Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami rasa kebihineka
tunggal ika-an bangsa Indonesia.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepanya dapat lebih baik lagi.

`Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Karawang, 22 Februari 2017

Aidah

Page 1 of 11
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ......................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3

A.Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 3


B. Rumusan Masalah `........................................................................................................ 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................. 4

BAB III PEMBAHASAN................................................................................................... 7

A. Wujud dari Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia............................................................. 7

B. Peran Bhinneka Tunggal Ika ......................................................................................... 8

C. cara membina ................................................................................................................ 9

BAB IV PENUTUP............................................................................................................ 10

A. Kesimpulan.................................................................................................................... 10

B. Saran............................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11

Page 2 of 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Indonesia adalah negara kesatuan yang penuh dengan keragaman. Indonesia terdiri atas
beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan, dll. Namun
Indonesia mampu mepersatukan bebragai keragaman itu sesuai dengan semboyan bangsa
Indonesia Bhineka Tunggal Ika , yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Keragaman budaya atau cultural diversity adalah kepercayaan yang ada di bumi Indonesia.
Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa,
masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang
merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada didaerah
tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau
di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi.
Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal
ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di
Indonesia yang berbeda.
Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi
kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di
Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesi juga ikut
mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga mencerminkan kebudayaan agama
tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman
budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok
suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke
modern, dan kewilayahan. Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya.
Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara
berdampingan, saling mengisi, dan ataupun berjalan secara paralel. Misalnya kebudayaan kraton
atau kerajaan yang berdiri sejalan secara paralel dengan kebudayaan berburu meramu kelompok
masyarakat tertentu. Dalam konteks kekinian dapat kita temui bagaimana kebudayaan
masyarakat urban dapat berjalan paralel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan
kebudayaan berburu meramu yang hidup jauh terpencil. Hubungan-hubungan antar kebudayaan
tersebut dapat berjalan terjalin dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika , dimana bisa kita maknai
bahwa konteks keanekaragamannya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman kelompok
sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan. Didasari pula bahwa dengan jumlah
kelompok sukubangsa kurang lebih 700an sukubangsa di seluruh nusantara, dengan berbagai
tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta keragaman agamanya, pakaian adat, rumah adat
kesenian adat bahkan makanan yang dimakan pun beraneka ragam. Masyarakat Indonesia adalah
masyarakat majemuk yang memiliki karakteristi yang unik ini dapat dilihat dari budaya gotong
royong, teposliro, budaya menghormati orang tua (cium tangan), dan lain sebagainya.

Page 3 of 11
B. Rumusan masalah

a. Bagaiman wujud dari Kebhinneka Tunggal Ika-an bangsa Indonesia ?


b. Bagaimanakah peran Bhinneka Tunggal Ika sebagai faktor pembentuk identitas bangsa
Indonesia?
c. Bagaimana cara membina bangsa Indonesia yang multikultural agar tercapai Integrasi nasional
melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika?
C. Tujuan penulisan
a. Mendeskripsikan wujud dari keragaman bangsa Indonesia di dalam semboyan bhinneka
tunggal ika
b. Mendeskripsikan peranan Bhinneka Tunggal Ika sebagai faktor pembentuk identitas bangsa
Indonesia
c. Mendaskripsikan cara membina bangsa Indonesia yang beranekaragam agar tercapai integrasi
nasional melalui semboyan Bhinneka Tunggal ika.
D. Manfaat penulisan
a. Mengetahui apa saja wujud dari keragaman bangsa Indonesia di balik semboyan bhinneka
tunggal ika
b. Mengetahui peran Bhinneka Tunggal Ika sebagai faktor pembentuk identitas bangsa
Indonesia.
c. Mengetahui cara membina bangsa Indonesia yang multikultural agar tercapai integrasi
nasional melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Bhinneka Tunggal Ika seperti kita pahami sebagai motto Negara, yang diangkat dari
penggalan kitab Sutasoma karya besar Mpu Tantular pada jaman Kerajaan Majapahit (abad 14)
secara harfiah diartikan sebagai bercerai berai tetapi satu (berbeda-beda tetapi tetap satu jua).
Motto ini digunakan sebagai ilustrasi dari jati diri bangsa Indonesia yang secara natural, dan
sosial-kultural dibangun diatas keanekaragaman
Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa yang tercantum dan menjadi bagian dari
lambang negara Indonesia, yaitu Garuda Pancasila. Sebagai semboyan bangsa, artinya Bhinneka
Tunggal Ika adalah pembentuk karakter dan jati diri bangsa. Bhinneka Tunggal Ika sebagai
pembentuk karakter dan jati diri bangsa ini tak lepas dari campur tangan para pendiri bangsa
yang mengerti benar bahwa Indonesia yang pluralistik memiliki kebutuhan akan sebuah unsur
pengikat dan jati diri bersama. Bhinneka Tunggal Ika pada dasarnya merupakan gambaran dari
kesatuan geopolitik dan geobudaya di Indonesia, yang artinya terdapat keberagaman dalam
agama, ide, ideologis, suku bangsa dan bahasa
Kebhinekaan Indonesia itu bukan sekedar mitos, tetapi realita yang ada di depan mata
kita. Harus kita sadari bahwa pola pikir dan budaya orang Jawa itu berbeda dengan orang

