Disusun oleh:
Erdita Aprilia Yuga Pamujo 21030113120018
Randy Kurniawan 21030113130185
2015
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
HALAMAN PENGESAHAN
Pulung Sambadha
NIM: 21030112120023
2
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat dan
bimbingan-Nya, sehingga makalah berjudul Permodelandan Simulasi Reaktor Mixed Flow
Adiabatis pada Proses Esterifikasi Asam Asetat dengan Scilab 5.1.1 dapat diselesaikan
dengan baik dan lancar.
Terimakasih juga dipanjatkan kepada pihak-pihak lain yang sudah memberikan bantuan,
yaitu:
1. Bapak Dr. Ir. Setia Budi Sasongko, DEA selaku dosen pengampu Laboratorium
Komputasi Proses Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
2. Bapak Luqman Buchori, M.T. selaku dosen pengampu Laboratorium Komputasi Proses
Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
3. Pulung Sambadha, selaku asisten pembimbing Laboratorium Komputasi Proses Teknik
Kimia Universitas Diponegoro.
Laporan ini masih butuh penyempurnaan dan riset lebih lanjut. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari para pembaca akan sangat membantu. Semoga isi dari laporan ini dapat
memberikan bantuan untuk para pembaca dalam mengaplikasikan perhitungan numerik
dengan Scilab 5.1.1 untuk perancangan.
Penulis
DAFTAR ISI
3
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................ii
PRAKATA...............................................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................v
INTISARI................................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah....................................................................................................2
1.3. Tujuan.........................................................................................................................2
1.4. Manfaat.......................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................4
2.1. Dasar Teori..................................................................................................................4
2.2. Studi Khasus.............................................................................................................11
BAB III ALGORITMA PENYELESAIAN............................................................................14
3.1. Permodelan...............................................................................................................14
3.2. Algoritma Penyelesaian............................................................................................14
3.3. Logika Pemrograman...............................................................................................19
3.4. Bahasa Pemrograman...............................................................................................20
BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS......................................................................23
4.1. Hasil Simulasi...........................................................................................................23
4.2. Analisis Data.............................................................................................................24
BAB V PENUTUP.................................................................................................................28
5.1. Kesimpulan...............................................................................................................28
5.2. Saran.........................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................29
LAMPIRAN
LEMBAR ASISTENSI
DAFTAR GAMBAR
4
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
INTISARI
Sebagai seorang sarjana teknik kimia, tuntutan yang harus dipenuhi yaitu kemampuan
untuk scale-up. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang sarjana teknik kimia
yaitu mendesain reaktor.Reaktor tangki berpengaduk atau biasa dikenal dengan CSTR
(Continuous Stirred Tank Reactor) merupakan salah satu reaktor yang paling sering
diaplikasikan dalam industri-industri.Salah satu aplikasi reaktor CSTR ini pada reaksi
pembentukan senyawa ester.Dalam mendesain reaktor CSTR ini sangat rumit karena
melibatkan perhitungan matematis yang kompleks.Oleh karena itu digunakanlah software
Scilab 5.1.1 untuk membantu simulasi dalam perancangan reaktor CSTR ini.
Berdasarkan prosesnya, reaktor dibagi menjadi 2, yaitu reaktor batch dan reaktor alir
(continuous). Reaktor continuous terdiri dari reaktor alir tanki berpengaduk (mixed flow
reactor / reaktor CSTR) dan reaktor alir pipa (plug flow reactor). Pada kasus ini reaktan
5
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
dicampur sebelum masuk reaktor CSTR, sehingga flowrate masuk reaktor sebesar 200
L/min.Di dalam campuran terdapat asam asetat, etanol, dan etil benzene. Konsentrasi asam
asetat 5 mol/L,etanol 10 mol/L,dan etil benzene 1mol/L. Reaksi berjalan pada tekanan 2 atm
dengan suhu masuk reaktor 90oC. Sesuai dengan tinjauan termodinamika, reaksi esterifikasi
ini merupakan reaksi eksotermis reversible dan produk yang dihasilkan, yaitu etil asetat,
dapat bereaksi dengan etil benzene membentuk etil benzoalasetat.
