SK-Laboratorium KAK NURI PDF
SK-Laboratorium KAK NURI PDF
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
TENTANG
WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Margareta U.Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
TENTANG
WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK
PASIEN URGEN (CITO)
MEMUTUSKAN
Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
TENTANG
JENIS REGENSIA ESENSIAL DAN BAHAN LAIN YANG HARUS TERSEDIA
MEMUTUSKAN
KESATU : JENIS REGENSIA ESENSIAL DAN BAHAN LAIN YANG
HARUS TERSEDIA.
KEDUA : Jenis Regensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia di
laboratorium terlampir dalam lampiran keputusan ini.
KETIGA : Jika regensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia untuk
pemeriksaan laboratorium tidak tersedia maka kepal Puskesmas
berkewajiban untuk menyiapkan melalui permintaan ke Dinas
Kesehatan atau ;pengadaan sendiri jika Regulasi memungkinkan.
KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapatkekeliruan
akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
TENTANG
RENTANG NILAI YANG MENJADI RUJUKAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
MEMUTUSKAN
Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
TENTANG
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL LABORATORIUM
MEMUTUSKAN
Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
KECAMATAN SOA
PUSKESMAS WAEPANA
TENTANG
PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA.
MEMUTUSKAN
KESATU : PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN
BERBAHAYA.
KEDUA : Penanganan dan Pembuangan bahan berbahaya,harus mengikuti
panduan yang tersedia di puskesmas dan berdasarkan standart
operasional prosedur yang tersedia.
KETIGA : Penanganan dan pembuangan bahan berbahaya di pisahkan antara
bahan padat dan bahan cair.
KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
TENTANG
JENIS-JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG
TERSEDIA
MEMUTUSKAN
= Margareta U.Kromen=
NIP:1969062819890320015
Lampiran Keputusan
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Nomor:Ksr 032.1/11/WPN/ /02/2015
TENTANG
2. MALARIA
3. SPUTUM BTA
4. GOLONGAN DARAH
5. SGPT
6. SGOT
7. UREA
8. BILIRUBIN TOTAL
9. GULA DARAH
11. CHOLESTEROL
12. CREATININE
13. VIH
14. HBSAG
Waepana: 13 Pebruari
2015
Kepala UPTD Puskesmas
Waepana.
= Margareta
U.kromen=
NIP :1969062819890320
05
TENTANG
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
MEMUTUSKAN
= Margareta U.Kromen=
NIP:1969062819890320015
I. Latar Belakang
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dan standar bagi petugas laboratorium Puskesmas
dalam menjaga keselamatan dan keamanan kerja.
2. Tujuan Khusus
III. Manfaat
Kerangka acuan ini menjadi Pedoman Kerja Petugas laboratorium
dalam meningkatkan program keselamatan dan keamanan
pelaksanaan kegiatan di Unit Laboratorium Puskesmas Waepana :
a. Mengurangi terjadinya kecelakaan kerja.
b. Mengelolah bahan infeksinis secara baik untuk menghindari
penularan.
c. Mengurangi Pencemaran Lingkungan.
IV. PELAKSANAAN
A. Waktu dan Lokasi
Tempat : Puskesmas Waepana
Waktu Pelaksanaan : setiap hari
Sasaran : Semua Pegawai Puskesmas
B. Pelaksana
a. Petugas laboratorium
b. Semua Petugas Puskesmas
VII. Pembiayaan
Biaya Kesehatan dan Keselamata Kerja di bebankan pada APBD Ngada.
V1. Penutup
1.Pendahuluan.
Bahwa Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan Stara pertama dalam
pemberian pelayanan kesehatan kepada Masyarakat mempunyai peranan
penting dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat.
Bahwa dalam rangka mengoptimalisasikan dan mengitegrasikan semua upaya
keperawatan kesehatan di Puskesmas agar pelayanan ynag di berikan bermutu
dan kopherhsensif perlu adannya Pedoman yang di susun sebagai panduan
Keselamatan pasien di Puskesmas Waepana.
Panduan ini di buat dengan harapan dapat menjadi pedoman dalam program keselamatan pasien
di Puskesmas Waepana.
Tujuan Umum : sebagai Pedoman kerja bagi semua petugas di puskesmas waepana dalam
upaya keselamata pasien di Puskesmas waepana.
