Anda di halaman 1dari 32

Perhitungan uang kas secara fisik dapat dibuat bagan sebagai berikut:

I. Uang Kertas:

.lembar @ Rp. 50.000,00 = Rp. XXX

. lembar @ Rp. 20.000,00 =Rp. XXX

lembar @ Rp. 10.000,00 = Rp. XXX

.lembar @ Rp. 5.000,00 =Rp. XXX

.lembar @ Rp. 1.000,00 = Rp. XXX

.lembar @ Rp. 500,00 = Rp. XXX

.lembar @ Rp. 100,00 = Rp. X X X+

Rp. XXX

II. Uang Logam

.keping @ Rp. 500,00 = Rp. XXX

.keping @ Rp. 100,00 = Rp. XXX

.keping @ Rp. 50,00 = Rp. XXX

.keping @ Rp. 25,00 = Rp. X X X+

Rp. XXX

III. Lain-lain

1 lembar cek BBD No. = Rp. XXX

1 lembar cek BRI No. .. = Rp. XXX+

Rp.X X X +

Jumlah .. Rp. XXX


Saldo kas menurut bukku penunjukan jumlalh yang sama dengan saldo kas menurut perhitungan
secara fisik dari brangkas.

Kegiatan tersebut dituangkan dalam berita acara perhitungan kas.

Contoh:

Berita Acara Perhitungan Uang Kas

PT. ALDILA KAMAL

31 Desember 1994

Saldo buku per 1 Desember 1994 .. Rp. 5.000.000,00

Jumlah penerimaan bulan Desember 11994 .. Rp. 361.450.000,00 +

Rp. 366.450.000,00

Jumlah pengeluaran bulan Desember 1994 .. Rp. 350.227.000,00 _

Saldo buku kas per 31 Desember 1994 Rp. 16.222.500,00

Perhitungan uang kas per 31 Desember 1994 menghasilkan jumlah sebagai berikut :

I. Uang Kertas :

100 lembar @ Rp. 50.000,00 = Rp. 5.000.000,00

200 lembar @ Rp. 20.000,00 = Rp. 4.000.000,00

500 lembar @ Rp. 10.000,00 = Rp. 5.000.000,00

100 lembar @ Rp. 5.000,00 = Rp. 500.000,00

300 lembar @ Rp. 1.000,00 = Rp. 300.000,00

200 lembar @ Rp. 500,00 = Rp. 100.000,00

50 lembar @ Rp. 100,00 = Rp. 5.000,00+


Rp. 14.905.000,00

II. Uang Logam

145 keping @ Rp. 1000,00 = Rp. 145.000,00

300 keping @ Rp. 500,00 = Rp. 150.000,00

100 keping @ Rp. 100,00 = Rp. 10.000,00

200 keping @ Rp. 50,00 = Rp. 10.000,00

100 keping @ Rp. 25,00 = Rp. 2.500.00 +

Rp. 317.500,00

III. Uang Giral (lain-lain)

1 lembar cek No. 0251 Bank Daya Bumi Rp. 1.000.000,00 +

Rp. 16.222.500,00

Saldo buku kas per 31 Desember 1994 sama dengan uang kas yang dihitung pada tanggal
tersebut.

Jakarta, 31 Desember 1994

Akuntan, Saksi: Petugas Pemeriksa,

1. (M. Malik)

( Drs. M. Al- Ghazali) 2. ( Syarifa) ( Dhani Rakhmat)


3. Perhitungan Uang Kas
Untuk melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran pencatatan uang kas, perlu diadakan
penghitungan uang kas yang dapat dilakukan dengan dua cara :
a. Pemeriksaan saldo kas melalui catatan yang ada, yaitu saldo awal ditambah penerimaan kas
dan dikurangi pengeluaran kas.
b. Memeriksa saldo kas secara fisik, yaitu menghitung uang yang ada dalam kas dan menghitung
semua yang termasuk kas.