Algoritma penyelesaian dimulai dengan membuat permodelan sederhana untuk
meninjau neraca massa dan neraca energi untuk perhitungan lebih lanjut. Penentuan suhu
operasi sesuai aplikasi umum reaksi esterifikasi pada suhu 90-100oC. Dari suhu tersebut
kemudian mencari nilai konstanta kecepatan reaksi pada suhu tersebut dengan rumus
Arrhenius. Selanjutnya masuk dalam perhitungan konversi pada tiap-tiap suhu yang
kemudian dilanjutkan mencari volume reaktor untuk konversi tersebut. Nilai konversi
selanjutnya digunakan juga untuk menentukan nilai konstanta kesetimbangan. Untuk
perhitungan dengan rumus serta bahasa pemrograman akan dibahas lebih lanjut dalam
laporan.
Hasil perhitungan disajikan dengan Scilab 5.1.1 dan ditampilkan data-data hasil
perhitungan, serta grafik-grafik. Dari simulasi yang dilakukan ternyata nilai konstanta
kecepatan reaksi akan naik seiring naiknya suhu. Nilai konversi juga akan naik seiring
naiknya suhu dan optimum pada kondisi 95oC. Konversi yang diberikan kurang lebih 95%
dan memperoleh volume reaktor kurang lebih 2.400 liter. Hasil simulasi juga menunjukkan
bahwa nilai konstanta kesetimbangan naik seiring naiknya konversi dan suhu.
Saran untuk melakukan simulasi dengan Scilab 5.1.1 ini sebaiknya harus teliti dalam
menurunkan persamaan karena beberapa jenis reaktor dan reaksi memiliki perhitungan yang
cukup berbeda. Selain itu, dalam melakukan simulasi juga harus memahami kondisi operasi
dan reaksi yang terjadi. Penguasaan software Scilab yang baik dan benar akan sangat
membantu dalam simulasi perancangan.
6
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
BAB I
PENDAHULUAN
katalis
CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5 + H2O
Gambar 1.1. Reaksi esterifikasi asam asetat dengan etanol.
1
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
Penggunaan reaktor CSTR untuk reaksi esterifikasi ini telah memalui banyak studi
untuk memperoleh kondisi optimum yang dapat memberikan konversi yang baik (Leevijit et
al., 2006; Ogbu et al., 2013). Namun, perlu diketahui bahwa mendesain reaktor CSTR ini
sangat rumit karena melibatkan perhitungan matematis yang kompleks. Perhitungan yang
dilakukan harus mengasumsikan bahwa pengadukan sempurna dan laju alir produk masuk
reaktor harus stabil. Oleh karena itu digunakanlah software Scilab 5.1.1 untuk membantu
simulasi dalam perancangan reaktor CSTR ini.
1.3. Tujuan
Simulasi ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kebutuhan volume reaktor CSTR dalam produksi etil asetat.
2. Mengetahui pengaruh suhu terhadap konversi reaksi esterifikasi dalam reaktor
CSTR.
3. Mengetahui pengaruh suhu terhadap konstanta kecepatan reaksi esterifikasi dalam
reaktor CSTR.
4. Mengetahui pengaruh suhu terhadap konstanta kesetimbangan reaksi esterifikasi
dalam reaktor CSTR.
1.4. Manfaat
Manfaat yang diperoleh yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengetahui kebutuhan volume reaktor CSTR dalam produksi
etil asetat.
2. Mahasiswa dapatmengetahui pengaruh suhu terhadap konversi reaksi esterifikasi
dalam reaktor CSTR.
3. Mahasisawa dapat mengetahui pengaruh suhu terhadap konstanta kecepatan reaksi
esterifikasi dalam reaktor CSTR.
2
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
dengan kecepatan yang sama di seluruh penampang pipa. Biasanya diasumsikan tidak
ada difusi arah aksial maupun pencampuran balik (backmixing)(Fogler, 1999).