Page 4 of 11
Minang, Papua, Dayak, Sunda dan lainnya. Elite pemimpin yang berasal dari kota-kota besar dan
metropolitan bisa jadi memandang Indonesia secara global akan tetapi elite pemimpin nasional
dari budaya lokal tertentu memandang Indonesia berdasarkan jiwa, perasaan dan kebiasaan
lokalnya. Ini saja menunjukkan kalau cara pandang kita tentang Indonesia berbeda. Jadi tanpa
kemauan untuk menerima dan menghargai kebhinekaan maka sulit untuk mewujudkan persatuan
dan kesatuan bangsa. Apa yang dilakukan oleh pendahulu bangsa ini dengan membangun
kesadaran kebangsaan atau nasionalisme merupakan upaya untuk menjaga loyalitas dan
pengabdian terhadap bangsa.
Selama ini sifat nasionalisme kita kurang operasional atau hanya berhenti pada tataran
konsep dan slogan politik. Nasionalisme bisa berfungsi sebagai pemersatu beragam suku, tetapi
perlu secara operasional sehingga mampu memenuhi kebutuhan objektif setiap warga dalam
suatu negara-bangsa. Tradisi dari suatu bangsa yang gagal memenuhi fungsi pemenuhan
kebutuhan hidup objektif akan kehilangan peran sebagai peneguh nasionalisme. Saat ini
diperlukan tafsir baru nasionalisme sebagai kesadaran kolektif di tengah pola kehidupan baru
yang mengglobal dan terbuka. Batas-batas fisik negara-bangsa yang terus mencair menyebabkan
kesatuan negara kepulauan seperti Indonesia sangat rentan terhadap serapan budaya global yang
tidak seluruhnya sesuai tradisi negeri ini. Disamping itu realisasi otonomi daerah yang kurang
tepat akan memperlemah nilai dan kesadaran kolektif kebangsaan di bawah payung
nasionalisme.
Di samping itu bangsa Indonesia relatif berhasil membentuk identitas nasional. Beberapa
bentukidentitas bangsa Indonesia adalah sebagai berikut: 1) Bahasa Nasional atau persatuan,
bahasa Indonesia. 2) Dasar filsafat Negara yaitu pancasila. 3) Lagu kebangsaan Indonesia Raya.
4) Lambang Negara Garuda Pancasila. 5) Semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika. 6) Bendera
Negara Sang Merah Putih. 7) Konstitusi Negara yaitu UUD 1945. 8) Bentuk Negara kesatuan
Republik Indonesia. 9) Konsep Wawasan Nusantara. 10) Kebudayaan daerah yang diterima
sebagai kebudayaan nasional. Dari ke-10 identitas bangsa Indonesia tersebut akan dibahas salah
satu yaitu mengenai semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang merupaka semboyan pemersatu
bangsa Indonesia.
UUD Republik Indonesia menyatakan dengan tegas tentang realitas multikultural Bangsa
Indonesia. Kenyataan tersebut dilukiskan di dalam lambang negara Bhinneka Tunggal Ika.
Kebhinnekaan masyarakat dan bangsa Indonesia diakui bahkan dijadikan sebagai dasar
perjuangan nasional permulaan abad ke-20.
Untuk itu integrasi nasional bangsa Indonesia pun harus diwujudkan di tengah masyarakat
Indonesia yang majemuk karena masyarakat yang majemuk merupakan salah satu potensi
sumber konflik yang menyebabkan disintegrasi bangsa. Agar identitas bangsa Indonesia di mata
dunia terkenal dengan bangsa yang majemuk tetapi satu dalam keanekaragaman (suku, bahasa,
agama, dll, yang berbeda-beda) semboyan Bhinneka Tunggal Ika harus diwujudkan.

