hakikatnya manusia
ini adalah Tuhan dalam Rahasia. Tuhan menurut bentu dan surahnya sendiri,
maka dari itu Tuhan memerintahkan kepada malaikat supaya sujud kepada
ADAM.
disekujur kita pribadi, kalau sudah ketemu tentu saja marifat kepada zat tuhan
yang Maha agung itu.
ketahui olehmu bahwa marifat seseorang itu tidak akan dapat dilihat dengan
mata kepala ini, tetapi tetap saja kta ini tidak punya daya upaya, selain rasa
Tuhan yang maha kuasa, yang tetap mengetahuinya. Tetapi hanya yang goib
diwujud kita ini harus bisa ketemu, supaya bisa pulang keasalnya semula. Yaitu
kerasa yang dahulu itu, yaitu pulang kepada rasa Allah atau rasa Tuhan semula.
Sebab kalau tidak ketemu sekarang ini tentu nanti tidak akan bisa pulang
kembali kepada rasa semula. Yaitu kepada RASA yang haq itu, maka dari pada
itu marifatullah lain tidak. Dan kalau belum marifat dikhawatirkan matinya
sesat sekarang barulah kita berkisar pula kepada membicarakan SUMBER yang
satu.
HAKIKAT RUH itu ialah bukti nyatanya rasa. (hakikat nyawa). Sedang rasa itu
adalah beberapa unsure nafsu atau beberapa fasal nafsu. Adapun yang disebut
atau yang dimaksud kehidupan yang kekal abadi itu adalah : hidupnya illahi
Robbi. Yaitu yang bersifat terang-benderangnya, yang tiak terkena mati dan
meliputi seluruh alam ini. Begitu pula seperti Arsy, kursyi, sorga dan neraka
yang meliputi semuanya itu, oleh karena itu ia merupakan sifat hidup Tuhan
Allah azzawazalla. Jalan yang demikian ini disebut oleh kaum sufi, SAMUDERA
HIDUP. Sedang bibit nyawa itu disebut hidupnya seluruh bentuk dan jasad ;
sekalipun sampai kepada bakteri, dan kuman-kuman yang sangat kecil
sekalipun. Juga manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan apapun jua yang
bernyawa atau yang hidup didalam seluruh semesta ala mini, semuanya
bersumber dari yang satu itu jua adanya. Sedangkan segala kehidupan didalam
dunia ini tidak terbilang banyaknya, hanyalah Cuma itu hanya nyawa. Yaitu yang
ada disemua bentuk jasad kita ini. Dan janganlah kita memahami bahwa satu
Tuhan itu terbagi-bagi miliyuran jiwa.
Lalu sedikt demi sedikit akan menjadi kurang. Maka dari itu janganlah salah
mengerti, bahwa zat Tuhan itu tidak ada berubah sedikit juapun. Tetapi tetap
saja langgeng tidak berkurang dan tidak akan bertambah lagi. Karena zat Tuhan
yang hakiki itu tidak pernah rusak dan tidak pernah binasa oleh apapun.
Sekarang baiklah kita umpamakan atau kita buat sebuah missal untuk
memudahkan paham kita. Umpamanya didunia ini kita nyalakan satu lampu dan
lampu itu kita tutup dengan satu kawat kasa yang sangat halus dan
menggelembung. (cembung). Dan kawat kasa itu bermiliyunan lubangnya, yaitu
lubang kawat kasa itu.
Yaitu lubang kawat kasa itu tadi. Jadi setiap lubang cembung itu adalah sebagai
nyawa, satu pula.maka jelaslah kepada kita bahwa setiap lubang kawat kasa
tersebut memiliki satu nyawa. Dan lampunya hanya yang satu itu jua adanya.
Demikianlah yang menjadi kita bagi seluruh manusia, ataupun makhluk yang
lainnya.
oo0oo
Fasal pada menyatakan artinya yang bernama Alam itu, maka ada satu-satunya
tersebut bahwasannya ini soal dan jawab, enjunjungkan yang mana yang
dinamai JAMAL ALAM.
Didalam tubuh kita ini bernama manusia, dan yang dinamai kursyi itu apa ?
JAWAB
Maka soal CUPU GADING itu apa isinya dan manik agina itu apa
Isinya, maka jawabnya : CUPU itu malunya perempuan akan ininya dan
ASTAGINA itu percintaan perempuan akan isinya.