Reaktor CSTR (Continuous Stirred Tank Reactor / Mixed Flow reactor / Reaktor
alir Tangki Berpengaduk) merupakan salah satu reaktor kimia, tempat terjadinya
pembentukan suatu komponen (beberapa komponen) hasil dari reaksi antara komponen-
komponen lain. Reaktor CSTR berupa suatu wadah yang umumnya berbentuk silinder
dengan diameter tertentu, dimana sekeliling reaktor bisa dibiarkan terbuka (terjadi
konveksi bebas antar reaktor dengan udara sekelilingnya) dengan cairan (air)
pendingin / pemanas untuk menyerap panas yang timbul. Sebagai salah satu reaktor
kimia, di dalam CSTR terjadi reaksi kimia pembentukan atau penguraian, dimana aliran
masa masuk / keluar berlangsung secara terus menerus (kontinyu). Reaksi yang terjadi
dalam CSTR bisa berupa reaksi satu arah, reaksi bolak-balik, atau reaksi berantai
(Rosadi, 2000).
Reaktor CSTR beroperasi pada kondisi steady state dan mudah dalam control
temperatur, tetapi waktu tinggal reaktan dalam reaktor ditentukan oleh laju alir dari
umpan yang masuk atau keluar, maka waktu tinggal sangat terbatas sehingga sulit
mencapai konversi reaktan pervolume reaktor yang tinggi karena dibutuhkan reaktor
dengan volume yang sangat besar (Smith, 1970).
Variabel-variabel yang perlu diperhatikan dalam perancangan reaktor dianatanya:
1. Fase zat pereksi dan zat hasil reaksi
2. Tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya reaksi samping
3. Kapasitas produksi
4. Harga alat (reactor) dan biaya instalasinya
5. Kemampuan reactor untuk menyediakan luas permukaan yang cukup untuk
perpindahan panas
Pada perancangan reaktor CSTR, waktu bertambah denganbertambahnya volume
reaktor, sehingga konversi merupakan fungsi volume reaktor. Jika kecepatan umpan
masuk sistem pada kondisi steady state : FAO = mol/sat. Waktu, maka jumlah A yang
bereaksi(Levenspiel, 1972):
Mol A mula2 Mol A yang Bereaksi
[FAO ][ X A ]
Waktu Mol A Mula2
(2.1)
4
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
FAO X A
V
rA
(2.3)
5
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
etil asetat dari asam asetat dan etanol. Suatu reaksi reversible yang memiliki kecepatan
pembentukan zat-zat hasil reaksi sama dengan kecepatan pembentukan kembali zat-zat
pereaksi dinamakan reaksi kesetimbangan. Secara umum, reaksi kesetimbangan dapat
[ C]c .[ D]d
K = tetap = a
[ A ] .[B]
b
(2.4)
Harga tetapan K merupakan ukuran sampai seberapa jauh suatu reaksi dapat
berlangsung. Harga K besar menunjukkan bahwa zat hasil reaksi banyak terbentuk dan
sebaliknya. Tetapan kesetimbangan (K) dapat berbentuk Kc, Kp, atau Kx. Kc digunakan
untuk menyatakan tetapan untuk reaksi kesetimbangan molar (larutan dan gas). Kp
digunakan untuk menyatakan tetapan kesetimbangan tekanan parsial (gas). Kx
menyatakan tetapan kesetimbangan dalam fraksi mol (larutan dan gas) (Kristianingrum,
2009).
a. Konsentrasi molar
[C]c .[ D]d
Kc = a
[ A ] .[B]
b
(2.5)
6
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
b. Tekanan parsial
c d
PC . P D
Kp = a
P A . PB
b
(2.6)
c. Fraksi mol
X C c . X Dd
Kx = X A a . X Bb
(2.7)
(2.8)
n adalah (jumlah mol gas hasil reaksi)-(jumlah mol gas reaktan)
bila n=0 Kp = Kc
n>0 Kp > Kc
n< 0 Kp < Kc
Secara analog hubungan Kp dan Kc dinyatakan dalam rumus(Kristianingrum, 2009):
n
Kp = Kx P (2.9)
P = tekanan total
Contoh Soal:
Untuk reaksi :
CO(g) + H2O(g) CO2(g) + H2(g)
harga-harga entropi standar So dan kalor pembentukan standar Hfo pada 25oC diberikan
sebagai berikut:
So (kal/det.mol) Hfo(kkal/mol)
CO 47,3 -26,4
H2O 45,0 -57,8
CO2 51,1 -94,0
H2 31,2 0
Hitung tetapan keseimbangan Kp untuk reaksi tersebut pada suhu 25oC. Diketahui nilai
konstanta gas ideal R = 2kal/det.mol!
