Anda di halaman 1dari 2

Gw akan jelaskan dulu tentang hak kesulungan yang menjadi dasar gw

membatalkan nazar lo

Sesungguhnya apa itu hak kesulungan? Secara sederhana hak kesulungan


adalah hak yang dimiliki oleh seorang anak sulung sejak dia dilahirkan.

Bagi beberapa suku bangsa di dunia hak kesulungan mungkin tidak terlalu
"penting", namun tidak bagi suku bangsa di Timur Tengah terutama bagi
bangsa Israel. "Hak kesulungan" itu sangat penting dan berharga,
karena"anak sulung "memperoleh beberapa "hak "istimewa, apakah itu?

Anak sulung mempunyai derajat tertinggi sesudah bapak-nya, dan jika si


bapak alpa, anak sulung mempunyai otoritas atas adik-adiknya (umpamanya
Ruben dalam keluarga Yakub) dan kakak Ribka (Kejadian 24:55, 60).

Hak anak sulung sangat dihargai tinggi (Kejadian 25:29-34; 27), tapi dalam
hal ia berkelakuan buruk maka hak kesulungan itu dapat dilimpahkan kepada
anak yang lain (Kejadian 49:3-4; 1 Tawarikh 5:1-2).

Dalam masyarakat Israel yang mengenal poligami, anak sulung dari pihak
bapak harus dibedakan dari anak sulung dari pihak ibu. Anak sulung
mendapat warisan dua kali lipat dibandingkan bagian masing-masing anak
lainnya (bandingkan 2 Raja 2:9) dan Ulangan 21:15-17 melarang
memindahkan hak ini begitu saja dari anak sulung yang sebenarnya kepada
anak dari istri yang paling dicintai. Hal ini menunjukkan bahwa hanya ada 1
anak sulung dalam satu keluarga.

Di antara orang Yahudi, seperti halnya di antara bangsa- bangsa lain, anak
sulung menerima hak- hak istimewa. Ia menempati tempat yang pertama
setelah bapanya (Kej 43:33) dan semacam otoritas untuk mengarahkan adik-
adiknya (Kej 37:21-22, 30, dst); sebuah berkat istimewa yang diperuntukkan
baginya pada saat kematian ayahnya, dan ia akan meneruskan peran
ayahnya menjadi kepala keluarga, menerima dua bagian di antara bagian
adik- adiknya (Ul 21:17). Juga hak kesulungan termasuk hak menjadi imam
dalam keluarga itu. Hak menjadi kepala keluarga hanya berlaku ketika adik-
adiknya masih tinggal di rumah yang sama, sebab setelah adik- adiknya
telah keluar dari rumah itu dan membentuk keluarga, maka mereka masing-
masing menjadi kepada keluarga dan imam dalam rumah tangganya sendiri.

Memang dalam tradisi Perjanjian Lama anak sulung mendapatkan peran


sentral, seperti bisa menggantikan peran ayahnya dalam keluarga mereka,
mendapat warisan dua kali lipat dari adik-adiknya (Ul 21:15-17), dan
mendapatkan berkat secara khusus dari ayahnya (Kej 28:4). Dan kita ingat
bagaimana pada peristiwa tulah ke-10 di Mesir, anak sulung manusia dan
ternak yang jenang pintu rumahnya tidak diolesi darah anak domba paskah,
dibunuh(lih. Kel 11:5-7). Sejak saat itu anak sulung laki-laki menjadi milik
Tuhan (Im 12:6-8), sehingga harus ditebus oleh orang tuanya (Kel 34:19-20),
termasuk Yesus sendiri (Luk 2:22-24).

Karena itu sebagai anak sulung gw gunakan hak gw untuk menempati


tempat yang pertama setelah bapanya (Kej 43:33) dan semacam otoritas
untuk mengarahkan adik- adiknya (Kej 37:21-22, 30, dst);

Anda mungkin juga menyukai