Page 5 of 11
BAB III
PEMBAHASAN

A. Wujud dari keragaman di dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika

Suku bangsa di Indonesia berjumlah lebih dari 100 suku bangsa. Wilayah Indonesia yang
luas memengaruhi tingginya keanekaragaman bangsa Indonesia. Keragaman suku bangsa akan
menentukan keragaman budaya bangsa Indonesia. Meskipun budaya bangsa kita sangat beraneka
ragam, tetapi tetap satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan semboyan
bangsa Indonesia Bhinneka Tunggal Ika, walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu. Bhinneka
Tunggal Ika mengandung makna meskipun berbeda suku, budaya, agama, dan bahasa daerah,
tetapi tetap satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Keragaman tersebut berupa :

Keragaman suku bangsa di Indonesia


Di Indonesia banyak terdapat suku bangsa yang tersebar di pulau-pulauyang ada. Suku-suku
bangsa tersebut di antaranya sebagai berikut :
1. Pulau Sumatra: ada suku Aceh, Batak, Karo, Mandailing, Melayu, Lampung , Komering, dan
Minangkabau.
2. Pulau Jawa: ada suku Banten, Betawi, Badui, Jawa, Karimun,Madura, dan Tengger.
3. Pulau Bali: suku Bali.
4. Kepulauan Nusa Tenggara: ada suku Alor, Atoni, Adonara, Belu, Bima, Bodha,Damar,
Dompu, Ende, Flores, Helong,Kupang, Larantuka, Lombok, Mambaro,dan Riung.
5. Pulau Kalimantan : ada suku Abai, Adang, Banjar, Berusu, Bulungan, Busang, Dayak, Dusun,
Melanau, Murik,Punan, dan Tabuyan.
6. Pulau Sulawesi: ada suku Ampana, Bada, Bajo, Bobongko, Bugis, Gimpu, Kulawi, Lampu,
Makassar, Parigi, Selayar, Toli-toli, dan Toraja.
7. Kepulauan Maluku: ada suku Aru, Buru, Galela, Kei, Loda, Moa, Seram, Tanibar, dan To
Belo.
8. Pulau Papua:ada suku Asmat, Anggi, Arguni, Biak, Bintuni, Dani, Jakui, Mapia, Mimika,
Moni, Muyu, Senggi, Sentani, dan Waigeo.
Perbedaan suku bangsa wajib kita hargai dan hormati. Walaupun berbeda, jangan sampai
menimbulkan perpecahan di antara kita. Dengan adanya perbedaan kita tetap dapat menjalin rasa
persatuan dan kesatuan. Perbedaan menjadi kekuatan karena bangsa kita adalah bangsa yang
besar. Sikap menghormati dan menghargai harus diciptakan dalam kehidupan sehari-hari, baik di
rumah, di sekolah, maupun dalam masyarakat. Persatuan dalam keragaman sangat penting untuk
menciptakan kedamaian.
Budaya Indonesia
Keragaman budaya bangsa Indonesia ada yang berbentuk religi/keagamaan, kesenian, bahasa
daerah, rumah adat, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, dan peralatan hidup. Budaya
daerah yang beraneka ragam merupakan budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu, budaya
daerah merupakan akar budaya nasional yang perlu dikembangkan dan dilestarikan.
1. Religi/Keagamaan
Upacara adat tiap suku bangsa di negara kita berbeda, termasuk upacara perkawinan, kematian,