Yang bernama MAKAM RASULULLAH itu ialah orang yang MARIFAT kepada ALLAH
Yang bernama telapak nabi miraj itu ialah antara hidung dan bibir kita yang
diatas
Yang bernama MINYAK ZAITUN ialah disamping hidung kiri dan kanan
Sekianlah.
ILMU TASYAUF
Nikmat disebabkan, oleh karena melihat dan dekatnya kepada Allah. Demikian
pula siksa itu walau bagaimanapun aneka ragamnya, hanya karena terhijab, dan
sempurna nikmat itu, karena melihat kepada zat Tuhan yang maha mulia. Maha
suci Allah yang sengaja tidak member tanda kepada walinya kecuali sekedar
untuk mengenal kepadanya. Sebagaimana tidak menyampaikan dengan mereka,
kecuali kepada orang yang hendak disampaikannya untuk mengenal Allah;itulah
hikmah yang maha tinggi. Dan siapa benar-benar sudah mengenal kepada Allah,
maka pastilah dapat melihat dalam tiap-tiap sesuatu.
Kehendak Allah tidak ada yang tertegah, semua berjalan dengan hikmahnya.
Jadi kesimpulannya: kehendak makhluk adalah terbatas, sedang kehendak Allah
tidak ada batasnya. Maka daripada itu orang yang paham ialah;orang yang
bergembira dalam hidupnya, bergembira dengan Allah dalam setiap nafasnya
keluar masuk. Orang yang sudah paham ialah tidak menanyakan lagi apakah
boleh berubah atau tidak; dia telah sunyi dengan Allah. Maksudnya ialah : sudah
satu iradat dengan Tuhannya. Tidak ada lagi duanya. Apabila sudah menunggal
dengannya, maka nyatalah Allah yang berlaku dalam segala hal. Karena lapang
dan sempit ada pada Allah saja.
Andaikan Allah membukakan NUR seorang WALI yang berbuat dosa umpamanya
: niscaya cahayanya memenuhi antara langit dan bumi. Apalagi dengan NUR
cahaya seorang WALI yang taat. Tentu dapat kita membayangkan, bukan ?
Allah yang menjahirkan segala sesuatu, karena Allah yang bersifat bathin. Dan
Allah yang melihat adanya segala sesuatu, sebab Allah itulah yang johir atau
yang jelas pada tiap-tiap sesuatu.
Bagaimana Allah akan terhijab dengan sesuatu. Padahal semata yang terhijab
itu semata-mata nur illahi, dan pada segala tempat Allah berada dan tetap hadir,
tak pernah goib. Andaikata Allah tidak johir pada benda-benda alam ini, tidak
mungkin adanya penglihatan padanya. Dan andaikan Allah mengahirkan sifat-
sifatnya, pastilah lenyap alam bendanya.
Padahal andaikan tidak ada Allah, niscaya tidak aka nada segala sesuatu.
Demikianlah kebijaksanaan Allah atas semua makhluknya atau hambanya.
Dengan NUR cahaya matahari, seorang dapat melihat benda-benda alam ini.
Tetapi dengan NUR cahaya iman keyakinan yang mendalam, engkau dapat
langsung melihat Allah yang menjadikan benda ala mini.
Amal perbauatan apakah yang paling dekat kepada murka Allah?
Amal yang tidak disukai Allah ialah : karena melihat kepada dirinya sendirinya
dan lebih jahat lagi kalau ia menuntut upah balasan itu karena amalnya.
Nur itulah yang menerangi dan basyirah atau matahari itulah yang menentukan
hikum.
NUR itulah yang menerangi baik atau buruk ; lalu dengan matahari ditetapkan
hukum, dan setelah itu maka hatilah yang melaksanakan atau yang
menggagalkannya.
Sebab hati itu RUHANI, dan RUHANI itu ialah yang bersifat ketuhanan atau
luhud.
Maka barang siapa yang melihat alam, tapi tidak meihat Allah didalamnya, atau
sesudahnya ; maka nyatalah orang itu buta mata hatinya.