Tujuan Khusus :
1. hak pasien
2. mendidik pasien dan keluarga
3. keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
5. peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
Pasien
1.Hak pasien
2.Mendidik Pasien
Petugas Pelayanan klinis harus mendidik pasien dan keluarganya tentang
kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan
keterlibatan pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan,Karena
itu, di Puskesmas harus ada sistem dan mekanisme mendidik pasien dan
keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan
pasien.
Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat :
1. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur.
2. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga.
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti.
4. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
5. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan Puskesmas Waepana.
6. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.
7. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
5.7. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit
dan antar pengelola pelayanan di Puskesmas dengan pendekatan antar
disiplin.
5.8. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam
kegiatan perbaikan kinerja Puskesmas dan perbaikan keselamatan pasien,
termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut.
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang
dipahami oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat berbentuk elektronik,
lisan, atau tertulis. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan
terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan
kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil laboratorium
klinik cito melalui telepon ke unit pelayanan.
Puskesmas secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau
prosedur untuk perintah lisan dan telepon termasuk: mencatat denagan
lengkap dan jelas dalam rekam medik pasien(atau memasukkan ke komputer)
perintah yang lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima perintah;
kemudian penerima perintah membacakan kembali (read back) perintah atau
hasil pemeriksaan; dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan
dibaca ulang adalah akurat. Kebijakan
dan/atau prosedur pengidentifikasian juga menjelaskan bahwa diperbolehkan
tidak melakukan pembacaan kembali (read back) bila tidak sepertisituasi
gawat darurat di UGD atau kamar Bersalin.
Penilaian Sasaran II
1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.
2. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan
kembali secara lengkap oleh penerima perintah.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau
yang menyampaikan hasil pemeriksaan
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan
komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten.
.
Elemen Penilaian Sasaran V
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi pasien
rawat inap. Dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan
yang disediakan, dan fasilitasnya, Puskesmas Waepana perlu mengevaluasi
risiko
pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila
sampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan telaah
terhadap konsumsi alkohol, gaya jalan dan keseimbangan, serta alat bantu
berjalan yang digunakan oleh pasien. Program tersebut harus diterapkan
Puskesmas Waepana.
Langkah penerapan:
B. Bagi Unit/Tim:
Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang Keselamatan
Pasien di Puskesmas Waepana.
Langkah penerapan:
B. Untuk Unit/Tim:
Langkah penerapan:
A. Untuk Puskesmas Waepana:
B. Untuk Unit/Tim:
Langkah penerapan:
B. Untuk Unit/Tim:
Berikan semangat kepada rekan sekerja anda untuk secara aktif
melaporkan setiap insiden yang terjadi dan insiden yang telah
dicegah tetapi tetap terjadi juga, karena mengandung bahan
pelajaran yang penting.
B. Untuk Unit/Tim:
1) Pastikan tim anda menghargai dan mendukung keterlibatan pasien dan
keluarganya bila telah terjadi insiden
2) Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga
bilamana terjadi insiden, dan segera berikan kepada mereka
informasi yang jelas dan benar secara tepat
3) Pastikan, segera setelah kejadian, tim menunjukkan empatikepada pasien
dan keluarganya.
B. Untuk Unit/Tim:
Langkah penerapan:
B. Untuk Unit/Tim :
PENUTUP
= Margareta U.Kromen=
NIP:19890628189032005
UPTDPuskesmas Waepana PELAPORAN PROGRAM KESELAMATAN
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005
PERBAIKAN
Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan
Ada Enam (6) program wajib yang harus dilakukan di Puskesmas diantaranya Program kesehatan
Lingkungan,termasuk Kesehatan lingkungan DI Puskesmas waepana.