Page 6 of 11
dan kelahiran yang dimilikinya. Di Bali ada upacara pembakaran mayat. Di daerah Toraja,
Sulawesi Selatan ada juga upacara bagi orang yang telah meninggal, di arak ke tempat
pemakamannya yang terletak di goa-goa di lereng gunung. Di daerah-daerah lain juga terdapat
upacara menurut adat istiadat dan corak budaya setempat. Upacara-upacara adat sering
menggunakan simbol-simbol adat, tari-tarian, dan bahasa daerah setempat sehingga menarik
perhatian wisatawan domestik dan mancanegara. Umpamanya, Suku Tengger di Jawa Timur
terbiasa melakukan upacara Kasadha. Upacara tersebut juga disaksikan oleh wisatawan.
2. Kesenian daerah
Beberapa kesenian daerah misalnya dalam bentuk pertunjukan rakyat, lagu daerah, tarian daerah,
dan alat musik tradisional merupakan bagian dari kesenian daerah yang dapat memperkaya
budaya Indonesia.
a) Pertunjukan Rakyat
Di Indonesia, pertunjukan seringkali dikaitkan dengan pelaksanaan upacara. Seni pertunjukan di
Indonesia memiliki ciri khas di setiap daerah dan merupakan sebuah bentuk ungkapan budaya.
Ketoprak dari Jawa Tengah, Ludruk dari Jawa Timur, Topeng Cirebon dari Jawa Barat, Lenong
Betawi dari DKI Jakarta, Makyong dari Kepulauan Riau, Inong Rampak dari Aceh.
b) Lagu Daerah
Setiap daerah di Indonesia memiliki lagu-lagu daerah, diantaranya:
Aceh (NAD): Bungong Jeumpa, Piso Surit
Sumatra Utara: Anju Ahu, Mariam Tomong
Sumatra Barat: Ayam Den Lapeh, Kampuang Nan Jauh Di Mato
Sumatra Selatan: Dek Sangke
Jambi: Injit-injit Semut
Bengkulu: Lalan Belek
Jawa Barat: Cing Cangkeling, Manuk Dadali
DKI Jakarta: Jali-jali, Kicir-kicir
Jawa Tengah: Gambang Suling, Gundul Pacul
Jawa Timur: Keraban Sape, Tandu Majeng
Bali: Mejangeran, Putri Ayu
Sulawesi Utara: Esa Mokan, O Ina Ni Keke
Sulawesi Selatan: Pakarena
Sulawesi Tengah: Tondok Kadindangku
Kalimantan Selatan: Paris Berantai
Kalimantan Timur: Indung-indung
Kalimantan Barat: Cik-Cik Periok
Kalimantan Tengah: Tumpi Wayu
Maluku: Tanase, Oleh Sioh
Papua: Yamko Rambe Yamko
c) Tarian Daerah
Indonesia memiliki banyak tarian yang menampilkan gerakan yang indah. Sebagian dikenal
sejak berabad-abad di antara rakyat jelata, yang lainnya berkembang di istana. Tari yang berakar
dari tari adat misalnya tari Pendet dari Bali. Ada juga tari yang bersumber pada seni bela diri,
seperti tari Alan Ambek dari Sumatra Barat.
d) Alat Musik Daerah
Alat musik daerah digunakan untuk mengiringi tari-tarian adat dan lagu daerah. Berikut adalah
gambar beberapa alat musik daerah. Gong dari Jawa Tengah, Kolintang dari Sulawesi Utara,

Page 7 of 11
Rebana dari DKI Jakarta, Tifa dari Papua, Ketepang dari Kalimantan, Bonang dari Jawa Timur.
e) Rumah Adat
Setiap daerah di Indonesia memiliki rumah adatnya sendiri. Rumah adat di setiap daerah
memiliki ciri yang khas sesuai Provinsi (Daerah).
f) Pakaian Adat
Keanekaragamaan bangsa Indonesia termasuk di dalamnya adalah pakaian adat. Tiap suku
bangsa yang ada di Indonesia memiliki pakaian adat. Pakaian tersebut biasa dipakai pada waktu
upacara-upacara adat, misalnya kematian, perkawinan, kelahiran, dan kegiatan ritual dari
masing-masing suku tersebut.