WALA SAUTIN
FA LAM ALIF
INILAH AHIR PERJALANAN SEORANG SALIK/ PENUNTUT KAUM SUFI ATAU AHLI
PERJALANAN
DEMIKIANLAH ADANYA.
oo0oo
ZAT JIBU
sifat namanya
Asma namanya
Kelakuan namanya
SYAREAT
THAREKAT
THAQIQAT
MARIFAT
HA ADALAH AFAL
BA KENYATAAN KUDRATULLAH
RO KENYATAAN IBADATULLAH
ALLAH TAALA
ARTINYA : ZAHIR TUHAN ADA PADA MUHAMMAD DAN BATHIN MUHAMMAD ADA
DI TUHAN
oo0oo
KUDRAT
ILMU
IRADAT
HAYAT
SAMA
KALAM
SHIFAT 7
BASAR
INSAN INSAN
INSAN IMAN
RAHASIA ISLAM
NYATA TAUHID
HATI MARIFAT
ZAT
TUBUH MARIFAT
AFAL
SIFAT
ASMA
LAISA
ROH ROH
NYAWA
PENGRASA PENGLIHAT PENDENGAR PENCIUM
NYAWA ADAM
SAREAT : TUBUH
TAREQAT : HATI
HAQIQAT : RUH
FANA MUHAMMAD
PADA ALLAH
HA DAN ALLAH
NAH : INILAH ZIKIR MARIFAT ATAU RAHASIA (SEMPURNA) KENAL DAN MENGENAL
HA ALIF
Tidak akan diucapkan kalimat AKU : melainkan oleh orang yang berkawan
dengan kelengahan dan oleh setiap orang yang terhijab oleh hakikat. Tidaklah
semuanya benar bagi orang yang ber-AKU-AKU. Engkau berani mengatakan
AKU ; sedang engkau masih terhijab/terdidinding dari padaku. Pesona dunia ini
masih mencekam dirinya (dirimu), masing-masing akan menyambar dirimu
dengan seruan kepad zat dirimu, engkau saja masih didalam kegaiban yang
kelam daripadaku. Maka apabila engkau telah melihat AKU; dan akupun telah
bernyata dihadapanmu, maka tetapkanlah keteguhanmu, maka tiada Aku lagi,
melainkan aku.
Telah kuciptakan atau kuadakan untukmu dan untuk sesuatu menjadi tujuan ;
antara lain tujuan itu ialah ; CINTAMU KEPADA DIRIMU SENDIRI.
Itulah tetesan waham atau kalimat yang engkau warisi. Kata-kata Aku adalah
egomu sendiri ; Aku berlepas diri dari anggapan yang demikian. Dan tidak lain
ZAT itu, melainkan kepunyaanku jua. Dan tidak lain AKU itu, kecuali hanya
untukmu semata.
Akulah yang dia itu : dan adapun hakikatmu itu bukanlah pula persoalan. Hanya
sesungguhnya engkau berada pada pembagian yang bersifat waham atau
dugaan saja (sangka-sangka).
Hal ini disebabkan karena caramu berfikir dan pencapaianmu pada pendakian
jiwa dan persoalan. Engkau dalam setiap saat terbagi kepada : menyaksikan
dan disaksikan
Dua menjadi satu dalam bentuk perjodohan. Jiwa yang mencapai dan persoalan
yang dicapai. Adapun hakikatnya sendiri tersembunyi jauh dibalik perjodohan
itu, meninggi atasnya, jauh dari segala itu semuanya. Sekarang engkau bukan
lagi ZAT dan perjodohan; tetapi engkau hanyalah RUH dari RUHKU, tiada nisbah
bagimu melainkan padaku. Engkau tidak mengungkapkan hakikat ini, kecuali
dikala terangkat daripadamu tirai penutup dan engkau memandangku ketika
itulah engkau telah lenyap dari pada dirimu yang berjodohan yang bersifat serba
duga/waham (sangka-sangka).
Dirimu yang sebenarnya yang bukan ZAT dan bukan pula dari persoalan. Tetapi
hanya engkau semurni-murni RUH yang tidak terbagi-bagi atau JAUHAR,
meninggi, tidak nisbah melainkan kepadaku. Maka engkau tidak lagi mengulangi
mengata AKU.
Akumu itu adalah rahasiaku jua adanya. Sebab telah engkau ketahui, bahwa AKU
adalah untukmu semata. Dan sekarang engkau adalah hambaku, Hai hambaku.