7
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
Jawaban:
8
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
A + B AB
2A A2
A + B C + D
2A C + D
C2H4 + HI C2H5I
H + H2 H2 + H
O3 + NO O2 + NO2
9
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
Reaksi seri yang terkenal pada skala industri adalah reaksi antara etilen-oksid dan
ammonia berurutan terbentuk mono-etanol-amin, kemudian reaksi berlanjut terbentuk
di-etanol-amin dan produk akhir adalah tri-etanol-amin(Harsanti, 2012).
Reaksi seri yang terjadi adalah sebagai berikut:
k1 EO EO
C2H4O + NH3 HOCH2CH2NH2 (HOCH2CH2NH2)2NH
(HOCH2CH2)3N
Reaksi paralel atau reaksi samping (competitive reaction) yaitu dari reaktan yang
sama dihasilkan produk yang berbeda melalui jalur reaksi yang berbeda pula(Harsanti,
2012).
Contoh:
k1
A R
k2
A S
Contoh reaksi paralel yang cukup terkenal pada skala industri adalah reaksi
oksidasi terhadap etilen akan dihasilkan produk yang diinginkan adalah etilen oksid
sementara selama terjadi reaksi oksidasi sebagian etilen terbakar sempurna dan
dihasilkan produk yang tidak diinginkan adalah uap air dan karbon dioksida(Harsanti,
2012).
Reaksi paralel yang terjadi adalah sebagai berikut:
C2H4 + O2 C2H4O
10
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
11
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
joule
H f =3.130
298
mol
(2.12)
Nilai entalpi reaksi negatif, sehingga reaksi esterifikasi asam asetat dengan etanol
merupakan reaksi eksotermis.
Sehingga :
Greaksi = Gproduk - Greaktan
joule
Gf =(390.200+174.800332.700237.129) (2.11)
298
mol
joule
Gf =4.829
298
mol (2.12)
K 298 =exp
[ Gf
RT0
298
[ ]
joule
(4.829)
mol
K 298 =exp
joule
8.314 x 298 K
mol . K
12
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
K 298 =7,0223
Nilai konstanta kesetimbangan reaksi pada 298 K sangat kecil, sehingga reaksi
esterifikasi asam asetat dengan etanol merupakan reaksi bolak-balik (reversible).
Nilai K pada range suhu operasi umum esterifikasi (90-100oC) dapat ditentukan dengan
rumus sebagai berikut.
Hf
ln
K
K 298
=
R
298
[ 1 1
T0 T ] (2.13)
(2.14)
K=K 298 x exp
Hf
R [ 298
( 1
298 T
1
)]
BAB III
ALGORITMA PENYELESAIAN
3.1. Permodelan
Reaksi yang terjadi dalam CSTRdalam fase cair yaitu:
k1
CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5 + H2O
(A) (B) k2 (C) (D)
Reaksi samping:
C6H6COOC2H5 + CH3COOC2H5 C6H6CO-CH2COOC2H5 + C2H5OH
(E) (C) k3 (F) (B)
FI = FI0
FI0 = 200 L/min CA = ? CD = ?
CA0 = 5 mol/L CB = ? CE = ?
CB0 = 10 mol/L CC = ? CF = ?
CE0 = 1 mol/L Tout = ?
Tin = 90oC Pout = 2 atm
Vreaktor
Gambar 3.1. Permodelan CSTR reaksi esterifikasi asam asetat dengan etanol.