Untuk melakukan pemeriksaan saldo kas melalui catatan yang ada, secara umum dibuat bagan
sebagai berikut :

Saldo kas awal bulan ............................................................. Rp. XXX


Penerimaan kas selama satu bulan............. Rp. XXX +
Rp. XXX
Pengeluaran kas selama satu bulan ...................................... Rp. XXX
Saldo kas akhir bulan ............................................................ Rp. XXX -
Rp. XXX

Pemeriksaan saldo kas secara fisik, dilakukan dengan cara menghitung fisik uang tunai yang
ada pada brankas serta semua yang termasuk kas (cek, bilyet giro, buku simpanan pada bank
dan lain-lain)

Pemeriksaan tersebut dilakukan oleh pemeriksa, disaksikan oleh dua orang atau lebih dan
diawasi oleh akuntan (jika perusahaan menggunakan jasa akuntan).
Perhitungan uang kas secara fisik dapat dibuat dengan bagan sebagai berikut :
I. Uang Kertas :
lembar @ Rp. 50.000,00 = Rp. XXX
lembar @ Rp. 20.000,00 = Rp. XXX
lembar @ Rp. 10.000,00 = Rp. XXX
lembar @ Rp. 5.000,00 = Rp. XXX
lembar @ Rp. 1.000,00 = Rp. XXX
lembar @ Rp. 500,00 = Rp. XXX
lembar @ Rp.100,00 = Rp. XXX +
Rp. XXX

II. Uang Logam :


keping @ Rp. 500,00 = Rp. XXX
keping @ Rp. 100,00 = Rp. XXX
. . keping @ Rp. 50,00 = Rp. XXX
keping @ Rp.25,00 = Rp. XXX +
Rp. XXX
III. Lain-lain :
1 lembar cek BBD No. = Rp. XXX
1 lembar cek BRI No. = Rp. XXX +
Rp. XXX
Jumlah . Rp. XXX

Saldo kas menurut buku menunjukkan jumlah yang sama dengan saldo kas menurut
perhitungan secara fisik dari brankas.
Kegiatan tersebut ditungkan dalam berita acara perhitungan uang kas.
Contoh :

Berita Acara Perhitungan Uang Kas

PT. COCA COLA JAKARTA


31 Desember 1994

Saldo buku per 1 Desember 1994.......................................... Rp. 5.000.000,00


Jumlah penerimaan bulan Desember 1994 Rp.
......................................................................361.450.000,00 +
Rp. 366.450.000,00
Jumlah pengeluaran bulan Desember 1994 .......................... Rp. 350.227.000,00 -
Saldo buku kas per 31 Desember 1994 Rp.
........................................................................16.222.500,00

Perhitungan uang kas per 31 Desember 1994 menghasilkan jumlah sebagai berikut :
I. Uang Kertas :
100 lembar @ Rp. 50.000,00 = Rp. 5.000.000,00
200 lembar @ Rp. 20.000,00 = Rp. 4.000.000,00
500 lembar @ Rp. 10.000,00 = Rp. 5.000.000,00
100 lembar @ Rp. 5.000,00 = Rp. 500.000,00
300 lembar @ Rp. 1.000,00 = Rp. 300.000,00
200 lembar @ Rp. 500,00 = Rp. 100.000,00
50 lembar @ Rp.100,00 = Rp. 5..000,00 +
Rp. 14.905.000,00
II. Uang Logam :
145 Keping @ Rp. 1.000,00 = Rp. 145.000,00
300 Keping @ Rp. 500,00 = Rp. 150.000,00
100 Keping @ Rp. 100,00 = Rp. 10.000,00
200 Keping @ Rp. 50,00 = Rp. 10.000,00
100 Keping @ Rp. 25,00 = Rp. 2.500,00 +
Rp. 317.500,00
III. Uang Giral (lain-lain) :
1 lembar cek No. 0251 Bank Bumi Daya Rp. 1.000.000,00
Rp. 16.222.500,00

Saldo buku kas per 31 Desember 1994 sama dengan uang kas yang dihitung pada tanggal
tersebut.
Jakarta, 31 Desember 1994

Akuntan Saksi : Petugas Pemeriksa


1. (Angga)

(Drs. Jati Prihatno) 2. (Bayu) (Aji Laksono)