Untuk mengelola lingkungan di mana pasien di rawat dan para staf bekerja perlu di lakukan upaya
yan meliputi perencanaan perencanaan,Pelaksanaan,pendidikan dan pelatihan petugas termasuk
pemantauan dan evaluasi.Terselenggaranya pelayanan rnedik kepada masyarakat di rurnah sakit
tidak dapat terlepas dari tersedianya fasilitas pelayanan yang
memadai. Bangunan Puskesmas Waepana beserta seluruh aspek penunjangnya adalah rnerupakan
sarana tempat dimana pelayanan rnedik dilaksanakan.Keadaan dan kelengkapan bangunan
Puskesmas Waepana sangat menentukan kualitas pelayanan medik disarnping aspek-aspek yang
rnenentukan seperti obat-obatan dan kelengkapan pelayanan kesehatan lainnya.Untuk rnenjamin
keadaan selalu siap operasional maka bangunan Puskesmas Waepana beserta seluruh utilitas
penunjangnya perlu dipelihara
sehingga akan terhindar dari kerusakan yang akan rnengakibatkan terganggunya pelayanan medik
dalam jangka waktu yang lama. Bangunan rurnah sakit khususnya, bangunan-bangunan tempat
diselenggarakan pelayanan medik mempunyai beberapa kekhususan tersendiri sesuai dengan
fungsinya dalam pelaksanaan pelayanan medik, rnisalnya ruang UGD, ruang laboratoriurn,
poliklinik dan ruang perawatan. Kekhususan ruangan yang disesuaikan dengan fungsi pelayanan
ini rnenuntut adanya ketentuan khusus rnengenai bentuk ruangan dan jenis serta kualitas bahan
bangunan yang dipergunakan dalam rnembuat ruangan tersebut, sehingga perneliharaanya harus
mengacu kepada aspek-aspek bahan dan fungsi pelayanannya.
2. Tujuan:
Tujuan umum : mencegah timbulnmya masalah keamanan lingkungan yang dapat
mengancam keselamatan pasien.
Tujuan Khusus;
1. Menjaga Keamanan Lingkungan.
2. Menjaga gedung dan peralatan dalam keadaan baik.
3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
3.Jenis-jenis Perawatan
3.1.LANTAI (FLOOR)
1). Pemeliharaan.
a) Pembersihan lantai yang kotor, dibersihkan dengan sapu serta dipel dengan kain pel.
Pembersihan dilakukan dengan setiap hari.
b) Bidang yang terdapat bercak noda dibersihkan dengan air yang dicampur dengan deterjen,
kemudian dikeringkan dengan lap. Pembersihan bercak noda dilakukan segera mungkin.
3.2 KERAMIK
1)Pemeliharaan.
a) Pembersihan.
(1) Terutama untuk menjaga kebersihan dari debu dan kotoran di permukaan keramik di gunakan sapu
dan kemudian di Pel.
Kegiatan dilakukan setiap hari.
(2) Untuk pembersihan kotoran yang menempel,seperti noda bercak tanah liat, diseka dengan
kain basah dan disikat.
Pembersihan dilakukan segera mungkin.
b) Pencucian.
Pencucian dengan dete jen atau bahan semacam porstek dilakukan sebulan sekali.
2) Perbaikan kecil.
Yang termasuk dalam ingkup perbaikan adalah : pembongkaran keramik yang rusak
pecah dan pemasangan yang baru, pelapisan nat dengan bahan kedap air.
1) Pemeliharaan.
a) Pembersihan.
Pembersihan debu dan kotoran menggunakan sapu dan sikat.
b) Pencucian.
Basahi dengan air bersih, kemudian sapukan campuran bubuk kimia. Untuk dinding yang kotor
sekali dapat digunakan bubuk abrasive, kemudian dibilas dengan air bersih untuk
Menghilangkan/membersihkan garam alkalinya.
c) Pemolesan.
Pemolesan dilakukan untuk melindungi komponen dari debu dan memudahkan untuk
pembersihan.
Prosesnya, komponen yang akan dipoles harus dibersihkan dari segala kotoran.
Hal yang perlu diperhatikan dalam memoles, komponen cenderung berubah warna, oleh karena
itu pemolesan dilakukan sekali setahun, jika diperlukan.
menghilangkan noda dapat digunakan bahan kimia, tergantung jenis nodanya.
2) Perbaikan kecil.
a) Pembongkaran.
Pembongkaran dilakukan pada bagian yang rusak atau Iembab saja.
b) Pemasangan
Pemasannga hanya di lakukan pada bagian yang rusak saja.
c) Penambalan
Penambalan dilakukan pada bagian yang dianggap rusak
3.4.DINDINGKERAMIK
1) Pemeliharaan.
a) Pembersihan
b) Pencucian.