Pin = 2 atm
13
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
dN A
FA0 + rA.V FA = dt
(3.1)
dN A
Pada saat steady state: dt =0
Sehingga:
FA0 + rA.V FA = 0
rA.V = FA FA0 (3.2)
dimanaFA = FA0(1 XA)
FA 0 X A
dan diperoleh: V = r A (3.3)
d FA
Asam asetat : =r A (3.4)
dV
d FB
Etanol : =r B 1+ r B 2 (3.5)
dV
d FC
Etil Asetat : =r C 1+ r C 2 (3.6)
dV
d FD
Air : =r D (3.7)
dV
d FE
Etil Benzene : =r E (3.8)
dV
d FF
Etil Benzoalasetat : =r F (3.9)
dV
Neraca energi:
T q
W sF AO i C pi dT +V r ij H Rxij ( T ) =0
Q
T0 i=1
(3.10)
Dimana:
Q = UA (T T) (3.11)
a
Ta1 = Ta2 = Ta
W s = 0
Asumsi kapasitas panas konstan.
Sehingga diperoleh persamaan:
q
(3.13) 14
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
q
F AO C pi i (T T 0 )+V r ij H Rxij ( T )=0
i=1
Laju reaksi:
r A =k 1 C A C B +k 2 CC C D (3.15)
r B 1 =k 1 C A C B +k 2 CC C D (3.16)
r B 2 =k 3 CC C E
(3.17)
r C 1=k 1 C A C Bk 2 C C C D (3.18)
r C 2=k 3 CC C E (3.19)
r D=k 1 C A C Bk 2 C C C D (3.20)
r E=k 3 CC C E (3.21)
r F =k 3 C C C E
(3.22)
Stoikiometri:
C A =C A 0 ( 1X A ) (3.23)
C A0
(
C B 1=C B 0 1
CB0 A
X ) (3.24)
C B 2=C E 0 X E
(3.25)
CC 1=C A 0 X A
(3.26)
CC 2=C A 0 X A C E 0 X E (3.27)
C D =C A 0 X A
(3.28)
C E=C E 0 ( 1X E ) (3.29)
C F =C E 0 X E
(3.30)
15
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
k ( T )=k 0 exp
[ ( )]
Ea 1 1
R T0 T (3.32)
Variabel operasi:
FI0 = 200 L/min x 16 mol/L = 3.200 mol/min
T = 90; 92,5; 95; 97,5; 100, 102,5; 105; 107,5; 110
XE = 0,3
FA0 = 200 L/min x 5 mol/L = 1.000 mol/min
FB0 = 200 L/min x 10 mol/L = 2.000 mol/min
FE0 = 200 L/min x 1 mol/L = 200 mol/min
FI = FI0 (1-XA) = 3200 (1-0,9) = 320 mol/min
R = 8,314 J/mol.K
16
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
k 2 ( T ) =0,00804 exp
[(E 1
R 323 T
1
)] (3.35)
k 3 ( T ) =0,00550 exp
[(E 1
R 323 T
1
)] (3.36)
Di mana:
FA 0 X A F A0 X A
V= =
r A k 1 C A C B 1k 2 C C 1 C D
r 1=k 1 C A C B 1 +k 2 C C 1 C D
[ { (
k 1 C A 0 ( 1X A ) . C B 0 1
CA 0
CB0 A
X
)}] + k2 [ C A 0 X A]
2
r 2=k 3 C C2 C E
k 3 [ { C A 0 X AC E 0 X E } C E 0 ( 1X E ) ]
J
C p 1=169,90+77,54400,17124,4=277,13
mol . K
J
C p 2=212,52+400,17185,60169,90=257,19
mol . K
J
H Rx1 (T )= [3.130+ (277,13 ) (T 298 ) ]
mol
J
H Rx2 (T )= [ 214.000+ 257,19 ( T 298 ) ]
mol
17
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
F A 0 1.000
A= = =1
F A 0 1.000
F B 0 2.000
B = = =2
F A 0 1.000
F E 0 200
C = = =0,2
F A 0 1.000
n
J
1.007,36
mol . K
K=
[ )]
Nilai T, k1, k2 C
(
C A 0 ( 1X A ) .C B 0 1 A 0 X
C B0 A
Penentuan konversi pada berbagai suhu
Nilai
operasi
XA, grafik suhu vs XA
Nilai XA
18
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
SELESAI
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