Jika engkau sudah melihatku, maka tiada lagi engkau dan apabila engkau telah
tiada, maka tiada lupa ada tuntutan dan apabila tiada tuntutan hilanglah sebab,
dan bila sebab telah lenyap tiada lagi nisbah, sampai disini sirnalah hijab.
CINTA MUTLAK
Cinta hakiki tak mau dibelah dua, dia tetap satu, dia rahasia. Inilah
akidah/pendirian seorang sumber segala akal yang mengatur alam ini, yang
terbit daripadany karena se-mata-mata limpahan dan anugerah.
Puncak segala akal ialah aqlul faal atau akal pembuat dan dialah yang mengatur
bumi dann segala yang ada dalam bentuknya yang tetap. Dan dialah masdar
atau tempat timbul jiwa insane. Oleh karena jiwa-jiwa itu senantiasa ingin
hendak kembali kepadanya maka apabila manusia menyediakan dirinya untuk
belajar dan menuntut dan merenungi dan tidak puas-puas/ tidak bosan-bosan
menyediakan sedalam-dalamnya, niscaya akan beroleh dia akan kebahagiaan
yang dimiliki orang lainnya yaitu dengan marifatul kamilat atau pengetahuan
yang sempurna. Dan hakikat mujaradat atau hakikat semata, sampai tercapai
pertemuan dengan al aqlul faal. Permulaan dan kesedahan ujud adalah ALLAH.
Diatasnya tidak ada apa-apa lagi, walaupun Adam dia jadi sendirinya dan tidak
berkehendak kepada penciptanya/pencipta lainnya buat menciptakan dirinya.
Karena demikian timbullah bertali-tali dan berlingkar-lingkar yang tiada putus-
putusnya. Kainat atau segala yang ada, yang lainnya adalah mashor atau
kenyataan daripada adanya, daripada ilmunya dan iradatnya. Dan
daripadanyalah terambil hayat seluruhnya. Memang alam itu adalah mendatang
atau ardi. Sebab itu yang ada itu hanya satu pada hakikatnya. Bahkan dialah
ujud semata, kainat yang Nampak. Jadi fahamnya kembali kepada keesaan ujud
jua.
Beramal bukan ingin sorga dan bukan pahala takut akan neraka
Karena itu adalah tumpahan segala cinta. Jadi siapa-siapa yang telah sampai
kepada cinta hakiki atau cinta mutlak atau cinta qudus, maka mereka berhak
disebut INSAN KAMIL, atau dengan kata lain, MUHAMMAD INSAN KAMIL.
Muhammad insan kamil itu ialah: orang yang ber-akhlak dengan akhlak Allah.
Orang yang bersifat dengan sifat Allah. Orang yang berakal dengan akal Allah.
Orang yang berbuat dengan perbuatan Allah. Orang yang berpandangan dengan
pandangan Allah.
Orang yang seperti ini pandangannya hanya satu ialah : SEMUA ITU ALLAH DAN
ALLAH ITU SEMUANYA.
demikianlah akidah atau pendirian seorang wali semoga kita demikian pula
hendaknya.
oo0oo
1. Minta habarkan dan minta didengari oleh orang tatkala berbuat ibadat
(sembahyang).
oo0oo
BISMILLAHIRRACHMANNIRRAKHIM
Alhamdulillahi robbil alamin washolatu wassalamu ala asrofil anbiya wal mursalin
waala alihi wasahbihi ajmain amma badu.
Asal suatu risalah yang kecil yang menyatakan usul bagida ALI kepada
RASULULLAH S.A.W. barang siapa mengetahui jalan sempurna amalnya ini.
Bermula sembah asiyidina ALI.
Jawab Rasulullah
Pekerjaan hakikat itu : senantiasa tetap adanya dan mengesakan zat Allah Taala
menepikan
barang lainnya.
Pekerjaan marifat itu: semata-mata tetap adanya dan sendirinya zat Allah Taala
Kebangkitan hakikat ialah : syukur akan barang yang dating daripada Allah swt.
Dan barang siapa yang tiada sirik itulah yang manis tiada pahit
Barang siapa yang menafikan hal lain itulah ESA tiada dua
HAI ANAKKU ALI : tatkala akan makan minum didalam dunia, supaya engakau
makan minum beserta Allah.