B. Peran Bhinneka Tunggal Ika sebagai faktor pembentuk identitas bangsa Indonesia.

Jati diri bangsa Indonesia atau identitas bangsa Indonesia merupakan suatu yang pelik,
ada yang beranggapan bahwa sebagai bangsa Indonesia harus melepaskan identitasnya yang
berifat kesukuan atau keanggotaannya dalam berbagai kehidupan sosial masyarakat. Jati diri
bangsa Indonesia merupakan sesuatu yang telah disepakati bersama seperti cita-cita masa depan
yang sama berdasarkan pengalaman sejarah baik pengalaman yang menggembirakan maupun
yang pahit. Semuanya itu telah membentuk rasa solidaritas yang tinggi sebagai satu bangsa dan
oleh sebab itu bertekad untuk memperbaikai masa depan yang lebih baik.
Bangsa Indonesia terdiri dari lebih dari 700 suku bangsa dengan kebudayaannya masing-
masing. Itu sebabnya juga mengapa bhinneka Tunggal Ika merupakan lambang negara kita
sebagaimana dicantumkan dalam pasal 36A UUD. Dari kebhinnekaan itulah ingin diwujudkan
identitas Bangsa Indonesia. Dengan kata lain Bhinneka Tunggal Ika merupakan gambaran nyata
dari keadaan masyarakat bangsa Indonesia yang majemuk dan ini pun dijadikan sebagai dasar
perjuangan bangsa Indonesia dalam membentuk integrasi nasional.
Masalah yang dihadapi oleh bangsa masyarakat-negara yang sedang berkembang tidak hanya
struktur masyarakat yang sangant majemuk secara cultural sehingga sukar menciptakan suatu
identitas yang disepakati bersama, tetapi juga masyarakat-negara yang bagaimana yang hendak
mereka ciptakan.
Bhinneka Tunggal Ika seperti kita pahami sebagai motto Negara, yang diangkat dari
penggalan kitab Sutasoma karya besar Mpu Tantular pada jaman Kerajaan Majapahit (abad 14)
secara harfiah diartikan sebagai bercerai berai tetapi satu. Motto ini digunakan sebagai ilustrasi
dari jati diri bangsa Indonesia yang secara natural, dan sosial-kultural dibangun diatas
keanekaragaman.
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut diharapkan bangsa Indonesia menjadi
bangsa yang berhasil mewujudkan integrasi nasional di tengah masyarakatnya yang majemuk.
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut juga diharapkan sebagai landasan atau dasar
perjuangan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia agar dikenal di mata
dunia sebagai bangsa yang multikulturalisme.
Oleh karena itu, masyarakat majemuk menjadikan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan
sosial, demokrasi, nasionalisme, kekeluargaan, ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sebagai ideologi nasional, sedangkan nilai-nilai lain seperti individualisme, komunisme, fasisme,
dan teokrasi tidak mereka jadikan sebagai ideologi nasional karena dipandang tidak tepat dan
tidak sesuai dengan karakteristik masyarakat. Selain itu, masyarakat yang majemuk juga

Page 8 of 11
dipandang sebagai masyarakat yang rentan dengan konflik yang bisa menyebabkan disintegrasi
bangsa, maka dari itu nilai-nilai kemanusiaan, keadilan sosial, demokrasi, nasionalisme,
kekeluargaan yang diwujudkan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi dasar
perjuangan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.

C. Cara Membina Bangsa Indonesia yang Beranekaragam agar Tercapai Integrasi Nasional
melalui Semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Identitas bangsa Indonesia merupakan sesuatu yang perlu diwujudkan dan terus menerus
berkembang atau seperti yang telah dirumuskan Bung Karno merupakan ekspresi dari roh
kesatuan Indonesia, kemauan untuk bersatu dan mewujudkan sesuatu dan bermuatan yang nyata.
Perwujudan identitas bangsa Indonesia tersebut jelaslah merupakan hasil proses pendidikan sejak
dini dalam lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan formal dan in-formal. Menurut masykuri
abdillah, salah satu persyaratan terwujudnya masyarakat modern yang demokatis adalah
tewujudnya masyarakat yang menghargai kemajemukan (pluralitas) masyarakat dan bangsa serta
mewujudkannya sebagai suatu keniscayaan. Kemajemukan ini merupakan Sunnatullah (hukum
alam). Dilihat dari segi etnis, bahasa, agama dan sebagainya, indonesia termasuk salah satu
negara yang paling majemuk di dunia. Hal ini disadari betul oleh para Founding Fathers kita,
sehingga mereka merumuskan konsep pluralisme ini dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Tentunya setiap bangsa ingin menonjolkan keunggulan dari identitas bangsanya terlebih-lebih
dalam era globalisasi dewasa ini di mana pertemuannya antar bangsa menjadi sangat cepat dan
mudah. Dalam pergaulan antar bangsa nilai-nilai yang positif dari suatu bangsa akan ikut
membina perdamaian dan kehidupan yang lebih tenteram di planet bumi ini. Identitas bangsa
indonesia seperti yang kita kenal sebagai bangsa yang ramah-tamah,toleran, kaya akan tradisi
dari suku-suku bangsa yang Bhinneka perlu terus dikembangkan untuk kebudayaan dan
perdamaian seluruh umat manusia.
Dengan ke-Bhinneka Tunggal Ika-an itu berarti masyarakat Indonesia adalah plural.Dan
di dalam masyarakat plural, dialog adalah keniscayaan bahkan keharusan. Sesungguhnya bicara
pluralisme dan dialog antar-agama itu bukan hal baru di negeri ini. Memang isu pluralisme
adalah setua usia manusia, hanya cara dan metode manusia menghadapinya yang berbeda. Jadi
masyarakat yang majemuk itu haruslah mengadakan dialog agar integrasi tetap terjaga dan
mereka juga harus bersatu dalam perbedaan. Prinsip bersatu dalam perbedaan (unity in diversity)
merupakan salah satu identitas pembentuk bangsa. Yang dimaksudkan dengan bersatu dalam
perbedaaan adalah kesetiaan warga masyarakat pada suatu lembaga yang disebut negara, atau
pemerintahan yang mereka pandang dan yakini mendatangkan kehidupan yang lebih manusiawi
tetapi tanpa menghilangkan keterikatan kepada suku bangsa, adat-istiadat, ras, atau agama.
Setiap warga masyarakat akan memiliki kesetiaan ganda (multi loyalities) sesuai dengan
porsinya. Walaupun mereka tetap memiliki keterikatan terhadap identitas kelompok, namun
mereka menunjukan kesetiaan yang lebih besar pada kebersamaaan yang berwujud dalam bentuk
bangsa-negara di bawah suatu pemerintahan yang berkeabsahan.
Membina identitas bangsa memerlukan upaya yang berkesinambungan serta berkaitan
dengan berbagai aspek. Kedudukan seseorang sebagai warga negara Indonesia tidak mengenal
diskriminasi, kehidupan bersama yang penuh toleransi dan menghindari berbagai perasaan curiga
satu dengan yang lain atau tidak adanya trust di dalam kehidupan bersama, kemampuan dan
keinginan untuk melihat perbedaan antar suku bukan sebagai hal yang memisahkan di dalam
kehidupan dan pergaulan sehari-hari bahkan lebih mempererat dan mempercaya kehidupan dan