function y=konversi(XA)
FA0=1000
CA0=5
CB0=10
CE0=1
XE=0.3
T=[90 95 100 105 110]+273
T0=90+273
k1=[0.0391196 0.0429660 0.0470721 0.0514462 0.0560965]
k2=[0.0189015 0.0207600 0.0227440 0.0248574 0.0271043]
k3=[0.1410528 0.1773458 0.2216125 0.2753008 0.3400640]
sigma=1007.36
dHR1=-3130-277.13*(T-T0)
dHR2=214.000+257.19*(T-T0)
r1=(-k1.*(CA0-CA0*XA).*(CB0-CA0*XA))+(k2.*(CA0*XA).*(CA0*XA))
r2=-k3.*(CA0*XA-CE0*XE).*(CE0-CE0*XE)
V=(FA0*XA).*(-(r1))^(-1)
y=T-((V.*r1.*dHR1+V.*r2.*dHR2+FA0*T0*sigma)/(FA0*sigma))
19
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
endfunction
T=[90:5:110]+273;
XA=fsolve([0.5 0.5 0.5 0.5 0.5],konversi);
T=T';
XA=XA';
clf
subplot(2,4,1)
plot2d(T,[k1T k2T k3T],[2 3 4])
xtitle('Grafik Hubungan Konstanta Kecepatan Reaksi pada Berbagai Suhu','Suhu
(K)','k (L/mol.min)')
subplot(2,4,2)
plot2d(T,XA,2)
xtitle('Grafik Hubungan Konversi terhadap Suhu Operasi','T (K)','XA')
subplot(2,4,3)
plot2d(XA,V,5)
xtitle('Grafik Hubungan Konversi dengan Volume Reaktor','XA','V (Liter)')
subplot(2,4,4)
plot2d(XA,K,6)
xtitle('Grafik Nilai K pada Berbagai Konversi','XA','K')
20
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
BAB IV
HASIL SIMULASI DAN ANALISIS
21
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
Gambar 4.2. Grafik hubungan suhu dengan konstanta kecepatan reaksi dan konversi.
Gambar 4.3. Grafik hubungan konversi dengan volume reaktor dan konstanta kesetimbangan.
22
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
dibuktikan dengan melihat gambar 4.2 grafik hubungan konstanta kecepatan reaksi pada
berbagai suhu.
Pada grafik, dapat dilihat bahwa nilai konstanta kecepatan reaksi 1 (k 1),
konstanta kecepatan reaksi 2 (k2)dan konstanta kecepatan reaksi 3 (k 3) mengalami
peningkatan seiring dengan peningkatan suhu yang terjadi. Dapat dilihat juga bahwa
nilai konstanta kecepatan reaksi 2(k2) dan konstanta kecepatan reaksi 3 (k3) yang
diperoleh lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai konstanta laju reaksi 1 (k1). Hal
ini terjadi karena semakin besar suhu maka akan semakin banyak molekul yang
bertumbukan satu sama lain, sehingga kecepatan reaksi juga semakin besar dan
mengakibatkan nilai k yang diperoleh juga akan semakin besar. Fenomena ini terjadi
sesuai dengan persamaan Arrheniussebagai berkut:
[ ( )]
k ( T )=k 0 exp
Ea 1 1
R T0 T (4.1)
Selain dipengaruhi oleh suhu, peningkatan nilai konstanta kecepatan reaksi juga
dipengaruhi oleh nilai konstanta kecepatan reaksi mula-mula (k0). Semakin besar nilai
konstanta kecepatan reaksi mula-mula maka semakin besar pula nilai konstanta
kecepatan reaksi fungsi suhu yang diperoleh (Zeki et al., 2010).