Tatkala akan dudukmu didalam dunia supaya engkau melihat serta Allah.
Rasulullah s.a.w
Matinya iman itu agama, guru iman itu ikhlas, dan dahan iman itu cita-cita, dan
iman itu SIR, dan cabang iman itu amal, dan daun iman itu kasar tekun dan
haraf, buah iman itu joah (joah) dan nyawa iman itu kasih (kasihan), iman itu
ruh dan iman itu hati, yang mumin dan iman itu yakin, dan pertahanan iman itu
sembahyang, dan sareat iman itu fardhu. Dan tharekat iman itu jalan sempurna,
dan hakikat iman itu Esa. Marifat iman itu tetap pada zat waibal wujud.
Kepala iman itu akir (laillahaillallah) hatina menyatakan iman dan cahaya iman
itu benar, dan kalam iman itu suci, dan nyawa iman itu hidup.
oo0oo
Firman Allah Taala ; tiada aku utus engkau Muhammad melainkan menjadi
rahmat sekalian alam.
BISMILLAHIRRACHMANNIRRAKHIM
Adapun pasal menyatakan bicara hakikat dan amrifat menyemabah Allah Taala
dengan memelihara segala hukum syareat yang zahir yang diperintahkan oleh
Rasulullah, yaitu : yang dimaksudkan oleh Allah Taala, ilmu dan amal, dan
menjalankan akan jalan segala nabi-nabi dan wali-wali Allah
Yaitu memandang Allah Taala itu dengan hati yang normal. Bahwasannya Allah
Taala wujud sendirinya,yaitu memandang dan mengetahui, mengenal satu-
satunya paham dan putih bersih, dan nugrahanya haq Allah Taala serta dalil
aqal dan naqal. Maka tiada hasil hakikat itu, melainkan dibaiki syareat. Hasil
ketiganya itu menghasilkan marifat.
Pasal pada menyatakan hal dan limpahan segala ahli tasauf yang diperbuat tiap-
tiap hari siang dan malam ketika mengerjakan segala yang dipardukan Allah
Taala dengan sekira-kiranya memadai kuatnya jasad pada mengerjakan dia
yang disuruhnya atau disuruh oleh Allah Taala. dan menjauhkan segala yang
dilarang. Dan disuruh oleh Allah taala memeliharakan segala rahasia-rahasia
kehati dan melazimkan segala makam yang 11 (sebelas) ; seperti Taubat, sakit,
sabar, syukur, tawwakal, ridha, wara, suci, ajam, murakabah dan lainnya.
Pertama-tama orang yang megerjakan jalan ini mulai dengan taubat karena
taubat itu bersuci dari pada najis. Demikianlah ha ahli tasauf.
Bermula setengah dari rahasia ketuhanan itu IMAN DAN KAMIL. Yaitu keluarlah
engkau dari pada Allah taala seperti bahwasannya, jangan engkau sekutukan
Allah Taala dengan sesuatu dari segala sifatnya yang tertentu dengan DIA :
Dan YAKIN KAMIL Yaitu keluar engkau dari diriku, artinya keluar dari pada
dayamu dan kuatmu dan wujudmu. Jangan engkau sekutukan Allah Taala
dengan sesuatu dari segala sifatnyayang tertentu dengan dia yang yakin kamil,
yaitu ada pada mukamu, karena ujudmu dan dayamu itu majas., dan bayang-
bayang jua. Karena sekalian yang dijadikan Allah Taala hanya ujud hakiki, dan
kuat daya upaya yang hakikatnya hanya Allah Taala jua.
Maka hendaklah engkau nafikan ujud dirimu dan sekalian yang lan daripada ujud
Allah Taala itu. supaya sempurnalah dari pada syirik hafi dan supaya engkau
pandang kesempurnaan Allah Taala dan daya upayanya dan kuatnya pada
temat ujud dan lemahnya/lemahmu dan daifmu itu.
Sekianlah pada sebenarnya Itiqad segala nabi-nabi dan wali-wali Allah serta
Ulama-ulama yang saleh-saleh, janganlah kita berubah Itiqad ini supaya kita
sampai kepada jalan FANA BILLAH BAQA BILLAH. Yaitu lenyapkanlah kita ke
dalam Allah Taala supaya kekal dalam keadaan Allah taala.