4. Selisih Kas
Dari contoh di atas menunjukkan bahwa saldo kas menurut buku sam dengan hasil perhitungan
secara fisik, namun dalam praktek sering terdapat perbedaan.
Jika ternyata terdapat perbedaan/selisih antara jumlah uang kas menurut buku dengan jumlah
yang ada secara fisik, perlu diadakan penelitian secara seksama,, untuk mengetahui sebab-
sebab terjadinya perbedaan tersebut :
a. Kesalahan pencatatan ke dalam jurnal penerimaan kas ataupun jurnal pengeluaran kas
b. Adanya penerimaan atau pembayaran yang ada nilai recehan (kecil), kemudian dibulatkan ke
atas/ke bawah
c. Adanya uang palsu
d. Sebab-sebab yang sama sekali tidak dapat diketahui

a. Jika selisih yang terjadi karena kesalahan pencatatan atau sebab-sebab lain yang dapt
diketahui, maka untuk memperbaikinya harus dibuat jurnal perbaikan (koreksi)
Contoh :
1. Saldo rekening kas pada tanggal 31 Januari 1994 Rp. 4.570.000,- tetapi berdasarkan perhitungan
secara fisik Rp. 4.750.000,-
Setelah dilakukan penelitian, ternyata pembelian peralatan kantor secara tunai pada tanggal 20
Januari 1994 Rp. 1.570.000,- dicatat Rp. 1.750.000,-

Kesalahan tersebut diperbaiki dengan jurnal koreksi sebagai berikut :


Tgl. Uraian D K
Jan 31 Kas Rp. 180.000,-
Peralatan Kantor Rp. 180.000,-

enjelasan : Pada waktu membeli peralatan tanggal 20 Januari 1994 harusnya dicatat dalam jurnal pengeluaran
Kas Rp. 1.570.000,- ternyata dicatat Rp. 1.750.000,-
Jadi ada kelebihan mencatat dijurnal pengeluaran kas maupun pada rekening kas sisi kredit Rp.
180.000,- Maka untuk perbaikkannya rekening kas harus didebit sejumlah kelebihan tersebut.

2. Saldo rekening kas tanggal 28 Pebruari 1994 Rp. 9.270.000,- tetapi berdasarkan perhitungan
secara fisik Rp. 9.770.000,- setelah dilakukan penelitian, ternyata penerimaan tagihan dari
seorang debitur pada tanggal 15 Pebruari 1994 Rp. 1.500.000,- dicatat Rp. 1.000.000,-
Kesalahan tersebut diperbaiki dengan jurnal koreksi sebagai berikut :
Peb 28 Kas Rp. 500.000,-
Piutang Rp. 500.000,-

Penjelasan : Pada waktu menerima tagihan tanggal 15 Februari 1994 harusnya dicatat dalam Penerimaan Kas
Rp. 1.500.000,- ternyata dicatat Rp. 1.000.000,- berarti ada kekurangan mencatat di Jurnal
Penerimaan Kas maupun pada rekening Kas sisi Debit Rp. 500.000,-
Maka untuk perbaikannya rekening kas harus didebit sejumlah kekurangan tersebut.

mpulan : 1. Jika kesalahan mencatat terlalu besar, perbaikannya ditulis disisi yang berlawanan sebesar
kelebihan.
2. Jika kesalahan mencatat terlalu rendah, perbaikannya ditulis disisi yang sama sebesar
kekurangannya.

b. Jika selisih yang terjadi karena sebab-sebab yang belum atau tidak diketahui harus ditampung
didalam rekening selisih Kas.
Contoh :
1. Saldo rekening kas pada tanggal 31 Maret 1994 berjumlah Rp. 13.450.000,- tetapi jumlah uang
kas yang ada sebenarnya Rp. 13.464.500,- setelah diteliti tidak ditemukan sebab-sebabnya.
Maka selisihnya harus dimasukkan kerekening Selisih Kas, melalui jurnal :
Jan 31 K Rp. 14.500,-
Rp. 14.500,-

as
Selisih Kas

Kas Selisih Kas


31/3 Rp. 13.450.000 31/3 Rp.14.500,-
31/3 Rp. 14.500
2. Saldo rekening kas pada tanggal 30 April 1994 Rp. 15.675.000,- ternyata uang kas yang ada
sebenarnya Rp. 15.673.400,- Setelah diteliti tidak ditemukan sebab-sebabnya. Maka selisihnya
harus dimasukkan kerekening Selisih Kas melalui jurnal :
Ap 30 Selisih Kas Rp. 1.600,-
r Rp. 1.600,-

Kas

Kas Selisih Kas


31/3 Rp. 15.675.000 30/4 Rp. 1.600 31/3Rp. 1.600,-

mpulan : 1. Jika jumlah uang yang ada lebih besar dari saldo rekening kas, maka kelebihan tersebut dicatat
disisi debit rekening Kas dan disisi kredit rekening Selisi Kas.