(4.2) 23
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
m
Vr 1 A H Rx 1 ( T ) +Vr 2 H Rx 2 ( T ) + F A 0 T 0 C pi i
i=1
T= m
F A 0 C pi i
i=1
Di mana:
FA 0 X A F A0 X A
V= =
r A k 1 .C A 0 ( 1 X A ) . ( C B 0C A 0 X A ) k 2 . ( C A 0 X A )2 (4.3)
[ { (
r 1=k 1 C A 0 ( 1X A ) . C B 0 1
C A0
CB0 A
X
)}] + k2 [ C A 0 X A]
2 (4.4)
(4.5)
r 2=k 3 [ { C A 0 X A C E 0 X E } C E 0 ( 1X E ) ]
Untuk mencari nilai XA yang dapat memenuhi persamaan di atas, Scilab 5.1.1
mencari nilai terdekat yang mendekati nilai idealnya, sehingga ada kemungkinan nilai
XAyang diperoleh di luar range 0-1. Pada hasil yang diperoleh, konversi maksimum
terdapat pada suhu 368 K dengan konversi yang diperoleh sebesar 0,9437536.
(4.7) 24
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
1000. X A
V=
k 1 (C A 0 ( 1 X A ) )(C B 0C A 0 X A )+k 2 (C A 0 X A )2
(4.9)
25
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
K=
[(C A0 X A)2]
[ (
C A 0 ( 1X A ) .C B 0 1
CA 0
CB0 A
X
)]
Berdasarkan persamaan di atas dapat dilihat bahwa konstanta kesetimbangan
dipengaruhi oleh konsentrasi produk dan reaktan. Jadi, apabila konsentrasi produk yang
diperoleh lebih kecil dari konsentrasi reaktan maka konstanta kesetimbangan yang
diperoleh akan semakin kecil begitu juga sebaliknya. Pada hasil yang diperoleh,
konstanta kesetimbangan reaksi maksimum terdapat pada suhu 368 K dengan konstanta
kesetimbangan sebesar 14,99192.
26
MODEL DAN KOMPUTASI PROSES
2. BAB V
3. PENUTUP
4.
5.1. Kesimpulan
1. Semakin besar suhu operasi pada reaksi, maka konstanta kecepatan reaksi akan
semakin besar.
2. Semakin besar suhu operasi pada reaksi, maka konversi yang diperoleh juga akan
semakin besar.
3. Pada hasil yang diperoleh, volume reaktor maksimum sebesar 2368,6046 liter.Hal
ini dikarenakan semakin besar konversi yang diperoleh, maka semakin besar
volume reaktor yang diperoleh.
4. Semakin besar konversi yang diperoleh, maka konstanta kesetimbangan yang
diperoleh juga akan semakin besar.
5.
.2. Saran
1. Teliti dalam menurunkan persamaan.
2. Pahami kondisi operasi dan reaksi yang terjadi.
3. Kuasai software Scilab dengan baik dan benar.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.DAFTAR PUSTAKA
19.
20. Fogler, H. S. (1999). Elements of Chemical Reaction Engineering, 3 rd edition. New
Delhi, India: Prentice-Hall, Inc.
21. Harsanti, M. (2012). Reaksi Ganda.
22. Kirbaslar, S. Ismail, Z. Baris Baykal and Umur Dramr. (2001). Esterifcation of Acetic
Acid with Ethanol Catalysed by an Acidic Ion-Exchange Resin. Turk J Engin Environ
Sci 25, 569-577.
23. Kristianingrum, S. (2009). Kesetimbangan kimia.pdf. Yogyakarta.
24. Levenspiel, O. (1972). Chemical reaction engineering. Chemical Engineering Science
(Vol. 19). http://doi.org/10.1016/0009-2509(64)85017-X
25. Leevijit, Theerayut, Worawut Wisutmethangoon, Gumpon Prateepchaikul, Charktir
Tonguraiand Michael Allen. (2006). Trans-esterification of Palm Oil in Series of
Continuous Stirred Tank Reactors. Asian Journal onEnergy and Environment. 7(03),
336-346.