Bermula dikehendaki lenyap dan hapus itu, tiada lagi kita atau diri kita, hanya
yang kelihatan ZAT ALLAH TAALA jua semata-mata tetap dengan
penglihatannya mata hati dan mata zahir harus menyatu dalam rahasianya.
Dan tilik hakikat adalah isyarat umpama besi di dalam api, maka tatkala merah
besi, tidak kelihatan besi, hanyalah keadaan api jua yang kelihatah itu semata-
mata. Maka ZAT ALLAH TAALA SIFAT ALLAH TAALA AFAL ALLAH TAALA
semata-mata.
Maka apabila tetap dikarenakan sukuan didalam keadaan kita niscaya kita ini
hilang. Maka tiada tinggal lagi baginya bekam. Maka kita sampailah kepada jalan
fana billah dan baqa billah. Adapun dalil akal, apabila kita tidur lihatlah pada
dirimu, adakah kekuasaan, dan kehendak, pengetahuan, penglihatan,
pendengaran dan perkataan dan gerakan. Maka dalilnya yang menunjukkan
akan tiada mempunyai, hanya daripada menerima sifat jua.
Maka jad dalil tahliklah kita dengan pengajaran guru yang kamil adanya.
RASULULLAH MENJAWAB :
Jawab Rasulullah, barang siapa mengetahui ilmu ini maka sempurnalah serta
sselamatlah dunia akherat, imannya lagi tiada kurang NUGRAHA Allah Taala
akan rezeki. Inaya Allah Taala. Maka barang siapa yang tidak mengetahui ilmu
ini yaitu terlebih atau dulu daripada binatang, sebab belum mengetahui akan
tubuhnya sendir, wallahu alam bisawab.
MAN ARAFA NAFSAHU ARAFU RABAHU, artinya ; Barang siapa mengenal akan
dirinya maka sesungguhnya ia mengenal akan Tuhannya.
MAKAM ARAFA RABBAHU FASADUL JASAD. Artinya : Barang siapa mengenal akan
Tuhannya maka binasalah dirinya.
Maka ketahuilah olehmu NUR MUHAMMAD, itulah anginnya, biasa gaib kepada
sekalian nyawa, itu misalnya jadi badan Muhammad, umpamanya karena sabit
gaib kepada Muhammad, dan Muhammad itu gaib kepada sekalian hambanya
Allh Taala.
Firman Allah Taala dalam hadits qudsyi yang artinya; bermula Sir Allah dengan
Sir Muhammad itu sama arti.
Bermula Sir Allah dengan Sir Muhammad artinya ; Rahasia allah rahasia
Muhammad. Maka Rahasia Allah tiada sekutu baginya an lawannya, tiada boleh
nabi yang lain seperti NABI MUHAMMAD, karena diakui SIR ALLAH KALILLAHU
TAALA ; menjadikan akan sesuatu jika tiada serta Muhammad, maka tidaklah
dijadikannya semesta ala mini. Maka dinamai sifat hamba didalam badan, maka
sembah syaiyidina ALI kepada Rasulullah s.a.w.
Adapun yang dinamai marifat itu ialah nyawaku. Inilah jalan empat namanya.
Keterangan :
Diri zahir / jasad : nyata daripada Nabi Muhammad s.a.w yaitu api, angin, air,
tanah. Maka itulah asal tubuh kita yang kasar atau zahir ini.
Yang dimaksud diri bathin, yaitu yang tersembunyi didalam badan adapun
nyawa itu
Marifatitu penglihatanku
Maka barulah sampai (sempurna) marifat kita pada orang arif billah atau
alimullah. Wallahu alam bissawab.
Asal mula-mula kejadian dunia tatkala belum ada sesuatu , maka Allah taala
sendirinya. Kallahu Taala atau kallallahu Taala.
Kun fayakun, maka nur Muhammad sekaliannya lengkap. Maka jadilah nur
Muhammad itu.
Ia jua yang awal, ia jua yang akhir, ia jua yang zahir, ia jua yang goib (bathin).
Tentang syahadat artinya tahu akan zatnya, tahu akan sifatnya, tahu akan
asmanya, tahu akan afal. dan tahu akan iradatnya.
Soal syahadat yang empat didalamnya yaitu : Marifat, tauhid, iman, islam,
barang siapa belum sampai pada ketetapan ilmu marifat.