2. Jika jumlah yang ada lebih rendah dari saldo rekening Kas, maka kekurangannya dicatat disisi
kredit rekening Kas dan disisi debit rekening Selisih Kas.
Devy Laura
Jumat, 06 Desember 2013
KERTAS KERJA AUDIT

Definisi

SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 03 mendefinisikan kertas kerja sebagai

berikut : kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor

mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya,

informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan

auditnya. Di sisi lain bisa juga disebut bahwa kertas kerja merupakan gambar dari

kegiatan audit yang dilaksanakannya, dengan kata lain semua data yang diperoleh

akuntan selama pemeriksaan harus tercakup dan tergambar dalam kertas kerja

audit.

Manfaat

Adapun keguanaan kertas kerja bagi akuntan adalah sebagai berikut :

1. Sebagai alat pembantu dalam melaksanakan prosedur audit yang telah ditetapkan.

2. Menggambarkan informasi historis tentang pelaksanaan audit.


3. Sebagai dasar bagi akuntan untuk merumuskan pendapat atas laporan keuangan

yang diaudit.

4. Sebagai sumber informasi yang akan dicantumkan dalam laporan akuntan.

5. Sebagai dasar bagi supervisor untuk memeriksa pekerjaan petugas lapangan.

6. Sebagai alat penangkal apabila terjadi tuntutan di pengadilan.

7. Sebagai sumber informasi dan referensi di masa yang akan datang. Atau sebagai

dasar untuk perbaikan proses audit di masa yang akan datang.

8. Merupakan kumpulan data yang diperoleh auditor dalam pemeriksaan sehingga

menjadi alat penghubung antara bukti, langganan, dan laporan akuntan.

9. Sebagai alat untuk menilai Sistem Pengawasan Internal.

Filing System (Sistem Pengarsipan)

Auditor biasanya menyelenggarakan dua macam arsip kertas kerja untuk setiap

kliennya :

(1) Arsip kini (current file) adalah arsip audit tahunan untuk setiap audit yang

telah selesai dilakukan. Arsip kini berisi kertas kerja yang informasinya hanya

mempunyai manfaat untuk tahun yang diaudit saja.

(2) Arsip permanen (permanent file) untuk data yang secara relative tidak

mengalami perubahan. Arsip permanen berisi informasi berikut ini :


1. Copy anggaran dasar dan anggaran rumah tangga klien

2. Bagan organisasi dan luas wewenang serta tanggung jawab para manajer

3. Pedoman akun, pedoman prosedur, dan data lain yang berhubungan dengan

pengendalian intern

4. Copy surat perjanjian penting yang mempunyai masa laku jangka panjang

5. Tata letak pabrik, proses produksi, dan produk pokok perusahaan

6. Copy notulen rapat direksi, pemegang saham, dan komite-komite yang dibentuk

klien. Pembentukan arsip permanen ini mempunyai tiga tujuan, yaitu:

1) Untuk menyegarkan ingatan auditor mengenai informasi yang akan digunakan

dalam audit tahun-tahun mendatang.


2) Untuk memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staf

yang baru pertama kali menangani audit laporan keuangan klien tersebut.
3) Untuk menghindari pembuatan kertas kerja yang sama dari tahun ke tahun.

Informasi dalam arsip permanen ini harus selalu diperbaharui pada setiap kali audit.

Copy notulen rapat yang baru, kontrak dan perjanjian baru yang dibuat oleh klien,

perubahan anggaran rumah tangga dan perkembangan lain harus setiap tahunnya

ditambahkan dalam arsip permanen.


Analisis Auditor dalam Kertas Kerja Audit

1. Cara membuat kertas kerja audit


Terdapat beberapa teknik dalam pembuatan kertas kerja, meliputi:

1) Tentukan tujuan setiap pembuatan kertas kerja

Kertas kerja tidak dibuat atau dikumpulkan kecuali jika terdapat suatu tujuan yang

akan dicapai. Auditor harus memikirkan dengan baik apa tujuan yang hendak

dicapainya dan kemudian merencanakan dengan cermat cara terbaik untuk

mencapainya. Data yang tidak relevan tidak perlu dikumpulkan, hal ini untuk

mengefisienkan pengarsipan dan waktu penelaahan kertas kerja audit.