Page 9 of 11
kebudayaan nasional. Ini dikarenakan dalam era globalisasi sekarang ini setiap bangsa ingin
menonjolkan identitas bangsanya agar lebih dikenal di mata dunia.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Wujud dari keragaman di dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika itu bermacam-macam
yaitu terdiri dari suku bangsa, selain itu terdiri dari bermacam-macam budaya diantaranya
religi/keagamaan, kesenian daerah yang terdiri dari Pertunjukan Rakyat, Lagu Daerah,Tarian
Daerah, Alat Musik Daerah, Rumah Adat, Pakaian Adat
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut mempunyai peran terhadap bangsa
Indonesia yaitu agar menjadi bangsa yang berhasil mewujudkan integrasi nasional di tengah
masyarakatnya yang majemuk. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut juga
diharapkan sebagai landasan atau dasar perjuangan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia agar dikenal di mata dunia sebagai bangsa yang multikulturalisme.

Membina bangsa Indonesia yang multikultural memerlukan upaya yang


berkesinambungan serta berkaitan dengan berbagai aspek agar tercapai Integrasi nasional melalui
semboyan Bhinneka Tunggal Ika yaitu dengan mengadakan proses pendidikan sejak dini dalam
lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan formal dan in-formal tentang Prinsip bersatu dalam
perbedaan (unity in diversity) karena individu dalam masyarakat majemuk haruslah memiliki
kesetiaan ganda (multi loyalities) terhadap bangsa-negaranya, mereka juga tetap memiliki
keterikatan terhadap identitas kelompoknya, namun mereka menunjukan kesetiaan yang lebih
besar pada bangsa Indonesia.

B. Saran
Rasa bhineka tunggal ika ini perlu diterapkan pada setiap masyarakat seluruh Indonesia
ini demi menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia. Pada kenyataannya penerapan
rasa bhineka tunggal ika ini kurang dilakukan oleh warga negara Indonesia, maka dari itu sangat
diperlukan demi menjawab tantangan masa depan yang dapat memecah belah suatu negara.
Penjelasan yang ada di dalam makalah ini semoga dapat membantu mengaplikasikan arti dari
semboyan bhineka tunggal ika ini pada setiap warga negara untuk dapat menjalankan kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Page 10 of 11
DAFTAR PUSTAKA

H.A.R. Tilaar. 2007. Mengindonesia Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia: Tinjauan
dari Perspektif Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, hlmn 181.

H.A.R. Tilaar. 2007. Mengindonesia Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia: Tinjauan
dari Perspektif Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, hlmn xvii.

Dr Udin S.Winataputra,M.A. 2009. Multikulturalisme-Bhinneka Tunggal IKa dalam


Perspektif Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Pembangunan Karakter Bangsa
Indonesia.

Page 11 of 11

Anda mungkin juga menyukai