Jalannya ilmu hakekat juga karena syareat. Hakekat yang tak ada didalam
syareat yaitu batal. Barang siapa menghimpunkan antara keduanya maka itulah
yang bernama KAMIL MUKAMIL artinya sempurna yakni bernama suci.
Adapun yang bernama rahasia itu ialah SIR ALLAH. Adapun kita ini tidak tahu
jikalau tidak serta guru yang benar-benar kepada murid. Maka tiadalah
mendapat perkataan-perkataan ini, tidak boleh didengar orang. Karena ilmu ini
tidak ada didalam kitab. Adapun kita ini MENTUBUHKAN MUHAMMAD JAHIR
BATHIN. Maka berbuahlah RUH namanya. Tidaklah kita genang lagi dihati dan
tubuh. Artinya Muhammad jadi tubuh kita kepada hakikat kita. Maka kita ini
bertubuhkan idhafi. Karena kita tidak lagi mengenang atau mengingat-ingat
tubuh bathin dan zahir itu karena yang bernama Muhammad itu Rahasia Sir
namanya.
Karena nama rahasia itu banayk sekali namanya. Allah, sifat, asma, afal
namanya jua, Muhammad sekalipun itu namanya jua. Adapun yang sebenar-
benarnya Allah itu kepada kita ialah rahasia yang ada pada kita ketahui. Adapun
tatkal jalan hakikat namanya : yang mengata ALLAHUAKBAR. Ber-zat-ber-sifat-
ber-asma-ber-afal. tidak lagi tubuhnya menyebut dan tidak lagi yang mengata
itu lidah. Yang mengata itu ialah : ZAT, SIFAT, ASMA, AFAL. yang mengata Allahu
akbar itu, atau yang berbagai-bagai itu bunyinya.
Tatkala berdiri sembahyang itu Allah yang ada ia sendiri dan tidak dua tiga,
hanya Allah yang ada,
Adapun yang mengata Allahu akbar itu Rahasia Allah. Ia memuji dirinya sendiri
jua. Maka itulah namanya fana kita namanya fana itu tiada lagi tubuh kita bathin
dan zahir dan tidaklah rahasia hati yang mengatakan, hanya Allah jua yang ada.
Karena Allah jua yang bernama rahasia itu, kehendaknya Allah kepada kita
menjadi RASA. Jikalau tidak/tiada RASA, karena mengenal Allah dan memuji
Allah, dan dapat ber-kata-kata dan sebagainya itulah, seperti dalil :
Bab ini pasal menyatakan asal Nabi ADAM as. unsurnya kepada kita API, ANGIN,
AIR, TAMAN, turun kepada kita.
Keterangan lainnya :
Aku naik sakai tiada Tuhan melainkan Allah, dan aku naik sakai sebenarnya
Muhammad itu utusan Allah.
Maksudnya ialah yang dinamakan Tuhan itu ialah kenyataan adanya hidup kita
pribadi. Se bab sebenar-benarnya, sebanyak-banyaknya yang disebut itu tidak
ada, itulah sebabnya, disebutkan tiada tuhan itu menetapkan hanya hidup kita
pribadi. Sebab yang disebut itu, juga yang menyebut. Atau menyaksikan itu juga
yang disaksikan. Artinya : Dia menyaksikan dia sendirinya. Sama halnya dengan
marifatullah dia yang mengenal dia yang dikenal.
Atau seperti puji qadim bagi qadim. Bahkan si muhaddas memuji si qadim. Maka
dari itu NUR MUHAMMAD itu disebut qadim. Adapun yang dinamakan
MUHAMMAD itu : bukannya Muhammad yang di MEKKAH atau yang dimadinah
itu, tetapi yang sebenarnya adalah cahaya kita pribadi. Itulah sebabnya diakui
utusan. Sebab cahay kita itu pertandanya Tuhan.
Allah adalah hakikat alam, maka jelaslah bahwa sat itu bermula segala ujud,
tidak ada yang ujud hanya Allah. Kalau sudah jelas dalam hati marifat akan
hakikat ketuhanan itu, afal, sifat, dan zatnya ; itulah yang dikatakan bahagia.