2) Hindari pekerjaan menyalin

Pekerjaan menyalin angka, misalnya: dari buku besar ke kertas kerja audit

terbuangnya waktu dan biaya, auditor harus berusaha semaksimal mungkin

melaksanakan pekerjaan mereka secara efisien dan tepat guna. Untuk menganalisis

rincian saldo akun atau transaksi auditor tidak perlu menyalinnya, tetapi cukup

dengan menggunakan rincian yang ada pada pembukuan klien.

3) Hindari penulisan ulang


Penulisan ulang seperti halnya menyalin menyebabkan terbuangnya waktu,

tambahan biaya, risiko salah tulis, ketidakrapian dan lain-lain. Penekanan

penyusunan kertas kerja audit adalah sedapat mungkin menghindari penulisan

ulang, tetapi haruslah dapat meringkas isi atau pokok yang menjadi fokus auditor

dari hasil analisis bukti audit.

4) Berilah pendukung atau penjelasan pada semua akun

Suatu kertas kerja pendukung (supporting) harus selalu disiapkan untuk semua

akun penting yang terdapat dalam kertas kerja neraca dan kertas kerja laba rugi,

baik secara naratif sebagai acuan atau penjelasan suatu masalah ataupun berupa

catatan kaki kertas kerja neraca dan kertas kerja laba rugi atau skedul utama (Top

Schedule) tanpa perlu membuat kertas kerja terpisah.

5) Tulislah langkah prosedur audit apa saja yang telah dilakukan

Setiap kertas kerja harus menunjukkan ringkasan singkat tapi lengkap tentang

prosedur audit (langkah-langkah) apa saja yang telah dilakukan untuk memeriksa

suatu akun dan transaksi tertentu.

6) Kertas kerja pemeriksaan harus diindeks


7) Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan tentang sifat dari

perkiraan yang diperiksa, prosedur pemeriksaan yang dilakukan dan kesimpulan

mengenai kewajaran perkiraan yang diperiksa.

8) Tuangkan dalam bentuk tulisan

Penjelasan atau komentar tertulis oleh staf audit sering kali dibutuhkan dalam audit.

Hal ini dapat berupa catatan yang menjelaskan suatu skedul dan observasi yang

mempengaruhi prinsip dan metode akuntansi. Pertanyaan yang dilakukan selama

audit di lapangan dan pemecahannya harus diungkapkan secara lengkap dalam

kertas kerja.

9) Buktikan penjelasan lisan yang diperoleh

Dalam menganalisis dan memeriksa keterjadian dan kebenaran beban, auditor tidak

cukup hanya dengan menerima penjelasan yang diberikan oleh klien. Auditor harus

selalu memeriksa dokumen sumber transaksi. Oleh sebab itu, selain mencatat

penjelasan lisan dalam kertas kerja audit, auditor juga harus melampirkan

keterangan bahwa pemeriksaan saldo akun atau transaksi telah dilakukan untuk

mendukung penjelasan lisan tersebut.

10) Jawablah pertanyaan yang muncul

Dalam proses pelaksanaan audit sering muncul beberapa pertanyaan, seperti

keyakinan kebenaran suatu angka, mengapa saldo kredit dalam rekening Koran
bank tidak tercermin dalam buku besar dan lain sebagainya. Biasanya pertanyaan-

pertanyaan yang terjadi merupakan aspek yang paling penting dalam audit dan staf

audit harus memperhatikan agar pertanyaan tersebut tidak ada yang tidak terjawab

pada saat selesainya audit.

11) Kertas kerja harus diparaf oleh orang yang membuat dan mereview working

papers sehingga dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab.

12) Di bagian muka file kertas kerja pemeriksaan harus dimasukkan daftar isi dan

indeks kertas kerja pemeriksaan dan paraf seluruh tim pemeriksa yang terlibat

dalam penugasan audit tersebut.

Cara membuat kertas kerja yang baik


1. Lengkap
Kertas kerja harus lengkap dalam arti :

Berisi semua informasi yang pokok. Auditor harus dapat menentukan komposisi

semua data penting yang harus dicantumkan dalam kertas kerja.

Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan.

Kertas kerja harus dapat berbicara sendiri, harus berisi informasi yang lengkap,

tidak berisi informasi yang masih belum jelas atau pertanyaan yang belum

terjawab.
2. Teliti, dalam pembuatan kertas kerja, auditor harus memperhatikan ketelitian

dalam penulisan dan perhitungan sehingga kertas kerjanya bebas dari kesalahan

tulis dan perhitungan.


3. Ringkas, kertas kerja harus dibatasi pada informasi yang pokok saja dan yang

relevan dengan tujuan audit yang dilakukan serta disajikan secara ringkas. Analisis

yang dilakukan oleh auditor harus merupakan ringkasan dan penafsiran data dan

bukan hanya merupakan penyalinan catatan klien ke dalm kertas kerja.


4. Jelas, kejelasan dalam menyajikan informasi kepada pihak-pihak yang akan

memeriksa kertas kerja perlu diusahakan oleh auditor. Penyajian informasi secara

sistematik perlu dilakukan.


5. Rapi, Kerapian dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan penyusunan kertas

kerja akan membantu auditor senior dalam me-review hasil pekerjaan stafnya serta

memudahkan auditor dalam memperoleh informasi dari kertas kerja tersebut.

2. Tipe Kertas Kerja

Isi kertas kerja meliputi semua informasi yang dikumpulkan dan dibuat oleh auditor

dalam auditnya. Kertas kerja terdiri dari berbagai macam yang secara garis besar

dapat dikelompokkan kedalam 5 tipe kertas kerja berikut ini :

A. Program Audit (audit program)

Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur

tertentu, sedangkan prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan

tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit.

Dalam program audit, auditor menyebutkan prosedur audit yang harus diikuti dalam

melakukan verifikasi setiap unsure yang tercantum dalam laporan keuangan,

tanggal dan paraf pelaksana prosedur audit tersebut, serta penunjukan indeks
kertas kerja yang dihasilkan. Dengan demikian, program audit berfungsi sebagai

suatu alat yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan

pengawasan pekerjaan audit. Program audit dapat digunakan untuk merencanakan

jumlah orang yang diperlukan untuk melaksanakan audit beserta komposisinya,

jumlah asisten dan auditor junior yang akan ditugasi, taksiran jam yang akan

dikonsumsi, serta untuk memungkinkan auditor yang berperan sebagai supervisor

dapat mengikuti kemajuan audit yang sedang berlangsung.

B. Working Trial Balance

Working trial balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo akun buku besar

yang akhir tahun yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya., kolom-kolom

untuk adjustment dan penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor, serta

saldo-saldo setelah koreksi auditor yang akan tampak dalam laporan keuangan

auditan (audited financial statements). Working trial balance ini merupaka daftar

permulaan yang harus dibuat oleh auditor untuk memindahkan semua saldo akun

yang tercantum dalam daftar saldo (trial balance) klien. Dalam proses audit,

working trial balance ini digunakan untuk meringkas adjustment dan penggolongan

kembali yang diusulkan oleh auditor kepada klien serta saldo akhir tiap-tiap akun

buku besar setelah adjustment atau koreksi oleh auditor. Dari kolom terakhir dalam

working trial balance tersebut, auditor menyajikan draft final laporan keuangan

klien setelah diaudit oleh auditor. Draf final inilah yang akan diusulkan oleh auditor

kepada klien untuk dilampirkan pada laporan audit.


Dalam proses auditnya, auditor bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan

auditan. Adapun tahap-tahap penyusunan laporan keuangan auditan tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan atau pengumpulan skedul

pendukung ( supporting schedules).

2. Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke dalam

skedul utama ( lead schedules atau top schedules) dan ringkasan jurnal

adjustment.

3. Peringkasan informasi yang tercantum dalam skedul utama dan ringkasan

jurnal adjustment ke dalam working trial balance.

