Anda di halaman 1dari 1

Evaluasi solusi yang telah ada dengan permasalahan umum:

(solusi-solusi yang udah ada, dari chimel. Aku baru dapet yang prinsip jepang
sama konsep barrataga. Ditambahin konsep risha. Ruspin belum dimasukin masih
nyari referensi)

Namun, di balik solusi-solusi tersebut masih terdapat kekurangan baik itu


dalam segi teknis, perkembangan zaman maupun biaya. Perihal biaya inilah yang
harus disoroti lebih jauh mengingat Indonesia masih tergolong ke dalam negara
yang berkembang. Indonesia memang sangat membutuhkan pengaplikasian dari
bangunan tahan gempa agar resiko pascagempa dapat berkurang. Akan tetapi,
apabila solusi yang ada membutuhkan biaya konstruksi yang mahal tentu saja
solusi tersebut tidak dapat diterapkan dengan baik di Indonesia. Contohnya,
dalam prinsip konstruksi yang digunakan untuk rumah-rumah di jepang, material
yang digunakan adalah dominan kayu. Hal ini tentunya berdampak pada harga
pengerjaan konstruksi yang lebih mahal. Penggunaan kayu sebagai material
konstruksi pun mulai banyak ditinggalkan dan digantikan dengan material yang
lebih terkesan modern dan praktis, seperti batako, baja, material prefabricated,
dsb.

Bangunan tahan gempa memang merupakan topik yang banyak dan


sering dibicarakan. Terbukti dengan munculnya konsep-konsep bangunan tahan
gempa karya anak Indonesia seperti Barrataga, Risha, Ruspin, dll. Konsep
Bangunan Rumah Rakyat Tahan Gempa (Barrataga) yang dicetuskan oleh
seorang pakar gempa dari Universitas Islam Indonesia, Ir. H. Sarwidi, Ph. D.,
merupakan konsep dimana simpul balungan diperkuat dan di bawah pondasi
diberi pasir dengan ketebalan minimal 20cm. Konsep ini terbukti pada gempa di
Bantul pada tahun 2004, rumah dengan konsep Barrataga mengalami kerusakan
yang lebih sedikit dibanding rumah lain. Namun, hal yang menjadi kelemahan
konsep ini adalah biaya konstruksi menjadi lebih mahal 10-15%.

Selain itu, terdapat juga konsep Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha)
yang menerapkan sistem knock down (bongkar pasang) dan telah diuji coba
terhadap resiko gempa sampai zona 6. Namun, lagi-lagi masih terdapat
kekurangan dari solusi ini, yaitu penerapan yang hanya terbatas pada konstruksi
2 lantai saja.

Anda mungkin juga menyukai