Pencucian menggunakan deterjen , dan dilakukan sebulan sekali.
2) Perbaikan kecil.
Pembongkaran keramik yang rusak, diganti dengan yang baru dan pelapisan nat dengan bahan
kedap air.
3.5KAYU
Kayu dilapisi finishing yangdimaksudadalah : parket, formika,triplek, ramin yang telah difinishing
dan telah diberi lapisan cat, plitur, teak oil &n duco.
Pelapisan kayu, adalah untuk melindungi terhadap serat serat maupunsel-sel dari pengaruh zat
kimia, jamur, serangga,debu, kotoran dan laimya.
a) Pemeliharaan.
(1) Pencucian.
Meliputi pencucian bercak noda yang melekat pada permukaan cat, dengan menggunakan air
dicampur bahan kimia kemudian dilap sampai kering.Perawatan di lakukan enam bulan sekali.
( 2)Pembersihan debu dan kotoran dilakukan setiap hari, dengan rnenggunakan lap, sapu,
b) Perbaikan kecil.
b.Perbaikan kecil
(1) Pergantian cat yang terkelupas dilakukan setelah bagian cat yang terkelupas di gosok dengan
amplas halus sampai bersih kemudiaan di cat ulang menggunakn cat halus.
(2) Pembongkaran komponen atau bagian kayu yang lapuk,diganti dengan kayu yang baru
kemdudian dilapisi cat,sesuai yang telah ada dengan menggunakan kuas.
.
3.6. ALUMINIUM DAN STAINLESS STEEL.
1) Pemeliharaan.
Pembersihan.
a) Dibersihkan dengan kain halus, cuci dengan deterjen dan air hangat, bilas dan kemudian
keringkan.
b) Untuk pembersihan noda, gunakan cairan atau bubuk pembersih, danlap dengan kain halus
sampai kering.
2) Perbaikan kecil.
Penggantian bagian yang rusak.
1) Pemeliharaan.
Pembersihan Debu dan kotoran yang menempel, menggunakan alat pembersih kaca dan deterjen,
dilakukansetiap hari. Untuk bagian yang sulit menggunakan alat bantu (seperti stager),dilakukan
tiga bulan sekali.
2).perbaikan kecil
Kaca yang pecah di ganti.
a.Amatur lampu:
1. Kotak lampu Pijar atau TL
Pemeliharaan: Pembersiahan tehadap Debu yang menempel dilakukan dengan Lap atau kain
Pembersih,jika sulit maka kain pembersih di campur air dan penbersih kaca.
Kotak TL bagian dalam harus di buka,dan di bersihkan.
2.Lampu.
Bila lampu mati di ganti yang baru.
e.Panel Listrik.
Pada Panel in i pemeliharaannya lebih teliti,untuk mematikan tegangan perlu melakukan
koordinasi dengan ruang perawatan.perawatan panel dilakukan setiap enam bulan sekali.
Perbaikan.
Pergantian trippleks dilakukan segera setelah trippleks Rusak
3.10.Pemeliharaan Atap.
Atap seng:Meliputi pembongkaran,penutupan yang berlubang,bongkaran atap yang rusak dan
menggantinya kembali dengan seng yang baru.bagian atau seng yang rusak di potong kemudian di
tambah dengan seng yang baru dengan cara di sisipkan.setelah di ganti bagian seng yang baru
dilapisi dengan meni besi kemudian dilapisi dengan bahan kedap air.
3.11.Pemeliharaan Talang.
b. Perbaikan kecil
Meliputi perbaikan kebocoran seng yang berlubang,lepas sambungan,pergantian yang lepas
sambungan dan pencecatan ulang.bagian talang yang bocor karena berlubnag dan lepas
sambungannya di perbaiki dengan pensolderan dan pengecatan.bagian talang yang rusak di
potong kemudian di sambung dengan seng yang abru dengan cara pensolderan.seluruh talang
yang dilakukan pensolderan dilakukan pengecatan ulang kemudian dilapisi bahan anti karat.
= Margareta U.Kromen=
NIP:196908281989032005
PANDUAN PROGRAM KESELAMATAN PASIEN
DI PUSKESMAS WAEPANA
PUSKESMAS WAEPANA