4. Penyusunan laporan keuangan auditan.

Program Audit untuk Indeks Kertas Tanggal Pelaksana

Pengujian substansi Kerja Pelaksanaan

Prosedur audit awal

1. Usut saldo kas yang

tercantum dalam

neraca ke saldo akun

kas yang berkaitan


dalam buku besar

2. Hitung kembali saldo

akun kas dalam buku

besar

3. Lakukan preview

terhadap mutasi luar

biasa dalam jumlah

dan sumber posting

dalam akun kas

4. Usut saldo awal akun

kas ke kertas kerja

tahun yang lalu

5. Usut posting

pendebitan akun kas

ke dalam jurnal

penerimaan kas dan

jurnal pengeluaran

kas

Pengujian Analitik

6. Bandingkan saldo kas

dengan angka kas


yang dianggarkan,

saldo akhir tahun

yang lalu, atau angka

harapan lain

7. Hitung rasio saldo

kas dengan aktiva

ank e dan

bandingkan dengan

angka harapan

Pengujian terhadap

transaksi rinci

8. Lakukan pengujian

pisah batas transaksi

kas

9. Buatlah dan lakukan

analisis terhadap

rekonsilisasi bank 4

kolom

10.Buatlah daftar

transfer bank dalam

priode sebelum dan

sesudah tanggal
neraca untuk

menemukan

kemungkinan

terjadinya check

kitting

Pengujian terhadap

Saldo Akun Rinci

11.Hitung kas yang ada

di tangan klien

12.Rekonsiliasi catatan

kas klien dengan

rekening ank bank

yang berkaiatan

13.Lakukan konfirmasi

saldo kas di bank

14.Periksa cek yang

beredar pada tanggal

neraca ke dalam

rekening ank bank

15. Buatlah rekonsiliasi

saldo kas menurut


cutoff bank

statement dengan

saldo kas menurut

catatan klien

16.Usut setoran dalam

perjalanan (deposit in

transit) pada tanggal

neraca ke dalam

cutoff bank

statement

17.Periksa tanggal yang

tercantum dalam cek

yang beredar pada

tanggal neraca

18.Periksa adanya cek

kosong yang

tercantum dalam

cutoff bank

statement

19.Periksa semua cek

dalam cutoff bank

statement mengenai
kemungkinan

hilangnya cek yang

tercantum sebagai

cek yang beredar

pada tanggal nerca

Verifikasi Penyajian dan

Pengungkapan

20.Periksa jawaban

konfirmasi dari bank

mengenai batasan

yang dikenakan

terhadap pemakaian

rekening tertentu

klien di bank

21.Lakukan wawancara

dengan manajemen

mengenai batasan

pengguna kas klien

22. Periksa adanya

kemungkinan

penggelapan kas

dengan cara lapping


penerimaan dan

pengeluaran kas

Working trial balance ini mempunyai fungsi yang sama dengan lembaran kerja

(work sheet) yang digunakan oleh klien dalam proses penyusunan laporan

keuangan. Dalam penyusunan laporan keuangan, klien menempuh beberapa tahap

sebagai berikut :

a) Pengumpulan bukti transaksi.

b) Pencatatan dan penggolongan transaksi dalam jurnal dan buku pembantu.

c) Pembukuan (posting) jurnal ke dalam buku besar.

d) Pembuatan lembar kerja (work sheet)

e) Penyajian laporan keuangan.

C. Ringkasan Jurnal Adjusment

Dalam proses auditnya, auditor mungkin menemukan kekeliruan dalam laporan

keuangan dan catatan akuntansi kliennya. Untuk membetulkan kekeliruan tersebut,

auditor membuat draft jurnal adjustment yang nantinya akan dibicarakan dengan

klien. Di samping itu, auditor juga membuat jurnal penggolonga kembali

(reclassification entries) untuk unsure, yang mekipun tidak salah dicatat oleh klien

namun untuk kepentingan penyajian laporan keuangan yang wajar, harus

digolongkan kembali.
D. Skedul Utama (lead schedule atau top schedule)

Skedul utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi yang

dicatat dalam skedul pendukung untuk akun-akun yang berhubungan. Skedul utama

ini digunakan untuk menggabungkan akun-akun buku besar yang sejenis, yang

jumlah saldonya akan dicantumkan di dalam laporan keuangan dalam satu jumlah.

E. Skedul Pendukung (supporting schedule)

Pada waktu auditor melakukan verifikasi terhadap unsur-unsur yang tercantum

dalam laporan keuangan klien, ia membuat berbagai macam kertas kerja

pendukung yang menguatkan informasi keuangan dan operasional yang

dikumpulkannya. Dalam setiap skedul pendukung harus dicantumkan pekerjaan

yang telah dilakukan oleh auditor dalam memverifikasi dan menganalisis unsur-

unsur yang dicantumkan dalam daftar tersebut, metode verifikasi yang digunakan,

pertanyaan yang timbul dalam audit, serta jawaban atas pertanyaan tersebut.