Dan tiada merasa apa yang dimaksud amal kita mati itu tadi ialah ; mati
manawi/mati fil haqiqat, hukum mati hisyi, yang sebenarnya kita ini hidup
sebelum ada kehidupan alam ini/dunia fana ini, itulah dia zat yang maha suci,
yang tiada huruf dan tiada kata, tiada suara, tiada isyarat dan tiada bernama,
tiada warna dan tiada ruh dn tiada jasad dan tiada apa-apa; itlah dia JIBU.
oo0oo
MELEBURKAN DIRI
Artinya
oo0oo
Keterangan : M : MARIFATUL
U : UJUDIN
F : MAFATULILLAHI
T : TASRUFIL
I : IHSAN.
oo0oo
oo0oo
Jadi yang tidak ada maujud didalam ujud ini hanya Allah, Adam pun tiada
maujud dengan seendirinya. Tetapi ia maujud dengan ujud Allah Taala yang
hakiki, dan fana dibawah ujudnya.
Jadi kalau begini jelaslah kepada kita bahwa ala mini madjhor ujud Allah Taala
jua. Maka nyatalah ujud makhluk adalah waham dan hayal jua, kalau
dinisbahkan kepada ujud Allah Taala yang hakiki dan fana dibawh ujudnya, jadi
nyatalah bahwa ; Allah, Muhammad, Adam adalah satu. Insane kamilpun Allah
jua. Adam dan Muhammad pun pada hakikatnya.
HADITS QUDSYI
Artinya : Aku menyaksikan hidupku sendiri sebenarnya tiada Tuhan selain aku.
Dan aku naik saksi bahwasannya Muhammad itu utusanku dan sebenarnya yang
bernama itu AKIDAHKU, RASUL ITU RASAKU, dan Muhammad itu CAHAYAKU,
akulah Tuhan yang hidup yang tiada mati-mati yang ingat tiada kekal tiada
berubah pada kenyataan ZAT ; Akulah yang hawas lagi tahu, tiada samar akan
sesuatu. Akulah yang kuasa dan yang menguasai dan akulah yang maha
bijaksana. Dan maha suci aku, maha adil dan maha pengasih ddan maha
penyayang aku, dan sembahlah aku/kenallah aku.
Jadi hadits qudsyi yang diatas ini tadi bukanlah dibaca begitu saja, maksudnya
ialah untuk pribadi kita sendiri. Beanikan dlalam soal ini dan jangan takut dan
jangan gentar, Tuhan beserta kita. Jadi bolehlah kita mengatakan bahwa kita ini
termasuk golongan yang sedikit atau golongan FIAHQALILLAH sedikit tapi
bermutu.
Orang awam dan orang alim belum sampai kepada tingkat ini. Orang awam dan
orang alim hanya sampai kepada tingkat ilmu belaka. Belumlagi ampai kepada
derajat haqiqat, ilmu dan marifat. Jadi sekarang yang penting sekali adalah
untuk pribadi kita sendiri. Jadi yang dinamakan Allah itu adalah : afalnya, dan
yang disebut Rasul-rasul itu ya Muhammad, dan Muhammad itu sebenarnya
adalah cahaya kita jua. Maka jelaslah yang sebenarnya hidup kita ini adalah
hidupnya Tuhan Allah. Bukti nyata dalil quran mengatakan : bahwa Tuhan Allah
itu kuasa menghidupkan yang mati, adanya mati dari hidup. Justru hidup kita
pribadi berasal dari yang mati dan akhirnya tiada mati-mati dan tetap hidup di
dunia dan di akhirat dan tiada pernah lupa akan hidup kita, tanpa perubahan
dan tanpa bergeser dalam keadaan kenyataan sejati. Itulah dia kesempurnaan
hidup. Dan tiada merasa apa yang terang cahaya jauh dipandang. Hendak
mendekat dalil dan menaruh dibelakang. Penyeberang dari anak dan dalil
menang terlarang. Hati rindu tidak tidak diperdulikan. Biar bahaya, terus
berjuang Tuhan Tuhan mengampuni pahlawan sejati.
Baiklah aku serukan ; agar supaya lebih mendalam, tiada batas menurut quran
tiada seorang makhluk sanggup menghalang jangan pduli ocehan orang sebagai
penghalang memuji Tuhan.
DEMIKIAN SAMPAI DISINI ISI KITAB BARENCONG TANPA MENGURANGI ISI DAN
KANDUNGANNYA.