26. Ogbu I.M.,V.I.E. Ajiwe. (2013). Biodiesel Production via Esterification of Free Fatty
Acids from Cucurbita pepo L. Seed Oil: Kinetic Studies. International Journal of Science
and Technology Volume 2 No. 8.
27. Paloboran, M. (2009). Analisis Kesetimbangan Energidan Eksergipada Ekonomiser
Ketel Uap Pembangkit Listrik Tenaga Uap Tello Makassar. Media Elektrik, 4 Nomor 1.
28. PatilKiran D., Bhaskar D. Kulkarni. (2014). Kinetics Studies on Esterification Reaction
of Acetic acid with Iso-amyl Alcohol over Ion Exchange Resin as Catalysts.
International Journal of Engineering Research Volume No.3, Issue No.8, pp : 488-493.
29. Rosadi, H. Y. (2000). Pemodelan Continuous Stirred Tank Reactor_ug.pdf. Bogor: IPB.
30. Rufiati, E. (2011). Reaksi Eksoterm dan Endoterm.
31. Sasongko, Setia Budi. 2010. Metode Numerik dengan Scilab. Yogyakarta: C.V. Andi
Offset.
32. Smith, J. M. (1970). Chemical Engineering Kinetics.pdf (Second). United States of
America.
33. Surawan, T. (2011). Energi dan Hukum Termodinamika.
34. Willi. (2008a). Kinetika dan Thermodinamika.
35. Willi. (2008b). Teori Reaksi Unimolekular.
36. Zeki, N. S. A., Al-Hassani, M. H., & Al-Jendeel, H. A. (2010). Kinetic Study of
Esterification Reaction. Al-Khwarizmi Engineering Journal, 6(2), 3342.
37.
38. DIPERIKSA
40. TANDA
41. N 39. KETERANGAN
42. TANGGAL TANGAN
O.
45. 1. 46. 21 November 47. Judul coba diperbaiki lagi. 49.
2015 48. Disesuaikan sedemikian rupa
dengan topik.
50. 2. 51. 24 November 52. Isi latar belakang jangan seperti 54.
2015 praktikum biasa. Laporan ini untuk
simulasi perhitungan perancangan,
jadi ditinjau dari alasan penggunaan
scilab-nya.
53. Perumusan masalahnya dibuat lebih
general, yang sekarang nanti
dimasukkan ke studi khasus saja.
55. 3. 56. 26 November 57. Untuk reaksi-reaksi jangan crop, 59.
2015 ditulis ulang saja.
58. Tipus ditambah tinjauan
termodinamika untuk pembuktian
eksotermis/ endotermis ,
reversible/irreversible.
60. 4. 61. 28 November 62. Coba dilengkapi variabel- 63.
2015 variabelnya, flowrate, konsentrasi,
suhu masuk, Cp, dll. Yang
dibutuhkan.
64. 5. 65. 4 Desember 66. Rumusnya coba lihat fogler, coba 68.
2015 diturunkan dari situ, neraca panas
multiple reaction beda dengan
single reaction.
67. Disesuaikan dengan tujuan, kalian
tentukan suhunya dulu baru cari
yang setelah-setelahnya.
69. 6. 70. 10 Desember 71. H nya jangan pake waktu Tr, pake 74.
2015 waktu T reaksinya. Nilai Cp nya itu
Cp mean.
72. Pembahasan coba cek lagi.
73. Kesimpulan dan saran langsung ya.
75. 7. 76. 12 Desember 77. Cek scipad, itu rumus V nya per (- 79.
2015 rA) bukan (rA+rB).
78. Kallau bisa scipadnya dijadikan satu
semua biar langsung dalam satu
console. Grafik-grafiknya dibuat
dalam satu layar langsung.
80. 8. 81. 13 Desember 82. Cantumin penomoran untuk rumus/ 85.
2015 persamaan misal: bab 1 pers. 1
(1.1), dst sampe bab terakhir.
83. Coba yang hubungan suhu dengan
konversi cari alasan lain kenapa bisa
Xa lebih besar dari 1.
84. Di kesimpulanna disesuaikan
dengan tujuan, volume reaktornya
berapa, dst.
86.