Skedul pendukung harus memuat juga berbagai simpulan yang dibuat oleh auditor.

Hubungan Berbagai Tipe Kertas Kerja

Laporan Keuangan Auditan

PT Rimendi

Neraca Auditan
31 Desember 19X2 dan 19X1

AKTIVA 19X2 19X1

Kas Rp 15.000.000 Rp 14.000.000

Piutang Rp 45.000.000 Rp 50.000.000

Working Trial Balance

PT Rimendi

Working Trial Balance

31 Desember 19X2

No. Akun Nama Indeks Saldo Adjustmen Saldo

Akun Kertas Menurut t Setelah

Kerja Buku Adjustmen

100 Kas F 14.000.00 500.000 15.000.00


110 Piutang G 0 (10.000.0 0

00)
55.000.00 45.000.00

0 0

Skedul Utama

PT Rimendi

Piutang

31 Desember 19X2

No. Akun Nama Akun Indeks Saldo Adjustmen Saldo

Kertas Menurut t Setelah

Kerja Buku Adjustmen

111 Piutang G-1 41.000.00 (6.000.00 35.000.00

Dagang 0 0) 0
112 G-2

Piutang 19.000.00 (4.000.00 15.000.00


113 G-3
wesel 0 0) 0
114
Piutang Lain 2.000.000 2.000.000
G-4
Cad

Kerugian
(7.000.00 (7.000.00

Piutang 0) 0)

55.000.00 (10.000.0 45.000.00

0 00) 0
Ringkasan Jurnal Adjustment

PT Rimendi

Ringkasan Jurnal Adjustment

31 Desember 19X2

Debit Kredit

Jurnal Adjustment #1

450 Hasil Penjualan

111 Piutang Dagang 6.000.000

Untuk mengoreksi penjualan 6.000.000

konsinyasi yang barangnya belum

laku dijual pada tanggal neraca

Jurnal Adjustment #2

210 Investasi

112 Piutang Wesel

Koreksi investasi dalam wesel


4.000.000
tagih yang dicatat sebagai piutang

wesel 4.000.000
Skedul Pendukung

PT Rimendi

Piutang Wesel 31 Desember 19X2

Jangka Waktu

Pembuat Dari Sampai Saldo

Wesel

Eliona Sari 12/09/19x1 12/01/19x2 10.000.000

Rissa 15/11/19x1 15/02/19x2 5.000.000

Rimendi
14/02/19x1 14/02/19x2 4.000.000

Oki

Sasongko

Jumlah 19.000.000

Telah diperiksa sertifikat wesel

cocok dengan saldo akun buku besar

Jurnal Adjustment No. 2 210 Investasi Rp 4.000.000

112 Piutang Wesel Rp

4.000.000

Test Transaksi Penjualan dan Pencatatan Piutang

Faktur
No
No Tgl
1 F-AJ/41 07/12/1
2 F-AJ/42 19/12/1
3 F-AJ/43 28/12/1
4 F-AJ/28 1/12/12

PER BOOK ADJUSMENT BALANCE


URAIAN
31-11-12 DR CR 31-12-11

Saldo Awal 839.300.000 839.300.000

Penambahan 627.000.000 1.466.300.000

Pelunasan Piutang / Pengurangan 859.100.000 607.200.000

Retur Penjualan 24.200.000 583.000.000


Schedule Piutang

Kertas kerja Cut-off Sales


Delivery Order (DO)

Tanggal
Setelah memerik
sebelum dan sesu
kami tidak mene
penjualan. Karen
KESIMPULAN penjualan sudah

PT. ADI JAYA


LIST OF ACCOUNT RECEIVABLE BALANCE
Periode 31 Desember 2012

NO COSTUMER NAME TOTAL


C001 TOKO INDAH Rp -
C002 TOKO DIANA Rp 123.200.000
C003 TOKO PESONA Rp 308.000.000
C004 TOKO MULIA Rp 151.800.000

TOTAL Rp 583.000.000

Anda mungkin juga menyukai